Anda di halaman 1dari 47

SEJARAH PRAMUKA DUNIA

A. Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat
hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris.
Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
B. Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama
powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson
masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan
menarik diantaranya :

1. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
2. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga
dan lain-lainnya.
3. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara,
berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.

1
4. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil
mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca
indera kepada Kimball O’Hara.
5. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan
kekurangan makan.
6. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu
milik Raja Dinizulu.

Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara
muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. William Smyth seorang
pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan
pengalaman beliau itu. Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah
Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8
hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912
menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel
Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di
Nyeri, Kenya, Afrika.
C. Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang
dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini
cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan
yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan
untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan
buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini
bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun
1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak
Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark


Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda

2
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana
tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang
tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka
dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di
London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa
Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh
Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada
tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai
Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London
dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

3
SEJARAH PRAMUKA INDONESIA

Scouting yang di kenal di Indonesia dikenal dengan istilah Kepramukaan, dikembangkan oleh
Lord Baden Powell sebagai cara membina kaum muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan
dan tindak kejahatan, beliau menerapkan scoutingsecara intensif kepada 21 orang pemuda
dengan berkemah di pulau Brownsea selama 8 hari pada tahun 1907. Pengalaman keberhasilan
Baden Powell sebelum dan sesudah perkemahan di Brownsea ditulis dalam buku yang berjudul
“Scouting for Boy”.
Melalui buku “Scouting for Boy” itulah kepanduan berkembang termasuk di Indonesia. Pada
kurun waktu tahun 1950-1960 organisasi kepanduan tumbuh semakin banyak jumlah dan
ragamnya, bahkan diantaranya merupakan organisasi kepanduan yang berafiliasi pada partai
politik, tentunya hal itu menyalahi prinsip dasar dan metode kepanduan.
Keberadaan kepanduan seperti ini dinilai tidak efektif dan tidak dapat mengimbangi
perkembangan jaman serta kurang bermanfaat dalam mendukung pembangunan Bangsa dan
pembangunan generasi muda yang melestarikan persatuan dan kesatuan Bangsa.
Memperhatikan keadaan yang demikian itu dan atas dorongan para tokoh kepanduan saat itu,
serta bertolak dari ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960, Presiden Soekarno selaku mandataris
MPRS pada tanggal 9 maret 1961 memberikan amanat kepada pimpinan Pandu di Istana
Merdeka. Beliau merasa berkewajiban melaksanakan amanat MPRS, untuk lebih mengefektifkan
organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa
dan negara.
Oleh karena itu beliau menyatakan pembubaran organsiasi kepanduan di Indonesia dan
meleburnya ke dalam suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal bernama

4
GERAKAN PRAMUKA yang diberi tugas melaksanakan pendidikan kepanduan kepada anak-
anak dan pemuda Indoneisa. Gerakan Pramuka dengan lambang TUNAS KELAPA di bentuk
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei
1961.
Meskipun Gearakan Pramuka keberadaannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 238 tahun 1961, namun secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada
khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961sesaat setelah Presiden Republik Indonesia
menganugrahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 448 Tahun 1961. Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari Ulang
Tahun Gerakan Pramuka.
Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang
dirasakan pentingnya oleh kaum muda, akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam
falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari
pendidikan kepramukaan tidak optimal. Menyadari hal tersebut maka pada peringatan Hari
Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-45 Tahun 2006, Presiden Republik Indonesia Susilo
Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Pelaksanaan Revitalisasi
Gerakan Pramuka yang antara lain dalam upaya pemantapan organisasi Gerakan Pramuka telah
menghasilkan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang GERAKAN
PRAMUKA.

5
Lambang Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka

 Gerakan Pramuka berlambangkan: Gambar silhouette TUNAS KELAPA


 Uraian arti Lambang Gerakan Pramuka
1. Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan “CIKAL”, dan istilah “cikal
bakal” di Indonesia berarti: penduduk asli yang pertama yang menurunkan
generasi baru.
Jadi buah kelapa/nyiur yang tumbuh itu mengandung kiasan bahwa tiap Pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.
2. Buah kelapa/nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah seorang yang
rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat, ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi
segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran
untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam
masyarakat dimana dia berada dan dalam keadaan bagaiaman juga.
4. Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu pohan
yang tertinggi di Indonesia.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan
lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-
ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar Kelapa/nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah.
Jadi lambang itu mengkiaskan, tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang
berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan

6
nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri
guna mencapai cita-citanya.
6. Kelapa/nyiur adalah pohon yang serba guna, dari ujung atas hingga akarnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang
berguna, dan membaktikan diri dan kegunaanya kepada kepentingan Tanah air,
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
 Lambang Gerakan Pramuka diciptakan oleh Sumardjo Atmodipuro (almarhum), seorang
Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai Pegawai Tinggi Departeman Pertanian
 Lambang Gerakan Pramuka digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada Panji-panji
Gerakan Pramuka yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka oleh Presiden republik
Indonesia.
 Pemakaian lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan penggunaannya dalam tanda-
tanda, bendera, papan nama, dsb. diatur dalam Petunjuk-petunjuk Penyelenggaraan.
 Lambang Gerakan Pramuka berupa Gambar silhouette TUNAS KELAPA sesuai dengan
SK Kwartir Nasional No. 6/KN/72 Tahun 1972, telah mendapat Hak Patent dari Ditjen
Hukum dan Perundangan-undangan Departeman Kehakiman, dengan Keputusan Nomor
176634 tanggal 22 Oktober 1983, dan Nomor 178518 tanggal 18 Oktober 1983, tentang
Hak Patent Gambar TUNAS KELAPA dilingkari PADI dan KAPAS, serta No. 176517
tanggal 22 Oktober 1983 tentang Hak Patent tuliasan PRAMUKA.

7
Struktur Organisasi

Penjelasan Struktur Organisasi Gerakan Pramuka

1. Majelis Pembimbing adalah badan yang bertugas memberikan bimbingan dan bantuan
moril, organisatoris, material, dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan karya
pramuka. Majelis Pembimbing dibentuk di tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting,
Gugusdepan dan Saka. Majelis Pembimbing diketuai secara ex-officio:
1. di tingkat nasional (Mabinas) oleh Presiden Republik Indonesia
2. di tingkat daerah (Mabida) oleh Gubernur
8
3. di tingkat cabang (Mabicab) oleh Bupati/Walikota
4. di tingkat ranting (Mabiran) oleh Camat
5. Sedangkan di tingkat gugusdepan (Mabigus) dipilih dari anggota Mabigus yang
ada dan di tingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh pejabat pada lembaga/instansi/
departemen terkait.
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah badan independen yang
dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah
Gerakan Pramuka.
3. Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan mekanisme kerja untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Kwartir dibentuk di tingkat :
1. Nasional, disebut Kwartir Nasional (Kwarnas), ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (Munas) dengan masa bakti 5 tahun.
2. Daerah, disebut Kwartir Daerah (Kwarda), ditetapkan dalam Musyawarah Daerah
(Musda) dengan masa bakti 5 tahun.
3. Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam Musyawarah
Cabang (Mucab) dengan masa bakti 5 tahun.
4. Ranting, disebut Kwartir Ranting (Kwarran), ditetapkan dalam Musyawarah
Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
5. Gugusdepan yang ada dalam satu wilayah kelurahan/desa dikoordinasikan oleh
Koordinator Gudep (Korgudep), ditetapkan dalam Musyawarah Ranting (Musran)
dengan masa bakti 3 tahun.
4. Gugusdepan (Gudep) adalah pangkalan pesertadidik yang merupakan wadah pendidikan
dalam organisasi Gerakan Pramuka. Selengkapnya mengenai Gudep baca : Gugusdepan
Gerakan Pramuka.
5. Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik dalam wawasan
tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai
dengan aspirasi pemuda Indonesia.
6. Badan Kelengkapan Kwartir merupakan badan-badan yang mempunyai tugas membantu
kwartir. Badan Kelengkapan Kwartir meliputi:
1. Dewan Kehormatan
2. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas Lemdikanas (di
tingkat Nasional), Lemdikada (di tingkat Daerah), dan Lemdikacab (di tingkat
Cabang).
3. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau disebut Dewan Kerja
yang terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional (di tingkat Nasional), DKD
atau Dewan Kerja Daerah (di tingkat Daerah), DKC atau Dewan Kerja Cabang (di
tingkat Cabang), dan DKR atau Dewan Kerja Ranting (di tingkat Ranting).
4. Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka)
5. Pembantu Andalan
6. Badan Usaha Kwartir
7. Satuan Kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan bersifat
situasional.
8. Staf Kwartir.
7. Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia (Presiden).

9
8. Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka yang
bersidang pada akhir masa bakti kwartir atau gugusdepan serta memegang kekuasaan
tertinggi dalam kwartir atau gugusdepan. Musyawarah ini terdiri atas :
1. Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta
Munas terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan Mabida.
2. Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta
Musda terdiri atas utusan/wakil Kwarda, Mabida, Kwarcab, dan Mabicab.
3. Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta
Mucab terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan Mabiran.
4. Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun. Peserta
Musran terdiri atas utusan/wakil Kwarran, Mabiran, Korgudep, Mabi Desa,
Gudep dan Mabigus.
5. Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun.
Peserta Mugus terdiri atas utusan/wakil gudep dan Mabigus.

Itulah tentang Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dengan penjelasan singkat terkait masing-
masing komponen dalam struktur tersebut. Untuk lebih memahami struktur organisasi tersebut
silakan baca SK Kwarnas No : 220 Tahun 2007.

10
Pengurus Kwarnas

Susunan Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Masa Bakti 2013-2018 menindaklanjuti
hasil Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2013 di Nusa Tenggara Timur.
Sebagaimana diketahui, Munas Gerakan Pramuka di Kupang, NTT pada 2-5 Desember 2013
tersebut memutuskan Kak Adhyaksa Dault sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Masa Bhakti 2013-2018. Ketua Kwarnas terpilih inilah yang kemudian menyusun daftar
pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Masa Bakti 2013-2018.
Akhirnya, Kak Adhyaksa Dault sebagai Ketua Kwarnas berhasil membuat susunan pengurus
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Masa Bakti 2013-2018 yang akan ikut membantu beliau
dalam menjalankan roda organisasi dalam masa baktinya.
Adapun susunan lengkap pengurus Kwarnas Gerakan Pramuka Masa Bakti 2013-2018 adalah
sebagaimana daftar di bawah ini.

11
NO NAMA JABATAN

1 Dr. H. Adhyaksa Dault, SH. Ketua


M.Si

2 Prof. S. Budhi Prayitno Waka Bidang Bina Anggota Muda

3 DR. Susi Yuliati, M.Si Waka Bidang Bina Anggota Dewasa

4 Marbawi, S.Sos, M.Si Waka Bidang Perencanaan Pengembangan dan


Kerjasama

5 Dr. P.A. Kodrat Pramudho, Waka Bidang Organisasi dan Hukum


SKM, M.Kes

6 Dr. Ridjal J. Kotta, SH, MH Waka Bidang Badan Usaha dan Aset Milik Gerakan
Pramuka

7 Drs. Ahmad Rusdi Waka Bidang Hubungan Luar Negeri

8 Lusia Adinda Lebu Raya, S.Pd, Waka Bidang Komunikasi dan Informasi
MM

9 Mayjen TNI M. Herindra Waka Bidang Pengabdian Masyarakat dan Siaga


Bencana

10 Drs. H. Abdul Shobur, SH, Waka Bidang Lingkungan Hidup

12
MM

11 H. Rafli Effendy Sekretaris Jenderal

12 Bagas Adhadirgha Bendahara Umum

13 Drs. H. Dja’far Umar, MM Urusan Bina Anggota Muda

14 H. Mardhani Zuhri, S.Pd.I, MA Urusan Bina Anggota Muda

15 Drs. H. Hendro Ekwarso, M.Si Urusan Bina Anggota Muda

16 Drs. H. Anang Suparman Urusan Bina Anggota Muda

17 Nurdin Hasan, S.Pd.I Urusan Bina Anggota Muda

18 Amos Asmuruf, SH Urusan Bina Anggota Muda

19 Ir. H. Andi Fachri Makkasau Urusan Bina Anggota Muda

20 Prof.Dr. Armai Arief, MA Urusan Bina Anggota Dewasa

21 Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Urusan Bina Anggota Dewasa


Zakaria, MS

22 M. Nurhamid, S.Pd.I Urusan Bina Anggota Dewasa

13
23 HM. Agus Gofurur Rochim, Urusan Bina Anggota Dewasa
M.Pd

24 Anthonius Daud Urusan Bina Anggota Dewasa

25 Mohammad Laiyin Nento Urusan Bina Anggota Dewasa

26 Berly Martawardaya, Ph.D Urusan Perencanaan Pengembangan dan Kerjasama

27 Tubagus Arie Rukmantara, Urusan Perencanaan Pengembangan dan Kerjasama


S.Hum

28 Drs. Boedi Oetomo Urusan Perencanaan Pengembangan dan Kerjasama

29 Dr. H. Nadjamuddin Ramly, Urusan Perencanaan Pengembangan dan Kerjasama


M.Si

30 Muhammad Syefrudin, ST, Urusan Perencanaan Pengembangan dan Kerjasama


MM

31 Yahya Abdul Habib Urusan Perencanaan Pengembangan dan Kerjasama

32 Ridwan Urusan Perencanaan Pengembangan dan Kerjasama

33 Drs. Baharudin H Tantriwali, Urusan Organisasi dan Hukum


M.Si

34 Drs. H. Abdullah Paneo, MBA Urusan Organisasi dan Hukum

14
35 R. Ahmad Idham, S.Sos Urusan Organisasi dan Hukum

36 Mustafa Kamal, SH Urusan Organisasi dan Hukum

37 Ahmad Fikri, S.Pd, NLP Urusan Organisasi dan Hukum

38 Rioberto P. Sidauruk, SH. MH Urusan Organisasi dan Hukum

39 H. Syarif Abdullah Al Kadrie, Urusan Organisasi dan Hukum


SH, MH

40 Sulwan Pusadan, SH, MH Urusan Organisasi dan Hukum

41 Rioberto P. Sidauruk, SH, MH Urusan Organisasi dan Hukum

42 Drs. Saleh Rustandi, MM Urusan Badan Usaha dan Aset Milik Gerakan Pramuka

43 Basty Sulistyanto, M.Pd Urusan Badan Usaha dan Aset Milik Gerakan Pramuka

44 Drs. H. Syukri Ilyas, MM Urusan Badan Usaha dan Aset Milik Gerakan Pramuka

45 Adillah Yuswanti, SH, M.Kn Urusan Badan Usaha dan Aset Milik Gerakan Pramuka

46 Jack Fidel Urusan Badan Usaha dan Aset Milik Gerakan Pramuka

47 Indoreyano, MBA Urusan Hubungan Luar Negeri

15
48 Dr. H. Noer Bahry Noor, M.Sc Urusan Hubungan Luar Negeri

49 Fachri Sulaiman, SH Urusan Hubungan Luar Negeri

50 Drs. Brata Tryana Urusan Hubungan Luar Negeri


Hardjosubroto

51 Hendra Henny Andreas Urusan Hubungan Luar Negeri

52 Ari Wijanarko Adipratomo Urusan Hubungan Luar Negeri

53 Dina Mariana Urusan Hubungan Luar Negeri

54 Luqman Hakim Arifin, S.Fil Urusan Komunikasi dan Informatika

55 Hariqo Wibawa Satria, M.Si Urusan Komunikasi dan Informatika

56 Sari Sabda Bhakti Madjid Urusan Komunikasi dan Informatika

57 Olivia Zalianty Urusan Komunikasi dan Informatika

58 Habibie Yukezain Urusan Komunikasi dan Informatika

59 Drs. Joni Mardizal, MM Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana

60 Eko Sulistio, S.Si Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana

16
61 dr. Haryono Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana

62 Ranggawisnu Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana

63 dr. Aris Yudhariansyah, MM Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana

64 Kurnia Bakti Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana

65 H. Hasyim Nasution, SE, SH Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana

66 Ir. Bayu Tresna Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan

67 Drs. Sukro Muhab, M.Si Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan

68 Ir. Jo Kumala Dewi, M.Sc Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan

69 A Ngurah Bagus Samudra Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan


Aryawan, SE

70 Rio Ashadi, SH, SE Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan

71 Drs. Hj. Sri Hartini Sarjiati Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan

72 Letkol CZI. Sigit HAdi Saputra Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan

73 Sha Ine Febriyanti Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan

17
74 Achmad Mardiyanto, ST Urusan Umum

75 Dra. Hj. Tikrawati, MM Urusan Umum

76 Dr. R. Sihadi Darmo Wihardjo Urusan Umum

77 Agus Muslim, SEI Urusan Umum

78 Arif Rahman Urusan Umum

79 Benny Widjaya, SHI Urusan Umum

80 Yusuf Suparman, SH, LLM Urusan Keuangan

81 Rahmat Baitullah Mohamad, Urusan Keuangan


SE

82 Drs. Ramli Rasyid, M.Si, M.Pd Urusan Korwil Sumatera I

83 Drs. H. Hardijono Urusan Korwil Sumatera II

84 Dra. Bray. Sri Hardani Urusan Korwil Jawa I


Hadikusumo

85 Prof. Dr. Ir. S. Budi Prayitno, Urusan Korwil Jawa II


M.Sc

18
86 Dr.Ir. H. Rosiady Sayuti, M.Sc Urusan Korwil Bali dan Nusa Tenggara

87 HM. Rosehan NB. SH Urusan Korwil Kalimantan

88 Drs. Hamzah Haya, MAP Urusan Korwil Sulawesi I

89 Dra. Hj. Idah Saidah, MH Urusan Korwil Sulawesi II

90 Sdr. Ir. M.L. Rumadas, M.Si Urusan Korwil Maluku dan Papua

91 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Bhayangkara

92 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Bahari

93 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Dirgantara

94 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Taruna Bumi

95 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Wanabakti

96 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Kencana

97 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Bakti Husada

98 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Wira Kartika

19
99 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Pariwisata

100 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Kalpataru

101 Andalan Nasional Ex-Officio Ketua Pimpinan Saka Widya Budaya Bakti

102 Prof. Dr. Suyatno, M.Pd. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tingkat
Nasional (Ka Pusdiklatnas)

103 Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tingkat
Zakaria, M. S. Nasional (Ka Puslitbangnas)

104 Yudha Adyaksa Ketua Dewan Kerja Nasional

105 Sherly Annavita Wakil Ketua Dewan Kerja Nasional

20
Seragam Pramuka
Seragam Pramuka adalah pakaian yang digunakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka
Indonesia yang berfungsi sebagai sarana pendidikan dan identitas bagi anggotanya guna
meningkatkan citra Gerakan Pramuka. Sedangkan tujuan penggunaan Seragam Pramuka adalah
agar anggota Pramuka yang mengenakannya dapat berahlak sesuai Satya dan Darma Pramuka,
memiliki jiwa korsa dan berdisiplin
Warna seragam Pramuka adalah coklat muda dan coklat tua. Warna tersebut dipilih karena
merupakan salah satu warna yang digunakan para pejuang Indonesia ketika masa perang
kemerdekaan.
Jenis-Jenis Seragam Pramuka

1. Seragam harian, pakaian yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka melakukan
kegiatan kepramukaan harian. Namun Pakaian Seragam Harian dapat juga dikenakan
pada waktu mengikuti upacara dan melakukan kegiatan kepramukaan lainnya. Pakaian
ini bisa disebut pakaian utama seorang Pramuka. Setiap anggota Pramuka wajib memiliki
minimal satu stel Pakaian Seragam harian.
2. Seragam kegiatan, pakaian yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka
melakukan kegiatan di lapangan atau kegiatan olah raga. Alasan penggunaan pakaian ini
adalah agar lebih mudah ketika melakukan aktivitas yang diperlukan. Anggota Gerakan
Pramuka tidak harus memiliki seragam jenis ini. Namun sangat direkomendasikan untuk
memilikinya.
3. Seragam upacara, pakaian yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka mengikuti
Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan, Upacara Hari Pramuka, Upacara Pelantikan
Pengurus/Mabi, Upacara Pembukaan dan Penutupan Kegiatan Nasional, ketika
menghadiri upacara lain dimana TNI mengenakan Seragam PDU IV dan acara resmi
kepramukaan di luar negeri. Pakaian seragam ini tidak dapat dikenakan oleh semua
anggota Gerakan Pramuka. Yang boleh mengenakannya hanyalah Andalan dan Majelis
Pembimbing mulai dari tingkat Kwartir Cabang sampai Kwartir Nasional.
4. Seragam khusus, pakaian yang dikenakan karena pertimbangan khusus. Seragam khusus
terdiri atas Pakaian Seragam Muslim dan Pakaian Seragam Tambahan.
5. Seragam Muslim, pakaian yang dikenakan karena pertimbangan agama Islam. Hal ini
untuk mengakomodir anggota muslim terutama putri untuk dapat mengenakan jilbab
tanpa melanggar aturan.
6. Seragam tambahan, Pakaian yang bersifat situasional dan dapat dikenakan oleh seluruh
anggota Gerakan Pramuka.

Kelengkapan Jenis Seragam Pramuka


Setiap Pakaian Seragam Pramuka memiliki kelengkapan-kelengkapan yang terdiri atas:

1. Tutup Kepala
2. Baju Pramuka
3. Rok atau Celana
4. Setangan Leher

21
5. Ikat pinggang
6. Kaus kaki
7. Sepatu
8. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka

Pakaian seragam harian pramuka siaga putri

22
Pakaian seragam muslim Pramuka Siaga Putri

Pakaian seragam harian pramuka Penggalang putri


23
Pakaian Seragam Muslim Pramuka Penggalang Putri

Pakaian seragam harian Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri

24
Pakaian seragam Muslim Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri

Pakaian Seragam harian pembina Pramuka Putri

25
Pakaian seragam Muslim Pembina Pramuka putri

Pakaian seragam harian Andalan dan Anggota Majelis Pembina Putri

26
Pakaian seragam Muslim Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing Putri

Pakaian searagam upacara Anggota Dewasa Putri

27
Pakaian seragam upacara muslim anggota dewasa putri

Pakaian seragam kegiatan putri (Contoh Alternatif)

28
Pakaian seragam tambahan Putri (Blazer)

Pakaian seragam harian Pramuka siaga Putra

29
Pakaian seragam Muslim Pramuka Siaga Putra

Pakaian seragam harian Pramuka Penggalang Putra

30
Pakaian seragam muslim Pramuka penggalang Putra

Pakaian seragam harian pramuka penegak dan pramuka pandega putra

31
Pakaian Seragam Muslim Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putra

Pakaian seragam harian pembina pramuka, andalan dan anggota majelis pembimbing putra

32
Pakaian seragam muslim pembina pramuka, andalan dan anggota majelis pembimbing putra

Pakaian seragam upacara Anggota Dewasa Putra

33
Pakaian seragam kegiatan putra (contoh alternatif)

Pakaian seragam tambahan putra (JAS)

34
Setangan leher pramuka putra dan pramuka putri

35
Atribut Pramuka
Pemakaian Atribut Pramuka Siaga

Bentuk dan pemasangan atribut pada pakaian seragam pramuka siaga adalah sebagai berikut:

1. Tanda Tutup Kepala; Berbentuk lingkaran (putri) dan jajargenjang (putra) dengan warna
dasar hijau. Dipasang di topi pramuka bagian depan.
2. Tanda Pandu Dunia (WOSM); Berwarna dasar ungu. Untuk putri berbentuk lingkaran,
dipasang dikerah baju sebelah kanan. Sedang untuk putra berbentuk persegi, dipasang di
dada (di atas papan nama) sebelah kanan.
3. Tanda Pelantikan; Berwarna dasar coklat tua. Untuk putri berbentuk lingkaran, di pasang
di kerah baju sebelah kiri. Sedang untuk putra, dipasang di dada sebelah kiri, di bawah
lipatan baju.
4. Papan Nama; Berwarna dasar coklat muda. Baik putra maupun putri dipasang di dada
sebelah kanan di atas lipatan baju dan di bawah tanda pandu dunia (WOSM).
5. Tanda Lokasi Kwarcab; Memuat nama kwartir cabang (Kabupaten/Kota) anggota
pramuka tinggal. Baik putra maupun putri dipasang di lengan baju sebelah kanan, paling
atas.
6. Tanda Gugusdepan; Memuat nomor gugusdepan di mana anggota pramuka
bergabung. Baik pada putra maupun putri, dipasang di lengan baju sebelah kanan, tepat di
bawah Tanda Lokasi Kwarcab. Untuk anggota putri, nomor gudepnya genap dan untuk
putri nomornya ganjil.
7. Lencana / Badge Daerah; Memuat lambang kwartir daerah di mana anggota pramuka
tinggal. Dipasang di lengan baju pramuka sebelah kanan, di bawah Tanda Gudep.
8. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Siaga; Berbentuk segitiga terbalik. Baik pada putra
maupun putri, dipasang lengan baju sebelah kanan, di kanan, kiri, dan bawah Lencana /
Badge Daerah. Pemasangan TKK di lengan baju maksimal 5 buah TKK. Jika memiliki
TKK lainnya (lebih dari lima) selebihnya dipasang di tetampan (selendang) TKK.
9. Tanda Jabatan; Berupa tanda Sulung, Pemimpin Barung, atau Wakil Pemimpin Barung.
Pemasangannya di dada sebelah kanan, di bawah lipatan baju.
10. Tanda Barung; Berbentuk segitiga dengan warna sesuai nama barungnya. baik pada putri
maupun putra dipasang di lengan baju sebelah kiri paling atas.
11. Tanda Kecakapan Umum (TKU) Siaga; Terdiri atas tiga tingkatan yaitu Mula, Bantu, dan
Tata. Pemasangan atribut TKU di lengan baju sebelah kiri, di bawah tanda barung.

Pemakaian Atribut Pramuka Penggalang

Bentuk dan tata cara pemasangan atribut (tanda pengenal) untuk pramuka penggalang adalah
sebagai berikut:

1. Tanda Tutup Kepala; Berbentuk lingkaran (putri) dan segi delapan (putra) dengan warna
dasar merah. Pada putri dipasang di topi pramuka bagian depan sedangkan untuk untuk
putra di samping kiri kabaret pramuka.

36
2. Tanda Pandu Dunia (WOSM); Berwarna dasar ungu. Untuk putri berbentuk lingkaran,
dipasang dikerah baju sebelah kanan. Sedang untuk putra berbentuk persegi, dipasang di
dada (di atas papan nama) sebelah kanan.
3. Tanda Pelantikan; Berwarna dasar coklat tua. Untuk putri berbentuk lingkaran, di pasang
di kerah baju sebelah kiri. Sedang untuk putra, dipasang di dada sebelah kiri, di bawah
lipatan baju.
4. Papan Nama; Berwarna dasar coklat muda. Baik putra maupun putri dipasang di dada
sebelah kanan di atas lipatan baju dan di bawah tanda pandu dunia (WOSM).
5. Tanda Lokasi Kwarcab; Memuat nama kwartir cabang (Kabupaten/Kota) anggota
pramuka tinggal. Baik putra maupun putri dipasang di lengan baju sebelah kanan, paling
atas.
6. Tanda Gugusdepan; Memuat nomor gugusdepan di mana anggota pramuka
bergabung. Baik pada putra maupun putri, dipasang di lengan baju sebelah kanan, tepat di
bawah Tanda Lokasi Kwarcab. Untuk anggota putri, nomor gudepnya genap dan untuk
putri nomornya ganjil.
7. Lencana / Badge Daerah; Memuat lambang kwartir daerah di mana anggota pramuka
tinggal. Dipasang di lengan baju pramuka sebelah kanan, di bawah Tanda Gudep.
8. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Penggalang; Terdiri atas tiga bentuk sesuai tingkatan
TKK, yakni lingkaran (purwa), persegi (madya), dan segilima (utama). Baik pada putra
maupun putri, dipasang lengan baju sebelah kanan, di kanan, kiri, dan bawah Lencana /
Badge Daerah. Pemasangan TKK di lengan baju maksimal 5 buah TKK. Jika memiliki
TKK lainnya (lebih dari lima) selebihnya dipasang di tetampan TKK.
9. Tanda Jabatan; Terdiri atas tanda Pratama, Pemimpin Regu, atau Wakil Pemimpin Regu
dengan bentuk balok berwarna merah bersusun tiga, dua, dan satu. Pemasangannya di
dada sebelah kanan, di bawah lipatan baju.
10. Tanda Regu; Berbentuk persegi dengan gambar sesuai nama regunya. Baik pada
penggalang putri maupun putra dipasang di lengan baju sebelah kiri paling atas.
11. Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penggalang; Terdiri atas tiga tingkatan yaitu Ramu,
Rakit, dan Terap. Pemasangan atribut TKU di lengan baju sebelah kiri, di bawah tanda
regu.

Pemakaian Atribut Pramuka Penegak dan Pandega

Bentuk dan tata cara pemasangan atribut (tanda pengenal) untuk pramuka penegak dan
pandega adalah sebagai berikut:

1. Tanda Tutup Kepala; Berbentuk lingkaran (putri) dan segi delapan (putra) dengan warna
dasar kuning. Pada pramuka putri dipasang di topi pramuka bagian depan sedangkan
untuk untuk putra di samping kiri kabaret pramuka.
2. Tanda Pandu Dunia (WOSM); Berwarna dasar ungu. Untuk putri berbentuk lingkaran,
dipasang di kerah baju sebelah kanan. Sedang untuk putra berbentuk persegi, dipasang di
dada sebelah kanan, tepat di atas papan nama.
3. Tanda Kecakapan Umum (TKU) penegak dan pandega; Berbentuk trapesium dengan
gambar sepasang tunas kelapa dan tulisan BANTARA, LAKSANA, atau PANDEGA.
Dipasang di pundak dengan dilekatkan pada lidah baju kanan dan kiri baik pada pramuka
penegak putri maupun putra. Baca : Tanda Kecakapan Umum Penegak.

37
4. Tanda Pelantikan; Berwarna dasar coklat tua. Untuk putri berbentuk lingkaran, dipasang
di kerah baju sebelah kiri. Sedang untuk putra, dipasang di dada sebelah kiri, pada lipatan
saku baju.
5. Papan Nama; Berwarna dasar coklat muda. Baik putra maupun putri dipasang di dada
sebelah kanan. Untuk putra tepat di antara saku baju dan tanda pandu dunia (WOSM).
6. Tanda Lokasi Kwarcab; Memuat nama kwartir cabang (Kabupaten/Kota) anggota
pramuka tinggal. Baik putra maupun putri dipasang di lengan baju sebelah kanan, paling
atas. Khusus penegak dan pandega yang menjadi Dewan Kerja Daerah (DKD) dan
Dewan Kerja Nasional (DKN) tidak mengenakan tanda ini.
7. Tanda Gugusdepan; Memuat nomor gugusdepan di mana anggota pramuka
bergabung. Baik pada putra maupun putri, dipasang di lengan baju sebelah kanan, tepat di
bawah Tanda Lokasi Kwarcab. Untuk anggota putri, nomor gudepnya genap dan untuk
putri nomornya ganjil. Khusus untuk pramuka penegak dan pandega yang menjadi dewan
kerja (DKC, DKD, atau DKN) tidak memakai tanda ini.
8. Lencana Wilayah / Badge Daerah; Memuat lambang kwartir daerah di mana anggota
pramuka tinggal. Dipasang di lengan baju pramuka sebelah kanan, di bawah Tanda
Gudep. Khusus penegak dan pandega yang menjadi Dewan Kerja Nasional, lencana
wilayah yang dikenakan berupa gambar garuda pancasila dengan tulisan “INDONESIA”.
Baca : Tanda Satuan dalam Gerakan Pramuka.
9. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Penegak dan pandega; Terdiri atas tiga bentuk sesuai
tingkatan TKK, yakni lingkaran (purwa), persegi (madya), dan segilima (utama). Baik
pada putra maupun putri, dipasang lengan baju sebelah kanan, di kanan, kiri, dan
bawah Lencana / Badge Daerah. Pemasangan TKK di lengan baju maksimal 5 buah
TKK. Jika memiliki TKK lainnya (lebih dari lima) selebihnya dipasang di tetampan
TKK.
10. Tanda Jabatan; Terdiri atas tanda Pradana, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin
Sangga, dengan bentuk balok berwarna merah bersusun tiga, dua, dan satu. Juga lencana
Dewan Kerja. Pemasangannya di dada sebelah kanan, pada pramuka putra tepat di lipatan
pada saku baju.
11. Tanda Sangga; Berbentuk persegi dengan gambar sesuai nama sangganya. Baik pada
penegak putri maupun putra dipasang di lengan baju sebelah kiri paling atas (di atas tanda
ambalan)
12. Tanda Ambalan; Bentuk dan warna sesuai ketentuan ambalan masing-masing. Baik pada
penegak putri maupun putra dipasang di lengan baju sebelah kiri tepat di bawah tanda
sangga.

Selain tanda-tanda (atribut) sebagaimana tersebut di atas, seorang pramuka penggalang dapat
juga memasang tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan), lencana dan tanda pramuka garuda, dan tanda
perhargaan lainnya pada seragam pramuka. Lencana pramuka garuda (berbentuk mendali dengan
pitanya) dikalungkan di leher bersama dengan setangan leher pramuka. Tanda pramuka garuda,
dan tanda penghargaan (semisal bintang tahunan) dikenakan di dada baju sebelah kiri, di atas
lipatan baju. Sedangkan tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dipasang sesuai dengan ketentuan
tiska tersebut.

38
Pengertian Sandi Semaphore Pramuka
Semaphore adalah salah satu cara untuk dalam mengirim dan atau menerima sebuah pesan atau
berita dengan menggunakan fasilitas seadanya seperti bendera, dayung, batang, bahkan dengan
tangan kosong atau dengan sarung tangan.

Dan cara membaca informasinya adalah dengan membaca letak atau posisi bendera atau tangan
yang digunakan saat mengirim pesan. Namun biasanya yang kita pelajari di kepramukaan adalah
kita biasanya menggunakan bendera, dan bendera inilah yang kelak dinamakan bendera
semaphore.

Penyampaian isyarat semaphore atau semafor dilakukan dengan menggunakan sepasang bendera.
Bendera berukuran 40 x 40 cm dengan tongkat pegangan sepanjang 50 cm. Tidak ada ketentuan
yang mengikat terkait warna bendera semphore, namun yang umum digunakan terutama dalam
Gerakan Pramuka adalah warna kuning dan merah bersilangan, dimana untuk peletakan bendera
warna merah selalu berada dekat pada tangkai bendera.

Pada awal abad ke 19, semaphore biasa digunakan untuk komunikasi kelautan. Semaphore
merupakan salah satu bentuk isyarat yang menggunakan bendera dan biasa digunakan ketika
perang sipil di negara Amerika Serikat. Dan saat itu warna bendera yang digunakan berwarna
putih dan warna oranye juga hanya menggunakan satu bendera saja.

Untuk orang yang bertugas melakukan isyarat bendera biasanya akan berdiri di sebuah tempat
yang cukup tinggi dari permukaan tanah sehingga menjadi mudah untuk dilihat dari kejauhan.

Penemu dan Sejarah Semaphore Pramuka

39
Penemu sandi Semaphore (25 Desember 1763 – 23 Januari 1805) ini bernama Claude
Chappe.Dia lahir di Brulon, Sarthe, Negara Prancis, dan merupakan cucu seorang Baron Prancis.
Dalam hidupnya ia dibesarkan dengan tujuan untuk melayani gereja, namun dia kehilangan
pekerjaannya pada saat Revolusi Prancis Terjadi.

Dia pernah juga bersekolah di Lycee Pierre Corneille di Rouen. Dan setelah itu, dikarenakan
menganggur cukup lama. Dia dengan keempat saudaranya memutuskan untuk mengembangkan
sebuah sistem praktis kuno saat itu yang bernamakan Stasiun Relay Semaphore. Namun tidak
pernah terealisasikan.

Namun sistem ini mendapatkan bantuan dukungan dari kakak Claude yang bernama Ignace
Chappe (1760-1829) yang merupakan anggota Majelis Legislatif pada saat Revolusi Prancis
yang akhirnya digunakan dalam pembangunan jalan relay Paris ke arah Lille yang ditujukan
untuk membawa berita dari perang.

Berkat ini, Chappe menjadi seorang penemu Prancis pada tahun 1792 sehingga dikenal sebagai
sang Maestro telekomunikasi pertama dengan penerapan mesin atau sistem “internet mekanis”.
Dimana atas sistem yang diciptakannya tersebut menjadi tersebar di seluruh hantaran Prancis
cukup lama. Dan Semaphore merupakan sistem telekomunikasi praktis pertama di
zaman industri tersebut.

40
Cara Cepat Belajar Sandi Bendera Semaphore
Pramuka

Seorang pramuka tengah memberikan isyarat semaphore

Bagi pramuka terutama golongan penggalang hingga pandega keterampilan dan penguasaan
semaphore sangat diperlukan. Selain semafore menjadi salah satu syarat dalam SKU (Kecakapan
Umum) dan SKK (Kecakapan Khusus Juru Semboyan dan SKK Juru Isyarat Bendera),
semaphore akan sangat bermanfaat dalam situasi darurat serta dapat melatih kemampuan motorik
dan daya ingat.

Cara Mudah dan Cepat Belajar Semaphore


Salah satu cara yang paling mudah dan cepat dalam menghafalkan kode isyarat semaphore
adalah dengan menggunakan metode "8 Penjuru Mata Angin" atau terkadang disebut juga
sebagai metode "Jarum Jam". Dengan metode ini, menghafalkan semaphore tidak dilakukan urut
sesuai dengan urutan abjad, namun dihafalkan perkunci yang terdiri atas 7 kunci.

Dalam metode ini posisi tangan disusun dalam 8 titik di sekeliling tubuh yang meliputi titik di
bawah tubuh, kiri bawah tubuh, samping kiri tubuh, kiri atas tubuh, atas tubuh, kanan atas tubuh,
samping kanan tubuh, dan kanan bawah tubuh. Selengkapnya lihat gambar berikut:

41
Lingkaran semphore metode 8 penjuru mata angin

Metode belajar semaphore ini, kode isyarat semaphore perhurufnya dibentuk dari posisi dua
tangan sesuai dengan 7 kunci. Masing-masing kunci ditandai dan dinamai sesuai posisi salah satu
tangan, sehingga:

 Kunci 1: Salah satu tangan berada di titik 1 dan tangan kedua berada di titik 2 - 8 sehingga
terbentuk 7 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:

(1) 1 dan 2 = Huruf A (5) 1 dan 6 = Huruf E

(2) 1 dan 3 = Huruf B (6) 1 dan 7 = Huruf F

(3) 1 dan 4 = Huruf C (7) 1 dan 8 = Huruf G

(4) 1 dan 5 = Huruf D

 Kunci 2: Salah satu tangan berada di titik 2 dan tangan kedua berada di titik 3 - 8 sehingga
terbentuk 6 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 2 dan 3 = Huruf H (4) 2 dan 6 = Huruf L

(2) 2 dan 4 = Huruf I (5) 2 dan 7 = Huruf M

42
(3) 2 dan 5 = Huruf K (6) 2 dan 8 = Huruf N

 Kunci 3: Salah satu tangan berada di titik 3 dan tangan kedua berada di titik 4 - 8 sehingga
terbentuk 5 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 3 dan 4 = Huruf O (4) 3 dan 7 = Huruf R

(2) 3 dan 5 = Huruf P (5) 3 dan 8 = Huruf S

(3) 3 dan 6 = Huruf Q

 Kunci 4: Salah satu tangan berada di titik 4 dan tangan kedua berada di titik 5 - 8 sehingga
terbentuk 4 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 4 dan 5 = Huruf T (4) 4 Dan 7 Huruf Y
=

(2) 4 dan 6 = Huruf U (5) 4 dan 8 = TANDA SALAH

 Kunci 5: Salah satu tangan berada di titik 5 dan tangan kedua berada di titik 6 - 8 sehingga
terbentuk 3 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 5 dan 6 = TANDA ANGKA (3) 5 Dan 6 Huruf V
=

(2) 5 dan 7 = Huruf J

 Kunci 6: Salah satu tangan berada di titik 6 dan tangan kedua berada di titik 7 - 8 sehingga
terbentuk 2 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 6 dan 7 = Huruf W (2) 6 Dan 8 Huruf X
=

 Kunci 7: Salah satu tangan berada di titik 7 dan tangan kedua berada di titik 8 sehingga
terbentuk 1 huruf (kode isyarat semaphore) yaitu:
(1) 7 dan 8 = Huruf Z

43
Untuk lebih memperjelas tentang kode isyarat semaphore masih-masing huruf, lihat gambar
berikut:

Kode isyarat sempahore per kunci

Dengan menggunakan metode 8 Penjuru Mata Angin ini, belajar semaphore pasti akan menjadi
lebih mudah dan cepat hafal. Cara menghafalkannya adalah dengan urut perkunci mulai dari
kunci pertama hingga kunci ketujuh. Dengan berpatokan kunci pertama salah satu tangan berada

44
di posisi satu, kunci kedua salah satu tangan berada di posisi dua dan seterusnya.

Ketentuan Dasar Mengirim atau Menerima Isyarat Semaphore


Isyarat semaphor diberikan secara berpasangan, artinya terdiri atas dua pihak di mana satu pihak
sebagai pengirim dan pihak lainnya sebagai penerima. Dalam menyampaikan dan menerima
isyarat semaphore terdapat beberapa ketentuan yang antara lain:

 Pengirim dan penerima isyarat semaphore saling berhadapan dan memakai bendera
semaphore.
 Sikap tubuh tegak dengan kedua kaki agak terbuka. Posisi bendera disilangkan di bawah
tubuh (posisi siap / tutup).
 Untuk memulai pengiriman, pengirim memberikan isyarat "Tanda Perhatian" berupa huruf
"R - Tutup" atau "U - R" secara berulang-ulang.
 Jika penerima telah siap, penerima mengirimkan huruf "K" sedangkan jika belum siap
penerima mengirim huruf "Q".
 Setelah penerima siap, pengirim mulai mengirimkan berita (pesan) huruf perhuruf. Setiap
satu kata ditutup dengan "posisi tutup".
 Apabila penerima dapat menerima (membaca) pesan perkata, penerima mengirimkan isyarat
huruf "C". Sedangkan jika tidak paham (tidak dapat menerima dengan baik), pengirim
mengirimkan isyarat huruf "I-M-I". Pengirim mengulangi mengirimkan kata terakhir yang
tidak dipahami penerima.
 Apabila pengirim keliru mengirimkan pesan, pengirim mengirimkan isyarat "Tanda Salah"
atau mengirimkan huruf "E - Tutup" delapan kali kemudianmengulangi mengirim satu kata
terakhir yang keliru.
 Jika semua pesan (berita) sudah selesai disampaikan, pengirim mengirimkan huruf "A-R"
dan penerima membalasnya dengan huruf "R" jika telah dapat menerima semua pesan.
 Untuk mengirimkan angka, terlebih dahulu diawali dengan isyarat "Tanda Angka" (posisi 5-
6) kemudian kirimkan angka dengan ketentuan angka 1 = A; 2 = B; 3 = C; 4 = D; 5 = E; 6 =
F; 7 = G; 8 = H; 9 = I; dan 0 = J. Jika pengiriman angka sudah selesai dan hendak berganti
mengirim huruf kirimkan isyarat huruf "J" atau "V".

45
46
47

Anda mungkin juga menyukai