Anda di halaman 1dari 266

i

PENERAPAN METODE PROJECT BASED


LEARNING BERBASIS
CHEMOENTREPRENEURSHIP PADA MATERI
KOLOID UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI

Skripsi
disusunsebagaisalahsatusyarat
untukmemperolehgelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikan Kimia

oleh
Kiki Setyandari
4301411005

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2015

i
ii

ii
iii

iii
iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(Q.S Al-Baqoroh: 286)

“ Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah” (Lessing)

Skripsi ini untuk :

Bapak Legimin dan Ibu Pujiati atas segala pengorbanan, doa, dan kasih saying
untuk mencapai cita dan cinta

Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2011

iv
v

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan inayah-Nya yang

selalu tercurah sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul “Penerapan Metode

Project Based Learning Berbasis Chemoentrepreneurship pada Materi Koloid

untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,

petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin peneltitian.

3. Dr. Sri Susilogati S., M.Si, dosen pembimbing 1 yang selalu mengarahkan,

memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Sri Haryani, M. Si, dosen pembimbing 2 memberikan pengarahan dan

saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Sri Nurhayati, M. Pd, dosen penguji utama yang telah memberikan

pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SMA N 1 Bergas yang telah memberikan izin penelitian.

7. Wahyu Puji Astuti, S.Pd, guru kimia kelas XI SMA N 1 Bergas yang

telah banyak membantu dalam proses penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

v
vi

Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca

pada khususnya dan perkembangan pendidikan Indonesia pada umumnya.

Semarang, 11 September 2015

Penulis

vi
vii

ABSTRAK
Setyandari, Kiki. 2015. Penerapan Metode Project Based Learning Berbasis
Chemoentrepreneurship pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Siswa Kelas XI. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Sri
Susilogati S., M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dr. Sri Haryani, M.Si.

Kata Kunci:. Metode Project Based Learning; Keterampilan proses sains; Penerapan
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dipahami
oleh siswa. Dibutuhkan pembelajaran yang inovatif yang dapat mengkaitkan materi
dengan objek nyata yang menghasilkan proyek dalam pembelajran kimia, salah
satunya penggunaan metode Project Based Learning. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian apakah metode Project Based Learning dapat meningkatakan
keterampilan proses sains siswa pada materi koloid? Tujuan dari penelitian
meningkatkan keterampilan proses sains siswa melalui penggunaan metode Project
Based Learning pada materi koloid. Populasi penelitian siswa kelas XI SMA Negeri
1 Bergas tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 95siswa yang terbagi dalam 3 kelas.
Sampel penelitian siswa kelas XI-1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI-2 sebagai
kelas eksperimen. Sampel diperoleh setelah homogenitas populasi dihitung hasilnya
0,86 lebih kecil disbanding = 5, 99. Variabel bebas penelitian ini metode
Project Based Learning, sedangkan variable terikat keterampilan proses sains. Desain
penelitian ini pretest-posttest control group desaign. Teknik pemilihan sampel
dilakukan dengan cluster random sampling. Instrumen penelitian soal keterampilan
proses sains, lembar keterampilan laboratorium, serta angket. Berdasarkan hasil
perhitungan, uji Chi-kuadrat kelas control diperoleh 6,95, sedangkan kelas
eksperimen 6,62 dengan = 7,81 sehingga populasi dinyatakan berdistribusi
normal. Dari data hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai soal tes keterampilan
proses sains kelas kontrol 80,32, sedangkan kelas eksperimen 80,45. Hasil analisis
menunjukkan metode Project Based Learning meningktakan keterampilan proses
sains. Hal ini ditunjukkan dengan uji t diperoleh Thitung= 3,606 lebih besar dari Ttabel =
1,99. Begitu pula dengan nilai N-gain kelas kontrol 0,57, sedangkan kelas eksperimen
0,71. Hal ini menunjukkan metode Project Based Learning dapat meningkatkan
keterampilan proses sains. Untuk rata-rata soal keterampilan proses sains posttest
kelas kontrol 75,96, sedangkan kelas eksperimen 83,7. Keterampilan laboratorium
kelas kontrol 67% sedangkan kelas eksperimen 71%. Simpulan dari penelitian
metode Project Based Learning berbasis chemoentrepreneurship meningkatkan
keterampilan proses sains materi koloid siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bergas tahun
pelajaran 2014/2015. Saran yang diberikan penulis adalah perlu ada penelitian lebih
lanjut untuk kondisi siswa atau sekolah yang berbeda.

vii
viii

ABSTRACT
Setyandari, Kiki. 2015. Application of Project Based Learning method
Chemoentrepreneursip Based on Colloidal Materials for Improving Science Process
Skills student class XI. Thesis, Department of Chemistry Facultyof Mathematics and
Natural Sciences, state University of Semarang. Main Supervisor Dr. Sri Susilogati
S., M.Sc and Supervisor companion Dr. Sri Haryani, M.Sc.

Keywords:.The Project Based Learning method; Science process skills; Application

Chemical subjects are that are considered difficult to understand by students. It takes
innovative learning and can link the material with real objects that produce project in
chemistry, one of them using Project Based Learning method. Issues examined in the
study whether the method can increase the Project Based Learning science process
skills of students through the use of Project Based Learning in colloidal
material.Population studies class XI student of SMA N 1 Bergas 2014/2015 school
year as many as 95 students were divided into three classes. The research sample
class XI-1 as a control class and class XI-2 as the experimental class. Samples were
obtained after the homogeneity of the population is calculated result of 0.86 was
smaller than x2table =5,99. The independent variable of this research method Project
Based Learning, while the dependent variable science prosess skills. The study design
was pretest-posttest control group desaign. Engineering sample selection is done by
cluster random sampling. The research instrument about science process skills,
laboratory skills sheet, as well as questionnaires.Based on calculations, chi-square
test was obtained control class 6.95, while the experimental class whit a 6.62 x 2table
= 7.81 so the table is expressed normally distributed population. From the research
date obtained by the average value of science process skills test item control class
80.32, while the experimental class 80.45. The analysis showed the method Project
Based Learning Enhancing science process skills. This is indicated by test was
obtained T arithematic = 3.606 greater than T table = 1.99. Similarly, the value of N-
gain control class 0.57, while the experimental class 0.71. It shows a method Project
Based Learning can improve the science process skills. For the average about science
process skills posttest control class 75.96, while the experimental group 83.7. Skills
class laboratory controls 67% while the experimental group 71%. The conclusions of
the research method of Project Based Learning based chemoentrepreneurship
improve colloidal materials science process skills class XI student of SMA N 1
Bergas school year 2014/2015. Advice given writer is there needs to further research
to student or school conditions were different.

viii
ix

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………........ i
PERNYATAAN………………………………………………………........... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………............ iv
PRAKATA……………………………………………………………........... v
ABSTRAK……………………………………….......................................... viii
ABSTRACT ……………………………………………………………….... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………........ x
DAFTAR TABEL………………………………………………………........ xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………............ xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………........ xiv
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMasalah………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….. 4
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………… 5
1.5 Penegasan Istilah……………………………………………….. 5
Bab 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Project Based Learning....……………………………………… 8
2.2 Chemoentrepreneurship.............................................................. 19
2.3 Keterampilan Proses Sains……………………………………… 21
2.4 Koloid……………………………………………..................... 26
2.4 Penelitian yang Relevan……………………………...…………. 33
2.5 KerangkaBerpikir………………………………………………. 34
2.6 Hipotesis………………………………………………………... 36

ix
x

Bab 3 METODE PENELITIAN


3.1 Penentuan Subjek Penelitian……………………………………. 37
3.2 Variabel Penelitian……………………………………………… 38
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………... 39
3.4 Prosedur Penelitian …………………………………………….. 40
3.5 Desain Penelitian……………………………………………...... 41
3.6 Instrumen Penelitian……………………………………………. 41
3.7 MetodeAnalisis Data………………………………………….... 48
Bab 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………. 57
4.2 Pembahasan…………………………………………………….. 71
Bab 5 PENUTUP
5.1 Simpulan……………………………………………………....... 85
5.2 Saran…………………………………………………………..... 85
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 87
LAMPIRAN……………………………………………………….... 90

x
xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains………………………. 24
Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikator……………………… 25
Tabel 2.3 Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi….……………. 27
Tabel 2.4 Perbandingan Sistem Koloid.……………………….................. 28
Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob..……….. 31
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA N 1 Bergas................................... 37
Tabel 3.2 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design….… 41
Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Objektif………………….. 46
Tabel 3.4 Kriteria Rata-rata Nilai Sikap dan Keterampilan
Laboratorium…………………………………………………. 53
Tabel 4.1 Data Awal Populasi Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bergas……. 58
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Populasi…….…………………………… 59
Tabel 4.3 Data Nilai Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen………. 61
Tabe l4.4 Hasil Uji Normalitas………….………………………………... 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Data
Posttes…………………………………………………………........... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji t Posttest……………………………………………... 63
Tabel 4.7 Uji Average Normalized Gain (G)…………………………….. 63
Tabel 4.8 Data Penilaian Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen… 65
Tabel 4.9 Data Rata-rata Hasil Keterampilan Laboratorium…………….. 66
Tabel 4.10 Rata-rata Proyek Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
Eksperimen…………………………………………………….. 68
Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa……………………………….. 69
Tabel 4.12 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol……………….. 77
Tabel 4.13 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen…………... 78

xi
xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir…………………………………………… 36
Gambar 4.1 Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen……. 64
Gambar 4.2 Hasil Aspek Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen…... 65
Gambar 4.3 Persentase Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap
Pemebelajaran dengan Metode Project Based Learning…….. 71

xii
xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus………………………………………………........ 91
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen… 94
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol…….. 108
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains………………. 119
Lampiran 5 LKS……………………………………………………… 140
Lampiran 6 Penilaian Keterampilan Laboratorium………………….. 150
Lampiran 7 Panduan Observasi Aspek Sikap Siswa……………….. 164
Lampiran 8 Angket Respon Siswa Terhadap Model Project Based
Learning………………………………………………… 167
Lampiran 9 Soal Tes………………………………………………….. 169
Lampiran 10 Analisis Butir Soal………………………………………. 175
Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Genap Tahun
2013-2014………………………………………………... 183
Lampiran 12 Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Tengah Semester
Genap Kelas XI IPA 1…………………………………… 184
Lampiran 13 Uji Normalitas Data HasilUlangan Tengah Semester
Genap Kelas XI IPA 2…………………………………… 185
Lampiran 14 Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Tengah Semester
Genap Kelas XI IPA 3…………………………………… 186
Lampiran 15 Uji Homogenitas Populasi……………………………….. 187
Lampiran 16 Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi ( UjiAnava)…… 188
Lampiran 17 Daftar Nilai Ulangan Pre-test……………………………. 190
Lampiran 18 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
XI IPA 2………………………………………………… 191
Lampiran 19 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
XI IPA 1…………………………………………………. 192
Lampiran 20 Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kontrol…………………………………. 193
Lampiran 21 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Pre-test Kelas
Eksperimen dan Kontrol…………………………………. 195
Lampiran 22 Daftar Nilai Ulangan Post-Test………………………….. 197
Lampiran 23 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol…………….. 199
Lampiran 24 UjiNormalitas Data PosttestKelasEksperimen………… 200

xiii
xiv

Lampiran 25 Uji Kesamaan Dua Varians Posttest…………………….. 201


Lampiran 26 Uji t Nilai Post-Test……………………………………… 202
Lampiran 27 N-Gain Hasil Kognitif antara Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol……………………………………………. 203
Lampiran 28 Skor Rata-rata Aspek Sikap Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen……….......................................................... 206
Lampiran 29 Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Laboratorium Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen…………………………. 213
Lampiran 30 Nilai Rata-rata Angket Tanggapan Siswa Kelas
Eksperimen………………………………………………. 221
Lampiran 31 Foto-foto Penelitian……………………………………… 228
Lampiran 32 Surat Keterangan Penelitian……………………………... 230

xiv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyiapan SDM yang berkualitas menjadi sebuah kebutuhan mutlak bagi

suatu Negara dan pendidikan merupakan senjata jitu untuk menciptakan SDM yang

berkualitas (Mulyasa, 2004). Namun saat ini, masalah utama yang dihadapi dunia

pendidikan adalah menyangkut mutu pendidikan, terutama kualitas keterampilan

proses sains yang masih sangat rendah (Nurhadi & Senduk, 2004).

Keterampilan Proses Sains merupakan keterampilan dalam menemukan fakta,

prinsip, konsep-konsep dasar melalui suatu kegiatan ilmiah (Rustaman, 2004), atau

dijelaskan pula keterampilan-keterampilan proses adalah suatu pendekatan ilmu

pengetahuan alam didasarkan atas pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh

seorang ilmuwan (Rusmianti & Yulianto, 2009).

Penelitian menurut (Widyaningrum, dkk, 2014) disebutkan juga bahwa

keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan pada ranah kognitif dan

psikomotorik peserta didik, karena keterampilan proses sains siswa merupakan

keterampilan dasar untuk meningkatkan nilai sikap serta keterampilan siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bulan Januari di SMA

Negeri 1 Bergas diketahui bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami pelajaran kimia pada kelas XI IPA khususnya pada materi koloid.

Separuh lebih dari siswa di tiap kelas memiliki nilai dibawah dengan Kriteria
2

Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,

masalah ini terjadi disebabkan beberapa faktor, diantaranya pembelajaran yang

digunakan masih berpusat kepada guru, sehingga dominasi guru dalam proses

pembelajaran masih jelas terlihat sementara siswa cenderung pasif mendengarkan.

Guru hanya mengajarkan konsep-konsep dan teori yang kadang susah dijangkau oleh

pemikiran siswa. Selain itu guru juga jarang menggunkan metode yang berkaitan

dengan laboratorium sehingga keterampilan proses sains siswa kurang. Hal inilah

yang membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik dengan pelajaran kimia

khususnya materi koloid.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui metode

Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship. Metode ini cukup

menantang dan dianggap sebagai suatu alat yang efektif karena mereka didorong

untuk tidak bergantung sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar

lebih mandiri. Metode pembelajaran Project Based Learning adalah metode yang

menyelenggarakan pembelajaran di sekitar proyek. Menurut definisi yang ditemukan

di buku pegangan Project Based Learning untuk guru, proyek adalah tugas-tugas

kompleks, berdasarkan pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang melibatkan siswa

dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau investigasi kegiatan.

Memberikan siswa kesempatan untuk bekerja terstruktur, terjadwal, dan berujung

pada produk yang realistis atau presentasi.

Menurut Lasonen, sebagaimana dikutip oleh (Rais, 2010) Project Based

Learning dapat membantu membekali peserta didik untuk persiapan memasuki dunia
3

kerja, karena peserta didik belajar bukan hanya secara teori melainkan praktik di

lapangan. Metode Project Based Learning juga memiliki potensi yang amat besar

untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna. Selain itu

Project Based Learning juga memfasilitasi peserta didik untuk berinvestigasi,

memecahkan masalah, bersifat students centered, dan menghasilkan produk nyata

berupa hasil proyek. Peserta didik akan masuk ke dalam sebuah kompetensi bersama

kelompoknya, dan masing-masing kelompok bersaing untuk menjadi yang paling

unggul diantara yang lain. Pada saat yang bersamaan, peserta didik merasa senang

dalam melakukan proyek, mencoba sesuatu yang berbeda dan membuat mereka

merasa memiliki pengetahuan dan dihargai (Bas, 2011).

Chemoentrepreneurship itu sendiri merupakan suatu pendekatan

pembelajaran kimia yang kontekstual, yaitu pendekatan kimia yang mengaitkan

materi yang sedang dipelajari dengan objek nyata. Selain memperoleh materi

pelajaran siswa juga memiliki kesempatan untuk mempelajari proses pengolahan

suatu bahan menjadi suatu produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan

menumbuhkan semangat berwirausaha. Melalui pendekatan Chemoentrepreneurship

ini diharapkan siswa lebih kreatif sehingga dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang

sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Supartono, dkk., 2009).

Menurut (Supartono, 2006) disebutkan Chemoentrepreneurship pembelajaran

kimia akan lebih menyenangkan dan memberikan kesempatan peserta didik untuk

mengoptimalkan potensialnya agar menghasilkan suatu produk. Peserta didik yang


4

sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak menutup kemungkinan

akan memotivasi peserta didik untuk berwirausaha.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Penerapan Metode Project Based Learning Berbasis

Chemoentrepreneurship pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains Siswa Kelas XI”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah metode Project Based Learning Berbasis Chemoentrepreneurship

dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi koloid?

2. Bagaimana tanggapan siswa mengenai pembelajaran menggunakan metode

Project Based Learning?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan keterampilan proses sains siswa melalui penggunaan metode

Project Based Learning pada materi koloid.

2. Mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan

metode Project Based Learning pada materi koloid.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat mempunyai manfaat antara lain:

1. Bagi siswa dapat meningkatkan serta memberikan semangat untuk

berwirausaha.
5

2. Bagi guru, sebagai bahan petimbangan dan informasi dalam memilih model

pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan keterampilan

proses sains bagi para siswa.

3. Bagi sekolah, memberikan perbaikan kondisi pembelajaran, sehingga dapat

membantu menciptakan panduan pembelajaran bagi mata pelajaran lain dan

bahan pertimbangan dalam membuat keputusan metode pembelajaran yang akan

diterapkan untuk perbaikan.

4. Meningkatkan kualitas lulusan yang tidak hanya unggul dalam prestasi melainkan

juga mampu berwirausaha.

1.5 Penegasan Istilah

Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul

penelitian istilah yang berkaitan yaitu:

1.5.1 Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang

dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains

(Anitah, 2007). Adapun lingkup keterampilan berpikir proses sains (Dahar, 2003),

yaitu mengamati, mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan, meramalkan,

mengajukan pertanyaan, merumusakan hipotesis, merencanakan percobaan,

menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.


6

Keterampilan proses sains yang akan dinilai yaitu mengamati,

merencanakan percobaan, klasifikasi, menafsirkan, menggunakan alat/bahan, dan

berkomunikasi.

1.5.2 Project Based Learning

Project based learning dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang

bertujuan untuk mendorong peserta didik membangun pengetahuan dan ketrampilan

siswa secara mandiri, mendorong siswa untuk memecahkan masalah. Project based

learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang

menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan kegiatan yang kompleks (Cord,

2001).

Project based learning disini siswa diberi proyek dimulai dari menentukan

jadwal, merancang percobaan, melakukan percobaan, dan mempersentasikannya.

Proyek yang dihasilkan yaitu es krim dan VCO.

1.5.3 Chemoentrepreneurship

Chemoentrepreneurship adalah pendekatan pembelajaran kimia yang

dikembangkan dengan mengkaitkan langsung pada objek nyata atau fenomena di

sekitar kehidupan manusia sebagai peserta didik, sehingga selain mendidik selain

pembelajaran Chemoentrepreneurship ini memungkinkan peserta didik dapat

mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat,

bernilai ekonomi dan memotivasi peserta didik untuk berwirausaha. Dengan

pendekatan Chemoentrepreneurship, pembelajaran kimia akan lebih menarik,

menyenangkan dan lebih bermakna (Supartono, 2009).


7

Chemoentrepreneurship yang akan dilakukan membuat makanan sehat.

Makanan sehat disini yang akan dibuat yaitu es krim dan VCO. Di akhir pertemuan

siswa akan mendiskusikan berapa keuntungan dan harga untuk produk makanan

tersebut.

1.5.4 Koloid

Koloid adalah campuran yang berada antara larutan sejati dan suspensi.

Misalnya adalah susu segar, yang terdiri dari butir-butir halus dari lemak mentega

yang terdispersi dalam fase air yang juga mengandung kasein (suatu protein) dan

beberapa zat lainnya. Dalam koloid seperti susu, partikel solutnya lebih besar dari

pada partikel larutan tetapi lebih kecil dari partikel yang mengandung pada suspensi.

Koloid yang akan di pelajari dalam penelitian ini yaitu sistem koloid, macam-

macam koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan koloid, dan kegunaan koloid.


8

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Project Based Learning

2.1.1 Efinisi Project Based Learning

Project based learning merupakan model pembelajaran yang berusaha

menumbuhkan motivasi dari dalam intrinsic peserta didik (Borich, 2007). Motivasi

intrinsik ini diharapkan dapat tumbuh secara alami dalam suasana pembelajaran

kelas. Proyek diberikan dalam bentuk tugas terstruktur untuk menghasilkan dan

meyelesaikan suatu produk yang menarik menurut minat peserta didik. Lebih lanjut,

Borich menjelaskan dua komponen penting dalam Project Based Learning yaitu:

1) Peserta didik akan terpusat pada permasalahan pokok yang memungkinkan

terbentuknya suasana kelas yang dinamis.

2) Peserta didik akan berusaha menghasilkan produk atau out come dalam rangka

menyelesaikan permasalahan dengan sukses.

Sejalan dengan pendapat di atas, (Sherman & Sherman, 2004) menyatakan

bahwa proyek di dalam Project Based Learning menitik beratkan pada tugas

kolaborasi sehingga aktivitas berpusat pada peserta didik Learner-centered activities.

Penelitian yang dilakukan oleh (Schneider et al., 2002) telah mendapatkan hasil

bahwa penggunaan Project Based Learning berhasil meningkatkan kinerja peserta

didik selama pembelajaran.


9

Pada Project Based Learning, pengajaran berperan sebagai fasilitator bagi

peserta didik untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penuntun. Sedangkan pada

kelas “konvensional” pengajar dianggap sebagai seseorang yang paling menguasai

materi dan karenanya semua informasi diberikan secara langsung kepada peserta

didik. Pada kelas Project Based Learning, peserta didik dibiasakan bekerja secara

kolaborasi, penilaian dilakukan secara autentik, dan sumber belajar bisa sangat

berkembang. Hal ini berbeda dengan kelas “konvensioanal” yang terbiasa dengan

situasi kelas individual, penilaian lebih dominan pada aspek hasil daripada proses,

dan sumber belajar cenderung stagnan.

Model proyek ini adalah gabungan dari berbagai model pembelajaran seperti

belajar bersama, dan lain-lain. Pembelajaran model proyek ini bersifat kontruktivis,

yaitu peserta didik juga bersifat multiple intelligence, karena peserta didik

menggunakan berbagai intelegensi dalam melakukan proyek yang dilakukan seperti

intelegensi matematis-logis, ruang-visual, kinestetik, interpersonal, linguistik,

lingkungan, dan lain-lain.

Model ini biasanya menarik untuk peserta didik karena biasanya dilakukan

diluar kelas bahkan di luar sekolah, dan berlaku untuk beberapa waktu; bukan

terbatas pada satu jam sekolah. Banyak hal dapat didapat dari proyek ini antara lain :

1) Mengerti prinsip kimia lebih mendalam karena malakukan sesuatu

2) Kerjasama dengan teman lebih baik karena melakukan bersama

3) Ada keuntungan yaitu memperoleh hasil dari proyek sendiri (Suparno, 2007).
10

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang didukung

oleh atau berpijak pada teori belajar konstruktivistik. Strategi pembelajaran yang

menonjol dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar

kolaboratif, mengutamakan aktivitas peserta didik daripada aktivitas guru, mengenai

kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus, pemecahan masalah, panel

diskusi, diskusi, brainstorming, dan simulasi.

Model pendekatan proyek merupakan salah satu dari model-model

pembelajaran yang membantu peserta didik menggali informasi, ide-ide,

keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan cara-cara mengekspresikan diri sendiri

dengan melihat proyek-proyek yang telah disediakan oleh guru. Selain itu guru juga

mengajari bagaimana cara menemukan ide-ide yang berkaitan dengan proyek yang

tersedia. Salah satu strategi mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik

adalah metode pendekatan proyek. Menurut teori belajar ini, peserta didik di dalam

proses belajar membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi atas apa yang

sudah dimiliki dengan lingkungannya pada situasi baru. Model pembelajaran

pendekatan proyek member kesempatan kepada peserta didik untuk menguji

gagasannya, mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan awal yang sudah

dimiliki sebelumnya dan pengetahuan yang di dapat selama proses belajar

berlangsung.

Karakteristik pembelajaran berbasis proyek didukung teori-teori belajar

konstruktivistik. Dalam konteks pembaruan di bidang teknologi pembelajaran,

pemebelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai pendekatan penciptaan dan


11

keterampilan melalui pengalaman langsung. Proyek dalam pembelajaran berbasis

proyek dibangun berdasarkan ide-ide pebelajar sebagai bentuk alternatif pemecahan

masalah riil tertentu, dan pebelajar mengalami proses belajar pemecahan masalah itu

secara langsung (Waraskamdi, 2014).

2.1.2 Landasan Teori Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek dilandaskan pada teori yang dipaparkan oleh

beberapa ahli, yaitu :

1) John Dewey dan kelas demokratis

Metode proyek berasal dari gagasan John Dewwey tentang konsep “Learning by

doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-

tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak

tentang bagaimana melakukan sesuatu tujuan. Pada John Dewwey

menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan di mana sekolah seharusnya

mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium

untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Dewwey menganjurkan guru untuk

mendorong peserta didik terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah

dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial.

Dewwey dan kill Patrick mengemukakan bahwa pembelajaran di sekolah

seharusnya lebih memiliki manfaat daripada dilakukan oleh peserta didik dalam

kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan

mereka sendiri.
12

2) Peaget, Vygotsky dan Kontruktivisme

Jean Piaget dan Lev Vygotsky adalah tokoh dalam pengembangan konsep

kontruktivisme. Pada konsep inilah dasar pijak pembelajaran berbasis proyek

diletakkan. Piaget mengemukakan bahwa peserta didik dalam segala usia secara

aktif terlibat dalam perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka

sendiri. Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah

pada saat peserta didik menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka

membangun dan memodifikasi pengetahuan awal mereka. Vygotsky, seperti

halnya Piaget percaya bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu

berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang, ketika mereka berusaha

untuk memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman tersebut.

Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu mengaitkan pengetahuan baru.

Namun berbeda dengan Piaget tentang perkembangan intelektual setiap individu

yang tanpa memandang latar konteks sosial. Vygotsky percaya bahwa interaksi

sosial dengan orang lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya

perkembanyan intelektual peserta didik.

2.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning

Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, dijalankan dengan melalui

beberapa tahap pembelajaran atau langkah-langkah kerja. Belum ada ketetapan baku

untuk menjalankan tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek, namun pada umumnya

didasarkan dan mencontoh pada tahap pembelajaran konstruktivisme.


13

Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning sebagaimana

yang dikembangakan oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri

dari:

1) Star With the Essential Question

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang

dapat member penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.

Mengambil topic yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan

sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topic yang diangkat relefan

untuk para peserta didik (The George Lucas Educational Foundation : 2005)

2) Design a Plan for the Project

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.

Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek

tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat

mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan

berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat

diakses untuk membantu penyelesaian proyek (The George Lucas Educational

Foundation: 2005).

3) Create a Schedule

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas

dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

(1) membuat time line untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline

penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang
14

baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat

penjelasan (alas an) tentang pemilihan suatu cara (The George Lucas Educational

Foundation: 2005).

4) Monitor the Student and the Progress of the Project

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas

peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara

menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan

menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses

monitoring, dibuat sebuah rubric yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang

penting (The George Lucas Educational Foundation: 2005).

5) Assess the Outcome

Penilaian dilakukan untuk membantuk pengajar dalam mengukur ketercapaian

standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik,

memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta

didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya (The

George Lucas Educational Foundation: 2005).

6) Evaluate the Experience

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan

refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi

dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik

diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama


15

menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam

rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya

ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang

diajukan pada tahap pertama pembelajaran (The George Lucas Educational

Foundational: 2005).

Tahapan pembelajaran yang dikemukakan di atas menunjukkan kerja sama

anatara guru dan peserta didik, yang saling memberikan kontribusi dalam proses

pembelajaran. Tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek memang belum

ada bentuk bakunya. Tahapan pembelajaran berbasis proyek juga didasarkan pada

tahap pembelajaran berbasis masalah, namun peserta didik lebih difokuskan untuk

merumuskan solusi dan mengimplementasikannya terhadap konsep lain. Tahapan

yang digunakan oleh peneliti adalah tahapan secara umum, yang digunakan dan

dicontohkan juga oleh Carbonaro dalam proses pembelajaran proyek lingkungan,

yaitu :

1) Engage, tahap awal untuk menstimulus peserta didik dalam mengetahui konsep

yang sudah dipahami dan tahap ketika guru memberikan pertanyaan essensial

yang memacu peserta didik untuk berfikir.

2) Explore, kegiatan untuk mencari materi dan sumber informasi sebagai referensi

dalam menyelesaikan masalah dan membuat jadwal kerja.

3) Investigate, membandingkan dan memfokuskan solusi yang akan digunakan

dalam memecahkan masalah.


16

4) Create, tahap pembuatan atau pengimplementasian solusi dan tahap dalam

menghasilkan suatu produk atau karya.

5) Share, tahap presentasi produk atau karya.

6) Evaluation, tahap evaluasi atau penilaian proses dan hasil belajar (Carbonaro,

2005).

Tahap pembelajaran yang terdiri dari engage, explore, investigate, create,

share, dan evaluation menekankan proses belajar pada aktivitas peserta didik. Dalam

tiap tahap pelaksanaannya peserta didik harus lebih aktif dalam proses belajar.

Peserta didik merumuskan informasi dan solusi serta harus dapat menyelesaikan hasil

akhir, bisa dalam bentuk produk, presentasi, dan lainnya.

2.1.4 Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning

Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan

keuntungan bagi peserta didik, guru, dan perkembangan kualitas sekolah, seperti yang

disebutkan dibawah ini :

1) Mempersiapkan peserta didik menghadapi dan berkembang sesuai dengan dunia

nyata.

2) Meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, dan mendorong kemampuan

mereka untuk melakukan pekerjaan penting.

3) Menghubungkan pembelajaran di sekolah dengan dunia nyata. Dengan

melaksanakan proyek peserta didik tidak hanya menghafal fakta, namun

menghubungkan dan berpikir bagaimana mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ke

dalam dunia nyata.


17

4) Membentuk sikap kerja peserta didik. Dalam mengerjakan proyek peserta didik

diajak untuk saling mendengarkan pendapat dan bernegosiasi untuk mencari

solusi.

5) Meningkatkan kemampuan-kemampuan komunikasi dan sosial.

6) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

7) Meningkatkan keterampilan peserta didik untuk menggunakan informasi dengan

beberapa disiplin ilmu yang dimiliki.

8) Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

9) Meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan teknologi dalam belajar.

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek. Guru di Whasington State menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek dalam kelas matematika dan sains melaporkan bahwa

muridnya lebih memiliki semangat belajar ketika mengerjakan proyek. Namun, masih

ada kelemahan dan kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran

berbasis proyek, seperti waktu dan biaya yang lebih banyak dibutuhkan. Bahkan

untuk mencapai proses pembelajaran yang maksimal dalam mengimplementasikan

Project Based Learning, diperlukan desain khusus untuk kelas atau sekolah yang

menggunakannya. Tahap pembelajaran dalam model pembelajaran proyek ini selalu

mengikutsertakan presentasi atau performance, maka dibutuhkan disain sekolah dan

kelas yang lebih efektif dan dinamis.

Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dan disesuaikan

dengan kondisi yang ada pada kelas atau sekolah. Desain khusus untuk sekolah dapat
18

diwujudkan jika keadaan memang ideal. Namun, jika sekolah sekolah belum bisa

mewujudkan desain kelas atau sekolah yang sesuai dengan karakter pembelajaran

berbasis proyek, maka guru atau staf sekolah yang lain dapat memaksimalkan

fasilitas yang ada ataupun menyesuaikan dengan kemampuan sekolah dan

kemampuan murid. Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran

berbasis proyek, walaupun keadaan terbatas, guru dapat memotivasi peserta didik dan

bermotivasi agar pembelajaran yang bermakna dapat terwujud.

2.1.5 Keuntungan Pembelajaran Project Based Learning

Menurut Foundation for the rood ahead, keuntungan menggunakan

pembelajaran proyek adalah :

1) Meningkatkan motivasi. Sebelum menggunakan pembelajaran proyek

kebanyakan sisa menolak menggunakan banyak waktu dan sulit untuk dimintai

pertisipasinya untuk melakukan proyek.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian untuk meningkatkan

keterampilan kognitif peserta didik amat dibutuhkan dalam tugas-tugas yang

memerlukan pemecahan masalah dan instruksional yang spesifik tentang

bagaimana memecahkan masalah.

3) Meningkatkan keterampilan penelitian kepustakaan. Kebanyakan proyek yang

dikerjakan peserta didik membutuhkan sejumlah sumber informasi seperti buku-

buku teks, dan kamus-kamus. Informasi teknologi termasuk sumber informasi

utama yaitu computer, cd rom, dan internet.


19

4) Meningkatkan kemampuan kolaborasi. Dalam bekerja yang dibutuhkan sebuah

kelompok bagi peserta didik adalah keterampilan dan berkomunikasi.

5) Meningkatkan sumber keterampilan manajemen. Bagian yang menjadikan

pembelajaran bebas adalah dalam mengambil tanggung jawab untuk melengkapi

tugas-tugas yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran proyek yang baik

memberikan kegiatan instruksi peserta didik dalam mengatur proyek mereka, dan

mengalokasi waktu dan sumber-sumber lainnya seperti perlengkapan untuk

melengkapi tugas-tugas yang sudah terjadwal.

Agar proyek sungguh menarik peserta didik untuk melakukan dan dapat

menambah kedalaman dari pengetahuan mereka, maka beberapa sifat proyek perlu

diperhatikan dalam memilih.

1) Proyek harus menantang peserta didik untuk melakukan dan menyelesaikan.

2) Hasilnya memang sungguh ada gunanya baik untuk masyarakat dan untuk peserta

didik sendiri.

3) Proyek itu tidak terlalu mudah sehingga menantang, tetapi tidak terlalu sulit

sehingga dapat diselesaikan.

4) Proyek itu ada unsurnya membuat sesuatu atau mneliti sesuatu yang belum biasa

dilakukan.

5) Dalam proyek sendiri dimungkinkan beberapa peserta didik bekerja sama secara

intensif.

6) Tentu proyek mengandung prinsip atau nilai kimia, diutamakan membutuhkan

beberapa atau banyak pendekatan.


20

7) Sebaiknya proyeknya bersifat multidisiplin, interdisipliner, sehingga lebih kaya

dan peserta didik dapat mengerti persoalannya secara menyeluruh.

2.2. Chemoentrepreneurship

Konsep pendekatan Chemoentrepreneurship merupakan suatu pendekatan

pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran kimia dikaitkan

dengan objek nyata sehingga selain mendidik, dengan pendekatan

Chemoentrepreneurship ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari proses

pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan

menimbulkan semangat berwirausaha. Pendekatan Chemoentrepreneurship ini

pengajaran kimia akan lebih mmenyenangkan dan memberi kesempatan peserta didik

untuk mengoptimalkan potensialnya agar menghasilkan suatu produk (Supartono,

2006). Peserta didik yang sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak

menutup kemungkinan akan memotivasi peserta didik untuk berwirausaha.

Berdasarkan pemikiran tersebut, pendekatan Chemoentrepreneurship menuntut

potensi peserta didik untuk belajar secara maksimal sehingga mampu menampilkan

kompetensi tertentu. Orientasi Proses belajar peserta didik tidak lagi berorientasi

kepada banyaknya materi pelajaran kimianya subject matter oriented, tetapi lebih

berorientasi kepada kecakapan yang dapat ditampilkan oleh peserta didik life-skill

oriented. Pendekatan pembelajaran yang demikian menjadikan sejumlah kompetensi

dapat dicapai, proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik, peserta didik terfokus
21

perhatiannya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil belajarnya

menjadi lebih bermakna (Supartono, 2006).

Pendekatan pembelajaran kimia Chemoentrepreneurship juga memberi peluang

kepada peserta didik untuk dapat mengatakan dan melakukan sesuatu. Pendekatan

pembelajaran Chemoentrepreneurship diaplikasikan, maka peserta didik dapat

mengolah suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Pembuatan produk akan memotivasi minat belajar peserta didik sehingga peserta

didik bisa mengingat lebih banyak konsep atau proses kimia yang dipelajari. Dampak

dari penerapan Chemoentrepreneurship ini menjadikan belajar kimia bermakna,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2.3 Keterampilan Proses Sains

2.3.1 Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan bebrarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan

secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas.

Sedangkan proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang

digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses juga merupakan

konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus

dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian ( Devi, 2011).

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau

intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena

dengan melakukan keterampilan proses peserta didik menggunakan pikirannya.


22

Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin

mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau

perakitan alat. keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan

sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan

proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental yang meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat diaplikasikan dalam suatu kegiatan

ilmiah. Pembelajaran dengan keterampilan proses memberikan kesempatan kepada

peserta didik agar terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga dengan adanya

interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta

prinsip ilmu pengetahuan, akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri

peserta didik.

2.3.2 Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains

Pembelajaran keterampilan proses sains sangat dibutuhkan oleh peserta didik

diantanya yaitu:

1) Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga para guru

tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak didiknya.

2) Peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika

disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang

dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri.


23

3) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat

relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data

baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori

baru, yang prinsipnya mengandung kebenaran relatif.

4) Proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari

pengembangan sikap dan nilai dari anak didik (Conny, 1992).

Memaknai keempat alasan yang dikemukakan diatas mendorong seorang

pendidik dalam proses pembelajarannya untuk menerapkan suatu pembelajaran yang

bersifat Children Oriented, yang memungkinkan peserta didik untuk bersifat aktif

dalam belajar dan menerapkan cara-cara seperti menerapkan cara-cara seperti yang

dilakukan deorang ilmuwan dalam memahami ilmu pengetahuan.

Penerapan keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar menurut

Anwar Holil ada dua alas an yang melandasinya yaitu :

1) Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju

pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat,

sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada

peserta didik. Maka dari itu peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan

untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak semata-

mata dari guru.

2) Sains itu dipandnag dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses.

Dengan alas an ini betapa pentingnya keterampilan proses bagi peserta didik

untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi peserta didik di masa yang akan
24

dating, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya

(Holil, 2008).

2.3.3 Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains

Jenis-jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya terdiri atas sejumlah

keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada

penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut.

Menurut (Ango, 2002) keterampilan proses sains terdiri dari sebelas

ketarmapilan yaitu, observing (observasi), classifying (klasifikasi), inferring

(menafsirkan), predicting (prediksi), communicating (komunikasi), interpreting data

(interpretasi data), making operational definitions (menerapkan konsep), posing

questions (mengajukan pertanyaan), hypothesizing (hipotesis), experimenting

(bereksperimen), and formulating models (membuat eksperimen).

Sedangkan menurut Yew Mei bahwa keterampilan dasar dalam keterampilan

proses merupakan dasar dari keterampilan terintegrasi yang pada umumnya lebih

kompleks dalam memecahkan suatu permasalahan dalam suatu eksperimen (Mei,

2007).
25

Tabel 2.1 Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains

Ragam jenis KPS menurut para ahli


Menurut Jenis KPS
No.

1. Nuryani Y. Rustaman Observasi, menafsirkan, klasifikasi,


meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis,
merencanakan percobaan, menerapkan
konsep, mengajukan pertanyaan.
2. Conny Semiawan Observasi, berhipotesis, merencanakan
penelitian, mengendalikan variable,
menafsirkan, menyusun kesimpulan,
meramalkan, menerapkan konsep,
berkomunikasi.
3. Wynne Harlen Observasi, berhipotesis, prediksi,
investigasi, interpretasi data, menyusun
kesimpulan, berkomunikasi.

Berdasarkan yang telah diuraikan oleh para ahli diatas, maka penulis

menggabungakan ketiga pendapat yaitu memilih investigasi (merencanakan

percobaan), observasi, klasifikasi, prediksi, interpretasi, dan komunikasi.

2.3.4 Indikator Keterampilan Proses Sains

Indikator keterampilan proses disajikan dalam bentuk tabel, dapat dilihat pada

Tabel 2.2
26

Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikator

Keterampilan Proses Sains Indikator


Investigasi/merencanakan 1) Menyiapkan alat dan bahan
percobaan 2) Membuat tabel hasil pengamatan
Observasi 1) Mengamati perbedaan larutan,
suspensi, dan koloid
2) Mengamati sifat-sifat koloid
effek Tyndall dan adsobsi
3) Mengamati pencampuran bahan
4) Mengamati saat pengadukan
santan dan minyak terpisah
Klasifikasi 1) Mencatat setiap pengamatan ke
dalam tabel
Prediksi 1) Memperkirakan bentuk
campuran (homogen atau
heterogen)
Interpretasi 1) Menganalisis data
2) Membuat kesimpulan sesuai
dengan hasil pengamatan
Komunikasi 1) Mempresentasikan hasil
pengamatan
2) Menyimak pendapat/gambaran
yang disampaikan tiap kelompok
3) Menjawab/menanggapi
pertanyaan

2.3.5 Manfaat Keterampilan Proses Sains

Beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar

dan menengah ialah:

1) Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

2) Memberi bekal peserta didik untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana

mempelajari sesuatu.

3) Membantu peserta didik mengembangkan dirinya sendiri.


27

4) Sangat membantu peserta didik yang masih berada pada taraf perkembangan

berpikir konkret.

5) Mengembangkan kreativitas peserta didik.

2.3.6 Keunggulan dan Kelemahan Keterampilan Proses Sains

Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa keterampilan proses sains

memiliki keunggulan diantaranya :

1) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan.

2) Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting untuk pengembangan

pengetahuan masa depan.

3) Keterampilan proses bersifat kreatif, peserta didik aktif, dapat meningkatkan

keterampilan berpikir dan cara memperoleh pengetahuan.

Sedangkan kelemahan dari pendekatan keterampilan proses diantaranya :

1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit unuk dapat menyelesaikan bahan

pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.

2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah

dapat menyediakan.

3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk

memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan sulit, tidak setiap peserta didik

mampu melaksankannya.
28

2.4 Koloid

2.4.1 Pengertian Koloid

Koloid adalah sistem dispersi. Sistem dispersi atau sistem sebaran adalah suatu

sistem yang menunjukkan bahwa suatu zat terbagi halus dalam zat lain. Zat yang

terbagi atau zat yang terdispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang

digunakan untuk mendispersikan disebut fase pendispersi. Berdasarkan perbedaan

ukuran zat yang didispersikan, sistem dispersi dibedakan atas dispersi kasar atau

suspensi, dispersi halus atau koloid, dan dispersi molekuler atau larutan (Sumardjo,

2009). Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi

Larutan Koloid Suspensi


Contoh : larutan gula Contoh : campuran susu Contoh :
dengan air Campuran air
dengan pasir
Homogen, tak dapat Secara makroskopis bersifat Heterogen
dibedakan walaupun homogen tetapi heterogen
menggunakan jika diamati dengan
mikroskop ultra. mikroskop ultra
Semua partikelnya Partikelnya berdimensi Salah satu atau
berdimensi (panjang, antara 1 nm sampai 100 nm. semua dimensi
lebar, atau tebal) kurang partikelnya lebih
dari 1 nm. besar dari 100
nm.
Satu fase Dua fase Dua fase
Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring kecuali Dapat disaring
penyaring ultra

Menurut (Purba, 2006), kita dapat menemukan campuran yang tergolong

larutan, koloid, atau suspensi dalam kehidupan sehari-hari.


29

Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, alkohol 70%, dan air laut.

Contoh koloid : susu cair, santan, jelli, selai, mentega, dan mayonaise.

Contoh suspensi : air sungai yamg keruh, campuran air dengan pasir, dan campuran

kopi dengan air.

2.4.2 Jenis-jenis koloid

Menurut (Purba, 2006) jenis-jenis koloid terdiri dari :

1) Koloid yang fase terdispersinya padat disebut sol.

Ada tiga jenis sol yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair),

dan sol gas (padat dalam gas).

2) Koloid yang fase teridpersinya cair disebut emulsi.

Ada tiga jenis emulsi yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam

cair), dan emulsi gas (cair dalam gas).

3) Koloid yang fase terdispersinya gas disebut buih.

Hanya ada dua jenis buih yaitu buih padat dan buih cair. Campuran antara gas

dengan gas selalu bersifat homogen, jadi merupakan larutan, bukan koloid, dengan

demikian ada 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Perbandingan Sistem Koloid

No Fase Fase Nama Contoh


Terdispersi Pendispersi
1. Padat Gas Aerosol Asap, debu di
udara
2. Padat Cair Sol Sol emas, tinta,
cat
30

3. Padat Padat Sol padat Intan hitam,


gelas berwarna
4. Cair Gas Aerosol Kabut dan awan
5. Cair Cair Emulsi Susu, santan,
minyak ikan
6. Cair Padat Emulsi padat Jelli, mutiara
7. Gas Cair Buih Buih sabun, krim
kocok
8. Gas Padat Buih padat Karet busa, batu
apung, stirofoam
(Purba, 2006)

2.4.3 Sifat-sifat Koloid

Adapun sifat-sifat koloid menurut (Chang, 2005) adalah sebagai berikut:

1) Efek Tyndall

Efek Tyndall yaitu penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Contohnya sorot

lampu mobil pada udara yang berkabut.

2) Gerak Brown

Gerakan zig-zag dari partikel koloid dalam medium pendispersi disebut dengan

gerak brown.

3) Muatan Koloid, meliputi elektroforesis dan adsorpsi.

Elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh medan listrik.

Partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju katoda, dan sebaliknya.

Sedangkan adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu molekul atau ion pada

permukaan zat. Sifat adsorpsi dari Sistem koloid dapat kita manfaatkan antara lain,
31

pada proses penyembuhan sakit perut (diare) oleh serbuk karbon (norit) dan proses

pemutihan gula pasir.

4) Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid membentuk endapan. Apabila

koagulasi terjadi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi

dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau

secara kimia seperti penambahan elektrolit, dan pencampuran koloid yang berbeda

muatan.

5) Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain dari proses

koagulasi atau penggumpalan. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat

terdispersi sehingga tidak dapat lagi mengelompok.

6) Dialisis

Dialisis adalah pemisahan koloid dari ion-ion terlarut. Koloid dimasukkan ke

dalam kantong yang terbuat dari selaput semi permiabel yaitu selaput yang dapat

dilewati molekul atau ion tetapi tidak dapat dilewati partikel koloid.

7) Koloid liofil dan koloid liofob menurut (Purba, 2006), dijelaskan sebagai berikut:

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan

koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-

menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti

suka cairan (Yunani: lio = cairan, philia = suka). Sebaliknya, suatu koloid disebut

koloid liofob jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob
32

berarti tidak suka cairan (Yunani: lio = cairan, phobia = takut atau benci). Jika

medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing-

masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Contoh koloid hidrofil yaitu :

sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin. Sedangkan contoh dari koloid

hidrofob yaitu : sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.

Perbandingan sifat dari sol hidrofil dengan sol hidrofob dapat dilihat pada Tabel

2.5 (Purba, 2006).

Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob

Sol Hidrofil Sol Hidrofob


Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang Hanya stabil pada konsentrasi kecil
relatif besar
Tidak mudah digumpalkan dengan Mudah menggumpal pada
penambahan elektrolit penambahan elektrolit
Viskositas lebih besar daripada Viskositas hampir sama dengan
mediumnya mediumnya
Bersifat reversible Tidak reversible
Efek Tyndall lemah Efek Tyndall lebih jelas

2.4.4 Peranan Koloid dalam Industri Kosmetik, Makanan, dan Farmasi

Menurut (Hanata, 2009), peranan koloid dalam industri kosmetik, makanan, dan

farmasi yaitu:

1) Dalam Industri Kosmetik

Bagi kalian para wanita, mungkin tak ada yang asing dengan kosmetik. Bahkan,

saat ini kosmetik tidak hanya digunakan oleh kaum wanita saja, akan tetapi kaum

pria pun mulai menggunakannya. Hal ini ditunjukkan dengan beragamnya


33

kosmetik yang diperuntukkan khusus pria maupun khusus wanita. Contoh koloid

dalam bidang kosmetik yaitu kita sering menggunakan koloid dalam pelarut

tertentu seperti pembersih muka, pewangi badan berbentuk spray, semprot rambut,

jell untuk rambut, dan produk kosmetik lainnya

2) Dalam Bidang Makanan

Makanan yang kita konsumsi sehari-hari ada yang berbentuk padatan ataupun

cairan tetapi terkadang beberapa makanan yang berbentuk padatan sulit untuk

dicerna, sehingga oleh pabrik, produk-produk makanan dibuat dalam bentuk

koloid. Produk

produk makanan yang menggunakan sistem koloid antara lain kecap, saus, keju,

mentega, dan krim.

3) Dalam Bidang Farmasi

Sama halnya makanan, obat pun ada yang berwujud padatan (tablet) sehingga

anak-anak sulit untuk menelannya. Solusi untuk mengatasinya yaitu, obat tersebut

dikemas dalam bentuk koloid sehingga mudah diminum. Contohnya obat batuk

yang berbentuk sirup.

2.4.5 Pembuatan Koloid

Penjelasan mengenai pembuatan koloid sesuai yang tercantum dalam (Supardi

& Luhbandjono, 2008), dijelaskan sebagai berikut:

Koloid dibuat dengan dua cara, yakni cara dispersi dan kondensasi. Cara dispersi

adalah pembuatan koloid dengan memperkecil zat terdispersi menjadi partikel-

partikel koloid dengan cara:


34

1) Dispersi mekanik

Pada cara ini partikel besar digerus menjadi partikel koloid dengan penggilingan.

2) Dispersi elektrolit

Pada cara ini dua elektroda logam (platina, emas atau perak) dimasukkan ke dalam

air dengan dialiri listrik berpotensial tinggi. Logam akan menguap dan

mengkondensasi sebagai partikel koloid.

3) Peptisasi

Pada cara ini partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid dengan cara

menambah air atau zat peptisasi lain. Contoh: serbuk AgCl + air suling → koloid,

endapan Al(OH)3 + HCl encer → koloid, larutan FeCl3 + H2O → koloid Fe(OH)3.

Sedangkan cara kondensasi pada dasarnya adalah cara pembuatan koloid melalui

reaksi kimia lebih dahulu. Terdapat 4 reaksi yang menghasilkan koloid :

1) Cara reduksi

Contoh: 2AuCl3 + SnCl2 → 2Au + 2SnCl4

2) Cara oksidasi

Contoh: 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(koloid)

3) Cara hidrolisis

Contoh: FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

4) Cara dekomposisi rangkap

Contoh: AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)


35

2.5 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang mengkaji tentang metode Project Based Learning berbasis

chemoentrepreneurship untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik.

Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang efektif diterapkan

dalam pembelajaran.

Penelitian (Wiyarsi & Partana, 2009) menyimpulkan bahwa penerapan

pembelajaran berbasis proyek cukup efektif dalam meningkatkan aspek kemandirian,

aspek kerja sama kelompok, dan aspek penguasaan psikomotorik.

Penelitian menurut (Widyaningrum, dkk, 2014) bahwa keterampilan proses

sains siswa dapat dilakukan pada ranah kognitif dan psikomotorik peserta didik.

Karena keterampilan proses sains siswa merupakan keterampilan dasar untuk

meningkatkan nilai sikap serta keterampilan siswa.

Penelitian (Siw, dkk, 2013) menyebutkan bahwa ada pengaruh pembelajaran

berbasis proyek dengan keterampilan proses sains ditijau dari gaya kognitif siswa.

2.6 Kerangka Berpikir

Ide pokok dibalik Project Based Learning adalah untuk meningkatkan

keterampilan proses sains peserta didik sehingga dapat menimbulkan sikap yang

kreatif dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

Tahap operasional ini, anak seusia mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat

besar. Peserta didik lebih tertarik untuk mengamati hal yang menarik baginya. Dalam

hal ini, pembelajaran yang berorientasi chemoentrepreneurship sangat membantu


36

mengarahkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang langsung dikaitkan

dengan produk nyata.

Metode Project Based Learning merupakan salah satu dari metode-metode

pembelajaran yang membantu peserta didik menggali informasi, ide-ide,

keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan cara-cara mengekspresikan diri sendiri

dengan melihat proyek-proyek yang telah disediakan oleh guru. Selain itu guru juga

mengajari bagaimana cara menemukan ide-ide yang berkaitan dengan proyek yang

tersedia. Salah satu strategi mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik dan

meningkatkan keterampilan proses sains. Menurut teori ini, peserta didik di dalam

proses belajar membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi atas apa yang

sudah dimiliki dengan lingkungannya pada situasi baru. Metode pembelajaran Project

Based Learning memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguji

gagasannya, mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan awal yang sudah

dimiliki sebelumnya dan pengetahuan yang di dapat selama proses belajar

berlangsung.

Diharapkan juga peserta didik akan lebih bersemangat dalam belajar karena

menggunakan metode yang berbeda dari yang biasanya hanya berupa metode

ceramah saja. Koloid merupakan materi yang bersifat teori dan hafalan. Namun

sesungguhnya sangat dekat dengan kehidupan peserta didik. Materi koloid

merupakan materi yang nyata dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya dalam bidang farmasi, makanan, kosmetik. Oleh karena itu alangkah

baiknya jika kita mengajak peserta didik untuk lebih menyenangi materi ini dengan
37

memberikan pendekatan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dan mengajak

peserta didik untuk mengerjakan tantangan dengan dunia nyata dimana melakukan

dan mengalaminya sendiri sehingga kreatifitasnya dapat berkembang. Demikian,

penggunaan model pembelajaran Project Base Learning yang berbasis

chemoentrepreneurship akan dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta

didik ke arah yang lebih baik pada materi ajar sistem koloid. Kerangka berpikir pada

penelitian ini lebih dijelaskan pada Gambar 2.1.

Pembelajaran berpusat Pembelajaran berpusat pada


pada guru keterampilan peserta didik dan pendekatan
proses sains (KPS) secara KPS
10
kurang berkembang
LKS
Langkah PjBL Inovasi
1) Star with the Pembelajaran
Indikator KPS
Essential
Question 1) Investigasi
2) Design a Plan 2) Observasi
PjBL
for the Project 3) Klasifikasi
3) Creat a 4) Interpretasi
schedule 5) Prediksi
4) Monitor the 6) Komunikasi
student and Metode PjBL yang di
the progress gunakan dapat
of the project meningkatkan KPS
5) Assess the
boutcome
6) Evaluate the
experience

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


38

2.7 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka peneliti mengajukan hipotesis metode

Project Based Learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan

proses sains peserta didik pada materi koloid.


39

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Subjek Penelitian

3.1.1 Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun

pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua

anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajarai sifat-sifatnya

(Sudjana, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA

SMA N 1 BERGAS Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 3

kelas yaitu kelas XI IPA1 sampai XI IPA 3. Banyaknya siswa dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA N 1 Bergas

Kelas Jumlah Siswa


XI IPA 1 31
XI IPA 2 32
XI IPA 3 32
(sumber: Administrasi kesiswaan SMA N 1 Bergas Tahun ajaran 2014/2015)

3.1.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Pengambilan sampel penelitian

di dalam populasi berupa kelompok yang dilakukan secara acak, dimana kelas-kelas
40

tersebut yang berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama. Salah satu

kelas bertindak sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas lainnya sebagai kelas

kontrol.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel bebas

Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(Sugiyono, 2012). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran.

Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen yaitu metode Project

Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship, sedangkan pada kelas kontrol

tanpa menggunakan metode metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship.

3.2.2 Variabel terikat

Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012).Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1

Bergas.

3.2.3 Variabel kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh


41

faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2012).Variabel kontrol dalam penelitian ini

antara lain kurikulum KTSP, RPP, guru, materi, dan jumlah jam pelajaran.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data

yang mendukung penelitian. Hal ini mengenai nama-nama siswa anggota populasi

dan data nilai ujian semester ganjil mata pelajaran kimia. Data yang dikumpulkan ini

digunakan untuk análisis tahap awal.

3.3.2 Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data tentang keterampilan proses

sains siswa yang diajar menggunakan pembelajaran Project Based Learning maupun

siswa yang tidak diajar dengan menggunakan pembelajaran Project Based Learning

untuk materi kimia koloid. Perangkat tes yang digunakan adalah soal keterampilan

proses sains berupa pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.

3.3.3 Metode Observasi

Metode observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung

terutama pada sikap dan keterampilan labolatorium siswa. Metode observasi ini

digunakan untuk mengetahui pencapaian keterampilan proses sains siswa pada ranah

sikap dan keterampilan laboratorium siswa. Pengamatan sikap dan keterampilan

laboratorium kedua kelas dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan oleh guru pengampu dan observer.


42

3.3.4 Angket

Angket berguna untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran

Project Based Learning berbasis Chemoentreprenurship yang telah diberikan pada

siswa di akhir seluruh pertemuan kegiatan pembelajaran.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1 Tahap Persiapan

1) Menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dan menyusun perangkat

pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar

kegiatan siswa (LKS).

2) Menyusun instrumen penelitian berupa soal tes obyektif, lembar observasi dan

lembar angket kepada kelas yang telah ditentukan.

3) Melakukan konsultasi instrumen.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan

1) Pemberian pretest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2) Pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen yaitu menerapkan metode

pembelajaran Project Based Learning dengan bantuan LKS.

3) Pemberian perlakuan kepada kelompok kontrol yaitu tanpa menggunakan metode

Project Based Learning.

4) Pemberian postest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

5) Tahap pengukuran hasil eksperimen.


43

Pada tahap ini, pengukuran atau penilaian pada sikap siswa dilakukan pada saat

proses pembelajaran. Penilaian untuk soal keterampilan proses sains dilakukan

setelah memperoleh pembelajaran, sedangkan untuk keterampilan laboratorium

dilakukan saat proses pembelajaran. Penilaian pada siakap siswa menggunakan

angket, untuk keterampilan laboratorium dengan menggunakan lembar observasi,

sedangkan penilaian pada soal keterampilan proses sains dengan menggunakan tes

obyektif.

3.5 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest–Posttest Control

Group Design yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun

posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain tersebut dapat dijelaskan

pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Desain Penelitian “Pretest – Posttest Control Group Design”

Kelompok Awal Perlakuan Akhir


Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2

Keterangan :
Y1 = pretes
Y2 = postes
X1 = pembelajaran menggunakan metode pembelajaran PjBL

X2 = pembelajaran menggunakan metode ceramah


(Sukardi, 2008).
44

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan

data. Kualitas instrumen menentukan kualitas data yang terkumpul (Suharsimi, 2008).

Instrumen yang dibuat untuk penelitian yaitu: silabus, rencana pembelajaran, LKS,

angket, lembar observasi keterampilan labolatorium, serta soal keterampilan proses

sains pretest dan posttest. Sebelum alat pengumpulan data yang berupa tes obyektif

digunakan untuk pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Hasil uji coba

dianalisis untuk mengetahui apakah memenuhi syarat sebagai alat pengambil data

atau tidak. Instrumen yang diuji cobakan dalam penelitian ini yaitu : soal

keterampilan proses sains untuk pretest dan posttest.

3.6.1 Materi

Materi pokok dalam penelitian ini yaitu materi pelajaran kimia kelas XI

semester genap materi koloid dengan merujuk pada silabus dan kurikulum KTSP.

3.6.2 Metode Penyusunan Instrumen

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah:

1) Lembar observasi sikap, keterampilan labolatorium.

2) Angket tanggapan siswa tentang pembelajaran menggunakan metodel Project

Based Learning.

3) Instrumen tes (soal keterampilan proses sains pretest dan posttest)


45

Sebelum mengadakan pembelajaran harus dipersiapkan perangkat pembelajaran

yang dituangkan dalam silabus dan RPP. Berbagai rancangan pembelajaran yang

disusun peneliti disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa di luar

sampel. Uji coba soal dilakukan pada siswa kelas yang sudah mendapat materi

koloid. Tujuan uji coba adalah untuk memperoleh butir tes yang mempunyai kategori

baik dan bisa dipakai untuk penelitian. Analisis perangkat tes adalah analisis untuk

mengetahui validitas,daya pembeda soal, tingkat kesukaran soal dan reliabilitas.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu

instrumen. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan (suharsimi, 2008)

Validitas tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan

validitas butir soal.

1) Validitas Isi Soal

Untuk memenuhi validitas isi soal, sebelum instrumen disusun, peneliti

menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu berdasarkan kurikulum yang berlaku,

selanjutnya dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing.

2) Validitas Butir Soal

Pengukuran validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus koefisien

korelasi poin biseral yaitu:


46

rpbis √

Keterangan:

rpbis = koefisien korelasi point biseral

Mp = rerata skor siswa yang menjawab benar

Mt = rerata skor siswa total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah

q= 1 – p

Hasil perhitungan rpbis dikoreksi ke dalam thit untuk mencari signifikasi dengan

rumus:


thit

Keterangan:

t = t (hitung)atau nilai t yang diperoleh melalui perhitungan

γbi= koefisien korelasi point biserial

n = jumlah siswa

Kriteria: Jika tTabel > thit dengan dk = (n–2) maka butir soal tersebut valid. (Suharsimi,

2008)

Berdasarkan analisis uji coba menunjukkan bahwa terdapat 20 butir soal uji coba

yang valid dari 30 soal objektif, yaitu nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
47

15, 18, 22, 23, 24, 25, dan 27. Soal-soal valid tersebut belum tentu dapat dipakai

sebagai soal post test, karena selain valid, soal yang dijadikan sebagai soal pos test

juga harus memenuhi kriteria daya pembeda, indeks kesukaran, dan reliabilitas.

b. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan siswa yang

mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah

(Suharsimi, 2008). Adapun yang menunjukan besarnya daya beda disebut indeks

diskriminasi dan disingkat D. Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung

besarnya daya beda soal sebagai berikut:

1) Seluruh siswa tes dibagi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah

2) Mengurutkan skor hasil tes uji coba mulai dari skor teratas sampai skor terbawah

3) Menghitung indeks diskriminasi soal dengan rumus :

(Suharsimi, 2008)

Keterangan:

D = Daya beda

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar


48

Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

0,0 < D  0,2 daya pembeda jelek (poor)

0,2< D  0,4 daya pembeda cukup (satisfactory)

0,4< D  0,7 daya pembeda baik (good)

0,7< D ≤ 1,0 daya pembeda baik sekali (excellent)

Bila D negatif, semua jenjang tidak baik. Sehingga butir soal yang mempunyai D

negatif, sebaiknya dibuang. (Suharsimi, 2008)

Bila D negatif, semua jenjang tidak baik. Sehingga butir soal yang mempunyai D

negatif, sebaiknya dibuang. (Suharsimi, 2008). Berdasarkan hasil perhitungan daya

pembeda soal maka diperoleh hasil pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Objektif

Kriteria Baik sekali Baik Cukup Jelek


Butir soal 6, 8, 9, 10, 11, 1, 2, 4, 5, 7, 3, 16, 17, 19,
14, 18, 24, 27 12, 13, 15, 22, 20, 21, 26, 28,
23, 25 29,30
Jumlah 0 9 11 10

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah (tingkat

kesukaran seimbang). Soal yang baik akan benar-benar dapat mengukur kemampuan

siswa yang diteliti. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal

disebut indeks kesukaran yang besarnya antara 0,00 – 1,00 diambil dari buku

(Sudjana, 2005). Tingkat kesukaran soal bisa dihitung dengan menggunakan rumus:
49

IK

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut:

soal dengan 0,00 < IK < 0,30 adalah soal sukar;

soal dengan 0,31 < IK < 0,70 adalah soal sedang;

soal dengan 0,71 < IK < 1,00 adalah soal mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal diperoleh soal yang termasuk kategori

“mudah” yaitu soal nomor 16, 17, 21, 28, 29, 30. Soal yang termasuk kategori

“sedang” yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20,

22, 23, 24, 25, 26, 27. Soal yang termasuk kategori “sukar” yaitu nomor 5.

d. Uji Reliabilitas Soal

Reliabilitas soal adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada objek yang sama

(Suharsimi, 2008). Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat

memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah

subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.

Untuk mengetahui reliabilitas soal untuk soal obyektif, maka digunakan rumus

sebagai berikut :

( )( )
50

Jika r11> rTabel maka tes tersebut dikatakan reliabel

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = banyaknya butir soal

p = proporsi subjek yang menjawab benar pada sesuatu butir soal

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p)

S2 = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Harga r11 yang dihasilkan jika r11 > 0,7 maka instrumen tersebut reliabel (Suharsimi,

2008). Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh r11 sebesar 0,94 sehingga soal

objektif dinyatakan reliabel.

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang merupakan tahap

pemadanan sampel dan tahap akhir yang merupakan tahap analisis data untuk

menguji hipotesis penelitian.

3.7.1 Analisis Data Awal

3.7.1.1 Uji Normalitas

Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau

tidak. Hal ini juga menentukan uji statistik selanjutnya. Jika data terdistribusi normal,

uji statistiknya adalah uji parametrik sedangkan jika data terdistribusi tidak normal uji

statistiknya adalah uji non parametrik.

Langkah-langkah uji normslitas adalah sebagai berikut:

1) Mengelompokkan data hasil tes dalam bentuk data interval


51

2) Menentukan rata-rata data interval dengan rumus


̅= ∑

3) Menentukan simpangan baku data interval dengan persamaan

∑ ∑
S = √( )

4) Menentukan batas-batas interval

5) Menentukan angka standar dengan rumus

̅
Z=

6) Menentukan luas daerah

7) Menentukan frekuensi harapan yang merupakan hasil kali luas daerah dengan

jumlah peserta

8) Menentukan chi kuadrat dengan rumus

Keterangan:

2 = chi kuadrat

Oi = frekuensi pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

k = banyak kelas interval


52

(Sudjana, 2005).

Membandingkan harga chi kuadrat data dengan tabel chi kuadrat dengan taraf

signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk)= k-3 kemudian menarik kesimpulan, jika

X2hitung< X2Tabel maka data berdistribusi normal.

3.7.1.2 Uji Homogenitas Populasi

Uji Homogenitas Populasi digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya

varians populasi. Homogenitas populasi perlu diuji karena teknik cluster random

sampling hanya bisa digunakan pada populasi yang homogen. Langkah-langkah

perhitungan adalah sebagai berikut:

1) Menghitung S2dari masing-masing kelas.

2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:


3) Menghitung harga satuan B dengan rumus:

( )∑

4) Menghitung nilai statis chi-kuadrat χ2 dengan rumus:

{ ∑ }

Keterangan:
si2 = variansi masing-masing kelompok
s2 = variansi gabungan
B = koefisien Bartlett
ni = jumlah siswa dalam kelas
53

Kriteria pengujian: Ho diterima jika X2hitung ≤ X2(1-a) (k-1), dimana X2(1-a) (k-1) didapat dari

daftar distibusi chi kuadrat dengan peluang (1-a) dan dk=(k-1)

(Suharsimi, 2008).

3.7.2 Analisis Data Akhir

Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka didapatkan data

yang digunakan dalam analisis data akhir yaitu data hasil pretest dan postest. Dari

hasil data akhir ini akan digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah

dikemukakan. Langkah-langkah sebagai berikut:

3.7.2.1 Uji Kesamaan Varians

Uji kesamaan varians digunakan untuk mengetahui kesamaan dua kelas

setelah perlakuan.

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ho : ,

Ha : ,

Rumus :

Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5% dengan dk pembilang adalah

banyaknya data varian terbesar dikurangi satu dan dk penyebut adalah banyaknya

data varian terkecil dikurangi satu, maka diperoleh sebagai FTabel.

Setelah didapat nilai Fhitung kemudian dibandingkan dengan nilai FTabel. Jika
54

Fhitung< , maka Ho diterima yang berarti kedua kelas tersebut

mempunyai varians yang sama.

3.7.2.2 Uji t

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan keterampilan

proses sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol atau sebaliknya. Jika hasil

kesamaan dua varians menunjukkan bahwa;

digunakan rumus t

x1  x 2
t
1 1
s 
n1 n2

Jika 1222 digunakan rumus t‟

X1  X 2
t‟hitung = (Sudjana, 2005)
S 1
2
 
/ n1  S 22 / n2 
Keterangan:

x1 : nilai rata-rata kelompok 1

x2 : nilai rata-rata kelompok 2


2
s1 : varians data pada kelompok 1
2
s2 : varians data pada kelompok 2

s2 : varians gabungan

n1 : banyaknya subjek pada kelompok 1

n2 : banyaknya subjek pada kelompok 2


55

3.7.2.3 Uji Average Normalized Gain (G)

Untuk mengetahui besar peningkatan keterampilan proses sains siswa

sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan. Peningkatan

keterampilan proses sains siswa dapat dihitung menggunakan rumus gain sebagai

berikut

Keterangan:

Sf = skor rata-rata posttest (%) % S f  % Si


g 
100  % Si
Si = skor rata-rata pretest (%).

Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut:

Tinggi : g > 0,7

Sedang : 0,3 ≤ g ≤ 0,7

Rendah: g < 0,3

3.7.2.4 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Aspek Sikap dan Keterampilan
Labolatorium

Data hasil sikap dan keterampilan labolatorium diperoleh dengan cara observasi.

Analisis yang dilakukan, analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai

sikap maupun keterampilan labolatorium siswa .Penilaian sikap dilakukan di kelas

kontrol dan kelas eksperimen, sedangkan penilaian keterampilan labolatorium hanya

dilakukan di kelas eksperimen. Analisis hasil pengisian dilakukan dengan memberi

skor pada masing-masing butir pada lembar pengisian lembar penilaian sikap dan

keterampilan laboratorium. Menganalisis hasil data yang berasal dari lembar


56

penilaian sikap dan keterampilan laboratorium bertingkat 1 sampai 4. Rumus yang

digunakan :

NP% = x 100%

Keterangan :

NP% = persentase nilai siswa yang diperoleh

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimal

Tabel 3.4 Kriteria rata-rata nilai sikap dan keterampilan laboratorium

Rata-rata nilai kelas Kriteria


x ≥ 80 Sangat Baik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
( Tim Depdiknas 2003b: 15)

Selain itu tiap aspek dari sikap dan keterampilan laboratorium kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis untuk menggunakan rata-rata nilai tiap

aspek dalam satu kelas. Adapun rumus yang digunakan :

Rata-rata nilai tiap aspek =


57

Dari tiap aspek dalam penilaian sikap dan keterampilan proses sains dapat

dikatagorikan sebagai berikut :

4-3,99 : tinggi

2-3,99 : sedang

1-2,99 : rendah

≤ 1,99 : sangat rendah

(Sarwanto, 2009:05)

3.7.2.5 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Angket

Pada analisis tahap ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa.

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia materi koloid menggunakan metode

Project Based Learning yang diungkapkan dalam bentuk angket. Analisis hasil

pengisian dilakukan dengan memberi skor pada masing-masing butir pada lembar

pengisian angket. Menganalisis hasil data yang berasal dari angket bertingkat 1

sampai 4. Jawaban terhadap masing-masing pertanyaan dinyatakan dalam 4 katagori,

yaitu SS (sangat stuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).

Bobot untuk kategori SS (sangat setuju) = 4; S (setuju) = 3; TS (tidak setuju) = 2; dan

STS (sangat tidak setuju) = 1. Perhitungan dengan menggunakan persentase (%)

masing-masing tanggapan. Rumus yang digunakan adalah:

NP% = x 100%
58

Keterangan :

NP% = persentase nilai siswa yang diperoleh

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimal

3.7.2.6 Reliabilitas Angket

Reliabilitas angket dihitung dengan rumus Alpha Cronbach dengan rumus:

( )

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

n : jumlah butir angket

: jumlah varians butir angket

: varians total

(Sudjana, 2005)

Kriteria pengujian reliabilitas yaitu nilai r11≥ 0,7

3.7.2.7 Reliabilitas Lembar Observasi

Reliabilitas lembar observasi untuk menilai sikap dan keterampilan

laboratorium siswa dapat dihitung menggunakan inter rater reliability (sugiyono,

2012). Rumus yang digunakan :


59

Keterangan:

r11 : reliabilitas

Ve : varians eror

Vp : varians responden

k : jumlah rater

Kriteria pengujian yaitu nilai r11≥ 0,7


60

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Bergas, Kabupaten Semarang pada

tanggal 10 Maret sampai 10 Juni 2015. Penelitian yang dilakukan menggunakan

metode eksperimen yaitu terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol

adalah XI-1tanpa menggunakan metodeProject Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship, sedangkan kelas eksperimen adalahXI-2 dengan penerapan

metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship. Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Kelas kontrol dan kelas eksperimen mendapatkan empat kali

pertemuan.Pertama penelitian di awali dengan adanya prettestdan posttest.Prettest

dan posttestini di lakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa.

Sedangkan pertemuan pertama mulai dengan pokok bahasan materi mengidentifikasi

yang termasuk suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid dengan melakukan percobaan

sederhana. Pertemuankedua membahas pokok bahasan materi hasil sifat-sifat koloid

dengan melakukan percobaan sederhana dan membuat desain proyek es krim dan

VCO. Pertemuan ketiga dilanjutkan dengan pokok bahasan pembuatan koloid dan

membuat jadwal membuat proyek. Kemudian pertemuan keempat melanjutkan

materi dengan pokok kegunaan koloid, mengevaluasi proyek dengan membuat

laporan dan menjawab pertanyaan. Sedangkan untuk kelas kontrol sama materi yang
61

diajarkan tetapi tidak melakukan percobaan sederhana dan membuat proyek.

Perbedaan kedua kelas tersebut terdapat pada kegiatan inti. Kelas kontrol

menggunakan metode ceramah yang pada kegiatan intinya, siswa di jelaskan terlebih

dahulu mengenai pokok bahasan materi, sedangkan kelas eksperimen menggunakan

metode pembelajaran Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship

dimana pada kegiatan inti siswa tidak dijelaskan terlebih dahulu mengenai materi,

hanya saja guru memberikan bimbingan dan penguatan.

4.1.1 Analisis Data Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan untuk membuktikan bahwa antara kelas kontrol

dan kelas eksperimen memiliki kondisi awal yang sama. Analisis tahap awal yang

diperoleh dapat digunakan sebagai syarat pengambilan teknik sampling. Karena data

yang dihasilkan berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama sehingga

digunakan teknik cluster random sampling. Data yang digunakan pada analisis tahap

awal ini adalah data UTS (ulangan tengah semester) kimia kelas XI IPA SMA Negeri

1 Bergas Kabupaten Semarang pada semester genap. Tabel 4.1 menunjukkan data

awal populasi kelas XI IPA yang berjumlah 3 kelas.

Tabel 4.1 Data Awal Populasi Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bergas

Kelas N Rata-rata SD Skor Skor


tertinggi terendah
XI-1 31 80.322 96.026 98 60
XI-2 32 80.453 130.764 96 53
XI-3 32 80.193 101.028 98 60
62

4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas Populasi

Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas dilakukan dengan cara membandingkan harga chi kuadrat data

dengan tabel chi kuadrat dengan taraf signifikan 5% kemudian menarik kesimpulan,

jika maka dara berdistribusi normal.Untuk kelas XI-1 diperoleh

nilai 6,9550953 dengan criteria dan dk = 6 diperoleh

Karena maka dapatdisimpulkan bahwa kelas XI-1 berdistribusi

normal. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Populasi

Kelas Kriteria
XI-1* 6,9550953 7,81 Berdistribusi normal
XI-2* 6,625200405 7,81 Berdistribusi normal
XI-3 6,984592229 7,81 Berdistribusi normal
*sampel kelas penelitian

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh untuk setiap data lebih

kecil dari hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas

populasi dapat dilihat pada lampiran 12, 13, dan 14.

4.1.1.2 Hasil Uji Homogenitas Populasi

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi dalam keadaan

homogen atau tidak. Pada uji ini digunakan teknik cluster random samplingdenga uji

chi kuadrat. Suatu populasi dikatakan homogen jika untuk seluruh data lebih

kecil dari Dari perhitungan diperoleh = 0,861 lebih kecil dari =


63

5,99. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen).

Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 15.

4.1.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)

Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji anava untuk

mengetahui kesamaan rata-rata dari 3 kelas.Suatu populasi dikatakan memiliki

kesamaan rata-rata jika Fhitung< FTabel. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 0,20

dan Ftabel = 3,10. Karena Fhitung <FTabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan awal dari ketiga kelas anggota populasi tersebut. Uji kesamaan rata-rata

keadaan awal populasi dapat dilihat pada lampiran 16.

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas, uji homogenitas dan uji anava,

menunjukkan bahwa populasi berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang

sama serta tidak ada perbedaan rata-rata dari populasi, maka syarat pengambilan

sampel cluster random sampling terpenuhi. Berdasarkan pengambilan sampel secara

acak terpilih kelas XI-1 dan XI-2 sebagai sampel penelitian ini.

4.1.2 Analisis Data Selama Proses Pembelajaran PjBL Berbasis


Chemoentrepreneurship
Analisis tahap ini dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan.

Data yang digunakan dalam analisis tahap ini adalah data hasil tes akhir (posttest)

sedangkan nilai (pretest) digunakan untuk mengetahui keadaan awal, baik kelas

eksperimen maupun kontrol. Nilai pretest dimaksudkan baik kelas kontrol dan kelas

eksperimen memiliki tingkat keterampilan proses sains yang hampir sama pada
64

materi koloid. Data keterampilan proses sains yang diperoleh dari nilai pretest dan

posttest materi koloid pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Data Nilai Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas kontrol Kelas eksperimen


Sumber variansi
Pre test Pos test Pretest Pos test
Rata-rata 44,51 75,96 44,53 83,7
Varians 9,51 9,34 10,87 7,72
Nilai Tertinggi 60 95 65 95
Nilai terendah 30 60 30 60
Rentang 30 35 35 35
∑ yang ≥ 75 0 20 0 30

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil pretest

dan posttest yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan

teknik statistik apakah memakai teknik statistik parametrik atau nonparametrik.

Teknik statistik parametrik digunakan apabila data yang dianalisisberdistribusi

normal sedangkan teknik statistik nonparametrik digunakan apabila data tidak

berdistribusi normal. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika X2hitung< X2Tabel.

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4Hasil Uji Normalitas

Kelas Data X2hitung Kriteria


Kontrol Pre test 4,71 Berdistribusi normal
Eksperimen Pre test 6,19 Berdistribusi normal
Kontrol Pos test 6,55 Berdistribusi normal
Eksperimen Pos test 7,40 Berdistribusi normal
65

Berdasarkan hasil analisis diperoleh X2hitung untukksetiap data lebih kecil dari

X2Tabel dengan dk = 6 dan α = 5%,yang berarti data berdistribusi normal. Data yang

telah dianalisis berdistribusi normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah

statistik parametrik. Uji normalitas data hasil pretest kelas kontrol dan kelas

eksperimen dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19, sedangkan uji normalitas data

hasil postestkelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 23 dan

24.

4.1.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui ada perbedaan

varians tidak dari dua kelas yang diteliti, kedua kelas dikatakan tidak ada perbedaan

jika Fhitung < FTabel. Hasil uji kesamaan dua varians data hasil pretest dan postest

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Data Postest

Data Fhitung FTabel Kriteria


Pre test 1,306 2,07 Kedua kelas mempunyai varians yang sama
Pos test 1,464 2,06 Kedua kelas mempunyai varians yang sama

Hasil perhitungan diperoleh harga Fhitungpretestsebesar 1,306

sedangkanFhitungposttest sebesar 1,464.Hasil keduanya lebih kecil dari FTabel, jadi

dapat dikatakan Fhitung < FTabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians kedua

kelas sama untuk pretest dan posttest. Uji kesamaan dua varians data hasil pretest

kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran, sedangkan uji
66

kesamaan dua varians data hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat

dilihat pada lampiran 25.

4.1.2.3 Uji t

Uji t nilai postest dilakukan untuk mengetahui apakah peningkatan proses

sains siswa kelas eksperimen lebih baik daripada keterampilan proses sains siswa

kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan. Data yang digunakan dalam uji hipotesis

adalahdata hasil postest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji t posttest

dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Uji tPosttest

Data Thitung TTabel Kriteria


Pos 3,606 1,99 Rata-rata posttest kelas eksperimen lebih baik
test daripada kelas kontrol

Berdasarkanhasil analisis uji t postest diperoleh nilai thitung lebih besar dari

t(1-α)(n1+n2-2) dengan dk = 61 dan taraf signifikan 5%, terlihat bahwa untuk posttest

Thitung> TTabel, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti ada perbedaan hasil

postest yang signifikan yaitu keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen

lebih baik dari keterampilan proses sains siswa kontrol. Hasil perhitungan Thitung

memenuhi kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran

dengan menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship terhadap keterampilan proses sains lebih baik dari pada

pembelajaran menggunakan metode ceramah. Perhitungan selengkapnya uji t dua

pihak data postest terdapat pada lampiran 26.


67

4.1.2.4 Hasil Uji Average Normalized Gain (G)

Uji gain dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keterampilan

proses sainskelas kontrol dan kelas eksperimen. Keterampilan proses sains dari uji

gain (g) disajikan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Uji Average Normalized Gain (G)

Kelas Reratapretest Rerata (g) Kategori


postest
Kontrol 44,52 75,97 0,57 Sedang
Eksperimen 44,53 83,75 0,71 Tinggi

Berdasarkan hasil uji (g) dapat disimpulkan bahwa peningkatan rerata

keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen mencapai kategori tinggi,

sedangkan pada kelas kontrol mencapai kategori sedang (Hake:1). Hasil tes

menyatakan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol.

Peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

menggunakan uji gain (g) disajikan pada Gambar 4.1.

0.8
Nilai N-gain

0.6
0.4
0.2
0
Kontrol
Eksperimen
Kelas

Gambar 4.1 Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
68

4.1.2.5Hasil Analisis Data Sikap

Data sikap siswa diperoleh melalui pengamatan kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran. Penilaian siakapini untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen meliputi

perhatian dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan

(rasa ingin tahu), keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, tanggungjawab,

partisipasi/kerjasama, kejujuran, kemampuan menghargai pendapat teman, disiplin,

kelengkapan buku. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui aspek mana yang sudah dimiliki siswa dan aspek mana yang masih perlu

dibenahkan dan dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi sangat baik, baik, cukup,dan

jelek. Penilaian aspek sikap diperoleh dari observasi terhadap siswa pada saat proses

pembelajaran. Data tiap aspek sikap pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

disajikan pada gambar 4.2 berikut:

4.000
3.500
3.000
2.500
NILAI

2.000
1.500 KELAS KONTROL
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ASPEK

Gambar 4.2 Hasil Aspek Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
69

Data rata-rata tiap aspek penilaian afektif kelas kontrol dan kelas eksperimen

disajikan pada Tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Data Penilaian Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Rata-rata nilai tiap aspek


Aspek yang diamati Kontrol Eksperimen
Perhatian dalam mengikuti pelajaran 2.99 3.55
Keaktifan siswa dalam mengajukan
pertanyaan (rasa ingin tahu) 2.47 2.75
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan 2.51 2.54
Tanggung jawab 3.63 3.71
Partisipasi atau kerjasama 3.31 3.42
Kejujuran 3.19 3.26
Kemampuan menghargai pendapat
teman 3.41 3.59
Disiplin 3.75 3.66
Kelengkapan Buku 3.32 3.42

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa pembelajaran

dengan metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship pada kelas

eksperimen dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Melalui

petunjuk-petunjuk guru, siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Presentase nilai siswa

yang diperoleh pada kelas kontrol sebesar 78 dan pada kelas eksperimen yaitu

80.Berdasarkan nilai persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.Hasil analisis nilai sikap selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran28.


70

4.1.2.6 Hasil Analisis Data Keterampilan Laboratorium

Berdasarkan data dari observasi yang dilakukan selama praktikum dengan

menggunakan instrumen berupa lembar observasi, diperoleh hasil analisis nilai

keterampilan laboratorium siswa tiap aspek sebagai berikut :

Tabel 4.9 Data Rata-rata Hasil Keterampilan Laboratorium


Aspek Item Skor
Kontrol Eksperimen
Investigasi/ Menyiapkan alat dan bahan 3,58 3,63
merencanakan Membuat tabel hasil pengamatan 3,47 3,51
percobaan
Observasi Mengamati perbedaan larutan, 3,27 3,40
suspensi, dan koloid
Mengamati sifat-sifat koloid effek 3,01 3,04
Tyndall dan Adsobsi
Klasifikasi Mencatat setiap pengamatan ke 3,18 3,23
dalam tabel
Prediksi Memperkirakan bentuk campuran 3,42 3,49
(homogen atau heterogen)
Interpretasi Menganalisis data 3,35 3,38
Membuat kesimpulan sesuai dengan 3,38 3,72
hasil pengamatan
Komunikasi Mempresentasikan hasil pengamatan 3,32 3,81
Menyimak pendapat/gambaran yang 3,40 3,75
disampaikan tiap kelompok
Menjawab/menanggapi pertanyaan 3,29 3,80

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa, keterampilan proses sains pada

keterampilan laboratorium menujukkan hasil yang positif. Hal ini persentase nilai

kelas kontrol 67, sedangkan kelas eksperimen sebesar 71. Berdasarkan nilai

peresentase tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan laboratorium kelas

eksperimen menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentreprenurship lebih baik daripada kelas kontrol.


71

Lembar observasi untuk proyek diberikan kepada observer pada saat

persentasi proyek berlangsung. Lembar observasi diberikan untuk mengetahui apakah

dengan pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship pada materi koloid dapat atau tidak meningkatkan

keterampilan proses sains siswa. Lembar observasi keterampilan proses sains siswa

terdiri dari 5 penilaian yang meliputi investigasi/merencanakan percobaan, observasi,

klasifikasi, interpretasi, dan komunikasi. Kriterianya meliputi sangat baik, baik,

cukup, jelek. Data rata-rata tiap aspek proyek keterampilan proses sains siswakelas

eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Rata-rata Proyek KeterampilanProses Sains Siswa Kelas Eksperimen

Aspek yang diamati Rata-rata nilai tiap aspek


Es krim VCO
Investigasi/merencanakan percobaan
a. Menyiapkan alat dan bahan 3,16 3,33
b. Membuat tabel hasil pengamatan 3,22 3,12

Observasi
a. Mengamati saat pengadukan antara 3,33
santan dan minyak terpisah
b. Mengamati saat pencampuran bahan 3,60
Klasifikasi
a. Mencatat setiappengamatan ke dalam 3,62 3,5
tabel
Interpretasi
a. Menganalisis data 3,5 3,45
b. Membuat kesimpulan sesuai dengan 3.58 3,58
hasil pengamatan
Komunikasi
a. Mempresentasikan hasil pengamatan 3,56 3,62
b. Menyimak pendapat/gambaran yang 3,54 3,47
disampaikan tiap kelompok
c. Menjawab/menanggapi pertanyaan 3,52 3,43
72

Berdasarkan hasil perhitungan proyek siswaselama persentasi berlangsung

menunjukkan persentase nilai proyek es krim dan VCO yaitu sebesar 70. Kelas

eksperimen dalam proyek keterampilan proses sains sangat baik.Hal ini dikarenakan

pada kelas eksperimen menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship yang banyak kegiatan pembelajarannya melakukan

percobaan, diskusi dan presentasi, dan pada kelas kontrol siswa hanya mendengarkan

penjelasan dari guru. Dalam penelitian inisiswa dapat merencanakan percobaan,

observasi, mengklasifikasi, interpretasi, dan komunikasi dengan baik.

4.1.2.7 Analisis Angket Tanggapan Siswa

Data analisisangket diperoleh dari angket yang dibagikan kepada siswa.

Angket diberikan kepada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Bergas. Angket

diberikan kepada siswa di kelas eksperimen untuk mengetahui bagaimana tanggapan

siswa terhadap proses pembelajaran dengan metode Project Based Leraning berbasis

Chemoentrepreneurship pada materi koloid. Angket terdiri dari 19 pertanyaan, berisi

ceklis „sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju‟. Hasil penyebaran angket

disajikan pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa

Jawaban
No Pertanyaan
SS S KS TS
Motivasi
1 Apakah saya merasa senang pembelajaran 25% 43,75% 28% 3%
dengan menggunakan model Project
Based Learning?
2 Apakah saya merasa tertarik pembelajaran 28,13% 53,13% 18,75% 0%
dengan menggunakan model Project
Based Learning?
73

3 Setelah mengetahui pembelajaran 28,13% 65,63% 6,25% 0%


dilaksanakan dengan model Project Based
Learning apakah memotivasi saya untuk
lebih giat belajar?
4 Dengan diskusi di kelas apakah membuat 25,00% 75,00% 0% 0%
saya termotivasi dalam belajar?
Kerjasama
5 Apakah dengan model Project Based 53,13% 43,75% 0% 0%
Learning dapat meningkatkan kerjasama
dalam kelompok?
6 Apakah dengan kerjasama membuat saya 25,00% 59,38% 15,63% 0%
dapat lebih memahami materi yang
disampaikan?

7 Apakah dengan kerjasama membuat saya 21,88% 71,88% 6,25% 0%


lebih aktif dalam pembelajaran?
Penguasaan Materi
8 Apakah dengan model Project Based 15,63% 71,88% 12,50% 0%
Learning membuat saya lebih mudah
memahami materi?

9 Apakah pembelajaran dengan 13% 71,88% 15,63% 0%


menggunakan model Project Based
Learning dapat meningkatkan
kemampuan saya untuk mengingat suatu
konsep materi?
10 Apakah dengan model Project Based 12,50% 62,50% 25,00% 0%
Learning saya lebih mudah belajar?
11 Apakah dengan model Project Based 34,38% 59,38% 6,25% 0%
Learning membuat saya lebih mudah
mencerna materi?
Kemampuan bertanya
12 Apakah dengan model Project Based 15,63% 84,38% 0% 0%
Learning dapat meningkatkan keberanian
saya dalam bertanya?

13 Apakah dengan model Project Based 15,63% 75,00% 9% 0%


Learning membuat siswa lebih berani
menanggapi pendapat teman?
Presentasi hasil diskusi
14 Apakah dengan model Project Based 21,88% 71,87% 6,25% 0%
Learning membuat saya lebih percaya diri
dalam menyampaikan hasil diskusi?
15 Apakah dengan model Project Based 25,00% 75,00% 0% 0%
Learning membuat saya lebih aktif saat
mempresentasikan hasil diskusinya?
74

16 Apakah dengan model Project Based 21,88% 68,75% 9,38% 0%


Learning membuat saya lebih berani
tampil di depan kelas?
17 Apakah pembelajaran dengan 25,00% 62,50% 12,50% 0%
menggunakan model Project Based
Learning melatih saya untuk kreatif?
Penghargaan
18 Apakah dengan pemberian penghargaan 25,00% 65,63% 9,38% 0%
membuat saya lebih bersemangat dalam
belajar?
19 Apakah dengan penghargaan yang 25,00% 56,25% 18,75% 0%
dilakukan melalui model Project Based
Learning membuat saya merasa senang
dan termotivasi?

Dari Tabel 4.11, hasil perhitungan diperoleh rata-rata banyak siswa yang memilih

Setuju = 63,13%, Sangat setuju = 24,01% dan Kurang setuju = 11%. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Project Based Learningpada

materi koloidberhasil. Siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode

Project Based Learningkarena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat

siswa lebih mudah mendapatkan manfaat yang dipelajari, hal ini dapat dilihat dari

rasa ingin tahu siswa yang tinggi, motivasi siswa dalam belajar, keberanian siswa

dalam bertanya dan aktif mengungkapkan pendapatnya, serta siswa lebih mudah

memahami materi yang terlihat dari nilai posttest siswa kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

metode Project Based Learning juga dapat dilihat pada Gambar 4.3.
75

Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju

Gambar 4.3 Persentase Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran

Dengan Metode Project Based Learning

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan keterampilan proses

sains siswa serta bagaimana tanggapan siswa terhadap metode pembelajaranProject

Based Learning berbasis chemoentrepreneurship. Penelitian yang dilakukan

menggunakan metode kuasi eksperimen yaitu terdapat kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Menurut (Arikunto, 2010), penelitian eksperimen adalah jenis penelitian

yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan adanya

kelompok lain yang tidak dikenai perlakuan tetapi ikut mendapat pengamatan, yang

biasa disebut sebagai kelas kontrol. Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Bergas,

kabupaten semarang pada tanggal 10 Maret sampai 10 Juni 2015 pada kelas XI IPA

tahun pelajaran 2014/2015.


76

Populasi dalam penelitian ini kelas XI SMA Negeri 1 Bergas sebanyak 94 orang,

yang terbagi dalam tiga kelas. Uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-

rata (uji anava) menggunakan nilai ulangan tengah semster genap yang dilakukan

sebelum penelitian kepada seluruh kelas XI.

Dari perhitungan diketahui semua kelas dalam populasi berdistribusi normal.

Dari uji homogenitas populasi mempunyai homogenitas yang sama sehingga dapat

menggunakan cluster random sampling untuk menentukan kelas yang akan

digunakan sebagai sampel penelitian. Dengan cluster random sampling diperoleh

kelas XI-1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 31 orang yang menggunakan

metode seperti biasanya (ceramah) dan XI-IPA 2 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa 32 orang yang diberi pembelajaran dengan metode Project Based

Learning berbasis Chemoentrepreneurship.

Peneliti memilih pokok bahasan koloid karena didalam pokok bahasan ini

kebanyakan hafalan sehingga dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Sebelum

pelaksanaan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba soal yang

digunakan untuk pretest dan posttest pada kelas yang sudah mendapatkan materi

koloid yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 5 Magelang.

Sebelum pelaksanaan penelitian, kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretest

untuk mengetahui apakah kelas yang diambil dengan teknik cluster random sampling

berawal dari kondisi yang sama. Berdasarkan uji normalitasnya didapatkan bahwa

kedua kelas berdistribusi normal. Pada analisis kesamaan kedua varians awal sampel,

didapatkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama. Hal ini berarti kondisi
77

awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama,

terlihat juga dari rata-rata nilai pretest yang tidak jauh berbeda. Rata-rata tes awal

kedua kelas adalah 44,51untuk kelas kontrol dan 44,53 untuk kelas eksperimen.

Setelah dilakukan analisis uji t, diperoleh thitung sebesar 1,306 lebih kecil dari ttabel

sebesar 2,07 yang berarti bahwa kedua kelas memiliki rata-rata yang relatif sama.

Hasil analisis dari data tes awal kelas kontrol dan kelas eksperimen

menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang sama. Uji data awal

penelitian ini akan memeperkuat hasil simpulan akhir yang diperoleh karena telah

diketahui bagaimana keadaan awal sampel. Kemudian kedua kelas diperlakukan

dengan pemmbelajaran yang berbeda yaitu kelas kelas kontrol menggunakan metode

seperti biasanya (ceramah), sedangkan kelas eksperimen dengan menggunakan

metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship pada materi koloid.

Proses pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan seperti biasanya dengan

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.Pada pertemuan pertama, guru

mengadakan pretest terlebih dahulu sebagai tolak ukur sebelum dikenakan perlakuan

setelah pretest guru menjelaskan pengertian sistem koloid dan mennjelaskan macam-

macam koloid. Pertemuan kedua dengan alokasi 3 jam.Guru menjelaskan pengertian

sifat-sifat koloid. Petemuan ketiga dengan alokasi waktu 2 jam, guru menjelaskan

mengenai pembuatan sistem koloid. Pertemuan keempat guru menjelaskan

penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga memberikan latihan soal

kepada siswa pada sub materi yang diajarkan. Siswa kemudian berlatih

menyelesaikan soal sesuai sub materi yang telah dijelaskan. Kemudian jawaban
78

pertanyaan dibahas bersama-sama dan siswa secara bergiliran membacakan jawaban,

sehingga apabila siswa mengalami kesulitan dapat bertanya langsung pada guru dan

guru dapat mengamati sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan.

Setelah selesai materi dilanjutkan dengan posttest.

Peneliti mengalami beberapa hambatan selama proses pembelajaran yaitu (1)

Beberapa siswa terkadang tidak memperhatikan saat peneliti menjelaskan materi, (2)

Siswa kurang memperhatikan ketika siswa yang lain mengerjakan soal. Cara yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut: (1)

Memberikan pertanyaan yang bersangkutan dengan sub materi yang dipelajari kalau

tidak maju mengerjakan soal latihan, (2) Memberikan kesempatan siswa yang gaduh

untuk maju kedepan mengerjakan soal.

Proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan metode Project Based

Learningberbasis Chemoentrepreneurship. Pembelajaran dengan metode Project

Based Learning berbasis Chemoentrepreneurshipdapat meningkatkan aspek

kemandirian, aspek kerja sama kelompok, dan aspek penguasaan psikomotorik

(Wiyarsi & Partana, 2009).

Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan

dengan waktu tiap pertemuan 3 x 45 menit (2 kali pertemuan) dan 2 x 45 menit (2

kali pertemuan). Dengan rincian 4 kali pertemuan untuk pembelajaran. Pretest

dilakukan di luar jam pembelajaran yaitu tanggal 16 Mei dan postest dilakukan hari

terakhir yaitu tanggal 27 Mei. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama,

berlangsung selama 2 jam pembelajaran. Pada pertemuan pertama materi pokok


79

yang dibahas mengenai membedakan antara larutan, suspensi, dan koloid.

Sebelumnya siswa sudah diberi tahu pada pertemuan pertama akan dilakukan

percobaan sederhana tentang membedakan larutan, suspensi, dan koloid. Siswa

ditugaskan untuk membawa bahan yang ada di sekitar lingkungan mereka yaitu susu

bubuk, terigu, gula pasir, kopi, garam, santan, dan air. Sebelum pembelajaran guru

memberi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa ”Apa yang dimaksud dengan

koloid?Apa bedanya larutan, suspensi, dan koloid?” pertanyaan tersebut akan

ditindak lanjuti siswa dengan melakukan percobaan sederhana, dimana di setiap

siswa nantinya mendapat LKS yang berisi langkah kerja, data pengamatan dan

pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab. Dari hasil pengamatan dan

dianalisis, maka hasil diskusi yang sudah dikerjakan kemudian di kemukakan didepan

kelas. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan

pendapat dari hasil diskusi yang dikemukakan tersebut. Berdasarkan hasil diskusi

tersebut siswa dapat menyimpulkan apa itu koloid dan perbedaan larutan, suspensi,

dan koloid.

Pertemuan kedua, pembelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu guru

memancing siswa dengan pertanyaan yang bersangkutan dengan materi yang akan

dipelajari.Proses pembelajaran pada pertemuan ini mempelajari tentang sifat-sifat

koloid. Pada pertemuan sebelumnya siswa disuruh membawa air, susu, garam, sirup,

dan senter untuk percobaan sederhana yang kedua yaitu mengetahui sifat-sifat koloid

efek Tyndall, dan adsobsi. Pada proses pembelajaran, guru memberikan LKS yang

berisi langkah kerja, data pengamatan, dan pertanyaan-pertanyaan. Dari hasil


80

penemuan dan dianalisis maka siswa dapat mengetahui sifat-sifat efek Tyndall dan

menyimpulkan materi yang diberikan guru. Hasil diskusi yang diperoleh siswa

kemudian dikemukakan kepada siswa yang lain. Soal-soal latihan dalam lembar

diskusi dapat diselesaikan siswa dengan berdiskusi antar siswa. Kemudian jawaban

pertanyaan dibahas bersama-sama, apabila siswa mengalami kesulitan dapat langsung

bertanya kepada guru dan guru dapat mengamati sejauh mana siswa dapat memahami

materi yang disampaikan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut siswa dapat

menyimpulkan apa itu efek Tyndall dan adsobsi, juga dapat mengetahui sifat-sifat

dari koloid yang lain. Setelah selesai melakukan percobaan siswa dibagi menjadi 4

kelompok untuk membuat proyek yang menghasilkan produk.Produk yang dibuat es

krim dan VCO.Setelah berkumpul dengan kelompoknya guru memberi tugas untuk

mendisain proyek es krim dan VCO.

Pada pertemuan ketiga siswa diberi tugas untuk melanjutkan tugasnya

membuat proyek dengan membuat jadwal proyek. Guru membagikan LKS yang

berisi rincian jadwal kegiatan proyek dan ada pertanyaan-pertanyaan yang harus

dijawab oleh siswa. Setelah makuakan diskusi masing-masing kelompok

mempresentasikannya di depan kelas. Kelompok lain memberi tanggapan terhadap

kelompok yang maju ke depan.

Pada pertemuan keempat dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran, masing-

masing kelompok membawa hasil produknya es krim dan VCO untuk di

presentasikan di depan kelas untuk di evaluasi bersama-sama. Masing-masing

kelompok juga membuat laporan dari proyeknya.Hasil diskusi yang diperoleh


81

kemudian dikemukakan kepada kelompok yang lainnya. Guru juga memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk meberikan pendapat dari hasil diskusi yang

dikemukakan tersebut.

Peneliti mengalami beberapa hambatan selama proses pembelajaran yaitu (1) Siswa

kurang aktif karena semua materi diberikan oleh guru, (2) Beberapa siswa terkadang

tidak memperhatikan peneliti saat memberikan penjelasan. Cara yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut: (1) Memberikan pertanyaan-

pertanyaan agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran, (2) Memberikan pertanyaan

yang bersangkutan dengan sub materi yang dipelajari kalau tidak maju ke depan

mengerjakan soal latihan.

Rincian kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat

pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13.

Tabel 4.12 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol

Pertemuan Waktu Kegiatan


1 2jam Pretest, sistem koloid dan macam-macam koloid
2 3 jam Sifat-sifat koloid
3 2 jam Pembuatan koloid
4 3 jam Penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan
postest
82

Tabel 4.13 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pertemuan Waktu Kegiatan


1 2jam Percobaan sederhana membedakan larutan, suspensi,
dan koloid
2 3 jam Percobaan sederhana efek Tyndall dan adsobsi dan
membuat desain proyek es krim dan VCO
3 2 jam Membuat jadwal proyek
4 3 jam Mengevaluasi proyek dengan membuat laporan dan
menjawab pertanyaan

Perbandingan kedua kelas dilihat dari soal keterampilan proses sains siswa.

Setelah diberikan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda, diperoleh rata-rata

skor postest kelas kelas kontrol dengan menggunakan metode seperti

biasanya(ceramah) sebesar 75,96, sedangkan rata-rata skor postest kelas eksperimen

dengan menggunakan metode Project Based Learning berbasis

chemoentrepreneurship sebesar 83,75. Pencapaian rata-rata nilai postest kimia pada

kelas eksperimen yang diberi metode Project Based Learning berbasis

chemoentrepreneurship lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai postest kelas

kontrol yang diberi metode seperti biasanya(ceramah). Hal ini dikarenakan, pada

pembelajaran dengan metodeProject Based Learning berbasis

chemoentrepreneurship mengajarkan siswa untuk kreatif, inovatif, mengasah

keterampilan dalam membuat proyek. Selain itu, pembelajaran dengan metode

Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship menurut (Schneider et al.,

2002) berhasil meningkatkan kinerja siswa selama pembelajaran.

Pada pembelajaran dengan metode seperti biasanya (ceramah), siswa hanya

mendengarkan penjelasan dari guru. siswa lebih diberi penjelasan-penjelasan materi


83

dan latihan-latihan soal yang dapat meningkatkan pemahaman materi. Proses

pembelajaran dengan metode ceramah tidak menanamkan konsep materi secara

mendalam sehingga pemahaman siswa tidak bertahan lama dalam ingatan. Hal ini

diakrenakan semua penjelasan materi diperoleh dari penjelasan guru, sehingga dalam

mengerjakan soal latihan siswa masih mengalami kebingungan dalam menjawab.

Oleh karena itu, rata-rata skor postest kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas

kontrol.

Pada analisis tahap akhir, nilai yang didapatkan dari postest digunakan untuk

analisis hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan uji kesamaan dua varians data nilai postest pada kedua kelas tersebut.

Hasil dari analisis uji normalitas dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi

normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thtung kedua kelas lebih kecil dari tTabel. Kelas

eksperimen memiliki thitung sebesar 6,969 dan kelas kontrol memiliki thitung sebesar

7,62 yang lebih kecil dari tTabel sebesar 7,81. Uji ini dapat menentukan teknik analisis

selanjutnya yaitu teknik analisis parametrik. Sedangkan uji kedua varians

menunjukkan kedua kelas memiliki varians yang sama.

Berdasarkan data postest diketahui bahwa rata-rata nilai siswa kelas

eksperimen yaitu 83,75 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 60, sedangkan

rata-rata nilai siswa kelas kontrol 79,96 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah

60. Hasil analisis data postest, rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar daripada

kelas kontrol. Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji t nilai posttest kelas kontrol

dan kelas eksperimen, dengan taraf signifikan 5% dan dk = 31+32-2 = 61, maka
84

diperoleh thitung = 3,606 dan t (0,95)(61) = 1,999. Hasil perhitungan diperoleh nilai thitung>

t (0,95)(61), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keterampilan proses

sains siswa antar kelas kontrol dan kelas eksperimen yang signifikan yaitu nilai siswa

kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pada uji t dilakukan hanya pada

nilai postest, karena untuk mengetahui apakah keterampilan proses sains siswa kelas

eksperimen lebih baik dari siswa kelas kontrol setelah diberi perlakuan.

Hasil perhitungan data tes akhir untuk uji N-gain menyatakan bahwa kelas

eksperimen mengalami peningkatan melalui tes objektif pada kategori sangat tinggi

dengan nilai N-gain 0,71. Sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai N-gain 0,57

dengan kategori sedang. Kedua kelas tersebut memiliki perbedaan peningkatan yang

signifikan. Pengukuranketerampilan proses sains dalam penelitian dilakukan melalui

tes objektif pada awal dan akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil tes, kelas

eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Hal ini dilihat dari rata-rata pretets

dan postest dengan nilai N-gain untuk kelaskontrol sebesar 0,57, sedangkan kelas

eksperimen sebesar 0,71.

Pada penelitian ini hasil uji N-gain tiap siswa juga dihitung. Kriteria nilai (g)

yang dihitung yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pada kelas kontrol sebanyak 7 siswa

mendapatkan nilai (g) dengan kriteria tinggi, sebanyak 22 siswa memperoleh nilai (g)

dengan kriteria sedang, dan sebanyak 2 siswa memperoleh nilai (g) dengan kriteria

rendah. Sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak 18 siswa memperoleh nilai (g)

dengan kriteria tinggi, sebanyak 13 siswa memperoleh nilai (g) dengan kriteria

sedang, dan sebanyak 1 siswa memperoleh nilai (g) dengan kriteria rendah. Hasil
85

perhitungan nilai (g) terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih banyak

memperoleh kriteria tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan nilai (g)

dikarenakan faktor proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan metode

Project Based Learning berbasis chemoentreprenership sedangkan proses

pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode seperti biasa (ceramah).

Nilai N-gain pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol,

dikarenakan proses pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan metode

Project Based Learning berbasis Chemoentreprenership mengajak siswa untuk

kreatif, inovatif, mengasah ketrampilan, dan pemahaman. Selain itu, hasil

pembelajaran dengan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentreprenership akan tahan lama dalam ingatan dan dapat membangun

pengetahuan dalam benaknya sendiri, dan bekerja sama dalam meningkatkan

keterampilan proses sains. Sedangkan siswa kelas kontrol hanya mendengarkan

penjelasan dari guru, sehingga siswa hanya memperoleh konsep sesuai dengan

konsep materi yang diberikan guru. Hal ini mengakibatkan keterampilan proses sains

kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional, yaitu

dengan metode seperti biasa(ceramah) tidak menunjukkan peningkatan yang

maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metodeProject Based

Leararning berbasis Chemoentrepreneurship dapat meningkatkan keterampilan

proses sains. Peningkatan keterampilan proses sains pada penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitianmenyebutkan bahwa (Wiyarsi & Partana, 2009) penerapan


86

pembelajaran berbasis proyek cukup efektif dalam meningkatkan aspek kemandirian,

aspek kerja sama kelompok, dan aspek penguasaan psikomotorik. Serta penelitian

(Widyaningrum, dkk., 2014) menyebutkan bahwa keterampilan proses sains siswa

dapat dilakukan pada ranah kognitif dan psikomotorik peserta didik. Karena

keterampilan proses sains siswa merupakan keterampilan dasar untuk meningkatkan

nilai sikap serta keterampilan siswa.

Analisis dari di uji t dan uji N-gain disebutkan bahwa kelas eksperimen

nilainya lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini ditandai dari aspek keterampilan

proses yang dinilai diantaranya mengamati, memprediksi, mengidentifikasi, dan

menyimpulkan kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Metode Project Based

Learning berbasis chemoentrepreneurship yang dilakukan ada perbedaan dalam

keterampilan proses sains sesuai dengan penelitian (Siwa, dkk, 2013), karena langkah

Project Based Learning itu memfasilitasi siswa dalam meningkatkan keterampilan

proses sains.

Berdasarkan hasil observasi sikap dan keterampilan laboratorium yang

dilakuka oleh observer hasil sikap rata-rata kelas kontrol sebesar 78% dan kelas

eksperimen sebesar 81%.Hal ini menunjukkan bahwa hasil sikap siswa yang diberi

pembelajaran dengan metodeProject Based Learning berbasis

chemoentrepreneurship lebih baik daripada kelas yang diberi pembelajaran tanpa

metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship. Aspek-aspek yang

mendukung nilai sikap pada kelas eksperimen lebih tinggi karena perhatian dalam

mengikuti pelajaran cukup baik. Hal ini diakerenakan antusias siswa terhadap metode
87

Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship yang cukup tinggi. Hal ini

ditunjukkan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran dengan memperhatikan guru

yang sedang mengajar dan tidak berbicara sendiri. Serta terciptanya suasana

kompetitif anatarsiswa yang terjadi di dalam kelas memacu siswa lebih semangat

untuk melakukan percobaan dan mempresentasikan di depan kelas.

Pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol, terdapat beberapa siswa

yang asyik berbicara sendiri dengan temannya dan kurang memperhatikan penjelasan

guru. Hal tersebut dibuktikan dengan aspek perhatian kelas lebih rendah dari kelas

eksperimen. Hal ini karena kegiatan pembelajaran dikelas kontrol lebih banyak

ceramah maka siswa mempunyai catatan yang dibawa setiap pembelajaran

berlangsung. Pada aspek perhatian dalam mengikuti pelajaran siswa masih ada yang

gaduh ketika proses pembelajaran berlangsung, masih ada beberapa siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan metode pembelajaran yang

diterapkanmaka terlihat bahwa terdapat perbedaan pada tahapan-tahapan

pelaksanaan pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Nilai rata-rata keterampilan laboratorium diukur untuk kelas kontrol sebesar

67%, sedangkan kelas eksperimen sebesar 71%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa metode Project Based Laerning berbasis Chemoentrepreneurship

menunjukkan keterampilan proses sains kelas eksperimen lebih baik daripada kelas

kontrol. Aspek-aspek yang mendukung tercapinya nilai keterampilan laboratorium

prediksi dan komunikasi nilainya lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini diakrena kelas

eksperimen lebih terbiasa melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah Project


88

Based Learning sehingga siswa lebih mudah untuk melakukan pembelajaran

menggunakan Project Based Learning. Kelas eksperimen disini ditambah dengan

penilaian proyek keterampilan proses sains yaitu pembuatan es krim dan VCO.

Masing-masing kelompok memperoleh persentase yang baik.Proyek es krim dan

VCO sebesar 70%. Hal ini dapt disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Project

Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship dapat meningkatkan keterampilan

proses sains siswa.

Kelas kontrol tidak terbiasa menggunakan pembelajaran dengan langkah

Project Based Learning ini terlihat mereka mengalami kesusahan, banyak dari kelas

kontrol yang bertanya terus saat praktikum berlangsung.Ditunjukkan dari presentasi

hasil mereka hanya menjelaskan hasilnya prosesnya mereka tidak di jelaskan.Hal ini

menyebabkan keterampilan laboratorium siswa kurang.

Respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode Project Based Laerning

berbasis Chemoentrepreneurship juga tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis

angket yang diberikan pada kelas eksperimen yang terdiri dari 19 item pertanyaan

diperoleh bahwa rata-rata respon kelas menunjukkan respon siswa sangat baik karena

siswa memilih setuju 63,13%. Hal ini menunjukkan siswa antusias dengan

pembelajaran dengan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship. Pembelajaran dengan menggunakan metode Project Based

Learning berbasis Chemoentrepreneurship sangat jarang mereka dapatkan. Metode

yang peneliti tawarkan ini siswa lebih antusias karena siswa dapat melakukan

percobaan dengan mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.


89

BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan

sebagai beriukut:

1. Metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship meningkatkan

keterampilan proses sains siswa pada materi koloid yang ditunjukkan dari hasil uji

t sebesar 3,606 dan nilai N-gain 0,71. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol, nilai sikap dan keterampilan laboratorium >70 kriteria baik.

2. Hasil analisis angket respon siswa menyatakan bahwa penerapan metode Project

Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship pada materi koloid lebih

memotivasi siswa dalam belajar, meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga

lebih berani bertanya dan aktif dalam mengungkapkan pendapat, serta dapat

membuat siswa mudah dalam memahami materi, hal ini dapat dilihat dari

pemahaman siswa yang meningkat dalam pembelajaran.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan:

1. Kepada peneliti/calon peneliti yang hendak melakukan penelitian sejenis, supaya

memperhitungkan alokasi waktu agar aspek-aspek yang akan dinilai dapat diamati

dengan baik, yaitu dengan mengefektifkan langkah-langkah dalam proses

pembelajaran.
90

2. Guru hendaknya dalam mengajar lebih melibatkan siswa secara aktif agar siswa

merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku

belajar yang baik.

3. Diharapkan guru dapat menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship yang dapat mengembangkan kemampuan keterampilan

proses sains siswa pada materi yang lain, tidak hanya meningkatkan aspek sikap

siswa saja.
91

Daftar Pustaka

Ango, L. 2002. Mastery of science process skills and their effective use in the
teaching of science: An Educology of Science Education in the Nigerian
Context, International Journal of Educology, 16(1). (0nline). Tersedia :
http://www.era-usa.net/images/011-IJE 2002 V16 NI Ang, Mary, Mastery of
Science.pdf ( diakses tanggal 12 Januari 2014)

Anitah. 2007. Strategi pembelajaran kimia. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Arikunto. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka

Borich, G. 2007. Effective Teaching Methods: Research-Based Practice Sixth


Edition. New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2, Kimia Koloid
(143-152). Jakarta: Erlangga.

Conny, S. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa


dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.

Cord. 2001. Contextual Learning Resource, (online), (http://www.cord.org, diakses


14 Maret 2014)

Dahar, R.W. 2003. Aneka wacana pendidikan ilmu pengetahuan alam. Bandung:
Publikasi Terbatas.

Devi, K. Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA, diakses dari


http://bpgdiddik-jabar.com/materi/6_sma_biologi_1.pdf. (14 Januari 2014).

Hake, R. R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept of Physics, Indiana


University. Tersedia di http://www.physics.indiana.edu di akses tanggal 5-
01-2015

Hananta, A. 2009. Kimia 2 untuk SMA/ MA Kelas XI, Bab 10 Sistem Koloid (92-120).
Jakarta: Setiaji.

Holil, A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, diakses dari


http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html. (7 Maret
2014)
92

Mei, Y.2007. Promoting Science Prosess Skills and The Relevance of Science
Through Science Alive Programme, Proceedings of the Redesigning
Pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding Conference, Singapore,
May.

Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan, Bandung: 2005

Nurhadu & Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam


KBK. Malang: Universitas Negeri Malang

Purba, M. 2006. Kimia Jilid 2 untuk SMA Kelas XI, Bab 10 Koloid (281-302).
Jakarta: Erlangga.

Rusmiyati, A & Yulianto. 2009. Peningkatan keterampilan proses sains dengan


menerapkan model problem based-insctruction. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 5(9):1

Rais, M. 2010. Project Based Learning: Inovasi Pembelajaran yang Berorientasi Soft
Skills. Makalah disajikan sebagai Makalah Pendamping dalam Seminar
Nasional Pendidikan Teknologi dan Kejurusan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Surabaya tahun 2010. Surabaya: Unesa.

Rustaman, N. 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Artikel Diklat NTT. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia

Sarwanto.2009.http://www.sarwanto.staff.uns.ac.id/files/2009/05/penilaian-
afektif.ppt.Akses 14 Januari 2015

Schneider, R, Kracjik, J, Mark, Ronald, W & Soloway, E. 2002. Performance of


students in project-based science classroom on national measure of science
achievement. Journal of Research Science Teaching, 39(5): 410-422

Sherman & Sherman. 2004. Science and Science Teaching: Methods for Inegrating
Teachnology in Elementary and Middle Schools Second Edition. Boston New
York: Houghton Mifflin Company

Siwa, IB., Muderawan, IW., Tika IN. 2013. Pengaruh pembelajaran berbasis proyek
dalam pembelajaran kimia terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari
gaya kognitif siswa. E-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA. (3):1
93

Sudjana, N. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan V.


Bandung: Sinar Baru Glasindo.

Sujdana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara

Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran


dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta, Bab 13 Larutan dan Sistem Koloid
(489-561). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Supardi, K. I. & G. Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II, Bab 2 Kimia Koloid (25-28).
Semarang: UPT UNNES Press.

Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata


Dharma.

Supartono. 2006. Peningkatan Relevansi Lulusanmelalui Pembelajaran dengan


PendekatanChemo-entrepreneurship (CEP), LaporanProgram Hibah
Kompetisi 2006 Program A2. Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Semarang.

The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project


Based Learning. Diambil pada tanggal 10 Juli 2007 dari
http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php

http://waras khamdi.com/contect/view/52/16 diakses 7 Maret 2014

Widyaningrum, P & Sudarmin. 2014. Pengembangan alat alternative evaluasi terpadu


berbasis keterampilan proses sains pada tema mikroskop dan jaringan
tumbuhan. Journal Education Science, 3(3): 642

Wiyarsi, A & C.F. Partana. 2009. Penerapan pembelajaran berbasis proyek pada
perkuliahan workshop pendidikan kimia untuk meningkatkan kemandirian
dan prestasi belajar mahasiswa. Jurnal Pendidikan Kimia, 12(1): 32-41
94

Yuniastuti, E. 2013. Upaya meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar
biologi dengan pendekatan jelajah alam sekitar pada siswa kelas VII SMP
kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Sosioscientia Kopertis Wilayah XI
Kalimantan, 5(1): 31-38
95

LAMPIRAN
96

Lampiran 1

Silabus

Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BERGAS

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Genap

Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Alokasi Waktu : 10 jam

Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber/Bah


Dasar Pelajaran Pembelajaran Waktu an/Alat
Mengelompok Koloid  Menjawab  Mengklasifikasika  Jenis 8 jam  Sumber
an sifat-sifat pertanyaan n suspensi kasar, tagihan Buku
koloid dan esensial larutan sejati, dan Tugas paket
penerapannya tentang materi koloid berdasarkan kelompok kimia
dalam suspensi kasar, data hasil  Bentuk gravindo
kehidupan larutan dan pengamatan (efek instrumen dan
sehari-hari. koloid dalam Tyndall, homogen/ observasi sumber
percobaan heterogen, dan lain
97

sederhana penyaringan)  Bahan/alat


 Melakukan  Mendeskripsikan LKS
percobaan sifat-sifat koloid Praktikum
sederhana (efek Tyndall, dan
tentang adsobsi)
mengklasifikas  Mengelompokkan
ikan suspensi jenis koloid
kasar, larutan berdasarkan fase
sejati, dan terdispersi dan fase
kolid pendispersi
 Membuat  Mendeskripsikan
desain proyek peranan koloid
es krim dan pada es krim dan
VCO VCO
 Menjawab
pertanyaan
esensial
tentang sifat-
sifat koloid
 Melakukan
percobaan
sederhana
tentang efek
tyndall dan
adsobsi
 Membuat
jadwal proyek
es krim dan
VCO
98

 Menentukan
fase terdispersi
dan fase
pendispersi
dari es krim
dan VCO
 Mengevaluasi
proyek dengan
menjawab
pertanyaan di
LKS dan
membuat
laporan dari es
krim dan VCO
96

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kelas Eksperimen

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/2

Tahun Pelajaran : 2015/2016

A. Standar Kompetensi

Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

B. Kompetensi Dasar

Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

C. Indikator

1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan).


97

2. Mendiskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall dan koagulasi) melalui

percobaan.

3. Mendiskripsikan cara pembuatan koloid dan kegunaannya.

D. Tujuan

1. Melalui percobaan, siswa dengan percaya diri dapat mengklasifikasikan

suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasar kan data hasil pengamatan

(effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan)denganbenar.

2. Melalui percobaan, siswa dengan percaya diri dapat mendiskripsikan sifat-sifat

koloid (effek Tyndall dan adsobsi) dengan benar.

3. Melalui kegiatan diskusi, siswa dengan percaya diri dapat menentukan desain

proyek yang akan dilakukan yaitu berupa es krim dan VCO dengan benar.

4. Melalui kegiatan diskusi, siswa dengan percaya diri dapat membuat jadwal

pembuatan proyek es krim dan VCO dengan tepat dan benar.

5. Melalui diskusi, siswa dengan percaya diri dapat menjawab pertanyaan dengan

tepat dan benar.

6. Melaluidiskusi, siswa dengan percaya diri dapat menyelesaikan laporan

dengan tepat dan benar.

E. Materi

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya anatara larutan dan

suspense. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat

heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid

merupakan system heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media
98

yang homogeny. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm)

hingga satu micrometer (µm).

Effek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel

koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga

akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada

layar tersebut tampak buram.

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan

stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda

muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi

karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan,

pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis.

F. Model Pembelajaran

Metode : PjBL

G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media

Power point, LKS.

2. Alat

Komputer, Onfocus.

3. Sumber Belajar

a. Sudarmo, U., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Erlangga.

b. Watoni, H., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Bandung: Yrama Widya.
99

H. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan 1 (2 x 45 menit)

Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan 10 menit

salam pembuka dan doa.

 Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai

sikap disiplin.

Apersepsi dan Memotivasi

 Guru melakukan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan untuk

mengarahkan siswa kemateri yang akan

dipelajari. “Apa yang dimaksud sistem

koloid? Apa bedanya koloid, suspensi, dan

larutan?

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti Eksplorasi 10 menit

 Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok

 Siswa menempatkan diri sesuai dengan

kelompoknya
100

 Pertanyaan  Siswa menjawab pertanyaan esensial

esensial tentang materi suspense kasar, larutan

tentang sejati, dankoloid.

suspense  Manakah yang termasuk suspense

kasar, kasar, larutan sejati, dan koloid antara:

larutan 1. Susu bubuk + air

sejati, dan 2. Terigu + air

koloid 3. Gulapasir + air

4. Kopi + air

5. Garam + air

6. Santan

 Jelaskan perbedaan dari suspense

kasar, larutan sejati, dan koloid

 Siswa mendiskusikan untuk membuat

percobaan sederhana tentang suspense

kasar, larutan sejati, dankoloid.

Elaborasi 30 menit

 Guru membimbing siswa dalam diskusi

kelompok untuk melakukan percobaan

sederhana yaitu membedakan kolid,

suspensi, dan larutan dengan alat dan bahan


101

seperti tertera dalam LKS

 Siswa mendiskusikan jawaban atas

percobaan yang dilakukan.

Konfirmasi 20 menit

 Guru memberikan kesempatan pada tiap

kelompok untuk menyampaikan hasil

diskusi.

 Kelompok lain memberikan tanggapan.

 Guru memberikan konfirmasi dan

penegasan terhadap jawaban siswa.

 Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan.

Penutup  Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan 20 menit

materi berdasarkan kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan

 Memberikan tugas untuk membaca buku

sumber atau referensi lain

 Menyiapakan alat dan bahan untuk

praktikum

 Guru menutup pertemuan dengan doa dan

salam
102

Pertemuan Ke 2 (3 x 45 menit)

Strategi Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan 5 menit

salam pembuka dan doa.

 Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai

sikap disiplin.

Apersepsi dan Memotivasi

 Guru melakukan apersepsi dengan

membahas materi yang dipelajari pada

pertemuan sebelumnya dan

mengkaitkannya dengan materi yang

akan dibahas. Misalnya memberikan

pertanyaan: Apalarutan yang termasuk

koloid bisa dibuktikan dengan efek

Tyndall?

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti Eksplorasi 40 menit

 Siswa menjawab pertanyaan esensial

tentang sifat-sifat koloid

 Apakah koloid dapat di buktikan


103

dengan efek tyndall?

 Sifat dari koloid apakah efek tyndall

saja? Jika tidak sebutkan dan jelaskan

yang lain

 Desain  Siswa melakukan percobaan sederhana

proyek es yang keduaya itu tentang sifat koloid efek

krim dan Tyndall dan adsobsi

VCO  Siswa berkelompok sesuai dengan

kelompok yang sudah ditentukan untuk

membuat desain proyek es krim dan VCO

 Siswa mendiskusikan jawaban atas

percobaan tersebut

Konfirmasi 30 menit

 Meminta perwakilan tiap kelompok

memepresentasikan hasil diskusinya di

depan kelas

 Kelompok lain memberikan tanggapan

 Guru memberikan konfirmasi dan

penegasan terhadap jawaban siswa

 Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan
104

Penutup  Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan 15 menit

materi berdasarkan kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan

 Memberikan tugas untuk membuat proyek

di rumah

 Guru menutup pertemuan dengan doa dan

salam

Pertemuan Ke 3 (2 x 45 menit)

No Strategi Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan 10 menit

salam pembuka dan doa.

 Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai

sikap disiplin.

Apersepsi dan Memotivasi

 Guru melakukan apersepsi dengan

membahas materi yang dipelajari pada

minggu sebelumnya dan mengkaitkannya

dengan materi yang akan dibahas.


105

Misalnya “pada pertemuan sebelumya

kita sudah mempelajari mengenai sifat-

sifatkoloid. Pada hari ini kita akan

mempelajari pembuatan koloid sesuai

dengan proyek yang sudah dikerjakan di

rumah yaitu es krim dan VCO. Es krim

dan VCO termasuk kedalam pembuatan

kolid apa?

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti Elaborasi 30 menit

 Siswa menempatkan diri sesuai dengan

kelompoknya

 Membuat  Siswa mendiskusikan jadwal proyek yang

jadwal dibuat oleh masing-masing kelompok dan

proyek menjawab pertanyaan yang ada di LKS

 Siswamendiskusikanjawabandengankelom

poknya

Konfirmasi

 Meminta perwakilan tiap kelompok 30 menit

memepresentasikan hasil diskusinya di

depan kelas
106

 Kelompok lain memberikan tanggapan

 Guru memberikan konfirmasi dan

penegasan terhadap jawaban siswa

 Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan

Penutup  Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan 20 menit

materi berdasarkan kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan.

 Memberikan tugas kepada siswa untuk

membuat laporan dariproyek yang di

buatyaitueskrimdan VCO, lalu

dipresentasikan pada pertemuan

berikutnya.

 Guru menutup pertemuan dengan doa dan

salam

Pertemuan Ke 4 (3 x 45 menit)

No Strategi Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan 5 menit

salam pembuka dan doa.


107

 Guru memeriksa kehadiran siswa

sebagai sikap disiplin.

Apersepsi dan Memotivasi

 Guru melakukan apersepsi dengan

membahas materi yang dipelajari pada

minggu sebelumnya dan mengkaitkannya

dengan materi yang akan dibahas.

Misalnya “pada pertemuan sebelumya

kita sudah mempelajari mengenai

pembuatankoloid. Pada hari ini kita akan

mempelajaritentangkegunaankoloid.

Sebutkankegunaandarikoloid?dalam

bidang apa saja sebutkan contohnya?

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti Elaborasi 20 menit

 Siswa menempatkan diri sesuai dengan

kelompoknya

 Mengevaluasi  Siswa mendiskusikan laporan dari proyek

proyek dengan kelompoknya


108

dengan  Siswa menentukan fase terdispersi dan

membuat fase pendispersi dengan kelompoknya atas

laporan dan es krim dan VCO yang dibuat

menjawab  Siswa mendiskusikan jawaban dengan

pertanyaan kelompoknya

Konfirmasi 50 menit

 Meminta perwakilan tiap kelompok

memepresentasikan hasil laporanproyek

di depan kelas

 Kelompok lain memberikan tanggapan

 Guru memberikan konfirmasi dan

penegasan terhadap jawaban siswa

 Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan

Penutup  Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan 15 menit

materi berdasarkan kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan.


99

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/2

Tahun Pelajaran : 2015/2016

A. Standar Kompetensi

Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

B. Kompetensi Dasar

Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

C. Indikator

1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan).

2. Mendiskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall dan koagulasi) melalui

percobaan.
100

3. Mendiskripsikan cara pembuatan koloid dan kegunaannya.

D. Tujuan

1. Melalui tayangan materi dari power point, siswa dengan percaya diri dapat

mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data

hasil pengamatan dengan benar.

2. Melalui diskusi, siswa dengan percaya diri dapat mengklasifikasikan suspensi

kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan dengan

benar.

3. Melalui tayangan materi dari power point, siswa dengan percaya diri dapat

mendiskripsikan sifat-sifat koloid dengan benar.

4. Melalui tayangan materi dari power point, siswa dengan percaya diri dapat

mendiskripsikan cara pembuatan kolid dan kegunaan koloid.

5. Siswa dapat mengerjakan soal latihan dengan disiplin, jujur dan

bertanggungjawab.

6. Siswa dapat menyimpulkan materi yang dipelajari dengan santun, proaktif,

percaya diri dan komunikatif.

E. Materi

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya anatara larutan dan

suspense. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat

heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid

merupakan system heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media
101

yang homogeny. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm)

hingga satu micrometer (µm).

Effek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel

koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga

akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada

layar tersebut tampak buram.

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan

stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda

muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi

karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan,

pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis.

F. Model Pembelajaran

Metode : Ceramah

G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media

Power point, lembar diskusi.

2. Alat

Komputer, Onfocus.

3. Sumber Belajar

 Sudarmo, U., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Erlangga.

 Watoni, H., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Bandung: Yrama Widya.
102

H. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan 1 (2 x 45 menit)

Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan 10 menit

salam pembuka dan doa.

 Guru memeriksa kehadiran siswa

sebagai sikap disiplin.

Apersepsi dan Memotivasi

 Guru melakukan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan untuk

mengarahkan siswa kemateri yang

akan dipelajari. “Apa yang

dimaksudsistemkoloid?

Apabedanyakoloid, suspensi,

danlarutan?

 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Kegiatan Inti Elaborasi 30 menit

 Guru menjelaskan pengertian sistem

koloid

 Guru menjelaskan macam-macam


103

koloid

 Guru menyuruh siswa melakukan 30 menit

percobaan tentang efek Tyndall dan

adsobsi

Konfirmasi

 Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum jelas.

 Guru memberikan latihan soal kepada

siswa

 Guru menyuruh masing-masing

kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusinya di depan kelas.

Penutup  Mengarahkan siswa untuk 20 menit

menyimpulkan materi berdasarkan

kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

 Memberikan tugas untuk membaca

buku sumber atau referensi lain

 Guru menutup pertemuan dengan doa

dan salam
104

Pertemuan 2 (3 x 45 menit)

Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan 5 menit

salam pembuka dan doa.

 Guru memeriksa kehadiran siswa

sebagai sikap disiplin.

ApersepsidanMemotivasi

 Guru melakukan apersepsi dengan

membahas materi yang dipelajari

pada pertemuan sebelumnya dan

mengkaitkannya dengan materi yang

akan dibahas. Misalnya memberikan

pertanyaan: Apalarutan yang

termasuk koloid bisa dibuktikan

dengan efek Tyndall?

 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Kegiatan Inti Elaborasi 40 menit

 Guru menjelaskan sifat-sifat koloid

 Siswa melakukan percobaan sifat-sifat

koloid 30 menit
105

Konfirmasi

 Guru memberikan latihan soal kepada

siswa

 Guru menyuruh kelompok untuk

memperesentasikan hasil diskusinya di

depan kelas.

Penutup  Mengarahkan siswa untuk 15 menit

menyimpulkan materi berdasarkan

kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

 Memberikan tugas untuk membaca

buku sumber atau referensi lain

 Guru menutup pertemuan dengan doa

dan salam

Pertemuan 3 (2 x 45 menit)

Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan 10 menit

salam pembuka dan doa.

 Guru memeriksa kehadiran siswa

sebagai sikap disiplin.


106

Apersepsi dan Memotivasi

 Guru melakukan apersepsi dengan

membahas materi yang dipelajari

pada minggu sebelumnya dan

mengkaitkannya dengan materi yang

akan dibahas. Misalnya “pada

pertemuan sebelumya kita sudah

mempelajari mengenai sifat-

sifatkoloid. Pada hari ini kita akan

mempelajari pembuatan koloid.

Sebutkan pembuatan koloid itu apa

saja?

 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan Inti Elaborasi 30 menit

 Guru menjelaskan pembuatn sistem

koloid
107

Konfirmasi 30 menit

 Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum jelas.

 Guru memberikan latihan soal kepada

siswa

Penutup  Mengarahkan siswa untuk 20 menit

menyimpulkan materi berdasarkan

kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

 Memberikan tugas untuk membaca

buku sumber atau referensi lain

 Guru menutup pertemuan dengan doa

dan salam

Pertemuan 4 (3 x 45 menit)

Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan 5 menit

salam pembuka dan doa.


108

 Guru memeriksa kehadiran siswa

sebagai sikap disiplin.

Apersepsi dan Memotivasi

 Guru melakukan apersepsi dengan

membahas materi yang dipelajari

pada minggu sebelumnya dan

mengkaitkannya dengan materi yang

akan dibahas. Misalnya “pada

pertemuan sebelumya kita sudah

mempelajari mengenai

pembuatankoloid. Pada hari ini kita

akan mempelajarikegunaankoloid.

Kegunaan koloid itu apa saja?dalam

bidang apa saja sebutkan contohnya?

 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Kegiatan Inti Elaborasi 30 menit

 Guru menjelaskan penggunaan koloid

dalam kehidupan sehari-hari

Konfirmasi 40 menit

 Guru memberikan kesempatan kepada


109

siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum jelas.

 Guru memberikan latihan soal kepada

siswa

 Guru menyuruh beberapa siswa untuk

maju ke depan mengerjakan latihan

soal di papan tulis dan mengoreksi

hasil pekerjaan siswa bersama-sama.

Penutup  Mengarahkan siswa untuk 15 menit

menyimpulkan materi berdasarkan

kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

 Guru menutup pertemuan dengan doa

dan salam
99

Lampiran 4

Kisi – kisi Soal Keterampilan Proses Sains

Konsep Indikator KPS Soal Kunci jawaban Kriteria

Suspensi Mengklasifikasi 1. Perhatikan jenis campuran berikut ini! A C3

kasar i. Campuran air dantepungterigu

ii. Air gula

iii. Air laut

iv. Kabut

v. Air kapur

Yang termasuk suspensi kasar adalah…

A. i dan v

B. ii dan iv

C. iv dan v
100

D. i dan ii

E. iii dan v

Gel Memprediksi 2. A C3

Apa yang terjadi pada gambar di atasjika gelatin dicampurkan dengan

air panas…

A. Gel

B. Buih

C. Tidak terjadi apa-apa

D. Emulsi

E. Aerosol
101

Sistem Mengamati 3.Berikut ini adalah gambar larutan, koloid, dan suspensi C C2

koloid

Air dengan susu merupakan contoh koloid. Jika larutan tersebut

dicampurkan warnanya akan….

A. Kusam

B. Bening

C. Keruh

D. Putih jernih

E. Jernih

Mengamati 4. Campuran berikut yang menghasilkan cairan bening adalah… C C2


A. Deterjen dan air

B. Pasir dan air

C. Garam dapur dan air


102

D. Susu dan air

E. Teh dan air

Mengamati 5. Terdapat E C2

air air+susu air+tepung terigu air+gulapasir

Campuran yang berwarna keruh adalah….

A. Air

B. Campuran air dengan gula pasir

C. Campuran air dengan tepung terigu

D. Campuran air dengan susu

E. C dan D benar

Memprediksi 6. Kebakaran hutan dapat menyebabkan terjadinya kabut asap yang C C3

menyebabkan terganggunya kesehatan, terutama pernafasan. Kejadian


103

tersebut termasuk kedalam sistem koloid….

A. Sol

B. Busa

C. Aerosol

D. Buih

E. Emulsi

Mengklasifikasi 7. Di antara campuran berikut: D C3

1. NaCl + air

2. Tepung terigu + air dipanaskan

3. Sabun + air

4. Gula + air

Yang menghasilkan sistem koloid adalah:

A. 1, 2, dan 3

B. 1, 3, dan 4

C. 1, 2, dan 4
104

D. 2 dan 3

E. 2 dan 4

Sifatkoloid Mengklasifikasi 8. i. satu fase D C3

ii. tidak jernih

iii. heterogen

iv. umumnya stabil

Sifat-sifat di atas yang merupakan sifat koloid adalah…

A. i dan ii

B. ii dan iii

C. iii dan iv

D. ii dan iv

E. ii dan i

Efektyndall Menyimpulkan 9. Untuk menentukan efek tyndall dilakukan beberapa percobaan. Efek C C3

Tyndall terjadi pada…..


105

Efek tyndall sempel Pengamatan Berkas

Sinar

Air Sinarnya diteruskan

Air + garam Sinarnya diteruskan

Air + susu Sinarnya di

hamburkan

A. Air

B. Air + garam

C. Air + susu

D. Air + susu dan air

E. Air + garam dan air


106

Memprediksi 10. Beberapa larutan di bawah ini A C3

( 1) (2)

Di uji sifat efek Tyndallnya. Apa yang terjadi jika larutan no 1 disorot

dengan senter….

A. Cahaya akan diteruskan

B. Cahaya di belokan

C. Cahaya di pantulkan

D. Cahaya di hamburkan

E. Cahaya tidak dibelokan dan tidak di pantulkan

Menyimpulkan 11. Pada percobaan efek tyndall pada larutan cahaya meneruskan sinar E C4

sedangkan koloid menghamburkannya, hal ini terjadi karena….

A. Perbedaan muatan

B. Pengumpulan partikel koloid


107

C. Pengaruh tekanan udara pada permukaan sistem koloid

D. Pengaruh sorotan cahaya

E. Perbedaan ukuran partikel

Menyimpulkan 12. Suatu contoh air sungai setelah disaring diperoleh filtrat yang tampak D C4

jernih. Filtrat tersebut ternyata menunjukkan efek tyndall. Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai…

A. Tergolong larutan sejati

B. Tergolong suspense

C. Tergolong sol

D. Tergolong koloid

E. Mengandung partikel kasar dan partikel koloid

Larutansejat Mengklasifikasi 13. Untuk membedakan koloid, larutan sejati dan suspensi kasar B C3

i, suspensi, dilakukan beberapa percoban. Dari hasil percobaan data

dankoloid diperolehsebagaiberikut.
108

Campuran pada Sifat-sifat

tabung

A Jernih, satu fase

B Dapat disaring dengan kertas

saring biasa, tidak jernih

Dua fase, tidak jernih

Pernyataan berikut yang benar adalah…

A. A = koloid, B = larutan sejati, C = suspensi kasar

B. A = larutan sejati, B = suspensi kasar, C = koloid

C. A = larutan sejati, B = koloid, C = suspense kasar

D. A = koloid, B = suspensi kasar, C = larutan sejati

E. A = suspensi kasar, B = koloid, C = larutan sejati


109

Mengamati 14. A C2

Pada gambar di atas ada larutan air dan terigu di campurkan akan

terjadi….

A. Warnanya akan putih keruh

B. Larutan Bening

C. Berwarna kuning

D. Berwarna putih

E. Tidak berwarna

Pembuatank Mengklasifikasi 15. Diketahui beberapa pembuatan koloid. E C3

oloid 1. Satu sendok teh gula dan satu sendok teh belerang digerus

kemudian larutkan dalam air

2. Pembuatan susu dengan mesin homogenisasi

3. Air dipanaskan kemudian ditetesi larutan FeCl3 jenuh

4. Larutan As2O3 dialiri gas


110

Yang termasuk pembuatan koloid cara kondensasi adalah…

A. 1 dan 2

B. 1 dan 3

C. 2 dan 3

D. 2 dan 4

E. 3 dan 4

Memprediksi 16. Pada pembuatan saus salad, agar campuran minyak dan cuka dapat A C3

tercampur dengan baik maka harus ditambahkan…

A. Zat pengelmusi

B. Gula

C. Garam

D. Zat pewarna

E. Zat pengawet

Menyimpulkan 17. Campuran air dengan susu termasuk kolid dikarenakan…. E C3

A. Tidak bisa disaring dengan kertas saring


111

B. Tampak homogen

C. Heterogen

D. Tidak stabil

E. A dan B benar

Aerosol Mengklasifikasi 18. Dari sistem koloid ada gel, kabut, buih, susu, dansantan yang B C3

termasuk golongan aerosol cair adalah….

A. Gel

B. Kabut

C. Buih

D. Susu

E. Santan

Mengklasifikasi 19. Sistem koloid ada gabus, kabut, asap, batuapung, dan mutiara yang C C3

fase tedispersinya padat dan medium pendispersi gas adalah…

A. Gabus

B. Kabut
112

C. Asap

D. Batu apung

E. Mutiara

Koloid Memprediksi 20. Apa yang akan terjadi jika pada saat pembuatan es krim ditambahkan A C3

pelindung gelatin….

A. Tidak timbul kristal

B. Es krim lebih banyak

C. Es krim menjadi lebih enak

D. Es krim warnanya bagus

E. B dan D benar

Sol Mengklasifikasi 21. Sistem koloid ada aerosol, busa, emulsi, gel, dan sol yang dibentuk E C3

dengan mendispersikan partikel zat padat ke dalam zat cair

dinamakan….

A. Aerosol

B. Busa
113

C. Emulsi

D. Gel

E. Sol

Dispersikol Mengklasifikasi 22. Perhatikan data di bawah ini: B C3

oid No Warna Keadaan sebelum Keadaan Dikenakan cahaya

. larutan penyaringan sesudah

penyaringan

1. Kuning Keruh Bening Tidak terjadi

penghamburan

cahaya

2. Kuning Bening Bening Terjadi

kecokla penghamburan

tan cahaya

3. Biru Bening Bening Tidak terjadi


114

penghamburan

cahaya

4. Putih Keruh Keruh Terjadi

penghamburan

cahaya

5. Tak Bening Bening Tidak terjadi

berwar penghamburan

na cahaya

Dari data di atas yang termasuk dispersi koloid adalah…

A. 1 dan 3

B. 2 dan 4

C. 2 dan 3

D. 3 dan 5

E. 4 dan 5
115

Gerak Memprediksi 23. Sistem dispersi koloid pada umumnya sukar mengendap (terpisah) A C3

Brown oleh pengaruh gravitasi bumi, hal itu disebabkan oleh….

A. Adanya gerak brown

B. Adanya efek tyndall

C. Adanya zat pendispersi

D. Bermuatan listrik

E. Koloid dapat terkoagulasi

Liofob Memprediksi 24. Dari sistem koloid diperoleh data sebagai berikut: C C3

1. Mudah dikoagulasi

2. Member efek tyndall yang jelas

3. Partikel terdispersi mengadsorpsi ion

Data di atas menunjukkan ciri…

A. Sol padat

B. Sol liofil

C. Sol liofob
116

D. Sol hidrofil

E. Sol logam

Asap-kabut Memprediksi 25. Berikut ini merupakan contoh beberapa peristiwa antara lain: E C3

(smog) 1. Gangguan cuaca

2. Gangguan lalu lintas transportasi udara

3. Gangguan pada lingkungan kehidupan atau ekosistem

4. Gangguan pada penglihatan dan saluran pernafasan manusia

Yang merupakan akibat dari adanya koloid asap-kabut (smog) di

udara adalah…

A. 1,2,3

B. 1,3

C. 2,4

D. 4 saja

E. Semua benar
117

Koagulasi Memprediksi 26. Koagulasi dapat terjadi jika E C3

1. Koloid dipanaskan

2. Mencampurkan dua macam koloid yang berbeda muatan

3. Ditambahkan zat elektrolit

4. Partikel koloid didialisis

Pernyataan tersebut yang benar adalah…

A. 1, 2, dan 4

B. 1, 3, dan 4

C. 2 dan 4

D. 3 dan 4

E. 1, 2, dan 3

Buih Memprediksi 27. Jika udara digelembungkan ke dalam larutan sabun, maka timbul buih. B C3

Fase terdispersi dan fase pendispersi pada buih berturut-turut adalah…

A. Cair, padat

B. Gas, cair
118

C. Gas, padat

D. Cair, gas

E. Padat, padat

Hidrofob Menyimpulkan 28. As2S3 adalah koloid hidrofob yang bermuatan negatif. Larutan yang B C4

paling baik untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah….

A. Besi (II) sulfat

B. Besi (II) klorida

C. Kalium fosfat

D. Magnesium sulfat

E. Aluminium sulfat

Emulsi Menyimpulkan 29. Bila minyak kelapa dicampurkan dengan air akan terjadi dua lapisan B C4

yang tidak saling melarut. Suatu emulsi akan terjadi bila campuran ini

dikocok dan ditambahkan….

A. Air es

B. Air sabun
119

C. Larutan garam

D. Minyak tanah

E. Larutan gula

Memprediksi 30. Saat pembuatan VCO bahan utama yang digunakan adalah buah A C3

kelapa. Buah kelapa di ambil santennya. Santen disini di dalam

sistem koloid termasuk…

A. Emulsi

B. Sol

C. Busa

D. Aerosol

E. Buih
120
121
122
122

Lampiran 5

LKS

Untuk mengkaji materi koloid yang terdiri dari sistem kolid, macam-macam

koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan kolid, dan kegunaannya lakukan tugas

proyek ini dengan kelompokmu.

Buatlah proyek es krim dan VCO!

Sebelum membuat proyek tersebut lakukanlah percobaan no 1, dan 2

1. Mengelompokkan campuran ke dalam larutan sejati, koloid, dan suspensi

ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Beaker glass (100 ml dan 200 ml)

2. Pengaduk

3. Corong

4. Kertas saring

Bahan :

1. Susu bubuk

2. Terigu
123

3. Gula pasir

4. Kopi

5. Garam

6. Santan

7. Air

CARA KERJA

1. Siapkan 6 buah beaker glass.

2. Buatlah campuran dalam masing-masing beaker glass :

a. susu bubuk + air dalam beaker glass 1

b. terigu + air dalam beaker glass 2

c. gula pasir + air dalam beaker glass 3

d. kopi + air dalam beaker glass 4

e. garam + air dalam beaker glass 5

f. Santan dalam beaker glass 6

3. Aduklah setiap campuran, perhatikan zat yang dicampurkan larut atau tidak.

4. Diamkan campuran itu. Catat apakah campuran stabil/tidak, bening/keruh.


124

5. Saringlah setiap campuran. Catat manakah yang meninggalkan residu dan apakah

hasil penyaringan bening atau keruh.

DATA HASIL PENGAMATAN

Campuran Keadaan awal Keadaan akhir


Susu bubuk + air
Terigu + air
Gula pasir + air
Kopi + air
Garam + air
Santan

Kesimpulan

Analisis Data

1. Dari percobaan yang telah dilakukan, campuran-campuran manakah yang termasuk

ke dalam larutan sejati, koloid atau suspensi?

2. Jelaskan perbedaan antara suspensi kasar, larutan sejati dan koloid !

3. Sebutkanmacam-macamkoloid!
125

Sudah pahamkah! Untuk lebih memahami materi koloid lakukan percobaan

dibawah ini!

2. PERCOBAAN EFEK TYNDALL DAN ADSOBSI

1. Siapkan 3 gelas kimia kemudian isilah masing – masing gelas dengan campuran

berikut ini:

a. Air

b. Air dengan Garam

c. Air dengan Susu

2. Aduk campuran tersebut

3. Ambil senter dan sorot ke gelas pertama yang berisi campuran air dengan garam

4. Amati sorot cahaya yang dipancarkan

5. Kemudian ambil senter dan sorot ke gelas kedua yang berisi campuran air dengan

susu

6. Amati sorot cahaya yang dipancarkan


126

2. - Dimasukansirupkedalamlabu Erlenmeyer

- Ditambahkannorit

- Disaringdengankertassaring

- Diamatifiltratnyadanbandingkansirup yang tidakdiberinoritsebelumnya

DATA PENGAMATAN EFEK TYNDALL

Efek Tyndall Sampel Pengamatan Berkas Sinar


Air
Air + garam
Air + susu

DATA PENGAMATN ADSOBSI

Sampel Pengamatan
Sirup
Sirup + norit

Kesimpulan

Analisis Data

1. Apa yang dimaksud dengan efek Tyndall?

2. Aapakah sifat dari koloid hanya efek tyndall? Kalau ada sebutkan dan jelaskan!

3. Apa yang dimaksuddenganadsobsi?


127

4. Mengapa larutan menyebabkan cahaya meneruskan sinar? Sedangkan koloid

menghamburkanya?

Jawab
128

Setelah melakukan percobaan sederhana, mari rancanglah proyek untuk membuat es krim dan VCO. Sebelum

membuat proyek jawablah pertanyaan dibawah ini

1. Apakah es krim dan VCO termasuk koloid?

2. Bagaimana cara menentukannya?

3. Bisakah dibuktikan dengan efek tyndall? Bagaimana caranya?

Langkah pertama tuliskan rincian jadwal pada tabel dibawah ini.

Tabel. Rincian Jadwal Kegiatan Proyek

Waktu Waktu
Biaya pelaksanaan pelaksanaan
No. Rincian Kegiatan Alat Bahan

Masuk Keluar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
129

Setelah menuliskan rincian jadwal langkah kedua membuat langkah kerja

atau cara kerja dari proyek sesuai dengan kelompokmu.

Membuat langkah kerja


130

Setelah proyek selesai di kerjakan buatlah laporan dari tujuan, alat dan

bahan, cara kerja, data pengamatan dan kesimpulan.

Buatlah laporan Praktikum!

Tujuan

Alat dan bahan

Cara kerja

Data pengamatan yang isinya keadaan awal dan keadaan akhir

Pembahasan yang isinya fase pendispersi dan medium pendispersi, cara


pembuatan termasuk kondensasi, dispersi, atau asosiasi

Kesimpulan
131

Diskusikan dengan kelompokmu jika produk yang kalian buat itu dijual
kira-kira harga dan keuntungan yang di peroleh berapa? Dan juga produk
kalian mau diberi nama apa?

Lembar Jawab :
132

Lampiran 6

PenilaianKeterampilanLaboratorium
Aspek keterampilan proses sains yang Beri Tanda √
diamati 4 3 2 1
1. Investigasi/merencanakan
percobaan
a. Menyiapkan alat dan
bahan
b. Membuat tabel hasil
pengamatan
2. Observasi
a. Mengamati perbedaan
larutan, suspensi, dan
koloid
b. Mengamati sifat-sifat
koloid effek Tyndall
3. Klasifikasi
a. Mencatat setiap
pengamatan ke dalam
table

4. Prediksi
a. Memperkirakan bentuk
campuran (homogen atau
heterogen)
5. Interpretasi

a. Menganalisis data
b. Membuat kesimpulan
sesuai dengan hasil
pengamatan
6. Komunikasi
a. Mempresentasikan hasil
pengamatan
b. Menyimak
pendapat/gambaran yang
disampaikan tiap
kelompok
c. Menjawab/menanggapi
pertanyaan
Total Skor
133

Rata-rata nilaikelas Kriteria


x ≥ 80 SangatBaik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
134

RubrikLembarObservasi

Penilaian Keterampilan Proses Sains


N Aspek yang diamati Indikator KPS Penjelasan
o Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Investigasi/merenca Menyiapkan Siswa menyiapkan Siswa Siswa Siswa tidak
nakan percobaan alat dan bahan alat dan bahan menyiapkan alat menyiapkan menyiapkan
lengkap sesuai dan bahan tetapi alat dan bahan alat dan
dengan LKS. kurang satu. kurang dua. bahan sesuai
Misalnya: dengan
menyiapkan gelas LKS.
kimia, spatula, air,
kopi, gula, susu, dan
lainnya sesuai LKS.

Membuat tabel Siswa membuat Siswa membuat Siswa Siswa tidak


hasil table hasil tabel hasil membuat tabel membuat
pengamatan pengamatan sesuai pengamatan hasil tabel hasil
di LKS. tetapi tidak pengamatan pengamatan.
lengkap kurang tetapi tidak
1 tabel. lengkap kurang
2 tabel.

2. Observasi Mengamati Siswa mengamati Siswa Siswa Siswa tidak


perbedaan perbedaan dari aspek melakukan mengamati mengamati
larutan, kelarutan, pengamatan perbedaan perbedaan
suspensi, dan penyaringan atau berdasarkan larutan, larutan,
koloid terbentuknya kelarutan, dan suspensi, dan suspensi,
135

endapan serta penyaringan koloid hanya dan koloid.


homogen atau atau dalam
heterogen. terbentuknya penyaringan
endapan. atau terbentuk
endapannya
saja.
Mengamati Siswa mengamati Siswa hanya Siswa tidak Siswa
sifat-sifat koloid sifat-sifat effek melakukan melakukan melakukan
effek Tyndall Tyndall dari adanya pengamatan keduanya. percobaan
pembiasan cahaya, tanpa mencari koloid effek
saat campuran tahu hal-hal Tyndall.
disorotkan lampu yang
senter. menyebabkan
terjadinya effek
Tyndall.
3. Klasifikasi Mencatat setiap Siswa mencatat Siswa hanya Siswa hanya Siswa tidak
pengamatan ke secara detail dari mencatat mencatat hasil mencatat
dalam tabel segi warna, sebagian dari praktikum dari hasil
kelarutan, hasil praktikum keadaan pengamatan
homogen/heterogen, dari keadaan akhirnya saja. ke dalam
stabil/tidak stabil awal dan tabel.
yang terlihat dari keadaan akhir.
hasil praktikum dari
keadaan awal dan
keadaan akhir.
4. Prediksi Memperkirakan Siswa Siswa hanya Siswa tidak Siswa tidak
bentuk memperkirakan memperkirakan memperkiraka memperkira
campuran apakah campuran apakah n campuran kan apakah
(homogen atau homogen atau campuran homogen dan campuran
136

heterogen) heterogen (larut homogen atau heterogen saja. homogen


sempurna atau dapat heterogen tetapi atau
dipisahkan). kurang tepat heterogen
dalam (larut
memperkirakan sempurna
campuran larut atau dapat
sempurna atau dipisahkan).
dapat
dipisahkan.
5. Interretasi Menganalisis Siswa menjelaskan Siswa Siswa Siswa tidak
data data yang diperoleh menjelaskan menjelaskan menjelaskan
secara lengkap dari data yang data yang data yang
segi warna, diperoleh tetapi diperoleh tidak diperoleh.
penyaringan, tidak secara lengkap
terbentuk endapan menjelaskan hanya segi
atau tidak. terbentuk warnanya saja
endapan atau yang
tidak. dijelaskan.
Membuat Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
kesimpulan menyimpulkan menyimpulkan membuat membuat
sesuai dengan tentang berdasarkan kesimpulan kesimpulan
hasil pembelajaran yang teori dari buku tetapi tanya tentang
pengamatan telah dilakukan paket kimia. dengan pembelajara
sesuai dengan hasil kelompok lain. n yang telah
pengamatan. dilakukan.
6. Komunikasi Mempresentasi Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
kan hasil mendiskusikan hasil mendiskusikan melakukan melakukan
pengamatan yang pembahasan diskusi diluar diskusi.
didapat, pada semua hanya kepada topik
137

kelompok dalam beberapa pembahasan.


diskusi kelas. kelompok saja.
Menyimak Siswa Siswa hanya Siswa hanya Siswa tidak
pendapat/gamba mendengarkan, mendengarkan mendengarkan mendengark
ran yang memperhatikan, dan dan saja. an,
disampaikan menanggapi memperhatikan memperhati
tiap kelompok pendapat orang lain. pendapat orang kan, dan
lain. menanggapi
pendapat
orang lain.
Menanggapi/me Siswa menjawab Siswa Siswa Siswa tidak
njawab pertanyaan guru, menjawab menjawab menjawab
pertanyaan teman, dan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
sebagainya dengan guru, teman, guru, teman, guru, teman,
jawaban yang tepat. dan sebagainya dan sebagainya dan
dengan jawaban tetapi salah. sebagainya.
yang kurang
tepat.
138

Penilaian Proyek Keterampilan Proses Sains VCO


Aspek keterampilan proses sains yang diamati Beri Tanda √
4 3 2 1
1. Investigasi/merencanakan percobaan
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membuat tabel hasil pengamatan
2. Observasi
a. Mengamati
saatpengadukanantarasantandanminyakterp
isah
3. Klasifikasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel

4. Interpretasi
a. Menganalisis data
b. Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil
pengamatan

5. Komunikasi
a. Mempresentasikan hasil pengamatan

b. Menyimak pendapat/gambaran yang


disampaikan tiap kelompok

c. Menjawab/menanggapi pertanyaan
Total Skor

Rata-rata nilaikelas Kriteria


x ≥ 80 SangatBaik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
139

Rubrik Lembar Observasi

Penilaian Keterampilan Proses Sains


N Aspek yang diamati Indikator KPS Penjelasan
o Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Investigasi/merenca Menyiapkan Siswa menyiapkan Siswa Siswa Siswa tidak
nakan percobaan alat dan bahan alat dan bahan menyiapkan alat menyiapkan menyiapkan
lengkapsesuai yang dan bahan tetapi alat dan bahan alat dan
dibutuhkan. kurang satu. kurang dua. bahan.
Misalnya: wajan,
pengadukan,
parutan, kelapa, dll.

Membuat tabel Siswa membuat Siswa membuat Siswa Siswa tidak


hasil table hasil tabel hasil membuat tabel membuat
pengamatan pengamatan sesuai pengamatan hasil tabel hasil
di LKS. tetapi tidak pengamatan pengamatan.
lengkap kurang tetapi tidak
1 tabel. lengkap kurang
2 tabel.

2. Observasi Mengamati saat Siswa mengamati Siswa Siswa Siswa tidak


pengadukan saat pengadukan melakukan mengamati mengamati.
antara santan antara santan dan pengamatan saat
dan minyak minyak yang hanyasaatpenga memasukan
terpisah memisah dukan. santan kedalam
wajan.
140

3. Klasifikasi Mencatat setiap Siswa mencatat Siswa hanya Siswa hanya Siswa tidak
pengamatan ke secara detail dari mencatat mencatat hasil mencatat
dalam tabel segi warna, sebagian dari pembuatan hasil
keadaanawaldanakhi hasil pembuatan VCO dari pengamatan
r, VCO dari keadaan ke dalam
jugaadaendapanataut keadaan awal akhirnya saja. tabel.
idak. dan keadaan
akhir.
5. Interretasi Menganalisis Siswa menjelaskan Siswa Siswa Siswa tidak
data data yang diperoleh menjelaskan menjelaskan menjelaskan
secara lengkap dari data yang data yang data yang
segi warna yaitu diperoleh tetapi diperoleh tidak diperoleh.
kuning bening, tidak secara lengkap
baunya tidak tengik, menjelaskan hanya segi
dan tidak ada baunyatengikata warnanya saja
endapan. utidak. yang
dijelaskan.
Membuat Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
kesimpulan menyimpulkan menyimpulkan membuat membuat
sesuai dengan tentang berdasarkan kesimpulan kesimpulan
hasil pembelajaran yang teori dari buku tetapi tanya tentang
pengamatan telah dilakukan paket kimia. dengan pembelajara
sesuai dengan hasil kelompok lain. n yang telah
pengamatan. dilakukan.
6. Komunikasi Mempresentasi Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
kan hasil mendiskusikan hasil mendiskusikan melakukan melakukan
pengamatan yang pembahasan diskusi diluar diskusi.
didapat, pada semua hanya kepada topik
kelompok dalam beberapa pembahasan.
141

diskusi kelas. kelompok saja.


Menyimak Siswa Siswa hanya Siswa hanya Siswa tidak
pendapat/gamba mendengarkan, mendengarkan mendengarkan mendengark
ran yang memperhatikan, dan dan saja. an,
disampaikan menanggapi memperhatikan memperhati
tiap kelompok pendapat orang lain. pendapat orang kan, dan
lain. menanggapi
pendapat
orang lain.
Menanggapi/me Siswa menjawab Siswa Siswa Siswa tidak
njawab pertanyaan guru, menjawab menjawab menjawab
pertanyaan teman, dan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
sebagainya dengan guru, teman, guru, teman, guru, teman,
jawaban yang tepat. dan sebagainya dan sebagainya dan
dengan jawaban tetapi salah. sebagainya.
yang kurang
tepat.
142

Penilaian Proyek Keterampilan Proses Sains EsKrim


Aspek keterampilan proses sains yang Beri Tanda √
diamati 4 3 2 1
1. Investigasi/merencanakan
percobaan
a. Menyiapkan alat dan
bahan
b. Membuat tabel hasil
pengamatan
2. Observasi
a. Mengamati saat
pencampuranbahan
3. Klasifikasi
a. Mencatat setiap
pengamatan ke dalam
tabel
4. Interpretasi
a. Menganalisis data
b. Membuat kesimpulan
sesuai dengan hasil
pengamatan
5. Komunikasi
a. Mempresentasikan hasil
pengamatan
b.Menyimak
pendapat/gambaran yang
disampaikan tiap kelompok

d. Menjawab/menanggapi
pertanyaan
Total Skor

Rata-rata nilaikelas Kriteria


x ≥ 80 SangatBaik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
Kriteria Penilaian Jumlah skor
166

Rubrik Lembar Observasi

Penilaian Keterampilan Proses Sains


N Aspek yang diamati Indikator KPS Penjelasan
o Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Investigasi/merenca Menyiapkan Siswa menyiapkan Siswa Siswa Siswa tidak
nakan percobaan alat dan bahan alat dan bahan menyiapkan alat menyiapkan menyiapkan
lengkapsesuai yang dan bahan tetapi alat dan bahan alat dan
dibutuhkan. kurang satu. kurang dua. bahan.
Misalnya: blender,
pengadukan, susu,
tepungmayzena, dll.
Membuat tabel Siswa membuat Siswa membuat Siswa Siswa tidak
hasil table hasil tabel hasil membuat tabel membuat
pengamatan pengamatan sesuai pengamatan hasil tabel hasil
di LKS. tetapi tidak pengamatan pengamatan.
lengkap kurang tetapi tidak
1 tabel. lengkap kurang
2 tabel.

2. Observasi Mengamati saat Siswa mengamati Siswa Siswa Siswa tidak


pengadukan saat pencampuran melakukan mengamati mengamati.
antara santan bahan sampai pengamatan saatakhirsaja.
dan minyak selesai. hanyasaatpenga
terpisah dukan.
3. Klasifikasi Mencatat setiap Siswa mencatat Siswa hanya Siswa hanya Siswa tidak
pengamatan ke secara detail dari mencatat mencatat dari mencatat
dalam tabel segi warna, keadaan sebagian dari keadaan hasil
167

awal dan akhir. keadaan awal akhirnya saja. pengamatan


dan keadaan ke dalam
akhir. tabel.
5. Interretasi Menganalisis Siswa menjelaskan Siswa Siswa Siswa tidak
data data yang diperoleh menjelaskan menjelaskan menjelaskan
secara lengkap dari data yang data yang data yang
segi struktur lebih diperoleh tetapi diperoleh tidak diperoleh.
lembut dan padat, tidak secara lengkap
rasanya lebih lama menjelaskan hanya segi
di mulut. teksturnyasaja. rasanyasaja.
Membuat Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
kesimpulan menyimpulkan menyimpulkan membuat membuat
sesuai dengan tentang berdasarkan kesimpulan kesimpulan
hasil pembelajaran yang teori dari buku tetapi tanya tentang
pengamatan telah dilakukan paket kimia. dengan pembelajara
sesuai dengan hasil kelompok lain. n yang telah
pengamatan. dilakukan.
6. Komunikasi Mempresentasi Siswa Siswa Siswa Siswa tidak
kan hasil mendiskusikan hasil mendiskusikan melakukan melakukan
pengamatan yang pembahasan diskusi diluar diskusi.
didapat, pada semua hanya kepada topik
kelompok dalam beberapa pembahasan.
diskusi kelas. kelompok saja.
Menyimak Siswa Siswa hanya Siswa hanya Siswa tidak
pendapat/gamba mendengarkan, mendengarkan mendengarkan mendengark
ran yang memperhatikan, dan dan saja. an,
disampaikan menanggapi memperhatikan memperhati
tiap kelompok pendapat orang lain. pendapat orang kan, dan
lain. menanggapi
168

pendapat
orang lain.
Menanggapi/me Siswa menjawab Siswa Siswa Siswa tidak
njawab pertanyaan guru, menjawab menjawab menjawab
pertanyaan teman, dan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
sebagainya dengan guru, teman, guru, teman, guru, teman,
jawaban yang tepat. dan sebagainya dan sebagainya dan
dengan jawaban tetapi salah. sebagainya.
yang kurang
tepat.
166

Lampiran 7

PANDUAN OBSERVASI ASPEK SIKAP SISWA

Tujuan :

Mengetahui kemampuan sikap siswa pada pembelajaran materi koloid

N Aspek Indikator Skore


o
1. Perhatian dalam mengikuti Jika semua indikator 4
pelajaran dilaksanakan atau muncul
a. Memperhatikan guru Jika salah satu indikator tidak 3
mengajar dengan baik. dilaksanakan atau muncul
b. Sering menyampaikan Jika salah satu indikator 2
pendapat dilaksanakan atau muncul
c. Memperhatikan teman saat Jika tidak ada satu pun indikator 1
presentasi yang tidak dilaksanakan atau
muncul
2. Keaktifan siswa dalam Jika siswa bertanya ≥ 4 kali 4
mengajukan pertanyaan (rasa Jika siswa bertanya 2 - 3 kali 3
ingin tahu) Jika siswa bertanya hanya 1 kali 2
Jika siswa tidak mengajukan 1
pertanyaan
3. Keaktifan siswa dalam menjawab Jika siswa menjawab 4
pertanyaan pertanyaan ≥ 4
Jika siswa menjawab 3
pertanyaan 2 - 3 kali
Jika siswa menjawab 2
pertanyaan hanya 1 kali
Jika siswa tidak pernah 1
menjawab pertanyaan
4. Tanggungjawab Jika semua indikator 4
a. Melaksanakan tugas dilaksanakan atau muncul
individu dari guru dengan Jika salah satu indikator tidak 3
baik. dilaksanakan atau muncul
b. Menerima resiko dari Jika salah satu indikator 2
tindakan yang dilakukan dilaksanakan atau muncul
c. Tidak menuduh orang lain Jika tidak ada satu pun indikator 1
tanpa bukti kuat yang yang tidak dilaksanakan atau
167

akurat muncul
d. Mengembalikan barang
yang dipinjam dan
meminta maaf atas
kesalahan yang dilakukan
5. Partisipasi/kerjasama Jika semua indikator 4
a. Aktif dalam kerja kelompok dilaksanakan atau muncul
b. Suka menolong teman/orang Jika salah satu indikator tidak 3
lain dilaksanakan atau muncul
c. Kesediaan melakukan tugas Jika salah satu indikator 2
sesuai kesepakatan dilaksanakan atau muncul
d. Dapat berkomunikasi dengan Jika tidak ada satu pun indikator 1
teman dan dapat memberikan yang tidak dilaksanakan atau
pendapat muncul
6. Kejujuran Jika semua indikator 4
a. Tidak nyontek dalam dilaksanakan atau muncul
mengerjakan ujian/ulangan Jika salah satu indikator tidak 3
b. tidak melakukan plagiat, dilaksanakan atau muncul
mengemukakan perasaan Jika salah satu indikator 2
terhadap sesuatu apa dilaksanakan atau muncul
adanya Jika tidak ada satu pun indikator 1
c. melaporkan data atau yang tidak dilaksanakan atau
informasi apa adanya muncul
d. mengakui kesalahan atau
kekurangan yang di miliki
Mendengarkan dan 4
memperhatikan pendapat teman
Menolak pendapat teman saat 3
teman mengemukakan pendapat
Kemampuan menghargai tapi dengan alasan yang
7.
pendapat teman rasional
Memotong pembicaraan teman 2
saat teman mengemukakan
pendapat
Mencela ketika teman 1
menyampaikan pendapat
8. Disiplin Jika semua indikator 4
a. Masuk kelas tepat waktu dilaksanakan atau muncul
b. Mengumpulkan tugas tepat Jika salah satu indikator tidak 3
waktu dilaksanakan atau muncul
c. memakai seragam sesuai Jika salah satu indikator 2
tata tertib, dilaksanakan atau muncul
168

d. Tertib dalam mengikuti Jika tidak ada satu pun indikator 1


pembelajaran yang tidak dilaksanakan atau
muncul
Mempunyai buku catatan, LKS 4
dan buku kimia
Mempunyai buku catatan dan 3
9. Kelengkapan buku LKS
Mempunyai buku catatan saja 2
Tidak mempunyai buku catatan 1
dan LKS dan buku kimia

Rata-rata nilaikelas Kriteria


x ≥ 80 SangatBaik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
169

Lampiran 8

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODEL PjBL

Petunjuk : berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda

Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS ST
Motivasi
1 Apakah siswa merasa senang
pembelajaran dengan menggunakan
model PjBL?
2 Apakah siswa merasa tertarik
pembelajaran dengan menggunakan
model PjBL?
3 Setelah mengetahui pembelajaran
dilaksanakan dengan model PjBL yaitu
pemberian proyek kepada siswa, apakah
memotivasi siwa untuk lebih giat belajar?
4 Dengan merancang percobaan/proyek
sendiri apakah membuat siswa termotivasi
dalam belajar?
Kerjasama
5 Apakah dengan model PjBL dapat
meningkatkan kerjasama dalam
kelompok?
6 Apakah dengan kerjasama membuat siswa
dapat lebih memahami materi yang
disampaikan?
7 Apakah dengan kerjasama membuat siswa
lebih aktif dalam pembelajaran?
Penguasaan Materi
8 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih mudah memahami materi?
9 Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model PjBL dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk
mengingat suatu konsep materi?
10 Apakah dengan model PjBL siswa lebih
mudah belajar?
11 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih mudah mencerna materi?
Kemampuan bertanya
12 Apakah dengan model PjBL dapat
meningkatkan keberanian siswa dalam
170

bertanya?
13 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih berani menanggapi pendapat
teman?
Presentasi hasil diskusi
14 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih percaya diri dalam
menyampaikan hasil diskusi?
15 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih aktif untuk menyampaikan
pendapat saat mempresentasikan hasil
diskusinya?
16 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih berani tampil di depan kelas?
17 Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model PjBL dapat melatih
keterampilan proses sains siswa?
Penghargaan
18 Apakah dengan pemberian penghargaan
membuat siswa lebih bersemangat dalam
belajar?
19 Apakah dengan penghargaan yang
dilakukan melalui model PjBL membuat
siswa merasa senang dan termotivasi?

NP% = x 100%

Keterangan :

NP% = persentasenilaisiswa yang diperoleh

n = jumlahskor yang diperoleh

N = jumlahskormaksimal
171

Lampiran 9

SOAL TES
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Materi : Koloid
Kelas/Semster : XI/II
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk :
1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar yang tersedia.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang tepat.
4. Kerjakan soal dari yang dianggap mudah terlebih dahulu.
5. Bila jawaban salah dan ingin memperbaikinya, lakukan seperti berikut:

Jawaban semula : A B C D E
Pembetulan : A B C D E

1. Perhatikan jenis campuran berikut ini!


vi. Air
vii. Air gula
viii. Air laut
ix. Kabut
x. Air kapur

Yang termasuksuspensikasaradalah…

A. i dan v D. i dan ii
B. ii dan iv E. iii dan v
C. iv dan v
172

2.

Gambar di atasmenunjukkan campuran gelatin dengan air dipanaskan, apa yang akan
terjadi…
A. Gel D. Emulsi
B. Buih E. Aerosol
C. Tidak terjadi apa-apa

3. i. satu fase
ii. tidak jernih
iii. heterogen
iv. umumnya stabil
Sifat-sifat di atas yang merupakan sifat koloid adalah…
A. i dan ii D. ii dan iv
B. ii dan iii E. ii dan i
C. iii dan iv

4. Untuk menentukan percobaan efek tyndall dilakukan beberapa percobaan. Dari hasil
percobaan di bawah ini dapat disimpulkan…..

Efek tyndall sempel Pengamatan Berkas


Sinar
Air Sinarnya diteruskan

Air + garam Sinarnya diteruskan

Air + susu Sinarnya di


hamburkan

A. Air termasuk efek tyndall


B. Air + garam termasuk efek tyndall
C. Air + susu termasuk efek tyndall
D. Air + susu dan air termasuk efek tyndall
E. Air + garam dan air termasuk efek tyndall
173

5. Untuk membedakan koloid, larutan sejati dan suspensi kasar dilakukan beberapa percoban.
Dari hasil percobaan didapat data sebagai berikut.
Campuran pada Sifat-sifat
tabung
A Jernih, satu fase
B Dapat disaring
dengan kertas saring
biasa, tidak jernih

C Dua fase, tidak


jernih

Dari hasil percobaan tersebut maka…


A. A = koloid, B = larutan sejati, C = suspensi kasar
B. A = larutan sejati, B = suspensi kasar, C = koloid
C. A = larutan sejati, B = koloid, C = suspense kasar
D. A = koloid, B = suspensi kasar, C = larutan sejati
E. A = suspensi kasar, B = koloid, C = larutan sejati

6. Pada percobaan efek tyndall larutan air dengan garam di sorot dengan senter apa yang
terjadi…..
A. Cahaya akan diteruskan
B. Cahaya di belokan
C. Cahaya di pantulkan
D. Cahaya di hamburkan
E. Cahaya tidak dibelokan dan tidak di pantulkan

7. Pada pembuatan agar-agar fase terdispersi dan medium pendispersi berturut-turut adalah….
A. Cair, cair D. Cair, gas
B. Padat, cair E. Cair, padat
C. Padat, padat

8. Diketahui beberapa pembuatan koloid.


1. Satu sendok teh gula dan satu sendok teh belerang digerus kemudian larutkan dalam air
2. Pembuatan susu dengan mesin homogenisasi
3. Air dipanaskan kemudian ditetesi larutan FeCl3 jenuh
4. Larutan As2O3 dialiri H2S

Yang termasukpembuatankoloidcarakondensasiadalah…

A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
174

C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4

9. Campuran berikut yang menghasilkan cairan bening adalah…


A. Deterjen dan air D. Susu dan air
B. Pasir dan air E. Teh dan air
C. Garam dapur dan air

10. Berikut berturut-turut merupakan fase terdispersi dan medium pendispersi dari krim kocok
yang digunakan dalam pembuatan es krim coklat adalah ….
A. Padat, cair D. Cair, gas
B. Gas, padat E. Cair, padat
C. Gas, cair

11. Pada percobaan efek tyndall pada larutan cahaya meneruskan sinar sedangkan koloid
menghamburkannya, hal ini terjadi karena….
A. Perbedaan muatan D. Pengaruh sorotan cahaya
B. Pengumpulan partikel koloid E. Perbedaan ukuran partikel
C. Pengaruh tekanan udara pada
permukaan sistem koloid

12. Sistem koloid yang dibentuk dengan mendispersikan partikel zat padat ke dalam zat cair
disebut….
A. Gel D. Sol
B. Aerosol E. Emulsi
C. Buih

13. Jika udara digelembungkan ke dalam larutan sabun, maka timbul buih. Fase terdispersi dan
fase pendispersi pada buih berturut-turut adalah…
A. Cair, padat D. Cair, gas
B. Gas, cair E. Padat, padat
C. Gas, padat

14. Gerak Brown yang terjadi pada partikel koloid dapat menaikkan suhu. Kenaikan suhu
tersebut juga dapat menyebabkan…
A. Tabrakan antar molekul medium pendispersi dengan zat yang terdispersi makin lemah
B. Tabrakan antar molekul medium pendispersi dengan zat yang terdispersi makin kuat
175

C. Tidak terjadi tabrakan


D. Terjadi tabrakan antar medium pendispersi
E. Terjadi tabrakan antar molekul zat yang terdispersi

15. Perhatikan data di bawah ini:

No. Warna Keadaan Keadaan Dikenakan


larutan sebelum sesudah cahaya
penyaringan penyaringan
1. Kuning Keruh Bening Tidak terjadi
penghamburan
cahaya
2. Kuning Bening Bening Terjadi
kecoklatan penghamburan
cahaya
3. Biru Bening Bening Tidak terjadi
penghamburan
cahaya
4. Putih Keruh Keruh Terjadi
penghamburan
cahaya
5. Tak Bening Bening Tidak terjadi
berwarna penghamburan
cahaya

Dari data di atas yang termasukdispersikoloidadalah…

A. 1 dan 3 D. 3 dan 5
B. 2 dan 4 E. 4 dan 5
C. 2 dan 3

16. Suatu contoh air sungai setelah disaring diperoleh filtrat yang tampak jernih. Filtrat tersebut
ternyata menunjukkan efek tyndall. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai…
A. Tergolong larutan sejati
B. Tergolong suspensi
C. Tergolong sol
D. Tergolong koloid
E. Mengandung partikel kasar dan partikel koloid
176

17. Dari sistem koloid diperoleh data sebagai berikut:


1. Mudah dikoagulasi
2. Member efek tyndall yang jelas
3. Partikel terdispersi mengadsorpsi ion

Data di atasmenunjukkanciri…

A. Sol padat D. Sol hidrofil


B. Sol liofil E. Sol logam
C. Sol liofob

18. Berikut ini merupakan contoh beberapa peristiwa antara lain:


1. Gangguan cuaca
2. Gangguan lalu lintas transportasi udara
3. Gangguan pada lingkungan kehidupan atau ekosistem
4. Gangguan pada penglihatan dan saluran pernafasan manusia
Yang merupakan akibat dari adanya koloid asap-kabut (smog) di udara adalah…
A. 1,2,3 D. 4 saja
B. 1,3 E. Semua benar
C. 2,4

19. Koagulasi dapat terjadi jika


1. Koloid dipanaskan
2. Mencampurkan dua macam koloid yang berbeda muatan
3. Ditambahkan zat elektrolit
4. Partikel koloid didialisis
Pertanyaan tersebut yang benar adalah…
A. 1, 2, dan 4 D. 3 dan 4
B. 1, 3, dan 4 E. 1, 2, dan 3
C. 2 dan 4
177

20. Kebakaranhutan dapat menyebabkan terjadinya kabut asap yang menyebabkan terganggunya kesehatan, terutama
pernafasan. Kejadian tersebut termasuk kedalam sistem koloid….

A. Sol
B. Busa
C. Aerosol
D. Buih
E. Emulsi
178

Lampiran 10

AnalisisButirSoal

MenentukaValiditas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda, danReliabilitas

No No. Soal
siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
6 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
9 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
11 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
13 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
179

18 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
22 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 7 11 11 11 5 9 9 11 11 11 9 9 8 9 9
p 0.21875 0.343 0.343 0.343 0.156 0.281 0.281 0.34 0.343 0.343 0.281 0.281 0.25 0.28 0.281
q 0.78125 0.656 0.656 0.656 0.843 0.718 0.718 0.65 0.656 0.656 0.718 0.718 0.75 0.71 0.718
p*q 0.1709 0.225 0.225 0.225 0.131 0.202 0.202 0.22 0.225 0.225 0.202 0.202 0.18 0.20 0.202

No. Soal
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
siswa
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1
2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0

3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

4 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
180

8 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1

9 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

10 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

12 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0

13 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1

14 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0

15 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

16 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0

17 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0

18 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1

19 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1

20 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1

21 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1

22 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0

23 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

Jumlah
16 16 11 15 11 20 7 11 11 11 11 9 17 18 16

p 0.5 0.5 0.344 0.4688 0.3438 0.625 0.21875 0.3438 0.3438 0.344 0.3438 0.2813 0.5313 0.5625 0.5
181

q 0.5 0.5 0.656 0.5313 0.6563 0.375 0.78125 0.6563 0.6563 0.656 0.6563 0.7188 0.4688 0.4375 0.5

p*q 0.25 0.25 0.226 0.249 0.2256 0.2344 0.170898 0.2256 0.2256 0.226 0.2256 0.2021 0.249 0.2461 0.25

X1Y X2Y X3Y X4Y X5Y X6Y X7Y X8Y X9Y X10Y X11Y X12Y X13Y X14Y X15Y
24 24 24 24 0 24 24 24 24 24 24 0 24 24 24
11 0 11 0 11 11 0 11 11 11 0 0 0 0 0
26 0 26 26 26 26 26 26 26 26 0 26 26 26 0
0 22 22 0 22 0 22 22 22 22 22 22 0 22 22
22 22 0 22 0 22 0 22 22 22 22 0 22 22 22
26 26 0 26 0 26 26 26 0 26 26 26 26 26 26
29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
0 18 0 18 0 18 0 18 18 0 18 18 18 0 18
0 23 0 23 0 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
0 0 20 0 20 0 0 0 20 20 20 20 20 20 0
0 24 24 24 0 24 24 24 24 24 24 24 0 24 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
0 10 10 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 11 11 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0
12 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0
0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
182

0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0
0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
150 215 183 222 108 203 193 236 229 234 208 200 188 216 196
21.42 19.54 16.63 20.18 21.6 22.55 21.44 21.45 20.81 21.27 23.1111 22.2222 23.5 24 21.7777
0.428 0.307 0.119 0.348 0.439 0.501 0.429 0.430 0.389 0.418 0.53732 0.47997 0.56241 0.59467 0.45130
valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

X16Y X17Y X18Y X19Y X20Y X21Y X22Y X23Y X24Y X25Y X26Y X27Y X28Y X29Y X30Y
0 0 24 0 24 24 24 24 24 24 0 24 24 24 24

0 0 11 11 0 0 0 0 11 0 0 11 0 0 0

26 26 26 26 26 26 26 0 26 26 26 26 26 26 26

22 0 22 0 0 22 22 22 22 0 22 22 22 22 22

22 22 22 0 0 22 22 22 22 22 0 0 22 22 22

26 26 26 26 26 26 0 26 26 26 26 26 26 26 26

29 29 29 29 29 29 0 29 29 29 29 29 29 29 29

18 0 18 18 0 18 0 18 0 18 0 18 0 18 18

23 23 23 0 0 23 0 23 23 23 0 23 23 23 23

0 20 0 20 20 20 20 20 20 0 20 20 20 20 20

24 24 24 24 0 24 24 24 24 24 0 0 24 24 24

8 0 0 8 8 8 0 0 8 0 8 0 8 0 0

0 10 0 10 0 10 0 0 0 0 10 0 10 10 10
183

11 11 11 11 0 11 11 0 0 0 11 0 11 11 0

8 8 0 0 8 8 0 0 0 8 8 0 0 8 0

8 8 0 8 8 8 0 0 0 0 8 0 8 0 0

12 12 0 12 12 12 0 0 0 12 0 0 12 12 0

0 6 0 0 6 6 0 6 0 0 0 0 0 0 6

10 10 0 10 10 10 0 0 0 10 0 0 10 10 10

6 0 0 0 0 6 0 6 0 0 0 0 0 6 6

0 7 0 7 0 7 0 0 0 0 7 0 7 0 7

0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0

4 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4

257 247 236 224 177 320 149 220 235 222 175 199 287 300 277

16.0625 15.4375 21.4545 14.9333 16.0909 16 21.2857 20 21.3636 20.1818 15.9090 22.11111 16.88235 16.66667 17.312

0.08257 0.04225 0.43045 0.00972 0.08440 0.07854 0.41955 0.33660 0.42458 0.34833 0.07267 0.472811 0.135469 0.121553 0.1632

tidak tidak valid tidak tidak tidak valid valid valid valid tidak valid tidak tidak tidak

ba 6 8 7 8 5 9 7 10 10 10 9 8 8 9 8 8 7 10 7 5 10 6 9 10 8 5 9 9 10 10
ja 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
bb 1 3 4 3 0 0 2 1 1 1 0 1 0 0 1 8 9 1 8 6 10 1 2 1 3 6 0 8 8 6
jb 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
184

Skor Dayabeda
0,25 Cukup
0,25 Cukup
0,15 Jelek
0,25 Cukup
0,25 Cukup
0,45 Baik
0,25 Cukup
0,45 Baik
0,45 Baik
0,45 Baik
0,45 Baik
0,35 Cukup
0,4 Cukup
0,45 Baik
0,35 Cukup
0 Jelek
-0,1 Jelek
0,45 Baik
-0,05 Jelek
-0,05 Jelek
0 Jelek
0,25 Cukup
0,35 Cukup
0,45 Baik
0,25 Cukup
-0,05 Jelek
0,45 Baik
0,05 Cukup
0,1 Jelek
0,2 Jelek
185

Skor Tingkat Kesukaran


0,304 Sedang
0,478 Sedang
0,478 Sedang
0,48 Sedang
0,22 Sukar
0,391 Sedang
0,39 Sedang
0,48 Sedang
0,48 Sedang
0,48 Sedang
0,39 Sedang
0,391 Sedang
0,35 Sedang
0,39 Sedang
0,39 Sedang
0,7 Mudah
0,7 Mudah
0,48 Sedang
0,65 Sedang
0,478 Sedang
0,87 Mudah
0,3043 Sedang
0,478 Sedang
0,48 Sedang
0,48 Sedang
0,478 Sedang
0,39 Sedang
0,739 Mudah
0,78 Mudah
0,7 Mudah

RELIABILITAS 0.9443
N 23
N-1 22
S^2 67.269
Σp*q 6.5117
186

Lampiran 11

DAFTAR NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN


AJARAN 2013-2014
No XI-IPA1 XI-IPA2 XI-IPA3
1 76 66 80
2 85 88 89
3 89 88 78
4 98 96 93
5 65 93 80
6 89 96 86
7 86 96 86
8 76 88 70
9 60 88 91
10 85 68 84
11 62 85 85
12 83 68 78
13 83 85 75
14 79 86 88
15 75 60 60
16 75 78 75
17 83 95 60
18 73 75 60
19 89 86 75
20 76 76 75
21 91 72 80
22 91 70 83
23 75 73 76
24 89 53 83
25 75 70 98
26 95 75 86
27 88 82 60
28 78 83 89
29 60 70 91
30 76 92 84
31 85 96 88
32 78
n 31 32 31
jumlah 2490 2574.5 2486
rata2 80.32258065 80.453125 80.19354839
S^2 96.026 130.764 101.028
S 9.799275813 11.4352027 10.05126644
Xmax 98 96 98
Xmin 60 53 60
Rentang 38 43 38
log n 1.491 1.505 1.491
K ht 5.92149359 5.966994928 5.92149359
K 6 6 6
pK 6.333333333 7.166666667 6.333333333
pk 6 7 6
187

Lampiran 12

UJI NORMALITAS DATA HASIL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP KELAS XI IPA 1

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
Oi  E i 2
 
2
å
i 1
Ei

Kriteria yang digunakan


Ho diterima jika x2 < x2 tabel

Nilai maksimal = 98 Panjang Kelas = 6


Nilai minimal = 60 Rata-rata ( X ) = 80.323
Rentang = 38 S = 9.7993
Banyak kelas = 3 N = 31
188

Batas Z untuk Peluang (Oi-Ei)²


Kelas Interval Luas kelas Z Ei Oi
Kelas batas kls Untuk Z Ei
60 - 66 59.5 -2.12 0.483 0.062388423 1.934041101 4 2.2068746
67 - 73 66.5 -1.41 0.421 0.163955938 5.082634076 1 3.2793825
74 - 80 73.5 -0.70 0.257 0.264081181 8.186516598 10 0.4017242
81 - 87 80.5 0.02 0.007 0.260828554 8.085685166 7 0.1457777
88 - 94 87.5 0.73 0.268 0.157969905 4.897067051 7 0.9030562
95 - 101 94.5 1.45 0.426 0.058635942 1.817714217 2 0.0182802
101.5 2.161 0.485
x2 = 6.9550953

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh x² tabel = 7.81

6.9551 7.81

Karena 2(hitung) < 2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal


189

Lampiran 13

UJI NORMALITAS DATA HASIL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP KELAS XI IPA 2

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
Oi  E i 2
 
2
å i 1
Ei

Kriteria yang digunakan


Ho diterima jika x2 < x2 tabel

Nilai maksimal = 96 Panjang Kelas = 6


Nilai minimal = 53 Rata-rata ( X ) = 80
Rentang = 43 S = 11
Banyak kelas = 3 N = 32
190

Batas Z untuk batas Peluang (Oi-Ei)²


Kelas Interval Luas kelas Z Ei Oi
Kelas kls Untuk Z Ei
53 - 59 52.5 -2.444 0.493 0.0261977 0.83832606 1 0.031179353
60 - 67 59.5 -1.832 0.467 0.0952107 3.04674353 2 0.359620692
68 - 75 67.5 -1.133 0.371 0.2037925 6.52135906 9 0.942082913
76 - 83 75.5 -0.433 0.168 0.2725985 8.72315355 4 2.557352607
84 - 91 83.5 0.266 0.105 0.2279357 7.29394164 8 0.068346915
92 - 99 91.5 0.966 0.333 0.1191188 3.81180056 7 2.666617925
99.5 1.666 0.452
x2 = 6.625200405

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh x² tabel = 7.81

6.6252 7.81

Karena 2(hitung) < 2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal


191

Lampiran 14

UJI NORMALITAS DATA HASIL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP KELAS XI IPA 3

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
Oi  Ei 2
 
2
å
i 1
Ei

Kriteria yang digunakan


Ho diterima jika x2 < x2 tabel

Nilai maksimal = 98 Panjang Kelas = 6


Nilai minimal = 60 Rata-rata ( X ) = 80.2
Rentang = 38 S = 10.1
Banyak kelas = 6 N = 31
192

Batas Peluang (Oi-Ei)²


Kelas Interval Z untuk batas kls Luas kelas Z Ei Oi
Kelas Untuk Z Ei
60 - 66 59.5 -2.059 0.480 0.0667838 2.070297995 4 1.798654029
67 - 73 66.5 -1.362 0.413 0.166184 5.151703038 1 3.345813605
74 - 80 73.5 -0.666 0.247 0.2594369 8.04254509 10 0.476420049
81 - 87 80.5 0.030 0.012 0.2542007 7.880220198 8 0.00182066
88 - 94 87.5 0.727 0.266 0.1563203 4.845929707 7 0.957508488
95 - 101 94.5 1.423 0.423 0.0603052 1.869462202 1 0.404375398
101.5 2.120 0.483
x2 = 6.984592229

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh x² tabel = 7.81

6.9846 7.81

Karena x2(hitung) < x2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal


193

Lampiran 15

UJI HOMOGENITAS POPULASI


Hipotesis
H0 : s21 = s22 = … = s24
Ha : Tidak semua s2i sama, untuk i = 1, 2, 3,4
Pengujian Hipotesis
(dk) log
Sampel ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si2 log Si2
Si2

A 31 30 96.03 2880.77 1.9824 59.472


B 32 31 130.76 4053.68 2.1165 65.611
C 31 30 101.03 3030.84 2.0044 60.133

S 94 91 680.87 9965.29 6.1033 185.216

Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:


S(ni-1) Si2 9965.2926
S2 = = = 109.509
S(ni-1) 91
Log S2 = 2.03944866

Harga satuan B

B = (Log S2 ) S (ni - 1)
= 2.03944866 x 91
= 185.589828
194

(Ln 10) { B - S(ni-1) log


c2 = Si2}
= 2.3026 185.589828 - 185.2160
= 0.861

Untuk a = 5% dengan dk=k-1=3 - 1= 2 diperoleh c2 tabel = 5.99

0.86 5.99

2 2
Karena x hitung < x tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen)

Kriteria:
Ho diterima jika2 hitung < 2 (1-a)
(k-1)

2(1-a)(k-1)
195

Lampiran 16

UJI KESAMAAN RATA - RATA KEADAAN AWAL POPULASI (UJI ANAVA)

Hipotesis
H0 : 

H1 : 2 ≠ 3 ≠ 

Kriteria
Ho diterima jika F(hitung) < F α (k-1) (n-k)

F α (k-1) (n-k)

Pengujian Hipotesis
Jumlah Kuadrat
1 Jumlah kuadrat rata-rata (RY)

RY = (∑X)2
å å
196

= [ 2490 + 2614 + 2486 ]2


31 32 31

= 57600510
94

= 612771.39

2 Jumlah kuadrat antar kelompok (AY)


AY = (∑ Xi )2 - RY
∑ ni
= ( 2490 )2+( 2614 )2+( 2486 )2 - 612771.39
31 32 31
= 612813.83 - 612771.39
= 42.45

3 Jumlah kuadrat total (JK tot)

JK
tot = ( 76 )2+( 85 )2+( 89 )2+( 98 )2+( 65
197

= 622561.3

Jumlah kuadrat dalam


4 (DY)

DY = JK tot - RY - AY

= 622561 - 612771.39 - 42.45

= 9747.42

Tabel Ringkasan Anava


F
Sumber Variasi dk Jk KT F tabel
hitung

Rata-rata 1 RY k = RY : 1 3.1
Antar Kelompok k-1 AY A = AY : (K-1) A/D
å
Dalam Kelompok ∑ (ni-1) DY D = DY : (∑ (ni-1))
2
Total ∑ ni ∑X

F
Sumber Variasi dk Jk KT F tabel
hitung

Rata-rata 1 612771.39 612771.39


198

Antar Kelompok 2 42.45 21.22 0.20 3.10


Dalam Kelompok 91 9747.42 107.11
Total 94 622561.25

Diperoleh F (tabel) dengan dk pembilang=(k-1)=3-1 = 2


, dk penyebut = (∑(ni-1) = 91 , dan a = 5%
Sebesar = 3.10

F hitung 0.20 < F tabel 3.10 , maka rata-rata nilai antar kelas tidak berbeda
199

Lampiran 17
DAFTAR NILAI ULANGAN PRE-TEST
Kelas
Absen
XI IPA 1 XI IPA 2
1 45 35
2 45 40
3 35 40
4 45 55
5 30 30
6 40 65
7 60 50
8 50 50
9 30 30
10 45 45
11 50 35
12 35 30
13 40 40
14 50 55
15 55 60
16 35 50
17 45 45
18 40 40
19 40 40
20 50 55
21 55 55
22 55 40
23 40 50
24 50 60
25 60 35
26 55 30
27 30 30
28 30 65
29 55 45
30 30 30
31 55 40
32 55
Xrata 44.51612903 44.53125
∑ 1380 1425
n 31 32
log n 1.491361694 1.505149978
Khitung 5.92149359 5.966994928
K 6 6
max 60 65
min 30 30
rentang 30 35
panjang 5 5.833333333
6 5
S2 90.59139785 118.3215726
S 9.517951347 10.877572
200

Lampiran 18

Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen XI IPA 2

Hipotesis
Data berdistribusi
Ho : normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian
Hipotesis: Kriteria yang digunakan
Rumus yang
Ho diterima jika < 
2 2
digunakan: tabel

k
Oi  E i 2
 
2
å
i 1
Ei
 ()(k-3)
2

Luas
Peluang Ei
No. Kelas batas Z- [Z- Kelas (Oi-Ei)²
Kelas Interval kelas Oi Me(X) S score score] Untuk Z UntukZ Ei

1 35 - 40 34.5 10 37.50 10.88 -0.92 0.92 0.3218 0.1773 5.6721 3.3022

2 41 - 46 40.5 3 43.50 10.88 -0.37 0.37 0.1445 0.0727 2.3270 0.1946

3 47 - 52 46.5 4 49.50 10.88 0.18 0.18 0.0718 0.1963 6.2810 0.8284

4 53 - 58 52.5 4 55.50 10.88 0.73 0.73 0.2681 0.1324 4.2357 0.0131


5 59 64 58.5 2 61.50 10.88 1.28 1.28 0.4005 0.0663 2.1230 0.0071
201

6 65 - 70 64.5 2 67.50 10.88 1.84 1.84 0.4668 0.0247 0.7907 1.8493


70.5 10.88 2.39 2.39 0.4915
Jumlah 6.1947

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel = 7.81

6.1947 7.81

Karena 2(hitung) < 2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal


202

Lampiran 19

Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol XI IPA 1

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Kriteria yang digunakan


Ho diterima jika <  tabel
2 2
Rumus yang digunakan:
k
Oi  E i 2
 
2
å
i 1
Ei

2()(k-3)

Luas (Oi-
Peluang Ei
No. Kelas batas Kelas Ei)²
Z- [Z- Untuk
UntukZ
Kelas Interval kelas Oi Me(X) S score score] Z Ei

1 30 - 34 29.5 5 32.00 9.52 -1.58 1.58 0.4427 0.0890 2.7590 1.8202

2 35 - 39 34.5 3 37.00 9.52 -1.05 1.05 0.3537 0.1528 4.7358 0.6362

3 40 - 44 39.5 5 42.00 9.52 -0.53 0.53 0.2009 0.2002 6.2072 0.2348

4 45 - 49 44.5 5 47.00 9.52 0.00 0.00 0.0007 0.1991 6.1707 0.2221


203

5 50 - 54 49.5 5 52.00 9.52 0.52 0.52 0.1997 0.1532 4.7482 0.0134

6 55 - 59 54.5 5 57.00 9.52 1.05 1.05 0.3529 0.0894 2.7710 1.7929


59.5 9.52 1.57 1.57 0.4423
Jumlah 4.7197

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel = 7.81

4.7197 7.81

Karena 2(hitung) < 2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal


204

Lampiran 20

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA NILAI PRETEST


KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

Hipotesis
H0 : σeksperimen = σkontrol
Ha : σeksperimen ≠ σkontrol

Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Varians terbesar
F
Varians terkecil

Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)

F 1/2a (nb-1):(nk-1)
205

Dari data diperoleh:

Kelas XI IPA 1 Kelas XI IPA 2


Sumber variasi
(KONTROL) (EKSPERIMEN)
Jumlah 1380 1425
n 31 32

x 44.52 44.53
2
Varians (s ) 90.5914 118.3216
Standart deviasi (s) 9.52 10.88

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

118.3216
F = 1.306
90.5914

Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 32 1 = 31
dk penyebut = nk -1 = 31 1 = 30
F (0.025)(30:29) = 2.07
206

1.306 2.07
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua kelas mempunyai varians yang sama.
207

Lampiran 21

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA NILAI PRE-TEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 eksperimen kontrol
 
Ha eksperimen ≠ kontrol

 
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

x x
t 1 2

1 1
s 
n1 n2

dimana

n 1  1s12  n 2  1s 22
s
n1  n 2  2

Ho diterima apabila t < t(1-a)(n1+n2-2)


208

Dari data diperoleh:

Sumber variasi Kelas XI IPA 1 (KONTROL) Kelas XI IPA 2 (EKSPERIMEN)

Jumlah 1380.00 1425.00


n 31.00 32.00

x 44.52 44.53
2
Varians (s ) 90.59 118.32
Standart deviasi (s) 9.52 10.88

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

31 1 90.5914 + 32 1 118.3216
s =
31 + 32 2

44.52 44.53
t = = 0.356
10.23150926 1 + 1
209

3 3
1 2
Pada a = 5% dengan dk = 31 + 32 - 2 = 61diperoleh t(0.95)(61) = 1.99962358

1.
9
0.356 9

Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata pre-test kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda
210

Lampiran 22

DAFTAR NILAI ULANGAN POST-TEST


Kelas
Absen
XI IPA 1 (Kontrol) XI IPA 2 (Eksperimen)
1 85 80

2 65 75

3 80 85

4 80 80

5 60 80

6 85 80

7 80 80

8 60 95

9 60 85

10 75 90

11 65 80

12 95 95

13 80 90

14 90 70

15 75 75

16 60 60

17 70 90

18 75 75

19 80 80

20 80 80

21 85 85

22 80 85

23 75 85

24 85 95

25 70 85

26 75 85

27 80 95

28 70 85

29 70 85

30 75 90

31 90 90
211

32 90
Xrata 75.96774194 83.75
∑ 2355 2680
n 31 32
log n 1.491361694 1.505149978
Khitung 5.92149359 5.966994928
K 6 6
max 95 95
min 60 60
rentang 35 35
panjang 5.833333333 5.833333333
2
S 87.3655914 59.67741935
S 9.346956264 7.725116139
Lampiran 23

Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol XI IPA 1


Hipotesis
Data berdistribusi
Ho : normal
Data tidak berdistribusi
Ha : normal

Pengujian Hipotesis: Kriteria yang digunakan

Rumus
k
Oi  E i 2
å
yang
 
2
digunakan: Ho diterima jika c2 < c2 tabel
i 1
Ei

c2(a)(k-3)

Luas (Oi-
Peluang Ei
No. Kelas batas Kelas Ei)²
Z- [Z- Untuk
UntukZ
Kelas Interval kelas Oi Me(X) S score score] Z Ei

1 60 - 65 59.5 6 62.50 9.35 -1.76 1.76 0.4610 0.0923 2.8621 3.4401

2 66 - 71 65.5 4 68.50 9.35 -1.12 1.12 0.3686 0.1850 5.7335 0.5241

3 72 - 77 71.5 6 74.50 9.35 -0.48 0.48 0.1837 0.1186 3.6755 1.4701

4 78 - 83 77.5 8 80.50 9.35 0.16 0.16 0.0651 0.2247 6.9666 0.1533

205
5 84 - 89 83.5 4 86.50 9.35 0.81 0.81 0.2898 0.1363 4.2260 0.0121

6 90 - 95 89.5 3 92.50 9.35 1.45 1.45 0.4262 0.0555 1.7210 0.9504


95.5 9.35 2.09 2.09 0.4817
Jumlah 6.5502

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel = 7.81

6.5502 7.81

Karena c2(hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal

206
Lampiran 24

Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen (XI IPA 2)


Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Kriteria yang
Pengujian Hipotesis: digunakan

O i  Ei 
Rumus 2
k

å
yang2
 
digunakan: Ho diterima jika c2 < c2 tabel
i 1 Ei

c2(a)(k-3)

Luas (Oi-
Peluang Ei
No. Kelas batas Kelas Ei)²
Z- [Z-
Untuk Z UntukZ
Kelas Interval kelas Oi Me(X) S score score] Ei

1 60 - 65 59.5 1 62.50 7.73 -3.14 3.14 0.4992 0.0082 0.2634 2.0602

2 66 - 71 65.5 1 68.50 7.73 -2.36 2.36 0.4909 0.0473 1.5143 0.1747

3 72 - 77 71.5 3 74.50 7.73 -1.59 1.59 0.4436 0.1528 4.8910 0.7311

4 78 - 83 77.5 8 80.50 7.73 -0.81 0.81 0.2908 0.2778 8.8911 0.0893


5 84 89 83.5 9 86.50 7.73 -0.03 0.03 0.0129 0.2588 8.2801 0.0626

207
-

6 90 - 95 89.5 10 92.50 7.73 0.74 0.74 0.2717 0.1642 5.2548 4.2851


95.5 7.73 1.52 1.52 0.4359
Jumlah 7.4030

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel = 7.81

7.4030 7.81

Karena 2(hitung) < 2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal

208
Lampiran 25

UJI KESAMAAN DUA VARIANS


HASIL BELAJAR POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 : σeksperimen = σkontrol
H1 : σeksperimen ≠ σkontrol
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Varians terbesar
F
Varians terkecil

Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)

F 1/2a (nb-1):(nk-1)

209
Dari data diperoleh:
Kelompok Kelompok
Sumber variasi
Kontrol Eksperimen
Jumlah 2355.00 2680.00
n 31 32

x 75.97 83.75
Varians (s2) 87.37 59.68
Standart deviasi (s) 9.35 7.73

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:


87.37
F = = 1.4640
59.68
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 31 - 1 = 30
dk penyebut = nk -1 = 32 - 1 = 31
F (0.025)(30:31) = 2.06

1.4640 2.0568 0.0000

210
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa varians
tidak
nilai post test kelompok eksperimen dan kontrol bebeda

211
Lampiran 26

UJI t NILAI POST-TEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 eksperimen ≤kontrol
Ha eksperimen > kontrol 
  
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

x x
t 1 2

1 1
s 
n1 n2

dimana

n 1  1s12  n 2  1s 22
s
n1  n 2  2

Ho
diterima
apabila
t < t(1-
a)(n1+n2-2)

212
Dari data diperoleh:

Sumber variasi Kelas XI IPA 2 (EKSPERIMEN) Kelas XI IPA 1 (KONTROL)

Jumlah 2680.00 2355.00


n 32 31

x 83.75 75.97
2
Varians (s ) 59.6774 87.3656
Standart deviasi (s) 7.7251 9.3470

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

31 1 87.3656 + 32 1 59.6774
s = = 8.561223811
31 + 32 2

83.75 75.97
t = = 3.606
8.561223811 1 + 1
31 32
Pada a = 5% dengan dk = 32 + 31 - 2 = 61 diperoleh t(0.95)(61) = 2.000

213
1.9996 3.606
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata post-test kelompok eksperimen (XI IPA 2) lebih baik daripada
kelas kontrol (XI IPA 1)

214
Lampiran 27

N-GAIN HASIL KOGNITIF ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

44.51613 75.96774 44.53125 83.75


KelasKontrol (XI IPA 1) KelasEksperimen (XI IPA 2)
No Kode Pre-test Post-test N-gain Kriteria No Kode Pre-test Post-test N-gain Kriteria
1 K-1 45 85 0.73 tinggi 1 E-1 35 80 0.69 sedang
2 K-2 45 65 0.36 sedang 2 E-2 40 75 0.58 sedang
3 K-3 35 80 0.69 sedang 3 E-3 40 85 0.75 tinggi
4 K-4 45 80 0.64 sedang 4 E-4 55 80 0.56 sedang
5 K-5 30 60 0.43 sedang 5 E-5 30 80 0.71 tinggi
6 K-6 40 85 0.75 tinggi 6 E-6 65 80 0.43 sedang
7 K-7 60 80 0.50 sedang 7 E-7 50 80 0.60 sedang
8 K-8 50 60 0.20 rendah 8 E-8 50 95 0.90 tinggi
9 K-9 30 60 0.43 sedang 9 E-9 30 85 0.79 tinggi
10 K-10 45 75 0.55 sedang 10 E-10 45 90 0.82 tinggi
11 K-11 50 65 0.30 sedang 11 E-11 35 80 0.69 sedang
12 K-12 35 95 0.92 tinggi 12 E-12 30 95 0.93 tinggi
13 K-13 40 80 0.67 sedang 13 E-13 40 90 0.83 tinggi
14 K-14 50 90 0.80 tinggi 14 E-14 55 70 0.33 sedang
15 K-15 55 75 0.44 sedang 15 E-15 60 75 0.38 sedang
16 K-16 35 60 0.38 sedang 16 E-16 50 60 0.20 rendah
17 K-17 45 70 0.45 sedang 17 E-17 45 90 0.82 tinggi

215
18 K-18 40 75 0.58 sedang 18 E-18 40 75 0.58 sedang
19 K-19 40 80 0.67 sedang 19 E-19 40 80 0.67 sedang
20 K-20 50 80 0.60 sedang 20 E-20 55 80 0.56 sedang
21 K-21 55 85 0.67 sedang 21 E-21 55 85 0.67 sedang
22 K-22 55 80 0.56 sedang 22 E-22 40 85 0.75 tinggi
23 K-23 40 75 0.58 sedang 23 E-23 50 85 0.70 tinggi
24 K-24 50 85 0.70 tinggi 24 E-24 60 95 0.88 tinggi
25 K-25 60 70 0.25 rendah 25 E-25 35 85 0.77 tinggi
26 K-26 55 75 0.44 sedang 26 E-26 30 85 0.79 tinggi
27 K-27 30 80 0.71 tinggi 27 E-27 30 95 0.93 tinggi
28 K-28 30 70 0.57 sedang 28 E-28 65 85 0.57 sedang
29 K-29 55 70 0.33 sedang 29 E-29 45 85 0.73 tinggi
30 K-30 30 75 0.64 sedang 30 E-30 30 90 0.86 tinggi
31 K-31 55 90 0.78 tinggi 31 E-31 40 90 0.83 tinggi
32 K-32 32 E-32 55 90 0.78 tinggi
Padakelaskontrolmencakup N-gain dengankriteriatinggi, sedang, danrendah,
sedangkankelaseksperimenjugamencakup N-gain dengankriteriatinggi,sedang, danrendah
Berdasarkan data N-Gain di atas, persentasekriteria N-gain padakelaskontroldanekperimensebagaiberikut.
Persentase (%)
Kelas
Tinggi Sedang Rendah
Kontrol 22.5806 70.97 6.45
Eksperimen 56.25 40.63 3.125

216
UJI AVERAGE NORMALIZED GAIN <g> PENINGKATAN RATA-RATA
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Rata-Rata KelasKontrol KelasEksperimen

Pre Test 44.52 44.53


Post Test 75.97 83.75

Kategori :g > 0.7 (tinggi)

: 0.3 < g < 0.7 (sedang)

: g< 0.3 (rendah)

KelasKontrol

g = S post
 S pre

100%  S
pre

g
=

g = 0,57dengankategoripeningkatansedangmenurut Hake

KelasEksperimen

g S post
 S pre
=
100%  S
pre

g
=

g = 0,71dengankategoripeningkatan TINGGI menurut Hake

217
Lampiran 28

Skor Rata-rata AspekSikapKelasKontroldanKelasEksperimen

Skor Rata-rata AspekSikapKelasKontrol


Skor Rata-rata yang DiperolehTiapAspek TOTAL
No Nama Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 SKOR

1 E-01 3.00 2.00 2.00 3.67 3.00 3.00 4.00 3.67 4.00 28.33 78

2 E-02 3.00 2.33 2.67 4.00 3.67 2.00 2.67 3.33 2.67 28.67 79

3 E-03 3.33 3.00 3.00 4.00 2.67 3.00 3.67 4.00 3.00 29.67 82

4 E-04 4.00 3.67 2.67 3.33 4.00 4.00 3.67 4.00 3.67 33.00 91

5 E-05 3.00 2.00 3.33 3.67 3.00 3.00 3.00 4.00 2.67 27.67 76

6 E-06 2.67 3.00 2.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.33 3.33 29.33 81

7 E-07 2.67 2.00 3.33 3.67 2.67 2.33 3.00 3.33 3.00 26.00 72

8 E-08 4.00 3.00 2.00 4.00 3.33 3.67 2.67 3.00 2.67 28.33 78

9 E-09 2.33 2.33 2.67 3.33 3.00 3.33 3.67 4.00 3.33 28.00 77

10 E-10 4.00 2.00 2.67 3.33 2.33 4.00 3.00 4.00 2.67 28.00 77

218
11 E-11 3.33 2.67 3.00 3.33 4.00 3.00 3.67 4.00 3.33 30.33 84

12 E-12 2.67 2.33 2.33 3.67 3.00 4.00 2.33 3.67 2.67 26.67 74

13 E-13 3.00 2.33 2.33 4.00 3.67 3.00 3.67 3.67 3.33 29.00 80

14 E-14 2.67 2.33 2.67 3.00 2.67 2.00 3.33 3.67 2.67 25.00 69

15 E-15 2.67 2.00 2.33 3.33 3.33 3.00 2.67 3.00 3.33 25.67 71

16 E-16 3.33 3.00 2.00 3.67 3.00 3.33 3.33 4.00 3.00 28.67 79

17 E-17 3.00 2.00 2.67 3.33 2.67 3.33 3.00 3.00 3.33 26.33 73

18 E-18 2.67 2.33 2.67 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.67 29.33 81

19 E-19 4.00 3.00 2.00 3.67 3.00 2.00 3.00 3.33 3.67 27.67 76

20 E-20 2.67 2.67 2.33 3.00 3.67 4.00 3.33 3.00 2.00 26.67 74

21 E-21 2.67 2.67 1.67 3.67 2.33 3.00 3.67 4.00 3.33 27.00 75

22 E-22 2.00 2.33 2.00 3.67 4.00 2.00 3.00 3.00 2.67 24.67 68

23 E-23 3.33 2.67 3.33 3.67 3.00 4.00 3.67 4.00 3.33 31.00 86

24 E-24 2.67 2.67 1.67 3.00 3.67 4.00 3.00 4.00 2.33 27.00 75

25 E-25 3.33 3.00 3.33 3.67 3.33 3.00 3.67 4.00 4.00 34.00 94

26 E-26 3.00 2.67 2.67 4.00 3.00 2.67 3.00 3.00 2.33 28.33 78

219
27 E-27 4.00 1.67 2.00 3.67 4.00 4.00 3.33 4.00 3.67 30.33 84

28 E-28 3.33 2.00 2.00 4.00 3.33 3.00 3.33 3.00 3.33 27.33 76

29 E-29 2.33 3.00 2.67 3.33 3.67 2.33 3.00 3.67 3.33 27.33 76

30 E-30 3.00 2.00 2.67 4.00 3.67 3.00 3.33 3.67 3.67 29.00 80

31 E-31 4.00 3.67 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.33 3.00 32.00 88

2.99 2.47 2.51 3.63 3.31 3.19 3.41 3.75 3.32 28.28 78

Skor Rata-rata AspekSikapKelasEksperimen


Skor Rata-rata yang DiperolehTiapAspek TOTAL
No Nama Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 SKOR

1 E-01 3.00 3.33 2.67 3.67 3.00 3.00 4.00 4.00 3.33 30.00 83

2 E-02 3.33 3.00 2.67 4.00 3.67 2.00 3.33 3.67 4.00 32.00 88

3 E-03 3.33 3.33 3.33 4.00 3.00 3.00 3.67 4.00 3.33 31.00 86

4 E-04 4.00 3.67 3.00 3.33 4.00 4.00 3.67 4.00 3.67 33.33 92

5 E-05 3.00 3.33 2.67 3.67 3.67 3.00 3.33 4.00 3.33 30.00 83

6 E-06 4.00 3.33 2.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.33 3.67 31.33 87

220
7 E-07 4.00 2.33 3.67 3.67 3.33 2.33 3.00 3.33 3.33 29.00 80

8 E-08 4.00 3.00 3.00 4.00 3.33 3.67 3.00 3.00 2.67 29.67 82

9 E-09 3.00 2.33 3.00 3.67 3.00 3.33 4.00 4.00 3.00 29.33 81

10 E-10 4.00 2.67 2.67 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.67 31.00 86

11 E-11 4.00 3.00 2.00 3.33 4.00 3.00 3.67 4.00 4.00 31.00 86

12 E-12 4.00 2.33 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 4.00 4.00 33.00 91

13 E-13 3.00 2.33 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.67 30.67 85

14 E-14 3.67 2.67 3.33 3.00 3.00 2.67 4.00 3.67 3.67 29.67 82

15 E-15 3.00 3.00 2.00 4.00 3.33 3.00 3.00 3.33 2.67 27.33 75

16 E-16 4.00 3.00 2.67 3.67 3.00 3.33 4.00 4.00 4.00 31.67 87

17 E-17 3.00 2.00 2.33 3.33 3.00 3.67 3.00 3.00 3.00 26.33 73

18 E-18 3.00 2.33 2.00 4.00 3.00 3.33 4.00 4.00 4.00 29.67 82

19 E-19 4.00 3.00 3.33 3.67 3.00 3.33 3.00 3.33 3.33 30.00 83

20 E-20 3.67 3.00 2.33 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.33 30.33 84

21 E-21 3.00 2.67 2.00 3.67 2.33 3.00 3.67 4.00 4.00 28.33 78

22 E-22 3.67 2.67 2.00 3.67 4.00 2.67 3.33 3.00 3.33 28.33 78

221
23 E-23 3.67 2.67 2.00 3.67 3.00 4.00 4.00 4.00 3.33 30.33 84

24 E-24 3.00 3.00 1.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 2.67 27.67 76

25 E-25 4.00 3.00 3.00 3.67 3.33 3.00 4.00 4.00 3.67 34.33 95

26 E-26 3.00 2.67 2.00 4.00 3.33 2.67 3.00 3.00 3.00 28.67 79

27 E-27 4.00 1.67 1.33 3.67 4.00 4.00 4.00 4.00 3.33 30.00 83

28 E-28 3.33 2.00 2.00 4.00 3.33 3.00 3.67 3.00 3.33 27.67 76

29 E-29 3.00 3.00 3.00 3.33 4.00 2.33 3.33 3.67 3.33 29.00 80

30 E-30 4.00 2.00 3.00 4.00 3.67 3.00 4.00 3.67 3.67 31.00 86

31 E-31 4.00 3.67 3.00 4.00 3.67 4.00 4.00 3.33 3.00 32.67 90

32 E-32 4.00 2.67 1.33 4.00 3.33 4.00 3.67 4.00 3.00 30.00 83

3.55 2.77 2.54 3.71 3.42 3.26 3.59 3.66 3.42 29.92 83

222
ASPEK KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN

1 2.990 3.55

2 2.470 2.75

3 2.510 2.54

4 3.630 3.71

5 3.310 3.42

6 3.190 3.26

7 3.410 3.59

8 3.750 3.66

9 3.320 3.42

223
4.000

3.500

3.000

2.500
NILAI

2.000

1.500

1.000

0.500

0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ASPEK

224
Lampiran 29

Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Laboratorium Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Laboratorium Kelas Kontrol


Skor Rata-rata yang Diperoleh Tiap Aspek
Total
No Nama Nilai
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 E-01 4.00 2.67 3.00 2.67 2.67 3.00 3.33 3.67 3.33 3.33 3.67 28.67 65
2 E-02 3.67 3.00 3.67 2.67 3.33 3.00 3.33 3.00 3.00 3.00 3.67 28.67 65
3 E-03 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.67 29.67 67
4 E-04 3.67 3.67 3.33 3.67 3.00 4.00 4.00 2.33 3.00 3.33 3.67 30.33 68
5 E-05 3.00 3.33 2.33 2.67 3.00 3.00 3.00 3.33 3.67 3.00 4.00 28.00 63
6 E-06 4.00 4.00 3.33 3.00 2.67 3.00 4.00 4.00 3.67 4.00 3.00 30.67 69
7 E-07 3.00 3.00 3.00 2.67 3.00 3.67 3.00 3.33 3.33 3.67 3.33 29.00 66
8 E-08 4.00 4.00 3.00 3.33 3.33 3.00 3.67 3.33 2.67 3.00 3.00 28.33 64
9 E-09 3.67 4.00 3.00 4.00 3.67 3.00 3.00 3.33 4.00 3.33 3.33 30.67 69
10 E-10 3.33 3.33 3.00 2.67 3.33 3.67 3.00 4.00 3.67 3.33 3.00 29.67 67
11 E-11 3.67 4.00 2.67 2.67 3.00 3.67 4.00 3.00 3.67 3.33 2.67 28.67 65
12 E-12 3.00 3.00 2.67 2.67 3.00 3.67 2.67 3.33 4.00 3.67 3.67 29.33 66
13 E-13 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.67 3.00 3.67 3.00 3.33 3.67 31.00 70
14 E-14 3.00 3.00 2.67 3.00 2.67 3.67 3.00 3.33 3.00 3.67 3.33 28.33 64
15 E-15 3.33 3.00 2.67 3.00 3.00 3.67 3.00 2.33 3.33 3.33 3.00 27.33 62
16 E-16 3.67 3.67 2.67 2.67 4.00 2.67 3.00 3.33 2.33 3.33 3.33 27.33 62

225
17 E-17 4.00 3.67 3.00 2.33 3.00 2.67 3.00 2.67 3.33 3.67 3.33 27.00 62
18 E-18 3.67 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.33 3.00 3.67 3.00 30.00 68
19 E-19 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.67 4.00 3.33 3.33 3.00 3.00 30.33 68
20 E-20 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.33 3.67 3.67 3.00 31.67 72
21 E-21 3.33 3.67 3.33 2.67 3.00 2.33 4.00 3.33 3.33 3.67 3.00 28.67 65
22 E-22 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.67 3.33 3.00 3.33 31.33 71
23 E-23 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.67 3.00 3.33 2.33 25.33 57
24 E-24 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.67 3.67 3.33 3.00 30.67 69
25 E-25 4.00 4.00 4.00 3.00 2.67 4.00 4.00 3.00 3.67 3.00 3.33 30.67 69
26 E-26 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.33 4.00 3.00 30.33 68
27 E-27 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.33 3.33 31.67 72
28 E-28 4.00 3.67 3.00 4.00 3.67 3.00 4.00 4.00 3.00 3.33 3.67 31.67 72
29 E-29 3.00 4.00 4.00 3.00 2.67 4.00 4.00 3.00 3.00 3.33 3.67 30.67 69
30 E-30 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.67 3.00 3.33 3.33 30.33 68
31 E-31 4.00 4.00 4.00 3.00 3.33 4.00 4.00 3.67 3.67 3.00 3.67 32.33 73
32 E-32 3.67 3.00 3.67 3.00 3.00 2.33 3.00 4.00 3.33 4.00 3.33 29.67 67
Total 3.58 3.47 3.27 3.01 3.18 3.42 3.35 3.38 3.32 3.40 3.29 29.62 67

226
Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Laboratorium Kelas Eksperimen

Total
No Nama Skor Rata-rata yang Diperoleh Tiap Aspek Nilai
skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 E-01 4.00 3.00 3.67 2.67 2.67 3.00 3.33 3.67 4.00 3.33 3.67 30.00 68
2 E-02 3.67 3.00 3.67 2.67 3.33 3.00 3.33 4.00 4.00 3.33 3.67 31.00 70
3 E-03 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.67 30.67 69
4 E-04 3.67 4.00 3.33 3.67 3.00 4.00 4.00 4.00 3.67 3.33 3.67 32.67 74
5 E-05 3.00 3.33 2.33 2.67 3.00 3.00 3.33 3.67 3.67 3.33 4.00 29.00 65
6 E-06 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.67 4.00 3.67 32.33 73
7 E-07 3.00 3.00 3.00 2.67 3.33 4.00 3.00 3.67 3.33 4.00 4.00 31.00 70
8 E-08 4.00 4.00 3.00 3.33 3.67 3.00 4.00 3.67 3.33 4.00 3.67 31.67 71
9 E-09 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.00 3.00 3.67 4.00 4.00 3.33 31.67 71
10 E-10 4.00 3.33 3.67 3.00 3.67 3.67 3.00 4.00 3.67 4.00 3.67 32.33 73
11 E-11 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.67 3.67 3.67 32.00 72
12 E-12 3.00 3.00 2.67 3.00 3.00 4.00 2.67 4.00 4.00 3.67 4.00 31.00 70
13 E-13 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 4.00 3.00 4.00 3.67 4.00 3.67 33.00 75
14 E-14 3.00 3.00 3.00 3.00 2.67 4.00 3.00 4.00 4.00 3.67 3.33 30.67 69
15 E-15 3.33 3.00 2.67 3.00 3.00 3.67 3.00 2.67 4.00 3.67 3.67 29.33 66
16 E-16 3.67 3.67 3.00 2.67 4.00 3.00 3.00 3.67 3.67 3.67 3.67 30.33 68
17 E-17 4.00 3.67 3.00 2.33 3.00 2.67 3.00 4.00 4.00 3.67 4.00 29.67 67
18 E-18 3.67 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.67 32.67 74

227
19 E-19 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.33 4.00 3.33 4.00 32.67 74
20 E-20 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.67 3.67 33.00 75
21 E-21 3.67 3.67 3.33 2.67 3.00 2.33 4.00 3.67 3.67 3.67 3.33 29.67 67
22 E-22 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.67 3.67 4.00 4.00 33.33 75
23 E-23 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.67 3.67 4.00 4.00 28.33 64
24 E-24 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.67 3.67 4.00 32.33 73
25 E-25 4.00 4.00 4.00 3.00 2.67 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 4.00 32.33 73
26 E-26 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 32.00 72
27 E-27 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.67 3.67 4.00 33.33 75
28 E-28 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.00 4.00 4.00 3.67 4.00 4.00 33.33 75
29 E-29 3.00 4.00 4.00 3.00 2.67 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 32.67 74
30 E-30 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.67 4.00 3.67 4.00 32.33 73
31 E-31 4.00 4.00 4.00 3.00 3.33 4.00 4.00 3.67 4.00 3.67 4.00 33.67 74
32 E-32 3.67 3.00 3.67 3.00 3.00 2.33 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 31.00 70
Jumlah 3.63 3.51 3.40 3.04 3.23 3.49 3.38 3.72 3.81 3.75 3.80 31.61 71

228
Realiabilitas Lembar Observasi Lembar keterampilan Laboratorium

Varians JK db MK X
JKT 40539 95 9470.99
Jkreters 31522 2 454.1458
JKs 36074 31 1163.688172
JKr 9016.844 62 145.4329637

r11 = 1163.688 - 145.433


1163.688 + 581.7319

Reliabilitas = 0,7

Karena r11 ≥ 0,7, maka lembar psikomotorik reliabel

229
Nilai Rata-rata Aspek Proyek Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen Es Krim

NamaSisw Skor Rata-rata yang Diperoleh Tiap Aspek


No Total skor Nilai
a A B C D E F G H I
1 E-01 2.33 3 3 3 4 4 3.33 3.67 3.67 30 83
2 E-02 4 3 3.67 4 3.33 3.67 3 3.67 3.33 31.67 88
3 E-03 3 4 3.67 4 3 3.33 3.67 3.67 3.33 31.67 88
4 E-04 3.67 3.67 3.33 4 3.33 3.33 4 3.33 3.67 32.33 89
5 E-05 3 3 3.33 3.67 3.33 3.67 3.33 3.67 3.67 30.67 85
6 E-06 4 3 3.67 3.67 3.67 3.67 3.67 3.33 4 32.67 90
7 E-07 2.33 3.67 3 3.67 3.33 3.67 3.67 3.67 3.67 30.67 85
8 E-08 4 4 3 3.67 4 3.33 3.67 4 3.33 33 91
9 E-09 3 3 3.33 4 3 4 3.67 4 3.33 31.33 87
10 E-10 3.67 3.33 4 3 4 3.33 4 3 3 31.33 87
11 E-11 3 3.33 4 3.33 3.33 3 4 3.67 3.67 31.33 87
12 E-12 3 4 3.33 3.67 3 4 3.67 3.33 3.33 31.33 87
13 E-13 3.33 3.33 3 3.67 4 3.67 3.33 3.67 3.67 31.67 87
14 E-14 3.33 3.33 3 3.67 3.33 3.67 3.33 3 3.33 30 83
15 E-15 2 4 2.67 3 3.67 3.67 3.33 3.33 3.67 29.33 81
16 E-16 3 0 3.33 4 3.67 3.33 3.33 3.67 3.67 28 77
Total 3.17 3.44 3.33 3.6 3.48 3.6 3.57 3.53 3.51 31.26 70

230
Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen Proyek VCO

NamaSisw Skor Rata-rata yang Diperoleh Tiap Aspek


No TOTAL SKOR Nilai
a A B C D E F G H I
1 E-01 3.33 3 3 4 4 3.67 4 3.67 3.67 32.33 89
2 E-02 3 3.33 4 3.33 3.33 4 3.67 3.33 3 31 86
3 E-03 2.67 3 4 3 3.67 3.33 3.67 3.67 3.67 30.67 85
4 E-04 3.33 3.67 4 3.333 3.67 3 3.33 3.33 3 30.67 85
5 E-05 3 3.33 3 3.67 3.33 4 3.67 3.67 4 31.67 87
6 E-06 4 3 3.67 3 3 3.67 3.67 3.33 3.67 31 86
7 E-07 3.67 3 3 3.67 3.67 4 3.67 3.33 3.33 31.33 87
8 E-08 3.33 4 3 4 3.33 3.67 3.67 3.33 3.33 31.67 87
9 E-09 3 3 3.67 3.67 3.33 3.67 3.67 3.33 3.67 31 86
10 E-10 4 3.67 3.67 4 3.67 3 3.67 3.67 3 32.33 89
11 E-11 3.33 4 4 3 4 3.33 3.67 3.67 3.67 32.67 90
12 E-12 3.33 3 3 4 3.33 4 3.67 4 3.33 31.67 87
13 E-13 3 3.33 4 3.67 3 3.33 3.67 3 3 30 83
14 E-14 4 3.67 4 3.33 3.33 3.67 3.67 3.67 3.33 32.67 90
15 E-15 3.33 3 4 3 3.33 3.67 3.33 3.33 3.67 30.67 85
16 E-16 3 0 3.67 3.33 3.33 3.33 3.33 3.33 3.67 27 75
Total 3.35 3.33 3.6 3.51 3.46 3.6 3.64 3.49 3.42 31.42 70

231
Reliabelitas Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

Varians JK db MK X
JKT 40602 95 9498
Jkreters 31564 2 460.1875
JKs 36106 31 1164.709677
JKr 9037.813 62 145.7711694

r11 = 1164.71 - 145.7712


1164.71 + 583.0847

r 11 = 0,69

Karena r 11 ≥ 0,69, makalembarketerampilan proses sainsreliabel

232
Lampiran 30

Nilai Rata-rata Angket Tangkapan Siswa Kelas Eksperimen


ASPEK

No Kodesiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 E-01 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3

2 e-02 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4

3 e-03 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3

4 E-04 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3

5 E-05 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4

6 E-06 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 E-07 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3

8 E-08 2 4 3 3 4 3 2 3 2 3

9 E-09 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3

10 E-10 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4

11 E-11 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2

12 E-12 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3

13 E-13 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2

233
14 E-14 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3

15 E-15 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3

16 E-16 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

17 E-17 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2

18 E-18 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3

19 E-19 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4

20 E-20 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3

21 E-21 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3

22 E-22 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2

23 E-23 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4

24 E-24 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3

25 E-25 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3

26 E-26 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2

27 E-27 3 3 4 4 2 2 2 3 3 3

28 E-28 2 2 3 3 4 3 3 3 4 2

29 E-29 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3

30 E-30 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2

234
31 E-31 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3

32 E-32 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2

93 99 104 104 112 98 101 97 94 93

RATA-
RATA = 2.90625 3.09375 3.25 3.25 3.5 3.0625 3.15625 3.03125 2.9375 2.90625

KRTERIA
= CUKUP SEDANG TINGGI TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI SEDANG CUKUP CUKUP

SS = 25.00% 28.13% 28.13% 25.00% 53.13% 25.00% 21.88% 15.63% 13% 12.50%

S= 43.75% 53.13% 65.63% 75.00% 43.75% 59.38% 71.88% 71.88% 71.88% 62.50%

KS = 28% 18.75% 6.25% 0.00% 0.00% 15.63% 6.25% 12.50% 15.63% 25.00%

TS = 3% 0% 0% 0% 0% 0.00% 0% 0% 0.00% 0.00%

235
11 12 13 14 15 16 17 18 19

3 3 4 4 4 4 4 2 3
No Kodesiswa
3 3 3 4 4 3 3 4 3
1 E-01
3 4 3 3 3 4 3 3 4
2 e-02
4 3 4 4 3 3 3 3 3
3 e-03
3 3 3 3 3 3 4 4 3
4 E-04
4 4 3 3 3 3 3 3 3
5 E-05
3 3 2 2 3 2 3 3 3
6 E-06
3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 E-07
3 4 4 4 4 4 3 3 3
8 E-08
2 3 3 3 3 2 3 3 2
9 E-09
3 3 3 3 3 4 4 3 4
10 E-10
4 3 3 3 3 3 3 3 3
11 E-11
4 3 3 3 3 3 4 3 3
12 E-12
3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 E-13
4 4 4 4 3 3 4 3 4
14 E-14

236
4 3 3 3 3 3 3 4 4
15 E-15
3 3 3 3 3 2 2 3 2
16 E-16
3 3 3 3 4 3 3 4 3
17 E-17
3 3 3 3 3 3 2 3 4
18 E-18
3 3 2 3 3 3 3 3 3
19 E-19
4 4 3 4 4 3 3 4 4
20 E-20
4 3 3 3 4 3 3 4 4
21 E-21
3 3 3 3 3 4 3 2 3
22 E-22
3 3 3 3 3 3 4 3 2
23 E-23
4 3 3 3 3 3 3 3 2
24 E-24
3 3 3 3 4 4 4 4 4
25 E-25
3 3 2 3 3 3 3 3 3
26 E-26
3 3 3 3 3 4 3 2 3
27 E-27
4 3 3 3 3 3 3 3 3
28 E-28
3 3 3 3 3 3 2 3 2
29 E-29
3 3 3 3 4 3 2 3 2
30 E-30

237
4 3 4 3 3 3 4 4 3
31 E-31
106 101 98 101 104 100 100 101 98
32 E-32
3.3125 3.15625 3.0625 3.15625 3.25 3.125 3.125 3.15625 3.0625

TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI


RATA-RATA =
34.38% 15.63% 15.63% 21.88% 25.00% 21.88% 25.00% 25.00% 25.00%
KRTERIA =
59.38% 84.38% 75.00% 71.87% 75.00% 68.75% 62.50% 65.63% 56.25%
SS =
6.25% 0.00% 9% 6.25% 0.00% 9.38% 12.50% 9.38% 18.75%
S=
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
KS =
TS =

Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju

238
Realiabilitas Lembar Observasi Lembar Angket Tanggapan Siswa

Varians JK db MK X
JKT 40539 95 9470.99
Jkreters 31522 2 454.1458
JKs 36074 31 1163.688172
JKr 9016.844 62 145.4329637

r11 = 1163.688 - 145.433


1163.688 + 581.7319

Reliabilitas = 0,7

Karena r11 ≥ 0,7, makalembarpsikomotorikreliabel

239
240

Anda mungkin juga menyukai