Anda di halaman 1dari 31

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 8


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi fisik


2.1.1 Kondisi Geografis

1. Letak Geografis
Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Barat dengan posisi
geografis yang terletak diantara 0°55’00’’ – 3°21’00’’ Lintang Selatan dan 98°35’00’’ – 100°32’00’’ Bujur
Timur dengan luas wilayah sebesar 6.011,35 km2 dan garis pantai sepanjang 1.402,66 km. Secara
geografis, daratan Kabupaten Kepulauan Mentawai ini terpisahkan dari Propinsi Sumatera Barat oleh laut,
yaitu dengan batas sebelah utara adalah Selat Siberut, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia,
sebelah timur berbatasan dengan Selat Mentawai, serta sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri atas 4 pulau besar ditambah pulau-pulau kecil sebanyak (93 buah).
Keempat pulau besar ini adalah Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai
Selatan. Sesuai dengan peraturan Bupati no 14 tahun 2013 (19 Februari 2013) Kabupaten Kepulauan Mentawai
terdiri atas 10 kecamatan, 43 desa dan 341 dusun. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :
Secara Administratif Wilayah, Kabupaten Kepulauan Mentawai sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 15
Tahun 2003, telah menetapkan Pemekaran Kecamatan, dari 4 (empat) kecamatan sebelumnya menjadi 10
(sepuluh) kecamatan yaitu:

Di Pulau Siberut meliputi 5 (lima) kecamatan terdiri dari:


- Kecamatan Siberut Barat
- Kecamatan Siberut Utara
- Kecamatan Siberut Tengah
- Kecamatan Siberut Selatan
- Kecamatan Siberut Barat Daya.

Di Pulau Sipora meliputi 2 (dua) kecamatan terdiri dari


- Kecamatan Sipora Utara
- Kecamatan Sipora Selatan.

Di Pulau Pagai Utara meliputi 2 (dua) kecamatan terdiri dari


- Kecamatan Pagai Utara
- Kecamatan Sikakap.

Di Pulau Pagai Selatan meliputi 1 (Satu) kecamatan terdiri dari


- Kecamatan Pagai Selatan

Kondisi geografis dan alam Kabupaten Kepulauan Mentawai saat ini sebagian besar merupakan kawasan
hutan. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai secara keseluruhan adalah 6.011,35 Km² atau 601.135
Ha. Total kawasan hutan (terdiri dari hutan lebat, hutan sejenis, semak belukar) memiliki persentase
terbesar yaitu mencapai 80,45 % dari luas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai atau sebesar 498.980
hektar dan sebagian berpotensi sebagai lahan tidur, meliputi 456.300 hektar berupa hutan lebat
(72,63%),42.680 hektar berupa semak belukar (7,82%). Sementara itu komposisi luas lahan yang
dimanfaatkan untuk budidaya sektor pertanian adalah sebesar 86.501 hektar atau 16,36 persen dari total
luas wilayah, meliputi 740 hektar luas lahan untuk sawah ( 0,18% ), 133 hektar luas lahan untuk tegalan
(0,03%), 68.506 hektar luas lahan untuk kebun (12.57%), dan 17.124 hektar luas lahan untuk perkebunan
(3.58%). Luas lahan untuk pemukiman atau rumah hanya sebesar 3.096 hektar atau 0,72 % dari total luas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 9


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

wilayah.

2. Topografis
Secara topografi, keadaan geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai bervariasi antara dataran,
sungai, dan berbukit-bukit, dimana rata-rata ketinggian daerah seluruh ibukota kecamatan dari permukaan
laut (DPL) adalah 2 meter. Kabupaten Kepulauan Mentawai beribukota di Tuapejat yang terletak di
Kecamatan Sipora Utara dengan jarak tempuh ke kota Padang sepanjang 153 km.
Untuk mencapai ibukota Propinsi Sumatera Barat ini harus ditempuh melalui jalan laut. Begitu pula
halnya transportasi dari masing-masing ibukota kecamatan ke kota Padang ataupun ke ibukota
Kabupaten juga harus ditempuh melalui jalur laut. B ata s da er ah k ab upa te n kep ula ua n Me nt aw ai
b er ba tas an de nga n :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Nias Sumatera Utara


Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Pesisir Selatan
Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Padang Pariaman
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

2.1.2 Kondisi Fisik

1. Hidrologi
Potensi pemenuhan kebutuhan akan air bersih di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada umumnya
relatif besar. Kabupaten Kepulauan Mentawai dilalui oleh 20 sungai, sungai tersebut memiliki kontribusi
yang cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan akan air, baik untuk penggunaan rumah tangga
ataupun sebagai sumber air untuk kegiatan irigasi teknis maupun non teknis.
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kepulauan Mentawai
SATUAN WILAYAH SATUAN WILAYAH SATUAN WILAYAH SATUAN WILAYAH
No PENGELOLAAN (SWP) LUAS (Ha) No PENGELOLAAN (SWP) LUAS (Ha) No PENGELOLAAN (SWP) LUAS (Ha) No PENGELOLAAN (SWP) LUAS (Ha)
SIBERUT PAGAI SELATAN SIPORA PAGAI UTARA

1 DAS Buga 7.068 50 DAS Asahan 615 88 DAS Beriulou 1.449 111 DAS Betumonga 2.655
2 DAS Cimpungan 18.151 51 DAS Bakatmonga 1.839 89 DAS Bosua 3.804 112 DAS Gulukguluk 1.646
3 DAS Gurukna 3.190 52 DAS Bake 3.085 90 DAS Bulak 1.222 113 DAS Mabolak 485
4 DAS Kalea 15.994 53 DAS Baleraksok 8.666 91 DAS Gegetaet 1.064 114 DAS Matobe 4.912
5 DAS Katurai 11.604 54 DAS Basualumut 1.067 92 DAS Gosooinan 2.927 115 DAS Pagai 1 2.912
6 DAS Labuhan Bajau 3.535 55 DAS Batsagai 3.102 93 DAS Masokut 835 116 DAS Pagai 2 4.863
7 DAS Laplap 1.469 56 DAS Bere 2.521 94 DAS Pogari 1.494 117 DAS Pagai 3 2.906
8 DAS Mabosoa 3.383 57 DAS Bubuget 7.332 95 DAS Pulau 2.124 118 DAS Pagai 4 1.030
9 DAS Maileppet 1.197 58 DAS Bukumonga 1.120 96 DAS Saureinu 11.980 119 DAS Pagai 5 425
10 DAS Makatowal 841 59 DAS Bulasat 699 97 DAS Sibagau 7.854 120 DAS Pagai 6 842
11 DAS Makerumonga 971 60 DAS Lakkau 3.340 98 DAS Siberimanua 3.062 121 DAS Pasapuat 1.541
12 DAS Mangeungeu 6.155 61 DAS Makalo 2.951 99 DAS Sibetumonga 4.368 122 DAS Pulau 171
13 DAS Malancan 768 62 DAS Malakopa 3.086 100 DAS Sigitci 3.300 123 DAS Sabeugukgung 6.175
14 DAS Mapinang 3.286 63 DAS Mapoupou 5.619 101 DAS Simabolat 1.310 124 DAS Sikako 12.215
15 DAS Mongan Poula 665 64 DAS Mapinang 3.273 102 DAS Simanggai 1.753 125 DAS Silabu 2.036
16 DAS Murak 7.396 65 DAS Muntai 816 103 DAS Simapadegat 3.482 126 DAS Simabae 806
17 DAS Noinan 24.988 66 DAS Pagai 10 515 104 DAS Simapupu 1.879 127 DAS Simaguiru 1.774
18 DAS Pelunan 2.266 67 DAS Pagai 11 660 105 DAS Simatobaerak 598 128 DAS Simangannya 2.883
19 DAS Pualu Kecil 229 68 DAS Pagai 12 486 106 DAS Sioban 1.992 129 DAS Simapinang 1.608
20 DAS Pualu 1.896 69 DAS Pagai 13 978 107 DAS Sipasosoat 1.163 130 DAS Simatutu 3.951
21 DAS Pualu Masokut 1.661 70 DAS Pagai 14 1.211 108 DAS Taigemgem 1.693 131 DAS Tumale . 4.691
22 DAS Puran 1.274 71 DAS Pagai 15 455 109 DAS Taraet 1.198
23 DAS Putapiri 532 72 DAS Pagai 16 593 110 DAS Tuapejat . 1.369
24 DAS Sagulubek 14.332 73 DAS Pagai 17 305
25 DAS Saibi 21.805 74 DAS Pagai 18 222
26 DAS Sarabua 5.673 75 DAS Pagai 19 402
27 DAS Siberut 28.318 76 DAS Pagai 20 195
28 DAS Siberut 1 803 77 DAS Pagai 7 1.161
29 DAS Siberut 10 1.503 78 DAS Pagai 8 1.502
30 DAS Siberut 2 1.727 79 DAS Pagai 9 435
31 DAS Siberut 3 874 80 DAS Pinempet 1.752
32 DAS Siberut 4 698 81 DAS Pulau 5.419
33 DAS Siberut 5 1.164 82 DAS Saumang 2.164
34 DAS Siberut 6 2.481 83 DAS Seae 1.032
35 DAS Siberut 7 2.191 84 DAS Simalinio 1.081
36 DAS Siberut 9 1.529 85 DAS Simasigoi 618
37 DAS Sigapokna 1.266 86 DAS Simatobat 18.754
38 DAS Sigep 5.765 87 DAS Talopulai 6.257
39 DAS Sikabaluan 30.963
40 DAS Sikamomui 4.165
41 DAS Silotok 1.060
42 DAS Simalegi 27.216
43 DAS Simatalu 41.607
44 DAS Siribakbak 9.606
45 DAS Sirilogui 5.390
46 DAS Takungan 13.526
47 DAS Tiniti 3.282
48 DAS Tobekat 10.553
49 DAS Tomiang 1.502

Sumber : RTRW 2012-2023 Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 10


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peta 2.1 : Peta DAS Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 11


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.1.3 Administratif.
Sejak tahun 2013 kabupaten kepulauan mentawai memiliki 10 kecamatan dan 43 desa serta 341 dusun,
kesepuluh kecamatan tersebut merupakan hasil pemekaran dari empat kecamatan lama, dengan penjelasan
sebagai berikut kecamatan pagai utara selatan mengalami pemekaran menjadi tiga kecamatan yaitu kecamatan
Pagai Selatan, Kecamatan Pagai Utara dan kecamatan Sikakap, Kecamatan Sipora menjadi dua kecamatan
yaitu sipora selatan dan sipora utara, Kecamatan Siberut selatan menjadi tiga kecamatan yaitu Siberut selatan,
Siberut barat daya, dan Siberut tengah untuk Kecamatan Siberut Utara menjadi dua kecamatan yaitu siberut
utara dan siberut barat.
total Jumlah penduduk di daerah perkotaan adalah sebesar 6.980 jiwa (9% dari total penduduk Kabupaten
Kepulauan Mentawai), daerahnya adalah Tuapejat dan Muara Siberut.

Tabel 2.2 Nama Kecamatan, luas wilayah per Kecamatan dan Jumlah Desa
Luas Wilayah
N Jumlah Luas
Kecamatan Administrasi Terbangun
o Desa (km2)
(Ha) % thd total (Ha) % thd total
1 Pagai selatan 4 901,08
90.108 15 304 0,34
2 Sikakap 3 278,45
27.845 5 453 1,63
3 Pagai Utara 3 342,02
34.202 6 171 0,50
4 Sipora Selatan 7 268,47
26.847 4 478 1,78
5 Sipora Utara 6 383,08
38.308 6 424 1,11
6 Siberut Selatan 5 508,33
50.833 8 326 0,64
Siberut Barat
7 3 649,08
Daya 64.908 11 240 0,37
8 Siberut Tengah 3 739,87
73.987 12 142 0,19
9 Siberut Utara 6 816,11
81.611 14 414 0,51
10 Siberut Barat 3 1124,86
112.486 19 144 0,13
Jumlah 43 6.011,35 601.135 100 3.096 7,19

Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, tahun 2014

2. Kondisi Klimatologi
Kepulauan Mentawai yang dikelilingi oleh Samudera Indonesia dan terletak di daerah khatulistiwa mempunyai
iklim dengan udara yang panas dan lembab dengan curah hujan yang tinggi. Iklimnya dipengaruhi oleh sirkulasi
musim mansoon dan pergerakan konvergensi inter tropis. Musim penghujan terjadi antara bulan Nopember
hingga maret, musim kemarau mulai bulan Mei hingga Oktober.
Curah hujan berkisar antara 2500 – 4700 mm/tahun dengan jumlah hari hujan antara 132 – 267 hari hujan per
tahun. Perbedaan pada saat bulan-bulan basah dan kering yang terjadi tidak begitu jelas, karena hujan lebat
dengan durasi pendek dapat terjadi pada musim kemarau atau selama musim peralihan. Hal ini disebabkan oleh
cuaca yang sering terganggu dengan terjadinya angin taufan dari Samudera Indonesia yang bertiup menuju
daratan Sumatera.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 12
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 13


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.2 Demografis

2.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai m e n u r u t K a b u p a t e n D a l a m a n g k a 2 0 1 4 y a i t u p a d a tahun 2013 s e b a n y a k


81.848 jiwa, yang terdiri dari 42.503 laki – laki dan 39,337 perempuan, Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2013 ini terhitung sebanyak 18 jiwa/Km2.
Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sikakap yakni 10.312 jiwa yg distribusinya sebesar 12,36% dari total penduduk Kepulauan Mentawai
sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Pagai Utara yakni 5.530 jiwa hanya menyumbang 6.67% dari total Penduduk kepulauan Mentawai
(lihat tabel 2,3)

Tabel 2.3
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan (jiwa/Km2)
No Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pagai Selatan 8.782 8.888 9101 9.320 9.503 2.196 2.222 2.275 2.330 2.376 6,5% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 10 10 10 10 11
2 Sikakap 9.531 9.644 9875 10.112 10.312 2.383 2.411 2.469 2.528 2.578 9,4% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 34 35 35 36 37
3 Pagai Utara 5.514 5.274 5401 5.530 5.639 1.379 1.319 1.350 1.383 1.410 17,6% -4,4% 2,4% 2,4% 2,0% 16 15 16 16 16
4 Sipora Selatan 9.092 9.070 9288 9.511 9.698 2.273 2.268 2.322 2.378 2.425 -1,2% -0,2% 2,4% 2,4% 2,0% 34 34 35 35 36
5 Sipora Utara 9.092 9.511 9739 9.973 10.170 2.273 2.378 2.435 2.493 2.542 -1,2% 4,6% 2,4% 2,4% 2,0% 24 25 25 26 27
6 Siberut Selatan 8.446 8.546 8751 8.961 9.138 2.112 2.137 2.188 2.240 2.284 9,1% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 17 17 17 18 18
7 Siberut Barat Daya 6.069 6.141 6288 6.439 6.566 1.517 1.535 1.572 1.610 1.642 9,3% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 9 9 10 10 10
8 Siberut Tengah 6.069 6.144 6291 6.442 6.569 1.517 1.536 1.573 1.611 1.642 8,6% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 8 8 9 9 9
9 Siberut Utara 7.343 8.025 8218 8.415 8.581 1.836 2.006 2.054 2.104 2.145 -8,5% 9,3% 2,4% 2,4% 2,0% 9 10 10 10 11
10 Siberut Barat 6.733 6.813 6977 7.144 7.285 1.683 1.703 1.744 1.786 1.821 -13,9% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 6 6 6 6 6
Jumlah 76.671 78.056 79.929 81.848 83.461 19.168 19.514 19.982 20.462 20.865 36% 16% 24% 24% 20% 17 17 17 18 18
Sumber : Kecamatan dalam Angka Kab. Kepulauan Mentawai 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 14


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.2.2 Tingkat Pertumbuhan Penduduk


Tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 sd 2014 mengalami penurunan yang mana angkanya dari 0,36% pada tahun 2010 menjadi 0,25% pada tahun
2014.

Adapun rumus untuk laju pertumbuhan penduduk adalah : (n-n-1)/n)*100% ‘= r. yang mana n= jumlah penduduk saat ini, n-1= Jumlah penduduk tahun
sebelumnya,
Jadi untuk Jumlah Penduduk tahun n+1 dan seterusnya = jlh penduduk n-1 x (1+r)^1, untuk tahun berikutnya atau n+2 tinggal dirubah pangkat saja dan begitu
seterusnya.(lihat tabel 2.4)

Tabel 2.4
Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan (jiwa/Km2)

No Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pagai Selatan 9691 10077 10478 10895 11328 2.423 2.519 2.619 2.724 2.832 1,97% 1,97% 3,98% 3,98% 3,98% 11 11 12 12 13

2 Sikakap 10515 10934 11230 11540 11865 2.629 2.733 2.807 2.885 2.966 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 38 39 40 41 43

3 Pagai Utara 5750 5979 6141 6311 6489 1.438 1.495 1.535 1.578 1.622 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 17 17 18 18 19

4 Sipora Selatan 9889 10283 10561 10853 11159 2.472 2.571 2.640 2.713 2.790 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 37 38 39 40 42

5 Sipora Utara 10370 10783 11075 11381 11702 2.593 2.696 2.769 2.845 2.925 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 27 28 29 30 31

6 Siberut Selatan 9318 9689 9951 10226 10515 2.329 2.422 2.488 2.556 2.629 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 18 19 20 20 21

7 Siberut Barat Daya 6696 6962 7151 7348 7556 1.674 1.741 1.788 1.837 1.889 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 10 11 11 11 12

8 Siberut Tengah 6699 6966 7154 7352 7559 1.675 1.741 1.789 1.838 1.890 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 9 9 10 10 10

9 Siberut Utara 8750 9098 9344 9602 9873 2.187 2.275 2.336 2.401 2.468 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 11 11 11 12 12

10 Siberut Barat 7428 7724 7933 8152 8382 1.857 1.931 1.983 2.038 2.096 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 7 7 7 7 7

Jumlah 85.106 88.494 91.018 93.659 96.429 21.276 22.123 22.754 23.415 24.107 19,7% 20% 28% 29% 29% 184 192 197 203 208

Sumber : Analisa POKJA Kepulauan Mentawai 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 15


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

2.3.1 Keuangan Daerah

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah. Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran
tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah,
sehingga analisis pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang
berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian kinerja, guna mewujudkan visi
dan misi Daerah.

Selama lima tahun terakhir (2009 - 2014) kebijakan pengelolaan keuangan daerah meliputi kebijakan
penerimaan keuangan daerah dan pengeluaran keuangan daerah seperti yang digambarkan pada Tabel 2.6
berikut :
Tabel 2.5
Rekafitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2010 – 2014
Tahun Rata2
No Realisasi Anggaran
pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 403.187.031.897,21 455.558.913.355,40 499.327.842.376,00 610.186.720.960,97 716.086.423.871,00 0,15
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 28.324.291.374,21 37.724.585.896,40 34.639.147.838,00 32.891.281.066,97 37.892.593.928,00 0,15
a.1.1 Pajak daerah 741.390.859,69 517.764.936,40 - 785.638.783,00 2.200.000.000,00
a.1.2 Retribusi daerah 1.969.743.339,00 2.615.253.707,00 - 500.000.000,00 2.947.436.624,00
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 10.161.239.720,00 18.621.944.826,00 18.947.340.275,00 18.803.448.478,00 18.310.145.304,00
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 15.451.917.455,52 15.969.622.427,00 15.691.807.563,00 12.802.193.805,97 14.435.012.000,00
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 346.777.854.033,00 381.545.582.282,00 426.328.473.272,00 549.073.341.894,00 653.307.425.943,00 0,16
a.2.1 Dana bagi hasil 34.691.320.033,00 23.291.753.282,00 28.465.492.272,00 25.092.246.894,00 18.536.466.943,00
a.2.2 Dana alokasi umum 287.489.909.000,00 322.850.029.000,00 371.174.681.000,00 465.535.454.000,00 531.389.939.000,00
a.2.3 Dana alokasi khusus 24.596.625.000,00 35.403.800.000,00 26.688.300.000,00 58.445.641.000,00 103.381.020.000,00
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 28.084.886.490,00 36.288.745.177,00 38.360.221.266,00 28.222.098.000,00 24.886.404.000,00 0,11
a.3.1 Hibah - - - - -
a.3.2 Dana darurat 11.400.000.000,00 - - - -
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 12.426.528.990,00 16.039.799.477,00 15.959.704.266,00 16.614.908.000,00 21.030.330.000,00
a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 4.258.357.500,00 20.248.945.700,00 22.400.517.000,00 11.607.190.000,00 3.856.074.000,00
a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya - - - - -

B Belanja (b1 + b.2) 458.039.447.433,60 446.744.562.445,34 515.944.475.919,52 597.810.788.800,72 839.526.899.257,08 0,79


b.1 Belanja Tidak Langsung 205.729.399.273,74 171.096.445.323,66 166.182.951.294,52 222.858.284.735,72 257.432.131.031,78 0,47
b.1.1 Belanja pegawai 127.593.738.273,74 146.316.517.273,66 146.727.599.744,52 187.334.660.105,72 211.321.343.507,50
b.1.2 Bunga - - - - -
b.1.3 Subsidi - - - - -
b.1.4 Hibah 15.495.000.000,00 12.692.859.250,00 8.434.523.250,00 5.308.979.050,00 7.175.370.000,00
b.1.5 Bantuan sosial 56.340.661.000,00 6.494.301.000,00 418.225.000,00 232.370.000,00 1.973.600.000,00
b.1.6 Belanja bagi hasil - - - - -
b.1.7 Bantuan keuangan 4.300.000.000,00 4.300.000.000,00 6.594.518.800,00 29.483.275.580,00 33.930.574.000,00
b.1.8 Belanja tidak terduga 2.000.000.000,00 1.292.767.800,00 4.008.084.500,00 499.000.000,00 3.031.243.524,28
b.2 Belanja Langsung 252.310.048.159,86 275.648.117.121,68 349.761.524.625,00 374.952.504.065,00 582.094.768.225,30 0,74
b.2.1 Belanja pegawai 33.145.690.400,00 29.458.769.000,00 44.014.095.725,00 53.537.343.088,00 65.541.618.000,00
b.2.2 Belanja barang dan jasa 118.344.469.737,50 124.689.348.372,00 151.055.232.615,00 150.093.149.089,00 260.591.294.523,00
b.2.3 Belanja modal 100.819.888.022,36 121.499.999.749,68 154.692.196.285,00 171.322.011.888,00 255.961.855.702,30
C Pembiayaan 278.353.685.114 223.511.269.578 219.737.620.488 201.922.878.604 192.269.375.682 0,23
c.1 Sisa lebih perhitungan Anggaran tahun sebelumnya 281.763.685.114 223.501.269.578 232.325.620.488 203.120.986.945 214.298.810.764
c.2 Penerimaan Piutang Daerah 30.000.000 10.000.000 155.000.000 1.325.811.659 970.564.918
c.3 Penyertaan Modal (investasi ) Pemertintah Daerah 3.440.000.000,00 - 12.743.000.000,00 2.523.920.000,00 23.000.000.000,00

Surplus/Defisit Anggaran 223.501.269.578,05 232.325.620.488,11 203.120.986.944,59 214.298.810.763,84 68.828.900.295,52 0,23

Sumber : APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010-2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 16


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Dari tabel diatas pendapatan dikurangi belanja pada tahun 2010 minus Rp. 54.852.415.536, tahun 2011 plus Rp.
8.814.350.910, pada tahun 2012 minus Rp. 16.616.633.544, pada tahun 2013 plus Rp. 12.375.932.160, pada
tahun 2014 minus Rp. 123.440.475.386. Akan tetapi setiap tahun ada sisa anggaran (SILPA), Penerimaan
piutang daerah dan investasi maka dari tahun 2010-2014 Perbandingan setiap tahunnya menjadi plus.
Data keuangan tersebut diatas diperoleh dari laporan realisasi anggaran dan belanja Kabupaten Kepulauan
Mentawai selama 5 (lima) tahun terakhir dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Kepulauan Mentawai.

Tabel 2.6

Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010 – 2014

Tahun
No SKPD Rata2 pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014
1 PU-CK 180.965.400,00 2.168.607.600,00 3.819.903.799,00 1.663.116.100,00 4.682.259.400,00 3,25
1.a Investasi 180.965.400,00 2.168.607.600,00 3.819.903.799,00 1.663.116.100,00 4.682.259.400,00
1.b operasional/pemeliharaan (OM)
2 KLH - 298.886.600,00 644.587.500,00 1.048.020.500,00 1.377.925.000,00 0,52
2.a Investasi - 298.886.600,00 644.587.500,00 1.048.020.500,00 1.377.925.000,00
2.b operasional/pemeliharaan (OM)
3 BPMPKB 205.527.000,00 9.260.000,00 119.187.000,00 119.187.000,00 - 2,48
3.a Investasi 205.527.000,00 9.260.000,00 119.187.000,00 119.187.000,00
3.b operasional/pemeliharaan (OM) -
4 Dinkes 205.527.000,00 375.482.250,00 49.979.000,00 51.846.850,00 149.638.000,00 0,47
4.a Investasi 205.527.000,00 375.482.250,00 49.979.000,00 51.846.850,00 149.638.000,00
4.b operasional/pemeliharaan (OM)
5 Bappeda - - 25.065.000,00 38.368.000,00 455.627.000,00 2,85
5.a Investasi - 25.065.000,00 38.368.000,00 455.627.000,00
5.b operasional/pemeliharaan (OM) - -
6 Dinas Pendidikan - - - - -
6.a Investasi -
6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
7 RSUD 8.100.000,00 - - - 1.267.175.000,00 (0,25)
n.a Investasi 8.100.000,00 1.267.175.000,00
n.b operasional/pemeliharaan (OM)
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 386.492.400,00 2.852.236.450,00 4.658.722.299,00 2.920.538.450,00 7.932.624.400,00 2,09
9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na) 600.119.400,00 2.852.236.450,00 4.658.722.299,00 2.920.538.450,00 7.932.624.400,00 1,43
10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) - - - - -
11 Belanja Langsung 252.310.048.159,86 275.648.117.121,68 349.761.524.625,00 374.952.504.065,00 582.094.768.225,30 0,25
12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) 0,0015 0,0103 0,0133 0,0078 0,0136 1,59
13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) 1,5527 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 (0,09)
14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8) - - - - -

Sumber : Jabaran APBD 2010 – 2014

Tabel 2.7
Perhitungan pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai 2010-2014
Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan

1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 686.701.100,00 2.852.236.450,00 4.658.722.299,00 2.920.538.450,00 7.932.624.400,00 1,28
1.1 Air Limbah Domestik 189.065.400,00 894.539.600,00 1.220.283.799,00 1.564.651.100,00 5.949.434.400,00
1.2 Sampah rumah tangga - 247.480.000,00 644.587.500,00 844.536.250,00 1.377.925.000,00
1.3 Drainase perkotaan - 1.274.068.000,00 2.624.685.000,00 - -
1.4 PHBS 497.635.700,00 436.148.850,00 169.166.000,00 511.351.100,00 605.265.000,00
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) - 894.539.600,00 1.928.197.598,00 2.148.117.350,00 4.682.259.400,00 0,61
2.1 DAK Sanitasi - 894.539.600,00 1.928.197.598,00 2.148.117.350,00 4.682.259.400,00
2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - -
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - -
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 686.701.100,00 1.957.696.850,00 2.730.524.701,00 772.421.100,00 3.250.365.000,00 1,18
Total Belanja Langsung 252.310.048.159,86 275.648.117.121,68 349.761.524.625,00 374.952.504.065,00 582.094.768.225,30 0,25
% APBD murni terhadap Belanja Langsung 0,27% 0,71% 0,78% 0,21% 0,56% 0,67

Sumber : Jabaran APBD 2010 – 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 17


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 2.8
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010 - 2014
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 386.492.400,00 2.852.236.450,00 4.658.722.299,00 2.920.538.450,00 7.932.624.400,00 3.750.122.799,80

2 Jumlah Penduduk 76.671 78.056 78.511 80.036 81.614 78.977,60

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 5.041 36.541 59.338 36.490 97.197 46.921,53

Sumber : Jabaran APBD 2010 – 2014

Belanja sanitasi perkapita untuk kabupaten Kepulauan Mentawai cukup bagus, akan tetapi dikarenakan ongkos ataupun harga bahan
yang tinggi dan cuaca yang kadang tidak menentu menjadikan Kabupaten Kepulauan Mentawai masih terbelakang dalam bidang sanitasi.

Tabel 2.9
Realisasi dan potensi retribusi Sanitasi per Kapita Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010 – 2014
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
No SKPD Pertumbuhan (%)
n-4 n-3 n-2 n-1 n
1 Retribusi Air Limbah - - - - - -
1.a Realisasi retribusi - - - - - -
1.b Potensi retribusi - - - - - -
2 Retribusi Sampah - - - - - -
2.a Realisasi retribusi - - - - - -
2.b Potensi retribusi - - - - - -
3 Retribusi Drainase - - - - - -
3.a Realisasi retribusi - - - - - -
3.b Potensi retribusi - - - - - -
4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) - - - - - -
5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) - - - - - -
6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) - - - - - -

Catatan : layanan tabel 2.9 data tidak tersedia

2.3.2 Perekonomian Daerah


Berdasarkan pengelompokan lapangan usaha, Sektor Tersier (meliputi sektor perdagangan, hotel dan
restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta jasa-jasa)
memiliki rata-rata laju pertumbuhan tahun 2009-2013 paling tinggi yakni sebesar 6,07% per tahun, Trend laju
pertumbuhan sektor tersier berfluktuasi. Sementara sektor sekunder (meliputi industri pengolahan, listrik, air
dan gas serta bangunan) dan primer (meliputi pertanian dan penggalian) mengalami laju pertumbuhan
masing-masing sebesar 3,73% dan 4,48% per tahun. Laju pertumbuhan sektor sekunder memperlihatkan
kecenderungan penurunaan, sebaliknya trend laju pertumbuhan sektor primer mengalami peningkatan.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Per kelompok Lapangan Usaha (%), Tahun 2009-2013

Sumber : Diolah dari data Kabupaten dalam angka tahun 2013

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 18


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

PDRB KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ATAS DASAR


HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA (Jutaan Rupiah)

No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pertanian 274.694,39 287.603,69 301.590,45 315.622,47 331.758,03 302.253,81
2 Pertambangan & Penggalian 1.978,98 2.080,08 2.189,22 2.313,06 2.444,94 2.201,26
3 Industri Pengolahan 44.201,05 45.313,30 46.491,44 47.664,60 48.880,05 46.510,09
4 Listrik dan Air Bersih 626,36 656,40 695,75 748,59 831,62 711,74
5 Bangunan 13.360,38 14.398,62 15.478,51 16.560,29 17.643,97 15.488,35
6 Perdag, Hotel dan Restoran 112.928,88 117.773,60 122.938,73 131.529,71 140.746,01 125.183,39
7 Pengangkutan dan Komunikasi 30.996,71 33.537,33 36.193,59 38.569,36 41.105,18 36.080,43
8 Keuangan Jasa Bangunan dan Jasa Perusahaan 5.561,07 5.925,21 6.359,30 6.837,34 7.214,66 6.379,52
9 Jasa-jasa 25.048,51 26.944,11 28.599,50 30.126,15 31.854,62 28.514,58

Jumlah 509.396,33 534.232,34 560.536,49 589.971,57 622.479,08 563.323,16

Sumber : Diolah dari data Kabupaten dalam angka tahun 2013

Tabel 2.10
Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014
Tahun
No Deskripsi
2010 2011 2012 2013 2014
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 509.396 560.536 589.971 - -
-
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 19,060.000
--
20,900.000 23,370.000 - -

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) - 4,94 5,25 - -


Sumber : Profil Daerah Kabupaten Mentawai Tahun 2012 – 2013

Secara nyata, pertumbuhan ekonomi per kapita penduduk yang tertinggi di tahun 2012 yaitu sebesar
4,53% atau terjadi peningkatan dari Rp. 7,19 juta di tahun 2011 menjadi Rp. 7,51 juta di tahun 2012.
Cukup tingginya peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga konstan ini tidak terlepas dari
meningkatnya rata-rata pendapatan masyarakat pasca gempa tahun 2010. Berbagai bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung diterima oleh masyarakat dalam hal bantuan pembangunan
rumah. Bantuan tersebut berupa bantuan bagi korban gempa yang mengalami kerusakan rumah
parah atau menengah.

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan juga bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Kepulauan Mentawai tahun 2011 dan 2012 telah relatif lebih baik dan mengalami masa “recovery”
pasca Tsunami tahun 2010. Kondisi ini tidak terlepas dari kerjasama pemerintah, bersama
masyarakat dan dunia usaha sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Tahun 2011
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai tumbuh sebesar 4,94 persen dan ditahun
2012 kembali tumbuh hingga dapat mencapai 5,25 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun terakhir ini
merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi selama satu dasawarsa terakhir.

2.4 Tata Ruang Wilayah


2.4.1 Rencana Pusat Layanan
Kriteria Fungsi Kota dan arahan kebijakan pengembangan Rencana Struktur Nasional, Rencana Struktur
Ruang Propinsi maka Rencana Struktur Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2010 - 2030 diharapkan dapat
menjadi Pusat Kegiatan bagi wilayah di sekitarnya seperti tabel berikut :

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 19


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel Rencana Pusat Layanan Kabupaten Kepulauan Mentawai

IBU KOTA
HIRARKI
NO KECAMATAN/ FUNGSI UTAMA
FUNGSI
KABUPATEN

1 2 3 4 5 6
Pengembangan Pelabuhan
- Pemerintahan - Perikanan Laut/Darat -
Laut Nasional
Pengembangan.Jaringan
- Perdagangan & Jasa - Peternakan -
Telekomunikasi
Muara Siberut - Pendidikan - Pertanian
1 PKW
(Sibrut Selatan) - Kesehatan - Perkebunan
Wisata (Budaya dan
- Kehutanan
Alam)
Kawasan Taman
-
Nasional Siberut
Pengolahan Sumber Pengembangan Pelabuhan
- - -
Pemerintahan Daya Laut Laut Regional
Pembangunan Bandara
- - -
Perdagangan & Jasa Perikanan Laut Baru
Pengelolaan Daerah Pengembangan Jaringan
Tuapeijat ( - - -
2 PKL Pendidikan Koservasi Laut Listrik (PLTU)
Sipora Utara)
- Kesehatan - Peternakan
Pengembangan
- -
Wisata Bahari Pertanian
Perkebunan
Pemerintahan Pengolahan Sumber Pengembangan Pelabuhan
- - -
Daya Laut Regional
Perdagangan & Jasa Perikanan Laut Pengembangan Jaringan
- - -
Listrik
Sikakap ( - Pendidikan - Peternakan - Instalasi Meliter
3 PKLp
Sikakap) Kesehatan Pertanian
- -
Pengembangan Perkebunan
- -
Wisata Bahari
- Kehutanan
Pemerintahan Peternakan Pengembangan Pelabuhan
- - -
Regional
Perdagangan & Jasa Pertanian Pengembangan Jaringan
Sikabaluan ( - - -
4 PPL Listrik
Sibrut Utara)
- Pendidikan - Perkebunan
- Kesehatan - Kehutanan
- Pemerintahan - Peternakan
- Perdagangan & Jasa - Perkebunan - Pelabuhan Regional
Saibi ( siberut Pengembangan Jaringan
5 PPL - Pendidikan - Perikanan -
tengah) Listrik
- Kesehatan
- Wisata Budaya
- - Wisata Bahari
Sioban (Sipora
6 PPK Pengembangan Pelabuhan
Selatan) - Pemerintahan - Wisata Sejarah -
Regional

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 20


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pengembangan Jaringan
- Perdagangan & Jasa - Peternakan -
Listrik
- Pendidikan - Pertanian
- Kesehatan - Perkebunan
- Kehutanan
- Pemerintahan
- Pendidikan
Simalegi betaet
7 PPL Kesehatan
(Siberut Barat) -
Kawasan Taman
-
Nasional Siberut
Pengembangan Pelabuha
- Pemerintahan -
Lokal
Pengembangan Bandara
- Pendidikan - Perkebunan -
Baru
Pei-pei (Siberut
8 PPK - Kesehatan - Kehutanan
Barat Daya)
- Wisata Bahari
Kawasan Taman
-
Nasional Siberut
- Pemerintahan
- Pendidikan - Peternakan
Saumanganyak - Kesehatan - Perkebunan
9 PPL
(Pagai Utara)
- Wisata Bahari - Kehutanan
Pengembangan
-
Pelabuhan lokal
- Pemerintahan
- Pendidikan - Peternakan
Bulasat (Pagai - Kesehatan - Perkebunan
10 PPK
Selatan)
- Wisata Bahari - Kehutanan
Pengembangan
-
Pelabuhan lokal
- Pemerintahan
- Pendidikan - Peternakan
Silabu ( Pagai - Kesehatan - Perkebunan
11 PPL
Utara)
- Wisata Bahari - Kehutanan
Pengembangan
-
Pelabuhan lokal
Sumber RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai 2012-2032

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 21


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peta 2.3 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 22


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.4.2 Rencana Pola Ruang didalam RTRW


Penataan Bangunan dan Lingkungan sangat diperlukan sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang untuk
mewujudkan lingkungan binaan khususnya fisik bangunan dan lingkungannya agar peningkatan kualitas
lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap, maka harus mengacu kepada
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang dijabarkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

1. Rencana Pola Ruang Kabupaten Kepulauan Mentawai


Dengan memperhatikan ketentuan penyusunan pola ruang, kebijakan pola ruang nasional dan provinsi,
kebijakan pembangunan daerah, kondisi objektif wilayah, dan kebutuhan ruang untuk masa mendatang, maka
dapat dirumuskan rencana pola ruang untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagaimana dipaparkan di
bawah ini :

(1) Kawasan Lindung


Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Pengelolaan kawasan lindung secara baik
dan benar, dapat megurangi tingkat bahaya bencana alam yang ditimbulkan seperti banjir, longsor,
pendangkalan waduk, kekeringan, dan sebagainya. Selain bencana alam kerusakan kawasan lindung juga
menimbulkan bencana sosial akibat hilangnya aset hidup yang seharusnya diperoleh masyarakat. Untuk pola
ruang kawasan lindung dibedakan antara kawasan lindung berdasarkan status dan karena faktor kelerengan,
ketinggian, sempadan dan kerawanan terhadap berbagai bencana alam maupun geologi.

kawasan lindung di Kabupaten Kepulauan Mentawai ditetapkan seluas 21.529 ha atau 3.58% dari keseluruhan
kawasan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Keseluruhan kawasan lindung yang ditetapkan di Kabupaten
Kepulauan Mentawai di atas, dibagi menjadi beberapa bentuk perlindungan, yaitu :

A. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap kawasan Bawahannya

Yang termasuk dalam kawasan ini adalah sebagai berikut :


1. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Kepulauan Mentawai ditetapkan seluas 5.784 ha, yang tersebar antara
lain di Kecamatan Siberut Utara (1.171 ha), Siberut Barat (775 ha), Siberut Selatan (1.152 ha), Siberut Tengah
(1.488 ha) dan Siberut Barat Daya 1.199 Ha.
2. Kawasan Resapan Air
Rencana untuk kawasan resapan air di Kabupaten Kepulauan Mentawai diarahkan pada kawasan-kawasan
yang berfungsi sebagai penyangga kawasan bawahannya sehingga dapat menjaga fungsi hidrologis, melindungi
bahaya erosi, longsor dan untuk fungsi kelestarian lingkungan. Alokasi lahan yang difungsikan sebagai kawasan
resapan air diarahkan di sekitar Taman Nasional yaitu di Kecamatan Siberut Tengah yang membatasi kawasan
lindung dan budidaya.
.
B. Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan-kawasan
khusus setempat seperti sungai, danau dan pantai. Kawasan ini ditetapkan seluas 3.657 ha. Pengelolaan
kawasan perlindungan setempat diuraikan di bawah :

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 23


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Garis Sempadan Sungai


Garis sempadan sungai, berdasarkan pengertian sebagaimana diuraikan dalam PP No. 35 Tahun 1991
tentang Sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai, ditetapkan berdasarkan peraturan-peraturan.
Di Kabupaten Kepulauan Mentawai terdapat 17 sungai, yaitu Sungai Taikako, Silabu, Makalo, Saumanganyak,
Talopulai, Saureinuk, Pogari, Berimanua, Betumonga, Sikabaluan, Simalegi, Simatalu, Beresigep, Siberut, Saibi,
Taileleu dan Sagulubbek. Di areal sepanjang sempadan sungai ini harus ditetapkan sebagai kawasan lindung,
sehingga kelestarian sungai sebagai sebuah DAS dapat terjaga.
Tujuan pengelolaan kawasan sempadan sungai adalah untuk mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup
dan melestarikan fungsi kawasan lindung serta mencegah terjadinya pendangkalan sungai. Langkah yang harus
ditempuh adalah menjaga sempadan sungai dari kegiatan manusia yang dapat merusak kualitas air dan
kondisi fisik sekitar pinggiran sungai.
2. Sempadan Pantai
Kriteria kawasan sempadan pantai adalah sebagai berikut; Kriteria kawasan lindung untuk sempadan
pantai yaitu daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai,
minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
Di seluruh Kabupaten Kepulauan Mentawai terdapat pantai sepanjang 1.402,7 km, yang tersebar dalam 256
pulau. Seluruh kawasan sepanjang ini harus ditetapkan sebagai kawasan lindung, baik kawasan yang berupa
hutan bakau maupun kawasan pantai berpasir. Tujuan penetapan kawasan sempadan pantai sebagai kawasan
lindung adalah untuk meminimalisir terjadinya abrasi pantai serta untuk melindungi kawasan pantai dari bahaya
tsunami. Langkah yang harus ditempuh adalah dengan menjaga eksitensi seluruh hutan mangrove yang ada
serta membangun tanggul-tanggul pemecah gelombang pada kawasan pantai berpasir yang rawan abrasi.
3. Kawasan Sekitar Mata Air
Jenis kawasan lindung (mata air) di Kabupaten Kepulauan Mentawai umumnya terdapat di pulau-pulau kecil,
pada saat ini yang dapat dikenali adalah sumber mata air terdapat di Pulau Pitojat yaitu di perairan Barat
Kecamatan Sipora Utara serta di Pulau Nyang Nyang Kecamatan Siberut Barat Daya.
Keberadaan sumber mata air tersebut saat ini merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Untuk menjaga kelestariannya maka disekitar mata air tersebut direncanakan untuk diberi
perlindungan (preservasi) dari berbagai kegiatan penduduk yang dapat mengganggu kerusakan lingkungan di
sekitarnya, kawasan perlindungan di sekitar mata air sekurang-kurangnya berdiameter 400 meter di sekitar mata
air.
4. Kawasan Terbuka Hijau dan Taman Kota
Jenis kawasan lindung setempat berupa kawasan terbuka hijau dan taman kota di Kabupaten Kepulauan
Mentawai pada saat ini masih memanfaatkan kawasan terbuka hijau alami. Kabupaten Kepulauan Mentawai
yang subur dengan pola vegetasi dan beraneka ragam jenis tanaman mulai dari jenis rumput-rumputan hingga
jenis tanaman keras, sudah melebihi kebutuhan untuk ruang terbuka hijau, namun demikian untuk taman kota
masih belum memiliki taman yang tertata. Sehingga kebutuhannya perlu dialokasikan keberadaannya.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 24


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

C. Kawasan Pelestarian Alam

1. Taman Nasional
Yang termasuk dalam kawasan pelestarian alam di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah Taman Nasional
Siberut dengan luas 168.986 ha dan Suaka Margasatwa Pagai Selatan dengan luas 5.627 ha.
Sasaran yang ditetapkan dalam pengembangan kawasan pelestarian alam adalah meningkatkan fungsi lindung
terhadap tanah, air dan iklim serta menjaga keanekaragaman hayati, biota, satwa, tipe ekosistem dan keunikan
alam bagi kepentingan plasma nutfah. Secara keseluruhan luas kawasan suaka alam di Kabupaten Kepulauan
Mentawai ditetapkan seluas 109.500 ha.
2. Taman Wisata Alam
Rencana pengembangan wisata alam di Kabupaten Kepulauan Mentawai ditujukan pada kawasan Taman
Nasional. Taman Nasional selain difungsikan sebagai perlindungan terhadap plasma nutfah, juga berpotensi
guna utuk pengembangan wisata alam. Keindahan alam yang terkandung di dalam Taman Nasional Siberut
dapat dikembangkan untuk pengembangan ekowisata sekaligus sebagai hutan penelitian.
D. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan-kawasan yang diindikasikan menyimpan potensi bahaya,
khususnya bersumber dari fenomena alam. Pada kawasan ini perlu dilindungi dengan membuat buffer zone,
sehingga bahaya yang ada tidak langsung bersinggungan dengan masyarakat. Kawasan bencana alam yang
ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai antara lain :
1. Rawan Longsor, dijumpai pada daerah dengan kemiringan lereng 25 % keatas, lokasi tersebut
terdapat di sekitar Pulau Sipora, Tuapejat dan sekitar Pulau Siberut.
2. Rawan banjir dan Genangan terdapat di seluruh kecamatan, pada umumnya mempunyai drainase
kurang baik dan daerah dengan ketinggian rendah diatas permukaan laut
3. Rawan Gempa, beberapa jenis rawan gempa yang berpeluang terjadi.
Gempa Bumi, untuk posisi Pulau Sipora berada pada mintakat gempa tektonik yang
memanjang ke barat laut- tenggara di bagian Barat Sumatera.
Abrasi dan Tsunami berpeluang di seluruh Kabupaten Kepulauan Mentawai.
4. Hadirnya lumpur gunung berapi di Pulau Siruamata di Bagian Selatan Pulau Sipora, merupakan
bukti bahwa tektonik/dinamika bumi di daerah ini masih berlangsung.
E. Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya adalah jenis kawasan yang diindikasikan perlu untuk dilindungi karena berbagai
kepentingan, jenis kawasan lindung ini meliputi antara lain; taman buru, cagar biosfer, perlindungan plasma
nutfah, pengungsian satwa, pantai berhutan bakau dan sebagainya.
Jenis-jenis kawasan seperti di atas di Kabupaten Kepulauan Mentawai umumnya tersedia, keberadaan Taman
Nasional dapat berfungsi dan berperan dari sebagian kriteria kawasan di atas, seperti cagar biosfer, sebagai
perlindungan plasma nutfah dan pengungsian satwa. Sementara taman buru direncanakan tersebar di tiap
kecamatan dengan tanpa mengganggu fungsi-fungsi yang dilindungi baik flora maupun paunanya. Termasuk
perlindungan terhadap hutan bakau yang hampir tersebar di perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai,
pelestarian hutan bakau ditujukan untuk kepentingan penelitian dan berfungsi sebagai buffer zone penahan
angin laut.
Secara keseluruhan luas kawasan lindung, baik kawasan yang memberikan perlindungan bawahannya,
perlindungan setempat , suaka alam, pelestarian lingkungan, kawasan rawan bencana serta fungsi lindung
lainnya dialokasikan sekitar 205.078 Ha yang tersebar di seluruh kecamatan,

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 25


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

(2) Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang diperuntukan bagi penduduk untuk melakukan kegiatan baik
permukiman, usaha dan sebagainya. Jenis kawasan budidaya secara garis besar terbagi 2 (dua) bagian yaitu;
Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK).

A. Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK)


Kawasan budidaya kehutanan terbagi dalam 2 (dua) bagian yaitu hutan produksi dan hutan produksi konversi.
Berdasarkan RTRW tahun 2005-2015 luas yang dialokasikan untuk hutan produksi di Kabupaten Kepulauan
Mentawai meliputi areal seluas 266.251,00 Ha, lokasi kawasan ini tersebar di seluruh Kabupaten Kepulauan
Mentawai, diantaranya di Kepulauan Pagai Utara Selatan seluas 110.345,14 Ha, Kepulauan Sipora 3.915,71 Ha
dan Kepulauan Siberut seluas 151.990,15 Ha.
Sedangkan hutan produksi konversi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, saat ini memiliki luas areal 35.540 Ha,
sebagian besar tersebar di Pulau Siberut. Selain difungsikan sebagai kawasan perlindungan setempat juga
sebagian dikonversi menjadi lahan perkebunan, guna mengganti/mengantisipasi kegiatan penduduk yang ada
di kawasan lindung seperti di kawasan taman nasional.

B. Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK)


Kawasan budidaya non kehutanan di Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari kawasan pertanian, kawasan
perkebunan, kawasan perikanan, kawasan pariwisata, kawasan permukiman dan kawasan industri.

Berdasarkan fakta sejarah bahwa sejak ratusan tahun yang lalu, Kepulauan Mentawai terpisah dari pulau
Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Benua Asia yang sebelumnya merupakan satu daratan, dan
mengakibatkan Kepulauan Mentawai membentuk pulau-pulau yang hingga saat ini masih asli, baik flora dan
faunanya yang khas, dimana keadzaman. tersebut masih terpelihara dari perubahan-perubahan
evolusiPenduduk asli Kepulauan Mentawai telah menetap beberapa ratus tahun yang lalu, yang merupakan
suku bangsa yang kuno dengan adat istiadat yang pernah ada dan umum terdapat di Indonesia, adat istiadat
tersebut tetap dipertahankan sampai saat ini. Adat istiadat masih bertahan sampai saat ini dan disisi lain
masyarakat masih sangat konsisten dengan adat istiadat tersebut. Adat istiadat tersebut merupakan potensi
wisata yang dapat dijadikan sebagai objek wisata budaya. Untuk mewujudkan hal tersebut beberapa upaya yang
harus dilakukan untuk menjadikan adat istiadat tersebut menjadi komoditi pariwisata.

Objek Wisata, Lokasi dan Potensi di Kabupaten Kepulauan Mentawai

No Objek Wiasata Desa Kecamatan Potensial

Bahari, Panorama,
1 Lobajau Labuan Bajau Siberut Utara
Flora&Fauna
2 Teluk Pokai Pokai Siberut Utara Flora, Bahari

3 Simatalu Lubaga Simatalu Siberut Barat Budaya


Flora & Fauna,
4 Teluk Sarabua Saliguma Siberut Tengah
Bahari

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 26


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

5 Muntei Muntei Siberut Selatan Budaya


Panorama Alam,
6 Mas ilok Katurei Siberut Barat Daya
Bahari
Panorama Alam,
7 Tanjung Malilimok Katurei Siberut Barat Daya
Bahari, Budaya
8 Pulau Botik Katurei Siberut Barat Daya Bahari
Bahari, Panorama A
9 Pulau Karang Bajat Katurei Siberut Barat Daya
lam
Pulau Nyang-Nyang
10 Siberut Barat Daya Bahari, Sumber Mata A ir
Katurei
11 Pulau Mainuk Katurei Siberut Barat Daya Bahari
Panorama Alam,
12 Pulau Roniki Katurei Siberut Barat Daya
Bahari
13 Madobag Madobag Siberut Barat Daya Bahari
14 Mapadegat Mapadegat Sipora Utara Bahari
15 Pulau Awera Tuapejat Sipora Utara Bahari
Sumber Mata Air,
16 Pulau Pitojat Berimanua Sipora Utara
Panorama Alam
17 Pulau Siruamata Berimanua Sipora Utara Bahari
18 Katiet Katiet Sipora Selatan Bahari
19 Ombak Silabu Silabu Pagai Utara Bahari
20 Ombak Sibigau Sibigau Pagai Selatan Bahari
Bahari, Panorama A
21 Tanjung Sinaka Sinaka Pagai Selatan
lam
Sumber : Dinas Pariwis ata Kabupaten Kepulauan Mentawai
Source : Tourism Service of Kepulauan Mentawai Regency

h. Kawasan Permukiman
kawsan permukiman dibedakan menjadi kawasan permukiman berciri urban (Perkotaan) dan yang berciri rural
(Perdesaan). Pada umumnya kawasan permukiman berciri urban adalah ibukota kabupaten dan ibukota
kecamatan, dan diluar pusat kegiatan tersebut umumnya merupakan kawasan perdesaan. Baik kawasan
permukiman perkotaan maupun perdesaan pada umumnya bertumbuh dengan pola yang relatif sama, yaitu
mengikuti perkembangan pembangunan jalan. Polalinier seperti tersebut pada masa mendatang akan
menimbulkan persoalan, setidak-tidaknya menyebabkan kemacetan dan kekumuhan. Oleh karena itu untuk
pusat-pusat kegiatan dikembangkan pola permukiman yang tidak linier, namun sudah mengarah pada pola grid
(papan catur), yang menjamin mengalirnya pergerakan lalu lintas serta terbangunnya pola ruang perkotaan yang
lebih berimbang.
Berdasarkan rencana pola ruang sektoral di atas, maka rencana pola ruang Kabupaten Kepulauan Mentawai
secara keseluruhan dapat dilihat pada Peta 2.4 di bawah ini.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 27


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peta 2.4 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 28


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.5 Sosial dan Budaya


2.5.1 Fasilitas Pendidikan
Berikut ini jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam tabel 2.11 :

Tabel 2.11
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Mentawai

Jumlah Sarana Pendidikan


No Nama Kecamatan
Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MAN
1 Pagai Selatan 16 3 - - - - -

2 Sikakap 12 4 2 1 1

3 Pagai Utara 9 1 - - - - -

4 Sipora Selatan 13 2 1

5 Sipora Utara 14 1 2 1 1

6 Siberut Selatan 9 4 1

7 Siberut Barat Daya 8 1 1 - - - -

8 Siberut Tengah 6 1 1

9 Siberut Utara 14 2 1 1

10 Siberut Barat 7 2 - - - - -

Jumlah 108 21 9 2 2 1
Sumber : Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2014

2.5.2 Jumlah Penduduk Miskin


Berikut Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tabel 2.12. Jumlah Penduduk
Miskin/RTM per Kecamatan :

Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan

Jumlah Keluarga
No Nama Kecamatan
Miskin (KK)
1 Pagai Selatan 1.753
2 Sikakap 1.926
3 Pagai Utara 1.300
4 Sipora Selatan 1.476
5 Sipora Utara 544
6 Siberut Selatan 891
7 Siberut Barat Daya 1.230
8 Siberut Tengah 1.430
9 Siberut Utara 1.560
10 Siberut Barat 1.155
Jumlah 13.265
Sumber : Dok indikator kesejahteraan rakyat Kab. Kepulauan Mentawai 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 29
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.5.3 Jumlah Rumah dan Status Kepemilikan

Tabel 2.13
Jumlah Rumah per Kecamatan

No Nama Kecamatan Jumlah Rumah

1 2.277
Pagai Selatan
2 2.257
Sikakap
3 Pagai Utara 1.379
4 Sipora Selatan 2.252
5 2.295
Sipora Utara
6 2.164
Siberut Selatan
7 1.522
Siberut Barat Daya
8 1.526
Siberut Tengah
9 2.016
Siberut Utara
10 1.672
Siberut Barat
Jumlah 19.628
Sumber : Data SLHD Tahun 2012

Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi

Dinas Khalayak
No Kegiatan Tahun Tujuan Kegiatan Pesan Kunci Pembelajaran
Pelaksana Sasaran
1 - - - - - - -
2 - - - - - - -
3. - - - - - - -
4. - - - - - - -
Data tidak tersedia

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi

No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Pesan Kunci Efektivitas


a) b) c) Diangkat e) f)
d)
1. - - - - - -

2. - - - - - -

3. - - - - - -

4. - - - - - -

5. - - - - - -
Data tidak tersedia

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 30


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.6 Kelembagaan Pemerintah Dareah


Peraturan pemerintah yang menjadi dasar pedoman pembentukan perangkat daerah Kabupaten Kepulauan
Mentawai adalah;
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741).
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah.

Struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebagai berikut;
1. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.

Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 31


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai

SEKRETARIS DAERAH

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

STAF AHLI BUPATI STAF AHLI BIDANG STAF AHLI BUPATI BIDANG STAF AHLI BUPATI BIDANG EKONOMI
STAF AHLI BUPATI BIDANG
BIDANG HUKUM DAN PEMERINTAHAN KEMASYARAKATAN DAN SDM DAN KEUANGAN
PEMBANGUNAN
POLITIK

ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI

KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI


KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEPALA BAGIAN HUBUNGAN KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER
KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI KEPALA BAGIAN HUKUM KEPALA BAGIAN UMUM
PEMERINTAHAN UMUM KEMASYARAKATAN PEMERINTAHAN DESA MASYARAKAT PEREKONOMIAN PEMBANGUNAN DAYA ALAM

KASUBAG. PEMBINAAN KASUBAG. KESEJAHTERAAN KASUBAG. PEMBINAAN KAPASITAS KASUBAG. INFORMASI DAN KASUBAG. SARANA DAN KASUBAG. PERATURAN KASUBAG. ADMINISTRASI DAN
KASUBAG. PROGRAM KASUBAG. AGROBISNIS KASUBAG. KELEMBAGAAN
PERANGKAT DAERAH MASYARAKAT PEMERINTAHAN DESA PEMBERITAAN PRASARANA PEREKONOMIAN PERUNDANG-UNDANGAN RUMAH TANGGA

KASUBAG. ADMINISTRASI
KASUBAG. KASUBAG. LEMBAGA EKONOMI DAN KASUBAG. PENGENDALIAN SUMBER
KASUBAG. KEAGAMAAN PEMERINTAHAN DAN PENGEMBANGAN KASUBAG. MEDIA PENERANGAN KASUBAG. PENGENDALIAN KASUBAG. KETATALAKSANAAN KASUBAG. BANTUAN HUKUM KASUBAG. PROTOKOLER
OTONOMI DAERAH DUNIA USAHA DAYA ALAM
DESA

KASUBAG. PEMBINAAN DAN KASUBAG. PEMBINAAN HUBUNGAN KASUBAG. EVALUASI DAN KASUBAG. PENATAAN LINGKUNGAN
KASUBAG. PERTANAHAN KASUBAG. PRODUKSI DAERAH KASUBAG. KEPEGAWAIAN KASUBAG. DOKUMENTASI HUKUM KASUBAG. KEUANGAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PELAPORAN HIDUP

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 32


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 2.2. SKPD Yang Memiliki Keterkaitan Tupoksi Langsung atau Tidak Langsung dengan
Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Kepulauan Mentawai
BUPATI

BADAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT, PEREMPUAN KANTOR LINGKUNGAN
BAPPEDA DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS KESEHATAN
DAN KELUARGA HIDUP
BERENCANA
- Bidang Pemberdayaan - Bidang Tata Ruang dan Bidang P2PL Seksi Amdal
Bidang Sosial Budaya Ekonomi dan Sosial Budaya Permukiman
- Bidang Fisik dan -
Seksi Penyehatan
Prasarana
Lingkungan & Permukiman

- Seksi Pertamanan &


Kebersihan

Keterangan :
Mandat Tupoksi Langsung
Stakeholder Utama

Mandat Tupoksi Langsung


Stakeholder Mitra

2.6.1 Sekretaris Daerah dan Staf Ahli


Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati
Tugas Pokok dan Fungsi:
Sekretaris Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menyusun kebijakan,
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis
a. Penyusun Kebijakan Pemerintah Daerah
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;
c. Pemantuan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah
d. Pembinaan administrasi dan aparatur Pemerintah Daerah
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari:
a. Sekretaris Daerah
b. Staf Ahli Bupati
1. BidangHukum Dan Politik
2. Bidang Pemerintahan
3. Bidang Pembangunan
4. Bidang Kemasyarakatan dan SDM
5. Bidang Ekonomi dan Keuangan
c. Asisten yang terdiri dari :
1. Asisten Administrasi Pemerintahan dan kesejahteraan Rakyat, terdiri dari :
a) Bagian Administrasi dan Pemerintahan Umum, membawahi :
1) Sub Bagian PembinaanPerangkat Daerah
2) Sub Bagian Otonomi Daerah
3) Sub Bagian Pertanahan.
b) Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan:
1) Sub Bagian Kesejahteraan Masyarakat;
2) Sub Keagamaan
3) Sub Bagian Pembinaan dan Pemberdayaan.
c) Bagian Administrasi dan Pemerintahan Desa, membawahi
1) Sub Bagian Pembinaan Kapasitas Pemerintahan Desa
Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 33
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

2) Sub Bagian Pemerintahan dan Pengembangan Desa.


d) Bagian Hubungan Masyarakat
1) Sub Bagian Informasi dan Pemberitaan
2) Sub Bagian Media Penerangan
3) Sub Bagian Pembinaan Hubungan Masyarakat.
2. Asisten Administrasi Perekonomian Dan Pembangunan terdiri dari :
a) Bagian Organisasi membawahi :
1) Sub Bagian Sarana Dan Prasarana Perekonomian;
2) Sub Bagian Ekonomi dan unia Usaha
3) Sub Bagian Produksi Daerah
b) Bagian Administrasi Pembangunan:
1) Sub Bagian Program
2) Sub Bagian Pengendalian
3) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
c) Bagian Sumber Daya Alam, Membawahi:
1) Sub Bagian Agrobisnis
2) Sub Bagian Pengendalian Sumber Daya Alam
3) Sub Bagian Penataan Lingkungan Hidup
3. Asisten Administrasi , terdiri dari:
a) Bagian Organisasi
1) Sub Bagian Kelembagaan
2) Sub Bagian Ketatalaksanaan
3) Sub Bagian Kepegawaian
b) Bagian Hukum, membawahi:
1) Sub Bagian Peraturan Perundang Undangan
2) Sub Bagian Bantuan Hukum
3) Sub Bagian Dokumentasi Hukum
c) Bagian Umum
1) Sub Bagian Administrasi dan Rumah Tangga
2) Sub Bagian Protokoller
3) Sub Bagian Keuangan
d. Kelompok Jabatan Fungsional
.

2.6.2 Lembaga Teknis Daerah


1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda:
a. Tugas Pokok
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan Daerah dibidang Perencanaan Pembangunan
Daerah
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
2) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah; dan
4) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

Struktur organisasi Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah:


a. Kepala Badan.
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 34


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. Sub Bagian Program.


c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang yaitu:
1. Bidang Sosial dan Budaya:
a) Sub Bidang Sosial
b) Sub Bidang Budaya.
2. Bidang Prasarana dan Tata Ruang
a) Sub Bidang Fisik dan Prasarana
b) Sub Bidang Tata Ruang.
3. Bidang Statistik dan Litbang:
a) Sub Bidang Statistik
b) Sub Bidang Litbang
4. Bidang Ekonomi dan Investasi
a) Sub Bidang Ekonomi Dan Dunia Usaha
b) Sub Bidang Ekonomi Dan Penanaman Modal
d. UPT
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Kantor Lingkungan Hidup


Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Tugas Pokok
Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan dan pembinaan
serta pengendalian lingkungan hidup dampak lingkungan
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kantor Lingkungan
Hidup menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang lingkungan hidup daerah;
2) Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang lingkungan hidup;
3) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang lingkungan hidup;
4) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Lingkungan Hidup, terdiri dari:
a. Kepala Kantor;
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Keuangan dan Kepegawaian
c. Seksi yang terdiri dar 3 (tiga) Seksi
1.Kepala Seksi Amdal
2. Kepala Seksi Pemulihan Dan Pengawasan
3. Kepala Seksi Tata Ruang Dan Advokasi
d. Kelompok Jabatan Fungsional

3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB)


Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah daerah dibidang pemberdayaan
masyarakat, perempuan dan keluarga berencana
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana menyelengggarakan funsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan masyarakat, perempuan dan
keluarga berencana
2) Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pemberdayaan
masyarakat, perempuan dan keluarga berencana
3) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang
pemberdayaan masyarakat, perempuan dan keluarga berencana
4) Pelaksaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 35


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

5) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana
a. Kepala Badan
b. Sekretariat membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Program
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu:
1. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga dan Sejahtera
a) Sub Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
b) Sub Bidang Sejahtera dan Pemberdayaan keluarga
2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan
a) Sub Bidang Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat
b) Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
3. Bidang Sumber Daya Masyarakat dan Teknologi Tepat Guna
a) Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Masyarakat
c) Sub Bidang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna
4. Bidang Pemberdayaan Desa
a) Sub Bidang Penguatan Kelembagaan Desa
b)Sub Bidang Profil dan Kekayaan Desa
d. Kelompok Jabatan Fungsional

4. Dinas Pekerjaan Umum


Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugaspokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah
dibidang pekerjaan umum
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pekerjaan
Umum menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pekerjaan
umum;
3) Pembinaan dan Pelaksanaan urusan dibidang pekerjaan umum;
4) Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah, dan
5) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan;
3. Sub Bagian Perencanaan dan Program
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu:
1. Bidang Bina Marga, membawahi::
a) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan
b) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
c) Seksi Leger
2. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air:
a) Seksi Irigasi dan Drainase
b) Seksi Sungai Rawa dan Pantai;
c) Seksi Konservasi dan Pengelolaan air baku

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 36


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. Bidang CiptaKarya
a) Seksi Penataan ruang
b) Seksi Bangunan Dan Lingkungan
c) Seksi Tekhnik Penyehatan Lingkungan
4. Bidang Perumahan
a) Seksi Pembangunan
b) Seksi Pengembangan;
c) Seksi Pendataan Pengandalian dan Pengawasanr

d. Kelompok Jabatan Fungsional

5. Dinas Kesehatan
Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang
kesehatan.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kesehatan;
3) Pembinaan dan pelaksanaan urusan dibidang kesehatan
4) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas Kesehatan, terdiri dari:


a. Kepala Dinas ;
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepagawaian
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Program.
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu:
1. Bidang Sarana dan Prasarana, membawahi:
a) Seksi Tenaga Kesehatan dan Perijinan;
b) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan;
c) Seksi Pengawasan dan Pemeliharaan
2. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi:
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
b) Seksi Kesehatan Keluarga
c) Seksi Gizi
3. Bidang P2PL
a) Seksi Penjegahan Penyakit
b) Seksi Pemberantasan Penyakit
c) Seksi Penyehatan Lingkungan
4. Bidang Promosi dan Litbang masyarakat:
a) Seksi Penyuluhan dan Peran Serta Masyarakat
b) Seksi Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
c) Seksi Sumber Daya Kesehatan
5. Seksi Penyehatan Lingkungan

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 37


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 38

Anda mungkin juga menyukai