Anda di halaman 1dari 49

KELOMPOK 6

1. ENENG RESTI (16320007)


2. ISMU KHOLIK (16320013)
3. M. EGA WIBBY A (16320019)
4. RIMA ARY P (16320026)
5. WINDI ANTINA (16320032)
Definisi
Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui
pada anak-anak. 90% kasus cacar air dialami oleh anak-
anak yang berusia kurang dari 10 tahun, dan lebih dari
90% orang telah mengalami penyakit cacar air pada usia
15 tahun.

Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi primer


dari virus varicella zoster, namun setelah sembuh, virus
ini tidak benar-benar hilang dari
tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu
dan nantinya akan menyebabkan herpes zoster atau
cacar ular. Herpes zoster hanya terjadi sekali seumur
hidup dan pada usia di atas 60 tahun.
Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang
berukuran 140-200 μ, berinti DNA.
Proses eksositosis oleh virus
Etiologi
Virus Varicela zoster, termasuk family herfes virus. Menurut
Richar E, varicela disebabkan oleh Herves virus Varicella (Virus
V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan Herpes zoster.
Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda.
Diperkirakan setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi
Varicela, kemudian setelah penderita sembuh, mungkin virus itu
tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan
kemudian virus V-Z diaktifasi oleh trauma sehingga
menyebabkan herper zoster.

Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam


darah penderita dapat dilihat dengan microskop elektron dan
dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari
fibroblas paru embrio manusia.
Tanda dan Gejala

• Gejala prodormal sistemik (demam, pusing, malaise)


• Lokal (nyeri otot, nyeri tulang, gatal, pegal)
• Kemudian timbul eritema dan dalam waktu singkat vesikel,
berkelompok, dengan dasar kulit yang eritematosa dna
edema.
• Vesikel berisi cairan jernih, dan kemudian menjadi kerak,
kemudian pustul dan krusta.
• Pembesaran kelenjar getah bening regional.
• Lokalisasi penyakit ini lateral dan bersifat dermatomal sesuai
tempat persyarafan
Patofisiologi
Masa inkubasi varisela 10-21 hari pada anak imunokompeten (rata-
rata 14-17 hari) dan pada anak imunokopromise biasanya lebih
singkat yaitu kurang dari 14 hari. Varisela zoster virus masuk kedalam
tubuh manusia dengan cara inhalsi dari sekresi pernafasan (droplet
infeksion) ataupun kontak langsung dengan lesi kulit. Droplet
infeksion dapat terjadi 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbul
lesi dikulit.
Varisela zoster virus masuk kedalam tubuh manusia melalui mukosa
saluran pernafasan bagian atas, orofaring atau konjungtiva. Siklus
replikasi virus pertama terjadi pada hari ke 2-4 yang berlokasi pada
lymph nodus regional kemudian diikuti penyebaran virus dengan
jumlah sedikit melalui darah dan kelenjar limfe, yang menyebabkan
terjadinya viremia primer (biasanya terjadi pada hari ke 4-6 setelah
infeksi pertama).
Lanjutan Patofisiologi

Pada sebagian besar penderita yang terinfeksi, replikasi virus tersebut


dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh yang belum matang
sehingga akan berlanjut dengan siklus replikasi virus kedua yang terjadi
dihepar dan limpa, yang mengakibatkan terjadinya viremia sekunder.
Pada vase ini, partikel viruss akan menyebar keseluruh tubuh dan
mencapai epidermis pada hari ke 14-15, yang mengakibatkan timbulnya
lesi dikulit yang khas.
Seorang anak yang menderita varisela akan dapat menularkan kepada
yang lain yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbulnya lesi
dikulit.
Faktor resiko

1. Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat
daya tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes
zoster makin tinggi pula resiko terserang nyeri
2. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised)
seperti HIV dan Leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan
manisfestasi pertama dari immunocompromised
3. Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi
4. Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi
sumsum tulang
Pathway
Pengobatan
Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan
gejala, yang dapat dilakukan dengan:
• Istirahat secukupnya
• Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari
pertama untuk mengurangi rasa gatal
• Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
• Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung
salisil 2% atau mentol 1-2% Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai
sarung tangan untuk mencegah menggaruk ruam-ruam
• Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika
terdapat ruam di dalam mulut.
• Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk,
dan hindari juga garam
• Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
• Menjaga kebersihan tangan
• Kuku dipotong pendek
• Baju harus kering dan bersih
Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan
menggunakan:
• Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
• Antibiotik, jika ada infeksi bakteri
• Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada
anak berusia lebih dari 2 tahun atau remaja karena pada remaja,
penyaakit ini lebih berat)
• Obat anti-virus vidarabin
Pencegahan

Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan


pada kelompok-kelompok berikut:
• Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami
cacar air diberikan satu dosis vaksin
• Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah
mengalami cacar air diberikan satu dosis vaksin
• Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja
atau tinggal di lingkungan yang sangat mudah terjangkit cacar air
• Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak
dalam kondisi sedang hamil
• Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air
dan tinggal dengan anak-anak
• Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah
mengalami cacar air
Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) adalah zat kekebalan terhadap
virus penyebab cacar air. VZIG hanya diberikan pada kelompok-
kelompok tertentu:

• Orang dengan sistem kekebalan rendah


• Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah terkena
cacar air sebelumnya
• Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kahamilan kurang dari
28 minggu atau berat lahirnya kurang dari 1000 gram
• Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau
yang mengalami cacar air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7
hari setelah persalinan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN VARICELLA

Kasus
Tn B (20 tahun) datang ke poli kulit RS Guna Sehat. Ia mengeluhkan
badannya terasa demam seperti akan flu, karena menyangka akan
flu akhirnya ia meminum obat flu untuk menyembuhkan flunya
tersebut. Namun setelah beberapa hari di area sekitar tubuhnya
muncul ruam yang berisi air, pertama kali muncul Tn B mengira
bahwa ia terkena alergi, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari ruam
yang muncul diarea sekitar tubuh semakin bertambah banyak, ruam
tesebut berwarna merah, berisi air, dan ketika dipegang terasa nyeri.
Setelah beberapa hari badannya mengalami demam tinggi dan ruam
yang muncul semakin bertambah banyak, ruam tersebut muncul
diarea tubuh, wajah, leher, tangan, dan kepala. Saat dilakukan
pemeriksaan didapat TTV; TD:150/110 mmHg, ND: 90 x/menit, RR:
22 x/menit, S: 38oC.
Pengkajian

Identitas Klien:

Nama : Tn. B
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status : Belum menikah
Alamat : Sleman, Yogyakarta
Suku Bangsa : Jawa
Tgl Masuk : 13 November 2015
Tgl Pengkajian : 13 November 2015
No. RM : 22055
Penanggung Jawab:

Nama : Ny. F
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Sleman, Yogyakarta
Hubungan : Ibu Kandung
Keluhan Utama
Klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di seluruh
tubuhnya

Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien datang ke RS Guna Sehat diantar oleh orang tuanya dengan
keluhan klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di seluruh
tubuhnya.

Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada
Pemeriksaan Fisik

Pola Fungsi Kesehatan


Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien khawatir kalau penyakit yang diderita klien semakin
parah, dan berharap agar cepat sembuh.
Pola Nutrisi dan Metabolisme

Diet/Suplemen khusus : Tidak ada


Nafsu makan : Menurun
Penurunan sensasi kecap, mual, stomatitis : Tidak ada
Kesulitan menelan (disfagia) : Tidak ada
Gigi : Lengkap
Frekuensi Makan : 1-2x sehari
Jenis Makanan : Nasi, Sayur, dan buah
Pantangan/alergi : Ikan
Pola Eliminasi

BAB:
Frekuensi : 2x sehari
Warna : Kuning
Waktu : Tidak teratur
Konsistensi : Lunak
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : Tidak ada

BAK:
Frekuensi : 4-5x sehari
Kesulitan : Tidak ada
Pola Aktivitas dan Latihan

Kekuatan Otot : Normal


Kemampuan ROM : Normal
Keluhan saat beraktivitas :–

Pola Istirahat dan Tidur


Lama tidur : 4-6 jam
Waktu : Malam
Pola Kognitif dan Persepsi
Status mental : Normal
Bicara : Normal
Kemampuan memahami : normal
Tingkat Ansietas : Sedang
Penglihatan : Normal
Ketidaknyamanan/Nyeri : Nyeri Akut

Persepsi Diri dan Konsep Diri


Perasaan Klien tentang masalah kesehatan ini : Klien merasa malu
dan minder
Pola peran hubungan
Pekerjaan : Swasta
Sistem Pendukung : Keluarga

Pola Koping dan toleransi aktivitas


Hal yang dilakukan saat ada masalah : Cerita dengan orang
terdekat atau keluarga
Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : Tidak ada
Keadaan emosi dalam sehari-hari : Tegang

Keyakinan dan Kepercayaan


Agama : Islam
Pengaruh agama dalam kehidupan : Percaya akan ajaran agamanya

Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak gelisah
Penampilan Umum : Bersih dan rapi
Lanjutan...
Klien tampak sehat/sakit/sakit berat : Sakit
Kesadaran : Compos Mentis
BB : 60 kg
TB : 170 cm

Tanda-tanda vital
TD : 150/110 mmHg
ND : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 38oC

Kulit
Warna Kulit : Tampak kemerahan
Kelembaban : Kering
Turgor Kulit : Elastic berkurang
Ada/Tidaknya edema: Tidak ada
Kepala
Inspeksi : Rambut bersih
Palpasi : Ada ruam berisi air

Mata
Inspeksi : Simetris
Fungsi penglihatan : Normal
Ukuran pupil : Normal
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Putih
Telinga
Fungsi pendengaran : Tidak ada gangguan fungsi pendengaran
Kebersihan : Bersih
Sekret : Tidak ada

Hidung dan Sinus


Fungsi Penciuman : Baik
Pembengkakan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Sekret : tidak ada
Mulut dan Tenggorokan
Membran Mukosa : Kering
Kebersihan Mulut : Bersih
Keadaan Gigi : Lengkap
Tanda Radang : Tidak ada
Trismus : Tidak ada
Kesulitan Menelan : Tidak ada

Leher
Trakea : Simetris
Kelenjar Limfe : Ada
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran

Thorak/Paru
Inspeksi : Dada simetris
Perkusi : Tidak ada massa dan peningkatan produksi mukus
Auskultasi : Pernafasan stridor (ngorok)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat

Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Peristaltik usus
Palpasi : Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites

Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Pergerakan Normal
Ekstremitas Bawah : Pergerakan Normal

Neurologis
Status Mental : Normal
Motorik : Normal
Sensorik : Tidak ada gangguan pada sistem sensorik
A. Analisa Data

Hari/Tgl/Jam Data Fokus Etiologi Problem


DO:
– TD : 150/110 mmHg
– ND : 90 x/menit
– RR : 22 x/menit
– S : 38oC
Jumat, 13
– Kulit kemerahan
November 2015 Penyakit Varicella Hipertermi
Jam 09.00 wib – Kulit terasa hangat
– Peningkatan suhu tubuh
diatas kisaran normal
DS:
– Klien mengeluh badannya
demam
DO:
– Terdapat ruam berisi air,
Jumat, 13 berwarna kemerahan
November 2015 Penyakit Varicella Nyeri Akut
DS:
Jam 09.30 wib
– Klien mengatakan nyeri
saat dipegang
DO: -
-Ruam yang muncul semakin
banyak, ruam tersebut muncul
Jumat, 13 diarea tubuh, wajah, leher, tangan
Kerusakan integritas
November 2015 dan kepala Penyakit Varicella
kulit
Jam 10.00 wib DS:
-
-
B. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi b.d Penyakit Varicella


2. Nyeri akut b.d Penyakit Varicella
3. Kerusakan integritas kulit b.d Penyakit Varicella
C. Intervensi
Hari/Tgl/Ja Tujuan dan
Dx Intervensi Rasional
m Kriteria Hasil
1. Observasi TTV: suhu, nadi, 1. TTV merupakan acuan untuk
tekanan darah, pernapasan mengetahui keadaan umum pasien
2. Berikan penjelasan tentang 2. Keterlibatan keluarga sangat berarti
penyebab demam atau dalam proses penyembuhan pasien di
Setelah dilakukan
peningkatan suhu tubuh rumah sakit
asuhan
keperawatan 3. Beri kompres hangat 3. Kompres hangat memberikan efek
selama 1×24 jam didaerah ketiak atau dahi vasodilatasi pembuluh darah sehingga
Jumat, 13 diharapkan dapat meningkatkan pengeluaran panas
4. Anjurkan klien untuk
November Hipertermi tubuh melalui pori-pori
istrahat ditempat tidur/tirah
2015 1 teratasi, dengan
baring 4. Mencegah terjadinya peningkatan
Jam 10.30 KH:
metabolisme tubuh dan membantu
wib 1. Menunjukka 5. Anjurkan untuk
proses penyembuhan
n temperatur menggunakan pakaian yang tipis
dalam batas dan menyerap keringat 5. Pakaian yang tipis akan membantu
normal mengurangi penguapan tubuh
6. Monitor dan catat intake
atau output dan berikan cairan 6. Peningkatan intake cairan perlu
intervena sesuai program medic untuk mencegah dehidrasi

7. Kolaborasi dengan dokter 7. Antipiretik berfungsi dalam


dalam pemberian obat antipiretik menurunkan suhu tubuh
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1×24
jam diharapkan Nyeri
akut teratasi, dengan KH:
1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
1. Observasi reaksi
menyari bantuan) 1. memantau respon
nonverbal dari
Jumat, 13 nyeri
2. Melaporkan bahwa ketidaknyamanan
November 2. Untuk mengurangi
2 nyeri berkurang dengan 2. Ajarkan teknik relaksasi
2015 nyeri
menggunakan
Jam 11.00 wib 3. Kolaborasi pemberian
manajemen nyeri 3. Dapat menekan skala
analgetik untuk mengurangi
nyeri
3. Mampu mengenali nyeri
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)

4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1×24
jam diharapkan Kerusakan
integritas kulit teratasi,
dengan KH: 1. Anjurkan pasien
1. Integritas kulit yang untuk menggunakan 1. Pakaian yang longgar
baik bisa dipertahankan pakaian yang longgar agar meminimalkan gesekan
(sensasi, elastisitas, 2. Hindari kerutan pada dengan kulit
temperatur, hidrasi, tempat tidur 2. mencegah terjadinya
pigmentasi) tekanan dari jaringan lunak
3. Jaga kebersihan kulit
Jumat, 13 2. Tidak ada luka/lesi agar tetap bersih dan 3. agar luka cepat sembuh
November 2015 3 pada kulit kering dan tidak terjadi infeksi
Jam 11.30 wib 4. mengantisipasi terjadinya
3. Perfusi jaringan baik 4. Monitor kulit akan
adanya kemerahan iritasi
4. Menunjukkan
pemahaman dalam proses 5. Edukasi dalam 5. mengajarkan kepada
perbaikan kulit dan menghindari penyebab keluarga dan pasien dari
mencegah terjadinya varicella pencegahan penyebab
cedera berulang penyakit varicella

5. Mampu melindungi
kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
D. Evaluasi

Dx Evaluasi
S : Klien mengatakan demamnya sudah mulai turun
O: TD; 110/90 mmHg
N; 80 x/mnt
RR; 22 x/menit
1
S; 37oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : Klien mengatakan nyeri sudah mendingan
O: Skala nyeri; 1-2
TD: 110/80
N: 80 x/menit
2
RR; 20 x/menit
S; 37oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : klien mengatakan sudah merasa agak
nyaman
O: Klien sudah tampak tenang
TD: 110/80
N: 78 x/menit
3
RR; 20 x/menit
S; 37oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
Penatalaksanaan

• Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik


• Terapi untuk nyeri diberikan analgetik
• Terapi infeksi sekunder diberikan antibiotik
• Bila klien dengan defisiensi imunitas diberi antiviral
Imunostimulator antiviral
• diberikan adalah asiclovir (sejak lesi muncul dalam 3 hari
pertama) karena lewat masa ini
• Pengobatan tidak efektif
• Kostikosteroid diberikan untuk sindrom Ramsay Hunt
untuk mencegah fibrosis ganglion
TERAPI KOMPLEMENTER

Berikut ini adalah ramuan obat tradisional yang dapat digunakan


untuk mengatasi cacar air:

Pemakaian dalam:
Resep 1:
30 gram temu lawak + 25 gram kencur + 15 gram asam jawa +15
gram jahe, dicuci dan dipotong potong, lalu direbus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2-3 kali sehari.

Resep 2:
2 buah mengkudu matang dicuci dan di juz, atau diparut dan diambil
airnya, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari
Pemakaian luar:

Resep 1:
Kunyit + daging buah asam (asam kawak) masing masing secukupnya
ditumbuk halus, tambahkan minyak kelapa secukupnya, dipanaskan
sebentar, setelah dingin dioleskan pada bagian kulit yang terkena
cacar air

Resep 2:
Daun asam dan kunyit masing masing secukupnya dicuci dan
dihaluskan, lalu dipakai untuk mengoles kulit yang gatal karena cacar
air

Catatan: untuk perebusan gunakan priuk tanah atau panci enamel


atau panci kaca
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

Pengertian kode etik keperawatan


Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti dari
hal tersebut, yaitu menerapkan nilai etika terhadap bidang
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Fungsi Kode Etik Perawat

Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi
status profesional dengan cara sebagai berikut:
• Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan
tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
• Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan
menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan
praktek etika.
• Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang
harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai
advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai
teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang
kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan.
• Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai
profesi.
Kode etik keperawatan Indonesia : Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal. yaitu:

1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan


masyarakat
2. Tanggungjawab terhadap tugas
3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya
4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan
5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara
Pengertian Aspek Legal Keperawatan

Aspek Legal Keperawatan adalah Aspek aturan


Keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
Berbagai aspek legal dalam keperawatan
 Fungsi hukum dalam praktik keperawatan
a. Hukum memberika kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang
sesuai dengan hukum
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan tanggung jawab profesi yang lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
d. Membantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum (kozier, Erb)

Perlindungan legal untuk perawat


Untuk menjalankan praktiknya secara hukum perawat harus dilindungi dari tuntutan
malpraktek dan kelalaian pada keadaan darurat. Contoh:
1. UU di AS yang bernama Good Samaritan Acts yang memberikan perlindungan
tenaga kesehatan dalam memberikan pertolongan pada keadaan darurat.
2. Di Canada terdapat UU lalu lintas yang memperbolehkan setiap orang untuk
menolong korban pada setiap situasi kecelakaan yang bernama Traffic Acrt
3. Di Indonesia UU kesehatan No. 23 tahun 1992
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai