Anda di halaman 1dari 14

A.

Pendahuluan
1. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat reaksi-reaksi kimia
dengan kecepatan yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat
seperti petasan yang meledak, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat
seperti pengkaratan besi. Dalam ilmu kimia banyak perubahan-perubahan yang
terjadi dalam suatu reaksi yang selanjutnya ditelaah dengan ilmu-ilmu yang
mengkaji lebih lanjut dan spesifik mengenai perubahan tersebut. Misalnya
termodinamika yang membahas tentang arah reaksi kespontanan. Tetapi dengan
termodinamika hanya dibahas mengenai perubahan energi dalam suatu reaksi
sehingga waktu dan kecepatan atau laju suatu reaksi tidak diketahui.
Kinetika reaksi menggambarkan suatu studi secara kuantitatif tentang
perubahan – perubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi
di tentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan
reaktan. Tetapan kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan
hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan.
Informasi kinetika di gunakan untuk meramalkan secara rinci mekanisme
suatu reaksi yaitu langkah-langkah yang di tempuh pereaksi untuk menetukan
hasil reaksi tertentu sesuai yang diinginkan. Disamping itu kinetika juga
memberikan informasi untuk mengendalikan laju reaksi. Informasi semacam itu
sangat berguna bagi para ahli sintesis senyawa kimia, sehingga hasil sintesanya
memuaskan
Kinetika reaksi juga berperan dalam menentukan reaksi zat yang ada dalam
obat, bukan hanya itu kinetika reaksi juga berperan dalam penentuan waktu
kadaluarsa obat, hal ini tentunya sangat diperlukan oleh mahasiswa farmasi.
Berdasarkan hal tersebut di lakukanlah percobaan kinetika reaksi kimia degan
tujuan untuk mempelajari kinetika suatu reaksi dan menentukan waktu kadaluarsa
obat.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu bagaimana mempelajari kinetika
suatu reaksi kimia, dan menentukan waktu kadaluwarsa obat.?
3. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari kinetika suatu reaksi kimia,
dan menentukan waktu kadaluwarsa obat.
4. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini yaitu mahasiswa dapat mempelajari kinetika
suatu reaksi kimia, dan menentukan waktu kadaluwarsa obat.
B. Tinjauan pustaka

Kinetika kimia merupakan kajian yang rumit, dan penguasaan kita


mengenai kinetika kimia belum lengkap seperti thermodinamika. Masih banyak
reaksi tetatapan kesetimbangan telah diketahui dengan cermat, tetapi perician
lintasan reaksinya masih belum dipahami. Ini terutama berlaku pada reaksi yang
melibatkan banyak unsur reaktan dalam membentuk produknya (oxtoby,2001).

Kinetika reaksi terjadi ketika berlangsungnya reaksi kimia dan energi yang
berhubungan dengan proses tersebut serta mekanisme berlangsungnya reaksi.
Mekaisme reaksi adalah seragkaian tahap demi tahap yang terjadi berturut- turut
selama proses perubahan reaktan menjadi produk, atau urutan langkah - langkah
reaksi menuju tersusunnya reaksi total (Rahmadyo dkk, 2017).

Laju reaksi adalah menyatakan banyaknya reaksi kimia yang


berlangsung persatuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut
dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi ( Purnami, 2015).

Hukum laju reaksi, pengukuran laju secara percobaan menghasilkan hukum


laju untuk reaksi yang menyatakan laju dan konstanta laju dan konsetrasi reaktan.
Ketergantungan laju pada kosentrasi menghasilkan orde reaksi. Suatu reaksi dapat
dinyatakan berorde nol jika laju tidak bergantung pada kosentrasi atau berorde
pertama jika lajunya bergantung pada keonsentrasi reaktan dipangkatkan satu.
Orde yang lebih tinggi dan oerde pecahan juga dikenal. Satu ciri penting dari laju
reaksi ialah waktu yang di perlukan untuk menurunkan konsentrasi suatu reaktan
menjadi setengah dari konsentrasi awalnya , disebut pula waktu paruh. Untuk orde
awal waktu paru tidak bergantung pada konsentrasi awal.( Chang, 2014).

Asetosal yang sering dikenal sebagai aspirin digunakan oleh masyarakat


luas sebagai analgesik atau penahan rasa sakit atau nyeri minor, antipiterik (
penurun demam) dan anti-inflamasi (peradagan). Penggunaan aspirin dalam dosis
tinggi dapat menyebabkan beberapa indikasi dan dampak negatif seperti iritasi
lambung, pendarahan, perforasi, atau kebocoran lambung serta menghambat
aktivitas trombosit (Kuntari dkk, 2017).
Terapi aspirin dosis rendah banyak direkomendasikan untuk mencegah
penyakit kardiovaskular(CVD) Individu yang berisiko tinggi terkena CVD dapat
mengkonsumsi aspirin dosis rendah seumur hidup. Namun, itu Masih belum pasti
apakah pengobatan jangka panjang aman berkenaan dengan fungsi ginjal karena
aspirin termasuk dalam golongan penghambat siklooksigenase. Penghambatan
siklooksigenase menurunkan produksi prostaglandin di ginjal, dan mengurangi
aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerular. Pada pasien dengan fungsi ginjal
berkurang, hal ini dapat menyebabkan retensi air, hipertensi dan, dalam beberapa
kasus, terhadap gagal ginjal. Studi klinis sebelumnya telah menghasilkan
hasil yang bertentangan tentang aspirin dan resiko penyakit ginjal kronis (CKD)
atau stadium akhir penyakit ginjal (ESRD). Ada sedikit sekali penelitian tentang
hubungan antara aspirin dan CKD pada penderita diabetes(Ramkumar,2017).

Resolusi peradangan adalah sebuah proses yang sedang berlangsung


dikoordinasikan oleh para mediator berasal dari asam Aarchidonic,
Asam ekopentaheksanoat dan dokosaheksanoat AC id. Ini termasuk Lipoxins,
Resolvins,Lipox-in adalah inflamasi eikosanoid disintesis teraksi LXs dan Epi
LXs juga menghambat tindakan Lipoksin telah ditunjukkan sebagai mediator
inflamasi padam manusia Pada dosis tinggi (300 kali sehari) aspirin berfungsi
untuk menghalangi PG dan TX mensintesis aktivitas COX mengakibatkan
penghambatan pro primer peradangan, piritis dan nyeri induciei cosanoidsini
(okada,2016).
C. Metode kerja
1. Alat dan bahan
a. Alat

Alat alat yang digunnaka dalam percobaan ini yaitu,batang pengaduk, gelas
kimia 100 ml, gelas ukur 100 ml, penanngga air, labu ukur, tabung reaksi,
timbangan analitik, dan spektrofotometer.

b. Bahan
Bahan bahan yag diguakanan dalam percobaan ini yaitu, asetosal, alkohol, ferri
nitrat, dan asam nitrat.

2. Uraian bahan
a. Aquadest (Depkes RI 1979, hal 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Berat Molekul : 18,02
Rumus Molekul : H2O
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa,tidak
berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
b. Asetosal (Depkes RI 1979, hal 43)
Nama Resmi : ACIDUM ACETYLSALICYLICUM
Nama Lain :Asetosal, asam asetilsalisilat
Rumus Molekul :C9H8O4
Berat Molekul : 180,16
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau
atau hamper tidak berbau, rasa asam
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, (95%)P
larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Analgetikum, antipiretikum
Dosis Maksimum : Sekali 1 gram, sehari 8 gram (Depkes RI, 2007)
Indikasi :Nyeri, sakit kepala, nyeri-nyeri ringan lain yang berhubungan
dengan adanya inflamasi. Nyeri ringan sampai sedang asetelah
opersi, melahirkan, sakit gigi, dismenore.
Farmakologi :IAspirinibekerjaidenganimengasetilasi enzimIprostaglandin
Hzendoperoxidesintase (PGHS) dan menghambat kerja
enzim cox secara permanen.
Stabilitas : Stabil pada udara kering. Lembab, panas dan perubahan PH
dapat menghidrolisis aspirin. Aspirin stabil pada PH rendah (2-
3)
Kontra indikasi :iAlergi terhadap aspirin dan golongan salisilat
Efek samping :Iritasi lambung karena bersifat asam, nyeri pada ujung saraf,
sakit kepala, epilepsy, agitasi, perubahan mental, pusing,
demam, penurunan fungsi ginjal.
Mekanisme aksi : Asetilasi enzim PGHS

c. Asam Nitrat (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 78)


Nama Resmi : ACIDUM NITRAS
Nama Lain : Asam Nitrat
RM / BM : HNO3 / 63
Kelarutan :-
Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam

d. Ferri Nitrat (Farmakope Indonesia edisi IV, hal : 139)


Nama Resmi : FELLOROSI NITRAT
Nama Lain : Ferri Nitrat
RM / BM : Fe(NO3)3 / 242,00
Kelarutan :-
Pemerian : Serbuk putih keabu-abuan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi dan zat uji

e. Etanol (Farmakope Indonesia Edisi III : 65)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol ; Etanol
Rumus molekul : C2H6OH
Berat molekul : 46,068 g/mol
Rumus struktur : CH3 – CH2 – OH
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudahmenguap,
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,
mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform
P, dan dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi
3. Prosedur kerja

Asetosal
-Ditimbang 0,2 gram asetosal

-Dilarutkan dalam 15 ml alkohol

-Diencerkan dengan aquades 1 liter

-Dimasukkan masng masing 100 ml laruta dalam tabung

-Dipanaskan diatas penangas air pada suhu 40 c

-Diambil 4 tabung setiap 5 menit pertama

-Didinginkan dalam es, hingga tabung ke 5

-Ditiap tabung tambahkan 2 ml larutan ferri nitrat 1% dalam asam


nitrat

-Dikocok hingga homogen

-Dibaca separasi tiap larutan tersebut pada spektrofotometer.

Hasil pengamatan
D. Hasil dan pembahasan
1. Hasil pengamatan

Tabel hasil penngamatan

PEMANASAN 40 C / 55 C/ 70C
NO SAMPEL WAKTU SERAPAN ASETOSAL(X)

1 Asetosal 1 5 menit 525 1,385 A

2 Asetosal 2 10 menit 525 1,51 A

3 Asetosal 3 15 menit 525 1,399 A

4 Asetosal 4 20 menit 525 1,551 A

5 Asetosal 5 25 menit 525 1,549 A


2. Pembahasan
Kinetika reaksi adalah suatu cabang ilmu kimia yang bertujuan untuk
mempelajari mekanisme reaksi yaitu bagaimana reaksi itu terjadi dan kecepatan
terjadinya reaksi kimia, yang menguji reaksi itu mengikuti tingkat atau orde ke
berapa yang kemudian diperoleh suatu harga konstanta reaksi kimia.Faktor –
faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah sebagai berikut adalah :
Waktu “Semakin lama waktu hidrolisa maka semakin besar konversi yang akan
diperoleh karena reaksi yang terjadi semakin mendekati sempurna.Di mana
kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan bila semakin lama waktu dan
sebaliknya jika waktu dipersingkat”.
Suhu “Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu
dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat
yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul”. Konsentrasi
Katalisator “Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi
dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat
dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi.Penambahan konsentrasi
katalis akan menyebabkan reaksi bergeser ke arah produk”.
Pengadukan “Pengadukan dibutuhkan untuk memperbesar frekuensi
tumbukan antar partikel sehingga harga konstanta kecepatan reaksi akan semakin
besar pula yang memiliki energi sama. Dengan demikian lebih banyak molekul
yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi
menjadi lebih besar
Kadar Suspensi Partikel “Banyak atau sedikitnya kadar suspensi dari suatu
partikel yang akan direaksikan akan mempengaruhi hasil yang diinginkan.
Perbandingan antara kadar suspensi dengan pelarut relatif tinggi menyebabkan
keseimbangan reaksinya akan bergeser ke kanan dan juga sebaliknya. Dengan
demikian akan mempengaruhi kecepatan reaksi.
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri .
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi
pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.Katalis
dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis
heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
denganpereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen
berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen
yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi
(atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi
lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara
produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk
akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya.
Para pembuat obat harus diketahui waktu paro obat. Waktu paro suatu obat
dapat memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu gambaran kecepatan terurainya
obat atau kecepatan degradasi kimiawinya. Panas, asam-asam, alkali-alkali,
oksigen, cahaya, dan factor-faktor lain dapat menyebabkan rusaknya obat.
Mekanisme degradasi dapat disebabkan oleh pecahnya suatu ikatan,
pergantian spesies atau perpindahan atom-atom dan ion-ion jika dua molekul
bertabrakan dalam tabung reaksi.Untuk menentukan kecepatan dekomposisi suatu
zat/obat, digunakan metode elevated, terurainya zat/obat tersebut dipercepat
dengan memanaskannya pada temperatur yang lebih tinggi. Log k versus 1/T
dinyatakan dalam grafik dengan menentukan persamaan garis regresi linear akan
didapatkan harga k pada temperatur kamar untuk menentukan waktu kadaluwarsa
obat. Metode ini dikenal sebagai studi stabilitas dipercepat.
Percobaan dilakukan dengan mengguakan astosal atau bisa disebut dengan
aspirin, zat ini sering sekali ditemui dalam kehidupan sehari hari umunya
digunakan oleh masyarakat luas sebagai analgesik atau penahan rasa sakit atau
nyeri minor, antipiterik ( penurun demam) dan anti-inflamasi (peradagan).
Selain itu terapi aspirin dosis rendah banyak direkomendasikan untuk
mencegah penyakit kardiovaskular(CVD) Individu yang berisiko tinggi terkena
CVD dapat mengkonsumsi aspirin dosis rendah seumur hidup. Namun aspirin
dalam penggunaan dalam dosis besar dapat menyebabkan beberapa indikasi dan
dampak negatif seperti iritasi lambung, pendarahan, perforasi, atau kebocoran
lambung serta menghambat aktivitas trombosit. Dan juga pada pasien dengan
fungsi ginjal berkurang, hal ini dapat menyebabkan retensi air, hipertensi dan
dalam beberapa kasus, terhadap gagal ginjal.
Percobaan dilakukan dengan cara menimbang asetosal untuk mendapatkan
hasil yang akurat dengan menggunakan timbangan analitik, dilarutkan dalam
alkohol, hal ini bertujuan agar lebih mudah proses mengamati dengan
spektroformeter. Digunakan alkohol sebagai pelarut karena asetosal mudah larut
dalam alkohol dan tidak larut dalam air dalam artian asetosal bersifat non polar.
Diencerkan dengan aquades sampai satu liter, hal ini berfugsi agar konsentrasi
kepekatan asetosal berkurang dan lebih mudah diamati dalam spektrofotometer,
karena spektrofotometer merupaka alat yang megukur dalam konsentrasi
kepekatan yang rendah.
Dimasukkan masing masing 100 ml dalam 5 buah tabung sebagai
pembanding dari hasil pengamatan. Dipanaskan diatas penangas air pada suhu 40
derajat , diambil 1 tabung di setiap 5 menit pertama. Didinginkan dalam es ,
ditambahkan 2 ml larutan ferri nitrat, dihomogenkan, dan diamati pada
spektrofometer untuk mengetahi tingkat absorbansinya.
Manfaat dalam bidang farmasi sangat banyak terutama dalam proses
pembuatan sediaan, yang tentunya diperlukan pengetahuan untuk mengukur
kecepatan dan ketepatan reaksi dalam suatu sediaan agar sediaan tersebut dapat
digunakan dalam masyarakat laus,bukan hanya itu mempelajari kinetika reaksi
berarti mempelajari cara menentukan waktu kadaluarsa obat dan hal ini sangat
penting dalam dunia farmasi.
E. Kesimpulan
Kinetika reaksi kimia sangat penting di pelajari dalam kehidupan. Kinetika
reaksi kimia adalah cabang ilmu kimia yang bertujuan untuk mempelajari
mekanisme reaksi yaitu bagaimana reaksi itu terjadi dan kecepatan terjadinya
reaksi kimia, yang menguji reaksi itu mengikuti tingkat atau orde ke berapa yang
kemudian diperoleh suatu harga konstanta reaksi kimia. Kinetika reaksi kimia
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, konsentrasi katalis, pengadukan dan
kadar suspesi partikel. Kinetika suatu reaksi kimia dapat diukur dengan laju
reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, P, 2014, Pengantar Kimia, Erlangga : Jakarta.
Kristiano, Hana, 2017, “Sintesis Karbo Aktif Meggunakan Aktivasi Kimia
ZnCl2”, Jurnal Integrasi Proses, Vol 6 (3).
Kuntari dkk, 2017, “Verifikasi Metoode Penentuan Asetosal dalam Obat Sakit
Kepala dengan Metode Spektrofotometer UV”, Jurnal Sains dan
Teknologi, Vol 6 (1).
Okada, S, dkk, 2016, “Is Long-Term Low-Dose Aspirin Therapy Associated With
Renal Dysfunctio In Patients with Type 2 Diabetes ? JPAD2 Cohort
Study”, Cross Mark,Vol 1.
Oxtoby, M, 2001, Kimia Edisi III, EGC: Jakarta.
Purnami,dkk, “Pengaruh Katalis Terhadap Laju dan Efesiensi Pembentukan
Hidrogen”, Jurnal Rekayasa Mesin, Vol 6 (1).
Ramkumar, J dan Nidhi S, 2017, “Low Dose Aspirin and Omega 3 Fatty Acids in
the Pro Resolving Pathway Of Cardiovascular Disordes”, Cardiology and
Angiologi, Vol 6 (4).

Anda mungkin juga menyukai

  • No 2
    No 2
    Dokumen1 halaman
    No 2
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • No 1
    No 1
    Dokumen1 halaman
    No 1
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Cus
    Cus
    Dokumen1 halaman
    Cus
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • 1S
    1S
    Dokumen2 halaman
    1S
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • S10
    S10
    Dokumen1 halaman
    S10
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Dimensi Pengetahuan
    Dimensi Pengetahuan
    Dokumen1 halaman
    Dimensi Pengetahuan
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • No 1
    No 1
    Dokumen1 halaman
    No 1
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Wekkk
    Wekkk
    Dokumen1 halaman
    Wekkk
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Diam
    Diam
    Dokumen1 halaman
    Diam
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • AKURAT
    AKURAT
    Dokumen1 halaman
    AKURAT
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Analisis Video Pembelajaran Matematika Dengan Kontekstual SMPN 1 Jetis Ponorogo
    Analisis Video Pembelajaran Matematika Dengan Kontekstual SMPN 1 Jetis Ponorogo
    Dokumen2 halaman
    Analisis Video Pembelajaran Matematika Dengan Kontekstual SMPN 1 Jetis Ponorogo
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Isi Observasi
    Isi Observasi
    Dokumen1 halaman
    Isi Observasi
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Belum Seikit
    Belum Seikit
    Dokumen1 halaman
    Belum Seikit
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Ehem
    Ehem
    Dokumen6 halaman
    Ehem
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Ini Mantap
    Ini Mantap
    Dokumen1 halaman
    Ini Mantap
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Isi Observasi
    Isi Observasi
    Dokumen41 halaman
    Isi Observasi
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Rindu Kali
    Rindu Kali
    Dokumen1 halaman
    Rindu Kali
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Halaman
    Halaman
    Dokumen1 halaman
    Halaman
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Tuska Mul Ainun Anniyah
    Tuska Mul Ainun Anniyah
    Dokumen1 halaman
    Tuska Mul Ainun Anniyah
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Ehem
    Ehem
    Dokumen1 halaman
    Ehem
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • You Want
    You Want
    Dokumen1 halaman
    You Want
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Ehem
    Ehem
    Dokumen1 halaman
    Ehem
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Budaya Lokal
    Budaya Lokal
    Dokumen1 halaman
    Budaya Lokal
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • BAROKAH
    BAROKAH
    Dokumen1 halaman
    BAROKAH
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Anggi Ayu Sukma
    Anggi Ayu Sukma
    Dokumen1 halaman
    Anggi Ayu Sukma
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu Difteri
    Apa Itu Difteri
    Dokumen2 halaman
    Apa Itu Difteri
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Suda Lah
    Suda Lah
    Dokumen1 halaman
    Suda Lah
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Tulisan Harian Bahasa Indonesia
    Tulisan Harian Bahasa Indonesia
    Dokumen2 halaman
    Tulisan Harian Bahasa Indonesia
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Rechtsstaat. Rule of Law, Di Amerika Serikat Diucapkan Sebagai Government of Law, Ut Not Man
    Rechtsstaat. Rule of Law, Di Amerika Serikat Diucapkan Sebagai Government of Law, Ut Not Man
    Dokumen1 halaman
    Rechtsstaat. Rule of Law, Di Amerika Serikat Diucapkan Sebagai Government of Law, Ut Not Man
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat