Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

PENGOLAHAN LINGKUNGAN TAMBANG


“Perbandingann Peraturan Perundangan UUD No .11 Tahun 1967 dengan UU No. 4 Tahun
2009 yang Menyangkut Reklamasi Penutupan Tambang”

Disusun oleh :
Berian Tomi Permana (03021381520054)
Kelas : B

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERTAMBANGAN
PALEMBANG
2017
Perbandingann Peraturan Perundangan UUD No .11 Tahun 1967 dengan
UU No. 4 Tahun 2009 yang Menyangkut Reklamasi Penutupan Tambang.

1. Bedasarkan Tahapan Penambangan :

 UU No. 11 Tahun 1967 Pasal 14,


Usaha pertambangan bahan-bahan galian dapat meliputi: penyelidikan umum,
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan.
 UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1,
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Kesimpulan :

Bedasarkan kedua UU tersebut, dapat diketahui bahwasannya pada UU No. 11 Tahun 1967
Pasal 14 belum ditetapkan mengenai kegiatan pascatambang sebagai tahapan, dalam hal ini
adalah kegiatan reklamasi tambang.

2. Bedasarkan Kegiatan Pascatambang :

 UU No. 11 Tahun 1967 Pasal 30,


Apabila selesai melakukan penambangan bahan galian ada suatu tempat pekerjaan,
pemegang kuasa pertambangan yang bersangkutan diwajibkan mengembalikan tanah
sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan bahaya penyakit atau bahaya lainnya
bagi masyarakat sekitarnya.
 UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 99,
1. Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi dan
rencana pascatambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi
Produksi atau IUPK Operasi Produksi.
2. Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang dilakukan sesuai dengan
peruntukan lahan pascatambang.
3. Peruntukan lahan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dicantumkan dalam perjanjian penggunaan tanah antara pemegang IUP atau
IUPK dan pemegang hak atas tanah.
Kesimpulan :

Bedasarkan kedua UU tersebut, UU No. 4 Tahun 2009 leih tegas dan bersifat terikat
dengan adanya perjanjian atas pertanggungjawaban kewajiban reklamasi pada proses
pascatambang, sedangakan UU No. 11 Tahun 1967 masih terlalu lemah tanpa adanya
perjanjian sehingga berkesan dapat dihindari.

3. Bedasarkan Kewajiban Reklamasi :

 UU No. 11 Tahun 1967,


Secara langsung, tidak ada satupun pasal yang membahas mengenai kewajiban
reklamasi pascatambang.
 UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 96 bagian c,
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan
IUPK wajib melaksanakan:
c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan
reklamasi dan pascatambang

Kesimpulan :

Bedasarkan kedua UU tersebut, pada UU No. 11 Tahun 1967 tidak mencantukmkan ada
penjelasan mengenai kewajiban melakukan reklamasi tambang, karena terlalu berfokus dengan
kewajiban terhadap kepemilikan tanah dan pungutan terhadap negara

4. Bedasarkan Jaminan Reklamasi :

 UU No. 11 Tahun 1967,


Tidak ada satupun pasal yang membahas mengenai jaminan reklamasi pascatambang
 UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 100,
1. Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan dana
jaminan pascatambang.
2. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat
menetapkan pihak ketiga untuk melakukan reklamasi dan pascatambang dengan
dana jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan apabila pemegang
IUP atau IUPK tidak melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.

Kesimpulan :

Bedasarkan kedua UU tersebut, pada UU No. 11 Tahun 1967 tidak mencantukmkan


satupun pasal dan ayat yang berkenaan dengan jamninan untuk kegiatan reklamasi
pascatambang.

5. Bedasarkan Pengawasan Reklamasi :

 UU No. 11 Tahun 1967,


Tidak ada satupun pasal yang membahas mengenai pengwasan reklamasi
pascatambang.
 UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 141 Ayat 1 bagian h,
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140, antara lain, berupa:
h. pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pascatambang;

Kesimpulan :

Bedasarkan kedua UU tersebut, pada UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 141 Ayat 1 bagian h
yang menjalaskan mengenai pengawasn pertambangan yang salah satunya mengawasi kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup, yaitu reklamasi pada kegiatan pascatambang, sedangkan UU
No. 11 Tahun 1967 tidak satupun pasal atau ayat yang berkaitan dengan porses pengawasan
reklamasi pascatambang.

6. Perbandingan Secara Keseluruhan :

 UU No. 11 Tahun 1967,


Secara Keseluruhan pasal dan ayat yang membahas langsung peraturan-peraturan dan
hal-hal yang berkenaan mengenai reklamasi kegiatan pascatambang sangat kurang dan
tidak kompoten.
 UU No. 4 Tahun 2009,
Pada UU ini, pembahasan mengenai peraturan-peraturan dan hal-hal yang berkenaan
mengenai reklamasi kegiatan pascatambang sudah terlhat jelas terutama dijelaskan
mulai dari pasal 96 sampai pasal 101.
Kesimpulan :

UU No. 11 Tahun 1967 masih kurang membahas mengenai reklamasi tambang


dibandingkan UU No. 4 Tahun 2009,
Pada UU No. 11 Tahun 1967 seorang yang memiliki perusahaan tambang dikarenakan
hasil dari pertambangan mereka sendiri telah besar sehingga banyak diantara mereka tidak
mereklamasi lahan hasil tambangnya dan dapat menghindari kagiatan tersebut karena peraturan
perundang-undangan yang kurang mengikat, akan tetapi pada UU tahun No. 4 Tahun 2009
semua sudah teripisikan, seperti pada setiap yang ingin melakukan usaha pertambangan
diharuskan membayar uang jaminan juga diwajibkan untuk mereklamasi dalam melakuakan
kegiatan pascatambang.
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 1967. Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan


Pokok Pertambangan. Lembaran Negara RI Tahun 1967, No. 119. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 132. Sekretariat Negara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai