Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FISIKA BENCANA ALAM

“Review Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007”

DISUSUN OLEH:

Annisa Rahma Sari


16175003
PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN

Dr. Ahmad Fauzi, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
TUGAS REVIEW
UNDANG-UNDANG NO 24 TAHUN 2007
TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana
ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu bencana alam, bencana nonalam dan bencana sosial.
Penanggulangan bencana harus berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Penanggulangan
bencana berasaskan pada kemanusiaan, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan, keseimbangan, ketertiban dan kepastian hukum, kebersamaan, kelestarian
lingkungan hidup, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan prinsip-prinsip dalam
penanggulangan bencana meliputi: cepat dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan,
berdaya guna dan berhasil guna, transparansi dan akuntibilitas, kemitraan, pemberdayaan,
nondiskriminatif, dan nonproletisi.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab pemerintah
dan pemerintah daerah. Tanggung jawab pemerintah dalam penanggulangan bencana
meliputi: pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan, pelindungan masyarakat dari dampak bencana, penjaminan
pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai
dengan standar pelayanan minimum, pemulihan kondisi dari dampak bencana, pengalokasian
anggaran penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan dan belanja negara yang
memadai, pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai;
dan pemeliharaan arsip/dokumen otentik dan kredibel dari ancaman dan dampak bencana.
Selain itu pemerintah pusat juga memilik wewenang untuk menetapkan status dan tingkatan
bencana nasional dan daerah berdasarkan: jumlah korban; kerugian harta benda; kerusakan
prasarana dan sarana; cakupan luas wilayah yang terkena bencana; dan dampak sosial
ekonomi yang ditimbulkan.
Untuk menaggulangi bencana pemerintah juga membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana terdiri atas 2 unsur,
yaitu pengarah penanggulangan bencana dan pelaksana penanggulangan bencana. Badan
Nasional Penanggulangan Bencana terdiri atas 2 unsur, yaitu pengarah penanggulangan
bencana dan pelaksana penanggulangan bencana. Adapun fungsi dari BNPB itu sendiri
adalah perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan pengoordinasian
pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Untuk badan penanggulangan bencana daerah (pembentukan BNPB daerah berkoordinasi
dengan BNPB pusat) terdiri atas unsur pengarah dan pelaksana penangulang bencana.
Setiap orang yang terkena bencana berhak mendapat batuan pemenuhan kebutuhan
dasar dan berhak untuk memperoleh ganti rugi kerugian karena terkena bencana yang
disebabkan oleh kegagalan konstruksi dan hak lainnya yaitu: mendapatkan pelindungan
sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana; mendapatkan
pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;
mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan penanggulangan
bencana; berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program
penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial; berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang
berkaitan dengan diri dan komunitasnya; dan melakukan pengawasan sesuai dengan
mekanisme yang diatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana. Dan setiap orang
memiliki kewajiban dalam menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara
keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup; melakukan
kegiatan penanggulangan bencana; dan memberikan informasi yang benar kepada publik
tentang penanggulangan bencana.
Lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana, baik secara tersendiri maupun secara bersama dengan pihak lain. Lembaga usaha
berkewajiban menyampaikan laporan kepada pemerintah dan/atau badan yang diberi tugas
melakukan penanggulangan bencana serta menginformasikannya kepada publik secara
transparan. Selain itu lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah juga dapat
melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana secara sendiri-sendiri, bersama-sama,
dan/atau bersama dengan mitra kerja dari Indonesia dengan memperhatikan latar belakang
sosial, budaya, dan agama masyarakat setempat. Ketentuan lebih lanjut diatur dengan
peraturan pemerintah.
Jika dihubungkan dengan silabus mata kuliah fisika bencana alam dimana pada
matakuliah ini membahas jenis-jenis bencana alam, definisi, proses, penyebab dan potensi
bencana, karakteristik fisika bencana, risiko dan bahaya bencana serta prediksi bencana.
Matakuliah ini secara kognitif bertujuan agar mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis
bencana alam, memahami definisi, proses, penyebab dan potensi bencana, mengetahui
karakteristik fisika bencana, membuat peta risiko dan bahaya bencana serta kalau dapat
memprediksi bencana. Tujuan afektif dari matakuliah ini adalah setelah mengikuti
matakuliah ini, mahasiswa diharapkan siaga dan tawakal menghadapi bencana, sedangkan
tujuan psikomotor dari matakuliah ini adalah setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa
diharapkan terampil dan tangguh menghadapi bencana. Pada kuliah fisika bencana alam ini
akan dikaji lebih dalam mengenai definisi, sejarah, penyebab, hukum-hukum fisika,
karakteristik fisika, resiko dan prediksi dari bencana gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor dan kejatuhan meteor. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa matakuliah fisika bencana alam ini merupakan salah satu upaya dalam
menjadikan mahasiswa yang tanggap, siap dan sigap dalam menghadap bencana, matakuliah
ini sudah sesuai UU No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana alam. Jika dilihat
dari jenis bencana yang dipaparkan pada UU No 24 tahun 2007 terdapat bencana alam,
bencana nonalam dan bencana sosial, namun yang dibahas pada silabus matakuliah fisika
bencana alam hanya bencana alam saja.Kemudian mengenai bencana kejauhan meteor
dimasukkan pada silabus matakuliah fisika bencana alam sementara pada UU No 24 tahun
2007 tidak disinggung.

Anda mungkin juga menyukai