Anda di halaman 1dari 17

SENAM SEHAT LANSIA (SESELA) SEBAGAI UPAYA MENCEGAH DAN

MENGATASI HIPERTENSI

Disusun Oleh :

Meida Hayati ( EFT10170076)

POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN


BANJARMASIN
2018
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Senam Sehat Lansia (Sesela) Sebagai Upaya


Mencegah Dan Mengatasi Hipertensi
2. Nama Penulis : Meida Hayati

3. Nim : EFT10170076

Banjarmasin, Maret 2018


Dosen Pembimbing Penulis

Nafi’ah, S.Fis, M.Biomed Meida Hayati


NIK 1120815021 NIM EFT10170076

Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan


Politeknik Unggulan Kalimantan

H. Rusdiansyah, SH., MH., MMKes


NIP/NIK 2100115001

ii
RINGKASAN

Karena banyaknya permasalahan yang sering terjadi pada lansia, salah satunya
lansia cenderung mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh penurunan
fungsi tubuh akibat proses penuaan dan rentan mengalami kendala yaitu terserang
penyakit hipertensi.
Dan disini kita melakukan aktifitas fisik berupa senam lansia merupakan upaya
pencegahan primer yang bisa dilakukan oleh lansia hipertensi. Adanya hipertensi tentu
mempengaruhi kemampuan adaptasi fungsi jantung dan vaskuler terhadap peningkatan
tekanan darah. Hal ini dapat berpengaruh pada nilai tekanan darah setelah latihan fisik
(senam).
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh lansia dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga yang menimbulkan perbaikan pada berbagai sistem, terutama sistem
kardiovaskuler yang tentunya akan berdampak baik untuk mencegah dan mengatasi
hipertensi. Senam sehat lansia menjadi aktivitas olahraga ringan yang bermanfaat
dalam menanggulangi permasalahan pada gerak tubuh hingga hipertensi pada lansia.
Penanggulangan hipertensi yang teratur perlu dilakukan agar tidak terjadi komplikasi
lebih lanjut.Senam lansia menimbulkan terjadinya gerakan semua sendi dan otot tubuh
menggunakan latihan isotonik atau dinamik, mengangkat tangan disertai tarikan nafas
dan menurunkan tangan juga disertai membuang nafas secara perlahan.
Modifikasi senam sehat lansia yang dikhususkan untuk mencegah hipertensi
dengan cara menggerakkan sendi dan otot diharapkan berpengaruh terhadap sistem
kardiovaskuler dalam mengontrol peredaran darah. Modifikasi senam sehat lansia yang
dikhususkan untuk mencegah hipertensi terdiri dari pemanasan, inti, dan pendinginan.

iii
PRAKATA

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyeselaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kerabat dan pengikut beliau
sampai akhir zaman.
Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung saya dalam penyusunan makalah ini, terutama ibu Nafi’ah,
S.Fis, M.Biomed yang telah membimbing penulisan karya tulis ilmiah ini.

Karya tulis ilmiah yang berjudul “ Senam Sehat Lansia (Sesela) Sebagai Upaya
Mencegah Dan Mengatasi Hipertensi” ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengikuti Pemilihan Mahasiswa Berprestasi
(PILMAPRES) program diploma 2018. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dan menjadi ilmu tersendiri.

Banjarmasin, 20 Maret 2018

Meida Hayati

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PRAKATA ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Gagasan Kreatif ........................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 2
1.6 Metode Studi Pustaka.................................................................................. 2
BAB II TELAAH PUSTAKA ............................................................................... 3
2.1 Lanjut Usia .................................................................................................. 3
2.2 Hipertensi .................................................................................................... 3
2.3 Senam Lansia .............................................................................................. 5
2.4 Mekanisme Senam Lansia Mencegah dan Mengatasi Hipertensi ............... 5
BAB III ANALISIS DAN SINTESIS .................................................................. 7
3.1 Mengenai Rancangan dan Modifikasi Senam Sehat Lansia yang
dikhususkan untuk mencegah dan mengatasi hipertensi ............................. 7
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................... 10
4.1 Simpulan ................................................................................................... 10
4.2 Rekomendasi ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak permasalahan yang sering terjadi pada lansia. Lansia cenderung
mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh penurunan fungsi tubuh akibat
proses penuaan. Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Salah satu permasalahan yang
banyak ditemui pada lansia adalah hipertensi (Martono & Pranaka, 2009).
Hipertensi merupakan faktor resiko dari penyakit kardiovaskuler. Hipertensi
dapat meningkatkan lima kali resiko terkena penyakit jantung koroner. Kelompok
lansia merupakan kelompok umur yang rentan terkena hipertensi. Hasil Survey di
United State menunjukkan prevalensi hipertensi terus meningkat berdasarkan usia
yaitu 5% terjadi pada usia 20-39 tahun, 26% usia 40-59 tahun, dan 59,6% untuk usia
60 tahun ke atas (Aoki dkk, 2014). Adapun di Indonesia, berdasarkan survey riset
dasar kesehatan nasional (RISKESDAS) prevalensi hipertensi tahun 2013
meningkat sebesar 25,8%. Hipertensi diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian
atau sekitar 12,8% dari total kematian di dunia (Aoki dkk, 2014). Tingginya angka
kejadian hipertensi menuntut peran tenaga kesehatan untuk melakukan pencegahan
dan upaya promosi kesehatan untuk menghambat memburuknya hipertensi, salah
satunya melalui olahraga dengan melakukan senam lansia.
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh lansia dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga yang menimbulkan perbaikan pada berbagai sistem, terutama sistem
kardiovaskuler yang tentunya akan berdampak baik untuk mencegah dan mengatasi
hipertensi. (Setiawan, 2012). Namun, hingga saat ini belum ada senam lansia yang
dibuat khusus untuk mencegah dan mengatasi hipertensi, oleh karena itu penulis
memiliki ide untuk merancang dan memodifikasi senam lansia.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat
adalah apakah pemberian senam lansia efektif mencegah dan mengatasi
hipertensi?
1.3 Gagasan Kreatif
Gagasan Kreatif dalam karya tulis ini adalah membuat sarana sehat melalui
senam lansia sehat yang dirancang dan dimodifikasi secara khusus untuk mencegah
dan mengatasi hipertensi pada lansia yang dapat dilakukan oleh lansia dari berbagai
kalangan.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui efektifitas
pemberian senam lansia dalam mencegah dan mengatasi hipertensi.
1.5 Manfaat Penulisan
1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah referensi tentang manfaat pemberian senam lansia dalam
mencegah dan mengatasi hipertensi.
1.5.2 Bagi penulis
Melatih kretifitas penulis dalam menuangkan gagasan pemikiran tentang
suatu kajian atau topik dari ilmu-ilmu yang sudah dipelajari.
1.5.3 Bagi Pemerintah
Karya tulis ini menjadi masukan bagi pemerintah untuk menanggulangi
permasalahan hipertensi yang terjadi di Indonesia.
1.5.4 Bagi Masyarakat
Senam sehat lansia dapat diaplikasikan sebagai upaya dalam mencegah dan
mengatasi hipertensi yang aman untuk meningkatkan derajat kesehatan.
1.6 Metode Studi Pustaka
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan menggunakan metode berupa studi
pustaka yang didasarkan atas hasil studi terhadap berbagai literatur yang telah
teruji validitasnya serta relevan dengan kajian tulisan. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder yang bersumber dari buku, jurnal, maupun, artikel internet.

2
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Lanjut Usia


Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan (Soedirman,2014). Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang
dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia
60 tahun ke atas (Arisiya. 2013).
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan,
pencernaan, endokrin dan lain sebagainya (Fatmah, 2010)

2.2 Hipertensi
Hipertensi sebagai salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang disebut
sebagai the sillent killer. Hipertensi ditandai dengan nilai tekanan darah sistolik
>140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik >90 mmHg. WHO memperkirakan
bahwa pada tahun 2020, PTM akan meyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh
kesakitan di dunia.
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir
didalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia.
Kelancaran peredaran darah keseluruh tubuh sangat penting karena darah
berfungsi sebagai media pengangkut oksigen dan zat-zat lain yang diperlukan
dalam pertumbuhan sel-sel tubuh. Selain itu darah juga berguna mengangkut sisa
metabolisme yang tidak dibutuhkan lagi dari jaringan tubuh. Tekanan darah

3
dibedakan antara tekanan darah sitolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah
sistolik adalah tekanan pada waktu jantung berkontraksi sedangakan tekanan
diastolik adalah tekanan pada saat jantung mengendor kembali (Gunawan, 2001).
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
tekanan diastolik. Dengan nilai normal berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90
mmHg (Smeltzer dan Bare, 2001).
Seiring pertambahan usia akan terjadi penurunan elastisitas dari dinding
aorta. Pada lansia umumnya juga akan terjadi penurunan ukuran dari organ-organ
tubuh tetapi tidak pada jantung. Jantung pada lansia umumnya akan membesar.
Hal ini nantinya akan berhubungan kelainan padas istem kardiovaskuler yang kan
menyebabkan gangguan pada tekanan darah seperti hipertensi (Fatmah, 2010).
Berdasarkan Chobanian dkk (2004),hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah tekanan darah sitolik yang melebihi 140 mmHg dan/atau tekanan darah
diastolic yang lebih dari 90 mmHg. Dari tahun ketahun didapatkan peningkatan
prevalensi penderita hipertensi seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup,
jumlah populasi obesitas dankesadaran masyarakat akan penyakit ini(Mohani,
2014).
Penyebab terjadinya hipertensi,selain dikarenakan adanya faktor keturunan,
juga erat kaitannya dengan perilaku dan gaya hidup yang kompleks dari individu
bersangkutan. Faktor resiko perilaku tersebut antara lain perilaku makan tidak
sehat, kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, merokok
dan obesitas. Obesitas berhubungan dengan kadar kolesterol dan trigliserida yang
buruk oleh karena itu obesitas berkaitan erat dengan penyakit jantung dan tekanan
darah. (Pradono dkk, 2013; Center for Diseases Conrol and Prevention, 2014).
2.3 Senam Lansia
2.3.1. Secara Umum
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, olahraga ini
akan membantu tubuh agar tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung bekerja optimal, membantu menghilangkan radikal bebas dan
meningkatkan sistem imun. Senam ini dapat memacu kerja jantung-paru dengan

4
intensitas ringan-sedang yang bersifat menyeluruh menggunakan gerakan yang
melibatkan sebagian besar otot tubuh (Ira,2013)
2.3.2 Secara Khusus
Peningkatan tekanan darah pada lansia umumnya terjadi akibat
penurunan fungsi organ pada sistem kardiovaskular. Katup jantung menebal
dan menjadi kaku, serta terjadi penurunan elastisitas dari aorta dan arteri-
arteri besar lainnya. Perbaikan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler selanjutnya
akan menimbulkan efek dalam mencegah dan mengatasi hipertensi. (Ismayadi,
2004).

2.4 Mekanisme Senam Lansia Mencegah dan Mengatasi Hipertensi


Darmojo (2006) menjelaskan senam lansia menyebabkan terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah ke sel dan jaringan meningkat.
Selain itu, senam lansia akan merangsang lebih terkoordinasinya kerja saraf
simpatis dan parasimpatis yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah
lansia . Selama melakukan senam lansia terjadi kontraksi otot skletal (rangka)
yang akan menyebakan respons mekanik dan kimiawi. Respon mekanik pada
saat otot berkontraksi dan berelaksasi menyebabkan kerja katup vena menjadi
optimal sehingga darah yang balik ke ventrikel kanan menjadi meningkat (Ronny,
2009). Aliran balik jantung yang meningkat mempengaruhi peningkatan
regangan pada ventrikel kiri jantung sehingga curah jantung meningkat
sampai mencapai 4-5 kali dibandingkan curah jantung saat istirahat (Latief,
2002).
Adanya hipertensi tentu mempengaruhi kemampuan adaptasi fungsi jantung
dan vaskuler terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini dapat berpengaruh pada
nilai tekanan darah setelah latihan fisik (senam). Ini juga tergantung dari gaya
hidup lansia itu sendiri. Apabila lansia selalu membina hidup yang positif dan
diiringi dengan gaya hidup sehat maka tekanan darah akan terkontrol dengan baik
(Unila,2011)

5
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS

3.1 Senam Sehat Lansia untuk Mencegah dan Mengatasi Hipertensi


Upaya yang dapat dilakukan penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan
darah dapat dilakukan dengan dua jenis yaitu secara farmakologis dan non
farmakologis. Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan obat
anti hipertensi, sedangkan Terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan
berbagai upaya yaitu: mengatasi obesitas denagn menurunkan berat badan
berlebih, Pemberian kalium dalam bentuk makanan dengan konsumsi buah dan
sayur, mengurangi asupan garam dan lemak jenuh,berhenti merokok, mengurangi
konsumsi alkohol, menciptakan keadaan rileks dan latihan fisik (olahraga) secara
teratur (Widyanto & Triwibowo, 2013).
Jenis latihan fisik (olahraga) yang bisa dilakukan antara lain adalah senam
lansia. Senam lansia gerak yang teratur dan terarah serta terencana yang dalam
bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Aktifitas
olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih
tulang tetap kuat dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran
dalam tubuh (Widiantri dan Atikah ,2010).
Senam sehat lansia menjadi aktivitas olahraga ringan yang bermanfaat untuk
mengatasi permasalahan hipertensi pada lansia. Penanggulangan hipertensi yang
teratur perlu dilakukan agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Senam ini juga
menimbulkan terjadinya gerakan semua sendi dan otot tubuh seperti mengangkat
tangan disertai tarikan nafas dan menurunkan tangan juga disertai membuang
nafas secara perlahan agar merelaxasikan tubuh. Tujuan dari senam lansia antara
lain untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, koordinasi tubuh, memelihara
kesehatan selain itu senam lansia juga dapat menunda perubahan fisiologis yang
biasanya terjadi pada proses penuaan muskuloskletal, penurunan kekuatan dan
fleksibilitas, peningkatan kerentanan terhadap cidera, penurunan kelenturan
struktur sendi, serta melindungi lansia dari jatuh (Stanley & Beare, 2007).

6
Gerakan pada senam lansia melibatkan gerakan otot-otot dan sendi
ekstremitas superior dan inferior. Ekstremitas superior yang terlibat meliputi
kepala, leher, bahu, lengan serta jari. Adapun ekstremitas bawah yang terlibat
meliputi pinggang, paha, lutut, betis serta kaki mampu mengontrol serta
melancarkan peredaran darah lansia. Sehingga, modifikasi senam sehat lansia yang
dikhususkan untuk mencegah hipertensi dengan cara menggerakkan sendi dan otot
dapat berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler dalam mengontrol peredaran
darah. Modifikasi senam sehat lansia yang dikhususkan untuk mencegah
hipertensi terdiri dari pemanasan, inti, dan pendinginan. Senam dengan frekuensi
tiga kali seminggu terbukti melenturkan pembuluh darah(DepkesRI, 2007).
Beberapa contoh pergerakan dalam betuk gambar akan saya lampirkan.
Setelah langkah senam berikut, mengenai senam ini akan dipromosikan dan di
edukasi kepada masyarakat dalam penyuluhan sistem berisikan materi dan
demonstrasi senam sehat lansia untuk mencegah dan mengatasi hipertensi.
Selanjutnya, masyarakat akan diberikan gambar atau video senam yang akan
menjadi tuntunan masyarakat sehingga dapat memudahkan untuk melakukan
senam tersebut secara mandiri dan teratur.
Berikut langkah-langkah senam sehat lansia untuk mencegah dan mengatasi
hipertensi, yaitu:
1. Pemanasan:
a. Jalan ditempat (2x8).
b. Mengangkat kedua lengan ke atas dan meluruskan dan menurunkannya ke
samping sambil jalan ditempat (2x8).
c. Menundukan kepala sambil jalan di tempat dan meletakkan kedua tangan di
pinggang (2x8).
d. Kepala di bengkokkan ke samping kanan dan kiri sambil jalan di tempat dan
meletakkan kedua tangan di pinggang (2x8).
e. Mengangkat kedua bahu dan kaki rapat berjongkok sedikit (2x8).
f. Membuka kaki ke samping kanan dan mengangkat kedua bahu arah
kebelakang (2x8).

7
g. Mengangkat kedua tangan seperti mengangkat beban kaki dirapatkan dan
berjongkok sedikit (2x8).
h. Membuka kaki ke samping kanan dan mengangkat kedua bahu arah ke depan
(2x8).
i. Tangan diangkat dan diluruskan ke depan setelah itu dibengkokkan ke
samping dan lurus kembali kaki rapat dan dijongkokkan sedikit (1x8).
j. Kaki dibuka ke kanan dan bahu sebelah kanan lurus dan di putar (1x8).
k. Tangan diangkat dan diluruskan ke depan setelah itu dibengkokkan ke
samping dan lurus kembali kaki rapat dan dijongkokkan sedikit (1x8).
l. Kaki dibuka ke kiri dan bahu sebelah kiri lurus dan di putar (1x8).

2. Inti :
a. Maju kedepan 3 langkah kaki kanan diangkat pada waktu langkah ke 4 dan
menepuk kedua tangan dan Mundur ke belakang 3 langkah kaki kiri diangkat
pada waktu langkah ke 4 dan menepuk kedua tangan (2x8).
b. Mengangkat kedua tangan mengibaskan kedua jari dengan jalan ditempat
(1x8).
c. Melipat kedua tangan tangan kesamping disertai jalan ditempat (1x8).
d. Mengangkat tangan kanan ke depan dan tangan kiri ke samping dan
berlawanan dari tangan kiri ke depan tangan kanan ke samping beriringan
dengan kedua kaki kedepan dan tumit diangkat beringian berlawanan arah
tangan (1x8)
e. Maju kedepan 3 langkah kaki kanan diangkat pada waktu langkah ke 4 dan
menepuk kedua tangan dan Mundur ke belakang 3 langkah kaki kiri
diangkat pada waktu langkah ke 4 dan menepuk kedua tangan (1x8)

3. Pendinginan :
a. Kaki dibuka lebar tangan direntangkan ke kanan dan kekiri pinggang
digoyangkan searah tangan disilangkan kedepan kemudian dibuka kembali
lurus kebawah (1x8).

8
b. Kaki disilangkan kebelakang arah kanan dan tangan diangkat keatas searah
samping kanan di tahan 1-8 detik.
c. Kaki dibuka selebar pinggang kedua tangan saling mengeratkan dan ditahan
selama 1-8 detik dan tangan diluruskan kembali.
d. Kaki dibuka lebar tangan direntangkan ke kanan dan kekiri pinggang
digoyangkan searah tangan disilangkan kedepan kemudian dibuka kembali
lurus kebawah (1x8).
e. Kaki disilangkan kebelakang arah kiri dan tangan diangkat keatas searah
samping kiri di tahan 1-8 detik.
f. Kaki dibuka selebar pinggang kedua tangan saling mengeratkan dan ditahan
selama 1-8 detik dan tangan diluruskan kembali.
g. Kaki dibuka sejajar pinggang kedua tangan diangkat dan lurus kedepan
salah satu tangan diarahkan kesamping disertai badan mengikuti arah
samping dan satu tangan lurus kedepan dan kedua tangan kembali seperti
semula 1x8 (kanan dan kiri ).
h. Kaki dirapatkan dan berjongkok sedikit tangan menyiku keatas bahu
berlawanan tahan 8 detik.
i. Kaki dibuka sejajar pinggang kedua tangan diangkat dan lurus kedepan
salah satu tangan diarahkan kesamping disertai badan mengikuti arah
samping dan satu tangan lurus kedepan dan kedua tangan kembali seperti
semula 1x8 (kanan dan kiri).
j. Kaki dibuka sejajar pinggang tubuh kearah tangan membuka ditahan 8 detik
dan kembali menyiku dan berjongkok sedikit.
k. Kaki diayunkan maju dan ke belakang angkat tumit kedepan dan ke belakang
hitungan 1x8 dan ditahan 4 detik kedepan dan beakang.
l. Kaki lurus dan rapat relaksasi angkat tangan dari lurus kea rah samping lalu
keatas kepala menghadap arah kanan dan tangan lurus kembali (1x8).
m. Kaki lurus dan rapat relaksasi angkat tangan dari lurus kearah samping lalu
keatas kepala menghadap arah kiri kembali ke semula (1x8).

9
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Simpulan
Aktifitas fisik berupa senam lansia merupakan upaya pencegahan primer
yang bisa dilakukan oleh lansia hipertensi. Adanya hipertensi tentu mempengaruhi
kemampuan adaptasi fungsi jantung dan vaskuler terhadap peningkatan tekanan
darah. Hal ini dapat berpengaruh pada nilai tekanan darah setelah latihan fisik
(senam). Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya hidup lansia tersebut. Apabila lansia
selalu membina hidup yang positif dan selalu mengkonsumsi makanan tinggi serat
seperti misalnya buah-buahan atau sayuran, maka fluktuasi tekanan darah lansia
terkontrol. Sedangkan lansia yang tidak mengatur dietnya dengan baik maka
fluktuasi tekanan darahnya tidak akan terkontrol dengan baik.

4.2 Rekomendasi
Dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat melalui upaya pemberian senam sehat lansia yang dikhususkan untuk
mencegah dan megatasi hipertensi. Selain itu senam ini juga bermanfaat untuk
meningkatkan kebugaran pada lansia. Senam juga membantu aktifitas fisik pada
lansia, melatih kekuatan otot, meningkatkan kualitas, mencegah imobilitas.
kekakuan sendi , meringankan nyeri pada saat lansia beraktifitas. Senam ini juga
berpengaruh pada lancarnya sirkulasi pernafasan pada lansia.
Pelaksanaan senam lansia dapat memberikan kesegaran jasmani,
cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness dan senam ini bermanfaat untuk
perencanaan dan promosi perubahan perilaku, memfasilitasi akses pelayanan
sosial, memfasilitasi pelayanan medis, memfasilitasi kegiatan sebaya,
perencanaan dan perawatan kesehatan masa depan. Lansia mengetahui manfaat
senam lansia yaitu perubahan yang dirasakan tubuh menjadi lebih sehat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arisiya. 2013. Pengertian Lansia dan Batasan Lanjut. Diakses tanggal 13 Maret 2018
http://www.referensibebas.com/2016/03/pengertian-lansia-dan-batasan-
lanjut.html
Ardi. 2012. Masalah yang Sering Terjadi pada Lansia. Diakses tanggal 12 Maret 2018.
http://www.psychologymania.com/2012/08/masalah-yang-sering-terjadi-
pada-lansia.html
Bhyanti Putri. 2013. PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT
STRES. Diakses tanggal 11 Maret 2018.
Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Lanjut Usia, Edisi 3,
Jakarta: Bala Penerbit FKUI
Ismayadi. 2004. Proses Menua (Aging Proses) (online), Skripsi. Medan:
Program Studi Ilmu Keperawatan. Diakses tanggal 11 Maret 2018
Ira Suryani. 2013. Senam Lansia. Diakses tanggal 12 Maret 2018.
https://irasuryani5.wordpress.com/2013/10/07/senam-lansia-2/
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2,
Juli 2014 Diakses tanggal 10 Maret 2018
Latif, N, 2002. Sosialisasikan Senam Lansia, Available from:
http://www.epsikologi.com , (Cited 2013 Mar 16). Diakses tanggal 12
Maret 2018
Pengertian Ahli. 2014. Pengertian Lansia Menurut Para Ahli. Diakses tanggal 10 Maret
2018.http://www.pengertianahli.com/2014/02/pengertian-lansia-menurut-
para ahli.html. Diakses tanggal 11 Maret 2018
Ronny S. 2009. Senam Vitalisasi otak meningkatkan kognitif lansia.
Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 10 Maret 2018
Unila. 2011. Pengertian Lanjut Usia (Lansia) dan Gizi Lansia. Diakses tanggal 10
Maret 2018

11
LAMPIRAN

Gambar 1. Pemanasan

Gambar 2. Inti

Gambar 3. Pendinginan

12

Anda mungkin juga menyukai