PENDAHULUAN
penyakit jantung dan pembuluh darah yang paling tinggi prevalensinya dalam
Penyakit jantung dan pembuluh darah diperkirakan akan menjadi penyebab utama
kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi
Amerika, Eropa, dan sebagian besar Asia. Hal tersebut dimungkinkan dengan
Gagal jantung menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya terutama pada
tinggi, menurut data WHO dilaporkan bahwa sekitar 3000 penduduk Amerika
di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang,
1
Foto thorax merupakan elemen penting yang harus dipertimbangkan untuk
dilakukan. Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu
menggunakan radiasi terionisasi dalam bentuk x-ray. Foto thorax digunakan untuk
mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan
struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung, dan
Pada beberapa kondisi, CXR baik untuk skrining tetapi buruk untuk
pasti atau mendapatkan bukti-bukti yang mengarah pada pada diagnosis yang
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gagal jantung adalah suatu kelainan jantung dimana jantung tidak mampu
gejala yang kompleks dimana seorang pasien harus memiliki tampilan berupa
gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istrahat atau saat melakukan
aktifitas disertai / tidak kelelahan), tanda retensi cairan (kongesti paru atau
edema pergelangan kaki), adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau
fungsi jantung saat istrahat. Gagal jantung akut ada 2 macam, yaitu acute de novo
(serangan baru dari gagal jantung akut, tanpa ada kelainan jantung sebelumnya)
yang biasa dikenal dengan Acute Heart Failure dan dekompensasi akut dari gagal
2.2 Klasifikasi
menjadi 4 kelas, berdasarkan hubungannya dengan gejala dan jumlah atau usaha
aktivitas fisik, dimana aktivitas biasa tidak menimbulkan rasa lelah dan
sesak napas.
3
2. Kelas II: Penderita dengan gagal jantung yang memperlihatkan adanya
pembatasan aktivitas fisik yang ringan, kegiatan fisik yang lebih ringan
4. Kelas IV: Penderita dengan gagal jantung yang tidak sanggup melakukan
kegiatan apapun tanpa keluhan, gejala sesak napas tetap ada walaupun saat
beristirahat.
Selain itu ada juga klasifikasi berdasarkan kelainan struktural jantung, yaitu:
tidak ada gangguan struktural maupun fungsional, tidak terdapat tanda dan
gejala.
2.3 Epidemiologi
Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak
Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang
disebabkan oleh penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90%
4
menengah. Secara global PTM penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya
Jantung Koroner, Penyakit Gagal jantung atau Payah Jantung, Hipertensi dan
Stroke. Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan
oleh penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum
usia 60 tahun dan seharusnya dapat dicegah. Kematian “dini” yang disebabkan
Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang,
terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 96.487 orang (0,3%), sedangkan jumlah
2.4 Etiologi
jantung kongenital maupun didapat. Ada faktor intrinsik dan faktor entrinsik yang
5
Faktor intrinsik adalah factor yang berasal dari gangguan di jantung,
seperti:
miokarditis
2. Penyakit katub
4. Penyakit pericardium
5. Aritmia
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari penyakit lain di luar
jantung, seperti:
1. Anemia
2. Hipertiroid
3. Penyakit paru
2.5 Patofisiologi
A. Mekanisme Dasar
peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan
6
pembuluh darah paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru.
merembes ke dalam alveoli dan terjadilah edema paru. Tekanan arteri paru-paru
kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung
katup atroventrikularis, atau perubahan orientasi otot papilaris dan korda tendinae
Bila curah jantung karena suatu keadaan menjadi tidak cukup untuk
mekanisme kompensasi.
mengatasi beban kerja ataupun pada saat menderita sakit. Bila mekanisme ini
telah secara maksimal digunakan dan curah jantung tetap tidak cukup maka
barulah timbul gejala gagal jantung. Mekanisme kompensasi ini terdiri dari
7
beberapa macam dan bekerja secara bersamaan serta saling mempengaruhi,
neurohormonal.
beban awal, isi sekuncup menurun dibandingkan dengan normal dan setiap
kenaikan isi sekuncup pada gagal jantung menuntut kenaikan volume akhir
Hal ini bekerja sebagai mekanisme kompensasi karena kenaikan beban awal
(atau volume akhir diastolik) merangsang isi sekuncup yang lebih besar pada
membesar.
8
Gambar 2.1 Hukum “Frank-Starling”
2. Hipertrofi Ventrikel
Pada gagal jantung, stres pada dinding ventrikel bisa meningkat baik
akibat dilatasi (peningkatan radius ruang) atau beban akhir yang tinggi
adalah faktor pembagi pada rumus stres dinding), dan peningkatan massa
tekanan diastolik ventrikel yang lebih tinggi dari normal dengan demikian
tekanan atrium kiri juga meningkat, akibat peninggian kekakuan dinding yang
apakah beban yang di hadapi bersifat kelebihan beban volume atau, tekanan
yang kronis. Dilatasi ruang yang kronis akibat kelebihan volume, misalnya
9
sarkomer-sarkomer baru Secara seri dengan sarkomer yang lama. Akibatnya
3. Aktifasi neurohormonal
curah jantung.
10
Semua mekanisme ini berguna untuk meningkatkan tahanan pembuluh
tekanan darah - curah jantung x tahanan perifer total). Selanjutnya semua ini
Manifestasi klinis gagal jantung secara umum adalah sesak nafas saat
istrahat atau aktifitas, kelelahan, edema tungkai. Tanda khas gagal jantung
berupa takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura, peningkatan tekanan vena
11
jugularis, edema perifer, hepatomegali dan terdapat tanda objektf gangguan
Manifestasi yang khas dapat digunakan sebagai acuan letak gagal jantung.
• Cepat lelah
• Dyspneu
• Orthopneu
• Edema paru
• Takikardia
• S3, S4
• Edema pretibial
• Hepatomegali
• Asites
• S3
12
Untuk menegakkan diagnosis gagal jantung dapat menggunakan kriteria
Apabila terdapat kriteria mayor maupun minor ditambah ada penurun berat
badan >4,5 kg dalam 5 hari maka pasien harus segera diterapi. Penegakan
adalah jika memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria
minor.
2.7 Diagnosis
mengeluhkan gejala seperti sesak nafas saat istrahat atau aktifitas, kelelahan,
ronki paru, efusi pleura, peningkatan tekanan vena jugularis, edema perifer,
13
pada pemeriksaan penunjang akan didapatkan abnormalitas dalam gambaran
A. Pemeriksaan laboratorium
Tes darah mungkin akan diminta untuk menilai fungsi hati dan ginjal,
pengukuran lainnya.
penyebab susah bernapas, dan untuk mengetahui adanya penyakit dasar serta
serum kreatinin perlu dikerjakan selain untuk mengetahui adanya gangguan ginjal,
juga mengetahui adanya stenosis arteri renalis apabila terjadi peningkatan serum
dosis tinggi. Pada gagal jantung berat dapat terjadi proteinuria. Hipokalemia dapat
terjadi pada pemberian diuretik tanpa suplementasi kalium dan obat potassium
sparring. Pada gagal jantung kongestif, tes fungsi hati (bilirubin, AST dan LDH)
sebagai penanda biologis gagal jantung dengan kadar BNP plasma 100 pg/ml dan
14
B. Gambaran EKG
abnormal lain.
C. Gambaran Radiologi
1. Foto Toraks
15
Pemeriksaan foto toraks lebih berguna dalam mengidentifikasi dan
kelainan foto toraks yang sering ditemui pada pasien gagal jantung.
Dari segi radiologik, cara yang mudah untuk mengukur jantung apakah
membesar atau tidak, adalah dengan membandingkan lebar jantung dan lebar dada
16
pada foto toraks PA (cardio-thoracis ratio). Pada gambar, diperlihatkan garis-
garis untuk mengukur lebar jantung (a+b) dan lebar dada (c1-c2).
a + b
𝐶𝑇𝑅 = = ±50%
c1 + c2
(normal : 48-50 %)
kegagalan jantung juga disebabkan oleh kontraktilitas miokard yang kurang akibat
17
Gambar 2.5 Congestive cardiac failure. Radiografi dada memperlihatkan
kardiomegali, pengalihan vena-vena lobus atas (tanda panah), garis septum (garis
Kerley B) terlihat baik di zona bawah kanan (tanda panah terbuka), dan
interstitial terutama pada daerah basal paru. Hal ini menyebabkan peningkatan
resistensi vaskuler yang mengalir ke basal paru, menyebabkan pirau aliran darah
peralihan pada vena-vena pada lobus atas. Pengalihan pada lobus atas dapat
pembuluh darah pada lobus atas sama dengan atau melebihi pembuluh-pembuluh
18
Gambar 2.6 Foto Thorax PA menunjukan adanya pembesaran pada ventrikel kiri
edema interstitial:
- Peribronchial cuffing
- Perihilar kabur
19
Saat tekanan hidrostatik mencapai 25 mmHg, cairan melewati alveoli dan
menyebabkan edema paru. Hal ini dapat terlihat sebagai densitas alveolar multiple
dari setengah bagianbawah paru. Kemungkinan lain, dapat juga terlihat densitas
ruang udara bilateral yang difus dan kurang tegas/jelas atau densitas perihilar
‘bat’s wings’.
Gambar 2.7 Contoh dari congestive cardiac failure dengan densitas ruang udara
2. Computed Tomography
dan katup, namun, ekokardiografi dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) dapat
pengion.
20
Gambar 2.8 Penebalan garis septum dalam kaitan dengan edema
space bilateral )
3. Echocardiografi
pasien dengan gagal jantung kongestif yang diketahui atau diduga. Fungsi
ventrikel dapat dievaluasi, dan kelainan katup primer dan sekunder dapat dinilai
21
secara akurat. Ekokardiografi Doppler mungkin memainkan peran berharga dalam
22
Gambar 2.9 Transthoracic echocardiograms: dua dimensi yaitu dari apical
23
Gambar 2.12 M-mode echocardiogram from a 70-year-old woman showing
the aortic valve level) from a 70-year-old woman showing mild aortic
sclerosis.
view of the heart in a patient with systolic dysfunction. Note dilated LV. (LV
24
Gambar 2.15 Two-dimensional echocardiogram showing a four-chambers
view of the heart in a patient with diastolic dysfunction. Note the normal LV
4. Peptida Natriuretik
pasien diobati mempunyai nilai prediktif negatif yang tinggi dan membuat
waktu paruh yang panjang, penurunan tiba-tiba tekanan dinding ventrikel tidak
25
5. Troponin I atau T
ringan kadar troponin kardiak sering pada gagal jantung berat atau selama
katup jantung; itu juga digunakan pada pasien dengan kondisi lain.
Tingkat kepercayaan di MRI tinggi, dan tingkat temuan positif palsu dan negatif
image shows transmural scar in the anterior wall and anteroseptum (arrows) in
the left anterior descending (LAD) distribution. Due to the extensive scar in
enhancement image shows an extensive transmural scar in the basal and mid-
26
lateral wall (arrow), which indicates low probability of success with cardiac
resynchronization therapy
7. Angiography
pada pasien dengan gagal jantung kongestif, mereka yang menderita penyakit
CHF yang disebabkan oleh disfungsi sistolik berkaitan dengan angina atau
gerakan dinding regional yang kelainan dan / atau bukti scintigraphic iskemia
lainnya dari MI
27
Gambar 2.17 A pulmonary angiogram shows the abrupt termination of the
pulmonary embolism.
1. Pneumonia
atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau
kerusakan fisik dari paru - paru, atau secara tak langsung dari penyakit lain
sesak nafas.
oleh:
28
mendasarinya, dan ini menurus pada alveoli yang bocor yang dapat
dengan gagal ginjal yang telah lanjut, dialysis mungkin perlu untuk
kenaikan yang cepat ke ketinggian yang tinggi lebih dari 10,000 feet.
ekspansi yang cepat dari paru. Ini dapat berakibat pada pulmonary
pulmonary edema.
29
Penyebab-penyebab lain yang lebih jarang dari non-cardiogenic
wanita-wanita hamil.
30
diidentifikasi dengan komplikasi antara pneumonia dan ARDS.Pada foto
2.9 Penatalaksanaan
31
Gambar 2.19 Strategi Pengobatan pada pasien Gagal Jantung Akut
2.10 Prognosis
Prognosis pada pasien dengan gagal jantung tergantung dari berat dari
gagal jantung kongestif yang dia diderita, umur, dan jenis kelamin, dengan
berlawanan, mencakup kelas dari NYHA, fraksi ejeksi ventrikel kiri, dan
status neurohormonal.
32
DAFTAR PUSTAKA
3. Algin, O., Gokalp, G., and Topal, U. 2011. Sign in Chest Imaging. Turkish
5. Anil T. Ahuja, Gregory E. Antonio, K.T. Wong, and H. Y. Yuen. Case Studies
7. Nambu, A., Ozawa, K., Kobayashi, N., et al. 2014. Imaging of community-
Patophysiology and Imaging. [ed.] Timothy Hiscock. 2nd edition. New York :
33
9. G Jackson,C R Gibbs, MK Davies, G Y H Lip. ABC of heart failure: History
11. Goroll, Allan H., Primary medicine, office evaluation and management of the
adult patient sixth edition, Philadephia, USA: Lipincott Williams & Wilkins
2009;.hal.275-287
12. Davis, Russell C. ABC of heart failure second edition, Australia: Blackwell
13. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. [ed.] Iwan Ekayuda. Edisi Kedua.
14. Nader Kamangar, MD, FACP, FCCP, FCCM; Chief Editor: Zab Mosenifar,
overview#showall.
Edema.http://www.nejm.org/
34