Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengolahan sumber daya mineral dan energy merupakan suatu bagian dari
kegiatan atau proses penambangan bahan galian yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kualitas dengan memanfaatkan teknologi tertentu tanpa mengubah
sifat asli bahan galian tersebut sehingga bahan galian memiliki nilai ekonomis
yang lebih tinggi, pengolahan ini biasa dipergunakan untuk proses pengolahan
semua jenis bahan galian/mineral yang berasal dari endapan-endapan alam pada
kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu macam atau
lebih mineral berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang berharga,
yang terdapat bersama-sama dalam alam.
Pengolahan sumber daya mineral dan energy atau juga bias disebut dengan
proses Mineral Dressing menitiki beratkan pada proses pengolahan sumber daya
mineral dan energi/mineral hasil penambangan guna memisahkan mineral
berharga dari mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapatnya
bersama-sama (gangue mineral). Proses Pengolahan berlangsung secara mekanis
tanpa merubah sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya
sebagian dari sifat fisik saja yang berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga terjadi
liberasisempurna dari partikel-partikel yang tidak sejenis satu sama lain dan
memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya atau berbeda
sifat fisiknya.
Proses pemisahan mineral berharga (main minersl) dari mineral
pengotornya (gangue mineral) yang kurang berharga merupakan inti dari proses
pengolahan sumber daya mineral dan energi. Proses ini terdiri dari beberapa
langkah, yaitu :
1. Communition (Pengecilan ukuran dengan alat crushing dan grinding).
2. Sizing (Penyeragaman ukuran dengan screening classiflying).
3. Concentration (Pemisahan mineral berharga dari pengotornya).
4. Dewatering (Pengeringan).
5. Penanganan material (material handling).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pengolahan sumber daya mineral dan energi?
2. Apa saja manfaat pengolahan sumber daya mineral dan energi?
3. Apa saja tahapan pengolahan sumber daya mineral dan energi?
4. Bagaimana penanganan untuk hasil pembuangan limbah dari pengolahan
sumber daya mineral dan energi?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengolahan sumber daya
mineral dan energi.
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat pengolahan sumber daya mineral dan
energy.
3. Untuk mengetahui apa saja tahapan pengolahan sumber daya mineral dan
energy.
4. Untuk mengetahui bagaimana penanganan dari hasil pembuangan limbah
pengolahan bahan gailan.

1.4 Manfaat
Dalam makalah ini dapat meberikan manfaat yaitu mengetahui dasar-dasar
mengenai pengolahan dasar sumber daya mineral dan energi serta mengetahui
peralatan dan cara pengolahan dari sumber daya mineral dan energy tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat Pengolahan Sumber Daya Mineral dan Energi

Dengan melakukan Pengolahan sumber daya mineral dan energi ini didapat
beberapa keuntungan, antara lain :

1. Mengurangi ongkos transport dari lokasi penambangan ke pabrik peleburan,


karena sebagian dari waste telah terbuang selama proses ore dressing, dan
juga kadar bijih telah ditingkatkan.
2. Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan, serta
mengurangi metal yang hilang bersama slag.
3. Mereduksi ongkos keseluruhan dalam peleburan, karena jumlah tonase yang
dileburkan lebih sedikit.
4. Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai
kadar mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk
diambil metalnya.
5. Bila konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada
kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan.

2.2 Peralatan Pengolahan Sumber Daya Mineral dan Energi


Dalam pengolahan sumber daya mineral dan energi terdapat alat-alat
pengolahan dimana memisahkan bahan galian tertentu bedasarkan sifat-sifat kimia
dan fisikanya tanpa mengubah sifat aslinya. Alat-alat tersebut yaitu.

2.2.1 Jaw Crusher

Gambar1. Jaw Crusher

3
Jaw Crusher adalah salah satu alat penghancur utama dalam pengolahan
bijih tambang atau tanaman. Ukuran rahang yang ditunjuk adalah penghancur
oleh rectangular atau persegi tersebut di bagian atas mulut (feed membuka).
Misalnya, 24 x 36 rahang penghancur memiliki pembukaan 24 "36", a 56 x 56
rahang penghancur memiliki pembukaan 56 "square. Primer jaw crushers
biasanya dari desain persegi tersebut, dan kedua adalah rahang crushers
rectangular yang membuka desain. Namun, ada banyak pengecualian untuk
aturan umum ini. Bongkah batu diletakkan didalam lubang feed, kemudian
bongkahan tersebut akan masuk diantara rahang tetap, dan rahang bergerak,
lalu rotor akan menggerakan rahang bergerak dengan menggunakan noken,
gerakan rahang beregerak ini akan menjepit bongkahan dan memecahkannya.
Tekanan yang diberikan rahang bergerak kepada material ditentukan dari
tingkat kekerasan material itu sendiri. Sedangkan lebar bukaan minimum dari
lubang out put, ditentukan dari besarnya ukuran yang diinginkan. Biasanya di
bagian bawah dari jaw crusher ini diletakkan screen untuk menyaring dan
memastikan material yang keluar sesuai dengan standart ukuran yang
diinginkan. Sedangkan bongkahan yang masih belum sesuai ukurannya, akan
kembali mengalami proses lanjutan, dapat berupa milling, grinding, atau
crushing lagi.

2.2.2 Sluice Box

Gambar2. Sluice Box

Sluice Box biasa digunakan pada tambang semprot untuk lapisan


alluvial. Dimana lapisan alluvial ini disemprot dengan air bertekanan tinggi
menggunakan pompa sederhana utnuk melepaskan butiran material berharga
dengan fragmen alluvial. Selanjutnya aliran lumpur alluvial ini disemprotkan
ke dalam sluice box tersebut untuk dilakuan proses pemisahan awal. Material
berharga yang dicari dengan menggunakan metode ini umumnya adalah bijih
emas dan timah.

4
2.2.3 Magnetic Separator

Gambar3. Magnetic Separator

Metode ini umumnya digunakan untuk pengolahan bijih yang memiliki


sifat kemagnetan. Konsentrat dan tailing dipisahkan dengan menggunakan
magnet induksi yang berupa drum. Feed dijatuhkan di lubang pemasukan feed,
kemudian curahan bijih tersebut akan menabrak drum magnet yang sedang
berputar. Material yang memiliki sifat kemagnetan akan melengket pada
drum tersebut, sedangkan material yang tidak memeiliki sifat kemagnetan akan
jatuh ketempat tailing. Ada tiga tempat output terpisah didalam alat ini yaitu
lubang keluaran untuk material yang memiliki sifat kemagnetan besar, lubang
keluaran untuk material dengan sifat kemagnetan rendah yang disebut Midling.
(biasanya campuran antara material magnetic dan non-magnetic), dan lubang
keluaran untuk material non-magnetic.

2.2.4 Humprey Spiral

Gambar4. Humprey Spiral

5
Pada metode ini, prinsip utama yang diterapkan adalah pola aliran
horizontal. Adapun gaya-gaya utama yang bekerja pada sistem pengolahan
dengan menggunakan alat humprey spiral ini adalah gaya dorong air, gaya
gesek air, gaya grafitasi dan gaya sentrifugal.
Alatnya berupa Louder yang melingkar dan membentuk spiral, semakin
panjang loudernya, maka konsentrat yang diperoleh akan semakin tinggi
kadarnya. Terjadinya pemisahan di Humprey Spiral adalah karna feed yang
dimasukkan kedalam feed tank, melalui pompa, akan dihisap masuk kedalam
cyclone. Didalam cyclone, material cairan akan dipisahkan berdasarkan berat
jenisnya. Material yang lebih besar berat jenisnya akan masuk kedalam feed
box, dan yang ringan akan mengalir masuk kedalam llounder sebagai wash
water. Karena bentyuk dari louder ini melingkar dari atas sampai bawah, maka
terjadi gerak arus sentrifugal, dan material yang ringan akan mengalir keluar
sebagai tailing, dan material berat akan masuk kedalam port konsentrat.

2.2.5 Flotasi

Gambar 5. Flotasi

Flotasi adalah jenis pemisahan antara konsentrat dan Ore, konsentrat


adalah materaial yang mengandung unsur-unsur material berharga, biasanya
dalam bentuk bijih, seperti emas dan tembaga. Dari hasil pengolahan ini, tidak
100% konsentrat material emas dan tembaga yang dapat diambil, biasanya dari
100% konsentrat, setelah dilakukan proses ekstraksi, ada sekitar 10% - 20%
yang hilang.
Proses-proses dalam flotasi ini antara lain : Pengahancuran, peggilingan
(biasanya 2 proses ini adalah proses awal dalam pengolahan), Pengapungan,
dan pengeringan. Penghancuran dan penggilingan bertujuan untuk mererduksi
ukuran bijih agar sesuai dengan kapasitas alat flotasi. Flotasi sendiri dapat
diartikan pengapungan, dimana yang diapungkan disini adalah material
berharga yang reaktif terhadap adanya gelembung udara dan tingkat kejenuhan

6
terhadap air. Sehingga jika suatu material sudah jenuh terhadap air, maka dia
cenderung akan bereaksi dengan gelembung udara dan terangkat kepermukaan
sel flotasi dalam bentuk buih. Awalnya konsentrat halus hasil penggilingan
yang mengandung unsur emas atau tembaga tadi dicampur dengan Reagen
untuk membuat bubur konsentrat (slurry) didalam sel flotasi, lalu dimasukkan
udara bertekanan untuk proses pengadukannya. Reagen sendiri adalah media
yang digunakan untuk membuat gelembung udara pada saat poses, reagen type
ini dapat berupa kapur. Kemudian dimasukkan juga reagen type Collector,
fungsinya adalah mempengaruhi semua partikel-partikel sulfida yang biasanya
berupa logam agar bersifat menolak air. Setelah partikel sulfida terpengaruh
oleh reagen collector. Maka partikel tersebut akan mengikuti gelembung dan
mengapung kepermukaan sel flotasi. Partikel ini akan berbentuk buih seperti
detergen yang berwarna metalik dan akan masuk ke palung konsentrat. Hasil
dari proses flotasi ini harus mengalami proses lanjutan berupa proses
pengeringan.

2.3 Tahapan Pengolahan Sumber Daya Mineral dan Energi

Tahapan pengolahan sumber daya mineral dan energi terdiri dari kominusi,
sizing, konsentrasi, deatering, dan material handling.

2.3.1 Kominusi atau Reduksi Ukuran (Comminution)

Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses


pengolahan sumber daya mineral dan energy yang bertujuan untuk,
membebaskan / meliberasi mineral berharga dari material pengotornya,
menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya, dan memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat
kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi. Kominusi terdiri dari macam,
yaitu peremukan / pemecahan (crushing), penggerusan / penghalusan (grinding).

Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa


terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap pertama / primer (primary stage), tahap
kedua / sekunder (secondary stage), tahap ketiga / tersier (tertiary stage),
kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage).

1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)

Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang
langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar
(diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai
ukuran 2,5 cm. Peralatan yang dipakai antara lain adalah :

 Jaw crusher
 Gyratory crusher

7
 Cone crusher

 Roll crusher

 Impact crusher

 Rotary breaker

 Hammer mill

2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)

Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang


sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses
penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :

 Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).


 Batang-batang baja (steel rods).

 Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang
disebut semi autagenous mill (SAG).

 Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.

Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :

 Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
 Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.

 Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah


bahan galian atau bijihnya sendiri.

 Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau


bijihnya sendiri.

2.3.2 Pemisahan berdasarkan Ukuran (Sizing)

Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.

1. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik


berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium. Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu

8
ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize) dan
ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).

Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :

 Hand sieve
 Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive

 Sieve shaker / rotap

 Wet and dry sieving

Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :

 Stationary grizzly
 Roll grizzly

 Sieve bend

 Revolving screen

 Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)

 Shaking screen

 Rotary shifter

2. Klasifikasi (Classification)

Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan


pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan
dalam suatu alat yang disebut classifier. Produk dari proses klasifikasi ada 2
(dua), yaitu, produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian
atas disebut overflow. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand)
mengendap di bagian bawah (dasar) disebut underflow. Proses pemisahan
dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu Partition
concept, tapping concept dan rein concept

Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-


macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air),
maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media.
Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran
partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh
ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes)
akan tidak sempat mengendap. Peralatan yang umum dipakai dalam proses
klasifikasi adalah :

9
 Scrubber
 Log washer

 Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)

 Hydraulic bowl classifier

 Hydraulic clindrical tank classifier

 Hydraulic cone classifier

 Counter current classifier

 Pocket classifier

 Hydrocyclone

 Air separator

 Solid bowl centrifuge

 Elutriator

2.3.3 Peningkatan Kadar atau Konsentrasi (Concentration)

Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat
diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan
galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral
yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah perbedaan berat jenis
atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat, perbedaan
sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik, perbedaan sifat
kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetic, perbedaan sifat permukaan
partikel untuk proses flotasi. Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-
macam, antara lain.

1. Pemilahan (Sorting)

Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan


tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan
untuk dibuang.

2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)

Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu


media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan
pengendapan mineral-mineral yang ada. Ada tiga cara pemisahan secara
gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya, yaitu Fluida tenang, contoh
dense medium separation (DMS) atau heavy medium separation (HMS).
Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration, dan aAliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).

10
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan
terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3
(tiga) tahap sebagai berikut :

 Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.


 Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang
berat mengendap lebih dahulu.

 Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil


berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat
jenisnya.

Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :

 Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga


dengan kadar tinggi.
 Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.

 Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus


dibuang.

Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :

 Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).


 Meja goyang (shaking table).

 Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).

 Palong / sakan (sluice box).

3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)

Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan


mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari
mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat
jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1). Peralatan yang biasa dipakai
adalah gravity dense/heavy medium separators yang berdasarkan bentuknya
ada dua macam, yaitu drum separator karena bentuknya silindris dan cone
separator karena bentuknya seperti corongan.

Produk dari proses konsentrasi ini adalah :

 Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.


 Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.

Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :

11
 Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
 Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.

 Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.

4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)

Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat


konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir
konduktor) dari mineral. kendala proses konsentrasi ini adalah hanya sesuai
untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar dan
karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan, dimana produk dari proses konsentrasi ini adalah mineral-
mineral konduktor sebagai konsentrat, dan mineral-mineral non-konduktor
sebagai ampas (tailing).

Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :

 Magnetit (Fe3 O4)


 Kasiterit (Sn O2)

 Ilmenit (Fe Ti O3)

 Molibdenit (Mo S2)

 Wolframit [(Fe, M) WO4]

 Galena (Pb S)

 Pirit (Fe S2)

Peralatan yang biasa dipakai adalah :

 Electrodynamic separator (high tension separator).


 Electrostatic separator yang terdiri dari yaitu plate electrostatic separator.
dan screen electrostatic separator.

5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)

Konsentrasi Magnetik Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan


perbedaan sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral.
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah
mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat dan mineral-mineral non-
magnetik sebagai ampas (tailing).

Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu :

 Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk


ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).

12
 Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.
Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).

 Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet.
Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].

Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :

 Induced roll dry magnetic separator.


 Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat :
concurrent, countercurrent dan counter rotation, sedangkan letak
magnetnya bisa : suspended magnets, suspended magnets with
continuous removal dan cobbing drum

6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)

Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara”


atau “takut terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral
oksida dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena
permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic). Tetapi
beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb S), dan
sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka
udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon.
Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :

 Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-


gelembung udara. Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak
pinus, dan terpentin.
 Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan
mineral yang semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate,
thiocarbonilid, asam oleik, dll.

 Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar


mineral pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung.
Misalnya : Zn SO4 untuk menekan Zn S.

 Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat


keasaman proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.

Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :

 Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung


(mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
 Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih
mengandung banyak mineral-mineral pengotor.

 Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.

13
Peralatan yang biasa dipakai adalah :

 Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain : agitair
cell, denver cell, krupp cell, outokumpu cell, wemco-fagregren cell
 Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi : column cell, cyclo cell,
davcra cell, flotaire cell

2.3.4 Pengurangan Kadar Air / Pengawaairan (Dewatering)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.

1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)

Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat.


Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan
bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow.
Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus (continuous). Peralatan
yang biasa dipakai adalah rake thickener, deep cone thickener dan free flow
thickener.

2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)

Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian
yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian
akan dapat dipisahkan padatan dari airnya. Peralatan yang dipakai adalah
vacuum (suction) dan pressure filter.

3. Pengeringan (Drying)

Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation). Peralatan
atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu, hearth type drying/air
dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar
matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik), shaft drier, ada dua macam,
yaitu tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80 – 100 o).rotary drier, material
yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada posisi agak
miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah. Film type drier
(atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri uap air
(steam). Jarang dipakai. Spray drier, material halus yang basah dan
disemburkan ke dalam ruangan panas ; material yang kering akan terkumpul
di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.

2.3.5 Penanganan Material (Material Handling)

14
Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan
cepat dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang
berbentuk am1pas (tailing).

1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)

Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus
ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah
dilengkapi dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah
berupa konsentrat, maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup
sebelum sempat diproses lebih lanjut.

2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)

Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya


tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis
(filter). Jika masih agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat
khusus yang sesuai.

3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)

Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena Jumlahnya


(volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material yang ditambang.
Selain itu juga kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-
3). Serta sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila
metode penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat
segera dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam
pengendap. Oleh sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi
komponen kegiatan penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang
umur tambang.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya didalam proses
pengolahan sumber daya mineral dan energy, yaitu :

1. Tujuan Pengolahan awal adalah untuk meningkatkan kualitas bahan galian.

2. Hasil dari pengolahan ini adalah konsentrat dan tailing.


Konsentrat adalah material berharga (bahan galian utama).
Tailing adalah zat pengotor (material asosiasi).
Didalam proses ini kemungkian akan didapatkan bahan galian ekonomis
ikutan dan campuran.

3. Sebelum melakukan pengolahan, ada beberapa faktor yang harus


diperhatikan untuk penentuan peralatan pengolahan, antara lain :
a. Warna dan Kilap
b. Ikatan Mineral
c. Berat Jenis dan Specific Grafity

16
d. Sifat Kemagnetan
e. Sifat Keradioaktifan
f. Reaksi Terhadap Udara
g. Sifat Elektricity
h. Kekerasan

3.2 Saran
Didalam makalah ini yaitu mengenai dasar dasar pengolahan sumber daya
mineral dan energi masih banyak kekurangan dalam kelengkapan informasi serta
ilmu yang di cakup di dalam makalah tesebut, sehingga ada baiknya apabila
pembaca dapat mengoreksi kesalahan dan meningkatkan wawasan dalam makalah
tersebut.

17

Anda mungkin juga menyukai