Anda di halaman 1dari 17

BAB 11 AUDITING KECURANGAN

SKANDAL AKUNTANSI MENGGOYAHKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT


Profesi Akuntansi menghadapi gempuran. Sepanjang Musim panas yang terasa lama,
Koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi korporasi. Salah satu
perusahaan terbesar dan paling berpengaruh di Amerika serikat tertangkap basah
menggelembungkan laba serta aktiva dengan memanipulasi aturan-aturan akuntansi secara
terang-terangan. Ribuan investor dan karyawan menanggung akibatnya. Kongres diminta
mengadakan dengar pendapat untuk memeriksa dan memahami kecurangan itu, dan semua
orang bertanya, “Dimana para auditor? “ Profesi akuntansi mendapat tekanan politik yang
berat dari kalangan legislator yang menghendaki reformasi, dan publisitas negative yang
mengelilingi dugaan kegagalan audit memberi semua akuntan public citra yang sangat tidak
menguntungkan.
Kejadian adalah pada tahun 1938. Skandal akuntansi korporasi tersebut adalah
Mckesson Robbins, dan dapat dikatakan bahwa skandal ini menimbulkan dampak yang lebih
besar terhadap cara pelaksanaan audit ketimbang semua skandal sesudahnya, termasuk Enron
dan Worldcom.
Pada tahun 1924, Philip Musica, yang tidak lulus sekolah menengah atas dan pernah
dinyatakan bersalah melakukan penipuan dan dihukum penjara, menyebut dirinya sendiri
sebagai F Donald Coster dan menganugerahi dirinya sendiri gelar dokter.
Kecurangan klasik di Mckesson-Robbins mengilustrasikan bahwa kecurangan Laporan
Keuangan bukanlah hal yang baru. Sebagai buntut dari skandal itu, profesi auditing
menanggapi dengan menetapkan standar-standar tersebut mengharuskan dilakukannnya
konfirmasi piutang dan konfirmasi piutang dan observasi atau persediaan fisik, yang sekarang
merupakan prosedur stadar, ditambah pedoman mengenai tanggung jawab auditor untuk
mendeteksi kecurangan.

1. JENIS-JENIS KECURANGAN
Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan
yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain.
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji
laporan keuangan yang disengaja. Dua kategori yang utama adalah pelaporan keuangan yang
curang dan penyalahgunaan aktiva.
Pelaporan Keuangan yang Curang
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau
pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan itu.
Pengabaian jumlah kurang lazim dilakukan, tetapi perusahaan dapat saja melebihsajikan laba
dengan mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya.
Meskipun kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya
melebihsajikan laba, perusahaan juga mungkin sengaja merendahsajikan laba ketika laba itu
tinggi untuk membentuk cadangan laba atau “cookie jar reserve”. Praktik semacam ini
disebut income smoothing ( perataan laba) dan earnings manajement (pengaturan laba).
Pengaturan laba (earnings manajement) menyangkut tindakan manajemen yang disengaja
untuk memenuhi tujuan laba. Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu bentuk
pengaturan laba di mana pendapatan dan beban ditukar-tukar di antara periodeperiode untuk
mengurangi fluktuasi laba. Salah satu teknik untuk meratakan laba adalah dengan
mengurangi nilai persediaan dan aktiva lain perusahaan yang diperoleh pada saat akuisisi,
yang menghasilkan laba yang lebih tinggi ketika aktiva tersebut nanti dijual.
Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah kecurangan yang melibatkan
pencurian aktiva entitas. Pencurian aktiva perusahaan sering kali mengkhawatirkan
manajemen, tanpa memerhatikan materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai
kecil menggunung seiring dengan berjalannya waktu.
Menurut perkiraan Association of Certified Fraud Examiners, perusahaan rata-rata
kehilangan enam persen pendapatannya akibat kecurangan. Penyalahgunaan aktiva biasanya
dilakukan pada tingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun, dalam beberapa kasus
yang heboh, manajemen puncak terlibat dalam pencurian aktiva perusahaan.

2. KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN


Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan
penyalahgunaan aktiva diuraikan dalam SAS 99 (AU 316). Ketiga kondisi ini disebut sebagai
segitiga kecurangan (fraud triangle).
1. Insentif/Tekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau
tekanan untuk melakukan kecurangan.
2. Kesempatan. Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau
pegawai untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap/Rasionalisasi. Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang
membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur.

Faktor Risiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang


Salah satu pertimbangan penting yang dilakukan auditor dalam mengungkap
kecurangan adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko kecurangan.
Dalam segitiga kecurangan, pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva
terbagi tiga kondisi yang sama, tetapi faktor-faktor risikonya berbeda.

SegitigaKecurangan

Insentif /Tekanan

Kesempatan Sikap/ Rasionalisasi

Insentif/Tekanan. Insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan


keuangan adalah menurunnya prospek keuangan perusahaan. Perusahaan juga mungkin
memanipulasi laba untuk memenuhi prakiraan atau tolak ukur para analis seperti laba tahun
sebelumnya. Dalam beberapa kasus, manajemen akan memanipulasi laba hanya demi
menjaga reputasi mereka.

Kesempatan. Meskipun laporan keuangan semua perusahaan mungkin saja menjadi


sasaran manipulasi, risiko bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang
melibatkan pertimbangan dan estimasi yang signifikan jauh lebih besar. Perputaran personil
akuntansi atau kelemahan lain dalam proses akuntansi dapat menciptakan kesempatan
terjadinya salah saji.
Sikap/Rasionalisasi. Sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan
merupakan faktor risiko yang sangat penting dalam menilai kemungkinan laporan keuangan
yang curang. Karakter manajemen atau serangkaian nilai-nilai etis juga mungkin
mempermudah analis merasionalisasi tindakan yang curang.

3. MENILAI RISIKO KECURANGAN


SAS 99 memberikan pedoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan. Auditor
harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional ketika mempertimbangkan
serangkaian informasi yang luas, termasuk faktor-faktor risiko kecurangan , untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan.
Skeptisime Profesional

SAS 1 menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisisme profesional (profesional


skepticisme), auditor “tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak
mengasumsikan kejujuran absolut.” Sebagian besar auditor tidak akan pernah menemui
kecurangan yang material selama karirnya.

Pikiran yang Selalu Mempertanyakan SAS 99 menekankan agar mempertimbangkan


kerentanan klien terhadap kecurangan, tanpa mempedulikan bagaimana keyakinan auditor
tentang kemungkinan kecurangan serta kejujuran dan integritas manajemen

Evaluasi Kritis atas Bukti Audit Ketika mengungkapkan informasi atau kondisi lain
yang mengindikasikan bahwa mungkin telah terjadi salah saji yang material akibat
kecurangan, auditor harus menyelidiki permasalahannya secara mendalam, memperoleh bukti
tambahan sebagaimana yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya.
Auditor juga harus berhati-hati jangan sampai merasionalisasikan atau mengasumsikan salah
saji itu adalah kejadian yang berdiri sendiri.

Sumber Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan


Komunikasi di antara Tim Audit SAS 99 mewajibkan tim audit mengadakan diskusi
untuk berbagai wawasan di antara anggota tim audit yang lebih berpengalaman serta untuk
“curah pendapat” menyangkut hal-hal berikut :
1. Bagaimana dan di mana menurut keyakinan mereka laporan keuangan entitas
mungkin rentan terhadap salah saji yang material akibat kecurangan.
2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan
yang curang.
3. Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva entitas.
4. Bagaimana auditor menanggapi kerentanan terhadap salah saji yang material
akibat kecurangan.

Pengajuan Pertanyaan kepada Manajemen SAS 99 mengharuskan auditor untuk


mengajukan pertanyaan spesifik tentang kecurangan dalam setiap audit. Auditor harus
menanyakan apakah manajemen mengetahui setiap kecurangan atau mencurigai adanya
kecurangan dalam perusahaan. Auditor juga harus menanyakan tentang proses yang ditempuh
manajemen dalam menilai risiko kecurangan, sifat risiko kecurangan yang diidentifikasikan
oleh manajemen, setiap pengendalian internal yang diimplementasikan untuk mengatasi
risiko itu, serta setiap informasi tentang risiko kecurangan dan pengendalian terkait yang
telah dilaporkan oleh manajemen kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, seperti komite audit.
SAS 99 mengharuskan auditor menanyakan komite audit atau pihak lain yang
bertanggung jawab atas tata kelola mengenai pandangan terhadap risiko kecurangan, dan
apakah mereka mengetahui kecurangan atau mencurigai adanya kecurangan.
SAS 99 juga mengharuskan auditor mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak lain
dalam entitas yang tugasnya berada di luar garis tanggung jawab pelaporan keuangan yang
normal.

Faktor-faktor Risiko SAS 99 mengharuskan auditor mengevaluasi apakah faktor-


faktor risiko kecurangan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan, kesempatan untuk berbuat curang, atau sikap atau rasionalisasi yang digunakan
untuk membenarkan tindakan yang curang.

Prosedur Analitis Auditor harus melaksanakan prosedur analitis selama tahap


perencanaan dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi atau
peristiwa tidak biasa yang mungkin mengindikasikan adanya salah saji yang material dalam
laporan keuangan.

Karena keterjadian pelaporan keuangan yang curang sering kali melibatkan manipulasi
pendapatan, SAS 99 mengharuskan auditor melaksanakan prosedur analitis atas akun-akun
pendapatan. Dengan membandingkan volume penjualan berdasarkan pendapatan yang
tercatat dengan kapasitas produksi aktual.
Informasi Lain. Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang diperoleh
dalam setiap tahap atau bagian audit ketika menilai risiko kecurangan. Kebanyakan prosedur
penilaian risioko yang dilakukan auditor untuk menilai risiko salah saji yang material selama
tahap perencanaan dapat mengindikasikan risiko kecurangan yang lebih tinggi.

Mendokumentasikan Penilaian Kecurangan


 Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang
kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material
 Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informais yang diperlukan untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko kecurangan yang material
 Risiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah teridentifikasi, serta
uraian tentang respons auditor terhadap risiko tersebut
 Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada risiko yang signifikan atas
pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara material
 Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi risiko pengabaian pengendalian
oleh manajemen
 Kondisi dan hubungan analitis lainnya yang menunjukkan bahwa diperlukan prosedur
auditing tambahan atu respon lainnya, serta tindakan yang diambil oleh auditor
 Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada manajemen, komite
audit, atau pihak lainnya

4. MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK MENGURANGI RISIKO


KECURANGAN
Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam upaya memerangi kecurangan,
AICPA, bersama dengan beberapa organisasi profesional, menerbitkan Program dan
Pengendalian Antikecurangan: Pedoman untuk Membantu Mencegah, Menghalangi, dan
Mendeteksi Kecurangan. Pedoma ini mengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah,
menghalangi, dan mendeteksi kecurangan:

1. Budaya jujur dan etika yang tinggi


2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan
3. Pengawasan oleh komite audit

Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi


Menetapkan Tone at the Top. Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab utnuk
menetapkan“Tone at the Top”terhadap perilaku etis dalam perusahaan. Tone at the Top yang
dilandasi kejujuran dan integritas akan menjadi dasar bagi perilaku yang lebih terinci, yang
dapat dikembangkan untuk memberikan pedoman yang lebih khusus mengenai perilaku yang
diperbolehkan dan dilarang

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif. Dari riset yang dilakukan terlihat
bahwa pelanggaran lebih jarang terjadi bila karyawan mempunyai perasaan positif tentang
atasan mereka ketimbang bila mereka merasa diperalat, diancam, atau diabaikan. Tempat
kerja yang positif dapat mendongkrak semangat karyawan, yang dapat mengurangi
kemungkinan karyawan melakukan kecurangan terhadap perusahaan.

Memperkerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat. Agar berhasil


mencegah kecurangan, perusahana yang dikelola dengan baik mengimplementasikan
kebijakan penyaringan yang efektif untuk mengurangi kemungkinan mempekerjakan dan
mempromosikan orang-orang yang tingkat kejujurannya rendah, terutama yang akan
menduduki jabatan yanng bertanggung jawab atau penting. Kebijakan ini mencakup
pengecekan latar belakang orang-orang yang dipertimbangkan akan dipekerjakan atau
dipromosikan menduduki jabatan yang bertanggung jawab atau penting.

Pelatihan. Semua pegawai harus dialtih tentang ekspektasi perusahaan menyangkut


perilaku etis pegawai. Pegawai harus diberitahu tentang tugasnya untuk menyampaikan
kecurangan aktual atau yang dicurigai serta cara yang tepat untuk menyampaikannya.

Konfirmasi.Konfirmasi akan membantu mengokohkan kebijakan kode perilaku dan


juga membantu menghalangi pegawai melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya.

Disiplin.Pegawai harus mengetahui bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban


jika tidak mengikuti kode perilaku perusahaan. Penekanan pada pelanggaran kode perilaku,
tanpa memeperhatikan tingkat pegawai yang melakukan perbuatan itu.

Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Risiko Kecurangan


Mengidentifikasi dan Mengukur Risiko Kecurangan

Pengawasan yang efektif atas kecurangan dimulai dengan pengakuan manajemen


bahwa kecurangan mungkin terjadi, dan hampir semua pegawai sanggup melakukan
perbuatan tidak jujur bila situasinya memnungkinkan.

Mengurangi Risiko Kecurangan

Manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan mengimplemntasikan program


serta pengendalian untuk mengurangi risiko kecurangan, dan dapat mengubah aktivitas serta
proses bisnis yang rentan terhadap kecurangan utnuk mengurangi insentif dan kesempatan
untuk melakukan kecurangan.

Memantau Program dan Pengendalian Pencegahan Kecurangan


Untuk bidang-bidang risiko kecurangannya tinggi, manajemen harus mengevaluasi
secara periodik apakah program dan pengendalian antikecurangan yang tepat telah
diimplementasikan serta berjalan efektif.

Pengawasan oleh Komite Audit


Komite audit mengemban tanggung jawab utama mengawasi pelaporan keuangan serta
proses pengendalian internal organisasi. Pengawasan oleh komite audit juga berfungsi
sebagai penghalang dilakukannya kecurangan oleh manajemen senior. Pengawasan
mencakup:

 Pelaporan langsung temuan-temuan penting oleh audit internal kepada komite audit
 Laporan periodik oleh pejabat etika tentang whistle-blowing
 Laporan lain tentnag tidak adanya perilaku etis atau kecurangan yang dicurigai

5. MERESPONS RISIKO KECURANGAN


Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi:

1. Mengubah pelaksanaan audit secara keseluruhan


2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangani risiko
kecurangan
3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani pengabaian
pengendalian oleh manajemen
Mengubah Pelaksanaan Audit secara Keseluruhan

SAS 99 mengharuskan auditor memasukkan unsur ketidakterdugaan dalam rencana


audit. Sebagai contoh, auditor dapat mendatangi lokasi persediaan atau menguji akun-akun
yang belum diuji dalam periode sebelumnya. Auditor juga harus memperhitungkan pengujian
yang berhubungna dengan penyalahgunaan aktiva, meskipun jumlahnya tidak material.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Audit untuk Menangani Risiko


Kecurangan

Prosedur audit yang tepat yang digunakan utnuk menangani risiko kecurangan tertentu
tergantung pada akun yang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang diidentifikasi. Auditor
juga harus mempertimbangkan prinsip akuntansi yang dipilih manajemen. Perhatian yang
cermat harus ditujukan pada prinsip-prinsip akuntansi yang melibatkan pengukuran yang
subjektif atau transaksi yang kompleks.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur untuk Menangani Pengabaian


Pengendalian oleh Manajemen

 Memeriksa ayat jurnal dan penyesuaian lainnya untuk mencari bukti salah saji yang
mungkin akibat kecurangan
Kecurangan sering kali timbul dari penyesuaian jumlah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan, meskipun pengendalian internal yang ada berjalan efektif selama proses
pencatatan selebihnya. SAS 99 mengharuskan pengujian atas ayat jurnal dan
penyesuaian laporan keungan lainnya. Luas pengujian ini dipengaruhi oelh efektivitas
pengendalian dan hasil dari pengujuan pertanyaan tersebut.
 Mereview estimasi akuntansi untuk mengetahui adanya bias
SAS 99 mengharuskan auditor untuk memperhitungkan potensi bias manajemen ketika
mereview estimasi tahun berjalan. Auditor juga diharuskan melihat estimasi tahun
sebelumnya yang signifikan guna mengidentifikasi setiap perubahan proses perusahaan
atau pertimbangan dan asumsi manajemen yang mungkin mengindikasi potensi bias.
 Mengevaluasi dasar pemikiran bisnis untuk transaksi tidak biasa yang signifikan.
SAS 99 lebih berfokus pada pemahaman yang melandasi dasar pemikiran bisnis untuk
transaksi tidak biasa yang signifikan, yang mungkin berada di luar lini bisnis normal
ketimbang yang disyaratkan pda tahun-tahun sebelumnya.

Memutakhirkan Proses Penilaian Risiko. Penialian risiko salah saji yang material
akibat kecurangan harus terus dilakukan auditor sepanjang audit dan dikoordinasikan dengan
prosedur penilaian risiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi berikut ketika
melakukan audit:

 Perrbedaan dalam catatan akuntansi


 Bukti audit yang bertentangan atau hilang
 Hubungan yang serba salah atau tidak biasa antara auditor dan manajeme
 Hasil dari prosedur substantif atau prosedur analitis pada tahap review akhir yang
mengindikasikan risiko kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui
 Jawaban yang tidak jelas atau tidak masuk akal atas pertanyaan yang diajukan selama
audit atau yang menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lainnya

6. BIDANG-BIDANG RISIKO KECURANGAN YANG SPESIFIK


Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang atas Pendapatan

SAS 99 yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board secara khusus mengharuskan
auditor mengidentifikasi pengakuan pendapatan sebagai risiko kecurangan dalam kebanyakan
audit. Alasan utama yang membuat pendapatan rentan terhadap manipulasi adalah bahwa
pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga satu
salah saji yang hanya merupakan persentase yang kecil dari pendapatan masih bisa
berdampak besar terhadap laba. Alasan lainnya mengapa pendapatan rentan terhadap
manipulasi adalah sulitnya menentukan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan dalam
banyak situasi. Tiga jenis utama manipulasi pendapatan adalah:

1. Pendapatan fiktif
2. Pengakuan pendapatan prematur
3. Manipulasi atas penyesuaian pendapatan

Pendapatan Fiktif

Bentuk kecurangan pendapatan yang paling mncolok melibatkan penciptaan


pendapatan-pendapatan fiktif. Pelaku kecurangan sering kali bersedia bersusah payah
mendukung pendapatan fiktif.

Pengakuan Pendapatan Prematur

yaitu pengakuan pendapatan sebelum persyaratan GAAP untuk mencatat pendapatan


dipenuhi, harus dibedakan dari kekeliruan pisah batas, di mana transaksi tanpa sengaja dicatat
dalam periode yang salah dalam bentuk pengakuan pendapatan dipercepat yang paling
sederhana, penjualan yang seharusnya dicatat dalam periode berikutnya dicatat sebagai
penjualan periode berjalan.

Manipulasi Penyesuaian Pendapatan

Penyesuaian yang paling umum dilakukan terhadap pendapatan menyangkut retur


penjualan dan pengurangan harga. Suatu perusahaan mungkin menyembunyikan retur
penjualan dari auditor untuk melebihsajikan penjualan dan laba bersih.jika barang yang
diretur dihitung sebagai bagian dari persediaan fisik, retur itu dapat meningkatkan laba yang
dilaporkan. Dalam hal ini, kenaikan aktiva diakui melalui perhitungan fisik persediaan, tetapi
penurunan dlam saldo piutang usaha yang terkait tidak dicatat

Tanda-tanda Peringatan Kecurangan Pendapatan

Ada banyak tanda peringatan atau gejala yang mengindikasikan kecurangan


pendapatan. Dua diantaranya yang paling bermanfaat adalah prosedur analitis dan perbedaan
documenter.

Prosedur Analitis

Sering kali mengisyaratkan adanya kecurangan pendapatan, terutama persentase margin


kotor dan perputaran piutang usaha.pendapatan fiktif akan melebih sajikan presentase marjin
kotor, dan pengakuan pendapatan premature juga melebih sajiakan marjin kotor jika harga
pokok penjualan yang terkait tidak diakaui. Dalam beberapa kecurangan, manajemen
menciptakan pendapatan fiktif agar hasil prosedur analitis, seperti marjin kotor, sama dengan
tahun sebelumnya.dalam kecurangan seperti ini, prosedur analitis biasanya tidak membantu
untuk mengisyaratkan adanya kecurangan.

Perbedaan Dokumenter

Meski para pelaku kecurangan sudah berusaha sebisanya, transaksi fiktif jarang
memiliki bukti dokumenter pada tingkat yang sama seperti dalam transaksi yang sah.Auditor
harus mewaspadai ciri-ciri dan pelaporan yang tidak biasa dalam dokumen, dan mereka harus
menggunakan dokumen yang asli, bukan yang salinan. Karena para pelaku kecurangan,
bahkan satu transaksi saja yang tidak biasa dalam sampel auditor harus dianggap sebagai
indicator yang potensial tentang adanya kecurangan yang harus diselidiki.

Penyalahgunaan Penerimaan yang Melibatkan Pendapatan


Meskipun penyalahgunaan peneriama kas jarang semetarial pelaporan pendapatan yang
curang, kecurangan semacam ini bisa berdampak buruk terhadap organisasi karena aktiva
langsung hilang. Penyalahgunaan Penerimaan yang Melibatkan Pendapatan Meski
penyalahgunaan penerimaan kas jarang terjadi pelaporan pendapatan yang curang,
kecurangannya semacam ini bisa berdampak buruk terhadap organisasi karena aktiva
langsung hilang.

Kelalaian Mencatat Penjualan

Salah satu kecurangan yang paling sukar dideteksi adalah apabila penjualan tidak
dicatat dan kas dari penjualan itu dicuri. Kecurangan ini mudah dideteksi jika barang dikirim
secara kredit kepada pelanggan.penelusuran dokumen pengiriman ke ayat jurnal penjualan
dalam jurnal penjualan serta akuntansi untuk semua dokumen pengiriman dapat digunakan
untuk memverifikasi bahwa semua penjualan sudah dicatat.

Pencurian Penerimaan Kas Setelah Penjualan Dicatat

Untuk menyembunyikan pencurian, pelaku kecurangan harus mengurangi rekening


pelanggan dengan salah satu dari tiga cara :

1. Mencatat suatu retur penjualan atau pengurangan harga


2. Menghapus rekening pelanggan
3. Mencatat pembayaran dari pelanggan lain dalam rekening pelanggan itu, yang
disebut juga sebagai lapping.

Tanda-tanda Peringatan atas Penyalahgunaan Pendapatan dan Penerimaan Kas


Pencurian penjualan dan penerimaan kas terkait yang nilainya relative keecil dapat
dicegah dan dideteksi dan penerimaan kas terkait yang nilainya relative kecil dapat dicegah
dan dideteksi dengan baik oleh pengendalian internal yang dirancang untuk meminimalkan
kesempatan melakukan kecurangan. Untuk mendeteksi kecurangan yang lebih besar,
prosedur analitis dan perbandingan lainnya mungkin bisa membantu.

Risiko Kecurangan Persediaan


Persediaan sering kali merupakan akun terbesar dalam neraca dan auditor sering merasa
sullit memverifikasi eksistensi dan penilaian persediaan. Akibatnya persediaan rentan
terhadap manipulasi oleh manajer yang ingin mencapai tujuan pelaporan keuangan tertentu.

Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang untuk Persediaan.

Walaupun auditor diharuskan memverifikasi eksistensi persedian fisik, pengujian audit


tetap dilakukan atas dasar sampel, dan biasanya tidak semua lokasi persediaan diuji.

Tanda-tanda Peringatan Kecurangan.

Persediaan Serupa dengan penipuan yang melibatkan piutang usaha, banyak tanda
peringatan atau gejala yang berpotensi menunjukan kecurangan persediaan.

Prosedur Analitis.
Prosedur Analitis Terutama persentase margin kotor dan perputaran persediaan sering
kali membantu membongkar kecurangan persediaan. Persediaan fiktif akan melebihsajiakan
persentase margin kotor, dan pengakuan pendapatan prematur juga melebihsajikan margin
kotor jika HPP yang terkait tidak diakui.

Risiko Kecurangan dalam Pembelian dan Utang Usaha


Kasus pelaporan keuangan yang curang yang melibatkan utang usaha relatif umum
ditemui meski lebih jarang bila dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan
atau piutang usaha. Kurang saji yang disengaja atas utang usaha biasanya menghasilkan
kurang saji pembelian dan HPP serta lebih saji laba bersih.

Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang untuk Utang Usaha

Perusahaan mungkin melakukan upaya yang disengaja untuk merendasajikan utang


usaha dan melebihsajikan laba. Hal ini dapat dicapai dengan tidak mencatat utang usaha
sampai periode berikutnya, atau dengan mencatat penurunan fiktif utang usaha.

Penyalahgunaan dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Kecurangan yang paling umum dalam siklus akuisisi adalah pelaku melakukan
pembayaran kepada vendor fiktif dan menyimpan uang itu dalam rekening fiktif. Kecurangan
ini dapat dicegah dengan menetapkan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan kepada
vendor yang sudah disetujui dan dengan meneliti secara cermat dokumentasi yang
mendukung akuisisi itu oleh personil yang berwenang sebelum pembayaran
dilakukan.Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan yang lain, hampir semua akun
dapat dimanipulasi.

Aktiva Tetap

Aktiva Tetap Merupakan akun neraca yang besar sering kali didasarkan pada penilaian
yang ditetapkan secara subjektif. Akibatnya aktiva tetap dapat menjadi sasaran manipulasi,
terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki piutang atau persediaan material.

Beban Penggajian

Penggajian jarang menjadi bidang risiko yang signifikan bagi pelaporan keuangan yang
curang. Akan tetapi perusahaan mungkin saja melebihsajikan persediaan dan laba bersih
dengan mencatat biaya tenaga kerja berlebih dalam persediaan.Kecurangan penggajian yang
melibatkan penyalahgunaan aktiva cukup umum terjadi, tetapi niali yang terlibat sering kali
tidak material. Dua bidang Kecurangan yang paling umum adalah penciptaan pegawai fiktif
dan lebih saji jumlah jam kerja pegawai.

7. TANGGUNG JAWAB BILA DICURIGAI ADA KECURANGAN

Merespon Salah Saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh Kecurangan

Selama berlangsungnya audit, auditor terus mengevaluasi apakah bukti yang


dikumpulkan serta observasi lain yang dilakukan mengindikasikan adanya salah saji yang
material akibat kecurangan.

Jenis-jenis Teknik Pengajuan Pertanyaan

Pengajuan pertanyaan dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang efektif.
Wawancara juga dapat membantu menidentifikasi masalah-masalah yang tidak tercantum
dalam dokumentasi atau konfirmasi.

Pengajuan Pertanyaan Informasional

Untuk memperoleh informasi tentang fakta dan detail yang belum dimiliki auditor.
Biasanya auditor menginginkan informasi dari terwawancara mengenai peristiwa atau proses
di masa lalu atau yng sedang berjalan saat ini. Auditor sering kali menggunakan pengajuan
pernyataan informal ketika mengumpulkan bukti tindak lanjut mengenai program dan
pengendalian atau bukti lain menyangkut salah saji atau kecurigaan kecurangan yang
terungkap selama audit.

Pengajuan Pertanyaan Penilaian

Untuk menguatkan atau menyangkal informasi sebelumnya.Auditor sering memulai


pengajuan pernyataan penilaian dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya umum dan
terbuka yang memungkinkan si terwawancara memberikan respons yang terinci, yang
nantinya dapat ditindaklanjuti dengan pernyataan yang lebih khusus. Salah satu kegunaan
pengajuan pernyataan penilaian yang biasa dilakukan adalah untuk memperkuat jawaban
manajemen atas penajuan pernyataan sebelumnya dengan mengajukan pernyataan kepada
pegawai lainnya.

Pengajuan Pertanyaan Interogatif

Sering digunakan untuk memastikan apakah setiap individu berbohong atau sengaja
tidak mengungkapkan pengetahuan penting tentang fakta, peristiwa atau situasi penting,
terutama bila auditor curiga si terwawancara sedang mengelabuhi atau menyembunyikan
informasi.

Mengevaluasi Respons Atas Pengajuan Pertanyaan

Agar pengajuan pertanyaan efektif, auditor harus terampil menyimak dan mengevaluasi
respons atau pertanyaan yang diajukan.Biasanya, respons awal pihak yang diwawancarai
tidak mengandung informasi yang berguna. Pernyataan tidak lanjut yang efektif sering kali
menghasilkan informasi yang lebih baik untuk menilai apakah memang ada kecurangan.

Teknik Menyimak

Sangat penting bagi auditor untuk memanfaatkan keterampilan menyimak yang efektif
selama proses pengajuan pertanyaan. Auditor harus terus memperhatikan dengan
mempertahankan kontak mata, mengangguk sebagai tanda setuju, atau memperlihatkan
tanda-tanda pemahaman lain.
Mengamati Petunjuk Perilaku

Auditor yang mahir dalam menggunakan pengajuan pertanyaan akan mengevaluasi


petunjuk lisan dan nonlisan ketika mendengarkan pihak yang diwawancarai. Petunjuk-
petunjuk lisan dapat mengindikasikan kegugupan, ketidaktahuan atau bahkan kebohongan
responden.

Tanggung Jawab Lain Apabila Dicurigai Ada Kecurangan

Apabila auditor curiga bahwa mungkin ada kecurangan, SAS 99 mengharuskan auditor
memperoleh bukti tambahan untuk menentukan apakah kecurangan yang material memang
sudah terjadi. Auditor sering kali menggunakan pengajuan pertanyaan, seperti dibahas
sebelumnya sebagai bagian dari proses pengukuran informasi itu.Auditor seringkali
menggunakan perangkat lunak seperti ACL atau IDEA untuk menentukan apakah mungkin
ada kecurangan. Sebagai contoh, perangkat lunak dapat digunakan untuk mencari transaksi
pendapatan fiktif dengan menyelidiki nomor faktur penjualan dengan database catatan
pengiriman.

Mengawasi Petunjuk Nonlisan selama Pengajuan Pernyataan

Contoh Petunjuk Nonlisan . Implikasi

Halangan fisik – pihak yang diwawancarai mungkinBila pihak yang diwawancarai merasa
tidak nyaman dengan pengajuan
 Menghalangi mulut dengan tangan, pena,
pensil, kertas, dan sebagainya . pernyataan tertentu, dia mungkin
membangun penghalang fisik untuk
 Menyilangkan lengan atau kaki. mencoba menjauhkan auditor pada jarak
yang membuat nya nyaman.
 Mengguanakan bunyi - bunyi pengganggu
,seperti mengetuk – ngetukkan jari

 Mencondongkan badan menjauhi auditor,


biasanya kearah pintu atau jendela, dalam
upaya menciptakan jarak special.

Tanda - tanda stress pihak yang Pada kebanyakan orang, kebohongan akan
Diwawancarai yang merasa stress mungkin menimbulkan stress, yang dapat
mewujudkan diri lewat fisik.
 Menunjukkan tanda – tanda mulutnya
kering
 Sering menjilat lidah, menelan ludah
atau berdehem.

 Terus bergerak - gerak, mengetuk –


ngetukkan atau menggoyang -
goyangkan kaki

 Berkeringat atau mukanya memerah

 Menghindari kontak mata

Auditor juga dapat memperluas prosedur substantive lainnya untuk menanggapi risiko
kecurangan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, bila ada risiko bahwa syarat penjualan sudah
diubah untuk mencatat pendapatan secara dini, auditor dapat memotifikasi permintaan
konfirmasi piutang usaha agar memperoleh respons yang lebih terinci dari pelanggan tentang
syarat – syarat transaksi tertentu, seperti pembayaran, perpindahan hak menyimpan (custody),
serta syarat – syarat dalam kebijakan retur.

Anda mungkin juga menyukai