Anda di halaman 1dari 5

7.

Dampak warna terhadap kualitas air

a) Aestetika

Sebagai salah satu parameter kualitas air minum, tentu adanya warna didalam air minum
menjadi penting untuk diperhatikan. Konsumen yang menggunakan air dari industri yang
men-suplai air minum pastinya menginginkan bahwa air minum yang mereka konsumsi
tidak berwarna sama sekali. Hal itu dikarenakan adanya warna pada air minum
mengganggu timpilan dari air minum dan membuat konsumen menganggap bahwa air
tersebut mengandung air limbah, polusi, atau zat berbahaya lainnya. Hal tersebut membuat
konsumen menjadi meragukan kualitas air minum dan dikhawatirkan menjadi media
penyebaran penyakit.

b) Lingkungan
Air yang mengandung warna dapat dikatakan telah tercemar oleh zat-zat tertentu seperti
zat organik, air limbah industru maupun domestic, dan lainnya. Air yang berwarna
membuat intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam air menjadi berkurang. Hal ini
akan mempengaruhi kehidupan biologis didalam suatu perairan. Selain itu, warna yang
disebabkan limbah domestic dan industri biasanya mengandung zat yang berbahaya bagi
organisme di suatu perairan. Dampaknya adalah berkurangnya produktivitas suatu perairan
karena matinya organisme perairan didalamnya.
c) Kesehatan
Air yang mengandung warna tidak berbahaya bagi kesehatan secara spesifik. Hal ini
dikarenakan adanya parameter lain yang bersinggungan dengan warna yang lebih
mempunyai dampak spesifik secara kesehatan seperti turbidity atau besi dan mangan.
Namun apabila suatu air tidak diterima secara aestetikanya maka konsumen tidak akan mau
mengkonsumsinya karena dapat menjadi suatu indicator organisme patogen.
8. Metode penghilangan warna

a) Metode koagulasi-flokulasi
Metode ini biasanya digunakan untuk treatment penghilangan warna yang disebabkan oleh
zat organik. Contoh dari penghilangan warna dengan metode ini adalah penghilangan
warna pada air gambut. Air gambut mempunyai derajat keasaman tinggi (pH antara 3-5),
kandungan partikel tersuspensi rendah, dan intensitas warna tinggi berwarna merah
kecoklatan dengan kandungan zat organik yang tinggi. Proses koagulasi-flokulasi diawali
dengan menaikan nilai pH hingga suasana basa dengan membubuhkan kaporit dan kapur
tohor, menaikan kandungan partikel tersuspensi melalui penambahan tanah lempung, dan
kemudian tawas (aluminium sulfat) sebagai koagulan. Penambahan 0,05 gram kapur tohor,
0,1 gram kaporit, 0,3 gram lempung dan 0,4 gram tawas ke dalam 1000 ml aair gambut
serta pengadukan secara manual selama 30 detik. Proses koagulasi pada pH 11 berhasil
menghilangkan warna 99,20 persen dan menurunkan kandungan zat organik sebesar 98,15
persen.

b) Metode filtrasi
Tujuan dari metode filtasi adalah untuk menghilangkan partikel yang tersuspensi dan
kolodial dengan cara menyaringnya dengan media filter. Sistem filtrasi dapat
menghilangkan bakteri secara efektif, dan juga membantu penyisihan warna, rasa, bau, besi
dan mangan. Media filter yang paling umum dipakai adalah filter pasir silica dan filter
karbon aktif. Karbon aktif sebagai media filtrasi bertujuan untuk memfilter bahan yang
ukurannya lebih kecil dibanding ukuran partikel suspensinya.

c) Metode Elektrolisis
Metode penghilangan warna dengan elektrolisis biasanya digunakan dalam upaya
penghilangan warna libah pewarna batik dan tekstil. Metode elektrolisis ini menggunakan
anoda timbal dioksida. Remazol black-B merupakan zat pewarna yang sering digunakan
dalam proses pewarnaan batik dan tekstil yang limbahnya sering kali mencemari perairan.
Pendekatan elektrokimia merupakan metode alternative dalam upaya untuk memperbaiki
perairan yang tercemar zat ini. Pemilihan timbal dioksida (dari aki) sebagai elektroda
dilakukan dengan mempertimbangkan sifat bahan ini dalam sistem eletrolisis, stabil (inert)
dan diharapkan memiliki efek katalisis dalam proses destruksi sehingga mengahsilkan
sinergi pada upaya remediasi perairan tercemar dengan pendekatan elektrokimia.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan larutan tak berwarna setelah perlakuan
destruksi elektrokimiawi sampel yang mengandung remazol black B menggunakan
elektroda PbO2. Metode ini dilakukan dengan mengelektrolisis larutan remazol black
B sebanyak 50 mL dengan potensial 5,5 V selama 120 menit. Setelah elektrolisis larutan
sampel dianalisis dengan spektrometri UV-Visibel. Untuk memperoleh data awal,
elektrolisis dilakukan terhadap larutan sampel dengan variasi potensial aplikasi dan variasi
waktu elektrolisis hingga 120 menit. Pada variasi waktu tersebut, dilakukan pencatatan
arus yang mengalir dan pengujian tingkat pengurangan kepekatan zat warna dengan
metode Spektrometri UV-Visibel. Sebagai pembanding dan untuk memperoleh daerah
kerja dilakukan juga elektrolisis terhadap sistem pelarut. Data penelitian menunjukkan
bahwa elektrolisis dengan penggunaan PbO2 sebagai anoda pada elektrodestruksi
larutan remazol black B telah berhasil menurunkan intensitas zat warna tersebut hingga
99,69 %. Penurunan intensitas ini menunjukkan bahwa elektrodestruksi larutan zat
warnaremazol black B telah berlangsung. Perubahan intensitas warna ini disebabkan oleh
proses destruksi oksidatif (elektrodestruksi) remazol black B menjadi molekul-molekul
yang lebih sederhana, sehingga larutan menjadi tidak berwarna.

d) Metode ultrafiltrasi

Ultrafiltrasi merupakan salah satu teknologi membran yang telah berkembang pesat
beberapa dekade belakangan ini. Salah satu aplikasi membran ultrafiltrasi adalah untuk
pengolahan air minum. Aplikasi membran menggunakan ultrafiltrasi berhasil mengurangi
jumlah unit proses pada pengolahan air minum, serta memaksimalkan kualitas produk air
minum yang dihasilkan. Kendala utama yang dihadapi membran ultrafiltrasi dalam
pengolahan air minum adalah terdeposisinya zat padat terlarut pada permukaan membran
atau dikenal sebagai fouling.Fouling menyebabkan terjadinya penurunan fluks pada
membran. Pada praktiknya, pengendalian fouling pada industri dapat dilakukan melalui
pretreatment, seperti koagulasi/flokulasi, sedimentasi.
e) Metode adsorpsi-absorpsi
Proses adsorpsi merupakan proses yang banyak digunakan dalam dunia industri baik untuk
pemurnian maupun pengolahan limbah. Karbon aktif merupakan adsorben yang efektif
digunakan dalam proses adsorpsi. Karbon aktif mempunyai struktur kompleks sehingga
perpindahan massa proses adsorpsi dengan karbon aktif tersebut perlu dikaji
karakteristiknya dengan model. Perpindahan massa tersebut dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain jenis adsorbat, konsentrasi awal larutan adsorbat, dan temperatur.
Adsorpsi merupakan metode pemurnian yang banyak digunakan dalam industri minyak
dan industri tekstil karena metode ini dinilai efektif dalam menghilangkan zat warna.
Proses penghilangan zat warna ini sangat bergantung kepada jenis adsorben yang
digunakan. Penghilangan zat warna dengan berbagai macam jenis adsorben, seperti silika,
chitosan, tanah serap (fuller earth), dan peat telah dilakukan. Namun, adsorpsi dengan
adsorben berupa karbon aktif tetap menjadi salah satu teknik paling efisien dan efektif
dalam penghilangan zat warna. Dalam penelitian ini dilakukan adsorpsi padat-cair dengan
adsorben berupa karbon aktif.

f) Metode reduksi-oksidasi
Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan metode biologi. Metode ini
merupakan metode paling efektif dibandingkan metode kimia dan fisika. Salah satu metode
biologi yang sekarang banyak berkembang adalah metode lumpur aktif. Metode lumpur
aktif memanfaatkan mikroorganisme (terdiri ± 95% bakteri dan sisanya protozoa, rotifer,
dan jamur) sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air
limbah. Proses lumpur aktif merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen). Pada proses
ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi sehingga terjadi proses degradasi.
Proses ini berlangsung dalam reaktor yang dilengkapi recycle/ umpan balik lumpur dan
cairannya. Lumpur secara aktif mereduksi substrat yang terkandung di dalam air limbah.
9. Aplikasi data warna di bidang teknik lingkungan

Warna merupakan indikator senyawa organik yang terkandung dalam air. Senyawa organik
dalam air dapat membentuk trihalometana. Selain itu warna alami dalam air adalah
indikator tidak langsung mengenai potensi pembentukan trihalometana dan DPB dalam
proses disinfeksi klorin serta desinfektan lainnya. Selain itu data warna juga dapat
digunakan untuk menentukan jenis pengolahan air. Data warna juga dapat digunakan untuk
merancang bagunan serta sistem pengolahan air bersih dan air limbah. Data warna
digunakan untuk pemilihan mesin pembenihan kimiawi dan perancangan ruang
penyimpanan. Pengukuran data warna pada air baku dan air hasil akhir proses
menunjukkan dosis yang diperlukan pada penambahana bahan kimia, dan untuk
memastikan efektivitas proses dari segi ekonomi.

http://lipi.go.id/publikasi/menghilangkan-warna-dan-zat-organik-air-gambut-dengan-
metode-koagulasi-flokulasi-suasana-basa/795

http://oldlms.unhas.ac.id/claroline/backends/download.php?url=L0ZpbHRyYXNpLnBkZ
g%3D%3D&cidReset=true&cidReq=340D123

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm/article/view/7998

https://www.researchgate.net/publication/287642404_Pengendalian_Fouling_pada_Oper
asi_Membran_Ultrafiltrasi_UF_untuk_Produksi_Air_Minum [accessed Mar 25 2018].

Anda mungkin juga menyukai