Anda di halaman 1dari 16

ROLEPLAY MANAGEMENT KEPERAWATAN

APLIKASI METODE ASUHAN KEPERAWATAN FUNGSIONAL

Roleplay ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajeman dan
Kepemimpinan dalam Keperawatan yang dibimbing oleh Suyanto, SKp., M.Kes

Disusun oleh :
Desy Ilham Cahya P P27220015 094
Mahendra Putra W P27220015 107
Miftah Salma Diva P27220015 109
Nanda Swastika R P27220015 112

PRODI D-IV KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Penulis dapat
menyelesaikan Roleplay Aplikasi Metode Asuhan Keperawatan Fungsional ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Penulis berterimakasih
pada Bapak Suyanto, SKp., M.Kes selaku dosen pembimbing matakuliah
Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan.
Penulis sangat berharap roleplay ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Aplikasi Metode Asuhan
Keperawatan Fungsional. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
roleplay ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan roleplay yang
telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga roleplay sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya roleplay yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan Penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Surakarta, Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................... 2
BAB II KONSEP TEORI ...... .................................................................... 3
A. Asuhan Keperawatan Metode Fungsional .............................. 3
B. Kelebihan Askep Metode Fungsional ..................................... 4
C. Kelemahan Askep Metode Fungsional ................................... 5
D. Prosedur Pelaksanaan Askep Metode Fungsional ................... 5
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 6
A. Kesimpulan ............................................................................. 6
B. Saran . ...................................................................................... 6
LAMPIRAN ROLE PLAY ........................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup
kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui
anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
umum, termasuk didalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang
harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat
mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih
bagi kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah
satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan
adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan
pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa
adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta
peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan hanyalah akan
menjadi teori semata. Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas salah satu
model asuhan keparawatan yaitu model asuhan keperawatan fungsional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa asuhan keperawatan metode fungsional?
2. Apa kelebihan askep metode fungsional?
3. Apa kelemahan askep metode fungsional?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan askep metode fungsional?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan metode
fungsional.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang kelebihan askep metode fungsional.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang kelemahan askep metode
fungsional.
4. Mahasiswa mampu mengetahui tentang prosedur pelaksanaan askep metode
fungsional.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah untuk memberikan informasi
kepada pembaca terutama mahasiswa sehingga mampu mengerti dan
mendemonstrasikan asuhan keperawatan metode fungsional.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Keperawatan Metode Fungsional


Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk
melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang
dirawat di suatu ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan yang
berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada
setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
keperawatan pada semua pasien dibangsal.
Misalnya seorang perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-
obatan, seorang yang lain untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi
mengatur pemberian intravena, seorang lagi ditugaskan pada penerimaan dan
pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan tidak ada perawat yang
bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat
senior menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pelaksana
pada tindakan keperawatan. Penugasan yang dilakukan pada model ini
berdasarkan kriteria efisiensi, tugas didistribusikan berdasarkan tingkat
kemampuan masing-masing perawat dan dipilih perawat yang paling murah.
Kepala ruangan terlebih dahulu mengidentifikasm tingkat kesulitan tindakan,
selanjutnya ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan
tindakan yang dimaksud. Model fungsional ini merupakan metode praktek
keperawatan yang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang
pada saat perang dunia kedua.
Metode fungsional adalah pengorganisasian tugas pelayanan
keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan
yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga
ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai berikut:

3
a. Kepala Ruangan
Bertugas merencanakan pekerjaan, menentukan kebutuhan perawatan
pasein, membuat penugasan, melakulan supervisi, dan menerima instruksi
dokter.
b. Perawat staf
Bertugas untuk melakukan askep langsung pada pasien dan membantu
supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan.
c. Perawat Pelaksana
Bertugas untuk melaksanakan askep langsung pada pasien, melaksanakan
askep kepada pasien dalam masa pemulihan kesehatan, pasien dengan
penyakit kronik, serta membantu tindakan sederhana kepada pasien
misalnya: dalam pemenuhan ADL.
d. Pembantu Perawat
Bertugas sebagai membantu pasien dengan melaksanakan perawatan
mandiri untuk mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun
bersih.
e. Tenaga Administrasi ruangan
Bertugas dalam menjawab telepon, menyampaikan pesan, memberi
informasi, mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien
masuk dan pulang, membuat permintaan lab untuk obat-obatan atau
persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.

B. Kelebihan Askep Metode Fungsional


1. Efisien, dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu singkat dengan
pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik.
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
3. Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja.
4. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.
5. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk tugas sederhana.

4
6. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu.

C. Kelemahan Askep Metode Fungsional


1. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan
dalam penerapan proses keperawatan.
2. Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.
3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja
4. Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
5. Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.
6. Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk.

D. Prosedur Pelaksanaan Askep Metode Fungsional


Sistem pemberian asuhan keperawatan fungsional

Kepala Ruang

Misalnya seorang perawat khusus menangani pengukuran vital sign pasien,


perawat yang lain khusus memandikan pasien, perawat lain mengurus obat-
obatannya, sehingga tidak ada perawat yang menangani kebutuhan total pasien,
setelah selesai melaksankaan tugasnya perawat banyak yang melakukan tugas
yang non keperawatan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam model asuhan keperawatan metode fungsional perawat akan
melaporkan tugas yang dikerjakannya kepada kepala ruangan dan kepala
ruangan tersebut bertanggung jawab dalam pembuatan laporan klien. Metode
fungsional mungkin efisien dalam menyelesaikan tugas–tugas apabila jumlah
perawat sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan keperawatan
yang diterimanya.

B. Saran
Dalam metode fungsional sangat efisien apabila diterapkan dengan RS
yang memiliki perawat yang sedikit, namun alangkah baiknya tindakan
keperawatan pada pasien dilakukan dengan sebaik mungkin sehingga
kebutuhan dan kepuasan pasien terpenuhi.

6
LAMPIRAN ROLE PLAY
NASKAH ROLE PLAY SISTEM ASUHAN KEPERAWATAN
METODE FUNGSIONAL

Kepala Ruangan : Mahendra Putra W


Perawat 1 : Nanda Swastika R
Perawat 2 : Desy Ilham C. P
Perawat 3 : Miftah Salma Diva

Di wilayah Mojosongo ada sebuah Rumah Sakit yang menerapkan sistem asuhan
keperawatan dengan metode fungsional yaitu RS Poltekkes. Pada pagi hari
tanggal 12 Maret 2018 di ruang Mawar RS Poltekkes, terdapat 20 pasien. Setelah
perawat berkeliling ke ruangan pasien dilakukan briefing di ruang perawat.

Kepala ruangan : Assalamualaikum wr. wb. Selamat pagi rekan-rekan semua.


Semua perawat : Selamat pagi juga pak.
Kepala ruangan : Baik saya akan membuka briefing kita pagi hari ini ini tanggal
12 Maret 2017. Hari ini kita mempunyai pasien sejumlah 20,
saya telah menyusun beberapa rencana penugasan untuk hari
ini yang akan berlaku sampai 1 minggu kedepan. Dalam
membuat rencana ini saya telah memikirkan dan
mempertimbangkan dari kemampuan teman - teman sekalian.
Jadi, insyaallah teman – teman sekalian dapat menjalani tugas
ini nanti dengan baik. Sebelum saya bagi tugas, perkenalkan
ada perawat baru yang bernama Ns. Desy untuk perkenalan
lebih lanjut bisa tanya-tanya sendiri ya. Baiklah selanjutnya
saya akan membacakan rencana kegiatan kita pada pagi hari
ini, hari ini kita akan melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan kepada 20 pasien. Pertama Ns. Salma yang sudah
ahli dalam merawat luka, hari ini ada 4 pasien dengan luka

7
post operasi appendixitis. Selanjutnya Ns. Nanda yang
tugasnya memasang infus dan injeksi, dan Ns. Desy tugasnya
pengukuran vital sign pada semua pasien ya. Semua tugas ini
saya percayakan kepada teman – teman sekalian. Bagaimana
apa sudah mengerti?
Perawat : InsyaAllah pak mengerti.
Kepala ruangan : Bagaimana dengan tugas yang saya berikan apakah ada yang
ingin ditanyakan? Baiklah apabila tidak ada yang ingin
ditanyakan, marilah kita tutup briefing ini dengan berdoa agar
apa yang kita lakukan hari ini dapat berjalan sesuai dengan
rencana. Berdoa mulai.
Semua : Berdoa
Kepala Ruangan : Berdoa selesai.
Setelah briefing selesai masing-masing perawat melaksanakan tugas yang telah
direncanakan.
Kemudian semua perawat melakukan persiapan, disaat yang bersamaan Ns. Desy
sedang melakukan tindakan pengukuran vital sign.
Ns Desy : (tok tok) permisi bu
Pasien : Iya silahkan masuk sus
Ns Desy : Selamat pagi bu, selamat pagi Nn. Ani
Pasien : Selamat pagi juga sus
Ns Desy : Bagaimana kabarnya hari ini?
Pasien : Udah agak redaan panasnya sus.
Ns Desy : Alhamdulillah kalau begitu, perkenalkan, saya Ns Desy. Saya
perawat yang bertugas pagi ini untuk melakukan pengukuran
vital sign kepada Nn. Ani.
Pasien : Iya sus silahkan.
Ns Desy : Saya mulai ya Nn. Ani
(Ns. Desy memulai pengukuran vital sign)
Ns Desy : Sudah Nn Ani hasilnya TD: 120/80 mmHg, S: 37,5ºC,

8
N: 80x/menit, Rr: 18x/mnt.
Pasien : Itu normal?
Ns Desy : Alhamdulillah, hasilnya normal Nn Ani baiklah ini tugas saya
sudah selesai saya permisi dulu yaa mbak.
Beberapa saat kemudian, Ns Nanda datang dengan membawa peralatan untuk
memberikan injeksi ceftriaxone 1 gr pada pasien Nn Ani
Ns Nanda : (tok tok) permisi bu
Pasien : Iya silahkan masuk sus
Ns Nanda : Terimakasih bu. Baiklah tadi sepertinya Ns Desy sudah
melakukan pengukuran tekanan darah. Nah ini selanjutnya
saya akan memberikan obat berupa injeksi yaitu ceftriaxone
yang berguna sebagai antibiotik. Bagaimana apakah adik
bersedia ?
Pasien : Iya sus, silahkan
Ns Nanda : Baiklah saya akan mulai menyuntikannya ya Nn Ani
Baiklah Nn Ani bagaimana rasanya setelah disuntik ?
Pasien : Sedikit sakit sus
Ns Nanda : Iya memang sedikit sakit tapi tidak apa – apa. Nn. Ani saya
sudah menyuntikkan obatnya, sekarang saya pamit kembali ke
ruang perawat. Permisi Nn. Ani
Pasien : Iya sus, terimakasih
Ny Nanda kemudian ke ruangan perawat. Kemudian setelah beberapa saat Ns Salma
datang dengan membawa peralatan medikasi untuk melakukan medikasi pada Nn Ani
Ns Salma : ( tok – tok ) permisi bu,
Pasien : Iya sus, ada apa yaa sus?
Ns Salma : Saya Ns Salma bu yang akan membersihkan luka Nn Ani yang
ada dibagian perut.
Ibu pasien : Oh, iya sus tapi kok tadi yang merawat anak saya berbeda
beda perawat yaa sus?
Ns Salma : Oiya bu, memang kami bertugas merawat pasien sesuai

9
dengan tugas yang diberikan.
Pasien : Ooh jadi begitu yaa sus, baiklah kalau begitu silahkan sus
Ns Salma : Baiklah Nn Ani saya akan mulai membersihkan luka Nn Ani
diharapkan setelah dibersihkan luka akan cepat sembuh dan
jauh dari infeksi. Nanti selama proses pembersihan akan terasa
sedikt perih.
Paisen : Iya sus,
Beberapa saat kemudian Ns Salma selesai merawat luka Karu datang melihat kondisi
pasien
Kepala Ruang : Bagaimana kondisinya Nn Ani setelah dibersihkan apa yang
Nn Ani rasakan ?
Pasien : Tadi saat dibersihkan terasa perih dan sedikit nyeri tapi setelah
selesai rasanya lebih nyaman dari sebelumnya.
Kepala Ruang : Alhamdulillah ini cara balutnya sangat rapi dan baik kerja
anda baik Ns Salma. Kalau begitu, semoga cepat sembuh yaa
Nn Ani kalau ada yang dikeluhkan dapat memanggil perawat
diruang perawat.
Ibu pasien dan : Iya pak, terima kasih
pasien
Ns Salma : Baiklah ibu dan Nn Ani tugas saya sudah selesai saya permisi
Ibu pasien dan : Iyaa, sus terima kasih
pasien
Setelah semua tindakan keperawatan selesai dilakukan, perawat melapor kepada
kepala ruang
Kepala Ruang : Assalamuallaikum teman teman
Semua Perawat : Wallaikumsalam pak
Kepala Ruang : Baik, langsung saja. Tadi menurut hasil pemantauan saya,
semua berjalan dengan baik ya rekan rekan sekalian. sekarang
langsung saja ya bagaimana dengan keadaan pasien pasien.
Silahkan untuk yang ingin pertama melaporkan?

10
Ns Desy : Baiklah, saya mulai pak saya Ns Desy melaporkan bahwa saya
telah melakukan tugas saya mengukur vital sign pasien dengan
hasil pasien kamar 1 mengalami peningkatan tekanan darah
yaitu 160/90 mmHg, pasien kamar 2 mengalami peningkatan
suhu 38,5 ºC, dan untuk pasien lainnya tanda vital normal.
Ns Nanda : Untuk tugas saya telah selesai semua injeksi telah masuk pada
seluruh pasien yang mendapat terapi injeksi dan untuk terapi
oral juga sudah masuk pak.
Ns Salma : Untuk tugas saya pak, saya telah melakukan medikasi sesuai
rencana dengan total pasien medikasi hari ini sebanyak 7
orang dan sisanya pasien 13 orang sudah dimedikasi kemarin
Kepala Ruang : Baiklah, kerja kalian bagus sesuai dengan apa yang ditugaskan
dan ketrampilan unggulan yang dimiliki saya harap rekan
rekan dapat mempertahankan gaya kinerja rekan rekan
sekalian. Apa ada yang ingin ditanyakan ?
Ns Nanda : Pak saya ingin bertanya, mengapa tugas saya banyak sekali
sedangkan yang lain hanya sedikit? Apakah pembagian tugas
tersebut sudah adil?
Kepala Ruang : Begini Ns Nanda, metode yang kita terapkan model asuhan
keperawatan fungsional. Dimana model ini digambarkan
sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana
fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap perawat.
Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
keperawatan pada semua pasien dibangsal.
Ns Nanda : Oh begitu ya, pak. Tetapi metode itu terasa berat untuk saya
jika saya melakukan tindakan yang hampir semua diberikan ke
pasien, sedangkan perawat lain hanya melakukan tindakan
pada 2 atau 3 orang saja.
Kepala Ruang : Baiklah, mungkin besok Ns Nanda bisa bertukar dengan yang
lain. Dengan catatan saling membantu, karena bisa saja

11
perawat yang tidak semahir Ns Nanda dalam menangani
tentang infus dan Ns Nanda juga belum tentu mahir tentang
tindakan yang biasanya dilakukan oleh perawat yang lain.
Bagaimana Ns Nanda?
Ns Nanda : Iya pak, saya mengerti
Kepala Ruang : Apakah ada pertanyaan lain?
Semua perawat : Tidak pak
Tiba-tiba ada anggota keluarga pasien datang ke nurse station dan mengatakan bahwa
anaknya mengompol dan tidak bisa mengganti baju dan celana sehingga meminta
bantuan perawat.
Keluarga pasien : Permisi sus, anak saya mengompol dan saya tidak bisa
menggantinya. Saya minta tolong untuk menggantikan baju
anak saya, kamar no 3.
Kepala Ruang : Iya bu, tungu sebentar ya.
Siapa yang mau menggantikan baju pasien tersebut?
Ns Salma : Maaf pak, saya sudah melakukan perawatan luka. Mungkin
yang lain pak
Ns Nanda : Maaf pak, saya sudah melakukan tugas saya. Mungkin yang
lain yang masih longgar?
Ns Desy : Saya juga sudah melakukan tugas saya pak
Kepala Ruang : Lalu siapa yang akan melakukannya? Masa saya?
Ya sudah Ns Desy saja yang melakukannya karena Ns Desy
masih baru
Ns Desy : Iya pak
Kepala Ruang : Baiklah terima kasih rekan rekan atas kerja kerasnya kalau
begitu kita akhiri laporan tugas hari ini, wassalamuallaikum
Semua Perawat : Walaikumsalam

12
DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1998. Nursing Management: A System Approach. 3th Edition.


Philadelphia: WB. Saunders.
Marquis, B.L., & Huston, C. L. 2012. Leadership Role & Management
Functions in Nursing: Theory & Application. 7th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Robbins, S., & Timothy, J. 2013. Organizational Behavior. 15th Edition.
Boston: Pearson.
Swansburg, R. C., & Swansburg, J. R. 2006. Introductory Management &
Leadership for Nurses. Toronto: Jones and Bartlert Pub. Ca.
Tim Kolaborasi Rumpun Ilmu Kesehatan. 2014. Modul Kolaborasi
Kesehatan. Pedoman tidak dipublikasikan

13

Anda mungkin juga menyukai