TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan
berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam
jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan
sumber daya. Bila ditinjau secara kimiawi, bahan-bahan ini terdiri dari bahan
a. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan
b. Limbah gas dan partikel adalah limbah yang banyak dibuang ke udara.
Gas/asap, partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara akan
4
adalah butiran halus yang mungkin masih terlihat oleh mata telanjang,
seperti uap air, debu, asap, fume dan kabut (Kristanto, 2004).
c. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur,
dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat
dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yang dapat didaur-
ulang (misalnya plastik, tekstil, potongan logam) dan limbah padat yang
dua, yaitu:
Limbah domestik adalah semua limbah yang berasal dari kamar mandi, WC,
dapur, tempat cuci pakaian, apotik, rumah sakit, dari perkampungan, kota,
b. Sumber non-domestik
(Kristanto, 2004).
a. Limbah organik adalah limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh
5
termasuk kelompok ini tidak dibuang ke air lingkungan karena akan dapat
b. Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit
masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di
dalam air. Bahan anorganik biasanya berasal dari industri yang melibatkan
(Cd), Air raksa (Hg), Krom (Cr), Nikel (Ni), Kalsium (Ca), Magnesium
1. Berupa partikel dan padatan, baik yang larut maupun yang mengendap, ada
yang kasar dan ada yang halus. Berwarna keruh dan suhu tinggi.
yang berarti, namun dalam jangka panjang mungkin berakibat fatal terhadap
6
2.4 Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan
Mutu limbah cair adalah keadaan limbah cair yang dinyatakan dengan debit, kadar
dan bahan pencemar. Debit maksimum adalah debit tertinggi yang masih
1. Limbah cair dari rumah tangga yang terdiri atas senyawa organik seperti
2. Limbah cair dari industri dengan nilai BOD tinggi, rendah padatan terlarut,
konsentrasi logam berat sangat tinggi atau senyawa organik sangat tinggi
3. Limbah cair dari industri dengan nilai COD sangat tinggi namun nilai BOD
bahan pencemar yang dibuang dari sumber pencemar ke dalam air pada sumber
air sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air (Kristanto, 2004).
7
2.7 Sumber dan Jenis Pencemar Limbah Cair
Pencemar fisik misalnya suhu, nilai pH, warna, bau dan total padatan
tersuspensi.
bau busuk karena terjadinya pemecahan protein dan senyawa organik lainnya
(Suharto, 2011).
Selain bau tak sedap, adanya warna, lemak, pertumbuhan tanaman juga
mengukur nilai BOD yaitu untuk memecah senyawa organik dalam limbah cair,
8
dan beracun seperti timbal (Pb) dan tembaga (Cu). Sumber pencemar
mikrobiologi misal mikroba patogen yaitu cacing parasit, bakteri, algae, protozoa,
2.9 Sungai
Sungai merupakan jalan air alami mengalir menuju Samudera, danau atau
laut, atau ke sungai yang lain. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk
irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan
dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai
(Novia, 2012).
limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara
yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu
1. Sumber polusi air sungai antara lain limbah industri, pertanian dan rumah
tangga.
2. Penggunaan insektisida oleh para petani untuk memberantas hama tanaman dan
pencemaran air.
9
3. Pembuangan sampah organik maupun yang anorganik yang dibuang kesungai
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb (Novia,
2012).
mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi. Penambangan adalah proses
pengambilan material yang dapat diekstraksi dari dalam bumi. Tambang adalah
secara tradisional yang biasanya dilakukan oleh masyarakat di tepi sungai (Zidny,
2014).
10
Limbah cair pengolahan bijih emas umumnya mengandung berbagai jenis
logam berat antara lain besi (Fe), tembaga (Cu), timbal (Pb) dan seng (Zn).
Logam-logam tersebut dapat berasal dari kegiatan pengupasan tanah penutup dan
logam ini berbentuk kristal dengan warna kemerahan. Dalam tabel periodik unsur-
unsur kimia, tembaga menempati posisi dengan nomor atom (NA)29 dan
mempunyai bobot atau berat atom (BA)63,546. Unsur tembaga di alam, dapat
ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam
bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral (Palar,
2004).
alam sebagai unsur meski dalam jumlah yang sedikit. Hal ini karena
penyerapan Fe dalam sintesis hemoglobin. Karena itu kekurangan logam ini akan
mempunyai bilangan valensi +1 dan +2. Berdasarkan pada bilangan valensi yang
11
dibawanya, logam Cu dinamakan juga cuppro untuk yang bervalensi +1, dan
yang sangat stabil. Sebagai contoh adalah senyawa Cu(NH3)6.Cl2. Logam Cu dan
tidak dapat larut dalam air dingin atau panas, tetapi mereka dapat dilarutkan dalam
asam. Logam Cu itu sendiri, dapat dilarutkan dalam senyawa asam sulfat (H2SO4)
panas dan dalam larutan basa NH4OH. Senyawa CuO dapat larut dalam NH4Cl
lainnya seperti Hg, Cd dan Cr. Logam berat Cu digolongkan kedalam logam berat
berat beracun, unsur logam ini sangat diperlukan oleh tubuh meskipun sedikit.
Karena itu, Cu termasuk kedalam logam- logam essensial bagi manusia seperti
manusia seperti Cu, Fe, Zn, dan lain-lain. Toksisitas yang dimiliki oleh Cu baru
akan bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk
12
kilogram berat tubuh untuk anak-anak dan 80 mg Cu per kilogram berat tubuh
keracunan secara akut dan kronis. Keracunan akut dan kronis ini terjadinya
ditentukan oleh besarnya dosis yang masuk dan kemampuan organisme untuk
A. Keracunan Akut
2) Adanya rasa terbakar pada epigastrum dan muntah yang terjadi secara
berulang-ulang.
Pada 14 orang penderita lainnya terjadi pula diare pada hari pertama dan kedua
setelah terpapar oleh CuSO4. Sementara itu pada 20 orang penderita lainnya gejala
Selanjutnya melalui biopsi yang dilakukan terhadap hati beberapa orang penderita
B. Keracunan Kronis
penyakit Wilson dan Kinsky. Gejala dari penyakit Wilson ini adalah terjadi
kerusakan pada otak serta terjadinya penurunan kerja ginjal dan pengendapan Cu
dalam kornea mata. Penyakit Kinsky dapat diketahui dengan terbentuknya rambut
13
yang kaku dan berwarna kemerahan pada penderita. Sementara pada hewan
seperti kerang, bila dalam tubuhnya telah terakumulasi dalam jumlah tinggi, maka
bagian otot tubuhnya akan memperlihatkan warna kehijauan. Hal itu dapat
menjadi petunjuk apakah kerang tersebut masih bisa dikonsumsi oleh manusia
(Palar, 2004).
Titrimetri atau analisis volumetri adalah salah satu pemeriksaan jumlah zat
kimia yang luas pemakaiannya. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan. Pada
satu segi, cara ini menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat,
ketelitian dan ketepatannya cukup tinggi. Pada segi lain, cara ini menguntungkan
karena dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai
dengan berbagai cara, salah satunya adalah titrasi kompleksometri (Rivai, 1995).
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan
dengan menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain (Rivai,
1995).
14
Spektrofotometer Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel.
Spektroskopi Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau
kompleks di dalam larutan. Sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-
pertama kali digunakan pada tahun 1955 oleh Walsh. Sesudah itu tidak kurang
dari 65 unsur diteliti dan dapat dianalisis dengan cara tersebut. Spektroskopi
jumlah sekelumit dan sangat kelumit. Cara analisis ini memberikan kadar total
unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul dari
logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis kelumit logam karena
serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral, dan
sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau sinar ultraviolet. Dalam garis
sinar tampak dan ultraviolet. Perbedaan terletak pada bentuk spektrum, cara
terlarut. Dengan membakar larutan yang mengandung ion logam tersebut (api dari
15
udara bertekanan dan asetilen), ion tersebut memberi warna tertentu pada api
pembakaran. Absorbansi oleh api terhadap sinar yang bersifat warna yang
komplementer, seimbang dengan kadar ion; sinar tersebut berasal dari lampu
khusus pada alat. Pada sejenis instrumen yang mirip (Flame Emission
Spectrofotometer) intensitas salah satu warna dari api tersebut diukur; intensitas
Instrumentasi SSA
1. Sumber sinar
Sumber sinar yang lazim adalah lampu katoda berongga (hollow cathode
lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda
dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam
atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia
(neon atau argon) dengan tekanan rendah (10-15 torr). Neon biasanya lebih
disukai karena memberikan intensitas pancaran lampu yang lebih rendah. Bila
antara anoda dan katoda diberi suatu selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka
energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda akan bertabrakan dengan gas-
2. Tempat sampel
dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan
asas. Ada berbagi macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu
16
sampel menjadi uap atom-atom yaitu: dengan nyala (flame) dan dengan tanpa
a. Nyala (flame)
Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan
menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Pada
spektrofotometri emisi atom, nyala ini berfungsi untuk mengeksitasikan atom dari
Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan,
misalkan untuk gas batubara-udara, suhunya kira-kira sebesar 1800°C; gas alam-
nyala udara propan seperti Na, K, dan Li. Akan tetapi metode tersebut lebih baik
Kobalt, Tembaga, Besi, Timbal, Magnesium, Mangan, Nikel, Perak, dan Seng
Teknik atomisasi dengan nyala dinilai kurang peka karena atom gagal
mencapai nyala, tetesan sampel yang masuk ke dalam nyala yang terlalu besar,
dan proses atomisasi kurang sempurna. Oleh karena itu muncullah suatu teknik
atomisasi yang baru yakni atomisasi tanpa nyala. Pengatoman dapat dilakukan
17
dalam tungku dari grafit seperti tungku yang dikembangkan oleh Masmann
(Rohman, 2007).
3. Monokromator
dalam monokromator juga terdapat suatu alat yang digunakan untuk memisahkan
radiasi resonansi dan kontinyu yang disebut dengan chopper (Rohman, 2007).
4. Detektor
(photomultiplier tube). Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam sistem deteksi
yaitu: yang memberikan respon terhadap radiasi resonansi dan radiasi kontinyu;
dan yang hanya memberikan respon terhadap radiasi resonansi (Rohman, 2007).
5. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai
sistem pencatatan hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah
dapat berupa angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan
sedemikian rupa yang pelaksanaannya tergantung dari macam dan jenis sampel.
18
Yang penting untuk diingat adalah bahwa larutan yang akan dianalisis haruslah
− Sampel dilarutkan dalam suatu basa atau dilebur dahulu dengan basa kemudian
dengan SSA, yang terpenting adalah bahwa larutan yang dihasilkan harus jernih,
hasil analisis dengan metode SSA yang dilakukan adalah dengan menggunakan
kuantifikasi dengan kurva baku (kurva kalibrasi). SSA bukan merupakan metode
19