BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
1. Letak Geografis
Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Barat dengan posisi
geografis yang terletak diantara 0°55’00’’ – 3°21’00’’ Lintang Selatan dan 98°35’00’’ – 100°32’00’’ Bujur
Timur dengan luas wilayah sebesar 6.011,35 km2 dan garis pantai sepanjang 1.402,66 km. Secara
geografis, daratan Kabupaten Kepulauan Mentawai ini terpisahkan dari Propinsi Sumatera Barat oleh laut,
yaitu dengan batas sebelah utara adalah Selat Siberut, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia,
sebelah timur berbatasan dengan Selat Mentawai, serta sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri atas 4 pulau besar ditambah pulau-pulau kecil sebanyak (93 buah).
Keempat pulau besar ini adalah Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai
Selatan. Sesuai dengan peraturan Bupati no 14 tahun 2013 (19 Februari 2013) Kabupaten Kepulauan Mentawai
terdiri atas 10 kecamatan, 43 desa dan 341 dusun. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :
Secara Administratif Wilayah, Kabupaten Kepulauan Mentawai sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 15
Tahun 2003, telah menetapkan Pemekaran Kecamatan, dari 4 (empat) kecamatan sebelumnya menjadi 10
(sepuluh) kecamatan yaitu:
Kondisi geografis dan alam Kabupaten Kepulauan Mentawai saat ini sebagian besar merupakan kawasan
hutan. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai secara keseluruhan adalah 6.011,35 Km² atau 601.135
Ha. Total kawasan hutan (terdiri dari hutan lebat, hutan sejenis, semak belukar) memiliki persentase
terbesar yaitu mencapai 80,45 % dari luas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai atau sebesar 498.980
hektar dan sebagian berpotensi sebagai lahan tidur, meliputi 456.300 hektar berupa hutan lebat
(72,63%),42.680 hektar berupa semak belukar (7,82%). Sementara itu komposisi luas lahan yang
dimanfaatkan untuk budidaya sektor pertanian adalah sebesar 86.501 hektar atau 16,36 persen dari total
luas wilayah, meliputi 740 hektar luas lahan untuk sawah ( 0,18% ), 133 hektar luas lahan untuk tegalan
(0,03%), 68.506 hektar luas lahan untuk kebun (12.57%), dan 17.124 hektar luas lahan untuk perkebunan
(3.58%). Luas lahan untuk pemukiman atau rumah hanya sebesar 3.096 hektar atau 0,72 % dari total luas
wilayah.
2. Topografis
Secara topografi, keadaan geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai bervariasi antara dataran,
sungai, dan berbukit-bukit, dimana rata-rata ketinggian daerah seluruh ibukota kecamatan dari permukaan
laut (DPL) adalah 2 meter. Kabupaten Kepulauan Mentawai beribukota di Tuapejat yang terletak di
Kecamatan Sipora Utara dengan jarak tempuh ke kota Padang sepanjang 153 km.
Untuk mencapai ibukota Propinsi Sumatera Barat ini harus ditempuh melalui jalan laut. Begitu pula
halnya transportasi dari masing-masing ibukota kecamatan ke kota Padang ataupun ke ibukota
Kabupaten juga harus ditempuh melalui jalur laut. B ata s da er ah k ab upa te n kep ula ua n Me nt aw ai
b er ba tas an de nga n :
1. Hidrologi
Potensi pemenuhan kebutuhan akan air bersih di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada umumnya
relatif besar. Kabupaten Kepulauan Mentawai dilalui oleh 20 sungai, sungai tersebut memiliki kontribusi
yang cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan akan air, baik untuk penggunaan rumah tangga
ataupun sebagai sumber air untuk kegiatan irigasi teknis maupun non teknis.
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kepulauan Mentawai
SATUAN WILAYAH SATUAN WILAYAH SATUAN WILAYAH SATUAN WILAYAH
No PENGELOLAAN (SWP) LUAS (Ha) No PENGELOLAAN (SWP) LUAS (Ha) No PENGELOLAAN (SWP) LUAS (Ha) No PENGELOLAAN (SWP) LUAS (Ha)
SIBERUT PAGAI SELATAN SIPORA PAGAI UTARA
1 DAS Buga 7.068 50 DAS Asahan 615 88 DAS Beriulou 1.449 111 DAS Betumonga 2.655
2 DAS Cimpungan 18.151 51 DAS Bakatmonga 1.839 89 DAS Bosua 3.804 112 DAS Gulukguluk 1.646
3 DAS Gurukna 3.190 52 DAS Bake 3.085 90 DAS Bulak 1.222 113 DAS Mabolak 485
4 DAS Kalea 15.994 53 DAS Baleraksok 8.666 91 DAS Gegetaet 1.064 114 DAS Matobe 4.912
5 DAS Katurai 11.604 54 DAS Basualumut 1.067 92 DAS Gosooinan 2.927 115 DAS Pagai 1 2.912
6 DAS Labuhan Bajau 3.535 55 DAS Batsagai 3.102 93 DAS Masokut 835 116 DAS Pagai 2 4.863
7 DAS Laplap 1.469 56 DAS Bere 2.521 94 DAS Pogari 1.494 117 DAS Pagai 3 2.906
8 DAS Mabosoa 3.383 57 DAS Bubuget 7.332 95 DAS Pulau 2.124 118 DAS Pagai 4 1.030
9 DAS Maileppet 1.197 58 DAS Bukumonga 1.120 96 DAS Saureinu 11.980 119 DAS Pagai 5 425
10 DAS Makatowal 841 59 DAS Bulasat 699 97 DAS Sibagau 7.854 120 DAS Pagai 6 842
11 DAS Makerumonga 971 60 DAS Lakkau 3.340 98 DAS Siberimanua 3.062 121 DAS Pasapuat 1.541
12 DAS Mangeungeu 6.155 61 DAS Makalo 2.951 99 DAS Sibetumonga 4.368 122 DAS Pulau 171
13 DAS Malancan 768 62 DAS Malakopa 3.086 100 DAS Sigitci 3.300 123 DAS Sabeugukgung 6.175
14 DAS Mapinang 3.286 63 DAS Mapoupou 5.619 101 DAS Simabolat 1.310 124 DAS Sikako 12.215
15 DAS Mongan Poula 665 64 DAS Mapinang 3.273 102 DAS Simanggai 1.753 125 DAS Silabu 2.036
16 DAS Murak 7.396 65 DAS Muntai 816 103 DAS Simapadegat 3.482 126 DAS Simabae 806
17 DAS Noinan 24.988 66 DAS Pagai 10 515 104 DAS Simapupu 1.879 127 DAS Simaguiru 1.774
18 DAS Pelunan 2.266 67 DAS Pagai 11 660 105 DAS Simatobaerak 598 128 DAS Simangannya 2.883
19 DAS Pualu Kecil 229 68 DAS Pagai 12 486 106 DAS Sioban 1.992 129 DAS Simapinang 1.608
20 DAS Pualu 1.896 69 DAS Pagai 13 978 107 DAS Sipasosoat 1.163 130 DAS Simatutu 3.951
21 DAS Pualu Masokut 1.661 70 DAS Pagai 14 1.211 108 DAS Taigemgem 1.693 131 DAS Tumale . 4.691
22 DAS Puran 1.274 71 DAS Pagai 15 455 109 DAS Taraet 1.198
23 DAS Putapiri 532 72 DAS Pagai 16 593 110 DAS Tuapejat . 1.369
24 DAS Sagulubek 14.332 73 DAS Pagai 17 305
25 DAS Saibi 21.805 74 DAS Pagai 18 222
26 DAS Sarabua 5.673 75 DAS Pagai 19 402
27 DAS Siberut 28.318 76 DAS Pagai 20 195
28 DAS Siberut 1 803 77 DAS Pagai 7 1.161
29 DAS Siberut 10 1.503 78 DAS Pagai 8 1.502
30 DAS Siberut 2 1.727 79 DAS Pagai 9 435
31 DAS Siberut 3 874 80 DAS Pinempet 1.752
32 DAS Siberut 4 698 81 DAS Pulau 5.419
33 DAS Siberut 5 1.164 82 DAS Saumang 2.164
34 DAS Siberut 6 2.481 83 DAS Seae 1.032
35 DAS Siberut 7 2.191 84 DAS Simalinio 1.081
36 DAS Siberut 9 1.529 85 DAS Simasigoi 618
37 DAS Sigapokna 1.266 86 DAS Simatobat 18.754
38 DAS Sigep 5.765 87 DAS Talopulai 6.257
39 DAS Sikabaluan 30.963
40 DAS Sikamomui 4.165
41 DAS Silotok 1.060
42 DAS Simalegi 27.216
43 DAS Simatalu 41.607
44 DAS Siribakbak 9.606
45 DAS Sirilogui 5.390
46 DAS Takungan 13.526
47 DAS Tiniti 3.282
48 DAS Tobekat 10.553
49 DAS Tomiang 1.502
2.1.3 Administratif.
Sejak tahun 2013 kabupaten kepulauan mentawai memiliki 10 kecamatan dan 43 desa serta 341 dusun,
kesepuluh kecamatan tersebut merupakan hasil pemekaran dari empat kecamatan lama, dengan penjelasan
sebagai berikut kecamatan pagai utara selatan mengalami pemekaran menjadi tiga kecamatan yaitu kecamatan
Pagai Selatan, Kecamatan Pagai Utara dan kecamatan Sikakap, Kecamatan Sipora menjadi dua kecamatan
yaitu sipora selatan dan sipora utara, Kecamatan Siberut selatan menjadi tiga kecamatan yaitu Siberut selatan,
Siberut barat daya, dan Siberut tengah untuk Kecamatan Siberut Utara menjadi dua kecamatan yaitu siberut
utara dan siberut barat.
total Jumlah penduduk di daerah perkotaan adalah sebesar 6.980 jiwa (9% dari total penduduk Kabupaten
Kepulauan Mentawai), daerahnya adalah Tuapejat dan Muara Siberut.
Tabel 2.2 Nama Kecamatan, luas wilayah per Kecamatan dan Jumlah Desa
Luas Wilayah
N Jumlah Luas
Kecamatan Administrasi Terbangun
o Desa (km2)
(Ha) % thd total (Ha) % thd total
1 Pagai selatan 4 901,08
90.108 15 304 0,34
2 Sikakap 3 278,45
27.845 5 453 1,63
3 Pagai Utara 3 342,02
34.202 6 171 0,50
4 Sipora Selatan 7 268,47
26.847 4 478 1,78
5 Sipora Utara 6 383,08
38.308 6 424 1,11
6 Siberut Selatan 5 508,33
50.833 8 326 0,64
Siberut Barat
7 3 649,08
Daya 64.908 11 240 0,37
8 Siberut Tengah 3 739,87
73.987 12 142 0,19
9 Siberut Utara 6 816,11
81.611 14 414 0,51
10 Siberut Barat 3 1124,86
112.486 19 144 0,13
Jumlah 43 6.011,35 601.135 100 3.096 7,19
2. Kondisi Klimatologi
Kepulauan Mentawai yang dikelilingi oleh Samudera Indonesia dan terletak di daerah khatulistiwa mempunyai
iklim dengan udara yang panas dan lembab dengan curah hujan yang tinggi. Iklimnya dipengaruhi oleh sirkulasi
musim mansoon dan pergerakan konvergensi inter tropis. Musim penghujan terjadi antara bulan Nopember
hingga maret, musim kemarau mulai bulan Mei hingga Oktober.
Curah hujan berkisar antara 2500 – 4700 mm/tahun dengan jumlah hari hujan antara 132 – 267 hari hujan per
tahun. Perbedaan pada saat bulan-bulan basah dan kering yang terjadi tidak begitu jelas, karena hujan lebat
dengan durasi pendek dapat terjadi pada musim kemarau atau selama musim peralihan. Hal ini disebabkan oleh
cuaca yang sering terganggu dengan terjadinya angin taufan dari Samudera Indonesia yang bertiup menuju
daratan Sumatera.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 12
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai
2.2 Demografis
Tabel 2.3
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan (jiwa/Km2)
No Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pagai Selatan 8.782 8.888 9101 9.320 9.503 2.196 2.222 2.275 2.330 2.376 6,5% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 10 10 10 10 11
2 Sikakap 9.531 9.644 9875 10.112 10.312 2.383 2.411 2.469 2.528 2.578 9,4% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 34 35 35 36 37
3 Pagai Utara 5.514 5.274 5401 5.530 5.639 1.379 1.319 1.350 1.383 1.410 17,6% -4,4% 2,4% 2,4% 2,0% 16 15 16 16 16
4 Sipora Selatan 9.092 9.070 9288 9.511 9.698 2.273 2.268 2.322 2.378 2.425 -1,2% -0,2% 2,4% 2,4% 2,0% 34 34 35 35 36
5 Sipora Utara 9.092 9.511 9739 9.973 10.170 2.273 2.378 2.435 2.493 2.542 -1,2% 4,6% 2,4% 2,4% 2,0% 24 25 25 26 27
6 Siberut Selatan 8.446 8.546 8751 8.961 9.138 2.112 2.137 2.188 2.240 2.284 9,1% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 17 17 17 18 18
7 Siberut Barat Daya 6.069 6.141 6288 6.439 6.566 1.517 1.535 1.572 1.610 1.642 9,3% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 9 9 10 10 10
8 Siberut Tengah 6.069 6.144 6291 6.442 6.569 1.517 1.536 1.573 1.611 1.642 8,6% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 8 8 9 9 9
9 Siberut Utara 7.343 8.025 8218 8.415 8.581 1.836 2.006 2.054 2.104 2.145 -8,5% 9,3% 2,4% 2,4% 2,0% 9 10 10 10 11
10 Siberut Barat 6.733 6.813 6977 7.144 7.285 1.683 1.703 1.744 1.786 1.821 -13,9% 1,2% 2,4% 2,4% 2,0% 6 6 6 6 6
Jumlah 76.671 78.056 79.929 81.848 83.461 19.168 19.514 19.982 20.462 20.865 36% 16% 24% 24% 20% 17 17 17 18 18
Sumber : Kecamatan dalam Angka Kab. Kepulauan Mentawai 2014
Adapun rumus untuk laju pertumbuhan penduduk adalah : (n-n-1)/n)*100% ‘= r. yang mana n= jumlah penduduk saat ini, n-1= Jumlah penduduk tahun
sebelumnya,
Jadi untuk Jumlah Penduduk tahun n+1 dan seterusnya = jlh penduduk n-1 x (1+r)^1, untuk tahun berikutnya atau n+2 tinggal dirubah pangkat saja dan begitu
seterusnya.(lihat tabel 2.4)
Tabel 2.4
Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pagai Selatan 9691 10077 10478 10895 11328 2.423 2.519 2.619 2.724 2.832 1,97% 1,97% 3,98% 3,98% 3,98% 11 11 12 12 13
2 Sikakap 10515 10934 11230 11540 11865 2.629 2.733 2.807 2.885 2.966 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 38 39 40 41 43
3 Pagai Utara 5750 5979 6141 6311 6489 1.438 1.495 1.535 1.578 1.622 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 17 17 18 18 19
4 Sipora Selatan 9889 10283 10561 10853 11159 2.472 2.571 2.640 2.713 2.790 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 37 38 39 40 42
5 Sipora Utara 10370 10783 11075 11381 11702 2.593 2.696 2.769 2.845 2.925 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 27 28 29 30 31
6 Siberut Selatan 9318 9689 9951 10226 10515 2.329 2.422 2.488 2.556 2.629 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 18 19 20 20 21
7 Siberut Barat Daya 6696 6962 7151 7348 7556 1.674 1.741 1.788 1.837 1.889 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 10 11 11 11 12
8 Siberut Tengah 6699 6966 7154 7352 7559 1.675 1.741 1.789 1.838 1.890 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 9 9 10 10 10
9 Siberut Utara 8750 9098 9344 9602 9873 2.187 2.275 2.336 2.401 2.468 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 11 11 11 12 12
10 Siberut Barat 7428 7724 7933 8152 8382 1.857 1.931 1.983 2.038 2.096 1,97% 1,97% 3% 3% 3% 7 7 7 7 7
Jumlah 85.106 88.494 91.018 93.659 96.429 21.276 22.123 22.754 23.415 24.107 19,7% 20% 28% 29% 29% 184 192 197 203 208
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah. Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran
tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah,
sehingga analisis pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang
berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian kinerja, guna mewujudkan visi
dan misi Daerah.
Selama lima tahun terakhir (2009 - 2014) kebijakan pengelolaan keuangan daerah meliputi kebijakan
penerimaan keuangan daerah dan pengeluaran keuangan daerah seperti yang digambarkan pada Tabel 2.6
berikut :
Tabel 2.5
Rekafitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2010 – 2014
Tahun Rata2
No Realisasi Anggaran
pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 403.187.031.897,21 455.558.913.355,40 499.327.842.376,00 610.186.720.960,97 716.086.423.871,00 0,15
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 28.324.291.374,21 37.724.585.896,40 34.639.147.838,00 32.891.281.066,97 37.892.593.928,00 0,15
a.1.1 Pajak daerah 741.390.859,69 517.764.936,40 - 785.638.783,00 2.200.000.000,00
a.1.2 Retribusi daerah 1.969.743.339,00 2.615.253.707,00 - 500.000.000,00 2.947.436.624,00
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 10.161.239.720,00 18.621.944.826,00 18.947.340.275,00 18.803.448.478,00 18.310.145.304,00
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 15.451.917.455,52 15.969.622.427,00 15.691.807.563,00 12.802.193.805,97 14.435.012.000,00
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 346.777.854.033,00 381.545.582.282,00 426.328.473.272,00 549.073.341.894,00 653.307.425.943,00 0,16
a.2.1 Dana bagi hasil 34.691.320.033,00 23.291.753.282,00 28.465.492.272,00 25.092.246.894,00 18.536.466.943,00
a.2.2 Dana alokasi umum 287.489.909.000,00 322.850.029.000,00 371.174.681.000,00 465.535.454.000,00 531.389.939.000,00
a.2.3 Dana alokasi khusus 24.596.625.000,00 35.403.800.000,00 26.688.300.000,00 58.445.641.000,00 103.381.020.000,00
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 28.084.886.490,00 36.288.745.177,00 38.360.221.266,00 28.222.098.000,00 24.886.404.000,00 0,11
a.3.1 Hibah - - - - -
a.3.2 Dana darurat 11.400.000.000,00 - - - -
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 12.426.528.990,00 16.039.799.477,00 15.959.704.266,00 16.614.908.000,00 21.030.330.000,00
a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 4.258.357.500,00 20.248.945.700,00 22.400.517.000,00 11.607.190.000,00 3.856.074.000,00
a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya - - - - -
Dari tabel diatas pendapatan dikurangi belanja pada tahun 2010 minus Rp. 54.852.415.536, tahun 2011 plus Rp.
8.814.350.910, pada tahun 2012 minus Rp. 16.616.633.544, pada tahun 2013 plus Rp. 12.375.932.160, pada
tahun 2014 minus Rp. 123.440.475.386. Akan tetapi setiap tahun ada sisa anggaran (SILPA), Penerimaan
piutang daerah dan investasi maka dari tahun 2010-2014 Perbandingan setiap tahunnya menjadi plus.
Data keuangan tersebut diatas diperoleh dari laporan realisasi anggaran dan belanja Kabupaten Kepulauan
Mentawai selama 5 (lima) tahun terakhir dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Kepulauan Mentawai.
Tabel 2.6
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010 – 2014
Tahun
No SKPD Rata2 pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014
1 PU-CK 180.965.400,00 2.168.607.600,00 3.819.903.799,00 1.663.116.100,00 4.682.259.400,00 3,25
1.a Investasi 180.965.400,00 2.168.607.600,00 3.819.903.799,00 1.663.116.100,00 4.682.259.400,00
1.b operasional/pemeliharaan (OM)
2 KLH - 298.886.600,00 644.587.500,00 1.048.020.500,00 1.377.925.000,00 0,52
2.a Investasi - 298.886.600,00 644.587.500,00 1.048.020.500,00 1.377.925.000,00
2.b operasional/pemeliharaan (OM)
3 BPMPKB 205.527.000,00 9.260.000,00 119.187.000,00 119.187.000,00 - 2,48
3.a Investasi 205.527.000,00 9.260.000,00 119.187.000,00 119.187.000,00
3.b operasional/pemeliharaan (OM) -
4 Dinkes 205.527.000,00 375.482.250,00 49.979.000,00 51.846.850,00 149.638.000,00 0,47
4.a Investasi 205.527.000,00 375.482.250,00 49.979.000,00 51.846.850,00 149.638.000,00
4.b operasional/pemeliharaan (OM)
5 Bappeda - - 25.065.000,00 38.368.000,00 455.627.000,00 2,85
5.a Investasi - 25.065.000,00 38.368.000,00 455.627.000,00
5.b operasional/pemeliharaan (OM) - -
6 Dinas Pendidikan - - - - -
6.a Investasi -
6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
7 RSUD 8.100.000,00 - - - 1.267.175.000,00 (0,25)
n.a Investasi 8.100.000,00 1.267.175.000,00
n.b operasional/pemeliharaan (OM)
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 386.492.400,00 2.852.236.450,00 4.658.722.299,00 2.920.538.450,00 7.932.624.400,00 2,09
9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na) 600.119.400,00 2.852.236.450,00 4.658.722.299,00 2.920.538.450,00 7.932.624.400,00 1,43
10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) - - - - -
11 Belanja Langsung 252.310.048.159,86 275.648.117.121,68 349.761.524.625,00 374.952.504.065,00 582.094.768.225,30 0,25
12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) 0,0015 0,0103 0,0133 0,0078 0,0136 1,59
13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) 1,5527 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 (0,09)
14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8) - - - - -
Tabel 2.7
Perhitungan pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai 2010-2014
Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 686.701.100,00 2.852.236.450,00 4.658.722.299,00 2.920.538.450,00 7.932.624.400,00 1,28
1.1 Air Limbah Domestik 189.065.400,00 894.539.600,00 1.220.283.799,00 1.564.651.100,00 5.949.434.400,00
1.2 Sampah rumah tangga - 247.480.000,00 644.587.500,00 844.536.250,00 1.377.925.000,00
1.3 Drainase perkotaan - 1.274.068.000,00 2.624.685.000,00 - -
1.4 PHBS 497.635.700,00 436.148.850,00 169.166.000,00 511.351.100,00 605.265.000,00
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) - 894.539.600,00 1.928.197.598,00 2.148.117.350,00 4.682.259.400,00 0,61
2.1 DAK Sanitasi - 894.539.600,00 1.928.197.598,00 2.148.117.350,00 4.682.259.400,00
2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - -
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - -
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 686.701.100,00 1.957.696.850,00 2.730.524.701,00 772.421.100,00 3.250.365.000,00 1,18
Total Belanja Langsung 252.310.048.159,86 275.648.117.121,68 349.761.524.625,00 374.952.504.065,00 582.094.768.225,30 0,25
% APBD murni terhadap Belanja Langsung 0,27% 0,71% 0,78% 0,21% 0,56% 0,67
Tabel 2.8
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010 - 2014
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 386.492.400,00 2.852.236.450,00 4.658.722.299,00 2.920.538.450,00 7.932.624.400,00 3.750.122.799,80
Belanja sanitasi perkapita untuk kabupaten Kepulauan Mentawai cukup bagus, akan tetapi dikarenakan ongkos ataupun harga bahan
yang tinggi dan cuaca yang kadang tidak menentu menjadikan Kabupaten Kepulauan Mentawai masih terbelakang dalam bidang sanitasi.
Tabel 2.9
Realisasi dan potensi retribusi Sanitasi per Kapita Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2010 – 2014
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
No SKPD Pertumbuhan (%)
n-4 n-3 n-2 n-1 n
1 Retribusi Air Limbah - - - - - -
1.a Realisasi retribusi - - - - - -
1.b Potensi retribusi - - - - - -
2 Retribusi Sampah - - - - - -
2.a Realisasi retribusi - - - - - -
2.b Potensi retribusi - - - - - -
3 Retribusi Drainase - - - - - -
3.a Realisasi retribusi - - - - - -
3.b Potensi retribusi - - - - - -
4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) - - - - - -
5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) - - - - - -
6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) - - - - - -
Laju Pertumbuhan Ekonomi Per kelompok Lapangan Usaha (%), Tahun 2009-2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pertanian 274.694,39 287.603,69 301.590,45 315.622,47 331.758,03 302.253,81
2 Pertambangan & Penggalian 1.978,98 2.080,08 2.189,22 2.313,06 2.444,94 2.201,26
3 Industri Pengolahan 44.201,05 45.313,30 46.491,44 47.664,60 48.880,05 46.510,09
4 Listrik dan Air Bersih 626,36 656,40 695,75 748,59 831,62 711,74
5 Bangunan 13.360,38 14.398,62 15.478,51 16.560,29 17.643,97 15.488,35
6 Perdag, Hotel dan Restoran 112.928,88 117.773,60 122.938,73 131.529,71 140.746,01 125.183,39
7 Pengangkutan dan Komunikasi 30.996,71 33.537,33 36.193,59 38.569,36 41.105,18 36.080,43
8 Keuangan Jasa Bangunan dan Jasa Perusahaan 5.561,07 5.925,21 6.359,30 6.837,34 7.214,66 6.379,52
9 Jasa-jasa 25.048,51 26.944,11 28.599,50 30.126,15 31.854,62 28.514,58
Tabel 2.10
Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014
Tahun
No Deskripsi
2010 2011 2012 2013 2014
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 509.396 560.536 589.971 - -
-
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 19,060.000
--
20,900.000 23,370.000 - -
Secara nyata, pertumbuhan ekonomi per kapita penduduk yang tertinggi di tahun 2012 yaitu sebesar
4,53% atau terjadi peningkatan dari Rp. 7,19 juta di tahun 2011 menjadi Rp. 7,51 juta di tahun 2012.
Cukup tingginya peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga konstan ini tidak terlepas dari
meningkatnya rata-rata pendapatan masyarakat pasca gempa tahun 2010. Berbagai bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung diterima oleh masyarakat dalam hal bantuan pembangunan
rumah. Bantuan tersebut berupa bantuan bagi korban gempa yang mengalami kerusakan rumah
parah atau menengah.
Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan juga bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Kepulauan Mentawai tahun 2011 dan 2012 telah relatif lebih baik dan mengalami masa “recovery”
pasca Tsunami tahun 2010. Kondisi ini tidak terlepas dari kerjasama pemerintah, bersama
masyarakat dan dunia usaha sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Tahun 2011
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai tumbuh sebesar 4,94 persen dan ditahun
2012 kembali tumbuh hingga dapat mencapai 5,25 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun terakhir ini
merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi selama satu dasawarsa terakhir.
IBU KOTA
HIRARKI
NO KECAMATAN/ FUNGSI UTAMA
FUNGSI
KABUPATEN
1 2 3 4 5 6
Pengembangan Pelabuhan
- Pemerintahan - Perikanan Laut/Darat -
Laut Nasional
Pengembangan.Jaringan
- Perdagangan & Jasa - Peternakan -
Telekomunikasi
Muara Siberut - Pendidikan - Pertanian
1 PKW
(Sibrut Selatan) - Kesehatan - Perkebunan
Wisata (Budaya dan
- Kehutanan
Alam)
Kawasan Taman
-
Nasional Siberut
Pengolahan Sumber Pengembangan Pelabuhan
- - -
Pemerintahan Daya Laut Laut Regional
Pembangunan Bandara
- - -
Perdagangan & Jasa Perikanan Laut Baru
Pengelolaan Daerah Pengembangan Jaringan
Tuapeijat ( - - -
2 PKL Pendidikan Koservasi Laut Listrik (PLTU)
Sipora Utara)
- Kesehatan - Peternakan
Pengembangan
- -
Wisata Bahari Pertanian
Perkebunan
Pemerintahan Pengolahan Sumber Pengembangan Pelabuhan
- - -
Daya Laut Regional
Perdagangan & Jasa Perikanan Laut Pengembangan Jaringan
- - -
Listrik
Sikakap ( - Pendidikan - Peternakan - Instalasi Meliter
3 PKLp
Sikakap) Kesehatan Pertanian
- -
Pengembangan Perkebunan
- -
Wisata Bahari
- Kehutanan
Pemerintahan Peternakan Pengembangan Pelabuhan
- - -
Regional
Perdagangan & Jasa Pertanian Pengembangan Jaringan
Sikabaluan ( - - -
4 PPL Listrik
Sibrut Utara)
- Pendidikan - Perkebunan
- Kesehatan - Kehutanan
- Pemerintahan - Peternakan
- Perdagangan & Jasa - Perkebunan - Pelabuhan Regional
Saibi ( siberut Pengembangan Jaringan
5 PPL - Pendidikan - Perikanan -
tengah) Listrik
- Kesehatan
- Wisata Budaya
- - Wisata Bahari
Sioban (Sipora
6 PPK Pengembangan Pelabuhan
Selatan) - Pemerintahan - Wisata Sejarah -
Regional
Pengembangan Jaringan
- Perdagangan & Jasa - Peternakan -
Listrik
- Pendidikan - Pertanian
- Kesehatan - Perkebunan
- Kehutanan
- Pemerintahan
- Pendidikan
Simalegi betaet
7 PPL Kesehatan
(Siberut Barat) -
Kawasan Taman
-
Nasional Siberut
Pengembangan Pelabuha
- Pemerintahan -
Lokal
Pengembangan Bandara
- Pendidikan - Perkebunan -
Baru
Pei-pei (Siberut
8 PPK - Kesehatan - Kehutanan
Barat Daya)
- Wisata Bahari
Kawasan Taman
-
Nasional Siberut
- Pemerintahan
- Pendidikan - Peternakan
Saumanganyak - Kesehatan - Perkebunan
9 PPL
(Pagai Utara)
- Wisata Bahari - Kehutanan
Pengembangan
-
Pelabuhan lokal
- Pemerintahan
- Pendidikan - Peternakan
Bulasat (Pagai - Kesehatan - Perkebunan
10 PPK
Selatan)
- Wisata Bahari - Kehutanan
Pengembangan
-
Pelabuhan lokal
- Pemerintahan
- Pendidikan - Peternakan
Silabu ( Pagai - Kesehatan - Perkebunan
11 PPL
Utara)
- Wisata Bahari - Kehutanan
Pengembangan
-
Pelabuhan lokal
Sumber RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai 2012-2032
kawasan lindung di Kabupaten Kepulauan Mentawai ditetapkan seluas 21.529 ha atau 3.58% dari keseluruhan
kawasan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Keseluruhan kawasan lindung yang ditetapkan di Kabupaten
Kepulauan Mentawai di atas, dibagi menjadi beberapa bentuk perlindungan, yaitu :
1. Taman Nasional
Yang termasuk dalam kawasan pelestarian alam di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah Taman Nasional
Siberut dengan luas 168.986 ha dan Suaka Margasatwa Pagai Selatan dengan luas 5.627 ha.
Sasaran yang ditetapkan dalam pengembangan kawasan pelestarian alam adalah meningkatkan fungsi lindung
terhadap tanah, air dan iklim serta menjaga keanekaragaman hayati, biota, satwa, tipe ekosistem dan keunikan
alam bagi kepentingan plasma nutfah. Secara keseluruhan luas kawasan suaka alam di Kabupaten Kepulauan
Mentawai ditetapkan seluas 109.500 ha.
2. Taman Wisata Alam
Rencana pengembangan wisata alam di Kabupaten Kepulauan Mentawai ditujukan pada kawasan Taman
Nasional. Taman Nasional selain difungsikan sebagai perlindungan terhadap plasma nutfah, juga berpotensi
guna utuk pengembangan wisata alam. Keindahan alam yang terkandung di dalam Taman Nasional Siberut
dapat dikembangkan untuk pengembangan ekowisata sekaligus sebagai hutan penelitian.
D. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan-kawasan yang diindikasikan menyimpan potensi bahaya,
khususnya bersumber dari fenomena alam. Pada kawasan ini perlu dilindungi dengan membuat buffer zone,
sehingga bahaya yang ada tidak langsung bersinggungan dengan masyarakat. Kawasan bencana alam yang
ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai antara lain :
1. Rawan Longsor, dijumpai pada daerah dengan kemiringan lereng 25 % keatas, lokasi tersebut
terdapat di sekitar Pulau Sipora, Tuapejat dan sekitar Pulau Siberut.
2. Rawan banjir dan Genangan terdapat di seluruh kecamatan, pada umumnya mempunyai drainase
kurang baik dan daerah dengan ketinggian rendah diatas permukaan laut
3. Rawan Gempa, beberapa jenis rawan gempa yang berpeluang terjadi.
Gempa Bumi, untuk posisi Pulau Sipora berada pada mintakat gempa tektonik yang
memanjang ke barat laut- tenggara di bagian Barat Sumatera.
Abrasi dan Tsunami berpeluang di seluruh Kabupaten Kepulauan Mentawai.
4. Hadirnya lumpur gunung berapi di Pulau Siruamata di Bagian Selatan Pulau Sipora, merupakan
bukti bahwa tektonik/dinamika bumi di daerah ini masih berlangsung.
E. Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya adalah jenis kawasan yang diindikasikan perlu untuk dilindungi karena berbagai
kepentingan, jenis kawasan lindung ini meliputi antara lain; taman buru, cagar biosfer, perlindungan plasma
nutfah, pengungsian satwa, pantai berhutan bakau dan sebagainya.
Jenis-jenis kawasan seperti di atas di Kabupaten Kepulauan Mentawai umumnya tersedia, keberadaan Taman
Nasional dapat berfungsi dan berperan dari sebagian kriteria kawasan di atas, seperti cagar biosfer, sebagai
perlindungan plasma nutfah dan pengungsian satwa. Sementara taman buru direncanakan tersebar di tiap
kecamatan dengan tanpa mengganggu fungsi-fungsi yang dilindungi baik flora maupun paunanya. Termasuk
perlindungan terhadap hutan bakau yang hampir tersebar di perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai,
pelestarian hutan bakau ditujukan untuk kepentingan penelitian dan berfungsi sebagai buffer zone penahan
angin laut.
Secara keseluruhan luas kawasan lindung, baik kawasan yang memberikan perlindungan bawahannya,
perlindungan setempat , suaka alam, pelestarian lingkungan, kawasan rawan bencana serta fungsi lindung
lainnya dialokasikan sekitar 205.078 Ha yang tersebar di seluruh kecamatan,
Kawasan budidaya adalah kawasan yang diperuntukan bagi penduduk untuk melakukan kegiatan baik
permukiman, usaha dan sebagainya. Jenis kawasan budidaya secara garis besar terbagi 2 (dua) bagian yaitu;
Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK).
Berdasarkan fakta sejarah bahwa sejak ratusan tahun yang lalu, Kepulauan Mentawai terpisah dari pulau
Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Benua Asia yang sebelumnya merupakan satu daratan, dan
mengakibatkan Kepulauan Mentawai membentuk pulau-pulau yang hingga saat ini masih asli, baik flora dan
faunanya yang khas, dimana keadzaman. tersebut masih terpelihara dari perubahan-perubahan
evolusiPenduduk asli Kepulauan Mentawai telah menetap beberapa ratus tahun yang lalu, yang merupakan
suku bangsa yang kuno dengan adat istiadat yang pernah ada dan umum terdapat di Indonesia, adat istiadat
tersebut tetap dipertahankan sampai saat ini. Adat istiadat masih bertahan sampai saat ini dan disisi lain
masyarakat masih sangat konsisten dengan adat istiadat tersebut. Adat istiadat tersebut merupakan potensi
wisata yang dapat dijadikan sebagai objek wisata budaya. Untuk mewujudkan hal tersebut beberapa upaya yang
harus dilakukan untuk menjadikan adat istiadat tersebut menjadi komoditi pariwisata.
Bahari, Panorama,
1 Lobajau Labuan Bajau Siberut Utara
Flora&Fauna
2 Teluk Pokai Pokai Siberut Utara Flora, Bahari
h. Kawasan Permukiman
kawsan permukiman dibedakan menjadi kawasan permukiman berciri urban (Perkotaan) dan yang berciri rural
(Perdesaan). Pada umumnya kawasan permukiman berciri urban adalah ibukota kabupaten dan ibukota
kecamatan, dan diluar pusat kegiatan tersebut umumnya merupakan kawasan perdesaan. Baik kawasan
permukiman perkotaan maupun perdesaan pada umumnya bertumbuh dengan pola yang relatif sama, yaitu
mengikuti perkembangan pembangunan jalan. Polalinier seperti tersebut pada masa mendatang akan
menimbulkan persoalan, setidak-tidaknya menyebabkan kemacetan dan kekumuhan. Oleh karena itu untuk
pusat-pusat kegiatan dikembangkan pola permukiman yang tidak linier, namun sudah mengarah pada pola grid
(papan catur), yang menjamin mengalirnya pergerakan lalu lintas serta terbangunnya pola ruang perkotaan yang
lebih berimbang.
Berdasarkan rencana pola ruang sektoral di atas, maka rencana pola ruang Kabupaten Kepulauan Mentawai
secara keseluruhan dapat dilihat pada Peta 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.11
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Mentawai
2 Sikakap 12 4 2 1 1
3 Pagai Utara 9 1 - - - - -
4 Sipora Selatan 13 2 1
5 Sipora Utara 14 1 2 1 1
6 Siberut Selatan 9 4 1
8 Siberut Tengah 6 1 1
9 Siberut Utara 14 2 1 1
10 Siberut Barat 7 2 - - - - -
Jumlah 108 21 9 2 2 1
Sumber : Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2014
Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan
Jumlah Keluarga
No Nama Kecamatan
Miskin (KK)
1 Pagai Selatan 1.753
2 Sikakap 1.926
3 Pagai Utara 1.300
4 Sipora Selatan 1.476
5 Sipora Utara 544
6 Siberut Selatan 891
7 Siberut Barat Daya 1.230
8 Siberut Tengah 1.430
9 Siberut Utara 1.560
10 Siberut Barat 1.155
Jumlah 13.265
Sumber : Dok indikator kesejahteraan rakyat Kab. Kepulauan Mentawai 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 29
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tabel 2.13
Jumlah Rumah per Kecamatan
1 2.277
Pagai Selatan
2 2.257
Sikakap
3 Pagai Utara 1.379
4 Sipora Selatan 2.252
5 2.295
Sipora Utara
6 2.164
Siberut Selatan
7 1.522
Siberut Barat Daya
8 1.526
Siberut Tengah
9 2.016
Siberut Utara
10 1.672
Siberut Barat
Jumlah 19.628
Sumber : Data SLHD Tahun 2012
Dinas Khalayak
No Kegiatan Tahun Tujuan Kegiatan Pesan Kunci Pembelajaran
Pelaksana Sasaran
1 - - - - - - -
2 - - - - - - -
3. - - - - - - -
4. - - - - - - -
Data tidak tersedia
2. - - - - - -
3. - - - - - -
4. - - - - - -
5. - - - - - -
Data tidak tersedia
Struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebagai berikut;
1. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.
Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
SEKRETARIS DAERAH
STAF AHLI BUPATI STAF AHLI BIDANG STAF AHLI BUPATI BIDANG STAF AHLI BUPATI BIDANG EKONOMI
STAF AHLI BUPATI BIDANG
BIDANG HUKUM DAN PEMERINTAHAN KEMASYARAKATAN DAN SDM DAN KEUANGAN
PEMBANGUNAN
POLITIK
ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI
KASUBAG. PEMBINAAN KASUBAG. KESEJAHTERAAN KASUBAG. PEMBINAAN KAPASITAS KASUBAG. INFORMASI DAN KASUBAG. SARANA DAN KASUBAG. PERATURAN KASUBAG. ADMINISTRASI DAN
KASUBAG. PROGRAM KASUBAG. AGROBISNIS KASUBAG. KELEMBAGAAN
PERANGKAT DAERAH MASYARAKAT PEMERINTAHAN DESA PEMBERITAAN PRASARANA PEREKONOMIAN PERUNDANG-UNDANGAN RUMAH TANGGA
KASUBAG. ADMINISTRASI
KASUBAG. KASUBAG. LEMBAGA EKONOMI DAN KASUBAG. PENGENDALIAN SUMBER
KASUBAG. KEAGAMAAN PEMERINTAHAN DAN PENGEMBANGAN KASUBAG. MEDIA PENERANGAN KASUBAG. PENGENDALIAN KASUBAG. KETATALAKSANAAN KASUBAG. BANTUAN HUKUM KASUBAG. PROTOKOLER
OTONOMI DAERAH DUNIA USAHA DAYA ALAM
DESA
KASUBAG. PEMBINAAN DAN KASUBAG. PEMBINAAN HUBUNGAN KASUBAG. EVALUASI DAN KASUBAG. PENATAAN LINGKUNGAN
KASUBAG. PERTANAHAN KASUBAG. PRODUKSI DAERAH KASUBAG. KEPEGAWAIAN KASUBAG. DOKUMENTASI HUKUM KASUBAG. KEUANGAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PELAPORAN HIDUP
Gambar 2.2. SKPD Yang Memiliki Keterkaitan Tupoksi Langsung atau Tidak Langsung dengan
Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Kepulauan Mentawai
BUPATI
BADAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT, PEREMPUAN KANTOR LINGKUNGAN
BAPPEDA DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS KESEHATAN
DAN KELUARGA HIDUP
BERENCANA
- Bidang Pemberdayaan - Bidang Tata Ruang dan Bidang P2PL Seksi Amdal
Bidang Sosial Budaya Ekonomi dan Sosial Budaya Permukiman
- Bidang Fisik dan -
Seksi Penyehatan
Prasarana
Lingkungan & Permukiman
Keterangan :
Mandat Tupoksi Langsung
Stakeholder Utama
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari:
a. Sekretaris Daerah
b. Staf Ahli Bupati
1. BidangHukum Dan Politik
2. Bidang Pemerintahan
3. Bidang Pembangunan
4. Bidang Kemasyarakatan dan SDM
5. Bidang Ekonomi dan Keuangan
c. Asisten yang terdiri dari :
1. Asisten Administrasi Pemerintahan dan kesejahteraan Rakyat, terdiri dari :
a) Bagian Administrasi dan Pemerintahan Umum, membawahi :
1) Sub Bagian PembinaanPerangkat Daerah
2) Sub Bagian Otonomi Daerah
3) Sub Bagian Pertanahan.
b) Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan:
1) Sub Bagian Kesejahteraan Masyarakat;
2) Sub Keagamaan
3) Sub Bagian Pembinaan dan Pemberdayaan.
c) Bagian Administrasi dan Pemerintahan Desa, membawahi
1) Sub Bagian Pembinaan Kapasitas Pemerintahan Desa
Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai 33
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Mentawai
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Lingkungan Hidup, terdiri dari:
a. Kepala Kantor;
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Keuangan dan Kepegawaian
c. Seksi yang terdiri dar 3 (tiga) Seksi
1.Kepala Seksi Amdal
2. Kepala Seksi Pemulihan Dan Pengawasan
3. Kepala Seksi Tata Ruang Dan Advokasi
d. Kelompok Jabatan Fungsional
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana
a. Kepala Badan
b. Sekretariat membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Program
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu:
1. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga dan Sejahtera
a) Sub Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
b) Sub Bidang Sejahtera dan Pemberdayaan keluarga
2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan
a) Sub Bidang Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat
b) Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
3. Bidang Sumber Daya Masyarakat dan Teknologi Tepat Guna
a) Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Masyarakat
c) Sub Bidang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna
4. Bidang Pemberdayaan Desa
a) Sub Bidang Penguatan Kelembagaan Desa
b)Sub Bidang Profil dan Kekayaan Desa
d. Kelompok Jabatan Fungsional
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan;
3. Sub Bagian Perencanaan dan Program
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu:
1. Bidang Bina Marga, membawahi::
a) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan
b) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
c) Seksi Leger
2. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air:
a) Seksi Irigasi dan Drainase
b) Seksi Sungai Rawa dan Pantai;
c) Seksi Konservasi dan Pengelolaan air baku
3. Bidang CiptaKarya
a) Seksi Penataan ruang
b) Seksi Bangunan Dan Lingkungan
c) Seksi Tekhnik Penyehatan Lingkungan
4. Bidang Perumahan
a) Seksi Pembangunan
b) Seksi Pengembangan;
c) Seksi Pendataan Pengandalian dan Pengawasanr
5. Dinas Kesehatan
Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang
kesehatan.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kesehatan;
3) Pembinaan dan pelaksanaan urusan dibidang kesehatan
4) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan