No. Dokumen
No. Revisi
KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015
HALAMAN PENGESAHAN
Status :
Nomor Salinan :
Dibuat oleh
Petugas Nutrisionis
Muhafid, SKM
Diperiksa oleh
Management Representatif
Deddy Papene
Disetujui oleh
Kepala Puskesmas
BRONKITIS
No. Dokumen
No. Revisi
KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015
Isi Dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia dan tidak boleh diperbanyak baik sebagian maupun
seluruhnya kepada pihak lain tanpa izin dari Puskesmas Doloduo.
No. Revisi
KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015
1. Definisi Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Bronkhitis akut adalah peradangan pada bronkus yang disebabkan oleh infeksi
saluran napas yang ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) dan
berlangsung hingga 3 minggu.
2. Tujuan Dapat melakukan penanganan penderita bronkitis akut dengan baik dan benar
3. Kebijakan
4. Ruang Lingkup
5. Dasar Hukum/
Referensi
6. Uraian Prosedur PENATALAKSANAAN
a. Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala-gejala tidak hanya
pada fase akut, tapi juga pada fase kronik, serta dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari sesuai dengan pola kehidupannya.
b. Mengurangi laju perkembangan penyakit apabila dapat dideteksi lebih awal.
c. Oksigenasi pasien harus memadai.
d. Istirahat yang cukup.
e. Pemberian obat antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg,
diminum 2-3 kali sehari. Kodein (obat Doveri) dapat diberikan 10 mg,
diminum 3 x/hari, bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak.
Antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan, ibu menyusui dan anak usia 6
tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas,
pemberian antitusif perlu umpan balik dari penderita. Jika penderita merasa
tambah sesak, maka antitusif dihentikan.
f. Pemberian ekspektoran (obat batuk pengencer dahak) yang lazim digunakan
di antaranya: GG (Glyceryl Guaiacolate), bromheksin, ambroksol, dan lain-
lain.
g. Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya,
digunakan jika penderita demam.
h. Bronkodilator (melonggarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin
sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada
BRONKITIS
No. Dokumen
No. Revisi
KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015
Penanggung Dokumen
Diagram Alir
Jawab terkait
penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas, sehingga obat
ini tidak hanya untuk obat asma, tetapi dapat juga untukbronkitis. Efek
samping obat bronkodilator perlu diketahui pasien, yakni: berdebar, lemas,
gemetar dan keringat dingin.
i. Antibiotika hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman
berdasarkan pemeriksaan dokter. Antibiotik yang dapat diberikan antara
lain: ampisilin, eritromisin, atau spiramisin, 3 x 500 mg/hari.
Terapi lanjutan: jika terapi antiinflamasi sudah dimulai, lanjutkan terapi hingga
gejala menghilang paling sedikit 1 minggu. Bronkodilator juga dapat diberikan
jika diperlukan
Semua tindakan yang dilakukan di catat dalam rekam medis
7. Formulir Rekam medis
8. Unit Terkait Loket pendaftaran, poli umum, poli gigi, ruang KIA-KB,apotek
BRONKITIS
No. Dokumen
No. Revisi
KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015
selesai
DIAGRAM ALIR
BRONKITIS