1. Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat
daya tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes
zoster makin tinggi pula resiko terserang nyeri
2. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised)
seperti HIV dan Leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan
manisfestasi pertama dari immunocompromised
3. Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi
4. Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi
sumsum tulang
Pathway
Pengobatan
Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan
gejala, yang dapat dilakukan dengan:
• Istirahat secukupnya
• Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari
pertama untuk mengurangi rasa gatal
• Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
• Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung
salisil 2% atau mentol 1-2% Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai
sarung tangan untuk mencegah menggaruk ruam-ruam
• Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika
terdapat ruam di dalam mulut.
• Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk,
dan hindari juga garam
• Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
• Menjaga kebersihan tangan
• Kuku dipotong pendek
• Baju harus kering dan bersih
Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan
menggunakan:
• Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
• Antibiotik, jika ada infeksi bakteri
• Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada
anak berusia lebih dari 2 tahun atau remaja karena pada remaja,
penyaakit ini lebih berat)
• Obat anti-virus vidarabin
Pencegahan
Kasus
Tn B (20 tahun) datang ke poli kulit RS Guna Sehat. Ia mengeluhkan
badannya terasa demam seperti akan flu, karena menyangka akan
flu akhirnya ia meminum obat flu untuk menyembuhkan flunya
tersebut. Namun setelah beberapa hari di area sekitar tubuhnya
muncul ruam yang berisi air, pertama kali muncul Tn B mengira
bahwa ia terkena alergi, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari ruam
yang muncul diarea sekitar tubuh semakin bertambah banyak, ruam
tesebut berwarna merah, berisi air, dan ketika dipegang terasa nyeri.
Setelah beberapa hari badannya mengalami demam tinggi dan ruam
yang muncul semakin bertambah banyak, ruam tersebut muncul
diarea tubuh, wajah, leher, tangan, dan kepala. Saat dilakukan
pemeriksaan didapat TTV; TD:150/110 mmHg, ND: 90 x/menit, RR:
22 x/menit, S: 38oC.
Pengkajian
Identitas Klien:
Nama : Tn. B
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status : Belum menikah
Alamat : Sleman, Yogyakarta
Suku Bangsa : Jawa
Tgl Masuk : 13 November 2015
Tgl Pengkajian : 13 November 2015
No. RM : 22055
Penanggung Jawab:
Nama : Ny. F
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Sleman, Yogyakarta
Hubungan : Ibu Kandung
Keluhan Utama
Klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di seluruh
tubuhnya
Riwayat Kesehatan
BAB:
Frekuensi : 2x sehari
Warna : Kuning
Waktu : Tidak teratur
Konsistensi : Lunak
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : Tidak ada
BAK:
Frekuensi : 4-5x sehari
Kesulitan : Tidak ada
Pola Aktivitas dan Latihan
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak gelisah
Penampilan Umum : Bersih dan rapi
Lanjutan...
Klien tampak sehat/sakit/sakit berat : Sakit
Kesadaran : Compos Mentis
BB : 60 kg
TB : 170 cm
Tanda-tanda vital
TD : 150/110 mmHg
ND : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 38oC
Kulit
Warna Kulit : Tampak kemerahan
Kelembaban : Kering
Turgor Kulit : Elastic berkurang
Ada/Tidaknya edema: Tidak ada
Kepala
Inspeksi : Rambut bersih
Palpasi : Ada ruam berisi air
Mata
Inspeksi : Simetris
Fungsi penglihatan : Normal
Ukuran pupil : Normal
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Putih
Telinga
Fungsi pendengaran : Tidak ada gangguan fungsi pendengaran
Kebersihan : Bersih
Sekret : Tidak ada
Leher
Trakea : Simetris
Kelenjar Limfe : Ada
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
Thorak/Paru
Inspeksi : Dada simetris
Perkusi : Tidak ada massa dan peningkatan produksi mukus
Auskultasi : Pernafasan stridor (ngorok)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Peristaltik usus
Palpasi : Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites
Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Pergerakan Normal
Ekstremitas Bawah : Pergerakan Normal
Neurologis
Status Mental : Normal
Motorik : Normal
Sensorik : Tidak ada gangguan pada sistem sensorik
A. Analisa Data
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1×24
jam diharapkan Kerusakan
integritas kulit teratasi,
dengan KH: 1. Anjurkan pasien
1. Integritas kulit yang untuk menggunakan 1. Pakaian yang longgar
baik bisa dipertahankan pakaian yang longgar agar meminimalkan gesekan
(sensasi, elastisitas, 2. Hindari kerutan pada dengan kulit
temperatur, hidrasi, tempat tidur 2. mencegah terjadinya
pigmentasi) tekanan dari jaringan lunak
3. Jaga kebersihan kulit
Jumat, 13 2. Tidak ada luka/lesi agar tetap bersih dan 3. agar luka cepat sembuh
November 2015 3 pada kulit kering dan tidak terjadi infeksi
Jam 11.30 wib 4. mengantisipasi terjadinya
3. Perfusi jaringan baik 4. Monitor kulit akan
adanya kemerahan iritasi
4. Menunjukkan
pemahaman dalam proses 5. Edukasi dalam 5. mengajarkan kepada
perbaikan kulit dan menghindari penyebab keluarga dan pasien dari
mencegah terjadinya varicella pencegahan penyebab
cedera berulang penyakit varicella
5. Mampu melindungi
kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
D. Evaluasi
Dx Evaluasi
S : Klien mengatakan demamnya sudah mulai turun
O: TD; 110/90 mmHg
N; 80 x/mnt
RR; 22 x/menit
1
S; 37oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : Klien mengatakan nyeri sudah mendingan
O: Skala nyeri; 1-2
TD: 110/80
N: 80 x/menit
2
RR; 20 x/menit
S; 37oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : klien mengatakan sudah merasa agak
nyaman
O: Klien sudah tampak tenang
TD: 110/80
N: 78 x/menit
3
RR; 20 x/menit
S; 37oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
Penatalaksanaan
Pemakaian dalam:
Resep 1:
30 gram temu lawak + 25 gram kencur + 15 gram asam jawa +15
gram jahe, dicuci dan dipotong potong, lalu direbus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2-3 kali sehari.
Resep 2:
2 buah mengkudu matang dicuci dan di juz, atau diparut dan diambil
airnya, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari
Pemakaian luar:
Resep 1:
Kunyit + daging buah asam (asam kawak) masing masing secukupnya
ditumbuk halus, tambahkan minyak kelapa secukupnya, dipanaskan
sebentar, setelah dingin dioleskan pada bagian kulit yang terkena
cacar air
Resep 2:
Daun asam dan kunyit masing masing secukupnya dicuci dan
dihaluskan, lalu dipakai untuk mengoles kulit yang gatal karena cacar
air
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi
status profesional dengan cara sebagai berikut:
• Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan
tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
• Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan
menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan
praktek etika.
• Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang
harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai
advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai
teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang
kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan.
• Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai
profesi.
Kode etik keperawatan Indonesia : Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal. yaitu: