Anda di halaman 1dari 91

KEPEMIMPINAN MANAJERIAL

KEPALA SEKOLAH

OLEH :
ZULHAM ABDI SIREGAR S.PD
“Tak Peduli
Berapa Jauh jalan salah yang anda jalani,
Putar arah sekarang juga !”
(Renald Kasali,Phd)

“Terciptalah perubahan itu


demi
kehidupan yang lebih baik”
“Daniel Goleman mengungkapkan
intelektual intellegence memberikan kontribusi
20% dalam kesuksesan seseorang di masa depan,
selebihnya ditentukan kecerdasan emosi dan
faktor lain.”
..kenapa kepemimpinan
pendidikan penting…?

Pemimpin merupakan sosok


penggerak dan inspirator
dalam merancang dan mengerjakan
kegiatan yang ada di lembaga
pendidikan tersebut.
Fred M. Hechinger
(dalam Davis & Thomas, 1989: 17) menyatakan:
“Saya tidak pernah melihat sekolah
yang bagus dipimpin oleh kepala
sekolah yang buruk dan sekolah buruk
dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk. Saya
juga menemukan sekolah yang gagal
berubah menjadi sukses, sebaliknya
sekolah yang sukses tiba-tiba menurun
kualitasnya. Naik atau turunnya kualitas
sekolah sangat tergantung kepada
kualitas kepala sekolahnya”.
kriteria sekolah yang
Sergiovanni (1987)
bermutu dilihat dari indicator :
1. Skor tes UN meningkat,
2. Kehadiran (guru, siswa, staf) meningkat,
3. Meningkatnya jumlah PR,
4. Meningkatnya waktu untuk penyampaian
mata pelajaran,
5. Adanya partisipasi masyarakat dan orang
tua,
6. Partisipasi siswa dalam ekstra kurikuler,
7. Penghargaan bagi siswa dan guru,
8. Kualitas dukungan layanan bagi siswa
dengan kebutuhan khusus.
Apa yang terpirkan..?

Menyusun
1
Melakukan
1 Mengembangkan
1

Sekolah
h
la
ko
Se

Memanfaatkan
Memimpin
1
1

Menciptakan Mengelola
1 10
Manajerial, berapa % sudah terlaksana..?

1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk


berbagai tingkatan perencanaan.
2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai
dengan kebutuhan.
3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara
optimal.
4. Mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang
efektif.
5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal.
7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah
dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
8. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide,
sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah.
9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan
peserta didik baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional.
11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan
efisien.
12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.
13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah
dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
14. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah.
16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan
tindak lanjutnya.
SNP:
1. Standar Isi

1. Pemahaman UU Sisdiknas No 20
Tahun 2003
2. Pemahaman PP No 19 Tahun 2005
3. Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006
dan No 6 Tahun 2007
4. Pemahaman Pendataan Buku Panduan
BSNP
5. Penyusunan KTSP/Struktur Kurikulum

Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?


SNP:
2. Standar Kompetensi Lulusan

1. Pemahaman SKL dan Pedoman Penilaian Dalam


Penentuan Kelulusan
2. Pemahaman SKL Kelompok Mata Pelajaran
Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?
SNP:
3. Standar Proses
1. Pembinaan Penyusunan Silabus
2. Pembinaan Penyusunan RPP
3. Penetapan Rombongan Belajar per Kelas
4. Penetapan Pembagian Tugas Guru
5. Pendataan dan Penetapan Buku Pelajaran
Sekolah
6. Pelaksanaan Pembelajaran
7. Penilaian hasil Pembelajaran
8. Penyusunan Program Supervisi ke Kelas
9. Pelaksanaan Supervisi Guru Ke Kelas
10.Mengevaluasi hasil Supervisi
11.Tindak lanjut Penguatan dan penghargaan
kepada Guru
Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?
SNP:
4. Standar PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
1.Pendataan Kualifikasi Akademik Pendidik
2.Pendataan Kenaikan Pangkat/Berkala Tenaga
Pendidik
3.Pemahaman dan Penerapan Standar Kompetensi
Guru
4.Penilaian Guru Berprestasi
5.Penilaian DP3 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6.Mengadakan Pembinaan Peningkatan Disiplin dan
Profesional Guru
Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?
SNP:
5. Standar SARANA DAN PRASARANA
1. Pengisian Buku Inventaris Sekolah
2. Pendataan Lingkungan Fisik Sekolah
3. Pendataan Mobiler Ruang Guru/Kepala
Sekolah
4. Pendataan Mobiler Kelas
5. Pendataan Alat/Media
Pembelajaran/Perpustakaan
6. Supervisi Kebersihan Pekarangan Sekolah

Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?


SNP:
6. Standar PENGELOLAAN
1. Pengisian Buku Inventaris Sekolah
2. Pendataan Lingkungan Fisik Sekolah
3. Pendataan Mobiler Ruang Guru/Kepala
Sekolah
4. Pendataan Mobiler Kelas
5. Pendataan Alat/Media
Pembelajaran/Perpustakaan
6. Supervisi Kebersihan Pekarangan Sekolah

Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?


SNP:
7. Standar PENGELOLAAN
1. Pendataan Merumuskan Visi ,Misi dan Tujuan Sekolah
2. Penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM 4 Tahun)
3. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT
1 Tahun) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah
4. Penyusunan Rencana kerja empat tahun dan tahunan
disesuaikan
5. Pendataan Administrasi membuat dan memiliki pedoman
yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis
6. Penyusunan Struktur Organisasi Sekolah
7. Penyusunan dan Penetapan petunjuk pelaksanaan operasional
mengenai proses penerimaan peserta didik /Pelaksanaan PSB
Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?
SNP:
7. Standar PENGELOLAAN (lanjutan)
7. Pendataan Adminstrasi Pedoman KTSP dan Penyusunan
KTSP
8. Penyusunan Kalender Pendidikan/ Jadwal Pelajaran
9. Pemantauan Kegiatan pembelajaran didasarkan pada
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan
pelaksanaannya, serta Standar Proses dan Standar Penilaian.
10. Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada
Standar Penilaian Pendidikan
11. Penyusunan dan penetapan Peraturan
Akademik/Pembelajaran
12. Pendataan menetapkan kebijakan program secara tertulis
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
13. Pemantauan Pengelolaan perpustakaan sekolah
Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?
SNP:
7. Standar PENGELOLAAN (lanjutan)
15. Pendataan menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi
dan operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan.
16. Penyusunan tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik, termasuk dalam hal menggunakan dan
memelihara sarana dan prasarana pendidikan; Pendataan
Struktur Organisasi Sekolah
17. Pendataan mengatur guru dan tenaga kependidikan
memasukkan larangan bagi guru dan tenaga kependidikan,
secara perseorangan maupun kolektif
18. Pendataan Administrasi Seleksi Lomba Mata Pelajaran
19. Pendataan Administrasi Pembinaan Hubungan Sekolah
dengan Instansi Terkait dan Komite Sekolah
Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?
SNP:
7. Standar PENGELOLAAN (lanjutan)

20. Pendataan Administrasi Pembinaan Pelaksanaan Upacara


Bendera
21. Pendataan Menyelenggarakan Kegiatan KKG
22. Pendataan Menyelenggarakan Kegiatan KKKS

Apa SIKAP kita dengan Kurikulum 2013…?


Stoner :
kepemimpinan manajerial suatu
proses mengarahkan pemberian
pengaruh pada kegiatan-
kegiatan dari sekelompok anggota
yang selain berhubungan dengan
tugasnya.

(T. Hani Handoko, 1999:294)


3 4
1
2
5

Pemberita
huan

7
6
9
10

SECARA JUJUR “selama ini, mana


11 yang TERJADI ?“
“Pertanyaan koreksi……“

“Apa yang dilakukan oleh SD/SMP


Negeri/Swasta………. di Kabupaten
Simalungun untuk mencapai visi
sekolah dan mengembangkan
budaya sekolah dalam rangka
mencapai sekolah yang ……………? “

“Apakah Kepala Sekolah sudah..……“


Caranya..?
keterampilan dilihat dari aspek empirik maupun dari
hasil studi kepustakaan :
1. mengembangkan kepribadian diri sehingga
berpenampilan diri sebagai panutan.
2. mengarahkan seluruh kegiatan pada tujuan
dan target yang jelas atau terukur.
3. mengembangkan keterampilan
berkomunikasi merumuskan dan memecahkan
masalah secara bersama-sama.
4. berpikir sistematis yang inovatif dengan
menggunakan data hasil evaluasi sebagai bahan
perbaikan mutu sekolah.
5. membangun keyakinan bahwa siswa dan guru
memiliki potensi untuk meraih prestasi terbaik.

6. memupuk motivasi warga sekolah untuk saling


melayani dalam memfasilitasi siswa meraih prestasi
belajar yang terbaik.

7. Memantau perkembangan perbaikan sekolah


melalui pemantauan proses pelaksanaan pekerjaan
kepala sekolah, guru, dan siswa.
Manajer seperti apakah anda..?

orang yang mengelola setiap sumber


daya guna pelaksanaan tugas/ usaha
baik berupa orang, uang, waktu
maupun barang.

Peran kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, :


(1) mengajar prediksi; (2) melakukan inovasi; (3)
menciptakan strategi atau kebijakan; (4) membuat
perencanaan; (5) menemukan sumber-sumber pendidikan;
(6) menyediakan fasilitas; dan (7) melakukan
pelaksanaan (Made Pidarta, 2005).
Sergiovanni (1987)

..”tidak ada peserta didik yang tidak dapat


dididik, yang ada adalah guru yang
tidak berhasil mendidik. Tidak ada
guru yang tidak berhasil mendidik, yang
ada adalah kepala sekolah yang tidak
mampu membuat guru berhasil
mendidik.”…

Bagaimana di sekolah kita…?


Perhatikan….

Tata usaha sekolah unit pelaksana teknis


penyelenggaraan sistem administrasi dan
informasi pendidikan di sekolah. Informasi yang
tata usaha sekolah kelola penting sebagai basis
pelayanan dan bahan pengambilan keputusan
sekolah.

akurat data terhimpun


Semakin lengkap dan
maka pemberian pelayanan makin
mudah dan pengembilan keputusan makin
tepat.
Kompetensi dikembangkan oleh kepala sekolah
beserta indikator ketercapaian .

I ndikator
No Kompetensi ketercapaian hasil Contoh Produk
(Dokumen)
1 Merencanakan Program Rencana Program Tahunan
program kerja tata Kerja Tata Usaha Tata Usaha
usaha sekolah Sekolah
2 Mengorganisasikan Struktur organisasi Organigram sekolah
tata usaha sekolah Tata Usaha Sekolah
3 Mengelola File dokumen Dokumen Kurikulum
administrasi standar administrasi standar
isi isi
4 Mengelola File dokumen Dokumen
administrasi standar administrasi Administrasi
proses penunjang Pembelajaran
penyelenggaraan
pembelajaran
Indikator ketercapaian
No Kompetensi Contoh Produk
hasil (Dokumen)
5 Mengelola File dokumen Dokumen Data
admnistrasi pendidik admnistrasi pendidik Kepegawaian
dan tenaga dan tenaga
kependidikan kependidikan
6 Mengelola File dokumen Dokumen Imventaris
administrasi sarana administrasi sarana
dan prasarana dan prasarana.
7 Mengelola File dokumen Dokumen
administrasi administrasi administrasi
pembiayaan. pembiayaan keuangan
8 Meningkatkan Pembinaan tata dokumen
kemampuan usaha sekolah penyelenggaraan
profesi tata usaha pembinaan tata
sekolah usaha
Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
dan Manajer Konflik

Kepemimpinan kepala sekolah


dalam mempengaruhi, mendorong,
membimbing, dan menggerakkan guru,
staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain
yang terkait untuk bekerja/berperan serta
guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Agar konflik dapat dikelola, peran yang dapat
dilakukan Kepala Sekolah tiga bentuk (Siagian ):
1) peranan yang bersifat interpersonal, yaitu
peran interaksi yang harus dilakukan
pimpinan terhadap stake holder internal
maupun eksternal.
ditampilkan meliputi :
a) selaku simbol keberadaan organisasi.
berupa aktivitas interaksi dalam kegiatan-
kegiatan yang bersifat legal dan
seremonial;
b) Selaku pemotivator.
berupa tanggung-jawab untuk memotivasi
dan memberikan arahan kepada
bawahannya;

c) Selaku penghubung.
membentuk jaringan luas dengan memberi
perhatian khusus bagi mereka yang mampu
berbuat sesuatu bagi organisasi dan juga
bagi pihak yang memiliki informasi yang
diperlukan bagi organisasi.
2). Peranan informasional, lalu lintas informasi.
peran terbagi atas tiga bentuk yakni :

a) pemantau arus informasi. pemimpin harus


mengambil langkah-langkah agar
informasi yang bermutu yang diterima;
b) diseminator informasi. pimpinan untuk
memahami makna informasi yang diterima
untuk disalurkan pada orang dalam
organisasi;
c) juru bicara organisasi, yaitu penyalur
informasi pada pihak luar organisasi.
3) Peran pengambil keputusan, empat bentuk
peran:
a) peran entrepreneur mampu mengkaji secara
terus menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi
untuk dicari peluang yang dapat dimanfaatkan;
b) peredam gangguan, mampu mengambil
tindakan korektif apabila organisasi menghadapi
gangguan serius yang apabila tidak ditangani akan
berdampak negatif kepada organisasi;
c) pembagi sumber daya, mengalokasikan
sumber dana dan daya organisasi;
d) perunding bagi organisasi, dilakukan oleh
seorang pemimpin dengan pihak-pihak yang
berada di luar organisasi.
menuju
kepemimpinan tranformasional,
Northouse (2001) empat faktor menuju
kepemimpinan tranformasional, yang dikenal
sebutan 4 I,
yaitu :
idealized influence,
inspirational motivation,
intellectual stimulation,
individual consideration.
1.Idealized influence :

kepala sekolah merupakan sosok ideal yang


dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru
dan karyawannya, dipercaya,
dihormati dan mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah.
2. Inspirational motivation :

kepala sekolah dapat memotivasi seluruh


guru dan karyawannnya untuk
memiliki komitmen terhadap visi
organisasi dan mendukung
semangat team dalam mencapai tujuan-
tujuan pendidikan di sekolah.
3. Intellectual Stimulation :

kepala sekolah menumbuhkan


dapat
kreativitas dan inovasi di kalangan
guru dan stafnya dengan
mengembangkan pemikiran kritis
dan pemecahan masalah untuk
menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
4. Individual consideration :

kepala sekolah dapatbertindak sebagai


pelatih dan penasihat bagi guru dan
stafnya.
kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001)

bahwa seseorang yang dapat menampilkan


kepemimpinan transformasional ternyata dapat
lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang
lebih baik.
Northouse (2001) tips untuk menerapkan
kepemimpinan transformasional, :

1.Berdayakan seluruh bawahan untuk


melakukan hal yang terbaik untuk organisasi

2.Berusaha menjadi pemimpin yang bisa


diteladani yang didasari nilai yang tinggi
3. Dengarkan semua pemikiran
bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama

4. Ciptakan visi yang dapat diyakini


oleh semua orang dalam organisasi
5. Bertindak sebagai agen perubahan
dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan
melaksanakan suatu perubahan

6. Menolong organisasi dengan cara


menolong orang lain untuk berkontribusi
terhadap organisasi
Menurut Bass dan Avolio (1994) kepemimpinan
transformasional di sekolah mempunyai empat
dimensi,

• pertama, kharisma (charisma),


perilaku kepala sekolah yang membuat
semua warga sekolah mengagumi,
menghormati, dan sekaligus
mempercayainya.
• Kedua, motivasi inspirasi
(inspirational motivation),
• tercermin pada kepemimpinan kepala
sekolah yang mengemukakan visi yang
menarik tentang masa depan, memberikan
tantangan, optimis, antusias dan memberi
dorongan yang bermakna apa yang
dibutuhkan untuk dikerjakan oleh semua
warga sekolah.
• Ketiga, rangsangan intelektual
(intellectual stimulation), pemimpin yang
berupaya menciptakan iklim yang kondusif
bagi perkembangan inovasi dan kreativitas.
menumbuhkan ide baru, memberikan solusi
yang kreatif terhadap permasalahan yang
dihadapi dan memberikan motivasi serta
menemukan pendekatan baru dalam
melaksanakan tugas yang dihadapi oleh semua
warga sekolah.
• Keempat, perhatian individu
(individualized consideration), pemimpin yang
mau mendengarkan dengan penuh perhatian
masukan, keluhan, pengembangan diri, serta
pengembangan studi dan karir dari semua
warga sekolah.
Apa Perlu pendekatan…?
atau

Demokrasi Palsu…….?
Handoko (1999:295), pendekatan kepemimpinan
yang diklasifikasikan sebagai pendekatan-
pendekatan kesifatan, perilaku,
dan situasional,
1. Pendekatan pertama memandang
kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-
sifat yang tampak. Pendekatan kedua
bermaksud mengidentifikasikan perilaku-
perilaku (behaviours) pribadi yang
berhubungan dengan kepemimpinan yang
efektif.
2. Pendekatan kedua mempunyai
anggapan bahwa seorang individu yang
memiliki sifat-sifat tertentu atau
memperagakan perilaku-perilaku tertentu
akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi
kelompok apapun dimana ia berada.
3. Pendekatan ketiga
kondisi yang menentukan
efektifitas kepempimpinan
bervariasi dengan situasi yakni
tugas-tugas yang dilakukan,
keterampilan dan pengharapan bawahan,
lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu
pemimpin dan bawahan dan sebagainya.
pendekatan contingency untuk menetapkan
faktor-faktor situasional yang menentukan
seberapa besar efektifitas situasi gaya
kepemimpinan tertentu.
Pendekatan Kontingensi ini :
mengident ifikasi karakteristik dari pekerjaan,
orang mengidentifikasi karakteristik dari
pekerjaan, orang maupun organisasi
prinsip dasar yang mendasari pendekat an ini :

tidak ada cara yang terbaik untuk


melaksanakan perencanaan, pengorganisasian
maupun pengendalian, karena sangat
bergantung pada situasi
masalah sama, situasi berbeda maka cara
penyelesaian masalah tersebut mungkin akan
berbeda
Pendekatan ini :
Banyak digunakan oleh para manajer modern
diseluruhBanyak digunakan oleh para manajer
modern diseluruhdunia, karena pendekat an ini
sangat relevan pada dunia, karena pendekat an
ini sangat relevan pada kondisi-kondisi
sebagai berikut :
Globalisasi
Permintaan akan kepemimpinan yang responsif
Perubahan demografi dan ketrampilan angkatan
kerja Perubahan demografi dan ketrampilan
angkatan kerja
Tuntutan struktur organisasi yang responsif
terhadap perubahan

Perubahan kebutuhan dan keinginan pekerja,


seperti keamanan/jaminan pekerjaan,
kepemilikan dan pemenuhan kebutuhan pribadi
Sebagai pengelola institusi satuan pendidikan,
kepala sekolah dan seluruh stakeholders harus
bahu membahu kerjasama dengan
penuh kekompakan dalam segala hal.
teori Maslow, kepala sekolah juga disentil dengan
persepsi bahwa guru dan siswa
berkemungkinan memiliki tingkat
kebutuhan yang berbeda-beda.
Guru mengejar kebutuhan yang lebih tinggi
yakni interaksi, afiliasi sosial
(bersahabat/berteman), aktualisasi
diri dan kesempatan berkembang.
bersedia menerima tantangan dan bekerja
lebih keras.
Kiat kepala sekolah
memikirkan fleksibilitas peran dan kesempatan,
bukannya otoriter dan “semau gue”.

Kepala sekolah mau…..


mengubah gaya pertemuan yang
sifatnya pemberitahuan kepada
pertemuan yang sesungguhnya yakni
mendengarkan apa kata mereka
dan bagaimana seharusnya
mereka menindaklanjutinya
(Xaviery, 2004.
”Benarkah Wajah Sekolah Ada
pada Kepala Sekolah….?”
(Mario Teguh)
“ Cara terbaik untuk mewujudkan impian kita
adalah segera bangun, dan bekerja keras.”
Mudah-mudahan anda termasuk pribadi yang SIBUK.
karena dia yang lemah dan paling sibuk
akan lebih berhasil daripada dia yang kuat dan
cerdas tetapi lamban dan malas.
Memiliki impian yang besar atau tidak, tugas kita
adalah memulai dan melanjutkan bertahan dan
meneruskan .
Tugas kita bukanlah untuk berhasil
Tugas kita adalah mencoba
Layanan sekolah dapat dikatakan bermutu
atau berkualitas jika dibuat secara sederhana
tetapi penting dan memenuhi standar.

Adapun yang paling penting bagi


kepala sekolah adalah cita-cita tinggi
dengan menyadari bahwa banyak yang
harus dilakukannya bersama guru-guru
dalam menentukan suatu perubahan
yang akan menyenangkan.
Tugas-tugas dari kepala sekolah dikemukakan
Wahjosumidjo (2002:97) adalah:
1. Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui
orang lain.

1) Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran


komunikasi di lingkungan sekolah.
2) Kepala sekolah bertanggung jawab dan
mempertanggungjawabkan. bertindak dan
bertanggungjawab atas segala tindakan
yang dilakukan oleh bawahan. guru, siswa,
staf, dan orang tua siswa
3) Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang
kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan. dapat mengatur
pemberian tugas secara cepat serta dapat
memprioritaskan bila terjadi konflik antara
kepentingan bawahan dengan kepentingan
sekolah.

4) Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan


konsepsional. memecahkan persoalan melalui
satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan
dengan satu solusi yang feasible. dapat melihat
setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling
berkaitan.
5) Kepala sekolah seorang mediator atau juru
penengah dalam konflik .
6) Kepala sekolah adalah seorang politisi.
dapat membangun hubungan kerja sama
melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan (compromise). berkembang
secara efektif, apabila: (1) dapat
dikembangkan prinsip jaringan saling
pengertian terhadap kewajiban masing-
masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi,
seperti organisasi profesi, OSIS, Komite
sekolah, ; (3) terciptanya kerjasama
(cooperation) dengan berbagai pihak,
sehingga aneka macam aktivitas dapat
dilaksanakan.
7) Kepala sekolah adalah seorang diplomat.
Dalam berbagai macam pertemuan kepala
sekolah adalah wakil resmi sekolah yang
dipimpinnya.
8) Kepala sekolah mengambil keputusan-
keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi
pun yang berjalan mulus tanpa problem.
Demikian pula sekolah sebagai suatu
organisasi tidak luput dari persoalan dn
kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi
kesulitan-kesulitan kepala sekolah
diharapkan berperan sebagai orang yang
dapat menyelesaikan persoalan yang sulit
tersebut.
Joni (1980) meningkatkan kesdisiplinan dan
kerajinan guru di sekolah kepala sekolah
mengambil beberapa langkah-langkah :
1. Langkah Preventif
menimbulkan dan mengurangi kedisiplinan
strategi antara lain :
a. Membuat aturan dan tata tertib dan
menjalankannya sesuai hasil keputusan
bersama
b. Membuat prosedur dan kebiasan-kebiasan
sehari-hari sesuai dengan bakat dan minat
guru
c. Menyiapkan kurikulum sekolah yang tepat
sesuai dengan kemampuan dan keahlian
guru.

d. Meningkatkan keprofesionalan kerja kepala


sekolah, agar guru dapat termotivasi untuk
berprestasi dalam bekerja.
2. Langkah Supportif
mendukung dan mendorong tingkah laku positif
dan disiplin yang akan dilakukan guru :
a. Pemberian penguatan yang positif kepada
setiap tindakan guru yang bersifat
memajukan sekolah.
b. Pemberian penghargaan yang membesarkan
hati guru dan akan lebih mendorong guru
untuk berprestasi lagi.
c. Pemberian insentif yang berupa tanda jasa
yang dapat menjadikan guru akan selalu
bertindak secara profesional dan disiplin.
3. Langkah Corectif
mengoreksi dan memperbaiki perilaku guru
yang indispliner dan malas,
strategi antara lain :
a. Menggunakan teguran yang lemah untuk
menghentikan tingkah laku guru yang
bersifat negatif.
b. Menggunakan tindakan yang keras untuk
suatu tindakan yang melanggar perarutan.
c. Penghapusan penguatan yang telah
diberikan apabila ada tindakan dan tingkah
laku yang tidak sesuai dengan aturan dan
norma yang berlaku.
d. Memberikan sanksi yang logis terhadap
pelanggaran tata tertib organisasi.

e. Mengeluarkan surat keputusan


pertimbangan mutasi kepada guru yang
sudah tiga kali mendapat surat peringatan
“ Perubahan harus dimulai
dari diri kita, dari hal-hal kecil ,
dari yang paling mudah
dan…
dari sekarang juga ! ”
Harold Koontz dan Cyrill O’Donnell (1990:21), yaitu:
a) Memiliki kecerdasan melebihi orang-orang yang
dipimpinnya.
b) Mempunyai perhatian terhadap kepentingan
yang menyeluruh.
c) Mantap dalam kelancaran berbicara.
d) Mantap berpikir dan emosi.
e) Mempunyai dorongan yang kuat dari dalam
untuk memimpin.
John C Maxwel dalam Rhenald Kasali
(2006: 378-395: 14 alasan mengapa
manusia enggan berubah.

1. Perubahan itu bukan datang dari diri


orang tersebut.
2. Gangguan Rutinitas.
Membuang kebiasan lama
3. Perubahan menimbulkan ketakutan-
ketakutan terhadap sesuatu yang baru
4. Tujuan Perubahan Tidak Jelas
5. Perubahan menimbulkan rasa takut
kegagalan
6. Pengorbana yang diberikan terlalu besar
7. Sudah sangat puas dengan kondisi sekarang
8. Pikira-pikiran Negatif
9. Para pengikut tak punya respek terhadap
pimpinannya
10. Kecemasan seorang atasan
11. Perubahan bisa kehilangan sesuatu
12. Perubahan menuntut tambahan komitmen
13. Berpikir sempit
14. Terperangkap tradisi
Buat PERATURAN untuk anak anda
SESEDIKIT mungkin dan berusahalah
untuk mematuhinya, Bicarakan aturan
yang akan diterapkan dengan semua
anggota keluarga yang terlibat dan
perjelas aturan mainnya “ TERLALU
banyak aturan membuat kreativitas
terhambat “
( Prof.Dr.Sarlito W.Sarwono,Psi )
J.J.Rousseau mengatakan , :
“ Jika tubuh banyak berada dalam kemudahan
dan kesenangan , maka jiwa akan menjadi
rusak .

Seseorang yang tidak mengenal sakit dan


kesulitan , dia tidak akan mengenal lezatnya
belas kasih dan manisnya kasih sayang .

Manusia yang seperti ini hatinya tidak akan


tersentuh sesuatu apapun , dan oleh karena itu
tidak dapat diajak bergaul. “
antd.01.doc.id.com
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan
dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak secara
konsisten yang memungkinkannya menjadi
kompeten atau kemampuan dalam
menjalankan wewenang, tugas dan tanggung
jawabnya (Wahyudi, 2009: 32).
Efektifitas adalah adanya kesesuaian
antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju (Mulyasa,
2007: 82).
Kepala sekolah yang mengalami
kesulitan pada penguasaan kompetensi
manajerial seyogyanya mau senantiasa
berubah dan berpikir maju.

Orientasi yang diharapkan adalah


kepekaan kepala sekolah
dimulai dari dirinya
sendiri.
Kepala sekolah perlu melakukan :
1. Memahami tugas dan kewajibannya
2. Memahami kebutuhan organsasi(sekolah)
3. Memahami iklim organisasi sekolahnya
4. Memahami kondisi sumber daya manusia
yang dipimpinnya
5. Memahami permasalahan organisasi
6. Mampu memetakan prioritas pengembangan
organisasi
7. Menjadi teladan, serta aspek lain yang krusial
bagi organisasi
Kepala Sekolah selalu berkembang dengan
senantiasa mengikuti perkembangan peraturan,
kebijakan, dan kondisi lainnya yang berasal dari
internal dan eksternal organisasi.

Kepala sekolah yang bertipe birokrat


murni cenderung tidak disenangi guru
atau organisasi sekolahnya.
Kepala sekolah yang baik , Pertanyaan Reinhartz,
(2004: 18-20) :
1. Apakah saya memiliki kemampuan yang tepat atau
yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin
sekolah ?
2. Apakah saya seperti guru dan murid ?
3. Apakah saya memiliki etika kerja yang kuat dan
menyukai tantangan ?
4. Apakah saya mengusahakan dan mendorong
peningkatan terus menerus ?
5. Apakah saya tahu bagaimana menangani konflik ?
6. Apakah saya punya komitmen terhadap masyarakat ?
7. Apakah saya memiliki keterampilan manajemen dan
organisasi untuk menciptakan budaya sekolah yang
positif yang menjadi nilai belajar mengajar ?
8. Apakah saya memiliki rasa humor ?
DJEMARI MARDAPI : Kultur Sekolah
Sekolah tipe I Sekolah tipe lI Sekolah tipe llI

 Memahami
 Interaksi antar
kultur sekolah
 Ada tim
warga sekolah  Puas dengan
kurang baik
pengembang
 Penentuan
yang dicapai
 Delegasi tugas  Bergerak
kebijakan
dan wewenang
 Interaksi antar
terpusat lambat
 Harapan sangat  Menunggu
warga sekolah
rendah
 Komitmen
 Menyalahkan yang lain
warga sekolah  Interaksi
faktor luar
 Sosialisasi
program
 Tidak banyak antar warga
yang bisa kurang baik
perbaikan
dilakukan
 Program
dengan keadaan  Komitmen
perbaikan kurang
yang ada
dirancang dari
 Menunggu
bawah
contoh-contoh pola pikir penghambat
perubahan :
1.Keabsolutan (Pokoknya begini)
mati-matian bertahan untuk berada dalam
status quo dan menolak segala gagasan baru.
2. Rasa Puas (resistensi)
‘kalau tidak rusak, untuk apa dibetulkan.’
3. Proses Instant (Silabus/RPP)
4. Pikiran Terpolarisasi (tidak ada
jalan tengah)
5. Orang yang Terlalu Pandai
6. Angan-angan
proses berfikir dangkal dan pendek.
7. Tak Punya Keberanian
Tak punya keberanian tidak berarti jelek.
,”Peran / tindakan apa yang dapat saya
lakukan agar keadaan lebih baik?”
8. Gender
Ada hal-hal di kerjakan pria dan ada yang
sebaiknya di kerjakan oleh wanita.
Beach (1980) mendefinisikan semangat kerja sebagai
kepuasan kerja seseorang yang diperoleh dari
pekerjaannya, kelompok kerja, pimpinan, organisasi, dan
lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai