FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016 TUGAS REVIEW UNDANG-UNDANG NO 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu bencana alam, bencana nonalam dan bencana sosial. Penanggulangan bencana harus berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Penanggulangan bencana berasaskan pada kemanusiaan, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, keseimbangan, ketertiban dan kepastian hukum, kebersamaan, kelestarian lingkungan hidup, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana meliputi: cepat dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi dan akuntibilitas, kemitraan, pemberdayaan, nondiskriminatif, dan nonproletisi. Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Tanggung jawab pemerintah dalam penanggulangan bencana meliputi: pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan, pelindungan masyarakat dari dampak bencana, penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan minimum, pemulihan kondisi dari dampak bencana, pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan dan belanja negara yang memadai, pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai; dan pemeliharaan arsip/dokumen otentik dan kredibel dari ancaman dan dampak bencana. Selain itu pemerintah pusat juga memilik wewenang untuk menetapkan status dan tingkatan bencana nasional dan daerah berdasarkan: jumlah korban; kerugian harta benda; kerusakan prasarana dan sarana; cakupan luas wilayah yang terkena bencana; dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan. Untuk menaggulangi bencana pemerintah juga membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana terdiri atas 2 unsur, yaitu pengarah penanggulangan bencana dan pelaksana penanggulangan bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana terdiri atas 2 unsur, yaitu pengarah penanggulangan bencana dan pelaksana penanggulangan bencana. Adapun fungsi dari BNPB itu sendiri adalah perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh. Untuk badan penanggulangan bencana daerah (pembentukan BNPB daerah berkoordinasi dengan BNPB pusat) terdiri atas unsur pengarah dan pelaksana penangulang bencana. Setiap orang yang terkena bencana berhak mendapat batuan pemenuhan kebutuhan dasar dan berhak untuk memperoleh ganti rugi kerugian karena terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi dan hak lainnya yaitu: mendapatkan pelindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana; mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan penanggulangan bencana; berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial; berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya; dan melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang diatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana. Dan setiap orang memiliki kewajiban dalam menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup; melakukan kegiatan penanggulangan bencana; dan memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana. Lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik secara tersendiri maupun secara bersama dengan pihak lain. Lembaga usaha berkewajiban menyampaikan laporan kepada pemerintah dan/atau badan yang diberi tugas melakukan penanggulangan bencana serta menginformasikannya kepada publik secara transparan. Selain itu lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah juga dapat melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana secara sendiri-sendiri, bersama-sama, dan/atau bersama dengan mitra kerja dari Indonesia dengan memperhatikan latar belakang sosial, budaya, dan agama masyarakat setempat. Ketentuan lebih lanjut diatur dengan peraturan pemerintah. Jika dihubungkan dengan silabus mata kuliah fisika bencana alam dimana pada matakuliah ini membahas jenis-jenis bencana alam, definisi, proses, penyebab dan potensi bencana, karakteristik fisika bencana, risiko dan bahaya bencana serta prediksi bencana. Matakuliah ini secara kognitif bertujuan agar mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis bencana alam, memahami definisi, proses, penyebab dan potensi bencana, mengetahui karakteristik fisika bencana, membuat peta risiko dan bahaya bencana serta kalau dapat memprediksi bencana. Tujuan afektif dari matakuliah ini adalah setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa diharapkan siaga dan tawakal menghadapi bencana, sedangkan tujuan psikomotor dari matakuliah ini adalah setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa diharapkan terampil dan tangguh menghadapi bencana. Pada kuliah fisika bencana alam ini akan dikaji lebih dalam mengenai definisi, sejarah, penyebab, hukum-hukum fisika, karakteristik fisika, resiko dan prediksi dari bencana gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor dan kejatuhan meteor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa matakuliah fisika bencana alam ini merupakan salah satu upaya dalam menjadikan mahasiswa yang tanggap, siap dan sigap dalam menghadap bencana, matakuliah ini sudah sesuai UU No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana alam. Jika dilihat dari jenis bencana yang dipaparkan pada UU No 24 tahun 2007 terdapat bencana alam, bencana nonalam dan bencana sosial, namun yang dibahas pada silabus matakuliah fisika bencana alam hanya bencana alam saja.Kemudian mengenai bencana kejauhan meteor dimasukkan pada silabus matakuliah fisika bencana alam sementara pada UU No 24 tahun 2007 tidak disinggung.