Anda di halaman 1dari 5

Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten,
Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km sebelah tenggara Serang, ibu kota
Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan berbatasan dengan :

 Kota Tangerang di sebelah utara


 Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) di sebelah selatan
 Kabupaten Tangerang di sebelah barat
 Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur,

Dari segi jumlah penduduk, Tangerang Selatan merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Banten
setelah Kota Tangerang serta terbesar kelima di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta, Bekasi, Tangerang,
dan Depok. Wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang.
(Sumber : Wikipedia. Diakses pada tanggal 10 April 2018).

Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah 147,19 km2 dengan wilayah terluas adalah
Kecamatan Pondok Aren yaitu 2.988 ha, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil yaitu Setu dengan
luas 1.480 ha. Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di stasiun BMKG wilayah II Ciputat, yaitu berupa
data temperature, suhu udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata
kecepatan angin. Suhu udara rata-rata di Kota Tangerang Selatan selama tahun 2015 yaitu 27,94˚C, dengan
suhu tertinggi terjadi di bulan Oktober 2015 yaitu 37,4˚C dan suhu terendah terjadi di bulan Agustus 2015
yaitu 21,0˚C. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2015 yaitu 77% dan intensitas matahari sekitar 62,3%
dengan kecepatan angin rata-rata yaitu 4,14 knot atau 2,13 m/s. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan Januari yaitu 361 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 122 mm. Hari hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 23 hari. (Sumber : Statistik Daerah Kota Tangerang Selatan
2016)

Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah penduduk sebesar 1.542.209 jiwa pada tahun 2015
dengan kepadatan penduduk sebesar 10.484 jiwa per km2, artinya bahwa di Kota Tangerang Selatan setiap
1 km2 rata-rata dihuni oleh 10.143 orang penduduk. Laju pertumbuhan penduduk kota Tangerang Selatan
pada tahun 2015 sebesar 3,64% dibanding tahun sebelumnya atau bertambah sebesar 50.210 jiwa dalam
satu tahun. Dari jumlah penduduk tersebut jika dibagi berdasarkan gender, jumlah penduduk laki-laki yaitu
777.714 jiwa sedangkan penduduk perempuan yaitu 765.496 jiwa. (Sumber : Statistik Daerah Kota
Tangerang Selatan 2016)

Dian Aprilia | 122.14.000.28


Kota Tangerang Selatan memiliki motto yang terdapat pada lambang daerah kota Tangerang
Selatan. Motto tersebut berbunyi “Cerdas, Modern, Religius” mengandung makna bahwa cita-cita dan
harapan untuk mewujudkan masyarakat kota Tangerang Selatan yang :

 Cerdas dalam arti memiliki ilmu pengetahuan yang luas, berketerampilan baik, disertai perilaku
positif.
 Modern dalam arti memiliki peradaban yang dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Religius dalam arti bahwa kecerdasan dan kemajuan peradaban senantiasa dibingkai oleh nilai-
nilai agama yang dianut masyarakat secara utuh dan benar.
(Sumber : Tangerang dalam Angka 2017)
Sebagai kota yang memiliki motto salah satunya yaitu ‘Religius’ yang berarti bahwa kecerdasan
dan kemajuan peradaban senantiasa dibingkai oleh nilai-nilai agama untuk kepentingan masyarakat kota
Tangerang Selatan ke depannya maka tentunya perlu diperhatikan mengenai pendidikan agama masyarakat
kota Tangerang Selatan. Bila dilihat dari jumlah penduduk kota Tangerang Selatan berdasarkan agama pada
tahun 2016 yaitu :

 Islam : 1.117.179 jiwa dengan persentase 88,87%


 Kristen : 77.232 jiwa dengan persentase 6,14%
 Katolik : 46.150 jiwa dengan persentase 3,67%
 Hindu : 3.180 jiwa dengan persentase 0,25%
 Buddha : 12.890 jiwa dengan persentase 1,03%
 Konghucu : 451 jiwa dengan persentase 0,04%
 Penganut Kepercayaan : 11 jiwa dengan persentase 0,00%
Berdasarkan data diatas, mayoritas penduduk kota Tangerang Selatan memeluk agama Islam.
Karena mayoritas penduduk kota Tangerang Selatan memeluk agama Islam, maka pendidikan agama Islam
perlu ditekankan pada penduduk kota Tangerang Selatan demi terwujudnya motto dari kota Tangerang
Selatan.
Dilihat dari segi pendidikan, kota Tangerang Selatan memiliki sarana dalam bidang pendidikan dari
tingkat TK/RA sampai dengan tingkat SMA/MA. Namun jumlah sarana pendidikan yang berbasis agama
dari tingkat RA sampai MA hanya sedikit. Untuk tingkat RA yang setara dengan TK hanya berjumlah 8%,
untuk tingkat MI yang setara dengan SD hanya berjumlah 6%, untuk tingkat MTs yang setara dengan SMP
hanya berjumlah 3%, sedangkan yang lebih parah yaitu tingkat MA yang setara dengan tingkat SMA hanya
berjumlah 1%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut :

Dian Aprilia | 122.14.000.28


Untuk lebih jelasnya jika dibandingkan dengan sarana Pendidikan yang berbasis umum, untuk
tingkat TK berjumlah 421 sekolah sedangkan RA hanya memiliki 92 sekolah. Untuk tingkat SD berjumlah
347 (Negeri dan Swasta) sedangkan MI berjumlah 80 (Negeri dan Swasta). Untuk tingkat SMP berjumlah
149 (Negeri dan Swasta) sedangkan MTs berjumlah 41 (Negeri dan Swasta). Untuk tingkat SMA berjumlah
58 (Negeri dan Swasta) sedangkan MA berjumlah 16 (Negeri dan Swasta).
Sementara sarana Pendidikan Agama Islam yang lebih spesifik seperti Pondok Pesantren, kota
Tangerang Selatan hanya memiliki 24 Pondok Pesantren yang tersebar di 4 kecamatan dari 7 kecamatan
yang terdapat di Kota Tangerang Selatan.

Kesimpulan :
Dari data yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data-data yang
didapatkan mengenai tujuan kota Tangerang Selatan, analisa penduduk dan jumlah sarana pendidikan yang
berbasis keagamaan dalam hal ini agama Islam karena mayoritas penduduk Kota Tangerang Selatan
memeluk agama Islam, dari jumlah sarana tersebut dinyatakan kurang apabila dibandingkan dengan
banyaknya jumlah sarana pendidikan umum dan karena ‘Religius’ menjadi modal penduduk kota
Tangerang Selatan maka dibutuhkannya pengembangan sarana pendidikan agama yang lebih banyak
terutama sarana pendidikan agama Islam.

Dian Aprilia | 122.14.000.28


Perkembangan Kota Tangerang Selatan

Dalam Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan No. 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tangerang Selatan, pasal 8 disebutkan bahwa ‘Penataan Ruang Kota Tangerang Selatan
bertujuan untuk mewujudkan Kota Tangerang Selatan sebagai pusat pelayanan pendidikan, perumahan,
perdagangan dan jasa, berskala regional dan nasional yang mandiri, aman, nyaman, asri, produktif, berdaya
saing, dan berkelanjutan serta berkeadilan dalam mendukung Kota Tangerang Selatan sebagai bagian dari
Kawasan Strategis Nasional Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur
(Jabodetabekpunjur)’. Pasal tersebut menyebutkan bahwa karena Kota Tangerang Selatan merupakan
bagian dari Kawasan Strategis Nasional Jabodetabekpunjur, maka penataan ruang Kota Tangerang Selatan
sendiri pada intinya harus berkelanjutan untuk bersaing dengan kota-kota lain yang berada di Kawasan
Strategis Nasional.

Didalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan ini banyak dibahas mengenai
pengembangan kota yang berkelanjutan yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yaitu :

1. Peningkatan aksesibilitas pusat pelayanan kota yang terintegrasi dan berhirarki sebagai pusat
pelayanan pendidikan, perumahan, perdagangan dan jasa berskala regional dan nasional.
2. Pengembangan dan peningkatan sarana prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang
terpadu dan terkendali.
3. Pengembangan dan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem infrastruktur kota,
prasarana dan sarana perkotaan secara terpadu, merata dan berkelanjutan dengan mengutamakan
kelestarian lingkungan hidup.

Untuk sarana transportasi publik, Kota Tangerang Selatan mengembangkan sistem Transit Oriented
Development (TOD) meliputi pembangunan dan pengembangan terminal/stasiun antar moda pada pusat-
pusat kegiatan, stasiun angkatan jalan rel, shelter angkutan massaal jalan raya dan terminal angkutan umum
jalan raya yang terintegrasi dengan pengembangan lahan di sekitarnya. Dalam RTRW kota Tangerang
Selatan juga tercantum pengembangan jalur kereta api yang lebih banyak, seperti untuk jalur Sepong-
Merak, Serpong-Serang serta pengembangan jalur kereta api monorel/Sky Train Puspiptek-Bandara
Soekarno Hatta.

Dalam penyediaan sumber energi, kota Tangerang Selatan juga menerapkan untuk menggunakan
sumber energi alternatif yang berwawasan lingkungan terutama untuk bangunan denga kebutuhan energi
listrik yang besar, memanfaatkan tenaga surya dan angin. Sementara itu, di Kota Tangerang sudah
memanfaatkan sumber energi baru biogas yang terdapat di Kecamatan Setu dan Kecamatan Serpong.

Dian Aprilia | 122.14.000.28


Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan dalam Bab VI dibahas mengenai
arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang program utamanya terdiri dari :

a. Indikasi program utama perwujudan struktur ruang


b. Indikasi program utama perwujudan pola ruang, dan
c. Indikasi program utama perwujudan kawasan strategis kota.
Pelaksanaan perwujudan program utama ini dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap yaitu tahap
pertama pada periode tahun 2011, tahap kedua pada periode tahun 2016, tahap ketiga pada periode tahun
2021 dan tahap keempat pada periode tahun 2026.
Untuk perwujudan struktur ruang dilaksanakan pengembangan-pengembangan pada sistem pusat
pelayanan kota dan infrastruktur serta perwujudan sistem jaringan prasarana perkotaan yang meliputi sistem
pelayanan pusat, jaringan transportasi, jaringan energi/kelistrikan, jaringan telekomunikasi, jaringan
sumber daya air, penyediaan air minum, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah, jaringan drainase,
dan sistem proteksi kebakaran.
Untuk perwujudan pola ruang bertujuan untuk mewujudkan kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Kawasan lindung terdiri atas perlindungan setempat sedangkan kawasan budidaya terdiri atas
kawasan peruntukan perumahan. Pengembangan yang dilakukan pada perwujudan pola ruang ini yaitu
seperti pengendalian dan pengembangan sungai, pengelolaan cagar budaya., pembangan kawasan
perdagangan dan jasa, pengembangan kawasan industri kecil, menengah, besar, dll. Untuk perwujudan
kawasan strategis kota, pengembangan dilihat dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi seperti
pengembangan dan pembangunan fasilitas kawasan pusat pelayanan kota, kawasan peruntukan
perdagangan dan jasa, kawasan situ, promenade sepanjang sungai & kali yang melewati kota Tangerang
Selatan dan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kesimpulan :
Dari penjelasan diatas, dijelaskan secara teknis pengembangan-pengembangan yang tercantum
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan. Dari pengembangan-pengembangan tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengembangan-pengembangan yang direncanakan di Kota Tangerang Selatan
mengarah ke perkembangan yang berkelanjutan. Pengembangan berkelanjutan yang dimaksud merupakan
pengembangan yang menyeimbangkan antara perkembangan kota dengan perkembangan lingkungan
supaya sistem dalam suatu kota tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama dan memberikan dampak
yang baik bagi lingkungan sekitar.

Dian Aprilia | 122.14.000.28

Anda mungkin juga menyukai