DISUSUN OLEH :
1. Alif Al Faris Maulana NIM 21030116140091
2. Haidar Maris NIM 21030116140079
3. Iltizam Muhammad Iman NIM 21030116140084
4. Rosalia Puspita Sari NIM 21030116120006
5. Yeni Maryani C. NIM 21030115120078
Bahasa Indonesia memiliki kekuatan untuk memperluas cakupannya yakni menjadi salah
satu Bahasa Internasional. Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 pasal 44
menyebutkan bahwa “Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa
internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan”.
I. Kekuatan (Strength)
1. Meningkatkan jumlah kosakata, lalu mengembangkan Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia (UKBI) yang akan menyertai pengujian di Indonesia, serta akan mencoba
membawa Indonesia ke luar negeri, dengan cara menyusun kamus ASEAN (terdiri dari
sepuluh negara anggota ASEAN) dan akan diberi nama kamus Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)
2. Jumlah penutur bahasa Melayu-Indonesia yang cukup banyak. Pada tahun 2011
meliputi Indonesia (±327 juta jiwa), Malaysia (±28,8 juta jiwa), Singapura (±5,2 juta
jiwa), Thailand (±65 juta jiwa) serta negara seperti Brunei Darussalam, Timor Leste.
Jumlah total dapat diperkirakan sejumlah 427,4 juta jiwa atau 1/15 jumlah penduduk
dunia yang pada waktu itu berjumlah 6,5 milyar. Hal ini didukung dengan cita – cita
para pemimpin ASEAN untuk membentuk komunitas ASEAN yang perlu didukung
dengan penggunaan bahasa antara yang seragam. Hal ini merupakan keuntungan bagi
bahasa Indonesia, karena dilihat bahasa Indonesia ah yang memenuhi syarat untuk
manjadi bahasa bagi seluruh anggota ASEAN mengingat jumlah penuturnya yang
sangat banyak di kawasan Asia Tenggara
4. Bahasa Indonesia memiliki tata bahsa yang sederhana dan teratur serta penggunaannya
dalam percakapan relatif mudah dipelajari. Sebgaia bahasa aglutinasi Bahasa Indonesia
jauh leih gampang dipelajari dibandingkan dengan bahasa infleksi. Bahasa Indonesia
juga memiliki cukup banyak perbendaharaan kata (sekitar 10 ribu) yang memiliki daya
ungkap yang cukup memadai untuk dipertimbangkan menjadi bahasa dunia. Bahasa
Indonesia mudah dipelajari Bahasa Indonesia tidak mengenal kala, konjugasi, maupun
jenis kelamin kata benda. Lafal Bahasa Indonesia juga tidak sulit karena lebih tipis atau
ringan.
2. Eksistensi Bahasa
Eksistensi Bahasa Indonesia Masih Lemah. Bahasa ini dianggap sama
dengan bahasa Melayu. Sementara anggapan orang asing seperti itu, orang
Indonesia masih belum mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa yang
digunakan dikehidupan sehari-hari. Bahasa Betawi, Bali, Jawa, Papua, dan
sebagainya masih dikelola di luar wadah bahasa Indonesia. Dengan tata kelola
bahasa seperti itu, orang Indonesia sudah berhasil dibuat sangat primordial.