Anda di halaman 1dari 12

c. Yang berhak memilih adalah SM purnawaktu / paruh waktu.

SM yang berhalangan
hadir, dapat memberikan suaranya secara tertulis bermaterai kepada pemimpin rapat.
d. Ketua Kelompok SM dipilih dengan mayoritas sederhana (50% jumlah staf yang
hadir plus satu); bila terdapat lebih dari 2 calon dan tidak terdapat mayoritas
sederhana, maka pemungutan suara diulang diantara 2 calon dengan nilai terbanyak;
e. Ketua Kelompok SM menjabat menjabat selama 3 (tiga) tahun, dapat dipilih kembali
sebanyak-banyaknya 2 kali masa jabatan berturut-turut.
f. Hal-hal yang tidak diatur dalam PISM ini diatur dalam tata tertib pemilihan Ketua
Kelompok SM.

(3) Pemberhentian jabatan Ketua Kelompok SM

a. Ketua Kelompok SM oromatis diberhentikan dari jabatannya bila ia


pensiun, bila Ketua Kelompok SM yang baru telah dipilih, atau bila tidak
memenuhi persyaratan lagi untuk menjabat ketua Kelompok SM.
b. Ketua Kelompok SM dapat diusulkan untuk diberhentikan dari jabatannya
oleh dua per tiga SM yang memiliki hak suara dalam rapat rutin atau rapat
khusus. Keputusan baru efektif bila telah diperkuat oleh Komite Medis dan
Direktur Rumah Sakit.
c. Bila Ketua Kelompok SM melakukan tindakan yang berlawanan secara
langsung dengan tugasnya, atau gagal melaksanakan tugasnya, ia dapat
diusulkan untuk diberhentikan oleh dua pertiga dari rapat Komite Medis
yang diselenggarakan khusus untuk hal tersebut. Keputusan tersebut baru
efektif bila telah disetujui oleh Direktur Rumah Sakit.
d. Pemberhentian sebagai Ketua Kelompok SM tidak berpengaruh terhadap
penugasannya sebagai SM.

(4) Tugas Ketua Kelompok SM bertanggung jawab atas :

a. Pengawasan aktivitas klinis di kelompok SM.


b. Semua aktifitas administratif dalam kelompok SM.
c. Pemantauan kinerja semua praktisi tang terlibat dalam tata laksana pasien.
d. Rekomendasi kriteria pemberian wewenang klinis dalam SM nya.
e. Penyelenggaraan mekanisme untuk menjamin bahwa para praktisi dengan wewenang
klinis hanya menjalankan wewenang klinis yang diberikan.
f. Telaaah dan rekomendasi Rumah Sakit lain sebagai rujukan bila SM tidak
menyelenggaraan jenis perawatan tertentu.
g. Koordinasi dan integrasi pelayanan antar dan intra SM.
h. Pengembangan dan penerapan kebijakan dan prosedur untuk menunjang pelayanan
SM.
i. Rekomendasi jumlah dan kualifikasi profesional untuk memberikan perawatan pasien.
j. Penentuan kualifikasi dan kompetensi anggota SM yang tidak memiliki lisensi namun
memberikan perawatan pada pasien.
k. Penilaian dan peningkatan kualitas perawatan pasien yang dilaksanakan di SM.
l. Penerapan program kendali mutu yang dilakukan oleh SM.
m. CME / CPD semua praktisi yang bekerja di SM, termasuk diseminasi informasi
tentang revisi PISM, peraturan, kebijakan staf medis, serta berbagai proedur.
n. Pengajuan rekomendasi kepada Direksi tentang runagan, peralatan, dan sumber daya
lain yang diperlukan oleh SM.
o. Pengajuan rekomendasi kepada Direksi atau badan yang ditunjuk tentang pemberian
wewenang n sementara.
p. Menjadi anggota ex-officio Komite Medis.
q. Membentuk panitia untuk melaksanakan tugas SM sesuai dengan keperluan.
Komposisi, tugas, wewenang, serta prosedur lain yang relevan untuk panitia tersebut
dibuat oleh ketua Kelompok SM dengan memperhatikan PISM, serta peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
Pasal 36
Kebijakan dan Peraturan Kelompok SM
(1) SM secara indiviadual dapat membuat atau mengembangkan peraturan serta
kebijakan yang berlaku bagi semua SM dalam kelompok SM.
(2) Peraturan tersebut tidak boleh bertentangan dengan PISM dan peraturan atau
kebijakan Rumah Sakit.
(3) Perubahan peraturan dan kebijakan harus didistribusikan kepada semua anggota
kelompok SSM dalam waktu yang layak.

Pasal 37

Anggota SM

(1) Anggota SM terdiri dari semua dokter / dokter gigi yang bekerja di rumah sakit,
baaik purna waktu maupun paruh waktu.
(2) Setiap anggota SM wajib memiliki Surat Izin Praktek (SIP) yang masih berlaku,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran pasal 36.
Pasal 38
Kategori SM
Status Anggota SM terbagi atas :
(1) SM purna waktu (full timer) adalah SM yang berstatus karyawan rumah sakit
dan bekerja sesuai jam kerja rumah sakit, dan diberikan hak sebagai karyawan
rumah sakit.
(2) SM paruh waktu (part time) adalah SM yang bukan berstatus karyawan tetap
rumah sakit, bekerja di rumah sakit sesuai dengan kesepakatan yang diatur
dalam perjanjian kerja (bisa beberapa hari dalam seminggu atau beberapa jam
dalam sehari ), memiliki hak suara dan dapat dipilih sebagai pengurus Komite
Medis.
(3) SM Konsultan adalh dokter konsultan yang dibutuhkan dalam pelayanan di
rumah sakit, dan bekerja dengan SIP khusus atas izin dari Kepala Dinas
Kesehatan Kota Solok, dan tidak memiliki hak suara ataupun dipilih sebagai
Pengurus Komite Medis.
Pasal 39
Tugas dan Fungsi SM
(1) SM mempunyai fungsi memberikan pelayanan medis dengan selalu menjunjung
tinggi etika profesi dan mutu pelayanan.
1) SM mempunyai tugas-tugas :
a. Melaksanakan kegiatan Profesi yang meliputi prosedur diagnosa, pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan keshatan sesuai dengan
kewenangan profesinya.
b. Melaksanakan tugas administrasi yang dibebankan oleh Ketua Kelompok SM.

Pasal 40
Kewajiban SM
Kewajiban SM adalah :
(1) Mengikuti standar Pelayanan Kedokteran dan Prosedur Standar yang berlaku dan
mengikuti kaidah-kaidah profesi.
(2) Menjaga nama baik rumah sakit dan senantiasa memelihara persatuan serta kesatuan
SM.
(3) Mentaati tata tertib dan peraturan rumah sakit dengan penuh kesadaran pengabdian
dan tanggung jawab untuk kepentingan rumah sakit.
(4) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Ketua Kelompok SM atau manajemen RS
(5) Menjalankan tugas jaga sesuai ketentuan dan aturan rumah sakit.
(6) Mengikuti acara ilmiah / konferensi yang rutin diadakan di rumah sakit.
(7) Mengevaluasi Standar Pelayanan Kedokteran dan Standar Prosedur Operasional.
(8) Melaksanakan membuat rekam medis yang baik, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(9) Mengajukan permohonan izin secara tertulis kpada Direktur Rumah Sakit bila
meninggalkan tugas rumah sakit, dengan enyebutkan alasan yang jelas.
(10) Meningkatkan kinerja dalam bidang masing-masing.
(11)Senantiasa memelihara dan meningkatkan kompetensinya.
(12) Menyimpan dan menjaga kerahasiaan data serta informasi yang berhubungan
dengan kegiatan usaha rumah sakit terhadap pihak lain yang berwenang.
(13) Melaksanakan tugas daalam perencanaan dan penetapan pengadaan peralatan medis.
(14) Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana rumah sakit.
(15) Memelihara kerapihan dan kebersihan tempat kerja masing-masing.
(16) Berperan aktif menyusun perencanaan dan mendukung program-program rumah
sakit sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
(17) Segera melapor bila ada hal-hal yang diduga dapat berakibat tidak baik terhadap
rumah sakit.
(18) Mengalihkan tugas dan tanggung jawabnya kepada SM lain pada saat berhalangan
menjalankan tugas secara tertulis, dengan sepengetahuan Ketua Kelompok SM dan
Direktur Rumah Sakit.

Pasal 41
Etika Profesi dan Etika Hubungan Kerja

(1) Setiap SM wajib menaati kode etik kedokteran.


(2) Setiap SM wajib menjaga hubungan kolegalitas antar SM.
(3) Setiap SM wajib menjaga hubungan kerja yang baik dengan seluruh karyawan rumah
sakit.
(4) Setiap SM wajib melakukan konsultasi atau merujuk pasien yang menderita penyakit
di luar kompetensinya.
(5) Setiap SM wajib menghormati keinginan pasien untuk alih rawat.
(6) Setiap SM waib menghormati keinginan pasien untuk menolak dilakukan perawatan
atau tindakan medis.
(7) Setiap SM wajib mengembalikan pasien rujukan kepada Dokter yang merujuk,
disertai surat balasan rujukan secara cepat dan akurat.
(8) Setiap SM dilarang :
a. Merujuk pasien keluar rumah sakit kecuali atas indikasi medis atau atas
permintaan pasien,
b. Menganjurkan pasien pindah ke rumah sakit lain.
Pasal 42
HAK SM
(1) Setiap SM berhak mendapat imbal jasa sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Setiap SM berhak menolak merawat pasien yang dapat menimbulkan konflik
hubungan dokter dan pasien, kecuali pasien dalam kondisi kritis yang mengancam
jiwa.
(3) Setiap SM berhak mendapatkan perlindungan keselamatan kerja.
(4) Setiap SM berhak mendapatkan seragam kerja yang layak.
(5) Setiap SM berhak menjalani cuti atau meninggalkan tugas sesuai ketentuan rumah
sakit
(6) SM purna waktu berhak mendapat kesempatan secara adil dan merata untuk
mengembangkan karier dibidangnya.
Pasal 43
Prosedur Penerimaan SM
(1) Calon mengajukan lamaran tertulis kepada Direktur Rumah Sakit untuk menjadi SM
Purna Waktu / Paruh waktu dengan melampirkan :
a. Foto kopi ijazah Dokter/ Dokter Gigi, Dokter Spesialis / Sub Spesialis yang
dilegalisir
b. Foto kopi Sertifikat Pelatihan yang pernah diikuti sesuai bidang keahliaanya.
c. Foto kopi Surat Pernyataan telah menyelesaikan program adaptasi bagi dokter
lulusan luar negeri.
d. Foto kopi izin praktek yang masing berlaku.
e. Curiculum Vitae.
(2) Direktur rumah sakit menyampaikan berkas lamaran kepada Ketua Komite Medis.
(3) Ketua Komite Medis meminta Sub Komite Kredensial Medis dan Ketua Kelompok
SM terkait untuk wawancara dan meneliti keabsahan data pelamar, bila memang ada
lowongan.
(4) Ketua Komite Medis meminta pendapat seluruh SM terkait.
(5) Bila diperlukan Ketua Komite Medis dapat meminta calon untuk menjalani test
kesehatan dan test Emotional Quotient (EQ) atas biaya rumah sakit, setelah calon
disetujui melalui proses sebagaimana tercantum dalam ayat (3) dan (4).
(6) Ketua Komite Medis mengirim surat kepada Direktur Rumah Sakit yang bawa calon
diterima sebagai SM purna waktu/ paruh waktu; atau calon tidak dapat diterima
disertai dasar-dasar penolakannya. Dasar penentuan ini harus didukung oleh notulen
pertemuan sebagaimana tercantum dalam ayat (3) dan (4), serta hasil test kesehatan
dan EQ (bila ada).
(7) Direktur Rmah Sakit akan membuat surat penunjukan.

Pasal 44
Kebutuhan SM Konsultan
(1) Untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien, Direktur Rumah Sakit
dapat mengajukan SIP khusus bagi SM Konsultan atas rekomendasi Komite Medis.
(2) Kebutuhan SM Konsultan diajukan oleh kelompok SM terkait melalui Ketua Komite
Medis.

Pasal 45
Pemberhentian SM
(1) SM diberhentikan atas rekomendasi Ketua Komite Medis
(2) SM dapat mengajukan pemberhentian sebagai SM rumah sakit kepada Ketua Komite
Medis melalui Ketua kelompok SM terkait, selambat-lambatnya 3 bulan sebelum
waktu berhenti.

Pasal 46
Prosedur Pemberhentian SM
(1) Dalam hal SM melanggar Kode Etik Kedokteran, Peraturan Internal Rumah Sakit
atau aturan lain yang berlaku dilingkungan rumah sakit, maka laporan harus ditujukan
kepada Ketua Komite Medis dengan tembusan kepada Direktur Rumah Sakit.
(2) Komite Medis mengadakan pertemuan khusus yang dihadiri oleh seluruh anggota
Komite Medis, Sub Komite Kredensial, Sub Komite Etik, dan Ketua Kelompok SM
terkait, untuk mengadakan klarifikasi dan penyelidikan terhadap SM.
(3) SM diberi kesempatan membela diri degan mengemukakan bukti dan saksi.
(4) Bilamana diperlukan, Komite Medis dapat meminta pertimbangan Bidang Hukum
Rumah Sakit.
(5) Bilamana diperlukan, Komite Medis dapat meminta SM menjalani pemeriksaan
kesehatan fisik dan jiwa.
(6) Komite Medis mengusulkan pemberhentian SM kepada Direktur Rumah Sakit.

BAB IV
Bagian Pertama
SUB KOMITE KREDENSIAL MEDIS

Pasal 47
Pengorganisasi Sub Komite Kredensial Medis
(1) Struktur Organisasi Sub Komite Kredensial Medis terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris dan
c. Anggota
(2) Ketua, Sekretaris dan anggota Sub Komite Kredensial Medis ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit atas usulan Ketua Komite Medis.
(3) Bila ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.
(4) Pengurus dan Anggota Sub Komite Kredensial Medis berjumlah sekurang-kurangnya
3 (tiga) orang.
(5) Masa kerja Sub Komite Kredensial Medis adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(6) Anggaran biaya Sub Komite Kredensial Medis disusun untuk rencana tahun
berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran Rumah Sakit.
Pasal 48
Tugas Sub Komite Kredensial Medis
(1) Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota SM rumah sakit secara total
obyektif, adil, jujur dan terbuka.
(2) Membuat rekomendasi hasil review berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan sesuai
dengan kebutuhan SM di rumah sakit.
(3) Membuat laporan kepada Komite Medis apabila permohonan sesuai dengan ketentuan
yang diatur didalam Peraturan Internal SM (Medical staff bylaws) di Rumah Sakit.
(4) Melakukan review kompetensi SM dan memberikan laporan dan rekomendasi kepada
Komite Medis dalam rangka pemberian clinical previllages, reapoiments dan
penugasan staf medis pada unit kerja.
(5) Membuat rencana kerja Sub Komite Kredensial.
(6) Melaksanakan rencana kerja Sub Komite Kredensial.
(7) Menyusun tata laksana dan istrumen kredensial.
(8) Melaksanakan kredensial dengan melibatkan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
(9) Membuat laporan berkala kepada komite medis.

Pasal 49
Wewenang Sub Komite Kredensial Medis
Melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur, dan terbuka secara lintas sektoral dan lintas
fungsi sesuai kebutuhan.
Pasal 50
Tanggung Jawab Sub Komite Kredensial Medis
Sub Komite Kredensial Medis bertanggung jawab kepada Komite Medis.

Pasal 51
Tata Kerja Sub Komite Kredensial Medis
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Kredensial Medis wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medis, dan Ketua kelompok SM.
(2) Sub Komite Kredensial Medis dapat membentuk Tim Ad Hoc yang melibatkan anggota SM
dan Manajer Keperawatan untuk meminta pertimbangan.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Kredensial Medis, wajib dievaluasi dan
ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
(4) Sub Komite Kredensial Medis dapat wajib mengadakan rapat anggota minimal 1 (satu) kali
dalam sebulan.
(5) Sub Komite Kredensial Medis menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan
rekomendasinya kepada Komite Medis.
Bagian Kedua
SUB KOMITE PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MEDIS

Pasal 52
Pengorganisasian Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
(1) Struktur Organisasi Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris dan
c. Anggota
(2) Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan medis
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atas usulan Komite Medis.
(3) Bila ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.
(4) Pengurus dan Anggota Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis berjumlah
sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
(5) Masa kerja Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis adalah 3 (tiga) tahun
terhitung sejak ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(6) Anggaran biaya Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis disusun untuk
rencana tahun berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran rumah sakit.

Pasal 53
Tugas Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
(1) Membuat rencana kerja/ prograam kerja
(2) Melaksanakan rencana kerja / jadwal kegiatan.
(3) Membuat panduan mutu pelayanan medis.
(4) Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis.
(5) Menyusun indikator mutu klinik dengan melakukan koordinasi dengan kelompok staf
medis dan unit kerja. Indikator yang disusun adalah indikator output dan outcome.
(6) Melakukan koordinasi dengan komite peningkatan mutu RS
(7) Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.
Pasal 54
Wewenang Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan medis secara lintas sektoral dan lintas
fungsi sesuai kebutuhan.

Pasal 55
Tanggung Jawab Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan
segala sesuatunya kepada Komite Medis.

Pasal 56
Tata Kerja Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis wajib
mneerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan singkronisasi dengan komite medis
(2) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis dapat membentuk Tim Ad Hoc yang
melibatkan Anggota SM di unit pelayanan tertentu dan tenaga kesehatan lain, guna
mengaudit mutu pelayanan.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis,
wajb dievaluasi dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
(4) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis wajib mengadakan rapat anggota
minimal 1 (satu) kali setiap sebulan.
(5) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis menyampaiakn noyulen rapat,
laporan-laporan dan rekomendasi kepada Komite Medis.
Bagian Ketiga
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 57
Pengorganisasian Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
(1) Struktur organisasi Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris, dan
c. Anggota
(2) Ketua, Sekretaris dan anggota Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit atas usulan Komite Medik.
(3) Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.
(4) Pengurus dan Anggota Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi berjumlah sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang.
(5) Masa kerja Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi adalah 3 (tiga) tahun terhitung
sejaak ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(6) Anggaran biaya Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi disusun untuk rencana tahun
berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran Rumah Sakit.
Pasal 58
Tugas Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
(1) Membuat rencana kerja
(2) Melaksanakan rencana kerja
(3) Menyusun tatalaksana pemantauan dan penanganan masalah etika dan disiplin
profesi.
(4) Melakukan sosialisasi yang terkait dengan etika profesi dan disiplin profesi.
(5) Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan bioetika.
(6) Melakukan koordinasi dengan Panitia Etik Rumah Sakit.
(7) Melakukan pencacatan dan pelaporan secara berkala.
Pasal 59
Wewenang Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
Melakukan pemantauan dan penanganan masalah etika profesi kedokteran dan disiplin profesi dengan
melibatkan lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
Pasal 60
Tanggung Jawab Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi bertanggung jawab kepada Komite Medis.

Pasal 61
Tata Kerja Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan singkronisasi dengan Komite medik, Manajer Keperawatan dan
Ketua Kelompok SM
(2) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medik dapat membentuk Tim Ad Hoc yang
melibatkan Anggota SM di unit pelayanan tertentu dan/ atau tenaga kesehatan lain, untuk
melaksanakan audit medik.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi, wajib dievaluasi
dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
(4) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi wajib mengadakan rapat anggota minimal 1 (satu) kali
setiap bulan.
(5) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan
rekomendasi kepada Komite Medik.
Bagian Keempat
SUB KOMITE REKAM MEDIS

Pasal 62
Pengorganisasian Sub Komite Rekam Medis
(1) Struktur Organisasi Sub Komite Rekam Medis terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris dan
c. Anggota
(2) Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Rekam Medis ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit atas ussulan Komite Medis.
(3) Bila ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris akan mengambil
alih tugas dan tanggung jawabnya.
(4) Anggota Sub Komite Rekam Medis berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
(5) Masa kerja Sub Komite Rekam Medis adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkan
oleh Direktur Rumah Sakit.
(6) Anggaran biaya Sub Komite Rekam Medis disusun untuk rencana tahun berikutnya, dan
dibebankan kepada anggaran Rumah Sakit.

Pasal 63
Tugas Sub Komite Rekam Medis
(1) Menyusun pedoman kerja Sub Komite Rekam Medis yang berkaitan dengan
fungsinya, yakni menjamin terlaksananya rekam medis yang sesuai standar teknis
rekam medis.
(2) Mengawasi akurasi dan kelengkapan rekam medis pasien sesuai aturan.
(3) Mengawasi cara penyimpanan rekam medis dan pengambilannya kembali
(retrieving).
(4) Mengevaluasi berkas rekam medis untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan.
(5) Memantau penyelesaian rekam medis agar tepat waktu dan lengkap, agar dapat
digunakan untuk memperbaiki mutu pelayanan pasien dan kepentingan medikolegal.
(6) Memantau dan melaksanakan evaluasi ketepatan klinik dari semua data rekam medis.
(7) Mengevaluasi dan menetapkan dokumen rekam medis untuk menjadi bagian dari
rekam medis yang permanen.
Pasal 64
Wewenang Sub Komite Rekam Medis
Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan rekam medis sebagai
bagian dari upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.

Pasal 65
Tanggung Jawab Sub Komite Rekam Medis
Sub Komite Rekam Medis bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan segala
sesuatunya kepada komite medis.
Pasal 66
Tata Kerja Sub Komite Rekam Medis
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Rekam Medis menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medis dan Manajer dan
unit kerja terkait dan Sub Komite lain.
(2) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Rekam Medis, wajib dievaluasi
dan ditindak lanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
(3) Sub Komite Rekam Medis wajib mengadakan rapat-rapat anggota minimal 1
(satu) kali setiap bulan.
(4) Sub Komite Rekam Medis menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan
rekomendasinya kepada Komite Medis.
(5) Mengadakan peninjauan atas reaksi-reaksi obat yang terjadi, mencari tahu
penyebab reaksi, dan membuat rkomendasi kepada Direktur Rumah Sakit
melalaui Komite Medis.
(6) Mengadakan penilaian terhadap proses pengobatan sebagai berikut :
a. Penulisan resep
b. Proses penyiapan da penyerahan obat.
c. Administrasi perbekalan farmasi.
d. Pemantauan efek samping obat
e. Berbagai reaksi negatif obat.
(7) Meninjau penggunaan obat baru dan menyiapkan acuan penggunaanya di rumah
sakit.
Pasal 69
Wewenang Sub Komite Farmasi dan Terapi
Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui peningkatan mutu
farmasi berdasarkan standar pelayanan berbasis bukti (evidence base medicine) dan pengobatan yang
rasional.
Pasal 70
Tanggung Jawab Sub Komite Farmasi dan Terapi
Sub Komite Farmasi dan Terapi bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan segala sesuatunya
kepada Komite Medis.
Pasal 71
Tata Kerja Sub Komite Farmasi dan Terapi
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Farmasi dan Terapi wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medis, Manajer Keperawatan, Ketua
Kelompok SM, Manajer Farmasi dan Unit Kerja lain dan Sub Komite lain.
(2) Sub Komite Farmasi dan Terapi dapat membentuk Tim Ad Hoc yang melibatkan Ketua
Kelompok SM, Unit Kerja dan tenaga kesehatan lain, agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Farmasi dan Terapi, wajib dievaluasi dan
ditindak lanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
(4) Sub Komite Farmasi dan Terapi wajib mengadakan rapat anggota minimal 1 (satu) kali setiap
bulan.
(5) Sub Komite Farmasi dan Terapi menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan
rekomendasinya kepada Komite Medis.

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 72
Pemberlakuan Peraturan Internal Staf Medis
Peraturan Internal Staf Medis ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di Solok
Pada tanggal
Direktur Rumah Sakit

dr.Vyola Regina

Anda mungkin juga menyukai

  • Artikel Ke-2
    Artikel Ke-2
    Dokumen2 halaman
    Artikel Ke-2
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • Job Desk PMKP
    Job Desk PMKP
    Dokumen1 halaman
    Job Desk PMKP
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • Sismadak VS Kemenkes
    Sismadak VS Kemenkes
    Dokumen1 halaman
    Sismadak VS Kemenkes
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • Data Tenaga Kerja
    Data Tenaga Kerja
    Dokumen4 halaman
    Data Tenaga Kerja
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • Bahan Hipertensi
    Bahan Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Bahan Hipertensi
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • Bab Viii SDM
    Bab Viii SDM
    Dokumen7 halaman
    Bab Viii SDM
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Manaj
    BAB 1 Manaj
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Manaj
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Manaj
    BAB 1 Manaj
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Manaj
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • Manaj 2
    Manaj 2
    Dokumen12 halaman
    Manaj 2
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Manaj
    BAB 1 Manaj
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Manaj
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Manaj
    BAB 1 Manaj
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Manaj
    SISRI ENDAH PUTRI
    Belum ada peringkat