Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM

PENGENDALIAN OTOMATIS

P1 – PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Disusun oleh :

AQIDATUL IZZAH (02311745000032)

Asisten :

LUCKY RIZKY F. (02311440000094)

PROGRAM STUDI LINTAS JALUR S1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018

i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM
PENGENDALIAN OTOMATIS

P1 - PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Disusun oleh :

AQIDATUL IZZAH (02311745000032)

Asisten :

LUCKY RIZKY F. (02311440000094)

PROGRAM STUDI LINTAS JALUR S1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018

ii
ABSTRAK

PLC adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengatur


fungsi suatu mesin untuk menetapkan tingkah laku mesin tersebut
sesuai dengan yang diinginkan. PLC menggunakan sistem
kontrol, dimana system control adalah merupakan suatu
kumpulan peralatan elektrik/elektronik, peralatan mekanik, atau
peralatan listrik lainnya yang digunakan untuk menjamin
stabilitas, transisi yang halus serta akurasi sebuah proses. Tujuan
percobaan ini yaitu untuk memahami komponen-komponen
PLC dan memahami addressing Input/Output PLC serta
mampu memahami dan mengimplementasikan PLC sebagai
Safety Instrumented System. Hasil yang telah dilakukan
bahwasanya komponen-komponen PLC ada CPU, power
supply, memori, modul input dan output serta komponen
tambahan relay. Addressing Input/Output PLC terdiri dari 2 Qo
dan Qi dengan Qo.1 hingga Qo.5 dan Io.1 hingga Io.6 serta
PLC untuk Safety Instrument System dalam praktikum ini
dimplementasikan dengan kondisi high high dan low low
berfungsi untuk menjaga Plant dari gangguan. Dalam melakukan
pengamanan dapat digunakan alternatif shutdown sistem.

Kata kunci: PLC, Safety Instrumented System, Plant

iii
iv
ABSTRACT

PLC is a device used to set the function of a machine to


establish the behavior of the machine in accordance with the
desired. PLC uses a control system, in which the control system is
a collection of electrical / electronic equipment, mechanical
equipment, or other electrical equipment used to ensure stability,
smooth transition and the accuracy of a process. The purpose of
this experiment is to understand the components of PLC and
understand the addressing of Input / Output PLC and able to
understand and implement PLC as Safety Instrumented System.
The results have been done that PLC components have CPU,
power supply, memory, input and output modules and additional
components of the relay. Addressing Input / Output PLC consists
of 2 Qo and Qi with Qo.1 to Qo.5 and Io.1 through Io.6 and PLC
for Safety Instrument System in this lab is implemented in high
and low low condition condition to keep Plant from disturbance .
In doing the security can be used an alternative system shutdown.

Keywords : PLC, Safety Instrumented System, Plant

v
vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa atas limpahan rahmat , hidayah serta karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Pertama Sistem
Pengendalian Otomatis.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis
sadar dalam penyusunan laporan ini banyak terdapat kekurangan ,
baik materi maupun kata – kata yang kami gunakan, oleh karena
itu penulis dengan kerendahan hati meminta maaf kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran untuk perbaikan
laporan ini.
Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi kita
semua.

Surabaya, 16 April 2018

Penulis

vii
viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................. i
ABSTRAK.............................................................................. iii
ABSTRACT ........................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................. xiii
DAFTAR GRAFIK ............................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................... 2
1.4 Sistematika Laporan................................................. 2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Progammable Logic Controller (PLC) .................... 3
2.2 Ladder Diagram ....................................................... 6
2.3 Fungsi-fungsi Logika ............................................... 9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan Percobaan ................................................. 17
3.2 Prosedur Percobaan.................................................. 19
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data ............................................................ 21
4.2 Pembahasan ............................................................. 23
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................. 26
5.2 Saran ........................................................................ 26
DAFTAR PUSTKA

ix
x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Central Processing Unit (CPU) ...............................4


Gambar 2.2 Power Supply ...........................................................4
Gambar 2.3 Modul Input dan Output...........................................5
Gambar 2.4 Memori PLC ............................................................6
Gambar 2.5 Rangkaian untuk menghidupkan dan mematikan
sebuah motor .................................................................................6
Gambar 2.6 Membaca sebuah ladder diagram ............................7
Gambar 2.7 Simbol-simbol dasar ................................................8
Gambar 2.8 Sebuah ladder diagram ............................................9
Gambar 2.9 Rangkaian AND .....................................................10
Gambar 2.10 (A) Gerbang Logika AND, (B) Truth table (tabel
kebenaran) ...................................................................................10
Gambar 2.11(A) Rangkaian OR; (B) Truth Table (Tabel
kebenaran); (C) Gerbang OR ......................................................11
Gambar 2.12 (A) Rangkaian NOT; (B) Truth Table (Tabel
Kebenaran); (C) Gerbang NOT ...................................................12
Gambar 2.13 Gerbang NAND ...................................................13
Gambar 2.14 Gerbang NOR ......................................................14
Gambar 2.15 Ladder Diagram Gerbang NOR ...........................15
Gambar 2.16 Gerbang XOR ......................................................15
Gambar 2.17 Ladder Diagram XOR ..........................................16
Gambar 3.1 PLC Schneider TM221ME16R..............................17
Gambar 3.2 Mixing Tank Plant..................................................17
Gambar 3.3 (a) Loading Screen dari SoMachine Basic (b)
Tampilan awal pada SoMachine Basic........................................19
Gambar 4.1 Ladder Diagram Rung 1 .........................................22
Gambar 4.2 Ladder Diagram Rung 1 .........................................22
Gambar 4.3 Ladder Diagram Rung 1 .........................................22
Gambar 4.4 Ladder Diagram Rung 1 .........................................22

xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Programmable Logic Controller atau sering disebut dengan
PLC atau bisa disebut dengan istilah sistem control. Kata control
dapat diartikan “ mengatur “ atau kata kontrol dalam teknik
adalah suatu peralatan atau kelompok peralatan yang digunakan
untuk mengatur fungsi suatu mesin untuk menetapkan tingkah
laku mesin tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Sistem yang
mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai
dengan yang diinginkan disebut system control. Pada umumnya
system control adalah merupakan suatu kumpulan peralatan
elektrik/elektronik, peralatan mekanik, atau peralatan listrik
lainnya yang digunakan untuk menjamin stabilitas, transisi yang
halus serta akurasi sebuah proses. Setiap system control memilki
tiga elemen pokok, yaitu input, proses, dan output. Pada
umumnya input berasal dari tranduser ( suatu alat yang dapat
merubah kuantitas fisik menjadi sinyal listrik ). Beberapa contoh
tranduser diantaranya dapat berupa tombol tekan, sakelar batas,
thermostat, foto elektrik dan lain sebagainya. Sehingga PLC dapat
diartikan sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada
pemrograman dan eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai
fungsi internal seperti timer, counter dan shift register. PLC
beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna
mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses
berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram dalam memori.
Dan sebagai hasilnya adalah berupa sinyal output. Sinyal output
inilah yang dipakai untuk mengendalikan peralatan atau mesin.
Antarmuka (interface) yang terpasang di PLC memungkinkan
PLC dihubungkan secara langsung ke actuator atau transducer
tanpa memerlukan relay.
Oleh karena itu dilakukan pratikum dari PLC dengan tujuan
mampu memahami komponen-komponen PLC dan memahami
addressing Input/Output PLC serta mampu memahami dan
1
2

mengimplementasikan PLC sebagai Safety Instrumented


System.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana cara memahami komponen-komponen PLC
dan memahami addressing Input/Output PLC?
b. Bagaimana cara memahami dan mengimplementasikan
PLC sebagai Safety Instrumented System?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah tersebut yaitu :
a. Mampu memahami komponen-komponen PLC dan
memahami addressing Input/Output PLC.
b. Mampu memahami dan mengimplementasikan PLC
sebagai Safety Instrumented System.

1.4 Sistematika Laporan


Laporan resmi pratikum mata kuliah Sistem Pengendalian
Otomatis yang berjudul “Programmable Logic Controller (PLC)”
ini terdiri atas 5 bab, di mana masing-masing bab tersusun dari
beberapa sub-bab. Bab 1 yaitu pendahuluan, yang menjelaskan
mengenai latar belakang, permasalahan dan tujuan dari percobaan
yang dilakukan serta sistematika penulisan laporan. Bab 2 adalah
dasar teori, yang berisi materi atau teori-teori terkait praktikum
yang digunakan untuk menunjang percobaan yang dilakukan. Bab
3 berisi metodologi percobaan, yang mana menjelaskan
peralataan yang digunakan dalam percobaan serta prosedur atau
langkah-langkah percobaan yang dilakukan. Bab 4 menjelaskan
tentang data hasil percoabaan, analisa data serta pembahasan
praktikan. Bab 5 yaitu penutup, yang terdiri atas kesimpulan dari
percobaan yang dilakukan dan saran untuk praktikan, asisten serta
praktikum ke depannya.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Progammable Logic Controller (PLC)


PLC merupakan bentuk khusus dari mikroprosesor berbasis
controller yang menggunakan memori untuk menyimpan instruksi
dan menjalankan fungsi seperti logika, sekuensial, timer,
perhitungan (counting) dan aritmatika sebagai pengontrol mesin dan
proses. PLC didesain agar mudah dioperasikan oleh operator atau
teknisi yang mungkin memiliki pengetahuan yang terbatas dalam
bahasa pemrograman dan komputer. Istilah logic digunakan karena
secara garis besar program menerapkan logika dan operasi switch,
contohnya jika input A atau B berada dalam posisi on maka switch C
akan on dan seterusnya. Devais input, berupa sensor seperti switch,
devais output dalam sistem yang dikontrol berupa motor, valve dll.
dihubungkan ke PLC. Operator atau teknisi memasukkan instruksi
sekuensial ke dalam memori dari PLC. Controller kemudian
memonitor input dan output mengacu pada program atau instruksi ini
dan membawa aturan kontrol yang telah diinputkan sebelumnya.
PLC memliki beberapa kelebihan yakni dapat digunakan untuk
desain kontrol PID, memodifikasi sistem kontrol dan sebagai safety
instrumented system. Sehingga PLC ini didesain untuk tahan
terhadap vibrasi, temperature, kelembaban dan noise. Memiliki
interface untuk input dan output yang terdapat di dalam kontroler.
Dan mudah untuk diprogram dan memiliki Bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dimana secara garis besar program dijalankan
dengan logika dan operasi switching. PLC yang digunakan dalam
praktikum ini adalah PLC Schneider TM221ME16R.
PLC memiliki beberapa bagian-bagian penting. Adapun bagian-
bagian dari PLC adalah sebagai berikut.
1. Central Processing Unit (CPU)
CPU merupakan bagian yang berisi mikroprosesor dan mampu
mengartikan sinyal input dan digunakan sebagai aksi kontrol,
mengacu pada program yang tersimpan pada memori. CPU ini
berfungsi untuk melakukan komunikasi dengan PC atau console dan
interkoneksi pada setiap bagian PLC.

3
4

Gambar 2.1 Central Processing Unit (CPU)

2. Power Suplpy
PSU digunakan untuk memberikan tegangan pada PLC.
Tegangan AC akan dikonversi menjadi tegangan untuk masukan
pada PLC yakni sebesar 24 Volt DC. PSU tidak digunakan untuk
memberikan daya secara langsung ke input maupun output, yang
berarti input dan output murni merupakan saklar atau switch. Jadi
user harus menyediakan sendiri PSU untuk input dan output pada
PLC. Dengan demikian maka PLC tidak akan mudah rusak.

Gambar 2.2 Power Supply Unit (PSU)


5

3. Modul Input dan Output


Modul input dan output berfungsi sebagai media penerima
informasi dan komunikasi untuk prosesor dari perangkat luar
(external devices). Perangkat luar ini seperti sensor, switch, valve,
motor, pompa dan lain-lain. Modul ini terpasang secara tidak
permanen atau dapat dilepas dan dipasang kembali sesuai dengan
kebutuhan user.

Gambar 2.3 Modul Input dan Output

4. Unit Memori
Unit memori memiliki fungsi sebagai media penyimpanan
program yang dapat digunakan untuk aksi kontrol yang dijalankan
oleh mikroprosesor dan data yang tersimpan dari input untuk proses,
begitu juga output sebagai aksi dari input yang telah diberikan.
6

Gambar 2.4 Memori PLC

2.2 Ladder Diagram


Salah satu metode pemrograman PLC yang sangat umum
digunakan adalah yang didasarkan pada penggunaan diagram tangga
(ladder diagram). Menuliskan sebuah program, dengan demikian
menjadi sama halnya dengan menggambarkan sebuah rangkaian
pensaklaran. Diagram-diagram tangga terdiri dari dua garis vertical
yang merepresentasikan rel-rel daya. Komponen-komponen
rangkaian disambungka sebagai garis-garis horizontal, yaitu anak-
anak tangga, di antara kedua garis vertical ini.

Gambar 2.5 Rangkaian untuk menghidupkan dan mematikan


sebuah motor

Dalam menggambarkan sebuah diagram tangga, diterapkan


beberapa kaidah tertentu, antara lain adalah sebagai berikut.
7

 Garis-garis vertical diagram merepresentasikan rel-rel daya, di


mana di antara keduanya komponen-komponen rangkaian
tersambung.
 Tiap-tiap anak tangga mendefinisikan sebuah operasi di dalam
proses kontrol.
 Sebuah diagram tangga dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke
bawah, anak tangga teratas dibaca dari kiri ke kanan. Berikutnya
anak tangga kedua dibaca dari kiri ke kanan dan demikian
seterusnya. Ketika PLC sedang berada dalam keadaan bekerja,
PLC membaca seluruh program tangga dari awal hingga akhir,
anak tangga terakhir pada program ditandai dengan jelas, dan
kemudian memulai kembali dari awal. Prosedur membaca semua
anak tangga program ini disebut sebagai sebuah siklus.

Gambar 2.6 Membaca sebuah ladder diagram

 Tiap-tiap anak tangga harus dimulai dengan sebuah input atau


sejumlah input harus berakhir dengan setidaknya sebuah output.
Istilah input digunakan bagi sebuah langkah kontrol, seperti
misalnya menutup kontak sebuah saklar, yang berperan sebagai
input ke sebuah PLC. Istilah output digunakan untuk sebuah
perangkat yang tersambung ke output sebuah PLC, misalnya
sebuah motor.
8

 Perangkat-perangkat listrik ditampilkan dalam kondisi


normalnya. Dengan demikian, sebuah saklar yang dalam keadaan
nomralnya terbuka hingga suatu objek menutupnya, diperlihatkan
sebagai terbuka pada diagram tangga. Sebuah saklar yang dalam
keadaan normalnya tertutup diperlihatkan sebagai tertutup.
 Sebuah perangkat tertentu dapat digambarkan pada lebih dari satu
anak tangga. Sebagai contoh kita dapat memiliki sebuah relay
yang menyalakan satu buah perangkat listrik atau lebih. Huruf-
huruf dan/atau nomor-nomor dipergunakan untuk memberi label
bagi perangkat tersebut pada tiap-tiap situasi kontrol yang
dihadapinya.
 Input-input dan output-output seluruhnya diidentifikasikan
smelalui alamat-alamatnya, notasi yang dipergunakan bergantung
paad pabrikan PLC, yang bersangkutan. Alamat-alamat ini
mengindikasikan lokasi input atau output di dalam memori PLC

Gambar 2.7 Simbol-simbol dasar

Gambar 2.7 memperlihatkan simbol-simbol baku yang


digunakan perangkat-perangkat input dan output. Perhatikan bahwa
input direpresentasikan oleh hanya dua simbol, yaitu untuk kontak
yang secara normal terbuka dan untuk kontak yang secara normal
tertutup. Hal ini berlaku untuk perangkat input apapun yang
tersambung ke PLC. Proses yang dilaksanakan oleh perangkat input
adalah sama halnya dengan membuka atau menutup sebuah saklar.
Output-output direpresentasikan oleh hanya satu simbol, terlepas dari
apapun perangkat output yang disambungkan ke PLC.
Untuk mengilustrasikan penggambaran anak tangga dari sebuah
diagram tangga, perhatikan suatu situasi dimana bekerjanya sebuah
perangkat ouput, misalnya sebuah motor, ditentukan oleh
9

diaktifkannya sebuah saklar picu yang normalnya terbuka menjadi


tertutup. Dengan demikian input berupa saklar picu dan output
adalah motor.

Gambar 2.8 Sebuah ladder diagram

2.3 Fungsi-fungsi Logika


Banyak situasi kontrol yang mengharuskan dilakukannya
tindakan-tindakan pengontrolan dilaksanakan ketika ketika suatu
kombinasi dari kondisi-kondisi tertentu terpenuhi. Sehingga, untuk
sebuah mesin bor otomatis, terdapat suatu persyaratan yang
menggariskan bahwa motor bor harus dinyalakan ketika saklar-
saklara limit telah diaktifkan yang mengindikasikan keberadaan
objek pemboran dan posisi mata bor telah berada pada permukaan
objek tersebut. Situasi semacam ini melibatkan fungsi logika agar
sebuah output dapat dihasilkan.
2.3.1 Fungsi Logika AND
Gambar 9 memperlihatkan sebuah situasi di mana sebuah
perangkat output tidak akan menyala terkecuali jika kedua saklar
normal-terbuka berada pada keadaan tertutup. Saklar A dan saklar B
keduanya harus tertutup, yang pada gilirannya menghasilkan sebuah
kombinasi logika AND.
10

Gambar 2.9 Rangkaian AND

Kita dapat memandang bahwa hal ini merepresentasikan


sebuah sistem kontrol dengan dua buah input A dan B (Gambar 10 a
). Hanya ketika A dan B ekduanya menyala output akan dihasilkan.
Sehingga, apabila kita menggunakan notasi 1 untuk mengindikasikan
kondisi ‘hidup’ (on) dan notasi 0 untuk mengindikasikan kondisi
‘mati’ (off), kemudian agar terdapat sebuah sinyal output 1 kita harus
menjadikan A dan B berada dalam kondisi 1. Operasi semacam ini
dikatakan sebagai operasi yang dikendalikan oleh sebuah gerbang
logika dan hubungan antara input-input dengan sebuah gerbang
logika dan output-outputnya ditabulasikan dalam sebuah tabel yang
dikenal dengan nama tabel kebenaran (truth table).

(A)
(A) (B)

Gambar 2.10 (A) Gerbang Logika AND, (B) Truth table (tabel
kebenaran)
11

2.3.2 Fungsi Logika OR


Gambar 2.11 (A) memperlihatkan sebuah situasi dimana
sebuah perangkat output akan menyala apabila saklar A atau saklar
B, yang keduanya normal terbuka, berada dalam kondisi tertutup.
Hal ini menggambarkan kombinasi logika OR (ATAU), dimana
input A atau input B keduanya harus ‘hidup’ untuk menghasilkan
sebuah output.

(C)

Gambar 2.11 (A) Rangkaian OR; (B) Truth Table (Tabel


kebenaran); (C) Gerbang OR

Gambar 2.11 (C) memperlihatkan sebuah sistem gerbang


logika OR pada sebuah diagram tangga. Diagram tangga tersebut
dimulai dengan ||, simbol kontak normal-terbuka yang diberi label
‘input A’ untuk merepresentasikan saklar A dan tersambung secara
parallel padanya adalah ||, simbol kontak normal-terbuka yang diberi
12

label ‘input B’ untuk merepresentasikan saklar B. Input A atau input


B harus berada dalam keadaan tertutup agar perangkat output dapat
menyala.
Contoh sebuah sistem kontrol berbasis-gerbang OR dapat
dilihat pada sebuah ban berjalan yang memindahkan produk-produk
botolan ke dalam sebuah kemasan dimana sebuah pelat pembelok
(deflector) akan diaktifkan untuk membelokkan botol-botol ke dalam
sebuah wadah yang menampung barang-barang yang ditolak apabila
berat botol yang bersangkutan berada di luar suatu batas toleransi
tertentu atau botol tersebut tidak memiliki tutup.

2.3.3 Fungsi Logika NOT


Gambar 12 (A) memperlihatkan sebuah rangkaian listrik yang
dikontrol oleh sebuah saklar normal-terbuka. Ketika terdapat sebuah
input ke saklar, saklar akan membuka dan memutuskan hubungan
arus ke rangkaian. Kondisi ini mengilustrasikan fungsi gerbang
logika NOT, dimana akan terdapat sebuah output ketika tidak ada
input dan tidak ada output ketika ketika terdapat sebuah input.
Gerbang logika ini terkadang disebut sebagai pembalik (intverter).

Gambar 12. (A) Rangkaian NOT; (B) Truth Table (Tabel


Kebenaran); (C) Gerbang NOT
13

Gambar 2.12 (C) memperlihatkan sebuah sistem gerbang NOT


pada sebuah diagram tangga. Kontak input A diperlihatkan sebagai
normal-tertutup. Kontak ini tersambung secara seri dengan sebuah
output O. ketika tidak terdapat input ke kontak input A, kontak ini
berada dalam keadaan tertutup sehingga dihasilkan sebuah output.
Ketika terdapat sebuah input ke kontak input A, kontak ini membuka
dan akibatnya tidak dihasilkan output apapun.

2.3.4 Fungsi Logika NAND


Umpamakan bahwa kita menyambungkan sebuah gerbang
AND tepat sebelum sebuah gerbang NOT (Gambar 9(A)). Fungsi
gerbang NOT tersebut adalah membalikkan (inverting) semua output
yang dihasilkan oleh gerbang AND. Sebagai alternatifnya, yang akan
memberikan hasil yang persis sama, kita dapat menyambungkan
sebuah gerbang NOT ke tiap-tiap input dan selanjutnya
menyambungkan semua gerbang NOT tersebut ke sebuah gerbang
OR (Gambar 9(B)). Sebuah tabel kebenaran yang sama berlaku bagi
kedua kombinasi gerbang-gerbang logika di atas, yaitu :

Gambar 2.13 Gerbang NAND


14

Kedua input A dan B harus berada dalam keadaan 0 agar


menghasilkan output 1. Akan tetap terdapat sebuah output apabila
input A atau input B tidak bernilai 1. Kombinasi kedua gerbang ini
dinamakan sebagai gerbang NAND. Gambar 9 memperlihatkan
sebuah diagram tangga yang mengimplementasikan sebuah gerbang
NAND. Ketika input A dan input B keduanya bernilai 1, atau salah
satunya bernilai 0 dan yang lainnya bernilai 1 maka output yang
diberikan adalah 0. Ketika input A dan input B keduanya bernilai 0
maka output yang diberikan adalah 1.

2.3.5 Fungsi Logika NOR


Umpamakan bahwa kita menyambungkan sebuah gerbang OR
tepat di belakang sebuah gerbang NOT. Fungsi gerbang NOT
tersebut adalah membalikkan semua output yang dihasilkan oleh
gerbang OR. Sebagai alternatifnya, yang akan memberikan hasil
yang persis sama, kita dapat menyambungkan sebuah gerbang NOT
ke tiap-tiap input dan selanjutnya menyambungkan semua gerbang
NOT tersebut ke sebuah gerbang AND. Tabel kebenaran yang
dihasilkan dari kombinasi ini adalah :

Gambar 2.14 Gerbang NOR


15

Kombinasi antara gerbang OR dan gerbang NOT dinamakan


sebagai gerbang NOR. Akan terdapat sebuah output apabila tidak
satu pun diantara kedua input A dan B bernilai 1.

Gambar 2.15 Ladder Diagram Gerbang NOR

Gambar 2.15 memperlihatkan sebuah diagram tangga untuk


sebuah sistem berbasis-gerban NOR. Ketika input A dan input B
belum diaktifkan, terdapat sebuah output 1. Ketika salah satu
diantara input A atau input B atau keduanya berada pada kondisi 1,
terdapat sebuah output 0.

2.3.6 Fungsi Logika OR Ekslusif (XOR)


Sebuah gerbang OR menghasilkan output ketika salah satu
atau kedua inputnya berada dalam kondisi 1. Akan tetapi, pada
situasi-situasi tertentu, dibutuhkan sebuah gerbang yang dapat
menghasilkan output ketika salah satu diantara kedua inputnya, tidak
keduanya sekaligus, bernilai 1.

Gambar 2.16 Gerbang XOR

Gerbang seperti ini disebut sebagai gerbang OR Eksklusif atau


XOR. Salah satu cara untuk mendapatkan gerbang semacam ini
16

adalah dengan menggabungkan gerbang-gerbang NOT, AND dan


OR sebagaimana diperlihatkan pada gambar 16.

Gambar 17. Ladder Diagram XOR

Gambar 2.17 memperlihatkan sebuah diagram tangga untuk


untuk sebuah sistem gerbang XOR. Ketika input A dan input B tidak
diaktifkan dua-duanya, output yang dihasilkan adalah 0. Ketika
hanya input A saja yang diaktifkan, cabang anak tangga sebelah atas
akan menghasilkan ouput 1. Ketika hanya input B saja yang
diaktifkan, cabang anak tangga sebelah bawah akan menghasilkan
output 1. Ketika kedua input A dan B diaktifkan, tidak ada output
yang dihasilkan. Dalam contoh gerbang logika ini, input A dan input
B memiliki dua jenis kontak di dalam rangkaian, kontak yang satu
adalah normal-terbuka sedangkan kontak lainnya adalah normal-
tertutup. Dengan pemrograman PLC, tiap-tiap input dapat memiliki
banyak kontak sesuai dengan kebutuhannya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 PERALATAN PERCOBAAN


Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini
adalah :
a. PLC Schneider TM221ME16R

Gambar 3.1 PLC Schneider TM221ME16R

b. Mixing Tank Plant

Gambar 3.2 Mixing Tank Plant


17
18

Keterangan :
Sensor A : Sensor High-High
Sensor B : Sensor High
Sensor C : Sensor Low
Sensor D : Sensor Low-Low
P1 : Pompa Out
P2 : Pompa In

Pada mixing tank plant, terdapat 2 tangki, dimana tangki 1


adalah tankgi yang dijaga ketinggiannya. Sementara tangki 2
adalah dianggap sebagai tangki input dan output. Ketinggian
pada tangki 1 dijaga dengan input dari 2 sensor, yaitu sensor
high dan low. Dalam keadaan normal, air akan berada diantara
sensor high dan low, serta mixer bekerja. Ketika mengenai
high sensor maka pompa 1 akan bekerja, dan ketika tidak
mengenai low sensor maka pompa 2 akan bekerja.
Sensor high-high dan low-low berfungsi untuk menjaga
plant dari gangguan. Misalnya saat pompa 1 maupun 2 tidak
bisa berhenti, maka dibutuhkan kedua sensor ini untuk
melakukan aksi pengamanan. Dalam melakukan pengamanan
dapat digunakan alternative shutdown sistem.

c. SoMachine Basic
SoMachine Basic software adalah perangkat lunak dari
Schneider untuk memrogram PLC yang digunakan. SoMachine
Basic memiliki beberapa bahasa dalam pemrogramannya, selain
dengan ladder diagram (LAD), SoMachine Basic juga
menggunakan Instruction List (IL) untuk bahasa
pemrogramannya. Berikut merupakan tampilan dari software
SoMachine Basic.
19

(a)

(b)
Gambar 3.3 (a) Loading Screen dari SoMachine Basic (b)
Tampilan awal pada SoMachine Basic

3.2 PROSEDUR PERCOBAAN


Adapun langkah-langkah pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
a Siapkan alat dan bahan
b Wiring dan tentukan input/output mixing tank ke input dan
output PLC Schneider TM221ME16R
20

Mixing Tank Plant I/O PLC Schneider


TM221ME16R
Saklar On
Sensor 1 HH
Sensor 2 H
Sensor 3 L
Sensor 4 L
Indikator Lampu Hijau
Indikator Lampu Kuning
Indikator Lampu Merah
Pompa In
Pompa Out
Buzzer

c Pemrograman dilakukan pada SoMachine Basic dengan plant


berjalan dalam kondisi normal, yakni air yang mulanya
berada diantara sensor high dan low akan bergerak naik dan
turun dengan menggunakan pompa in/out. Akan tetapi, level
air tidak melampaui sensor high dan low. Kondisi normal
juga ditandai dengan indikator lampu hijau dan mixer yang
menyala.
d Setelah itu diberikan kondisi disturbance berupa pompa
in/out yang tidak berhenti meskipun level air telah mencapai
sensor high atau low. Dalam kondisi ini indikator lampu
kuning menyala dan mixer mati.
e Aksi berupa shutdown sistem atau alarm diberikan ketika
level air mencapai sensor high-high atau low-low guna
memberikan proteksi pada plant. Dalam kondisi ini buzzer
dan indikator lampu merah menyala selama 5 detik
kemudian plant berhenti secara total (shutdown).
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


Pada Praktikum P-1 PLC ini praktikan akan membuat
suatu kondisi pada pengendalian level tangki. Berikut adalah
kondisi yang harus dibuat oleh praktikan adalah sebagai
berikut:
1. Saklar dihidupkan sehingga menghidupkan pompa in.
2. Pompa in mengisi tangki sampai mengenai sensor
low,saat level diantara L dan LL maka lampu kuning
menyala.
3. Pompa in terus menyala sampai mengenai sensor high,
saat level berada diantara L dan H lampu hijau menyala
4. ketika sensor mengenai sensor H lampu hijau mati dan
lampu kuning menyala. Saat mengenai sensor HH pompa
out menyala dan mematikan pompa in dan lampu merah
menyala dan memtikan lampu kuning.
5. Pompa out akan menyala terus samapai level berada di
level LL dan mematikan pompa out dan lampu merah
menyala. Dan menyalakan pompa in.
6. Begitu juga saat kembali air akan mengenai sensor HH
maka system akan looping sehingga plan tidak akan
meluber atau plan level tidak akan kehabisan air.

Berikut ini adalah gambar dari Ladder diagram yang


dibuat sesuai dengan kondisi diatas.

21
22

Gambar 4.1 Ladder Diagram Rung 1

Gambar 4.2 Ladder diagram rung 2

Gambar 4.3 Ladder diagram rung 3

Gambar 4.4 Ladder diagram rung 4

Gambar 4.5 Ladder diagram rung 5


23

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan SIS dalam sistem
pengendalian level pada suatu tangki. Pada percobaan ini
bertujuan untuk memahami komponen-komponen PLC dan
memahami addressing Input/Output PLC serta mampu
memahami dan mengimplementasikan PLC sebagai Safety
Instrumented System. Pada percobaan system ini mempunyai
5 output dan 4 input yaitu berupa lampu hijau, lampu
kuning, lampu merah, pompa out dan pompa in sedangkan
untuk input ada 4 sensor High-high, High, Low dan Low-low.
System berjalan secara bertahap yaitu ketika sensor
mengenai sensor LL maka lampu merah dan pompa in akan
menyala, ketika level air berada diantara Low dan Low-low
pompa in tetap menyala, lampu merah mati dan lampu
kuning akan menyala, system akan terus berjalan hingga
menyentuh sensor Low dan saat level berada diantara sensor
Low dan High maka lampu kuning akan mati dan lampu
hijau yang akan meyala dan pompa in tetap menyala sampai
level menyentuh sensor dan ketika level berada diantara
High dan High-high maka lampu hijau akan mati dan lampu
kuning akan menyala sampai mengenai sensor High-high
maka lampu kuning akan mati dan lampu merah akan
menyala dan pompa in akan mati dan pompa out akan
menyala dan plant akan trus akan mengulang sistem secara
terus menerus. Dalam hal ini sistem plant yang digunakan
menggunakan prinsip SIS dimana terdapat safety dari sistem
tersebut. Dimana SIS berjalan ketika digunakan untuk
mengamankan sistem agar sistem sesuai dengan yang
diharapkan dan tidak mengalami kegagalan.
24
25

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Komponen-komponen PLC ada CPU, power supply, memori,
modul input dan output serta komponen tambahan relay.
Addressing Input/Output PLC terdiri dari 2 Qo dan Qi dengan
Qo.1 hingga Qo.5 dan Io.1 hingga Io.6.
b. PLC untuk Safety Instrument System dalam praktikum ini
dimplementasikan dengan kondisi high high dan low low
berfungsi untuk menjaga Plant dari gangguan. Dalam melakukan
pengamanan dapat digunakan alternatif shutdown sistem.

5.2 SARAN
Adapun saran dari praktikum yang telah dilakukan yaitu :
a. Pada saat sebelum praktikum di harapkan praktikan untuk
membaca dan memahami modul praktikum.
b. Sebaiknya untuk address pada input output diurutkan agar tidak
membingungkan praktikan.

26
“Halaman sengaja dikosongkan”

27
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2018). Modul praktikum 1 Programmable Logic


Controller (PLC) . surabaya: laboratium rekayasa
instrumentasi.
“Laporan Progammable Logic Controller Muhammad Anwar
Rahmanto Tahun 2016” diakses 16 April 2018

28

Anda mungkin juga menyukai