Anda di halaman 1dari 4

Praktikum jalan raya CIVIL ENGINEERING’10

sifat alami gerusan mempunyai fenomena sebagai berikut :


Pengertian Scouring Pada Jembatan
Jembatan merupakan suatu struktur yang meneruskan jalan melewati suatu
rintangan dibawahnya yag dapat berupa sungai,jalan,selat maupun jurang.
Pada jembatan yang dibawahnya terdapat arus air dengan bentang yang
relatif lebar, umumnya memerlukan struktur pilar untuk menopangnya.
Pilar yang ditanam pada dasar sungai memerlukan kriteria disain
sedemikian sehingga bila dasar saluran disekitar pilar jembatan tersebut
tergerus, maka gerusan tersebut tidak mencapai kedalaman yang
membahayakan kestabilan pilar.
Saluran yang dijumpai di alam mempunyai beberapa macam morfologi
sungai yaitu, sungai lurus, sungai dengan tikungan, dan sungai yang
menganyam. Sungai lurus terjadi pada daerah yang belum stabil dan untuk
menyalurkan energinya sungai ini akan memperpanjang aliran dan
membentuk meander memperpanjang aliran dan membentuk meander .
Sungai dengan tikungan dapat terjadi pada daerah aluvial atau tanah keras.
Sudut tikungan yang dibentuk bisa berbagai macam, misalnya 90° atau
180°. Tipe sungai dengan tikungan pada umumnya diakibatkan karena
adanya usaha sungai untuk mencapai
Sungai yang menganyam biasanya terjadi pada daerah yang terjal dengan
butiran seragam dan mempunyai alur yang berpindah - pindah. Jadi setiap
musim, sungai ini dapat berubah bentuk. Terdapat berbagai macam jenis
pilar yang digunakan sebagai penyalur beban jembatan. Pemilihan jenis
pilar umumnya ditentukan dari analisis kekuatan analisis ekonomi, analisis
lingkungan.
Pada kenyataannya banyak terdapat keruntuhan pada jembatan. Hal tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain yaitu:
Tujuan Mengetahui Scouring Pada Jembatan
Dengan mengetahui fenomena scouring maka perencana dapat melakukan
investigasi terhadap saluran sehingga dapat ditentukan letak , posisi
,kedalaman dan tipe pilar maupun abutemen sehingga kecacatan dan
kegagalan pada jembatan yang disebabkan scouring dapat dihindarkan.
Apabila bangunan sudah beridiri maka dapat dibuatkan pengaman untuk

Kelompok II
Praktikum jalan raya CIVIL ENGINEERING’10

mereduksi efek scouring tersebut agar kekuatan struktur jembatan secara


keseluruhan tetap mantap.
Jenis - Jenis Scouring
Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi
antara aliran dengan dasar sungai. Scouring dapat diklasifikasikan menjadi:
Gerusan umum (general scour)
Gerusan umum ini merupakan suatu proses alami yang terjadi pada sungai
sehingga akan menimbulkan degradasi dasar. Gerusan Umum disebabkan
oleh energi dari aliran air.
Gerusan akibat penyempitan di alur sungai (contraction scour)
Gerusan lokal (local scour)
Gerusan lokal ini pada umumnya diakibatkan oleh adanya bangunan air,
misal, tiang atau pilar jembatan. Gerusan local disebabkan oleh sistem
pusaran air (vortex system) karena adanya gangguan pola aliran akibat
rintangan.
Ada dua macam gerusan lokal, yaitu :
Clear water scour
Pergerakan sedimen hanya terjadi pada sekitar pilar. Ada dua macam:
Live bed scour
Terjadi karena adanya perpindahan sedimen. Yaitu jika:
Gerusan terlokalisir terjadi karena adanya penyempitan penampang sungai
oleh adanya penempatan bangunan hidraulika.
Gerusan Total (Total Scour)
Merupakan kombinasi antara gerusan lokal (local scour) dan gerusan umum
(general scour). Bisa juga kombinasi antara gerusan lokal, gerusan umum
dan gerusan terlokalisir (localized scour/ constriction scour).
Berdasarkan pengamatan tentang analisa ini, maka tipe scouring yang
terjadi pada struktur bawah jembatan dapat dibedakan menjadi:
Proses Terjadinya Scouring
Pada Abutemen dan Pilar
Gerusan akibat aliran air menyebabkan erosi dan degradasi di sekitar
bukaan jalan air (water way openning) suatu jembatan. Degradasi ini

Kelompok II
Praktikum jalan raya CIVIL ENGINEERING’10

berlangsung secara terus menerus hingga dicapai keseimbangan antara


suplai dan angkutan sedimen yang saling memperbaiki.
Apabila suplai sedimen dari hulu berkurang atau jumlah angkutan sedimen
lebih besar daripada suplai sedimen, maka bisa menyebabkan terjadinya
kesenjangan yang begitu menyolok antara degradasi dan agradasi di lokasi
dasar jalan air jembatan. Sehingga lubang gerusan (scour hole) pada
abutmen maupun pilar jembatan akan lebih dalam bila tidak terdapat atau
kurangnya suplai sedimen.
Demikian juga apabila tidak terdapat bangunan pengendali gerusan di
sekitar abutmen ataupun pilar, maka dalamnya gerusan tidak bisa direduksi,
se-hingga kedalaman gerusan bisa mencapai maksimum. Hal ini bisa
menyebabkan rusaknya abutmen maupun pilar jembatan.
Pada Abutemen
Menurut Yulistianto dkk. (1998), Gerusan yang terjadi di sekitar abutmen
jembatan adalah akibat sistem pusaran (vortex system) yang timbul karena
aliran dirintangi oleh bangunan tersebut. Sistem pusaran yang menyebabkan
lubang gerusan (scour hole), berawal dari sebelah hulu abutmen yaitu pada
saat mulai timbul komponen aliran dengan arah aliran ke bawah, karena
aliran yang datang dari hulu dihalangi oleh abutmen, maka aliran akan
berubah arah menjadi arah vertikal menuju dasar saluran dan sebagian
berbelok arah menuju depan abutmen selanjutnya diteruskan ke hilir.
Aliran arah vertikal ini akan terus menuju dasar yang selanjutnya akan
membentuk pusaran. Di dekat dasar saluran komponen aliran berbalik arah
vertikal ke atas, peristiwa ini diikuti dengan terbawanya material dasar
sehingga terbentuk aliran spiral yang akan menyebabkan gerusan dasar. Hal
ini akan terus berlanjut hingga tercapai keseimbangan.
Demikianlah Informasi teknik sipil yang dapat saya bagikan mengenai
Gerusan atau scouring pada Jembatan. Semoga bermanfaat.
Share on Whatsapp :
Share
RELATED POSTS
DASAR TEKNIK DRAINASE
PERLETAKAN STRUKTUR BANGUNAN DAN JENISNYA

Kelompok II
Praktikum jalan raya CIVIL ENGINEERING’10

Konsep Lingkungan Hidup


METODE DAN CARA DALAM MENGHITUNG HUJAN RATA-RATA
ATAU HUJAN DAS
CLASSIFICATION AND TYPES OF CONCRETE AND FUNCTIONS
Besar gerusan akan sama selisihnya antara jumlah material yang diangkut
keluar daerah gerusan dengan jumlah material yang diangkut masuk ke
dalam daerah gerusan. 1
Besar gerusan akan berkurang apabila penampang basah di daerah gerusan
bertambah (misal karena erosi). Untuk kondisi aliran bergerak akan terjadi
suatu keadaan gerusan yang disebut gerusan batas, besarnya akan asimtotik
terhadap waktu. 2
Beban yang dipikul jembatan melebihi batas maksimum yang telah
ditentukan. 1
Bencana alam seperti gempa, erosi, banjir dan lain-lain. 2
Perubahan morfologi sungai akibat adanya bangunan dalam usaha sungai
untuk mencapai kestabilan. Salah satu fenomena yang terjadi adalah
gerusan lokal (local scouring)

Kelompok II

Anda mungkin juga menyukai