Bab 2 BBLR Case Bukit
Bab 2 BBLR Case Bukit
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. dulu bayi baru lahir yang
berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram (≤2500 gram) disebut bayi
bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu.1
2.1.2 Klasifikasi
1. Prematuritas murni
(NKB-SMK).
2. Dismaturitas
a. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), dengan berat lahir <1000
gram.
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), dengan berat lahir 1001-1500
gram.
c. Bayi berat lahir rendah (BBLR), dengan berat badan 1501-2499 gram .
2. Usia kehamilan
a. Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan belum
mencapai 38 minggu.
b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 38-42
minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan lebih
dari 42 minggu.
a. Masa kehamilan kurang dari 38 minggu dengan berat yang sesuai dengan
dimana masa kehamilan dihitung mulai hari pertama haid terakhir dari
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
meninggal 40 kali lebih tinggi di bandingkan bayi dengan berat badan normal
pada tahun pertama. Angka kematian prenatal pada BBLR di Indonesia tinggi
yaitu 181,1 tiap 1000 kelahiran bayi hidup. Penyebab BBLR sampai saat ini
masih terus dikaji. Beberapa studi menyebutkan bahwa penyebab BBLR adalah
multi faktor, antara lain faktor demografi, biologi ibu, status gizi obstetrik,
morbiditas ibu hamil, perilaku atau kebiasaan ibu dan keluarga yang kurang
mendukung, tabu, pelayanan kesehatan dan gizi termasuk deteksi dini BBLR
serta upaya intervensinya.3,4 Makin kecil berat bayi lahir maka makin tinggi
kesejahteraan masyarakat itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk
menjadi meningkat. Kejadian BBLR ini bisa dicegah bila kita mengetahui faktor-
faktor penyebabnya 4
selama hamil, jenis pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu dan bapak
kehamilan.
Sulit untuk menentukan secara pasti penyebab BBLR, namun ada beberapa
a. Prematuritas murni
1. Faktor ibu
a. Penyakit
b. Usia
tahun dan pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang
kurang.
2. Faktor janin
b. Dismaturitas
antara ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas
2.1.5 Patogenesis
plasenta, atau rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada
kesehatan umum dan nutrisi ibu. Dismaturitas mungkin merupakan respon janin
merugikan. 2,3
a. Prematuritas murni
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama
dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33
cm, masa gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya,
testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia
mayora. Rambut biasanya tipis dan halus. Tulang rawan dan daun telinga belum
cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamma belum
sempurna, puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih
posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan masih lemah.
Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum
teratur dan sering terdapat serangan apnoe. Otot masih hipotonik, sehingga kedua
tungkai selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan
sempurna, begitu juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis,
gelisah, aktivitas bertambah. Bila dalam waktu tiga hari tanda kelaparan ini tidak
ada, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakranial.
Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata sesudah
24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat ‘pitting edema’.
frekuensi pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit, harus waspada
metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal ini, harus dicari
b. Dismaturitas
Dismaturis dapat terjadi preterm, term, dan postterm. Pada preterm akan
terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas.
Dalam hal ini berat badan kurang dari 2500 gram, karakteristik fisis sama dengan
‘wasting’. Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol
adalah ‘wasting’, demikian pula pada post term dengan dismaturitas. 1,4
1. Stadium pertama
Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti
2. Stadium kedua
kulit, plasenta, dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang
tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit,
3. Stadium ketiga
keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan pera*atan pada saat
pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan
demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin
2.1.7 Diagnosis
a. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan
antara lain:11
-Umur ibu
-Aktivitas
b. Pemeriksaan Fisik
masa gestasinya.12
b. Jendela pergelangan tangan : tangan bayi difleksikan diantara ibu jari dan
forearm.
ke posisi fleksi.
c. Tanda selendang : Posisi terlentang, peganglah salah satu lengan bayi dan
usahakan tangan tersebut mencapai leher posterior dari bahu sisi lainnya.
Angkat dan geserlah siku bayi diatas dadanya dan lihat sampai dimana siku
tersebut dapat digeser. Makin muda bayi makin mudah menggeser sikunya
d. Lutut ke telinga : Posisi terlentang, gerakkan kaki bayi ke telinga dari sisi
yang sama. Perhatikan jarak yang tidak mencapai telinga dan ekstensi lutut.
Gambar 2.2 Maturitas Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:12
Kulitnya tipis, terang dan berwarna pink (tembus cahaya), Kulit keriput,
punggung
Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk pada bayi
kurang bulan, dan pada bayi KMK rajah telapak kaki bisa >1/3 bagian
Bila kurang bulan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik. Bila
menghisap dan refleks menelan yang belum baik pada bayi kurang bulan,
tapi dapat cukup baik pada bayi yang hanya karena KMK
Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora, tetapi
pada bayi cukup bulan dengan KMK bisa ditemukan labia mayora
Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum
turun pada bayi kurang bulan dan pada KMK testis mungkin sudah turun
maturasi fisik, maka kedua skor itu di jumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut
Lubchenco dicari titik perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan
dengan berat badan lahir bayi, sehingga didapat interpretasi apakah bayi tersebut
Besar Masa Kehamilan (BMK), Sesuai Masa Kehamilan (SMK), atau Kecil Masa
Kehamilan (KMK).
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
2. Diet
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan
pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah
dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel
normal, yakni:
lainnya.
menyusui.6,8
a. Terapi
minggu
b. Tumbuh kembang
(sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan
dismatur biasanya tampak haus dan harus diberi makanan dini (early
Kadar gula darah harus diperiksa setiap 8-12 jam. Frekuensi pernapadan
karena bayi sangat rentan terhadap infeksi, yaitu karena pemindahan IgG dari
karena bayi dismatur lebih mudah menjadi hipotermik, hal ini disebabkan
oleh karena luas permukaan tubuh bayi relatif lebih besar dan jaringan lemak
2.1.10 Komplikasi
a. Sistem Gastrointestinal
pencernaannya belum berfungsi seperti bayi yang cukup bulan. Hal ini
diakibatkan antara lain karena tidak adanya koordinasi mengisap dan menelan
sampai usia gestasi 33-34 minggu, kurangnya cadangan beberapa nutrisi seperti
kurang dapat menyerap lemak dan mencerna protein, jumlah enzim yang belum
untuk bernapas segera setelah lahir disebabkan oleh jumlah alveoli yang berfungsi
masih sedikit, kekurangan surfaktan (zat di dalam paru yang melapisi bagian
dalam alveoli, sehingga alveoli tidak kolaps pada saat respirasi), lumen sistem
pernapasan yang kecil, kolaps atau obstruksi jalan napas, insufisiensi kalsifikasi
dari tulang thoraks. Hal-hal inilah yang menganggu usaha bayi untuk bernapas
yang sering terjadi adalah Sindrom Gangguang Napas (SGN) dikenal juga sebagai
penyakit Membran Hialin dan Asfiksia. Membran Hialin dapat mengenai bayi
dismatur yang preterm, terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
Sementara itu asfiksia berat yang terjadi pada BBLR juga sangat berpengaruh
pada sistem susunan syaraf pusat yang diakibatkan karena kekurangan oksigen
Masalah yang sering terjadi pada bayi prematur. Sebelum lahir, arteri
besar yang disebut ductus arteriosus memungkinkan darah tidak mengaliri paru-
paru bayi. Ductus biasanya menutup setelah lahir sehingga darah dapat mengalir
ke paru-paru dan mengambil oksigen. Ketika ductus tidak menutup dengan benar
e. Sistem Penglihatan
ringan dan membaik dengan sendirinya, tetapi bisa juga menjadi serius dan
mengakibatkan kebutaan. Semua bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram
atau usia kehamilan kurang dari 32 minggu berisiko mengalami ROP. Semakin
rendah berat lahir atau sia kehamilan maka semakin tinggi pula risiko terjadinya
ROP. Bayi dengan ROP berisiko besar terjadi strabismus (juling), katarak,
f. Sistem Perkemihan
belum matang sehingga tidak mampu mengelola air, elektrolit dan asam-basa,
g. Sistem Hematologi
prematur adalah usia sel darah merahnya lebih pendek, pembentukan sel darah
merah yang lambat, pembuluh darah kapiler mudah rapuh yang dapat
Newborn (HDN).
2.1.11 Prognosis
tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada
Penyebab terbanyak dari gangguan napas sendiri dapat dibagi atas 2,11
neonatus usia gestasi <34 minggu atau berat lahir <1500 gram
Disebut juga sebagai wet lung yang terutama terjadi pada bayi cukup
- Pneumonia
pernapasan pada bayi cukup atau lebih bulan. Mekonium yang masuk ke
cairan paru
5. Bayi yang lahir dengan ibu yang menderita demam, ketuban pecah
2.2.3 Patofisiologi
defisiensi ini paru bayi akan gagal mempertahankan kestabilan alveolus pada
akhir ekspirasi, sehingga pada saat inspirasi berikutnya dibutuhkan tekanan yang
lebih besar untuk mengembangkan alveolus yang mengalami kolaps dan pada
setiap ekspirasi terjadinya atelektasis menjadi bertambah. Kolaps paru ini akan
akan terjadi metabolisme anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam
Selanjutnya akan terjadi kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang nekrotik
terjadinya difusi dan pada akhirnya akan menperparah gangguan napas pada
neonatus.2-14
3. Pneumonia1-4
Pada bayi baru lahir sering disebabkan oleh ketuban pecah dini..Pada saat
ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina berperan dalam infeksi
janin. Pada keadaan ini kuman dari vagina naik ke kavum uteri, melekat pada
khoriovaskulitis (infeksi pada pembuluh darah fetal) serta amnionitis. Bila cairan
amnion yang septik teraspirasi oleh janin maka akan menyebabkan pneumonia
laktat dan piruvat. Keadaan ini akan menimbulkan kegawatan janin (fetal distress)
intrauterin yang akan berlanjut menjadi asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir.
Cairan amnion berfungsi sebagai sawar proteksi terhadap infeksi asenden vagina,
4. Aspirasi mekonium1-4
sehingga terjadi gangguan napas pada bayi. Alur patofisiologi dapat di lihat pada
gambar berikut
Gambar 2.4 Patofisologi aspirasi mekonium
- Sianosis
- Apneu
2.2.5 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium darah : Hb, Ht, dan gambaran darah tepi tidak menunjukan
tanda infeksi, kultur streptokokus (-), dan analisis gas darah didapatkan
terdapat cairan
3. Pneumonia
luas
4. Aspirasi mekonium
hipertensi
sebagai tindakan penunjang pada penderita berat. Tindakan umum yang perlu
asam basa tubuh. Dalam 48 jam pertama biasanya cairan yang diberikan
1. Pemberian O2
PCO2 > 70 mmHg, PH darah < 7,2 atau masih adanya serangan apneu
(11)
berulang . Dasar ventilasi mekanis adalah mengusahakan agar O2
2. Pemberian Antibiotika
Setiap penderita PMH perlu mendapat antibiotika untuk menegah