Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Latar Belakang

Ketel uap sebagai sumber utama penghasil energi untuk pembangkit listrik
yang menyuplai seluruh kebutuhan energi dalam pabrik. Dalam melakukan
kerjanya, ketel uap membutuhkan adanya panas yang digunakan untuk
memanaskan air.Pada prinsipnya kegiatan industri gula adalah mengambil gula
sebanyak-banyaknya dari batang tebu dengan mengusahakan sekecil mungkin
tertinggal dan terikut ampas terakhir. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah:

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas


- Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan
pemisahan (reaksi kimia)

Untuk kegiatan tersebut diperlukan energi termis,dan energi termis tersebut di


dapat dari ketel uap.

Gula merupakansalah satu dari sembilan bahan makanan pokok yang


berperan penting dalam penghidupan sehari-hari.Penyediaan gula merupakan
faktor yangberpengaruh terhadap stabilitas ekonomi nasional, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan gula dalam negeri yang terus meningkat dengan
pertambahan jumlah penduduk serta kenaikan tingkat kehidupan, maka
pemerintah berusaha menaikan produksi gula dalam negeri dengan cara
merehabilitasi pabrik-pabrik gula yang ada di pulau Jawa dan membangun baru
pabrik gula di luar pulau Jawa, salah satu diantaranya adalah pabrik gula Kwala
Madu, yang berlokasi di Langkat, dan berada dibawah pengawasan PT.
Perkebunan Nusantara II Sumatera Utara.

Sasaran utama pengembangan pabrik gula tersebut adalah untuk mencapai


swasembada gula dalam negeri disamping pemerataan pembangunan dan
penampungan tenaga kerja, serta menggalakkan berdirinya industri hilir dan
industri hulu yang ada hubungannya dengan sarana dan peralatan untuk pabrik
gula.

19

Universitas Sumatera Utara


Pabrik gula memerlukan energi panas untuk kegiatan pengolahan gula. Energi
bahan bakar telah dikandung oleh tebu itu sendiri, yaitu sisa pemerahan ampas
yang dapat mencukupi kebutuhan pembuatan uap, pemakaian energi secara efektif
dapat dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengarahkan pemakaian energi,
dengan cara dan jumlah yang tepat dengan kebutuhan produksi.

1.2 Perlakuan Tenaga Dalam Industri Gula


Pada prinsipnya kegiatan di industri gula adalah mengambil gula sebanyak–
banyaknya dari bahan baku tebu dengan mengusahakan tertinggal sekecil
mungkin yang terikut dalam ampas, untuk kegiatan tersebut diperlukan energi
thermis untuk pemanasan, penguapan, memasak dan mengeringkan. Sedangkan
energy mekanis diperlukan untuk menghantar, memisahkan (memerah) dan lain-
lain. Kegiatan pemerahan dan pengolahan pada stasiun-stasiun adalah sebagai
berikut:
1. Tenaga pada stasiun gilingan antara lain:
- Memerah tebu (digiling)
- Memisahkan ampas dan nira
2. Perlakuan pada stasiun pemurnian antara lain:
- Memanasi nira untuk penyempurnaan dalam pemurnian
- Menyaring nira kotor menjadi nira jernih
- Memproses nira dengan bahan pembantu kapur dan belerang.
- Memisahkan zat–zat bukan gula
3. Perlakuan pada stasiun penguapan, antara lain:
- Memanasi nira jernih untuk memisahkan air.
- Mengolah nira encer menjadi nira kental
- Memindahkan uap air menjadi kondensat.
- Memindahkan gas–gas yang tak dapat mengembun.

4. Kegiata pada stasiun masakan antara lain:


- Memanasi nira kental menjadi Kristal

20

Universitas Sumatera Utara


- Mengambil uap air dari nira
- Memasak menjadi butir–butir gula produksi
5. Kegiatan pada stasiun putaran antara lain:
- Mengolah hasil dari pan masakan
- Memisahkan strop–strop dan tetes dari butir–butir Kristal.
- Penyelesaian akhir dari gula produksi.
6. Kegiatan pada stasiun pengering dan pengepakan antara lain:
- Mengeringkan gula Kristal
- Memisahkan debu–debu gula dengan butir–butir gula besar diluar standard
size.
- Pengepakan hasil produksi untuk dipasarkan (mempergunakan karung plastik
berisi 50 kg )

Pada kegiatan tiap stasiun dan aktifitas proses pengolahan, dapat terlihat dalam
diagram alir proses pabrik gula (Lampiran 20)

1.3 Tujuan Perancangan


Tujuan dari perancangan ini adalah merancang sebuah ketel uap yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi suatu pabrik gula, dengan
kapasitas122Ton uap/jam dan kapasitas pengolahan 4000 Ton tebu/hari. Dalam
hal ini terlebih dahulu dilakukan surve lapangan pada PT. Perkebunan Nusantara
II (Persero) Pabrik Kwala Madu.

1.4 Perumusan Masalah


Mengingat kebutuhan akan gula saat ini semakin bertambah, maka
dibutuhkan pembangunan beberapa pabrik gula, dimana untuk pengoperasian
pabrik tersebut dibutuhkan ketel uap untuk mensuplai energi. Maka di dalam
skripsi ini terdapat masalah, yaitu bagaimana cara perancangan suatu ketel uap.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah perancangan ketel uap ini adalah:

21

Universitas Sumatera Utara


1. Menghitung dimensi ruang bakar, dan alat lain yang diperlukan di dalam ruang
bakar.
2. Gambar penampang ketel uap.

1.6 Metodologi Perancangan


Metodologi perancangan yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Survei lapangan berupa peninjauan pada PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) Pabrik Kwala Madu.
2. Perhitungan menggunakan formula-formula yang sudah baku, yang terdapat
dalam buku-buku rujukan atau referensi.

1.7 Manfaat Perancangan


Manfaat dari perancangan ketel uap ini adalah:
1. Mengetahui sistematika perancangan suatu ketel uap dengan penggunaan
formula-formula yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan buku-buku
referensi yang berhubungan dengan ketel uap.
2. Sebagai bahan rujukan bagi pembaca, maupun pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengetahui cara perancangan suatu ketel uap yang
digunakan untuk pengolahan pabrik gula.

1.8 Sistematika Perancangan


Dalam penyusunan skripsi ini maka diperlukan suatu sistematika untuk
memberikan gambaran umum. Adapun sistematika penulisan yang digunakan
adalah sebagai berikut.

Bab 1: Pendahuluan, Bab ini berisi Latar belakang,Perlakuan Tenaga Dalam


Industri Gula, Tujuan Perancangan,Perumusan Masalah, Batasan Masalah,
Metodologi Perancangan, Manfaat Perancangan, Sistematika Perancangan.

22

Universitas Sumatera Utara


Bab 2: Tinjauan Pustaka, Bab ini berisiProses pembentukan uap, dan juga
Ketel uap.

Bab 3:Penetapan Spesifikasi, Bab ini berisi Bahan Bakar, dan Spesifikasi
Ketel Uap.

Bab 4: Perancangan Ketel, Bab ini berisi Perancangan Ruang Bakar Ketel,
Pipa Air (waterwall), Temperatur Pembakaran, Kehilangan Panas, Perpindahan
Panas pada Ruang Bakar, Panas Yang Meninggalkan Ruang Bakar, Superheater,
Ekonomiser, Alat Pemanas Udara (APU), Alat Pemanas Bahan Bakar, Drum
Ketel, Cerobong Asap, Kipas (Fan), Effesiensi ketel uap.

Bab 5: Hasil dan Kesimpulan, Bab ini berisi hasil dan kesimpulan dari
perancangan ketel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

23

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai