Oleh:
NIM : 1522220029
DOSEN PENGAMPU:
PALEMBANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum.
Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa
macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan
tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus,
sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah
melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi (Dwidjoseputro.1998).
Zat warna yang mengabsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras
mikroorganisme dengan sekelilingnya ditingkatkan. Penggunaan zat warna
memungkimkan pengamatan struktur sel seperti spora, flagella dan bahan
inklusi yang mengandung zat pati dan granua fosfat. Pewarnan yang digunakan
untuk melihat alah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus, sedangkan
pewarnaan yang digunakan untuk memilah organisme disebut pewarnaan
diferensial. Pewarnaan gram merupakan contoh pewarnaan diferensial yang
mmilah bakteri menjadi dua yaitu kelompok gram positif dan gram negatif (Lay
W. Bibiana.1994).
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen
seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut
kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen
seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat
dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Zat warna yang digunakan daam pewarnaan bersifat basa atau asam. Pada
zat yang basa , bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut
kromofor dan mempunyai muatan postif. Sebaliknya, pada zat warna asam,
bagian yang memberikan zat warna mempunyai muatan negatif. Zat warna
yang basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan
pada dinding sel, membrane sel sitoplasma sewaktu proses pewarnaan. Muatan
positif pada zat warna basa akan berikatan dengan muatan negatif dalam sel,
sehingga mikroorganisme jeas terlihat (Lay W. Bibiana.1994).
Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan
kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994)
Oleh karena itu yang melatar belakangi praktek ini yaitu untuk mengetahui
teknik pewarnaan mikroorganisme sehingga mempermudah dalam melihat
bagian-bagian bakteri. Diharapkan dengan percobaan ini, mahasiswa mampu
melakukan berbagai pewarnaan bakteri sesuai dengan peruntukannya.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengamati morfologi bakteri.
2. Mengamati dan membedakan struktur yang terdapat dalam sel dan juga
untuk membedakan kelompok bakteri berdasarkan reaksinya terhadap
warna yang sekaligus meunjukkan sifat bakteri tersebut.
3. Untuk mempelajari pewarnaan spora bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi
layer
b. Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%),
peptidoglikan terdapat dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan
jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam laktat.
c. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
d. Tidak resisten terhadap gangguan fisik
A. Kesimpulan
Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi,
pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna
penutup. Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada
warnanya pada gram positif berwarna ungu kareana dapat mempertahankan zat
pewarna kristal violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya. Macam-
macam pewarnaan antara lain pewarnaan sederhana,pewarnaan differensial,
pewarnaan spora dan perwarnaan kapsul. Larutan zat warna yang digunakan
pada percobaan perwarnaan antara lain alkohol, carbol fuchsin, crystal violet,
nigrosin, malachite green, lugol’s iodida, dan safranin.
B. Saran
Sebaiknya pada praktikum dilakukan percobaab yang lain seperti
pewarnaan kapsul, basil tahan asam, dan perwarnaan fulton, diharapkan
dengan mempelajari berbagai macam metode pewarnaan lebih banyak
mengenai tentang proses dan metode pewarnaan.
DAFTAR PUSTAKA