Koordinasi Proteksi Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi Menggunakan Software Edsa 2005
Koordinasi Proteksi Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi Menggunakan Software Edsa 2005
Koordinasi Proteksi Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi Menggunakan Software Edsa 2005
Sujito
Abstrak: Dalam sistem tenaga listrik, jaringan distribusi memegang peranan penting da-
lam menyalurkan tenaga listrik dari stasiun supply tenaga listrik kepada konsumen.
Oleh karena itu diperlukan sistem pengaman yang baik yang mampu mengantisipasi
bentuk gangguan yang mungkin terjadi pada saluran distribusi, Peralatan pengaman yang
terdiri dari fuse (CO), recloser (PBO) dan relai arus lebih (OCR). Peralatan pengaman ter-
sebut perlu dipasang terkoordinir pada sistem, sehingga setiap pengaman mempunyai
peranan yang penting dalam mengatasi gangguan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Tujuan utama tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan hasil analisis koordinasi proteksi
arus listrik pada jaringan distrubusi, sehingga ketika terjadi gangguan letak gangguan akan
dapat segera terdeteksi dan peralatan pengaman tersebut akan berkoordinasi sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan terjadinya pemadaman yang lama, dan bila sampai ter-
jadi pemadaman area pemadamannya dapat diperkecil seminimal mungkin. Metode yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah : (1) pengambilan data lapan-
gan; (2) pengolahan data; (3) analisis data; (4) melakukan simulasi menggunakan program
Edsa Technical 2005; dan (5) menganalisis data hasil simulasi. Data lapangan tersebut di-
peroleh dari data hasil pengukuran beban malam pada PLN Unit Pelayanan dan Jaringan
(UP&J) Bululawang. Hasil simulasi menunjukan bahwa dapat diketahui hasil analisis
nilai arus gangguan 3 fasa, nilai arus gangguan Line – Line, nilai arus gangguan Line –
Ground, nilai arus gangguan Line– Line – Ground. Dimana arus gangguan tersebut menurut
0,5 cycle, 5 cycle, dan 30 cycle. Berdasarkan hasil simulasi dan kesimpulan maka
koordinasi peralatan sangat penting bagi jaringan distribusi 20 kV untuk mencapai
tingkat keandalan sehingga tidak menyebabkan terjadinya pemadaman yang lama, dan
bila sampai terjadi pemadaman area pemadamannya dapat
diperkecil seminimal mungkin.
Jaringan distribusi dalam sistem tenaga Peralatan pengaman yang terdiri dari
listrik memegang peranan penting dalam fuse (CO), recloser (PBO) dan relai arus
menyalurkan tenaga listrik dari stasiun lebih (OCR). Peralatan pengaman terse-
suplai tenaga listrik kepada konsumen. but perlu dipasang terkoordinir pada sis-
Oleh karena itu diperlukan sistem peng- tem, sehingga setiap pengaman mempu-
aman yang baik yang mampu mengantisi- nyai peranan yang penting dalam meng-
pasi bentuk gangguan yang mungkin ter- atasi gangguan sesuai dengan fungsinya
jadi pada saluran distribusi, pada umum- masing-masing. Dalam hal ini koordina-
nya jaringan distribusi sering mengalami si peralatan pengamanan sangat mempe-
gangguan. Tentunya hal ini dapat berdam- ngaruhi tingkat keandalan dari sistem dis-
pak buruk pada terhadap performa sistem tribusi. Ketika terjadi gangguan letak
dan menyebabkan terjadinya pemadaman, gangguan akan dapat segera terdeteksi
sehingga konsumenlah yang merasa diru- dan peralatan pengaman tersebut akan
gikan. Untuk menanggulanginnya hal ini berkoordinasi sedemikian rupa sehingga
perlu dipasang peralatan pengaman dise- tidak menyebabkan terjadinya pemadam-
tiap saluran distribusi guna mencegah ter- an yang lama, dan bila sampai terjadi
jadi diskontinuitas suplai tenaga listrik. pemadaman area pemadamannya dapat
diperkecil seminimal mungkin.
27
28 TEKNO, Vol : 19 Maret 2013, ISSN : 1693-8739
yanan pelanggan (SLP) (ke konsumen/ Gangguan fasa pada saluran udara
pemakai), dan (4) alat pembatas dan peng- umumnya disebabkan karena angin, bu-
ukur daya (kWH. meter) serta fuse atau rung atau dahan pohon, sehingga menim-
pengaman pada pelanggan. bulkan gangguan sementara, yaitu gang-
guan yang berlangsung cepat dan bila te-
Gardu Trafo Tiang (GTT) atau lah selesai tidak meninggalkan bekas ke-
Gardu Distribusi rusakan apapun. Gangguan terdiri atas
Jaringan distribusi tegangan rendah di- beberapa bentuk (PULN, 1982:74), yaitu:
mulai dari sumber yang disebut Gardu 1. Gangguan sementara: adalah gangguan
Distribusi mulai dari panel hubung bagi yang berlangsung dengan waktu sangat
TR(Rak TR) keluar didistribusikan. Untuk pendek dan perlu pemadaman jarring-
setiap sirkit keluar melalui pengaman arus an beberapa saat (beberapa persepuluh
disebut “penyulang / feeder”. detik) termasuk untuk menghilangkan
Penempatan trafo yang dipasang pada busur api yang timbul.
tiang listrik dan menyatu dengan jaringan, 2. Gangguan sementara yang padam de-
disebut Gardu Trafo Tiang (GTT) atau ngan sendirinya: gangguan yang dapat
Gardu Distribusi. Untuk pengaman trafo hilang dengan sendirinya tanpa pema-
dan sistem, GTT dilengkapi dengan unit- daman, misalnya jaringan yang meng-
unit pengaman yang ditempatkan pada gunakan peterson coil.
Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah 3. Gangguan semi permanen : seperti
(PHB-TR) khususnya sistem pada PLN gangguan sementara hanya waktu pe-
Distribusi Jatim. Trafo daya (step down) madaman busur api tidak cukup dengan
berfungsi untuk menurunkan dari tegang- beberapa per sepuluh detik saja tetapi
an menengah 20 KV (primer trafo) ke misalnya perlu waktu lebih dari sepu-
tegangan rendah 400/231 V (sekunder tra- luh detik. Sebagai contoh yang dise-
fo). Adapun bagian-bagian dari GTT ada- babkan oleh binatang atau dahan pohon
lah sebagai berikut: (a) Trafo Step Down yang mengenai saluran.
(distribusi), (b) Cut Out (CO), (c) Lighting 4. Gangguan permanen: memerlukan se-
Arrester (LA), (d) Panel Tegangan Ren- rangkaian kegiatan manusia untuk
dah (PHB-TR), (e) Sakelar Pemutus Uta- menghilangkannya karena terjadinya
ma, (f) Fuse Jaringan, (g) Grounding atau kerusakan komponen jaringan.
Pentanahan, dan (h) Sistem Busbar.
Untuk mengatasi gangguan-gangguan
Gangguan Pada Jaringan Distribusi tersebut perlu dilakukan penutupan kem-
Menurut Mismail (1983:15), gangguan bali pemutusan tenaga dengan cara men-
dalam suatu rangkaian adalah setiap kega- coba-coba sekali atau lebih secara manual
galan yang mengganggu aliran arus yang atau otomatis.
wajar. Gangguan pada saluran tegangan Gangguan pada tranformato daya dise-
menengah berupa: (a) gangguan fasa yaitu babkan ada dua jenis, yaitu:
terhubungnya dua buah fasa atau lebih se- 1. Gangguan eksternal: adalah yang sum-
cara langsung atau tidak, (b) gangguan ber gangguan berasal dari luar penga-
terhadap tanah (pentanahan) yaitu terhu- man tarnformator, tetapi dampaknya
bungnya satu fasa atau lebih dengan ta- dirasakan oleh tranformator tersebut,
nah, secara langsung atau tidak. Yang di- antaranya: gangguan hubung singkat
maksud dengan tanah termasuk antara pada jaringan, beban lebih dan surja
lain dengan tiang, badan trafo, selubung petir.
timah dari kabel dan lain sebagainya, 2. Gangguan internal: adalah gangguan
dan (c) gangguan konduktor putus. bersumber dari daerah pengaman/petak
30 TEKNO, Vol : 19 Maret 2013, ISSN : 1693-8739
bay transfomator, diantaranya: ganggu- ponen yang telah dirancang khusus dan
an antar fasa pada belitan, fasa terha- disesuaikan ukurannya untuk membuka
dap ground antar belitan transfomator, rangkaian di mana pelebur tersebut dipa-
gangguan tap changer, kerusakan bush- sang dan memutuskan arus bila arus terse-
ing, kebocoran minyak dan suhu lebih. but melebihi suatu nilai dalam waktu ter-
tentu.Oleh karena pelebur ditujukan untuk
Pengaman Sistem Distribusi menghilangkan gangguan permanen,maka
Keberhasilan suatu sistem distribusi pelebur dirancang meleleh pada waktu ter-
dapat diperhatikan dari kontinuitas pela- tentu pada nilai arus gangguan tertentu.
yanannya. Komunitas pelayanannya baik (Pusdiklat,2006)
jika adanya gangguan dapat diatasi sebaik Pengaman fuse cut out didesain untuk
mungkin dan tidak merusak peralatan pa- digunakan pada tegangan di atas 600 V.
da sistem distribusi. Daerah gangguan da- Pada umumnya fuse cut out dipasang an-
pat dilokalisir sekecil mungkin, sehingga tara trafo distribusi dengan saluran distri-
pemutusan dapat ditekan sesedikit mung- busi primer. Pada saat terjadi gangguan,
kin. Oleh karena itu diperlukan sistem elemen fuse akan melebur dan memutus-
pengaman untuk sistem distribusi. kan rangkaian sehingga akan melindungi
Fungsi sistem pengamanan pada suatu trafo distribusi dari kerusakan akibat
sistem distribusi tenaga listrik adalah : gangguan dan arus lebih pada saluran pri-
1. Untuk menghindari atau mengurangi mer, atau sebaliknya memutuskan saluran
kerusakan akibat gangguan dan per- primer dari trafo distribusi apabila terjadi
alatan yang terganggu atau peralatan gangguan pada trafo atau jaringan sisi se-
yang dilalui arus gangguan. kunder sehingga akan mencegah terjadi-
2. Untuk melokalisir (mengisolir) daerah nya pemadaman pada seluruh jaringan
gangguan menjadi sekecil mungkin. primer. (Digilib.petra.ac.id/gtt-chapter2.
3. Untuk dapat memberikan pelayanan pdf.03-03-2009)
tenaga listrik dengan keandalan yang
tinggi kepada konsumen. (Suhadi,
2008 :340)
Sistem pengaman yang baik harus-
mampu :
1. Melakukan koordinasi dengan sistem
pengaman yang lain GI
2. Mengamankan peralatan dari kerusa-
kan yang lebih luas akibat gangguan Gambar 2. Fuse Cut Out
3. Membatasi kemungkinan terjadinya
kecelakaaan Pemutus Balik Otomatis (PBO) Recloser
4. Secepatnya membebaskan pemad- Recloser adalah suatu peralatan khusus
aman karena gangguan yang dapat memberikan komando masuk
5. Membatasi daerah pemadaman akibat kembali kepada pemutus tenaga / circuit
gangguan breaker(CB). Fungsi recloser untuk meng-
6. Mengurangi frekuensi pemutusan hilangkan gangguan yang sifatnya tem-
permanen karena gangguan porer yang banyak terjadi karena adanya
pohon yang tumbang, angin yang besar,
Fuse Cut Out (FCO) sambaran petir yang mengakibatkan ter-
Fuse Cut Out atau pengaman lebur adalah jadinya busur api yang akan padam bila
suatu alat pemutus, di mana prinsip ker- sumber tegangan dihilangkan. Untuk
janya adalah meleburnya bagian dari kom- menghilangkan ganguan sementara bia-
Sujito; Koordinasi Proteksi Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi Menggunakan Software Edsa 2005 31
HASIL
Data Jaringan Distribusi
Dalam penelitian ini, dilakukan pengam-
bilan data lapangan dari PT. PLN (per-
sero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UP&J)
Bululawang. Data yang diperoleh berupa
peta jaringan distribusi 20kVyang disuplai
dari penyulang Gardu Induk (GI) Kebon
Agung, jarak antar tiang, jenis penghan-
tar yang digunakan. Tabel 1 merupakan
data tipe daya trafo pada jaringan distri-
busi yang diperlukan dalam simulasi pro-
gram Edsa Technical 2005.
bih dahulu, jika arus gangguan melebihi berbeda antara gangguan arus 3 fasa,
dari 100% atau kapasitas ketahanan Fuse gangguan arus line–line,gangguan arus
maka berkoordinasi dengan recloser dima- line–ground, gangguan line–line–
na katahanan recloser lebih besar dari fuse ground.
karena disebabkan recloser berfungsi un-
tuk memproteksi fuse – fuse lainnya yang
berada di setelah recloser misalkan Fuse DAFTAR RUJUKAN
Cut Out 14, Fuse Cut Out 15, dan seterus-
Evan, Robert D. 1950. Power System
nya.
Division. Westing House Engineer.
Cara kerja koordinasi fuse–recloser ini
untuk mencapai tingkat keandalan sehing- PLN Pusdiklat Pandaan. Proteksi Sistem
ga tidak menyebabkan pemadaman yang Distribusi.
lama, dan bila sampai terjadi pemadaman
area pemadamannya dapat diperkecil se- SPLN 56-2: 1994. Sambungan Tenaga
minimal mungkin. Listrik Tegangan Menengah.
Suhadi & Wrahatnolo, Tri. 2008. Teknik
KESIMPULAN Distribusi Tenaga Listrik. Departe-
men Pendidikan Nasional, Jakarta.
Berdasarkan simulasi data dan hasil yang
didapatkan, maka dapat ditarik kesim- Afandi, A.N. 2005.Sistem Tenaga Listrik,
pulan sebagai berikut : Operasi Sistem dan pengendalian. Ma-
1. Simulasi dengan menggunakan edsa lang: Teknik Elektro Universitas
technical 2005 dilakukan dengan cara Negeri Malang.
single line sistem distribusi 20 kV dan
selanjutnya memasukkan data-data da- Referensi Udiklat PLN Pandaan, Relay
ri hasil pengumpulan data. Proteksi, Pandaan.
2. Koordinasi peralatan pengamanan sa- Badan Standarisasi Nasional, 2000.
ngat penting bagi jaringan sistem ja- Persyaratan Umum Instalasi Listrik
ringan distribusi 20 kV untuk men- 2000. Yayasan PUIL, Jakarta
capai tingkat keandalan sehingga ti-
dak menyababkan terjadinya pema- Stevenson William D., Jr. 1983. Ana-
daman yang lama, dan bila sampai lisis Sistem Tenaga Listrik, Gelora
terjadi pemadaman area pemadaman- Aksara Pratama.
ya dapat diperkecil seminimal mung-
kin. Setadji Sentosa . Ngakan Putu Satriya
3. Dari koordinasi pengaman, dapat me- Utama. 2009. Koordinasi Proteksi
ngetahui pengaman mana yang akan Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi.
bekerja dahulu bila terjadi gangguan (Online), (http ://www.google.com
disuatu daerah yang terjadi gangguan. diakses 21 Desember 2009).
4. Perbandingan nilai arus gangguan ha-
sil simulasi edsa technical 2005 sangat