Anda di halaman 1dari 15

Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik deteksi dini tumbuh kembang!

Teknik deteksi dini tumbuh kembang anak adalah suatu upaya penjaringan yang
dilaksanakan secara menyeluruh untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang serta
mengenali faktor-faktor resiko pada balita(anak usia dini), juga untuk dapat mengetahui
penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini sehingga upaya pencegahan, stimulasi,
penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa
kritis proses tumbuh kembang anak.

Jelaskan apa saja teknik yang digunakan dalam deteksi dini pertumbuhan perkembangan anak!

Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk deteksi dini pertumbuhan adalah 1) Observasi
(pengamatan) dengan cara memperhatikan mulai penampilan, wajah, bentuk kepala, tinggi
badan hingga interaksinya dengan lingkungan. 2) Pengkuran, teknik ini dilakukan untuk
mengetahui kelainan tumbuh kembang anak seperti perawakan yang pendek (short stature),
perawakan tinggi (tall stature), yang diklasifikasikan sebagai variasi normal dan patologis,
malnutrisi dan obesitas, dengan menggunakan pengkuran antopometri. 3) Pengukuran
antropometri yang meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
lengan dan tebal kulit.

Sedangkan beberapa teknik yang bisa digunakan untuk deteksi dini perkembangan adalah 1)
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang berguna untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. 2) Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah
(KPAP) yaitu alat yang berguna untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan prilaku anak
prasekolah, sehingga dapat segera dilakukan tindakan untuk mengantisipasinya. 3) Tes Daya
Lihat (TLD) bagi anak prasekolah, yaitu tes yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini
adanya kelainan penglihatan pada anak agar segera dapat di lakukan intervensi sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar, dan yang ke 4)
Tes Daya Dengar (TDD), yaitu tes yang dilakukan untuk menemukan gangguan pendengara
secara dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar
dan bicara dengan baik.

1. Siapakah pelaksana dan alat alat apa yang digunakan untuk mendeteksi dini tumbuh kembang
anak? Tulislah jawabannya pada tabel berikut ini!
a. Pelaksana dan alat yang digunakan untuk deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
Tingkat Pelaksana Alat yang digunakan
Pelayanan
Keluarga, - Orang tua - KMS
masyarakat - Kader kesehatan - Timbangan dacin
- Petugas PAUD, BKB, TPA dan Guru
TK
Puskesmas - Dokter - Tabel BB/TB
- Bidan - Grafik LK
- Perawat - Timbangan
- Ahli gizi - Alat ukur tinggi badan
- Petugas lainnya - Pita pengukur lingkar kepala

b. Pelaksana dan alat yang digunakan untuk deteksi dini penyimpangan perkembangan
Tingkat
Pelaksana Alat yang digunakan
pelayanan
Keluarga dan - Orang tua
Buku KIA
masyarakat - Kader kesehatan, BKB, TPA
- KPSP
- Petugas pusat Paud terlatih
- TDL
- Guru TK terlatih
- TDD
- Dokter - KPSP
Puskesmas - Bidan - TDL
- Perawat - TDD

Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu Anak
KPSP : Kuesioner Praskrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-kanak

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


keperawatan

Latar belakang

 Mempertahankan kelangsungan hidup anak sampai lima tahun kehidupannya


 Meningkatkan kualitas hidup anak agar tercapai tumbuh kembang optimal pada semua aspek
 Memberikan dukungan pada anak dalam golden period/critical period/window of opportunity
 Jumlah balita yang sangat besar (10% populasi) perlu perhatian yang sangat serius (gizi baik,
stimulasi yang adekuat, pelayanan kesehatan yg berkualitas.
 Stimulasi yang memadai akan merangsang otak balita.
 Deteksi dini merupakan skrining adanya penyimpangan tumbuh kembang balita dan follow up
keluhan orang tua.
 Intervensi dini merupakan tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk
perbaikan penyimpangan tumbuh kembang.
 Kegiatan ini menyeluruh dan terkoordinasi dalam bentuk kemitraan antara keluarga,
masyarakat, tenaga profesional.

Sasaran
Sasaran langsung: semua anak umur 0 – 6 tahun yang ada di wilayah Puskesmas
Sasaran tidak langsung:
1. Tenaga kesehatan yang ada di lini depan
2. Tenaga pendidik, PLKB, pekerja sosial
3. Petugas sektor swasta dan profesi lain

Tujuan

1. Tujuan Umum : agar semua balita umur 0 - 5 tahun dan anak pra sekolah umur 5 – 6 tahun tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan
bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.
2. Tujuan Khusus:

 Terselenggaranya kegiatan stimulasi pertumbuhan-perkembangan pada semua balita dan anak


pra sekolah di wilayah kerja puskesmas.
 Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan-perkembangan pada
semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja puskesmas.
 Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah dengan penyimpangan
pertumbuhan-perkembangan.
 Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.

Indikator Keberhasilan

Tahun 2010: 90% balita dan anak pra sekolah terjangkau oleh kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang.

Kegiatannya

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan : pemeriksaan Berat Badan/Tinggi Badan dan Lingkar
Kepala.
a. Pengukuran Berat Badan

 Tujuannya yaitu menentukan status gizi anak: normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
 Jadwal sesuai dengan jadwal deteksi dini
 Pengukuran Berat Badan: timbangan bayi dan timbangan injak
 Pengukuran Panjang Badan atau Tinggi Badan: posisi berbaring dan berdiri
 Penggunaan tabel Berat Badan /Tinggi Badan.

b. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak

 Tujuan: mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas
 Jadwal: 0 – 11 bulan tiap 3 bulan; 12 – 72 bulan tiap 6 bulan.
2. Deteksi dini Penyimpangan Perkembangan: pemeriksaan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan, Test
Daya Dengar dan Test Daya Lihat.
Skrining perkembangan anak dengan KPSP (Kuisioner Pra Skrining).

 Tujuan: mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan


 Jadwal: umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, ..., 72
 Alat: formulir Kuisioner Pra Skrining menurut umur dan alat bantu pemeriksaan
 Lain-lain: cek pada buku pedoman

a. Test Daya Dengar

 Tujuan : menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak
 Jadwal: tiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12
bulan ke atas
 Pelaksana: tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PADU dan petugas terlatih
 Alat: instrumen Test Daya Dengar menurut umur anak, gambar binatang, mainan
 Prosedur: cek pada buku pedoman

b. Test Daya Lihat

 Tujuan: mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan
lanjutan shg kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar
 Jadwal: setiap 6 bulan pada anak usia pra sekolah umur 36 – 72 bulan

3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional: Kuisioner Masalah Mental Emosional, CHeclist of
Autisim in Todlers, Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.
a. Deteksi dini penyimpangan mental emosional

 Kuesioner Masalah Mental Emosional umur 36 – 72 bulan


 Checklist for Autism in Toddlers umur 18 – 36 bulan
 Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas menggunakan
Abbreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas.
 Tujuan: mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental emosional pada anak
pra sekolah
 Jadwal deteksi dini : rutin tiap 6 bulan.
 Deteksi dini autis pada anak pra sekolah
 Tujuan: mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18 – 36 bulan
 Deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 Tujuan: mengetahui secara dini anak adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
 Jadwal: bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh atau ada kecurigaan nakes kader, BKB,
petugas PADU, pengelola TPA dan guru TK

 DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


 A. Pengertian
 Tumbuh kembang berasal dari kata :
 1. Pertumbuhan (growth) :
 Proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat bertambah banyaknya sel-sel dan atau
bertambah besarnya jaringan interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat.
 2. Perkembangan (development)
 Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

 B. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak


1. Perkembangan menimbulkan perubahan
 Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi. Misal perkembangan intelegensia pada seorang anak akan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

 2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan


selanjutnya
 Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Misal seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia dapat
berdiri.

 3. Pertumbuhan dan Perkembangan mempuyai kecepatan yang berbeda.


 Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda,
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan
pada masing-masing anak.
 4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
 Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah
umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
 5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
 a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)
 b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus
(pola proksimodistal)
 6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
 Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-
tahap tersebut tidak dapat terjadi terbalik. Misal anak terlebih dahulu mampu membuat
lingkaran sebelum membuat kotak.

 C. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


  Faktor Internal : Gen, Kromosom, umur, jenis kelamin
  Faktor Eksternal :
 a. Faktor Prenatal : Gizi, zat kimia, endokrin, infeksi
 b. Faktor persalinan : trauma kepala, asfiksia
 c. Faktor Postnatal : Gizi, Lingkungan, Trauma, Toksin, psikologis

 D. Aspek Perkembangan yang Dipantau


 1. Gerak Kasar atau Motorik Kasar : aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti :
duduk, berdiri
 2. Gerak halus atau Motorik Halus : aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menulis dan sebagainya.
 3. Kemampuan Bicara dan Bahasa : aspek yang berhubungan dengan kemampuan
untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
dan sebagainya.
 4. Sosialisasi dan Kemandirian : aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain) bersosialisasi drngan
lingkungan san sebagainya.

 E. Tahapan Perkembangan Anak


 1. Usia 0-3 bulan
 Bayi mulai belajar mengangkat kepala, Belajar mengikuti obyek dengan matanya,
Melihat ke muka seseorang dengan tersenyum, Berreaksi terhadap suara dan bunyi,
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, menahan
barang yang dipegangnya, mengoceh spontan atau berreaksi dengan mengoceh.
 2. Usia 3-6 bulan
 Bayi mulai bisa mengangkat kepala 900 mengangkat dada dengan bertopang tangan,
mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya, menaruh benda-benda di dalam mulutnya, berusaha memperluas lapangan
pandangan, tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain, mulai berusaha mencari
benda-benda yang hilang
 3. Usia 6-9 bulan
 Bayi mulai dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan berbalik sendiri, dapat
merangkak meraih benda atau mendekati seseorang, memindahkan benda dari satu
tangan ke tangan yang lain, memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk,
bergembira dengan melempar-lempar benda, mengeluarkan kata-kata tanpa arti,
mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang yang asing/lain, mulai
berpartisipasi dalam permaianan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian.
 4. Usia 9-12 bulan
 Bayi mulai dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan dituntun,
menirukan suara, mengulang bunyi yang didengarnya, belajar menyatakan satu atau dua
kata, mengerti perintah sederhana dan larangan , memperlihatkan minat yang besar dalam
mengeksplorasi sekitarnya, ingin melihat semuanya, ingin menyentuh apa saja dan
memasukan benda-benda ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan.
 5. Usia 12-18 bulan
 Balita usia 12-18 bulan mulai dapat nerjalan mdan mengeksplorasi rumah serta keliling
rumah, menyusun 2 atau 3 kotak, dapat mengatakan 5- 10 kata, memperlihatkan rasa
cemburu dan rasa bersaing.
 6. Usia 18-24 bulan
 Pada usia ini, balita biasanya sudah bisa naik turun tangga, menyususn 6 kotak, menunjuk
mata dan hidungnya, menyususn dua kata, belajar makan sendiri, menggambar garis di
kertas atau pasir, mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil, menaruh
minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar, memperlihatkan
minat kepada apa yang anak lain kerjakan dan bermain-main dengan mereka.

 7. Usia 2- 3 tahun
 pada usia ini anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki, membuat
jembatan dengan 3 kotak, mampu menyususn kalimat, mempergunakan kata-kata saya,
bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya, menggambar lingkaran, bermain
dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar eluarganya.
 8. Usia 3-4 tahun
 Pada usia ini anak sudan daoat berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangganya, berjalan
pada jari kaki, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri, menggambar garis
silang, menggambar orang hanya kepala dan badan, mengenal 2 atau 3 warna, bicara
dengan baik, menyebut namanya, jenis kelain dan umurnya, jenis kelamin dan umurnya,
banyak bertanya, bertanya bagaimana anak melahirkan, mengenal sisi atas, sisi bawah,
sisi muka dan sisi belakang, mendengar cerita-cerita bermain dengan anak lain,
menunjukan rasa sayang kepada saudara-saudaranya, dapat melaksanakan tugas-tugas
sederhana.
 9. Usia 4-5 tahun
 Pada usia ini sudah dapat melompat dan menari, meggambar orang dengan kepala lengan
dan badan, menggambar segitiga dan segiempat, pandai bicara, dapat menghitung jari-
jarinya, dapa menyebutkan hari-hari dalam minggu, mendengar atau mengulang hal-hal
penting dan cerita, minat kepada kata baru dan artinya, memprotes bila dilarang apa yang
diinginkannya, mengenal 4 warna, memperkirakan bentuk dan besarnya benda,
membedakan besar dan kecil, menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

 F. Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak


 1. Gangguan Bicara dan Bahasa
 2. Cerebral Palsy
 3. Sindrom Down
 4. Perawakan Pendek
 5. Gangguan Autisme
 6. Retardasi Mental
 7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

 G. Deteksi Dini Tumbuh Kembang


 1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
 a. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB)
 Alat yang digunakan yaitu dacin (timbangan gantung), dengan terlebih dahulu
menyeimbangkan dacin pada titik “0”.
 Pengukuran Panjang Badan atau Tinggi Badan
 Panjang badan diukur bila anak belum bisa berdiri, dengan cara bayi dibaringkan
terlentang, kepala bayi menempel pada pembatas angka 0, lutut diluruskan, batas kaki
ditempelkan pada telapak kaki.
 Tinggi Badan diukur dengan cara anak tidak memakai sandal sepatu, berdiri tegak
menghadap kedepan, punggung patat tumit menempel pada tiang pengukur, turunkan
batas atas sampai menempel di ubun-ubu, kemudian baca angka.
 Gunakan Tabel Berat Badan / Tinggi Badan (BB/TB) untuk melihat status gizi pada
balita tersebut.
 Interpretasi :
 Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
 Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
 Kurus Sekali : <-3 SD atau Gizi Buruk
 Gemuk : > 2 SD atau Gizi Lebih
 Intervensi : Lihat pedoman tatalaksana Gizi Buruk di MTBS
 b. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
 Alat ukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata di atas kedua
telinga, baca angka pada pertemuan angka nol. Catat hasil pada grafik lingkaran kepala
menurut umur dan jenis kelamin anak.
 Interpretasi :
 Bila lingkar kepala di jalur hijau, maka lingkar kepala normal, bila di atas yaitu
makrosefal, bila dibawah jalur hijau yaitu mikrocepal
 Intervensi :
 Bila ditemukan Makrocepal atau Microcepal segera rujuk ke Rumah Sakit

 2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


 Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pelayanan,
adapun pelaksana dan alat yang digunakan :
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat Yang Digunakan
Keluarga dan - Orang Tua Buku KIA
Masyarakat - Kader Kesehatan
- Petugas pusat PAUD KPSP
terlatih TDL
- Guru TK Terlatih TDD
Puskesmas Dokter, Bidan, Perawat KPSP
TDL
TDD

 Keterangan :
 Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu Anak
 KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
 TDL : Tes Daya Lihat
 TDD : Tes Daya Dengar
 PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

 a. Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan (KPSP)
 - Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
 - Jadwal skrining KPSP rutin adalah setiap tiga bulan sekali sampai usia 24 bulan, dan
setiap 6 bulan sekali sampai usia 72 bulan
 - Sasaran KPSP anak sampai dengan usia 72 bulan
 - Alat yang digunakan adalah formulir KPSP sesuai usia anak
 - Cara menggunakan KPSP : anak dibawa, tentukan umur, tanyakan pertanyaan secara
berurutan, setiap prtanyaan hanya ada satu jawaban “Ya” atau “Tidak”
 Interpretasi
 - Hitung jumlah jawaban Ya, jawaban Ya bila ibu/pengasuh menjawab : anak bisa
atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya. Jawaban Tidak bila
ibu/pengasuh menjawab : anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu.
 - Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangannya (S)
 - Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
 - Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
 Intervensi
 - Bila anak sesuai umur (S)
 1) Beri pujian kepada ibu/pengasuh
 2) Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan
 3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat sesering mungkin
 4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di Posyandu
 5) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
usia dibawah 24 bulan, dan 6 bulan sekali pada anak di atas 24 bulan sampai 72 bulan.
 - Bila perkembangan anak meragukan (M)
 1) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih
sering lagi
 2) Ajarkan ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan
 3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
 4) Lakukan penilaian KPSP 2 minggu kemudian
 5) Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka keungkinan ada
penyimpangan.
 - Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P)
 Rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

 b. Tes Daya Dengar (TDD)


 - Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini,
agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar.
 - Jadwal TDD adalah setiap tiga bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap
6 bulan pada bayi di atas 12 bulan
 - Pada anak umur kurang dari 24 bulan : semua anak harus dijawab oleh orang
tua/pengasuh
 - Pada anak di atas 24 bulan atau lebih pertanyaan berupa perintah melalui orang
tua/pengasuh.
 Interpretasi
 Bila ada jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran
 Catat dalam buku KIA atau kohort bayi/balita

 Intervensi
 Rujuk ke Rumah Sakit bila tudak tertangani.

 c. Tes Daya Lihat (TDL)
 - Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar
segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh
ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
 - Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36
sampai 72 bulan.
 - Cara melakukan pemeriksaan dengan poster E (untuk pemeriksa) dan kartu E untuk
anak.
 - Pemeriksaan dilakukan dalam jarak 3 meter
 - Tunjuk poster E dan suruh anak untuk mengarahkan kartu E sesuai yang kita tunjuk.
 - Lakukan secara bergiliran antara mata kiri dan kanan dengan cara menutup sebelah
mata dengan kertas
 - Jika sampai baris ketiga anak menjawab benar maka penglihatan anak normal, jika
sampai baris ketiga anak mengarahkan kartunya salah, kemungkinan anak mengalami
gangguan penglihatan.
 - Jika kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan, ulang peeriksaan pada 2
minggu berikutnya, jika hasilnya tetap sama, rujuk segera ke Rumah Sakit dengan
menuliskan mata yang mengalami gangguan.

 3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional


 Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan intervensi.
Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih
sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
 Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :
 a. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE) : bagi anak umur 36 bulan sampai
72 bulan.
 Dilakukan setiap 6 bulan sesuai dengan jadwal pemeriksaan perkembangan anak.
Tanyakan pertanyaan satu persatu pada ibu atau pengasuh. Jika ada 1 jawaban Ya maka
kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional. Jika jawaban Ya 1, lakukan
konseling kepada orang tua dan evaluasi setelah 3 bulan.
 Jika jawaban Ya 2 atau lebih segera rujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
 b. Ceklis Autis anak Prasekolah (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi anak
umur 18 bulan sampai 36 bulan
 Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh, ada 5 perintah bagi anak.
 - Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2,
B3 dan B4.
 - Risiko rendah autis jika jawaban “Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4
 - Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban tidak jumlahnya 3 atau
lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.
 - Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2 dan 3.
 - Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan,
rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.

 c. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Pemusatan dan Hiperaktivitas (GPPH)


bagi anak umur 36 bulan keatas.
 Formulir terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua/pengasuh.
 Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
 Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
 Niali 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
 Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
 Bila Nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan GPPH.
 - Jika nilai total 13 Rujuk segera ke Rumah Sakit dengan fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.
 - Jika Nilai total kurang dari 13 jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian.

Anda mungkin juga menyukai