Anda di halaman 1dari 159

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA AUGMENTED REALITY

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR SISWA PADA KONSEP BENTUK MOLEKUL

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
GILANG YUDA PRATAMA
NIM. 1112016200065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ABSTRAK

Gilang Yuda Pratama (NIM: 1112016200065). Analisis Penggunaan Media


Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Pada Konsep Bentuk Molekul. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Untuk pembelajaran konsep bentuk molekul, siswa dituntut untuk memiliki


kemampuan memvisualisasi bentuk molekul 3D yang pada akhirnya dapat
meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa. Agar siswa dapat memiliki
kemampuan tersebut diperlukannya media pembelajaran dengan teknologi
Augmented Reality yang mampu memvisualisasikan bentuk 3D secara lebih nyata.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan motivasi belajar siswa terhadap
penggunaan media Augmented Reality sebagai media pembelajaran. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Dengan sampel penelitian
adalah seluruh siswa kelas X MIA 3 di MAN 19 Jakarta dengan berjumlah 31 siswa.
Instrumen yang digunakan yaitu angket, dengan teknik analisis data menggunakan
skala Likert dengan indikator perhatian (Attention), relevansi (Relevation), percaya
diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction) yang menunjukan motivasi belajar
siswa terhadap penggunaan media Augmented Reality sebagai media pembelajaran
pada konsep bentuk molekul. Hasil penelitian dinilai ditiap indikator. Hasil
penelitian menunjukan untuk indikator perhatian (Attention) mendapatkan
persentase sebesar 85.73% dengan kategori sangat baik, relevansi (Relevation)
mendapatkan persentase sebesar 86.53% dengan kategori sangat baik, percaya diri
(Confidence) mendapatkan persentase sebesar 85.89% dengan kategori sangat baik,
dan kepuasan (Satisfaction) mendapatkan persentase sebesar 86.85% dengan
kategori sangat baik. Hasil persentase untuk keseluruhan mendapatkan nilai 86.25%
dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa media AR sangat baik
digunakan sebagai media pembelajaran di kelas untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa pada konsep bentuk molekul.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Augmented Reality, Motivasi Belajar, Bentuk


Molekul

iv
ABSTRACT

Gilang Yuda Pratama (NIM: 1112016200065). Analysis of the Use of Media


Augmented Reality as Learning Media Against Student Motivation On Molecular
Form Concept. Thesis, Chemical Education Study Program, Department of
Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

For learning the concept of molecular form, students are required to have the
ability to visualize the form of 3D molecules that ultimately can improve students'
learning motivation and understanding. In order for students to have the ability
required the media of learning with Augmented Reality technology that is able to
visualize the 3D form more real. This study aims to determine the level of student's
motivation to use the media Augmented Reality as a medium of learning. This
research uses descriptive quantitative research method. With the sample of
research is all students of class X MIA 3 in MAN 19 Jakarta with amount 31 student.
The instrument used is questionnaire, with data analysis technique using Likert
scale with Attention, Relevation, Confidence, and Satisfaction indicating students'
learning motivation towards the use of Augmented Reality media as a medium of
learning on the concept of molecular form. The results are assessed in each
indicator. The result of the research shows that attention indicator (Attention) get
the percentage of 85.73% with very good category, relevancy (Relevation) get the
percentage of 86.53% with very good category, confidence get percentage equal to
85.89% with very good category, and satisfaction (Satisfaction) get a percentage
of 86.85% with very good category. The results of the percentage for the whole get
a score of 86.25% with very good category. This shows that AR medium is very
good used as medium of learning in class to improve student's learning motivation
on concept of molecular form.
Keywords: Learning Media, Augmented Reality, Learning Motivation, Molecular
Form

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohirm
Alhamdulillahirabil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuu Wa
Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis
Penggunaan Media Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Konsep Bentuk Molekul”. Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu
Alaihi Wassalam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Ucapan terima kasih penulis capkan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus,
ikhlas, dan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
validator instrument angket yang telah memberikan kritik dan saran selama
proses validasi.
3. Nanda Saridewi, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu, ilmu, dan bimbingan, motivasi, semangat serta saran kepada penulis
dengan penuh kesabaran dan sebagai Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, waktu, perhatian, motivasi, dan semangat kepada
penulis selama perkuliahan berlangsung.
4. Salamah Agung, Ph.D., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, semangat, serta saran dengan penuh
keihklasan dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
5. Dewi Muniarti M.Si., selaku validator instrumen angket yang telah memberikan
kritik dan saran selama proses validasi.

vi
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik
dan memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi mahasiswa di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Guru-guru di MAN 19 Jakarta, khususnya Ibu Kiki yang telah membantu
penulis dalam melakukan pengambilan data di sekolah.
8. Orang tua tersayang yaitu Bapak Dadan Hendayana dan Ibu Yuyun Yunengsih
yang selalu sabar memberikan motivasi dan dukungan moril maupun materil.
9. Adikku, Vica Hanayani yang selalu dijadikan semangat selama penyelesaian
studi.
10. Keluarga besar Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa kepada penulis agar
selalu sukses dan sehat selalu.
11. Hokage 2012; Sarip, Dangir, Lilik, Fahmi dan Rizky yang telah menjadi sahabat
penulis dari awal hingga kini yang selalu mewarnai hari-hari selama studi.
12. Rizal Nurseptiana, yang telah menjadi partner dalam mengambil data validasi
dan data penelitian bersama yang penuh dengan perjuangan dan tantangan.
13. Teman-teman bimbingan skripsi Bu Nanda dan Bu Salamah yang sudah berbagi
waktu, kesabaran, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Pendidikan Kimia angkatan 2012 kelas B yang menjadi teman sekelas selama
bertahun-tahun, terima kasih sudah membantu penulis selama menyelesaikan
studi bersama.
15. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Kimia 2012 yang saling memberikan
motivasi dan semangat selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
16. Rekan-rekan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Kimia
angkatan 2014-2015, terima kasih telah menjadi guru bagi peneliti dalam
berorganisasi.
17. Fakhrur Rahman telah menjadi teman sekontrakan bersama selama lebih dari 1
tahun. Terima kasih untuk bantuannya.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 8


A. Kajian Teoriti ................................................................................. 8
1. Media Pembelajaran ................................................................. 8
a. Pengertian Media Pembelajaran ......................................... 8
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran ............................................ 10
c. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran ....... 11
d. Fungsi Media Pembelajaran .............................................. 17
e. Manfaat Media Pembelajaran ........................................... 20
f. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran ............................ 21

ix
2. Augmented Reality .................................................................. 24
a. Pengertian Augmented Reality .......................................... 24
b. Jenis Augmented Reality ................................................... 26
c. Penerapan Augmented Reality dalam Berbagai Bidang .... 27
d. Augmented Reality dalan Dunia Pendidikan ..................... 28
3. Motivasi Belajar ...................................................................... 29
a. Pengertian Motivasi Belajar .............................................. 29
b. Aspek-aspek Motivasi Belajar .......................................... 31
c. Ciri-ciri Motivasi Belajar .................................................. 32
d. Strategi Motivasi Belajar................................................... 32
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ....... 33
f. Fungsi Motivasi Belajar .................................................... 34
4. ARCS (Attention, Relevation, Confidence, Satisfaction)......... 34
a. Latar Belakang Model ARCS (Attention, Relevation,
Confidence, Satisfaction) .................................................. 34
b. Pengertian ARCS (Attention, Relevation, Confidence,
Satisfaction) ...................................................................... 35
5. Bentuk Molekul ....................................................................... 38
a. Pengertian Bentuk Molekul .............................................. 39
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................... 43
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 49


A. Waktu Dan Tempat Penelitian ...................................................... 49
B. Model dan Desain Penelitian ........................................................ 49
C. Objek dan Subjek Penelitian ......................................................... 50
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 50
E. Instrumen Penelitian...................................................................... 51
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 53

x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 57
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 57
1. Hasil Data Angket Siswa ........................................................ 57
2. Hasil Wawancara Guru ........................................................... 60
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 62
1. Indikator Perhatian (Attention)................................................ 62
2. Indikator Relevansi (Relevation)............................................. 63
3. Indikator Percaya Diri (Confidence) ....................................... 63
4. Indikator Kepuasan (Satisfaction) ........................................... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 68


A. Kesimpulan ................................................................................... 68
B. Saran .............................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70


LAMPIRAN ....................................................................................................... 78

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Virtual Continuum ..............................................................................25


Gambar 2.2 Contoh Marker-Less pada AR ............................................................26
Gambar 2.3 Contoh Marker-Based pada AR ..........................................................26
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ..............................................................................48
Gambar 4.1 Grafik Hasil Data Angket Motivasi Belajar Siswa ............................60

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokan Media ........................................................................15


Tabel 2.2 Jumlah Domain Elektron Atom Pusat ................................................40
Tabel 2.3 Teori Domain Elektron Untuk Meramalkan Bentuk Molekul ............42
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Penggunaan Media AR sebagai Media Pembelajaran pada Konsep
Bentuk Molekul ...................................................................................52
Tabel 3.2 Pedoman Skor Penilaian oleh Siswa ...................................................54
Tabel 3.3 Kriteria Interprestasi Skor ...................................................................55
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Skala Guttman ......................................................55
Tabel 4.1 Data Hasil Angket Indikator Perhatian (Attention) .............................58
Tabel 4.2 Data Hasil Angket Indikator Relevansi (Relevation)..........................58
Tabel 4.3 Data Hasil Angket Indikator Percaya Diri (Confidence) ....................59
Tabel 4.4 Data Hasil Angket Indikator Kepuasan (Satisfaction) ........................59
Tabel 4.5 Pertanyaan dan Jawaban Hasil Wawancara ........................................60

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Motivasi Belajar Siswa ....................................................... 77


Lampiran 2 Pengolahan Data Angket Motivasi Belajar Siswa ........................... 81
Lampiran 3 Angket Motivasi Belajar Siswa Validasi ......................................... 88
Lampiran 4 Lembar Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa ........................... 95
Lampiran 5 Lembar Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa Validasi Dosen
Ahli 1.............................................................................................. 103
Lampiran 6 Lembar Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa Validasi Dosen
Ahli 2.............................................................................................. 110
Lampiran 7 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I.............................. 117
Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing II ............................ 118
Lampiran 9 Surat Pernyataan Validasi Dosen Ahli 1 ........................................ 119
Lampiran 10 Surat Pernyataan Validasi Dosen Ahli 2 ...................................... 120
Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 121
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................ 122
Lampiran 13 Lembar Uji Referensi ................................................................... 123
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 139

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung


pada teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap
orang yang menggunakannya. Teknologi sangatlah berpengaruh dalam
aspek kehidupan manusia dan ikut berperan dalam kehidupan masyarakat
luas khususnya peran teknologi di bidang pendidikan. Dalam pendidikan
sendiri teknologi kini memiliki peranan tersendiri dalam proses belajar
mengajar. Banyak sekali peran yang dimiliki teknologi dalam proses belajar
mengajar pada dalam dunia pendidikan memiliki metode-metode dan media
dalam proses belajar mengajar. Menurut Rusman, Kurniawan & Riyana (2015,
hlm. 77) memasuki abad teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini
sangat dirasakan kebutuhan dan kepentingannya untuk perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran. Teknologi informasi berkembang
sejalan dengan perkembangan teori dan komunikasi dan teknologi yang
menunjang terhadap praktik belajar. Pembelajaran berbasis komputer,
pembelajaran berbasis WEB, pembelajaran berbantukan komputer,
pembelajaran berbasis audio visual aids (AVA) adalah bentuk
pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat


sekarang ini, menuntut pendidikan untuk turun serta dalam penggunaan
teknologi sebagai inovasi dalam pembelajaran. Menurut Munir (2009,
hlm. 33) teknologi dalam pedidikan merupakan pendekatan sistematis
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
pembelajaran. Dengan adanya teknologi dalam dunia pendidikan, maka
terjadinya perubahan metode kearah pendekatan belajar yang lebih
berpusat pada peserta didik. Perubahan ini ditandai dengan bertambahnya

1
2

penggunaan media belajar, dan peningkatan penggunaan teknologi


informasi dan komunikasi secara praktis dalam semua aspek pendidikan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki pengaruh yang


sangat besar dalam berbagai bidang pendidikan yang tidak terpisahkan dari
proses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Rusman dkk
(2015, hlm. 75) peranan teknologi dalam pembelajaran siswa dituntut agar
memahami bagaimana dan di mana informasi yang dapat diperoleh,
bagaimana cara mengemas/mengolah informasi dan bagaimana cara
mengomunikasikannya. Selain membantu siswa dalam proses pembelajaran,
teknologi juga berperan untuk guru terutama dalam pemanfaatan fasilitas
untuk kepentingan memperkaya kemampuan mengajarnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran di kelas, sudah menjadi suatu kebutuhan sekaligus tuntutan di
era global ini.
Teknologi selalu berkembang dari waktu kewaktu. Sejalan dengan
perkembangan tersebut salah satu perkembangannya adalah teknologi
Augmented Reality atau yang bisa disingkat dengan AR. Menurut Furht (2011,
hlm. 3) AR adalah kombinasi antara dunia maya (virtual) dan dunia nyata
(real) yang dibuat oleh komputer. Objek virtual dapat berupa teks, animasi,
model 3D atau video yang digabungkan dengan lingkungan sebenarnya
sehingga pengguna merasakan objek virtual berada di lingkungannya.
Menurut Goel dan Bhardawaj (2014) teknologi AR dapat berjalan normal pada
perangkat mobile seperti iPhones, iPads, smartphone, PC, tablet, dan lain-
lain.
Teknologi AR dapat membantu menjelaskan dibeberapa mata pelajaran
yang memerlukan visualisasi 3D, khususnya pada materi kimia yang banyak
memerlukan visualisasi 3D. Salah satu materi kimia yang memerlukan
visualisasi 3D adalah bentuk molekul. Karena bentuk molekul termasuk
konsep kimia yang berkaitan dengan struktur zat.
Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat bermanfaat baik dalam
kehidupan maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan. Banyak
3

orang yang memandang kimia sebagai mata pelajaran yang sangat sulit dan
membosankan. Kesan yang kurang baik terhadap kimia (ilmu kimia)
kemungkinan besar disebabkan karena kita tidak mengenal secara baik ilmu
kimia dan pemahaman terhadap ilmu kimia terlalu sedikit. Padahal jika kita
mau mempelajari secara mendalam, banyak sisi-sisi menarik dan unik dalam
ilmu kimia. Ilmu kimia diungkapkan oleh Purba (2006, hlm. 3) adalah ilmu
yang mempelajari susunaan, struktur, sifat, perubahan materi, dan energi yang
menyertai perubahan nya.
Menurut Singhal (2012) banyak siswa di sekolah yang memiliki
masalah dalam belajar memahami struktur molekul, hal ini dapat disebabkan
kurangnya visualisasi struktur ruang dari molekul yang diajarkan dalam
representasi dua dimensi di papan tulis atau buku yang berdampak pada
rendahnya motivasi belajar siswa. Menurut Iordache, Pribeanu dan Balog
(2012) salah satu kendala yang ditemui siswa dalam mempelajari bentuk
molekul adalah kesulitan untuk membayangkan bentuk 3D dari struktur atom
dan molekul. Hal ini dikarenakan kedudukan atom-atom di dalam suatu
molekul dalam ruangan 3D dan sudut-sudut ikatan pada satu molekul
memerlukan adanya visualisasi atau animasi untuk membantu
menggambarkan molekul 3D. Oleh karena itu dalam memahami konsep
bentuk molekul, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan memvisualisasi
bentuk molekul 3D yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar
dan pemahaman siswa. Agar siswa dapat memiliki kemampuan tersebut
diperlukannya media pembelajaran dengan teknologi AR yang mampu
memvisualisasikan bentuk 3D secara lebih nyata. Seperti yang dikatakan oleh
Iordache dkk (2015) menggunakan media AR siswa lebih memahami dan
belajar kimia dengan lebih mudah dan interaksi di kelas mendapatkan
pengaruh positif terhadap efektivitas dan efesiensi pada proses belajar.
Media pembelajaran berbasis AR merupakan media pembelajaran
alternatif yang memiliki karakteristik yang unik, yaitu dapat digunakan di
mana saja dan kapan saja, didukung dengan visualisasi yang menarik.
Menurut Sadiman, Rahardjo, Haryono, dan Rahardjito (1996, hlm. 7-10)
4

mengatakan bahwa media tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu
belaka bagi pendidik untuk mengajar, namun lebih dari itu yaitu sebagai alat
penyalur pesan dari pemberi pesan (pendidik) ke penerima pesan (peserta
didik).
Beberapa penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan uga
telah dilakukan yang menunjukan hasil positif bahwa teknologi AR dapat
diterapkan dengan baik dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia
pembelajaran sebagai sebuah media pembelajaran. Hal tersebut diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Windiyasari (2015) hasil dari penilitiannya
menunjukan bahwa media pembelajaran AR mendapatkan respon sangat baik
dengan persentase sebesar 84,56%. Hal ini sejalan dengan penelitan yang telah
dilakukan oleh Iordache dkk (2012) hasil dari penilitiannya menunjukan
bahwa penggunaan media AR siswa lebih memahami dan belajar kimia
dengan lebih mudah. Sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Shatte dkk
(2014) menyatakan bahwa media AR sudah banyak diterapkan dibeberapa
mata pelajaran, dan merupakan salah satu bidang yang paling menyenangkan
dalam pendidikan, dan penelitian yang dilakukan oleh Editya dan Sondang
(2014) bahwa media pembelajaran AR berkategori layak digunakan dalam
proses pembelajaran.
Di Indonesia sendiri penggunaan AR dalam pendidikan sudah banyak
digunakan dalam peroses pembelajaran dan beberapa penelitian dan
pengembangan dalam bidang pendidikan juga telah dilakukan. Contohnya
yaitu penelitian dilakukan Qumillaila, Susanti, dan Zulfiani (2017)
menunjukan hasil yang positif dan membuktikan bahwa AR dapat membantu
siswa dalam proses belajar, memahami materi, maupun untuk meningkatkan
motivasi belajar.
Penting sekali bagi guru mencari cara yang efektif supaya siswa
termotivasi terhadap pelajaran kimia. Penggunaan media pembelajaran kimia
berbasis android bagi peserta didik diharapakan dapat memotivasi dalam
mengikuti pembelajaran kimia. Sejalan dengan Fibriyani, Damris dan Risnita
(2014) bahwa media pembelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan
5

motivasi dan hasil belajar siswa. Motivasi diharapkan muncul sebagai


dorongan kepada peserta didik untuk lebih tertarik kepada materi
pembelajaran.
Proses pembelajaran akan berjalan efektif bila seluruh kemampuan
yang berpengaruh dalam proses tersebut saling mendukung dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Salah satu komponen yang sangat berpengaruh
saat ini adalah pemilihan media pembelajaran yang tepat agar dapat
meningkatkan motivasi siswa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Hamalik dalam Arsyad (2014, hlm. 19) bahwa pemakaian media yang tepat
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan
menggunakan media pembelajaran, guru dapat memperlihatkan konsep kimia
lebih kongkrit, memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi pada
siswa. Penggunaan media pembelajaran oleh guru dapat menyajikan informasi
belajar dan pesan secara serempak dengan mengatasi ruang dan waktu,
mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa. Jadi, penggunaan media
pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar, membantu
kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa.
Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberi
tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk menerapkan
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang telah diungkapkan
Munir (2009, hlm. 115) bahwa menggunakan metode dan media pembelajaran
yang bervariasi akan mampu menghidupkan suasana pembelajaran,
mendorong motivasi belajar siswa dan memudahkan memahami konsep-
konsep yang abstrak atau rumit, atas dasar pemikiran ini pula penulis memilih
judul multimedia interaktif yang akan di terapkan pada AR.
Karena media berbasis AR yang sudah dikembangkan oleh Windiyasari
(2015) mendapatkan respon sangat baik dengan persentase sebesar 84,56%
dan dapat menghadirkan bahan ajar berupa permodelan dari bentuk molekul
senyawa kimia secara animatif sehingga peneliti tinggal mencari tahu seberapa
6

besar tingkat motivasi belajar siswa menggunakan media AR ini. Apakah


media AR ini mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan juga
dapat dipahami secara mudah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Penggunaan Media
Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Pada Konsep Bentuk Molekul.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi


permasalahannya adalah:
1. Motivasi belajar kurang karena proses pembelajaran di kelas guru
menggunakan pemilihan media yang kurang tepat.
2. Motivasi belajar kurang karena proses pembelajaran di kelas guru
masih belum menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.
3. Kurangnya motivasi belajar siswa saat mempelajari konsep bentuk
molekul karena media pembelajaran yang digunakan masih
representasi 2D terbatas di papan tulis dan buku.
4. Kurangnya motivasi belajar siswa saat proses pembelajaran konsep
bentuk molekul, karena pembelajaran tidak memakai media
pembelajaran yang terdapat visualisasi atau animasi untuk membantu
menggambarkan molekul 3D.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan dalam penelitian ini adalah terbatas pada tingkat motivasi
belajar siswa menggunakan media pembelajaran AR pada konsep bentuk
molekul yang sudah dikembangkan oleh Mahasiswa Pendidikan Kimia,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama
Windiyasari pada materi Bentuk Molekul pada tahun 2015.
7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan


masalahnya adalah bagaimana tingkat motivasi belajar siswa menggunakan
media pembelajaran AR pada materi bentuk molekul?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat ditentukan
tujuannya adalah mengetahui tingkat motivasi belajar siswa menggunakan
media pembelajaran AR pada materi bentuk molekul.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini sebagai


berikut:
1. Bagi siswa dapat membantu meningkatkan motivasi belajar dalam
proses pembelajaran.
2. Bagi guru, yaitu dalam mengajar Kimia dengan memanfaatkan media
pembelajaran guru diharapkan menggunakannya dengan tepat berdasarkan
tujuan, materi dan metode yang digunakan sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa.
3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan baru dalam bidang pendidikan
sehingga ketika sudah terjun kelapangan dapat megaplikasikan
pengetahuan dan wawasan yang diperoleh selama penelitian guna
mengefektifitaskan proses pembelajaran Kimia.
4. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan agar fasilitas
yang menunjang proses pembelajaran dapat diperhatikan demi
kelangsungan kegiatan proses belajar mengajar, serta mendorong
kepala sekolah untuk mengadakan media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa selama
pelaksanaan pengajaran Kimia.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2014, hlm.
3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahun, ketrampilan atau
sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Association for Education and Communication
technologi (AECT) media pada Sadiman dkk (1996, hlm. 6) adalah
segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran
informasi. Sedangkan Education Association (NEA) menyatakan
bahwa media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta yang dipergunakan dengan
baik dalam kegiatan belajar mengajar, instrumen dapat mempengaruhi
efektifitas program instruksional.
Sedangkan Rusman dkk (2015, hlm. 169) kata media berasal
dari bahasa latin yang merupakan kata medium yang memiliki arti
perantara atau pengantar mengartikan media adalah pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan untuk pembelajaran
Warsita (2008, hlm. 265) menjelaskan bahwa pembelajaran

8
9

mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana


pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang
artinya menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara
bermakna melalui pembelajaran. Dari dua pengertian tersebut media
pembelajaran memiliki pengertian segala sesuatu yang digunakan
sebagai media dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran menurut Miarso dalam Rusman (2013,
hlm. 160) adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Hal ini sejalan dengan
definisi yang diberikan oleh Munadi (2012, hlm 7-8), media
pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif. Di dalam proses belajar mengajar yang pada hakikatnya juga
merupakan proses penyampaian pesan atau proses komunikasi,
informasi atau pesan yang dikomunikasikan adalah isi atau bahan ajar
yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dalam proses komunikasi,
biasanya guru berperan sebagai komunikator yang bertugas
menyampaikan bahan ajar (pesannya) kepada siswa (penerima pesan).
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media
pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima
pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media
dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
mrmbangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa
pengaruh psikologis terhadap siswa.
10

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran


Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2014, hlm. 15-17)
media memiliki tiga ciri yang digunakan sebagai petunjuk mengapa
media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media,
yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya
tanpa media, yaitu (1) ciri fiksatif, (2) ciri manipulatif, (3) ciri
distributif.
1) Ciri Fiksatif (Fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media untuk merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut atau disusun
kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape,
disket komputer, dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media
memungkinkan untuk merekam kejadian atau objek yang terjadi
pada satu waktu tertentu dan ditransportasikan tanpa mengenal
waktu;
1) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dapat dilakukan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian ini memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau
tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording. Selain dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula
diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman
video;
3) Ciri Distributif (Distributif Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas
atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah
11

tertentu, tetapi juga dapat disebar ke seluruh tempat yang


diinginkan kapan saja;
c. Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2014, hlm. 31-35) dalam perkembangannya,
media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Salah satu
teknologi yang terakhir muncul adalah teknologi mikro-prosesor yang
melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif. Berdasarkan
perkembangan teknologi tersebut media pembelajaran dapat
dikelompokan kedalam empat kelompok yaitu: (1) Media hasil
teknologi cetak, (2) Media hasil teknologi audio-visual, (3) Media hail
teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) Media hasil gabungan
teknologi cetak dan komputer.
1) Media Hasil Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis
terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.
Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak.
Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati
berdasarkan ruang;
b) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah
dan reseptif;
c) Teks dan visual ditampilkan statis;
d) Pengembangan sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
kebahasan dan persepsi visual;
e) Baik teks maupun visual berorientasi pada siswa;
f) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.
2) Media Hasil Teknologi Audio Visual
Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin
mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan
12

visual. Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah


sebagai berikut:
a) Mereka biasanya bersifat linear;
b) Mereka biasanya menyajikan visual dan dinamis;
c) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh perancang/pembuatnya;
d) Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau
gagasan abstrak;
e) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis
beharviorisme dan kognitif;
f) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat
pelibatan interaktif murid yang rendah.
3) Media Hasil Teknologi yang Berdasarkan Komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan
sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Beberapa ciri media
yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat
keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut:
a) Mereka dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau
secara linear;
b) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau
berdasarkan keinginan perancang/pengembang sebagaimana
direncanakannya;
c) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak
dengan kata, simbol, dan grafik;
d) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangakan media
ini;
e) Pembelajaran dapat berorientasi pada siswa dan melibatkan
keterlibatan siswa yang tinggi
13

4) Media Hasil Gabungan Teknologi Cetak dan Komputer


Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa
bentuk media yang dikendalikan oleh komputer yang memiliki
kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory
yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang memiliki
resolusi tinggi ditambah dengan peripheral (alat-alat tambahan
seperti videodisc player, perangkat keras untuk bergabung dalam
satu jaringan, dan sistem audio). Beberapa ciri utama teknologi
berbasis komputer adalah sebagai berikut:
a) Dapat digunakan secara acak, sekuensial, dan linear;
b) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja
dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh
perancangnya;
c) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistis dalam
konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan
siswa, dan di bawah pengendalian siswa;
d) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam
pengembangan pelajaran;
e) Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif
sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan;
f) Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak keterlibatan siswa;
g) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari
berbagai sumber.
Menurut Sanjaya (2011, hlm. 172-174) media pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi yaitu (1) Sifatnya, (2)
Kemampuan Jangkauannya, dan (3) Cara atau teknik pemakaiannya.
1) Sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a) Media auditif, yaitu media yang hanya didengar saja dan
hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara;
14

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. contohnya film, slide, foto, lukisan,
gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media
grafis;
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang menggunakan
unsur suara juga mengandung unsur berbagai gambar yang
dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film,
slide suara, dan lain sebagainya.
2) Kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
a) Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak
seperti radio dan televisi;
b) Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang
dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3) Cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam.
a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip dan
lain sebagainya;
b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dan lain sebagainya.
Berbagai macam media pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi 4 jenis, yaitu: bentuk (visual), suara (audio), audio-visual dan
multimedia. Berdasarkan adanya 4 jenis media tersebut Asyhar (2012,
hlm. 44) mengemukakan beberapa kelompok jenis media sebagai
berikut:
1) Media visual, yakni media yang digunakan hanya
mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta
didik. Dengan media ini, pengalam belajar yang dialami
peserta didik sangat tergantung pada kemampuan
penglihatannya;
2) Media audio, yakni media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran
peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan
15

adalah dengan mengandalkan indera kemampuan


pendengaran.;
3) Media audio – visual, adalah jenis media yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran
dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.
Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini
dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan
baik penglihatan maupun pendengaran;
4) Media multimedia, yakni media yang melibatkan beberapa
jenis media dan peralatan secara integerassi dalam suatu
proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia
melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media
teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media
interaktif berbasis media kompputer dan teknologi
komunikasi.
Anderson (2011, hlm. 212-213) mengelompokan media
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Pengelompokan media
No Kelompok Media Media Instruksional
1 Audio a. Pita audio (rol
atau kaset)
b. Piringan audio
c. Radio rekaman
siaran
2 Cetak a. Buku teks
laprogram
b. Buku pegangan
c. Buku tugas
3 Audio-Cetak a. Buku latihan
dilengkapi
kaset
16

1. Gambaran poster
(dilengkapi foto)
4 Proyek Visual Diam a. Film bingkai (slide)
b. Film rangkai (berisi
pesan verbal)
5 Proyek Visual Diam a. Film dengan (slide)
dengan Audio b. Film dengan rangkai
rangkai (berisi pesan
verbal)
6 Visual Gerak a. Film bisu dengan judul
(caption)
7 Visual Gerak dengan a. Film suara
Audio b. Video/VCD/DVD
8 Benda a. Benda nyata
b. Model tiruan (mock-up)
9 Komputer a. Media berbasis
computer: CAI
(Computer Assisted
Intructional) & CMI
(Computer Managed
Instructional)

d. Fungsi Media Pembelajaran


Menurut Rusman dkk (2015, hlm. 171) dalam pembelajaran
media memiliki fungsi didalam proses pembelajaran cukup penting
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama
membantu siswa untuk belajar. Menurut Rusman (2013, hlm. 162-
163) banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi pelajaran dikarenakan ketiadaan atau kurang optimalnya
17

pemberdayaan media pembelajaran sebagai sumber belajar dalam


proses belajar mengajar.
Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
sebagaimana yang dikatakan oleh Rusman (2013, hlm. 162-163),
yaitu
1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
Secara teknis media pembelajaran berfungsi sebagai sumber
belajar. Sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen
sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat,
teknik dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai
segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta
didik) dan memudahkan terjadinya proses belajar.
2) Fungsi semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata
(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar
dipahami anak didik (tidak verbalistik).
3) Fungsi manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik).
Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua
kemampuan, yakni mengatasi batas- batas ruang dan waktu dan
mengatasi keterbatasan inderawi.
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas
-batas ruang dan waktu, yaitu:
a) Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang
sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa
bencana alam dan lain –lain;
b) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang
menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses
metamorfosis;
18

c) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau


peristiwa yang telah terjadi seperti cerita bergambar (komik),
dan lain – lain.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
keterbatasan inderawi manusia, yaitu
a) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati
karena telalu kecil, seperti molekul, sel, atom, dan lain – lain.
b) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak telalu
lambat atau telalu cepat;
c) Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan
kejelasan suara;
d) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu
kompleks. misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta, dan
lain – lain.
4) Fungsi psikologis
Media sebagai fungsi psikologis, berfungsi sebagai:
a) Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention)
siswa terhadap materi ajar. Media pembelajaran yang tepat
guna akan mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa;
b) Fungsi Afektif
Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat
penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan
adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesedian
untuk menerima beban pelajaran dan munculnya tanggapan
yakni berupa partisipasi siswa dalam seluruh proses
pembelajaran secara sukarela;
c) Fungsi Kognitif
Siswa yang belajar dengan media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi
yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu
19

berupa orang, benda, atau peristiwa. Semakin banyak siswa


dihadapkan pada objek-objek akan semakin banyak pula
pikiran dan gagasan yang dimilikinya, atau semakin kaya dan
luas alam pikiran kognitifnya;
d) Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan tingkat imajinasi
siswa. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-
objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat
juga mengambil bentuk fantasi (hayalan) yang didominasi
kuat oleh pikiran-pikiran autistik;
e) Fungsi motivasi
Motivasi merupakan usaha dari guru untuk mendorong,
mengaktifkan, dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk
terlibat secara aktif dalam proses pembelajarannya. Guru
dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan
minat belajarnya. Salah satu pemberian harapan itu yakni
dengan cara memudahkan siswa dalam menerima dan
memahami isi pelajaran melalui pemanfaatan media
pembelajaran yang tepat guna.
f) Fungsi sosio-kultural
Fungsi media dilihat dari aspek sosio-kultural, yakni
mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi
pembelajaran.
e. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Rusman (2013, hlm. 161) pemanfaatan media harus
terencana dan sistematik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kehadiran media sangat membantu siswa untuk memahami suatu
konsep tertentu yang sulit dijelaskan dengan bahasa verbal, dengan
demikian pemanfaatan media sangat tergantung pada karakteristik
media dan kemampuan guru maupun siswa memahami cara kerja
media tersebut, dengan pemakaian media pembelajaran dalam proses
20

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang


baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menurut Rusman (2013, hlm. 164) menyatakan bahwa media
pembelajaran dalam proses belajar siswa mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatikan siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran;
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran dalam satu
hari;
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan
lain-lain.
Secara umum media pembelajaran mempunyai fungsi utama
menurut Kempt & Dayton dalam Rusman dkk (2015, hlm. 172-173),
sebagai berikut:
1) Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik
drama atau hiburan
2) Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian
informasi di hadapan kelompok siswa.
3) Memberi intruksi, informasi yang terdapat dalam media harus
melibatkan siswa.
21

f. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran


Menurut Ashyar (2012, hlm. 80) dalam pemilihan media garus
didasarkan pada hasil analisis tajam terhadap berbagai faktor seperti
tujuan, peserta didik, metode pembelajaran, dan kemampuan
teknologi yang tersedia. Tujuan dari pemilihan media agar media
yang digunakan tepat sasaran dan sesuai dengankeperluan, sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi yang baik antara peserta didik
dengan media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki
keunggulan dan kelemahan atau keterbatasan masing - masing.
Pemilihan media pembelajaran bukan pekerjaaan yang mudah.
Menurut Harjanto (2010, hlm. 238) pengetahuan tentang keunggulan
dan keterbatasan setiap jenis media menjadi penting, sehingga guru
dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih atau guru
sekaligus dapat langsung memilih berdasarkan kriteria yang
dikehendakinya. Terdapat kriteria-kriteria menurut Munadi (2012,
hlm. 187-193) dalam pemilihan media untuk pembelajaran
diantaranya: (1) karakteristik siswa, (2) tujuan pembelajaran, (3)
bahan ajar, (4) karakteristik media itu sendiri, dan (5) sifat
pemanfaatan media.
1) Karakteristik Siswa
Informasi mengenai karakteristik siswa dapat membantu dalam
memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang baik, yang
dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa;
2) Tujuan Belajar
Tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal,
yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Dalam rencana
pembelajaran, guru hendaknya melakukan pilihan-pilihan media
yang sesuai dengan tujuan, sehingga dapat membantu dalam
mencapai ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kriteria yang
paling utama dalam pemilihan media harus sesuai dengan tujuan
22

pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya, bila


tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka
media film dan video bisa digunakan.
3) Sifat Bahan Ajar
Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas
yang akan dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya
menuntut adanya aktivitas dari para siswanya. Jika berbagai
macam kegiatan didukung oleh media pembelajaran yang tepat,
tentunya lingkungan belajar akan lebih dinamis, tidak
membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar
yang maksimal bahkan akan memperlancar peranannya sebagai
pusat dan transformasi kebudayaan.
4) Pengadaan Media
Media dapat dibagi menjad dua yaitu media jadi dan media
rancangan. Yang menjadi perhatian dan pertimbangan dalam
memilih media adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu,
tenaga, fasilitas dan peralatan pendukung. Aspek tersebut sering
menjadi penghambat dalam pengembangan dan pemanfaatan
media pembelajaran secara maksimal.
5) Sifat Pemanfaatan Media
Dilihat dari pemanfaatanya, media pembelajaran terbagi menjadi
dua yaitu media primer dan media sekunder. Media primer, yaitu
media yang diperlukan atau harus digunakan guru untuk
membantu siswa dalam proses pembelajarannya. Media sekunder,
adalah media yang bertujuan untuk memberikan pengayaan
materi.
Menurut Hartono Kasmadi dalam Harjanto (2010, hlm. 241-
243) mengatakan bahwa terdapat 4 hal yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih media pembelajaran diantaranya yaitu: (1) produksi,
(2) peserta didik, (3) isi, dan (4) guru.
1) Pertimbangan produksi
23

a) Availibility (tersedianya bahan). Media akan efektif dalam


mencapai tujuan, bila tersedianya bahan dan berada pada
sistem yang tepat;
b) Cost (harga). Harga yang tinggi tidak menjamin penyusunan
menjadi tepat, dan sebaliknya tanpa biasanya juga tidak akan
berhasil, artinya tujuan belum tentu dapat dicapai;
c) Physical condition (kondisi fisik). Misalkan dengan warna
yang buram, akan menganggu kelancaran belajar mengajar;
d) Accessibility to student (mudah dicapai). Maksdunya:
pembelian bahan (peralatan) hendaknya yang dwi fungsi yaitu:
guru dapat menggunakanya, peserta didik juga akan semakin
mudah mencerna pelajaran;
e) Emotional impact. Pelaksanaan pengajaran dengan
menggunakan media harus mempu bernilai estetika sebab
akan lebih menarik untuk menumbuhkan motivasi;
2) Pertimbangan peserta didik
a) Student characteristics (watak peserta didik). Guru harus
mampu memahami tingkat kematangan dan latar belakang
peserta didik;
b) Student relevance (sesuai dengan peserta didik). Bahan yang
relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai tujuan
belajar, pengaruhnya akan meningkatkan pengalaman peserta
didik, pengembangan pola pikir, analisis pelajaran, hingga
dapat menceritakan kembali (pelajaran yang diajarkan) dengan
baik;
c) Student involvement (keterlibatan peserta didik). Bahan yang
disajikan, akan memberikan kemampuan peserta didik dan
keterlibatan peserta didik secara pisik dan mental (peran aktif
peserta didik) untuk meningkatkan potensi belajar.
24

3) Pertimbangan isi
a) Curriculair – relevance: Penggunaan media harus sesuai
dengan isi kurikulum, tujuan harus jelas, perlu dengan baik;
b) Content – soundness. Banyak bahan media yang sudah
diprogram (sofware) siap pakai atau bahan jadi seperti film
slide, sound slide, video, cassette dan sebagainya. Tapi
kemungkinan bahan jadi tersebut belum tentu cocok dan
mungkin sudah tidak up to date;
c) Presentation. Jika isi sudah tepat dan sesuai dengan
kebutuhan. Perlu juga cara menyajikan yang harus benar;
4) Pertimbangan Guru
a) Teacher – utilization. Guru harus mempertimbangkan dari
segi pemanfaatan media yang akan digunakan;
b) Teacher peace of mind. Media yang digunakan mampu
menyelesaikan problem jangan malah menimbulkan masalah,
maka perlu obsevasi dan review bahan- bahan tersebut;

2. Augmented Reality
a. Pengertian Augmented Reality
Menurut Wang (2011, hlm. 494) Augmented reality
merupakan sebuah teknologi terkait Virtual Reality (VR) untuk
menciptakan lingkungan dimana dunia nyata dan objek dunia maya
dipandu bersama dalam satu tampilan.
Sedangkan menurut definisi yang diberikan oleh Azuma
(1997, hlm. 356-357), AR adalah kombinasi antara dunia maya
(virtual) dan dunia nyata (real) yang dibuat oleh komputer. Objek
virtual dapat berupa teks, animasi, model 3D atau video yang
digabungkan dengan lingkungan sebenarnya sehingga pengguna
merasakan obyek virtual berada dilingkungannya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa AR merupakan
teknologi yang menggabungkan benda maya dalam bentuk 3D
25

kedalam lingkungan nyata bersifat interaktif yang dibuat melalui


komputer.
Menurut Azuma (1997, hlm. 356) menjelaskan tiga
karakteristik dari AR yaitu: (1) AR merupakan kombinasi dunia nyata
dan virtual, (2) berjalan secara interaktif dalam waktu nyata (real
time), dan (3) terdapat integrasi antarbenda dalam tiga dimensi.
Menurut Miligram dan Kishino (1994, hlm. 3) menjelaskan
konsep AR atau yang disebut dengan virtuality continuum yang dapat
dilihat dalam Gambar 2.1:

Gambar 2.1 Virtual continuum


Sisi yang paling kiri adalah lingkungan nyata yang hanya
berisi benda nyata, dan sisi paling kanan adalah lingkungan maya
yang berisi benda maya. Dalam AR atau realitas tertambah, yang lebih
dekat kesisi kiri, lingkungan bersifat nyata dan benda bersifat maya,
sementara dalam AR atau virtualitas tertambah, yang lebih dekat
kesisi kanan, lingkungan bersifat maya dan benda bersifat nyata.
Realitas tertambah dan virtualitas tertambah digabungkan menjadi
mixed reality atau realita campuran.

b. Jenis Augmented Reality


Menurut Lyu (2012, hlm 18) terdapat 2 Jenis AR yaitu:
1) Marker-less
Marker-less AR biasanya menggunakan fitur kompas GPS atau
digital dari perangkat seluler untuk mencari dan berinteraksi
dengan lingkungan sekitar. Terkadang, kamera juga digunakan.
26

Informasi AR akan ditampilkan di video, seperti yang ditampilkan


pada Gambar 2.2:.

Gambar 2.2 Contoh Marker-less pada AR

2) Marker-Based
AR marker biasanya menggunakan fitur kamera perangkat
menganalisis penanda yang ditangkap dalam video. Kode QR
sangat dibutuhkan dalam aplikasi ini. Selain itu, informasi tentang
marker sangat berguna. Pengguna dapat memindahkan perangkat
untuk melihat model virtual dengan sudut yang berbeda, seperti
yang ditampilkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Contoh Marker-based pada AR


27

c. Penerapan Augmented Reality dalam Berbagai Bidang


Menurut Azuma (1997, hlm. 356) setidaknya ada enam
penerapan aplikasi AR potensial yang telah dieksplorasi. Bagian
selanjutnya menjelaskan pekerjaan yang telah dilakukan di setiap
aplikasi penerapan. Meskipun ini tidak mencakup semua penerapan
aplikasi potensial dari teknologi ini, namun mencakup penerapan
yang dieksplorasi sejauh ini. Berikut enam penerapan nya:
1) Kedokteran (Medical)
Teknologi pencitraan sangat dibutuhkan didunia kedokteran,
seperti misalnya, untuk simulasi operasi, simulasi pembuatan
vaksin virus, dll. Untuk itu bidang kedokteran menerapkan AR
pada visualisasi penelitian mereka.
2) Hiburan (Entertainment)
AR sekarang sudah dipakai didunia entertainment. Bentuknya
beragam ada yang dipakai untuk efek perfilman, permainan untuk
smartphone, majalah, dan lain-lain. Biasanya augmented reality
ini bisa dijadikan sebagai nilai jual yang tinggi didunia
entertainment
3) Latihan Militer (Military Training)
Militer telah menerapkan AR pada latihan tempur mereka. Sebagai
contoh, militer menggunakan AR untuk membuat sebuah
permainan perang, dimana prajurit masuk kedalam dunia game
tersebut, dan seolah – olah seperti melakukan perang
sesungguhnya.
4) Manufaktur dan perbaikan
Kategori lain dari aplikasi AR adalah perakitan, perawatan, dan
perbaikan mesin yang kompleks. instruksi mungkin lebih mudah
dipahami jika tersedia, bukan sebagai manual dengan teks dan
gambar, melainkan sebagai gambar 3D yang dilapisi pada
peralatan yang sebenarnya; menunjukkan langkah demi langkah
tugas yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya.
28

5) Robotics dan Telerobotics


Dalam robotika, seorang operator robot, menggunakan pencitraan
visual dalam mengendalikan robot itu. Jadi penerapan AR
dibutuhkan didunia robot.
6) Anotasi dan visualisasi
AR dapat digunakan untuk menganotasi objek dan lingkungan
dengan informasi publik atau pribadi. Aplikasi yang
menggunakan informasi publik mengasumsikan ketersediaan
database publik untuk dicari lebih lanjut. Misalnya, tampilan
portabel bisa memberi informasi tentang isi rak perpustakaan saat
pengguna berkeliling perpustakaan.
d. Augmented Reality dalam Dunia Pendidikan
AR memiliki potensi yang besar dalam pendidikan, dan lebih
menakjubkan, membuka bidang baru dan menciptakan pembelajaran
yang berbeda. AR menawarkan ruang belajar yang inovatif dengan
menggabungkan materi pembelajaran digital menjadi format media
dengan alat atau benda, yang sebenarnya sehingga menciptakan
“pembelajaran terletak”. Menurut Goel dan Bhardawaj (2014) AR
didasarkan pada pembelajaran digital yang dapat berjalan normal
dengan perangkat mobile seperti iPhones, iPads, Smartphone, PC,
tablet, dan lain – lain, penggunna dapat mendownload aplikasinya.
AR dapat digunakan dalam pendidikan untuk menunjukan
model yang tidak dapat dilihat didunia nyata kepada siswa.
Contohnya planet dan galaksi yang terlalu besar, dan atom dan
molekul yang terlalu kecil. Contoh lainnya yang dikatakan oleh E.
Nunez, E., Nunez, I. dan Camahort, E (2008) adalah beberapa jenis
proses kimia, fisika dan reakaya seperti reaksi, ledakan, dinamika
fluida komputasi, simulasi gerak, dan masih banyak lagi.
Seiring kemajuan teknologi, para pengajar dituntut untuk
menguasai media yang dapat menunjang peran serta guru dalam
menjelaskan sebuah materi. Sebagai contoh dalam ilmu fisika (sistem
29

tata surya) terkadang pengajar sukar untuk menjelaskan warna bentuk


planet-planet dikarenakan hanya mengacu pada gambar hitam putih
yang terdapat dibuku planet. Menurut Prasetyo dan Sudarmilah
(2014) dengan AR, pembelajaran tata surya berbasis android yang
lebih interaktif dan menarik bagi siswa dikarenakan gambar-gambar
seperti planet akan ditampilkan secara 3 Dimensi.
Menurut Yuen, Yaouyuneong, dan Johnson (2011)
menjelaskan manfaat teknologi AR dalam pembelajaran yang
memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1) Memiliki potensi yang sangat besar dan manfaat yang sangat
besar untuk perkembangan pengajaran dan pembelajaran
lingkungan;
2) Memiliki potensi untuk melibatkan, merangsang, dan memotivasi
siswa untuk mengeksplorasi materi kelas dari sudut yang berbeda;
3) Membantu mengajar mata pelajaran dimana siswa tidak bisa
menjangkaunya dalam dunia nyata dan memberikan pengalaman
sebenarnya pada siswa (misalnya astronomi dan geografi);
4) Meningkatkan kolaborasi antara mahasiswa dan instruktur dan
kalangan pelajar;
5) Melatih kreatifitas dan imajinasi peserta didik;
6) Membantu siswa menguasai pelajaran mereka dengan langkah
mereka sendiri dan dijalan mereka sendiri, membuat pembelajaran
nyata yang sesuai untuk berbagai metode belajar;

3. Motivasi Belajar
a. Pengertian motivasi belajar
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar
ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu. Menurut Meece, Schunk dan Pintrich (2013, hlm. 4)
kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
30

bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang


melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu
mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep
motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah
perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan
penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.
Menurut Santrock (2015, hlm. 510), motivasi adalah proses yang
memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang
memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan
bertahan lama. Sedangkan menurut Sardiman (2010, hlm. 73) dalam
kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai.
Sardiman (2010, hlm 75) juga berpendapat motivasi dapat juga
dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
menggelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang
oleh faktor-faktor dari luar tetatpi motivasi itu adalah tumbuh di dalam
diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arahan pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran
yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain
itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar
tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan
untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
31

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada


apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang
menyenangkan. Karena menurut Sardiman (2010, hlm. 75) motivasi
merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang
khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat
untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai
banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar.
b. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang
dikemukakan oleh Santrock (2015, hlm. 514), yaitu:
1) Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi
ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti
imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam
menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat
dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau
mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku
siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.
2) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan
sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya,
murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata
pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat
mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai
dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang
mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk
kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat
dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:
a) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan
personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa
mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan
karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik
32

siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan


peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas
pembelajaran mereka.
b) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal.
Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa
mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu
aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap
tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
c. Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman (2010, hlm. 83) terdapat ciri-ciri motivasi
yang ada pada diri seseorang, yaitu:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunukan mnat terhadap bermacam-macam masalah.
4) Lebih senang bekerja mandiri
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin dengan
sesuatu)
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
d. Strategi motivasi belajar
Menurut Djamarah dan Zain (2013, hlm. 148) ada beberapa
strategi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:
1) Membangkitkan minat belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting
dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari
itu sangat bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat
33

dilakukan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi


pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya.
2) Mendorong rasa ingin tahu
Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk
membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam
kegiatan pemmbelajaran. Metode pembelajaran studi kasus,
diskoveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya
merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk
membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
3) Menggunakan variasi media dan metode penyajian yang menarik
Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui
penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga
penggunaan variasi metode penyajian.
4) Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar
keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau
ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau
ditetapkan oleh orang lain.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Sardiman (2010, hlm. 92) menyatakan bahwa bentuk dan cara
yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar adalah:
1) Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar
dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
2) Persaingan/kompetisi
3) Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa
agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga
diri.
4) Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan
menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
34

5) Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih


giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
6) Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.
f. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami
dan menjelaskan perilaku individu yang sedang belajar. Sardiman
(2010, hlm. 85) mengatakan setiap motivasi berhubungan dengan
suatu tujuan, dan motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan dengan itu maka ada tiga fungsi motivasi antara lain:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi ini dapat memberikan arah
dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan yang menentukan perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Disamping itu juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Seseorang melakukan suatu uasaha karena adanya motivasi yang baik
akan menunjukkan hasil yang baik pula.

4. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)


a. Latar Belakang Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction)
Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
dikembangkan oleh Keller (1987) sebagai jawaban pertanyaan
pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan
hasil belajar. Menurut Djamarah dan Zain (2013, hlm. 148) motivasi
merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak
35

didik. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya


untuk belajar bersama teman-temannya yang lain, jika tidak maka sia-
sialah bahan pelajaran yang guru sampaikan. Model pembelajaran ini
dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value
theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari
tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil
mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller
dikembangkan menjadi empat komponen yaitu attention, relevance,
confidence, dan satisfaction dengan akronim ARCS.
b. Pengertian Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction)
Menurut Keller (1987) model pembelajaran ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) merupakan hasil dari respon
terhadap keinginan untuk menemukan cara yang lebih efektif untuk
memahami pengaruh utama pada motivasi belajar, dan seperangkat
prinsip-prinsip motivasi yang diterapkan dalam proses belajar
mengajar yang terdiri dari attention (perhatian), relevance (relevansi),
confidence (kepercayaan diri), dan satisfaction (kepuasan).
Menurut Smaldino, Lowther, dan Russel (2012, hlm. 115)
dengan kata lain, faktor motivasi mempengaruhi apa yang
diperhatikan para siswa, berapa lama mereka memerhatikan dan
berapa banyak usaha mereka kerahkan dalam belajar. Keller
menjelaskan empat aspek mendasar dari motivasi yang bias
dipertimbangkan para guru ketika merancang mata pelajaran yaitu
model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction).
Dengan kata lain model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction) bertujuan untuk merangsang, meningkatkan, dan
memelihara motivasi anak didik dalam belajar.
1) Attention (Perhatian)
Menurut Keller (1987) perhatian merupakan unsur
motivasi dan juga merupakan prasyarat untuk belajar. Motivasi
36

adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan perhatian.


Sebagai unsur pembelajaran, perhatiannya adalah untuk
mengarahkan perhatian untuk tetap belajar.
Ada 5 strategi menurut Wati (2001) untuk merangsang
minat dan perhatian siswa yaitu:
a) Menggunakan metode penyampaian pembelajaran yang
bervariasi (kelompok diskusi, bermain peran, simulasi, curah
pendapat, demonstrasi, dan lain-lain). Penggunaan variasi
mengajar terutama ditujukan untuk meningkatkan dan
memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar
mengajar. Karena dengan adanya perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang guru jelaskan akan mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Komponen-komponen variasi mengajar yaitu variasi gaya
mengajar meliputi variasi suara (guru dapat bervariasi dalam
intonasi, nada, volume, dan kecepatan), penekanan, pemberian
waktu, kontak pandang, gerakan anggota badan, dan pindah
posisi.
b) Gunakan media yang bervariasi.
c) Bila dirasa perlu menggunakan humor dalam penyampaian
pembelajaran.
d) Menggunakan peristiwa nyata, anekdot, dan contoh-contoh
untu memperjelaskan konsep-konsep yang diutarakan.
e) Menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.
2) Relevance (Relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi
pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Menurut
Keller (1987) relevansi adalah proses pembelajaran harus
menunjukan kegunaan konten sehingga peserta didik dapat
melakukan pembelajaran dan menghubungkan kesenangan antara
konten dan dunia nyata. Motivasi siswa akan terpelihara apabila
37

mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan


pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Menurut Wati (2001) ada 4 strategi untuk menunjukkan
relevansi pembelajaran adalah:
a) Menyampaikan kepada murid apa yang akan dapat mereka
lakukan setelah mempelajari materi tertentu.
b) Menjelaskan manfaat pengetahuan atau keterampilan yang
akan dipelajari, dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan
dalam pekerjaan nanti.
c) Memberikan contoh, latihan, atau tes yang langsung
berhubungan dengan kondisi murid.
d) Menyampaikan isi kandungan materi dengan cara yang mudah
dipahami dan berkaitan dengan pengalaman dan nilai pelajar.
3) Confidence (Kepercayaan Diri)
Menurut Keller (1987) yang dimaksud rasa percaya diri
ialah kemampuan untuk mengenali batas kemampuan dirinya dan
merasa tenteram dengan kemampuannya. Apabila kita percaya
akan kesanggupan manusia untuk belajar sendiri dan
mengembangkan diri sendiri, maka kepadanya harus diberi
kesempatan atau kebebasan untuk memilih sendiri caranya
belajar. Karena itu kebebasan dalam belajar ini hanya dapat
dilakukan oleh guru yang tidak ragu-ragu tetapi percaya penuh
atas kemampuan murid itu.
Menurut Wati (2001) ada 5 strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kepercayaan diri murid yaitu:
a) Memperbanyak pengalaman berhasil pada siswwa, missal
menyusun materi pembelajran dari materi yang mudah ke
materi sulit.
b) Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil sehingga siswa tidak dituntut mempelajari terlalu banyak
konsep.
38

c) Menumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan


menyebutkan kelebihan dan kelemahan pemahaman siswa
terhadap suatu materi.
d) Memberikan umpan balik yang konstruktif agar siswa
mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh
ini.
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes, sehingga
membantu siswa mempunyai gambaran yang jelas apa yang
diharpkan.
4) Satisfaction (Kepuasan).
Menurut Keller (1987) keberhasilan dalam mencapai tujuan
akan menghasilkan kepuasan, kepuasan karena mencapai tujuan
dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima baik yang berasal
dari dalam maupun luar anak didik.
Menurut Wati (2001) ada 3 strategi untuk memberikan dan
menghasilkan kepuasan siswa, yaitu:
a) Pembelajaran harus bermanfaat atau memuaskan dalam
beberapa cara, apakah itu dari rasa prestasi, pujian dari yang
lebih tinggi, atau sekadar hiburan.
b) Membuat pelajar merasa seolah-olah keterampilan yang
berguna atau bermanfaat dengan memberikan kesempatan
untuk menggunakan pengetahuannya untuk membantu
temannya yang belum berhasil.
c) Memberikan pujian, umpan balik dan penguatan. Ketika
pembelajar menghargai hasil, mereka akan termotivasi untuk
belajar. Kepuasan didasarkan pada motivasi, yang dapat
intrinsik atau ekstrinsik.

5. Bentuk Molekul
Kompetensi dasar yang digunakan adalah KD 3.7. Menganalisis
teori jumlah pasangan elektron disekitar inti atom (Teori Domain
39

Elektron) untuk menentukan bentuk molekul, KD 4.7. Meramalkan


bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron disekitar inti
atom (Teori Domain Elektron). Berikut ini dijelaskan mengenai materi
bentuk molekul (geometri molekul).
a. Pengertian Bentuk Molekul
Menurut Ningsih, Ratih, Kuswati, Sofyatiningrum, dan Kartini
(2007, hlm. 23) bentuk molekul atau geometri molekul adalah
geometri sekitar atom pusat apabila pasangan elektron diganti oleh
ikatan atom-atom atau susunan atom. Geometri atau bentuk molekul
dapat ditentukan dengan teori domain elektron.
Menurut Chang (2005, hlm. 410), bentuk molekul atau
geometri molekul adalah susunan tiga-dimensi dari atom-atom dalam
suatu molekul. Geometri molekul mempengaruhi sifat-sifat kimia dan
fisinya, seperti titik leleh, titik didih, kerapatan, dan jenis reaksi yang
dialaminya. Secara umum, panjang ikatan dan sudut ikatan harus
ditentukan lewat percobaan. Tetapi, terdapat cara sederhana yang
memungkinkan kita untuk meramalkan geometri molekul atau ion
dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi jika kita mengetahui
jumlah elektron disekitar atom pusat dalam struktur lewisnya.
1) Teori Domain Elektron
Menurut Effendy (2006, hlm. 139), teori atau model
domain elektron (elektron domain) erat hubungannya dengan teori
VSEPR seperti halnya teori VSEPR, teori domain elektron
dikembangkan oleh Gillespie dan Hargittai berdasarkan ide-ide
yang dikembangkan oleh N.V. Sidgwick dan H.E Powell.
Gillespie dan Hargittai berpendapat bahwa pengajaran bentuk
molekul pada siswa pemula, seperti sekolah menengah atas,
sebaiknya menggunakan teori domain elektron karena tidak perlu
melibatkan orbital-orbital atom yang terlibat dalam pembentukan
ikatan. Pada dasarnya teori domain elektron merupakan
penyederhanaan dari teori VSEPR.
40

Menurut Effendy (2006, hlm 141) Dalam suatu molekul,


domain pasangan elektron menempati ruangan yang terdapat pada
kulit valensi atom-atom dengan susunan tertentu, dengan kata
lain, ruangan yang terdapat pada kulit atom valensi suatu atom
dibagi dalam beberapa domain dengan susunan tertentu. Unsur-
unsur yang saling berikatan memiliki bentuk molekul berbeda-
beda tergantung jumlah pasangan elektron yang terlibat. Bentuk
molekul sangat dipengaruhi oleh pasangan elektron ikatan (PEI)
dan pasangan elektron bebas (PEB) pada atom pusat suatu
molekul.
Menurut Ningsih dkk (2007, hlm. 23) domain elektron
merupakan daerah gerak elektron di sekitar atom dalam molekul.
Setiap molekul (tunggal\rangkap) – satu domain elektron. Jumlah
domain elektron ditentukan sebagai berikut.
a) Setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal, rangkap, atau
rangkap tiga) merupakan satu domain;
b) Setiap pasangan elektron bebas merupakan satu domain.
Perhatikan beberapa contoh jumlah domain elektron pada
atom pusat dalam Table 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Jumlah domain elektron atom pusat

No Senyawa Struktur Lewis Jumlah Domain


Elektron
CO2 2
1
CO2 4
2

PCl5 5
3
41

Menurut Effendy (2006, hlm 142) berdasarkan teori


domain elektron, bentuk molekul hanya ditentukan oleh domain-
domain electron ikatan yang ada. Domain elektron bebas dianggap
tidak berperanan dalam penentuan bentuk molekul, akan tetapi
dapat mempengaruhi sudut-sudut ikatan yang terdapat pada suatu
molekul. Oleh karena itu ruangan pada kulit valensi suatu atom
yang ditempati oleh domain elektron bebas lebih besar daripada
ruangan yang ditempati oleh domain elektron ikatan tunggal,
maka adanya domain elektron bebas dapat memperkecil sudut-
sudut ikatan yang ada. Dalam meramalkan bentuk molekul yang
perlu digambarkan hanya domain elektron yang terdapat pada
kulit valensi atom pusat saja.
Meramalkan bentuk molekul menggunakan teori pasangan
elektron atau domain elektron dapat dipermudah dengan rumus
berikut:

AXmEn
Keterangan:
A = atom pusat
X = subsitituen yang terikat pada atom pusat atau (PEI)

E = pasangan elektron bebas (PEB)


m = banyaknya substituen yang terikat pada atom pusat
atau (PEI)
n = banyaknya substituen yang terikat pada atom pusat
atau (PEB). (Effendy, 2006, hlm. 10).

Dengan mengetahui pasangan elektron ikatan (PEI) dan


pasangan elektron bebas (PEB), maka dapat dengan mudah
meramalkan bentuk molekul. Berikut memuat rangkuman
42

penggunaan rumus AXmEn dari teori domain electron apat dilihat


pada Tabel 2.3:

Tabel 2.3 Teori domain elektron untuk meramalkan bentuk molekul


43

Sumber: Chang, (2006, hlm. 416)

B. Penelitian Yang Relevan


Sebelum melakukan penelitian, dibutuhkan hasil penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya yang relevan khususnya yang berhubungan
dengan pengembangan media menggunakan media pembelajaran atau dengan
44

menggunakan teknologi augmented reality danatau pada mata pelajaran


kimia. Terdapat dua penelitian yang diambil oleh penulis, yaitu:
1. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lola Fibriani, M. Damris, dan
Risnita (2014) yang berjudul Pengembangan Multimedia pembelajaran
Interaktif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Kesetimbangan Kimia SMA tercatat hasil uji coba dari penelitian
pengembangan ini adalah berupa
a. Sebuah multimedia pembelajaran interaktif pada materi
Kesetimbangan Kimia yang dibuat dengan menggunakan software
Adobe Flash Profesional CS5,
b. Penilaian desain multimedia pembelajaran interaktif kesetimbangan
kimia oleh ahli media dan ahli materi dalam bentuk angket,
c. Penilaian siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif yang
telah dibuat dengan menyebarkan angket pada kelompok kecil dan
kelompok besar,
d. Penilaian motivasi siswa dengan menyebarkan angket pada kelompok
kecil dan kelompok besar,
e. Penilaian hasil belajar siswa dari hasil pretest dan posttest.
Pada uji coba kelompok kecil respon siswa terhadap produk yang
dikembangkan, dinyatakan bahwa multimedia pembelajaran yang
dikembangkan dikategorikan sangat baik/sangat menarik dengan
persentase tertinggi terlihat pada pernyataan nomor 15 dengan persentase
97,5%.
Hasil uji coba respon siswa terhadap multimedia pembelajaran
kelompok besar dapat dilihat bahwa produk yang peneliti kembangkan
dapat dikategorikan sangat baik/menarik. Persentase tertinggi terlihat
pada pernyataan nomor 8 dan 15 dengan persentase 90%.
Untuk hasil uji coba motivasi kelompok kecil dapat dilihat bahwa
setelah menggunakan produk motivasi siswa mengalami peningkatan.
Persentase tertinggi terlihat pada pernyataan nomor 19 dengan persentase
90%. Peningkatan motivasi siswa dapat dilihat pada saat mengikuti
45

pembelajaran kimia, siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang


diberikan, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
Berdasarkan data uji coba kelompok besar pada lampiran dapat
dinyatakan motivasi siswa mengalami peningkatan. Persentase tertinggi
dapat dilihat pada pernyataan nomor 15 dengan persentase 87%.
Persentase pretest siswa pada kelompok kecil yaitu 13,53% dan posttest
87,92% terjadi kenaikan sebesar 74,38%, jadi dapat disimpulkan bahwa
multimedia pembelajaran yang peneliti kembangkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat
persentase pretest siswa pada uji coba kelompok besar yaitu 15,05% dan
posttest 89,44% terjadi kenaikan sebesar 74,39%. Dari uji coba kelompok
kecil dan kelompok besar terlihat hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang cukup tinggi, dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kesetimbangan kimia dan
layak dijadikan sebagai media pembelajaran.
2. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Primanda Nikko Wahyu Hafidha
dan Endah Sudarmilah (2014) yang berjudul Augmented Reality sistem
Periodik Unsur Kimia sebagai Media Pembelajaran Bagi Siswa Tingkat
SMA Berbasis Android Mobile berhasil dirancang dan dibuat aplikasi
Augmented Reality Sistem Periodik Unsur Kimia berbasis android dengan
baik dan dengan tampilan, operasional, serta materi aplikasi sudah baik,
sehingga dapat diterima sebagai media pembelajaran. Dapat dibuktikan
dengan hasil pengujian lebih dari 80% responden menyatakan sangat baik
(SB).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Arda Surya Editya (2014:237) yang
berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Menggunakan
Teknologi Augmented Reality Untuk Menaikan Prestasi Belajar Pada
Mata Pelajaran teknik Dasar Elektronika Pada SMK Negeri 1 Sidoarjo”.
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran dengan
46

menggunakan teknologi augmented reality untuk meningkatkan prestasi


belajar. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa media pembelajaran
augmented reality berkategori layak digunakan dalam proses
pembelajaran. Siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran
ini memiliki ketuntasan belajar sprititual rata-rata berkategori baik.
Presentase ketuntasan belajar pengetahuan memiliki presentase sebesar
100%, presentase ketuntasan belajar psikomotor memiliki presentase
sebesar 100%.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Dragos Daniel Iordache, Costin Pribeanu,
Alexandru Balog (2012:233) yang berjudul “Influence of Specific AR
Capabilities on the Learning Efectiveness and Effeiciency”. Tujuan
penelitian ini untuk menilai sejauh mana kemampuan khusus AR dalam
mendukung peningkatan pemahaman konsep kimia untuk sekolah
menengah atas (SMA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
menggunakan AR siswa bisa lebih memahami dan belajar kimia dengan
lebih mudah. keseluruhan, dalam paradigma interaksi terbukti memiliki
pengaruh positif terhadap efektivitas dan efisiensi pada proses
pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa
dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur
dan sifat, transformasi, dinamika dan energitika zat.
Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia memiliki cakupan yang cukup
luas dan kompleks serta materi pelajaran yang Seseorang dapat memahami
sesuatu dari kegiatan membaca yang tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi
dapat dilakukan berulang kali. Kegiatan ini bagi sebagian orang termasuk
kegiatan yang membosankan, khususnya bagi peserta didik. Kegiatan
membaca semakin tidak menarik perhatian ketika peserta didik harus
membaca buku, referensi atau media cetak lainnya yang tebal dalam jangka
47

waktu tertentu. Tentu saja hal tersebut menyebabkan peserta didik merasa
bosan dan tidak termotivasi untuk belajar.
Oleh sebab itu, diperlukan suatu media yang dapat digunakan oleh
peserta didik untuk memotivasi belajar siswa sesuai dengan kebutuhan
mereka tanpa ada batasan waktu untuk menggunakan media ini, yang bersifat
moveable, sehingga lebih praktis dan menarik dibandingkan dengan media
lainnya.
Seiring dengan berkembangnya jaman, teknologi pun berkembang
pesat sehingga banyak sekali media-media pembelajaran yang bermunculan,
salah satunya adalah media AR, media ini menggabungkan unsur virtual
dengan dunia nyata, sehingga diharapkan bias menarik perhatian siswa untuk
belajar sehingga motivasi belajar siswa pun meningkat. Media pembelajaran
ini dapat memudahkan peserta didik SMA/MA kelas X untuk mempelajari
materi konsep bentuk molekul tidak hanya saat mereka berada di sekolah saja
(terkait keterbatasan jam pelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah),
melainkan dapat digunakan kapan pun dan di mana pun sesuai dengan
kebutuhannya.
Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan media pembelajaran kimia
pada konsep bentuk molekul. Media pembelajaran tersebut berbasis AR yang
diharapkan memotivasi belajar siswa saat proses belajar pada konsep bentuk
molekul.
48

Media Pembelajaran
Augmented Reality pada
konsep bentuk molekul

Proses Pembelajaran

Tingkat Motivasi Belajar


Siswa

1. Perhatian (Attention)
Indikator 2. Relevansi (Relevance)
Motivasi 3. Percaya Diri (Confidence)
Belajar Siswa 4. Kepuasan (Satisfaction)

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MAN 19 Jakarta yang berlokasi di Jl. H.
Muchtar Raya H. Jaelan III Petukangan Utara Jakarta Selatan. Ada pun waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017 di kelas X-MIA 3 semester 2,
tahun ajaran 2015/2016.

B. Model dan Desain Penelitian


Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelititan yang telah
dikemukakan di atas, yang mana penelitian ini berusaha untuk mendapatkan
informasi yang lengkap dan mendalam mengenai tentang penggunaan media
AR sebagai media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada materi
bentuk molekul ini menggunakan penelitian kuantitatif metode deskriptif.
Karena menurut Sukmadinata (2006, hlm. 72) metode deskriptif ini ditujukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang mengkaji
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan
dengan fenomena lainnya. Untuk penelitian ini kita ingin melihat motivasi
siswa terhadap penggunaan media AR sebagai media pembelajaran dengan
data yang didapat berupa data-data yang berasal dari sumber atau informan
yang dapat diteliti dan dipercaya.
Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan di atas, maka dalam
penelitian ini peneliti akan mendiskripsikan secara menyeluruh dengan
menganalisis sikap motivasi belajar siswa menggunakan media AR saat proses
belajar dengan indikator perhatian (attention), relevansi (relevance), percaya
diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction), baik yang diperoleh dari data
angket dan wawancara. Beberapa deskripsi ini digunakan untuk menemukan
prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan yang

49
50

berkaitan dengan penggunaan media AR sebagai media pembelajaran terhadap


motivasi belajar Kimia siswa kelas X-MIA 3 pada MAN 19 Jakarta.

C. Objek dan Subjek Penelitian


Objek pada penelitian ini adalah media AR sebagai media
pembelajaran pada materi bentuk molekul. Sedangkan subjek penelitian
adalah sebagai berikut:
1. 2 orang dosen sebagai ahli akan memvalidasi instrumen penelitian berupa
angket.
2. 31 siswa kelas X-MIA 3 MAN 19 Jakarta sebagai responden yang
memberikan respon terhadap media AR.

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Angket
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 199) kuesioner adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada responden untuk dijawabnya. Peneliti menggunakan
angket atau kuesioner berupa pernyataan yang digunakan untuk
mengetahui tingkat motivasi belajar siswa terhadap penggunaan media
pembelajaran AR pada konsep bentuk molekul.
2. Validasi
Teknik validasi dilakukan untuk mendapatkan angket motivasi belajar
siswa terhadap penggunaan media AR yang valid. Validasi dilakukan oleh
2 orang Dosen ahli. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan lembar
validasi berupa angket kepada ahli beserta media yang sudah diproduksi
lalu dinilai dan diberi tanggapan terhadap angket motivasi belajar siswa
terhadap penggunaan media AR. Ketentuan yang ada dalam validasi ini
adalah jika jawaban diterima maka tidak perlu ada tanggapan, namun
apabila perlu perubahan maka perlu ditanggapi. Tanggapan ini akan
menjadi bahan pertimbangan yang dianalisis dan ditindaklanjuti dengan
revisi angket motivasi belajar siswa terhadap penggunaan media AR.
51

3. Wawancara
Menurut Moleong (1997, hlm. 135) wawancara atau interview merupakan
percakapan dua pihak, yaitu oleh pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaaan dari terwawancara (interviewer) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan.
Dalam metode wawancara ada dua bentuk yang disampaikan oleh
Moleong (1997, hlm. 138-139) yaitu:
a. Wawancara terstuktur
Wawancara testruktur lebih sering digunakan dalam penelitian
kualitatif dan kuatitatif. Beberapa ciri dari wawancara terstuktur
meliputi daftar pertanyaan dan kategori jawaban telah disiapkan,
kecepatan wawancara terkendali, tidak ada fleksibilitas, mengikuti
pedoman, dan tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan
penjelasan tentang suatu fenomena.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur memiliki ciri-ciri, yaitu pertanyaan sangat
terbuka, kecepatan wawancara sangat sulit diprediksi, sangat fleksibel,
pedoman wawancara sangat longgar urutan pertanyaan, penggunaan
kata, alur pembicaraan, dan tujuan wawancara adalah untuk
memahami suatu fenomena.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara tidak
terstruktur. Metode wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang garis besar mengenai media AR. Dalam hal ini
penulis akan melakukan wawancara dengan guru kimia yang mengajar
langsung pelajaran kimia kelas X-MIA 3.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan informasi dan
pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148) “Instrumen penelitian
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun
sosial yang diamati”. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:
52

1. Instrumen Angket/Kuisioner Motivasi Belajar


Menurut Arikunto (2013, hlm. 194) “angket atau kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui”. Angket siswa dalam penelitian ini digunakan sebagai alat
pengumpul data untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa terhadap
penggunaan media pembelajaran AR pada konsep bentuk molekul yang
dikembangkan. Data diperoleh menggunakan angket penilaian/respon
siswa dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk menentukan
lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek
sikap, mulai dari sangat negatif sampai sangat positif. Menurut Widoyoko
(2012, hlm. 104) penentuan lokasi itu dilakukan dengan mengkuantifikasi
respon seseorang terhadap butir pernyataan/pertanyaan yang disediakan.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 134) jawaban pada setiap butir instrumen
yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif. Menurut Widoyoko (2012, hlm. 106-107) skala
Likert yang digunakan berbentuk rating-scalae dengan model lima pilihan
(skala lima) yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS
(Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju), tetapi peneliti mengganti
kategori KS (Kurang Setuju) dengan RR (Ragu-Ragu) agar kategori ini
dimengerti oleh siswa sebagai responden.
Penyusunan angket respon siswa merujuk pada angket yang telah
dibuat berdasarkan teori motivasi ARCS menurut Keller pada tahun (1987)
dan dimodifikasi dengan menyangkut pautkan penggunaan media AR
dengan kisi-kisi instrumen pada Tabel 3.1
53

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap


Penggunaan Media AR sebagai Media Pembelajaran pada Konsep Bentuk
Molekul

Angket Motivasi
Nomor Nomor
Pernyataan Pernyataan
No. Kondisi Positif Negatif
1. Perhatian
12, 15, 17, 20
(Attention) 2, 21, 22, 26

2. Relevansi 9, 16, 27, 29 4, 6, 24, 28


(Relevance)
3. Percaya Diri 1, 13, 23, 31
3, 7, 11,18
(Confidence)
4. Kepuasan
(Satisfaction) 5, 10, 14, 19 8, 25, 30, 32

2. Lembar Validasi Angket


Lembar validasi angket dalam penilaian ini digunakan sebagai alat
pengumpul data untuk mengetahui penilaian dosen ahli terhadap motivasi
belajar siswa untuk penggunaan media AR pada konsep bentuk molekul
yang dijadikan sebagai acuan/pedoman dalam merevisi angket. Menurut
Sugiyono (2013, hlm. 139) instrumen yang digunakan menggunakan
angket skala Guttman sehingga data yang diperoleh dapat berupa data
interval atau data dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan dua
interval yaitu “ya” atau “tidak”. Lembar penilaian dalam penelitian ini
didasarkan pada pernyataan tiap indikator yang mengacu pada motivasi
belajar siswa terhadap penggunaan media AR.

F. Teknik Analisis Data


Setelah data diperoleh maka data dianalisis. Analisis dilakukan
bertujuan untuk mengetahui perlunya revisi atau tidak angket motivasi belajar.
54

1. Analisis data instrumen Angket Motivasi Belajar


Analisis data angket penilaian siswa untuk mengetahui tingkat
motivasi belajar siswa terhadap penggunaan media pembelajaran AR pada
konsep bentuk molekul menggunakan cara skala Likert. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif dan jawaban diberi skor. Sugiyono
(2013, hlm. 134). Berikut kriteria penskoran yang digunakan:

Tabel 3.2 Pedoman Skor Penilaian oleh Siswa

Penilaian Keterangan Skor Skor


Positif Negatif
SS Sangat Setuju 5 1
S Setuju 4 2
RR Ragu-Ragu 3 3
TS Tidak Setuju 2 4
STS Sangat Tidak Setuju 1 5

Selanjutnya seluruh data dari angket penilaian siswa direkapitulasi


dan dilakukan perhitungan tiap butir pernyataan menggunakan rumus
berikut (Purwanto, 2004, hlm. 102):

= 100

Ket: NP = nilai persen yang dicari


R= skor mentah yang diperoleh siswa
SM= skor maksimum ideal

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dilakukan


interpretasi skor angka menjadi suatu kategori. Kategori tersebut adalah
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang seperti diberikan pada
Tabel 3.3 (Riduwan, 2015, hlm. 89).
55

Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Skor


No. Interval Skor (%) Kategori
1 81 – 100 Sangat baik
2 61 – 80 Baik
3 41 – 60 Cukup
4 21 – 40 Kurang
5 0 – 20 Sangat Kurang

Analisis ini bertujuan untuk menentukan dan menyimpulkan tingkat


motivasi belajar siswa terhadap penggunaan media AR sebagai media
pembelajaran pada konsep bentuk molekul.
2. Pengolahan Validitas Angket Motivasi Belajar
Data yang diperoleh dari angket validitas isi, menggunakan dua
alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”. Peneliti hanya menjumlahkan
saja berapa banyak jawaban “Ya” dan jawaban “Tidak” (Arikunto,
2013, hlm. 283). Penskoran data menggunakan kriteria skala Guttman.
Jawaban dibuat dengan skor tertinggi bernilai 1 dan terendah 0
(Riduwan, 2010, hlm. 90-91). Penskoran data dapat dijelaskan dalam
Tabel 3.4
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Skala Guttman
No Alternatif Jawaban Skor
1. Ya 1
2. Tidak 0

Kemudian dihitung persentase hasil validasi menggunakan


rumus yang sama seperti skala Likert sebagai berikut (Purwanto, 2004,
hlm. 102):

= 100
56

Skor total didapatkan dari penjumlahan skor hasil validasi,


sedangkan skor maksimum didapatkan sebagai jumlah pernyataan
yang diberikan. Validitas instrumen angket motivasi belajar penelitian
dilakukan sampai diperoleh penilaian 100% dari setiap validator.
Sehingga instrumen angket motivasi belajar penelitian siap digunakan
untuk uji coba.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada proses pembelajaran menggunakan media yaitu aplikasi AR,
siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan
demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan
menarik kesimpulan atas proses pembelajaran yang dialaminya. Sehingga
dengan proses pembelajaran menggunakan media aplikasi AR motivasi belajar
siswa dapat meningkat.
Media pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar dalam
proses pembelajaran di kelas. Dari penelitian ini didapatkan data dari siswa
dan guru. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari siswa merupakan data
angket yaitu respon dari siswa terhadap penggunaan media AR sebagai media
pembelajaran, dan dari guru merupakan data hasil wawancara mengenai media
pembelajaran yang digunakan saat mengajar dan tanggapan terhadap
penggunaan media AR sebagai media pembelajaran.
Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari
penelitian beserta pembahasannya. Pada penelitian ini peneliti mengamati
tingkat motivasi belajar siswa dengan menganalisis data hasil dari respon
siswa terhadap penggunaan media AR. Berdasarkan data yang diperoleh
kemudian dianalisa dan diinterpretasikan oleh peneliti guna menjawab
permasalahan penelitian. Dan hasil data yang diperoleh dari lembar angket
yang akan disajikan dalam bentuk tabel serta hasil wawancara.

1. Data Hasil Angket Siswa


Hasil analisis angket motivasi belajar siswa yang dilihat dari
respon siswa terhadap penggunaan media AR sebagai media pembelajaran

57
58

yang dihitung secara per-indikator. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
tabel dibawah ini.
a. Indikator Perhatian (Attention)
Pada indikator Perhatian (Attention) didapatkan data dari tiap
pernyataan positif dan negatif, semua siswa memberikan responnya lalu
diambil data di tiap pernyataan dan per indikator yang disajikan dalam
bentuk Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Angket Pada Indikator Perhatian (Attention)
Keterangan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Persentase 84,68% 86,77%
Persentase 85,73%
Keseluruhan

Jadi jumlah persentase keseluruhan untuk indikator perhatian


(Attention) adalah sebanyak 85,73%. Hal ini menunjukan bahwa indikator
ini tergolong sangat baik.

b. Indikator Relevansi (Relevance)


Pada indikator Relevansi (Relevance) didapatkan data dari tiap
pernyataan positif dan negatif, semua siswa memberikan responnya lalu
diambil data di tiap pernyataan dan per indikator yang disajikan dalam
bentuk Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Hasil Angket Pada Indikator Relevansi (Relevance)
Keterangan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Persentase 84.89% 88,23%
Persentase 86,53%
keseluruhan

Jadi jumlah persentase keseluruhan untuk indikator relevansi


(Relevance) adalah sebanyak 86,53%. Hal ini menunjukan bahwa
indikator ini tergolong sangat baik.
59

c. Indikator Percaya Diri (Confidence)


Pada indikator Percaya diri (Confidence) didapatkan data dari tiap
pernyataan positif dan negatif, semua siswa memberikan responnya lalu
diambil data di tiap pernyataan dan per indikator yang disajikan dalam
bentuk Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Hasil Angket Pada Indikator Percaya Diri (Confidence
Keterangan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Persentase 83,06% 88,71%
Persentase 85,89%
Keseluruhan

Jadi jumlah persentase keseluruhan untuk indikator percaya Diri


(Confidence) adalah sebanyak 85,89%. Hal ini menunjukan bahwa
indikator ini tergolong sangat baik.

d. Indikator Kepuasan (Satisfaction)


Pada indikator Percaya Diri (Confidence) didapatkan data dari tiap
pernyataan positif dan negatif, semua siswa memberikan responnya lalu
diambil data di tiap pernyataan dan per indikator yang disajikan dalam
bentuk Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Hasil Angket Pada Indikator Kepuasan (Satisfaction)
Keterangan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Persentase 86,29% 87,42%
Persentase 86,85%
Keseluruhan

Jadi jumlah persentase keseluruhan untuk indikator kepuasan


(Satisfaction) adalah sebanyak 86,85%. Hal ini menunjukan bahwa
indikator ini tergolong sangat baik.
60

Berdasarkan hasil analisis dengan data angket jumlah keseluruhan


yang didapat sebanyak persentase keseluruhan sebesar 86,25% dan dari
data tersebut didapatkan indikator motivasi belajar siswa terhadap respon
siswa menggunakan media AR sebagai media pembelajaran jumlah
persentasenya lebih besar adalah indikator Kepuasan (Satisfaction).
Dari data di atas dapat disimpulkan dengan presentase rata-rata
dari pernyataan positif dan negatif yang disajikan dalam bentuk grafik
yang terlihat pada Gambar 4.1:

Gambar 4.1 Grafik Hasil data angket motivasi belajar siswa

2. Hasil Wawancara Guru


Data yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam bentuk
deskriptif, berikut adalah hasil wawancara guru kimia kelas X, di MAN 19
Jakarta dan wawancara bertempat di ruang kelas X-MIA 3 berikut hasil
wawancara yang disajikan dalam bentuk Tabel 4.5:
Tabel 4.5 Pertanyaan dan Jawaban Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Apa fungsi dari media Adanya media sangat penting sekali
pembelajaran dalam proses dalam pembelajaran Kimia, siswa
belajar menurut Ibu? sebisa mungkin untuk dituntut untuk
61

melakukan simulasi atau praktek. Oleh


karena itu kehadiran media
pembelajaran sangat diperlukan sekali
Media apa saja yang Ada beberapa jenis media yang
digunakan dalam proses digunakan dalam proses belajar
belajar? mengajar, hal itu disesuaikan dengan
materi yang akan dibahas. Selama ini
media yang sering digunakan adalah
media cetak seperti buku paket dan
LKS sebagai media harus tetap ada
media Audio Visual seperti video dan
animasi, media lingkungan, sebagai
tempat praktek atau simulasi, media
manusia, dari bapak ibu guru itu
sendiri
Mengapa Ibu menggunakan Karena agar siswa lebih mudah
media tersebut dalam proses memahami materi yang sudah dibahas
belajar? karena mereka sudah terlibat langsung
daripada hanya mendengarkan cerita-
cerita
Apa tanggapan Ibu tentang Setelah saya melihat, dan ikut
media AR? menggunakan media AR dalam proses
belajar media ini sangat unik dan
penting digunakan dalam proses
pembelajaran
Apa fungsi dari media AR Berfungsi untuk memudahkan
dalam proses belajar? pemahaman siswa dalam
pembelajaran dan membangkitkan
motivasi siswa, juga bermanfaat bagi
62

seorang guru untuk lebih memahami


bagaimana bentuk atom yang
bergambarkan 3D dan soal yang
berbentuk 3D

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai motivasi belajar
siswa terhadap penggunaan media AR sebagai media pembelajaran. Untuk
mendapatkan gambaran mengenai motivasi belajar siswa terhadap
penggunaan media AR sebagai media pembelajaran secara keseluruhan maka
dicari persentase rata-rata dari setiap indikator. Berdasarkan data dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata motivasi belajar siswa dari keempat indikator secara
keseluruhan adalah 86,85% siswa kelas X dengan jumlah responden 31 siswa.
Hasil data angket motivasi belajar siswa, dan dapat dijelaskan dengan per
indikator dibawah ini.
1. Indikator Perhatian (Attention)
Indikator pertama pada motivasi belajar siswa adalah perhatian
(Attention) yang mendapatkan persentase sebesar 85.73% dengan data
tersebut dapat dikategorikan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa penggunaan media AR mampu menarik perhatian siswa. Hal ini
sejalan dengan pendapat Arsyad (2011, hlm. 25) menyatakan bahwa
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu
pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa. Sama dengan yang
dikatakan oleh Asyhar (2012, hlm. 36) media pembelajaran dapat
mengambil perhatian peserta didik terhadap materi yang dibahas.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran dapat
menarik perhatian siswa dan mengkonsentrasikan pikiran peserta didik
dalam mempelajarai materi. Sejalan juga dengan pendapat yang
diungkapkan Rusman (2013, hlm. 163) bahwa media pembelajaran
berfungsi untuk membangkitkan perhatian dan motivasi belajar siswa
63

dalam belajar, karena media pembelajaran dapat mengakomodasi semua


kecakapan siswa dalam belajar dan dapat membantu memberikan
pemahaman pada siswa. Didukung juga oleh penelitian Hanafi dan
Samsudin (2012) yakni dengan menggunakan aplikasi android akan
memberikan motivasi tersendiri karena bersifat interaktif dan sederhana.
2. Indikator Relevansi (Relevance)
Indikator kedua pada motivasi belajar siswa adalah relevansi
(Relevance) yang mendapatkan persentase sebesar 86,54% dengan data
tersebut dapat dikategorikan sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa
penggunaan media AR sebagai media pembelajaran dapat menunjukkan
keterkaitan dan kepedulian siswa terhadap dunia nyata dengan dunia
media AR. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Subari (2014)
mendefenisikan AR adalah suatu konsep perpaduan antara virtual reality
dengan world virtuality. Sehingga objek-obek virtual dua dimensi atau tiga
dimensi seolah-olah terlihat nyata dan menyatu dengan dunia nyata yang
ada di sekelilingnya dengan penambahan objek virtual yang dihasilkan
oleh komputer. Sejalan juga dengan pendapat Usada (2014) mengatakan
bahwa AR bertujuan untuk menyederhanakan berbagai hal untuk pengguna
dengan membawa informasi virtual ke dalam lingkungan pengguna dan
dapat meningkatkan persepsi pengguna dan interaksi dengan dunia nyata.
Dan hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Yuen dkk
(2011) menyatakan AR memiliki kelebihan yaitu memiliki potensi yang
sangat besar dan manfaat yang sangat besar untuk perkembangan
pengajaran dan pembelajaran lingkungan, dan dapat memotivasi siswa
untuk mengeksplorasi materi kelas dari sudut yang berbeda, dan dapat
membantu mengajar mata pelajaran dimana siswa tidak bisa
menjangkaunya dalam dunia nyata dan memberikan pengalaman yang
sebenarnya.
3. Indikator Percaya Diri (Confidence)
Indikator yang ketiga pada motivasi belajar siswa adalah percaya
diri (Confidence) yang mendapatkan persentase sebesar 85,89% dan
64

memiliki kategori sangat baik. Hasil tersebut membuktikan bahwa sifat


dari media AR sebagai media pembelajaran mampu memberikan
kesempatan kepada siswa, membuat kemauan siswa untuk berproses saat
belajar dan siswa merasa percaya diri untuk menyelesaikan pembelajaran
hingga selesai. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Mehdipour dan
Zarehkafi (2013) menyatakan bahwa pembelajaran mobile learning akan
memberikan kesempatan belajar dimanapun dan kapanpun. Penelitian Park
(2011) juga menunjukkan bahwa perangkat mobile akan sangat membantu
siswa belajar secara mandiri. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan Yuen dkk (2011) menyatakan AR memiliki potensi melibatkan,
merangsang, melatih kreatifitas, dan imajinasi perserta didik, membantu
siswa menguasai pelajaran mereka dengan langkah mereka sendiri dan
dijalan mereka sendiri.
4. Indikator Kepuasan (Satisfaction)
Indikator yang keempat pada motivasi belajar siswa adalah
kepuasan (Satisfaction) yang mendapatkan persentase sebesar 86,85%
dengan data tersebut dapat dikategorikan sangat baik. Hal tersebut
menunjukkan bahwa media AR dianggap tepat dan siswa merasa puas dan
mudah dalam proses belajar dengan media AR sebagai media
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Iordache dkk (2012) menyatakan bahwa dengan menggunakan AR siswa
lebih memahami dan belajar kimia dengan mudah. Sejalan dengan
pendapat Rusman (2013, hlm. 162, bahwa media dapat memperjelas,
mempermudah, dan mempercepat proses penyampaian pesan atau materi
pelajaran kepada siswa saat proses pembelajaran.
Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran
menggunakan media AR dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada prinsip struktur atom. Hal ini
juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Shatte, Holdsworth,
dan Lee (2014) menyatakan bahwa AR pada handphone sudah banyak
diterapkan dibeberapa mata pelajaran, penelitiannya menunjukan bahwa
65

AR pada handphone mempunyai potensi untuk meningkatkan


keingintahuan, meningkatkan motivasi, meningkatkan kreativitass,
mendorong kerjasama kelompok, mampu mempertahankan daya ingat
serta dapat menciptakan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang
mudah. Dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Editya dan
Sondang (2014) dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa media
pembelajaran AR berkategori layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukan adanya respon positif terhadap
pembelajaran kimia dengan menggunakan media AR sebagai media
pembelajaran. Dimana lebih dari sebagian siswa merasa senang belajar
kimia prinsip struktur atom dengan menggunakan media AR, karena dalam
pembelajaran kimia menggunakan media AR siswa dilibatkan secara
langsung dalam proses belajar. Siswa mengoperasikan dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Mustaqim (2015) bahwa penggunaan AR sangat berguna untuk media
pembelajaran yang interaktif dan nyata serta langsung oleh peserta didik.
Selain itu media pembelajaran menggunakan AR dapat meningkatkan
motivasi peserta didik dalam belajar karena sifat dari AR yang
menggabungkan dunia maya yang dapat meningkatkan imajinasi peserta
didik dengan dunia nyata secara langsung. AR ini bersifat interaktif yang
membuat peserta didik untuk melihat keadaan secara nyata dan langsung
serta dapat mengimajinasikan hasil proses pembelajaran yang diberikan
pendidik kepada peserta didik.
Hasil wawancara dari guru memberikan respon positif terhadap
penggunaan media AR sebagai media pembelajaran, hal itu didapatkan dari
wawancara yang menyatakan bahwa media AR berfungsi untuk
memudahkan pemahaman siswa dalam pembelajaran dan membangkitkan
motivasi siswa, juga bermanfaat bagi seorang guru untuk lebih memahami
bagaimana bentuk atom yang bergambarkan 3D dan soal yang berbentuk
3D. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Perdana,
Fitrisia, dan Putra (2012) menyatakan bahwa media pembelajaran media
66

AR berbasis android membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar


siswa, mempermudah dan membantu guru dalam menjelaskan pelajaran,
serta dengan menggunakan media pembelajaran AR berbasis android
belajar menjadi menyenangkan/menarik perhatian siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan media AR membuat siswa
aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar siswa,
menggunakan media AR sebagai media pembelajaran yang melibatkan
kemampuan siswa dalam mengamati, mengansumsi dan menarik
kesimpulan sehingga secara otomatis tingkat motivasi belajar siswa dapat
meningkat, dapat dilihat dari indikator perhatian, relevansi, percaya diri,
dan kepuasan, dengan tingkat persentase rata-rata diatas 80% yang
dikategorikan sangat baik, hal ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fuaidah (2014) dengan hasil penelitian menunjukan
penerapan media pembelajaran AR pada pembelajaran IPA kelas VI dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan adanya peningkatan aktivitas
belajar siswa dari siklus I dengan skor 78 dan siklus II dengan skor 94, dan
dapat meningkatkan minat belajar siswa dengan nilai rata-rata minat
belajar siswa saat pra siklus 61, siklus I 71, siklus II 75.
Media AR ini dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa
dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, serta
mempermudah konsep yang abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, dan
mudah dipahami. Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Asyhar (2012,
hlm. 39-41) yaitu, media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi
belajar peserta didik, sebab penggunaan media pembelajaran menjadi lebih
menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, media pembelajaran
juga dapat memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu peserta
didik terhadap sesuatu yang akan dipelajarinya, media pembelajaran juga
bermanfaat untuk menambah kemenarikan tampilan materi sehingga
meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik
untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan
efektivitas belajar akan meningkat pula. Mengingat bahwa pelajaran kimia
67

prinsip struktur atom memiliki tingkat pemahaman yang lebih karena


bentuk-bentuk struktur dan sudut-sudut atom sehingga memerlukan
visualisasi dalam penjelesannya. Lebih terpenting lagi, dengan kemudahan
penjelasan dan menariknya pembelajaran dengan media AR, serta hasil
penelitian dari teori yang telah dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan bahwasanya penggunaan media AR untuk pembelajaran kimia
prinsip struktur atom dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini
juga sejalan dengan pendapat Arsyad (2011, hlm. 25) menyatakan bahwa
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar dapat menimbulkan
keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang semuanya
menunjukan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan
minat belajar. Dan menurut Rusman (2013, hlm. 164) manfaat penggunaan
media pembelajaran saat proses belajar akan lebih menarik perhatian siswa
sehingg dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan media AR
lebih terfokus dan kondusif pada materi pelajaran yang disampaikan,
kemudian tingkat interaksi siswa lebih meningkat dalam menyampaikan
gagasan dan ide-ide yang dimilikinya, hal ini dapat dilihat dari antusias
siswa dalam mengikuti pelajaran kimia prinsip struktur atom dengan
menggunakan media AR. Dengan kegiatan belajar tidak hanya sekedar
mencatat informasi yang berasal dari guru saja, tetapi pembelajaran
dengan menggunakan media AR yang menarik dan interaktif, kegiatan
belajar terasa menyenangkan dan membantu siswa lebih termotivasi dalam
proses belajar hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bacca,
Baldiris, Fabregat, Graf dan Kinshuk (2014) dengan yang menyimpulkan
keuntungan utama media AR dalam dunia pendidikan adalah untuk proses
belajar, motivasi, interaksi dan kolaborasi dan menyatakan juga bahwa
media AR juga efektif untuk proses pembelajaran yang baik, pembelajaran
untuk motivasi, keterlibatan siswa dan merubah perilaku siswa.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
IV, maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Media AR digunakan sebagai media pembelajaran terhadap motivasi
belajar mendapatkan persentase rata-rata dari indikator perhatian
(attention) sebesar 85,73% mendapatkan kategori sangat baik yang
artinya media AR dapat menarik perhatian siswa saat proses
pembelajaran, indikator relevansi (relevance) sebesar 86,53%
mendapatkan kategori sangat baik, indikator percaya diri (confidence)
sebesar 85,89% mendapatkan kategori sangat baik, dan indikator
kepuasan (satisfaction) sebesar 85,85% mendapatkan kategori sangat
baik bahwa siswa merasa lebih mudah memahami pembelajaran kimia
terutama konsep bentuk molekul dengan media AR dan menunjukkan
bahwa media AR sangat baik digunakan sebagai media pembelajaran di
kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada konsep bentuk
molekul.
2. Hasil wawancara memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
media AR sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.

68
69

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin
memberikan beberapa saran diantaranya:
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, diharapkan guru dapat
menggunakan media pembelajaran yang lebih variasi, tidak hanya
dengan media buku saja untuk mendukung proses belajar.
2. Pada pengembangan media AR selanjutnya hendaknya membuat lebih
banyak lagi media AR dengan materi-materi yang lain pada
pembelajaran Kimia.
3. Pada pengembangan media AR selanjutnya hendaknya membuat lebih
banyak lagi media AR yang mendukung semua jenis handphone dan
tidak hanya pada operasi system Android saja dengan materi-materi
yang lain pada pembelajaran Kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.H., (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk


Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Arda, E. S. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Menggunakan


Teknologi Augmented Reality Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada
MataPelajaran Teknik Dasar Elektronika Pada SMK Negeri 1 Sidoarjo.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 3: 237-243.

Asyhar, R (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


Referensi Jakarta

Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Press.

Arikunto, S. (2013) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi).


Jakarta: Rineka Cipta.

Azuma, R. T. (1997). A Survey of Augmented Reality. Teleoperatorts and Virtual

Enviroments. 6: 355-385

Bacca, J., Baldiris, S., Fabregat, R., Graf, S., dan Kinshuk. (2014). Augmented
Reality Trends in Education: A Systematic Review of Research and
Applications. Educational Technology & Society, 17 (4): 133-149.

Bhardawaj, A., dan Goel, S. (2014). A Critical Analysis of Augmented Reality bu


Applicability of IT Tools. International Journal of Information and
Computation Technology. 4: 425-430.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2 (Edisi Ketiga). Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Djamarah, S. B., dan Zain, A. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

70
71

Effendy. (2006). Teori VSEPR Kepolaran, dan Gaya Antar Molekul.Malang:


Bayumedia Publishing, Cet. 1.

Fibriani, L., Damris, M., dan Risnita. (2014). Pengembangan Multimedia


Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Motivasidan Hasil Belajar
Siswapada Materi Kesetimbangan Kimia SMA. Jurnal Universitas Jambi.
3 (1): 1-5. Diakses di: https://media.neliti.com/media/publications/71183-
ID-pengembangan-multimedia-pembelajaran.

Fuaidah, T. (2016). Peningkatan Minat Belajar Siswa melalui Media Augmented


Reality pada Mata Pelajaran IPA di Kela VI MI Nurus Syafi’I Gedangan
Sidoarjo. (Skripsi, Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya). Diakses dari:
http://digilib.uinsby.ac.id/12850/1/Abstrak.pdf

Furht, B. (2011). Hand Book of Augmented Reality. Department of Computer and


Electrical Engineering. 3: 1-356.

Hanafi, H.F., & Samsudin, K. (2012). Mobile learning Environment System


(MLES): The Case of Android-based Learning Application on
Undergraduates’ Learning. International. Journal of Advanced Computer
Science and Applications. 3 (3): 63-66.

Harjanto, (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Iordache, D., Pribeanu, C., dan Balog. (2012). A. Influence of specific AR


capabilities on the learning effectiveness and efficiency. Studies in
Informatics and Control. 20 (10): 1-8.

Keller, J. M., (1987). Development and Use of the ARCS Model of Motivational
Design. Department of Educational Research. 10 (3): 2-19

Lyu, M. R., (2012). iDigitable. Department of Computer Science and Engineering.

Mehdipour, Y., & Zerehkafi, H. (2013). Mobile Learning for Education: Benefits
and Challenges. Internasional Journal of Computational Engineering
Research. 3(6): 93-101.
72

Miligram, P., dan Kishino, F. (1994). A Taxonomy Of Mixed Reality Visual


Displays. Transaction systems. 77 (12): 1-15.

Moleong, L. J. (1997). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Munadi, Y. (2012). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press

Munir. (2009). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.


Bandung: Alfabeta

Mustaqim, I. (2016). Pemanfaatan Augmented Reality Sebagai Media


Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Teknologi dan kejuruan. 13 (2): 174-179.

Purwanto, M. N. (2004). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Nunez, M., Quiros, R., Nunez, I., Carda, J. B., Camahort, E., danValencia, U. P.De.
(2008). Collaborative Augmented Reality for Inorganic Chemistry
Education. International Conference on Engineering Education. 9: 271-
278.

Park, Y. (2011). A Pedagogical Framework for Mobile Learning: Categorizing


Educational Applications of Mobile Technologies into Four Types.
International Review of Research in Open and Distance Learning. 12 (2):
78-102.

Perdana, M. Y., Fitrisia, Y., dan Putra, Y. E. (2012). Aplikasi Augmented


realityPembelajaran Organ Pernapasan Manusia Pada Smartphone Android.
Jurnal Teknik Informatika. 1: 1-10.

Purba, M. (2006). KIMIA Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Prasetyo, S. A. dan Sudarmilah, E. (2014). Augmented Reality Tata Surya sebagai


Sarana Pembelajaran Interaktif Bagi Siswa Sekolah Dasar Berbasis
Android. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2: 1-5. Diakses
di: https//eprints.ums.ac.id/31314/14/Naskah_Publikasi.Pdf
73

Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:


Alfabeta.

Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2010). Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Pustektom Dikbud & PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana.

Santrock, J. W., (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Saputra, I. (2014). Implementasi Pemodelan Objek Berbasis Augmented


Reality:GlobalInformation System Developer and software House. 2: 1-6
Diakses
di:https://www.academia.edu/9085390/Animasi_Augmented_Reality_den
gan_Artoolkit.

Sardiman, A. M., (2004). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Schunk, D. A., Pintrich, P. R., dan Meece, J. L. (2010). Motivation in Education.


Pearson Education.

Shatte, A., Holdsworth, J., dan Lee, I. (2014). Hand-held Mobile Augmented
Reality for Collaborative Problem Solving: A Case Study with Sorting.
International Conference on System Science. 20: 91-101. IEE
doi:1o.1101/HICSS.2014.20.

Singhal, S. (2012). Augmented Chemistry : Interactive Education System.


International Journal of Computer Application. 49 (15): 1-15.

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., dan Russel, J. D. (2012). Instructional Technology


& Media for Learning. Jakarta: Prenada Media Group.
74

Subari. (2015). Pemanfaatan Teknologi Augmented Reality dalam pembuatan


Game Tebak Obek Berbasis Android. Jurnal Sekolah Tinggi Informatika &
Telematika. 4: 1-10. Diakses dari:
https://www.researchgate.net/publication/282385381

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Qumillaila, Susanti, B.H., dan Zulfiani. (2017). Pengembangan Augmented Reality


Versi Android Sebagai Media Pembelajaran Sistem Ekskresi Manusia.
Cakrawala Pendidikan, 57-69.

Usada, E. (2014) Rancang Bangun Modul Praktikum Teknik Digital Berbasis


Mobile Augmented Reality (AR). Jurnal Sekolah Tinggi Telematika Telkom
Purwekerto. 6 (12): 83-90. Doi: https://doi.org/10.20895/infotel.v6i2.20

Wahyu, P. N. dan Sudarmillah, E. Augmented Reality Sistem Periodik Unsur Kimia


sebagai Media Pembelajaran bagi Siswa Tingkat SMA berbasis Android
Mobile. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta. 6 (12): 1-10. Doi:
https://doi.org/10.23917/komuniti.v6i2.2953

Wang, X. (2011). A User-Centered Taxonomy for Specifying Mixed Reality


System for AEC Industry. Journal of Information Technology and
Construction. 16: 493-500. Diakses di: www.itcon.org/2011/29

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Wati, U. (2011). Pelaksanaan Pembelajaran yang Kondusif dan Efektif. Jurnal


Universitas Negeri Yogyakarta. 1: 1-32. Diakses di:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310871/penelitian/pelaksanaan+pemb
elajaran.pdf
75

Widoyoko, S. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Yuen, S. C., Yaoyuneyong, G. dan Johnson. (2011). E. Augmented Reality: An


Overview and Five Directions for AR in Education. Journal of Educational
Technology Development and Exchange. 4: 119-140
76

LAMPIRAN
77

Lampiran 1

ANGKET ANALISIS MOTIVASI SISWA


TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUGMENTED
REALITY

Mata Pelajaran/ Materi : KIMIA / Struktur Atom


Kelas :X

Petunjuk

1. Pada kuesioner ini terdapat 32 pernyataan. Pertimbangkan baik-


baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi
pembelajaran yang baru selesai anda pelajari, dan tentukan
kebenaranya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan
pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan
kebenarannya. Jawaban yang anda pilih jangan dipengaruhi oleh
jawaban terhadap pernyataan lain.
3. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti
petunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan
lembar jawaban. Terima kasih.

Keterangan Pilihan jawaban:


1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
78

No Pertanyaan Pilihan Jawaban


1 Saat pertama kali melihat materi struktur atom pada media 1 2 3 4 5
AR (Augmented Reality) saya percaya bahwa pembelajaran
ini mudah bagi saya.
2 Media AR ini menarik perhatian saya ketika diperkenalkan 1 2 3 4 5
saat awal proses pembelajaran.
3 Bentuk gambar 3D pada media AR ternyata lebih sulit 1 2 3 4 5
dipahami daripada yang saya harapkan.
4 Selama proses pembelajaran, saya tidak ikut mengoperasikan 1 2 3 4 5
media AR, karena tidak menunjukan kepada saya manfaat
penggunaan media AR.
5 Menyelesaikan soal latihan pada media AR membuat saya 1 2 3 4 5
merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.
6 Menurut saya, proses pembelajaran menggunakan media AR 1 2 3 4 5
tidak perlu dilakukan, karena proses pembelajarannya
menggunakan handphone berbasis Android, sedangkan tidak
semua siswa menggunakan handphone berbasis Android.
7 Media AR membuat saya sulit memahami prinsip struktur 1 2 3 4 5
atom.
8 Saya merasa pusing karena melihat gambar 3D yang 1 2 3 4 5
berputar-putar pada media .
9 Informasi yang ditampilkan dalam media AR, dalam bentuk 1 2 3 4 5
teori menunjukan kepada saya manfaat prinsip struktur atom.
10 Setelah menyelesaikan pembelajaran menggunakan media 1 2 3 4 5
AR, saya merasa materi-materi kimia yang lain harus
menggunakan media AR.
11 Bentuk teori yang ditampilkan sangat membingungkan. 1 2 3 4 5
12 Pada media AR, saya lebih memperhatikan atom yang 1 2 3 4 5
bergambar 3D dibandingkan bentuk teori dan soal latihan.
79

13 Selagi saya belajar menggunakan media AR, saya percaya 1 2 3 4 5


bahwa saya dapat memahami konsepnya.
14 Media AR ini membuat saya ingin terus mencari dan 1 2 3 4 5
mengetahui lebih lanjut tentang prinsip struktur atom.
15 Pada media AR, saya lebih memperhatikan bentuk teorinya 1 2 3 4 5
dibandingkan gambar 3D dan soal latihan.
16 Menurut saya media AR adalah media yang saya harapkan 1 2 3 4 5
sebagai media pembelajaran di era Teknologi yang modern
ini.
17 Pada media AR, saya lebih memperhatikan soal latihan 1 2 3 4 5
dibandingkan bentuk teori dan gambar 3D.
18 Soal-soal latihan pada media AR ini terlalu sulit. 1 2 3 4 5
19 Saya benar-benar kagum melihat gambar struktur atom 1 2 3 4 5
seperti nyata tidak bergambar 2D pada media AR.
20 Saya merasa bosan dengan penjelasan materi yang di ulang- 1 2 3 4 5
ulang.
21 Isi pada media AR saat pembelajaran ini memberi kesan 1 2 3 4 5
bemanfaat untuk diketahui.
22 Bagi saya, media AR merupakan media pembelajaran yang 1 2 3 4 5
baru diketahui oleh saya.
23 Setelah mempelajari materi struktur atom menggunakan 1 2 3 4 5
media AR, saya yakin akan berhasil mengerjakan soal-soal
prinsip struktur atom.
24 Pembelajaran prinsip struktur atom menggunakan media AR 1 2 3 4 5
ini tidak relevan dengan kebutuhan saya sebab sebagian besar
isi penjelasannya tidak saya ketahui.
25 Kalimat umpan balik setelah latihan, pada media AR, 1 2 3 4 5
membuat saya merasa malas untuk belajar.
80

26 Keanekaragaman pada gambar 3D yang diberikan telah 1 2 3 4 5


membuat saya fokus mempelajari materi struktur atom pada
media AR.
27 Saya dapat menghubungkan isi dari media AR dengan hal-hal 1 2 3 4 5
yang telah saya lihat, lakukan, atau pikirkan di dalam
kehidupan sehari-hari.
28 Penyajian yang ditampilkan terdapat informasi yang sangat 1 2 3 4 5
mengganggu.
29 Saya sangat senang untuk mengoperasikan media AR, oleh 1 2 3 4 5
karena itu saya membantu teman yang kesulitan
mengoperasikan media AR selama proses pembelajaran
30 Saya merasa kesulitan belajar pada prinsip struktur atom 1 2 3 4 5
menggunakan media AR.
31 Penyajian materi yang baik prinsip struktur atom pada media 1 2 3 4 5
AR membuat saya percaya diri untuk dapat mempelajari
materi struktur atom.
32 Komentar-komentar pada proses pembelajaran penggunaan 1 2 3 4 5
media AR, membuat saya merasa malas untuk belajar.

!!! TERIMA KASIH !!!


Telah memberikan pernyataan pada kuisioner ini, pernyataan yang anda berikan
sangat membantu bagi saya, dan dari respon yang diberikan akan dijaga
kerahasian dengan sebaik-baiknya.
81

Lampiran 2 Pengolahan data angket motivasi belajar siswa

Pengolahan Data Angket Motivasi Belajar Siswa

Nama Perhatian Relevansi Percaya Diri Kepuasan


Responden Aspek (+) Aspek (-) Aspek (+) Aspek (-) Aspek (+) Aspek (-) Aspek (-) Aspek (-) Total
/ No Soal 2 21 22 26 12 15 17 20 9 16 27 29 4 6 24 28 1 13 23 31 11 3 7 18 5 10 14 19 8 25 30 32
A 4 5 5 4 2 1 3 2 4 4 5 4 2 1 2 1 5 4 4 4 1 1 1 2 5 4 4 4 2 1 1 2 94
B 4 4 4 4 1 2 1 2 4 4 4 4 2 1 2 2 5 5 3 4 2 2 2 2 5 4 5 5 1 2 2 1 95
C 4 4 5 4 3 2 3 2 4 5 5 5 2 1 3 2 3 4 3 3 2 2 2 1 5 4 4 5 1 1 2 2 98
D 5 4 4 5 1 2 3 2 5 4 4 4 1 1 2 3 4 4 4 3 1 1 2 2 4 5 4 4 2 2 2 2 96
E 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 4 1 1 1 2 4 5 4 4 2 2 2 2 4 3 5 5 2 1 2 2 97
F 4 3 4 5 2 2 2 1 5 4 4 3 2 2 1 1 5 4 4 4 3 1 1 2 5 5 4 5 1 2 1 2 94
G 5 4 5 4 1 1 1 1 5 4 3 4 2 2 1 1 4 5 5 4 2 2 1 2 5 5 4 5 2 2 2 3 97
H 4 4 4 4 2 1 1 2 4 4 4 4 1 2 2 1 4 5 4 4 2 2 1 2 3 4 4 4 1 1 1 2 88
I 4 4 4 5 1 1 1 1 4 4 4 5 1 2 2 2 4 4 4 4 2 1 2 1 4 5 5 5 1 2 1 1 91
J 5 5 4 3 2 2 2 2 5 4 5 5 1 1 1 2 4 5 5 5 1 3 1 1 5 4 4 4 2 1 2 1 97
K 4 4 5 4 3 2 1 2 4 4 4 5 2 2 1 2 5 4 4 4 1 1 2 1 4 5 5 4 2 2 1 3 97
L 5 5 5 5 1 2 1 1 5 4 4 4 3 2 2 1 5 5 3 4 2 2 2 2 5 5 5 5 1 2 2 1 101
M 4 4 5 4 2 1 2 1 4 4 4 4 2 2 3 1 4 4 4 4 2 1 3 1 4 5 4 4 2 2 1 3 95
N 5 5 4 4 3 1 2 2 4 4 5 4 1 2 1 1 4 4 4 3 2 1 2 3 4 5 4 5 1 1 2 1 94
O 4 4 4 4 2 1 2 3 5 4 4 4 2 2 2 3 4 5 4 4 1 1 1 2 5 4 4 4 1 1 1 3 95
P 3 4 4 4 2 3 2 1 4 4 4 5 1 2 1 1 5 4 4 4 1 1 1 2 3 4 5 5 2 1 2 2 91
Q 5 5 5 3 2 1 1 2 5 4 5 4 1 2 3 3 4 5 5 4 1 1 1 1 4 5 5 4 2 1 2 2 98
R 4 4 4 4 1 3 1 1 5 4 4 5 2 1 1 1 3 4 4 4 2 1 2 1 5 4 4 3 2 1 1 2 88
S 4 5 5 4 1 1 1 1 4 5 5 4 1 1 1 2 4 5 5 4 1 1 1 2 4 5 5 4 1 2 2 1 92
T 5 5 5 4 1 2 1 1 5 4 5 4 2 1 1 1 3 4 4 4 2 2 1 2 5 5 5 4 1 2 1 2 94
U 3 4 4 4 3 1 2 1 4 4 4 4 1 1 1 2 5 5 3 5 1 2 1 1 3 5 4 4 3 2 2 1 90
82

V 4 4 3 4 1 2 2 3 4 4 3 4 2 2 1 1 4 5 5 4 2 1 2 1 4 4 4 4 1 2 1 1 89
W 5 5 4 4 3 1 1 1 5 4 4 4 1 2 2 1 4 4 4 3 1 2 1 1 5 5 4 4 2 1 2 3 93
X 4 4 3 4 2 3 1 3 4 4 5 3 2 2 2 2 5 5 3 3 1 2 1 2 4 4 3 3 2 1 1 2 90
Y 4 5 4 4 1 1 2 1 4 4 4 4 1 2 1 2 4 4 4 4 2 2 2 1 4 5 4 3 1 1 2 2 89
Z 4 5 4 4 2 2 3 2 4 5 4 4 1 2 1 1 4 5 5 4 1 1 1 3 4 5 4 4 2 1 1 2 95
AA 5 4 5 5 1 1 1 1 5 4 5 5 2 1 2 1 4 4 4 5 2 2 2 2 5 4 5 5 1 2 2 2 99
BB 4 5 3 4 2 2 2 1 4 5 4 4 1 1 3 2 4 4 4 4 1 1 1 1 4 5 3 4 2 2 1 3 91
CC 4 5 4 4 1 1 1 1 4 5 4 4 2 1 1 3 4 5 3 5 2 2 2 1 4 4 4 4 1 1 2 2 91
DD 5 4 4 4 1 2 3 2 5 3 4 4 1 1 2 2 5 4 4 4 1 2 2 2 5 4 4 4 2 3 1 1 95
EE 4 4 4 3 2 1 1 2 4 4 4 4 2 1 1 2 4 4 4 4 2 1 1 2 4 4 4 3 1 2 2 1 86
Total 525 538 526 547 515 550 535 542 2857

Kategori No. Pernyataan


2 21 22 26 12 15 17 20 9 16 27 29 4 6 24 28 1 13 23 31 11 3 7 18 5 10 14 19 8 25 30 32
5 11 12 10 5 0 0 0 0 13 6 9 7 0 0 0 0 9 14 6 4 0 0 0 0 13 16 10 10 0 0 0 0
4 18 18 18 23 0 0 0 0 18 24 20 22 0 0 0 0 19 17 19 22 0 0 0 0 15 14 19 17 0 0 0 0
3 2 1 3 3 5 3 5 3 0 1 2 2 1 0 4 4 3 0 6 5 1 1 1 2 3 1 2 4 1 1 0 6
2 0 0 0 0 13 13 11 13 0 0 0 0 15 16 11 13 0 0 0 0 16 14 14 16 0 0 0 0 15 15 17 15
1 0 0 0 0 13 15 15 15 0 0 0 0 15 15 16 14 0 0 0 0 14 16 16 13 0 0 0 0 15 15 14 10

Hasil Kali No. Pernyataan


2 21 22 26 12 15 17 20 9 16 27 29 4 6 24 28 1 13 23 31 11 3 7 18 5 10 14 19 8 25 30 32
5 55 60 50 25 0 0 0 0 65 30 45 35 0 0 0 0 45 70 30 20 0 0 0 0 65 80 50 50 0 0 0 0
4 72 72 72 92 0 0 0 0 18 96 80 88 0 0 0 0 76 68 76 88 0 0 0 0 60 56 76 68 0 0 0 0
3 6 3 9 9 15 9 15 9 0 3 6 6 3 0 12 12 9 0 18 15 3 3 3 6 9 3 6 12 3 3 0 18
2 0 0 0 0 52 75 44 52 0 0 0 0 60 64 44 52 0 0 0 0 64 56 56 64 0 0 0 0 60 60 68 60
1 0 0 0 0 65 75 75 75 0 0 0 0 75 75 80 70 0 0 0 0 70 80 80 65 0 0 0 0 75 75 70 50
83

Kategori No. Pernyataan


2 21 22 26 12 15 17 20 9 16 27 29 4 6 24 28 1 13 23 31 11
5 11 12 10 5 0 0 0 0 13 6 9 7 0 0 0 0 9 14 6 4 0
4 18 18 18 23 0 0 0 0 18 24 20 22 0 0 0 0 19 17 19 22 0
3 2 1 3 3 5 3 5 3 0 1 2 2 1 0 4 4 3 0 6 5 1
2 0 0 0 0 13 13 11 13 0 0 0 0 15 16 11 13 0 0 0 0 16 1
1 0 0 0 0 13 15 15 15 0 0 0 0 15 15 16 14 0 0 0 0 14 1

Hasil Pengolahan Data Angket Motivasi Belajar Siswa

Perhatian (Attention) Relevansi (Relevation) Percaya Diri (Confidence) Kepuasan (Satisfaction)


Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan
Kategori
Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif
Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor
SS 38 190 0 0 35 175 0 0 33 165 0 0 49 245 0 0
S 77 308 0 0 84 336 0 0 77 308 0 0 65 260 0 0
RR 9 27 16 48 5 15 9 27 14 42 5 15 10 30 8 24
TS 0 0 50 200 0 0 55 220 0 0 60 240 0 0 62 248
STS 0 0 58 290 0 0 60 300 0 0 59 295 0 0 54 270
Skor Total 525 538 526 547 515 550 535 542
Skor
Maksimal 620 620 620 620 620 620 620 620
Presentase 84.68 86.77 84.89 88.23 83.06 88.71 86.29 87.42
Presentase 85.73 86.53 85.89 86.85
keseluruhan

No. Pernyataan
Kategori
2 21 22 26 12 15 17 20 9 16 27 29 4 6 24 28 1 13 23 31 11 3 7 18 5 10 14 19 8 25 30 32
jumlah 133 135 131 126 132 136 134 136 137 129 131 129 138 139 136 134 130 138 124 123 137 139 139 135 134 139 132 130 138 138 138 128
Jumlah total 155 155 155 155 155 155 155 155
persen 85.81 87.1 84.52 81.29 85.16 87.74 86.45 87.74 88.39 83.23 84.52 83.23 89.03 89.68 87.74 86.45 83.87 89.03 80 79.35 88.39 89.68 89.68 87.1 86.45 89.68 85.16 83.87 89.03 89 89.03 82.58
Persetase Per-
84.68 86.77 84.89 88.23 83.06 88.71 86.29 87.42
84
85

Penentuan Kriteria Tiap Indikator Pada Angket Motivasi Belajar Siswa


Jenis No. Skor yang Persentase Persentase
Indikator Pernyataan Kriteria
Pernyataan Pernyataan diperoleh (%) Rata-rata
2 Media AR ini menarik perhatian saya
ketika diperkenalkan saat awal proses
pembelajaran.
21 Isi pada media AR saat pembelajaran ini
memberi kesan bemanfaat untuk
diketahui.
Pernyataan
22 Bagi saya, media AR merupakan media 525 84.68
Positif
pembelajaran yang baru diketahui oleh
saya.
26 Keanekaragaman pada gambar 3D yang
diberikan telah membuat saya fokus
mempelajari materi struktur atom pada
media AR.
Sangat
Perhatian (Attention) 12 Pada media AR, saya lebih 85.73
Baik
memperhatikan atom yang bergambar 3D
dibandingkan bentuk teori dan soal
latihan.
15 Pada media AR, saya lebih
memperhatikan bentuk teorinya
Pernyataan dibandingkan gambar 3D dan soal
538 86.77
Negatif latihan.
17 Pada media AR, saya lebih
memperhatikan soal latihan dibandingkan
bentuk teori dan gambar 3D.
20 Saya merasa bosan dengan penjelasan
materi yang di ulang-ulang.

Relevansi Pernyataan 9 Informasi yang ditampilkan dalam media 526 84.84 86.53 Sangat
86

Jenis No. Skor yang Persentase Persentase


Indikator Pernyataan Kriteria
Pernyataan Pernyataan diperoleh (%) Rata-rata
(Relevation) Positif AR, dalam bentuk teori menunjukan Baik
kepada saya manfaat prinsip struktur
atom.
16 Menurut saya media AR adalah media
yang saya harapkan sebagai media
pembelajaran di era Teknologi yang
modern ini.
27 Saya dapat menghubungkan isi dari
media AR dengan hal-hal yang telah saya
lihat, lakukan, atau pikirkan di dalam
kehidupan sehari-hari.
29 Saya sangat senang untuk
mengoperasikan media AR, oleh karena
itu saya membantu teman yang kesulitan
mengoperasikan media AR selama proses
pembelajaran.
4 Selama proses pembelajaran, saya tidak
ikut mengoperasikan media AR, karena
tidak menunjukan kepada saya manfaat
penggunaan media AR.
6 Menurut saya, proses pembelajaran
menggunakan media AR tidak perlu
Pernyataan dilakukan, karena proses
547 88.23
Negatif pembelajarannya menggunakan
handphone berbasis Android, sedangkan
tidak semua siswa menggunakan
handphone berbasis Android.
24 Pembelajaran prinsip struktur atom
menggunakan media AR ini tidak relevan
dengan kebutuhan saya sebab sebagian
87

Jenis No. Skor yang Persentase Persentase


Indikator Pernyataan Kriteria
Pernyataan Pernyataan diperoleh (%) Rata-rata
besar isi penjelasannya tidak saya
ketahui.
28 Penyajian yang ditampilkan terdapat
informasi yang sangat mengganggu.
Percaya Diri Pernyataan 1 Saat pertama kali melihat materi struktur
(Confidence) Positif atom pada media AR (Augmented
Reality) saya percaya bahwa
pembelajaran ini mudah bagi saya.
13 Selagi saya belajar menggunakan media
AR, saya percaya bahwa saya dapat
memahami konsepnya.
23 Setelah mempelajari materi struktur atom 515 83.06
menggunakan media AR, saya yakin akan
berhasil mengerjakan soal-soal prinsip
struktur atom.
31 Penyajian materi yang baik prinsip Sangat
85.89
struktur atom pada media AR membuat Baik
saya percaya diri untuk dapat
mempelajari materi struktur atom.
Pernyataan 3 Bentuk gambar 3D pada media AR
Negatif ternyata lebih sulit dipahami daripada
yang saya harapkan.
7 Media AR membuat saya sulit memahami
prinsip struktur atom. 550 88.71
11 Bentuk teori yang ditampilkan sangat
membingungkan.
18 Soal-soal latihan pada media AR ini
terlalu sulit.
88

Jenis No. Skor yang Persentase Persentase


Indikator Pernyataan Kriteria
Pernyataan Pernyataan diperoleh (%) rata-rata
5 Menyelesaikan soal latihan pada media
AR membuat saya merasa puas terhadap
hasil yang telah saya capai.
10 Setelah menyelesaikan pembelajaran
menggunakan media AR, saya merasa
materi-materi kimia yang lain harus
Pernyataan
menggunakan media AR. 535 86.29
Positif
14 Media AR ini membuat saya ingin terus
mencari dan mengetahui lebih lanjut
tentang prinsip struktur atom.
19 Saya benar-benar kagum melihat gambar
struktur atom seperti nyata tidak
Kepuasan bergambar 2D pada media AR. Sangat
86.85
(Satisfaction) 8 Saya merasa pusing karena melihat Baik
gambar 3D yang berputar-putar pada
media.
25 Kalimat umpan balik setelah latihan,
pada media AR, membuat saya merasa
malas untuk belajar.
Pernyataan
30 Saya merasa kesulitan belajar pada 542 87.42
Negatif
prinsip struktur atom menggunakan
media AR.
32 Komentar-komentar pada proses
pembelajaran penggunaan media AR,
membuat saya merasa malas untuk
belajar.
88

Lampiran 3

VALIDASI ANGKET ANALISIS MOTIVASI SISWA


TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUGMENTED
REALITY
Petunjuk

1. Berikanlah penilaian Bapak/Ibu untuk masing-masing pernyataan


pada kolom (b) dibawah ini. Jika pertanyaan sudah sesuai dengan
indikator pada kolom (e) dan (f), berilah tanda ceklis (√) pada
kolom (c). Apabila pernyataan tidak sesuai, berikanlah tanda (√)
pada kolom (d).
2. Bapak/Ibu dapat memberikan komentar atau saran dengan
dituliskan pada ruang yang telah disediakan.

Keterangan Pilihan jawaban:


1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
89

No Pertanyaan Kesesuaian Indikator Keterangan


Media AR yang
Ya Tidak
dinilai.
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 Saat pertama kali melihat Percaya Bentuk teori
materi struktur atom pada Diri
media AR (Augmented
Reality) saya percaya bahwa
pembelajaran ini mudah bagi
saya.
2 Media AR ini menarik Perhatian Bentuk teori,
perhatian saya ketika gambar 3D,
diperkenalkan saat awal dan soal latihan
proses pembelajaran.
3 Bentuk gambar 3D pada Percaya Gambar 3D
media AR ternyata lebih sulit Diri
dipahami daripada yang saya
harapkan.
4 Selama proses pembelajaran, Relevansi Bentuk teori,
saya tidak ikut gambar 3D,
mengoperasikan media AR, dan soal latihan
karena tidak menunjukan
kepada saya manfaat
penggunaan media AR.
5 Menyelesaikan soal latihan Kepuasan Soal latihan
pada media AR membuat saya
merasa puas terhadap hasil
yang telah saya capai.
90

6 Menurut saya, proses Relevansi Bentuk teori,


pembelajaran menggunakan gambar 3D,
media AR tidak perlu dan soal latihan
dilakukan, karena proses
pembelajarannya
menggunakan handphone
berbasis Android, sedangkan
tidak semua siswa
menggunakan handphone
berbasis Android.
7 Media AR membuat saya sulit Percaya Bentuk Teori.
memahami prinsip struktur diri.
atom.
8 Saya merasa pusing karena Kepuasan Gambar 3D
melihat gambar 3D yang
berputar-putar pada media .
9 Informasi yang ditampilkan Relevansi Bentuk teori
dalam media AR, dalam
bentuk teori menunjukan
kepada saya manfaat prinsip
struktur atom.
10 Setelah menyelesaikan Kepuasan Bentuk Teori,
pembelajaran menggunakan gambar 3D, dan
media AR, saya merasa soal latihan.
materi-materi kimia yang lain
harus menggunakan media
AR.
11 Bentuk teori yang Percaya Bentuk teori
ditampilkan sangat diri
membingungkan.
91

12 Pada media AR, saya lebih Perhatian Bentuk Teori,


memperhatikan atom yang gambar 3D,
bergambar 3D dibandingkan dan soal latihan.
bentuk teori dan soal latihan.
13 Selagi saya belajar Percaya Bentuk teori.
menggunakan media AR, saya Diri
percaya bahwa saya dapat
memahami konsepnya.
14 Media AR ini membuat saya Kepuasan Bentuk Teori,
ingin terus mencari dan gambar 3D,
mengetahui lebih lanjut dan soal latihan.
tentang prinsip struktur atom.
15 Pada media AR, saya lebih Perhatian Bentuk Teori,
memperhatikan bentuk gambar 3D,
teorinya dibandingkan dan soal latihan.
gambar 3D dan soal latihan.
16 Menurut saya media AR Relevansi Bentuk Teori,
adalah media yang saya gambar 3D,
harapkan sebagai media dan soal latihan.
pembelajaran di era
Teknologi yang modern ini.
17 Pada media AR, saya lebih Perhatian Bentuk Teori,
memperhatikan soal latihan gambar 3D,
dibandingkan bentuk teori dan soal latihan.
dan gambar 3D.
18 Soal-soal latihan pada media Percaya Soal latihan.
AR ini terlalu sulit. diri
19 Saya benar-benar kagum Kepuasan Gambar 3D
melihat gambar struktur atom
92

seperti nyata tidak bergambar


2D pada media AR.
20 Saya merasa bosan dengan Perhatian Bentuk teori.
penjelasan materi yang di
ulang-ulang.
21 Isi pada media AR saat Perhatian Bentuk Teori,
pembelajaran ini memberi gambar 3D,
kesan bemanfaat untuk dan soal latihan.
diketahui.
22 Bagi saya, media AR Perhatian Bentuk Teori,
merupakan media gambar 3D,
pembelajaran yang baru dan soal latihan.
diketahui oleh saya.
23 Setelah mempelajari materi Percaya Bentuk teori.
struktur atom menggunakan Diri
media AR, saya yakin akan
berhasil mengerjakan soal-
soal prinsip struktur atom.
24 Pembelajaran prinsip struktur Relevansi Bentuk teori
atom menggunakan media AR
ini tidak relevan dengan
kebutuhan saya sebab
sebagian besar isi
penjelasannya tidak saya
ketahui.
25 Kalimat umpan balik setelah Kepuasan. Soal latihan.
latihan, pada media AR,
membuat saya merasa malas
untuk belajar.
93

26 Keanekaragaman pada Perhatian Bentuk Teori,


gambar 3D yang diberikan gambar 3D,
telah membuat saya fokus dan soal latihan.
mempelajari materi struktur
atom pada media AR.
27 Saya dapat menghubungkan Relevansi Bentuk Teori,
isi dari media AR dengan hal- gambar 3D,
hal yang telah saya lihat, dan soal latihan.
lakukan, atau pikirkan di
dalam kehidupan sehari-hari.
28 Penyajian yang ditampilkan Relevansi Bentuk Teori,
terdapat informasi yang gambar 3D,
sangat mengganggu. dan soal latihan.
29 Saya sangat senang untuk Relevansi Bentuk Teori,
mengoperasikan media AR, gambar 3D,
oleh karena itu saya dan soal latihan.
membantu teman yang
kesulitan mengoperasikan
media AR selama proses
pembelajaran
30 Saya merasa kesulitan belajar Kepuasan Bentuk Teori,
pada prinsip struktur atom gambar 3D,
menggunakan media AR. dan soal latihan.
31 Penyajian materi yang baik Percaya Bentuk teori.
prinsip struktur atom pada diri
media AR membuat saya
percaya diri untuk dapat
mempelajari materi struktur
atom.
94

32 Komentar-komentar pada Kepuasaan Bentuk Teori,


proses pembelajaran gambar 3D,
penggunaan media AR, dan soal latihan.
membuat saya merasa malas
untuk belajar.

Krtik dan Saran:


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Tanggal Validasi:
95

Lampiran 4
96
97
98
99
100
101
102
103

Lampiran 5
104
105
106
107
108
109
110

Lampiran 6
111
112
113
114
115
116
117

Lampiran 7
118

Lampiran 8
119

Lampiran 9
120

Lampiran 10
121

Lampiran 11
122

Lampiran 12
122
139

Lampiran 14 Dokumentasi

Peneliti memberikan pengarahan bagaimana mengoperasikan media Augmented


Reality bentuk molekul

Siswa mendengarkan penjelasan tentang pengoperasian media Augmented Reality


bentuk molekul
140

Siswa melakukan proses belajar menggunakan media Augmented Reality bentuk


molekul
141

Siswa memberikan respon terhadap penggunaan media Augmented Reality pada angket
motivasi belajar

Anda mungkin juga menyukai