Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah penyempurnaan


instalasi listrik baik untuk instalasi penerangan maupun tenaga.
Pekerjaan ini meliputi : pemasangan, penyetelan, dan pengetesan dari semua
bahan/ peralatan dan mesin-mesin yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
Terhadap pengadaan dan pemasangan peralatan atau bahan yang kebetulan
tidak disebutkan, akan tetapi secara umum/standar dianggap diperlukan,
maka hal ini perlu dikonsultasikan dengan Direksi di lapangan agar diperoleh
sistim instalasi yang baik dan aman, di mana setelah diuji coba dan ditest
dengan teliti, siap untuk dioperasikan.
Pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Menyelenggarakan perbaikan-perbaikan terhadap semua kerusakan-
kerusakan yang timbul diakibatkan karena pelaksanaan pekerjaan
tersebut di atas baik yang berada di dalam maupun di luar gedung
(misalnya pembongkaran-pembongkaran, galian-galian dan lain-lain).
b. Pengadaan/pemasangan panel-panel lengkap dengan grounding termasuk
peralatannya.
c. Menyelenggarakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan di
dalam RKS ini.
d. Pemasangan stick penangkal petir.

2. Penanggung Jawab Pelaksanaan


a. Kontraktor harus menunjuk dan menempatkan seorang Penanggung
Jawab Pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dalam bidang listrik,
sesuai dengan lingkup pekerjaan dalam RKS ini sebagai Manajer
Lapangan, dan bertindak sebagai wakil Kontraktor di lapangan. Sesuai
dengan tugasnya mempunyai wewenang untuk memberikan keputusan
teknis dan bertanggung jawab penuh di lapangan, untuk menerima
segala instruksi dari Pemberi Tugas dan Pengawas dianggap sebagai
langkah dan tindakan Kontraktor.
b. Penanggung jawab tersebut harus terus menerus berada di tempat
pekerjaan selama jam-jam kerja atau pada setiap saat yang dikehendaki
Pengawas.
c. Petunjuk dan perintah Pengawas di dalam pelaksanaan disampaikan
langsung kepada Kontraktor melalui Menejer Lapangan tersebut
sebagai penanggung jawab lapangan.
d. Kontraktor diwajibkan pada setiap saat menjalankan disiplin dan tata
tertib yang ketat terhadap semua buruh dan pegawainya yang
berada di lapangan, siapapun diantara mereka yang melanggar terhadap
peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku
tidak senonoh, melakukan perbuatan yang merugikan pelaksanaan
pekerjaan harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas
perintah Pengawas/Pengelola Proyek.

3. Halaman Pekerjaan dan Penggunaannya


Pengaturan dan penggunaan lapangan kerja ditentukan oleh Pengelola
Proyek/ Pengawas. Kontraktor dapat memberikan usul-usul dengan
memberikan peta penempatan gudang-gudang, los kerja, tempat
penimbunan bahan- bahan dan sebagainya.

4. Kebersihan dan Ketertiban

a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang dan los


kerja dan bagian dalam bangunan di mana pekerjaan sedang dilaksanakan
harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan-bahan bekas. Akibat
dari hal ini seluruhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Penimbunan barang-barang yang ada dalam gudang maupun yang berada


di halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu
kelancaran dan keamanan/umum dan juga agar oleh Pengelola Proyek
maupun oleh Pengawas. Cara penyimpanan bahan, peralatan dan mesin
harus disesuaikan dengan kondisi yang disyaratkan Produsen.

c. Tidak diperkenankan :
1. Buruh menginap di tempat pekerjaan.
2. Memasak di tempat pekerjaan.
3. Membawa masuk para penjual makanan, buah-buahan, minuman, rokok
dan sebagainya di tempat pekerjaan.
4. Keluar masuk dengan bebas.
Hal-hal lain tersebut dikecualikan apabila sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Pengawas.
5. Peraturan lain mengenai penertiban akan dikeluarkan oleh Pengelola
Proyek/ Pengawas pada waktu pelaksanaan.

5. Penerangan dan Sumber Daya


Pada kantor, gudang, los kerja dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan
yang dianggap perlu harus diberi penerangan yang cukup, daya listrik baik
untuk penerangan, sumber daya kerja maupun untuk keperluan
pengetesan sistim instalasi harus diusahakan dan atas biaya Kontraktor.

6. Penjagaan
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan yang baik dan terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan mesin dan alat-
alat kerja yang disimpan di tempat pekerjaan (gudang lapangan).
b. Selama berlangsungnya pekerjaan, semua bahan-bahan mesin dan
peralatan-peralatan harus tetap dirawat dengan baik sehingga selalu
siap pakai/digunakan.
c. Kehilangan dan kerusakan bahan-bahan dan peralatan-peralatan
karena kelalaian penjagaan/pemeliharaan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

7. Keamanan dan Keselamatan Manusia dan Barang


a. Instalatur bertanggung jawab atas biaya, kerugian ataupun
tuntutan ganti rugi (claim) yang diakibatkan oleh adanya peristiwa yang
mengakibatkan luka atau meninggal nya seseorang dalam pelaksanaan
pekerjaan, bilamana ternyata hal ini disebabkan oleh kelalaian
Instalatur.
b. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
tersebut, maka Kontraktor diwajibkan mengambil segala tindakan guna
kepentingan diri si korban atau keluarganya.
c. Instalatur harus memenuhi peraturan hukum mengenai perawatan dan
tunjangan bagi si korban atau keluarganya.
d. Instalatur harus menyediakan peti PPPK dengan isi yang selalu lengkap
guna keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan dan harus selalu
berada di tempat pekerjaan.

8. Peraturan Umum
a. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor
Listrik yang telah mempunyai Surat Pengakuan (PAS) golongan C (III)
dari PLN Distribusi serta Surat Ijin Kerja dari PLN Daerah yang
bersangkutan (setempat).
b. Pada dasarnya untuk instalasi listrik, disamping rencana kerja dan
syarat-syarat juga berlaku :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang dikeluarkan
oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 1977,
sebagaimana telah ditambah dan dikurangi oleh Komisi Bidang
Listrik Indonesia Urusan PUIL (Tahun 1977) dan peraturan-
peraturan setempat yang dikeluarkan oleh PLN Daerah Distribusi
setempat.
 National Fire Protection Agency (NFPA) atau peraturan-
peraturan persyaratan-persyaratan dari pabrik sebagai produsen
mesin-mesin peralatan atau bahan yang dipakai.
 National Electric Manufacture Association (NEMA).
 Peraturan-peraturan dan persyaratan-persyaratan yang
dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja dan Pemerintah Daerah
setempat.
c. Gambar-gambar kerja atau shop drawing harus dibuat oleh Kontraktor
sebelum pelaksanaan pekerjaan bersangkutan berlangsung dan
dilaksanakan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas
(Supervisor).
d. Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor/Instalatur harus menyerahkan
Gambar Instalasi (As Built Drawing) yang telah direvisi dan disahkan
oleh PLN, hasil pengukuran nilai isolasi serta jaminan instalasi dari
instalatur. Kesemuanya ini harus diserahkan dalam rangkap tiga sebelum
penyerahan pertama dilakukan.
e. Dalam hal pelaksanaan pemasangan sebagian instalasi listrik atau
peralatan-peralatan serta mesin-mesin diserahkan kepada Sub-
Kontraktor pertanggungan jawab tetap berada pada Kontraktor dan
harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas
f. Semua instalasi peralatan dan mesin-mesin yang telah dipasang sebelum
disahkan harus terlebih dahulu ditest kemampuannya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan atau batas ukur dan cara kerja yang
dipersyaratkan. Pengetesan harus disaksikan dan mendapat
persetujuan Pengawas.

g. Dalam perhitungan anggaran biaya penawaran harus sudah termasuk :


- Biaya pengetesan dari bahan-bahan instalasi dan/atau peralatan
serta mesin-mesin yang terpasang.
- Biaya pengukuran tahanan isolasi sistem dan biaya gambar.
- Biaya keur instalasi guna keperluan pemasangan instalasi

9. Uraian Pelaksanaan Pekerjaan


a. Semua hantaran baik yang ditarik di dalam pipa, tangga kabel (cabel
tray), cabel duct ataupun tidak, harus diusahakan tidak tampak dari
luar. Pipa yang dipakai PVC kelas D.

b. Pemasangan di lantai.
Pemasangan di lantai dilakukan dengan system cabel duct (koker).
Mengenai ukuran/pembuatan cabel duct tersebut disesuaikan dengan
kapasitas kabel yang akan dipasang.
c. Pemasangan di bawah langit-langit.
- Pemasangan pipa pelindung kabel (conduit) yang berada di dalam
kolom beton dan dinding beton harus dilaksanakan sebelum
dilakukan pengecoran atau setidak-tidaknya dipasang sebelum
finished dengan ketentuan, pada permukaan pekerjaan betonnya
disediakan alur jalannya pipa, serta pipa yang bersangkutan harus
diklem kepada betonnya dengan kuat.
- Pemasangan pipa pelindung kabel pada dinding bata, harus
dilaksanakan tertanam di dalam plesteran atau salut dinding dan
diklem dengan kuat dan rapi pada potongan batangnya. Pembobokan
harus dilakukkan sebelum dinding yang bersangkutan diplester
atau disalut. Dalam hal dinding yang bersangkutan telah difinished
maka apabila diadakan pembongkaran terhadapnya, Pemborong
diharuskan mengembalikan bekas bobokan-bobokan tersebut
kekeadaan semula. Kecuali menggunakan system cable duct maka :
Penarikan kabel di bawah lantai harus dilaksanakan dengan
menggunakan conduit dari pipa PVC, pemasangan pipa conduit harus
dikerjakan sebelum lantai difinished, dimana pemasangannya
harus betul-betul diperhitungkan supaya memudahkan dalam
pemeliharaan atau pencarian kesalahan (fault) dikemudian hari.
Besarnya diameter pipa guna keperluan conduit ini harus
disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan masuk di dalamnya.
Pengisian pipa dengan kabel tidak boleh terlalu padat, sehingga
sukar untuk digeser-geser, akan tetapi harus sedemikian
longgar agar supaya pada waktu diadakan penggantian kabel dapat
dengan mudah dilaksanakan.
Untuk belokan-belokan dari pipa conduit tidak diperkenankan
menggunakan alat-alat bantu sambungan pipa, akan tetapi harus
menggunakan box pengontrol yang besarnya cukup, sehingga
penarikan kabel dapat dilaksanakan dengan mudah. Dalam hal
penarikan kabel dilaksanakan melalui selokan-selokan kabel maka
penarikannya harus dilaksanakan menyelusur dinding selokan, dan
dikeluarkan dengan rapih terhadap dindingnya dengan menggunakan
alat pengklem yang khusus untuk keperluan tersebut.
d. Semua ujung pipa conduit, kotak-kotak sambung ataupun lemari panel
harus diusahakan tidak tajam (difinished dengan kikir), di mana
selanjutnya harus diberi ring pelindung (tule). Khususnya untuk pipa
conduit berujung pada lemari panel, harus dilengkapi dengan moer-
moer penjepit ujung pipa itu sendiri dengan pipa konduitnya.

e. Hantaran-hantaran untuk penghubung antara panel utama dengan


panel-panel pembagi penerang/tenaga digunakan kabel NYY :
a) Penarikan kabel dari panel ke panel dapat dilaksanakan melalui
selokan kabel, harus dilaksanakan sesuai dengan butir 29.1. Semua
tarikan kabel antar panel tidak diperkenankan ada sambungan-
sambungan.
b) Penyambungan antar hantaran dengan cara penelitian ditutup dengan
las-dop (connecting cup) hanya diperolehkan untuk hantaran dengan
penampang maksimum 4 mm . Sehubungan dengan cara ini harus
dilaksanakan serapi dan sekompak mungkin, sehingga antar lilitan dan
las dopnya seolah-olah merupakan mur dan baud. Dalam hal ini perlu
diperhatikan bahwa pemilihan las-dopnya harus setepat mungkin
mengenai ukurannya, untuk penampang lebih dari 4 mm
mempergunakan Terminal batang (Kroostein), dibalut dengan isolasi.
c) Semua sambungan antara hantaran dengan rel-rel dari panel,
selama tidak menggunakan klem dan baud, pada ujung hantaran
harus dipasang sepatu-sepatu hantaran yang berkapasitas sama
dengan hantarannya dan disolder penuh/las pada hantarannya atau
diklem dengan alat khusus.
d) Semua ujung hantaran yang akan disambungkan, baik disambung
dengan cara pelilitan, ataupun menggunakan klem dan baud dan sepatu
hantaran sebelum dilaksanakan penyambungannya harus terlebih
dahulu dibersihkan dari kotoran, terutama kotoran isolasi hantaran
yang masih melekat dan barang-barang lemak yang mungkin melekat,
sehingga bidang kontaknya terjamin baik.
f. Kotak-kotak sambung
- Tempat-tempat sambung/kotak-kotak sambung dari hantaran
sedapat mungkin di tempatkan di tempat-tempat yang mudah dicapai
oleh operator.
- Kotak-kotak sambung digunakan kabel-kabel NYY, harus digunakan
kotak sambung yang khusus untuk keperluan tersebut. Kotak-kotak
sambung PVC tidak dibenarkan untuk digunakan dalam keperluan ini.

g. Jaringan pentanahan harus tersendiri terpisah dari hantaran yang


berarus dengan cara-cara pemasangan seperti pemasangan hantaraan
lainnya. Guna keperluan jaringan pentanahan ini dapat digunakan kabel
BC minimum 4 mm atau salah satu inti (core) dari kabel yang
multicore. Penampang dari hantaran yang digunakan untuk jaringan
pertanahan harus disesuaikan dengan PUIL-1977.

h. Pemasangan dari panel-panel, baik panel utama maupun panel pembagi


harus dilaksanakan serapih dan sekokoh mungkin. Untuk panel-panel
yang wall mounted harus dipasangkan kedindingnya dengan
menggunakan landasan besi (besarnya disesuaikan dengan berat panel)
yang ditautkan pada dinding yang bersangkutan.
Pelekatan/penggantungan lemari panel terhadap landasan ini harus
menggunakan mur baud taman permanen. Permukaan dari landasan
besi harus terpotong serata mungkin dengan permukaan dindingnya
(yang telah finished).

Apabila dindingnya terbuat dari beton, landasan besi penggantung


panel ini tidak diperlukan, penggantungan lemari panel pada dinding
yang bersangkutan dapat secara langsung dengan menggunakan fixer
bolt atau dina bolt. Apabila dianggap/diperkirakan penggantung lemari
panel ini kurang kuat karena berat atau tebalnya lemari panel, maka
kepadanya harus diperkuat dengan rak penyangga yang terbuat dari besi
siku. Penyangga ini harus sedemikian kuat, sehingga dengan adanya
pembukaan pintu atau pengoperasian dari peralatan didalamnya tidak
bergerak/ goyang.
Untuk panel-panel yang flush wall mounted pembuatan lobang-lobang
penempatan panel pada dinding yang bersangkutan harus serapi
mungkin. Sebagai penguat dari pemasangan panel-panel ini adalah
dengan anker-anker samping yang ditanamkan pada dinding tembok
yang bersangkutan dengan kuat sehingga dapat menahan gaya berat
yang diakibatkan karena pembukaan pintu lemari panel atau
pengoperasian panel.

Untuk panel-panel yang floor mounted and free standing, harus


dipasang serapi mungkin baik untuk arah horizontal maupun vertikalnya,
sehingga apabila terjadi penggandengan antara dua, tiga atau lebih
dari panel-panel tersebut terlihat menyatu dan rapi pada permukaan
gandengannya. Panel-panel ini harus diangkerkan pada lantainya sekokoh
mungkin dengan menggunakan dina bolt atau fixer bolt. Penempatan
panel yang diatur di atas trem (selokan kabel), harus sedemikian
sehingga pekerja dapat jongkok dengan bebas untuk dapat
melaksanakan pekerjaannya.

Dalam hal masuknya pipa konduit pada panel dari bagian samping
belakang atau atas maka pada pipa konduit ini harus dilengkapi dengan
flexible joint atau setidak-tidaknya pada bagian masuknya meng- gunakan
flexible pipe (baik terbuat dari logam maupun bahan plastik).

10. Uraian Pemakaian Bahan-bahan


Peralatan ataupun bahan untuk pekerja ini harus baru, tidak bekas pakai,
tidak cacat dan pemasangannya harus memenuhi syarat. Apabila peralatan
atau bahan dalam Pratek ini meragu kan Pengawas/Pemberi Tugas baik
mengenai kualitas, maupun kapasitas, maka atas instruksi
Pengawas/Pemberi Tugas, terhadap mesin-mesin, peralatan ataupun bahan
tersebut harus dilakukan pengetesan baik secara laboratorium ataupun
lapangan sehingga Pengawas/Pemberi Tugas merasa yakin terhadap barang-
barang tersebut.
a. Hantaran
Hantaran-hantaran yang berisolasi ataupun yang tidak digunakan untuk
keperluan instalasi dalam proyek ini harus dari bahan tembaga (Cu) :
1) Hantaran berisolasi (kabel)
- Buatan : Dalam Negeri
- Standard : Sesuai dengan standard IEC dan telah mendapat
pengakuan PLN dan LMK.
- Jenis : Disesuaikan gambar
- Inti penghantar : Tembaga/Cu
- Isolasi : P.V.C. dengan daya tahan terhadap tegangan
kerja 600 V dan mempunyai nilai insulation minimal
600 V, tidak merambat api dan tidak menyala.

- Pelindung kabel
tanah : terbuat dari Galvanized stell
- Ukuran : Disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai gambar
rencana.

2) Hantaran Telanjang (tidak Berisolasi)


- Buatan : Dalam Negeri
- Standard : Sesuai dengan standard IEC
- Ukuran : Disesuaikan dengan kebutuhan gambar rencana
untuk keperluan pertahanan disesuaikan PUIL 1977.
- Type : Pentanahan pengaman.

3) Kabel Dalam Tanah


- Kabel tegangan rendah harus ditanam sedalam 80 cm.
- Kabel yang ditanam di bawah jalan aspal harus dipasang di dalam
pipa yang berlapis adukan beton di sebelah samping dan atasnya
setebal 15 cm.
- Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah
harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel.
Sebelum kabel diletakkan, sepanjang dasar galian dilapis dengan pasir
padat setebal 15 cm, kemudian dipasang balok beton (10 x 20 x 5
cm) atau batu bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug yang
bersih. Untuk kabel NYY yang melintasi jalan harus dilindungi
dengan GIP diameter 4".
- Pada tiap-tiap tiang dan kotak sambung kabel harus diberi loap.
- Pada daerah yang mendaki, kabel harus di angker.
- Tanda-tanda dari beton harus dipasang pada tempat-tempat
tertentu untuk memberi petunjuk mengenai tempat dan arah kabel
tanah.

b. Perlengkapan Sambungan
1) Penutup Sambungan Lilit (Las Dop)
- Buatan/merk : Merk 3 M atau yang setaraf.
- Standard : IEC dan PUIL 1977.
- Bahan : PVC dengan nilai insulation level.
- Panel Isolasi : 1000 V.
- Ukuran : Disesuaikan kebutuhan.
- Jenis Penyambungan : secara jepitan dengan pengunci.

2) Penyambungan/Pencabang kabel Single Core (untuk di atas langit-


langit).
- Buatan/merk : merk 3 M atau setaraf.
- Standard/Persyaratan : IEC dan PUIL 1977.
- Bahan kotak : Tembaga PVC dengan insulation level.
- Panel Isolasi : 1000 V.
- Ukuran : Disesuaikan kebutuhan.
- Jenis penyambungan : Secara jepitan dengan pengunci.

3) Penyambungan Kabel Single/Multi Core (untuk pemasangan di bawah


lantai).
- Buatan/Merk : merk 3 M yang setaraf.
- Standard/Persyaratn : IEC dan PUIL 1977.
- Bahan ; Contact : Tembaga.
- Point isolasi : dengan nilai insulation level 1000 V
- Kotak : PVC dengan penutup yang kedap terhadap air
dan uap air
- Jenis Penyambungan : dengan klem dan baud.
- Ukuran : disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Terminal Kabel (Sepatu Kabel)


- Buatan : dalam negeri.
- Standard : I.E.C.
- Bahan : Tembaga campur/kuningan yang dilapisi
perak.
- Ukuran : Disesuaikan dengan kebutuhan.
- Cara penyambungan : Las, pres atau solder.

d. Conduit
1) Pipa
- Buatan : Dalam negeri.
- Klas : Medium.
- Jenis : Pipa P.V.C. type D.
- Ukuran : Disesuaikan dengan kebutuhan.

2) Kotak Sambung dan Pengontrolan


- Buatan : Dalam negeri.
- Bahan Kotak : Fiber Glass atau P.V.C.
- Jenis/Model : Kotak persegi dengan penutup yang kedap terhadap
air dan debu.
- Ukuran : Disesuaikan dengan kebutuhan.

e. Panel
1) Nama dan Tanda Pengenal
Setiap Feeder di dalam conduit yang tembus dinding, pondasi, lantai
dan lain-lain harus diberi tanda pengenal/petunjuk/kode sehingga
mudah mengenal arah dan arah Feeder tersebut. Untuk, panel-panel,
kontrol panel harus diberi plat nama terbuat dari bahan
logam yang ditempel/diskrup dengan kokoh dan rapih pada bagian
depan panel sehingga mudah dibaca dari jarak 2 M. Selain itu
switch/tombol juga harus diberi pelat pengenalnya.
2) Common Key Lock
Setiap panel harus dilengkapi dengan kombinasi Catch and Flat Key
Lock dan untuk satu kabinet harus disediakan dua anak kunci.
3) Tinggi Pemasangan
Pemasangan sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dapat dengan mudah masuk dan dapat dijangkau, tetapi aman
terhadap gangguan cuaca. Kontraktor harus menyediakan
alas/pondasi/bantalan/penggantung untuk memasang panel sesuai
dengan jenis/macam panel, meskipun tidak tertera di dalam gambar.

4) Papan Nama
Setiap pemutus daya (Circuit Breaker) harus dilengkapi dengan nama
pada pintu panel dan dapat dilihat dengan mudah. Pemberian nama
harus sesuai dengan rangkaian pemutus daya alat yang tersambung
padanya. Uraian mengenai ini harus diterangkan pada Gambar
diagram lengkap dengan tanda untuk komponen-komponennya
tersebut. Gambar diagram yang dimaksud harus sesuai dengan gambar
"As Built Drawing".

5) Panel Pembagi
- Lokasi pemasangan : Tiap ruangan lab sesuai dengan gambar
- Buatan/Rakitan : Dalam Negeri
- Kontruksi : Wall Flush mounted, dilengkapi dengan pintu
yang dapat dikunci.
- Model : Lemari tanam (Builtin).
- Merk Komponen : AEG, Siemen, BBC, atau yang setara.
- Switch/Pengaman : Magnetic Switch 3 Utama (in Coming) phase
dilengkapi dengan pengaman arus hubung
singkat dan arus bocor. Magnetic Switch ini
harus dapat dioperasikan secara remote
untuk tujuan emergency switch. Ampere
Rating disesuaikan gambar, Breaking capacity
15 KA.
- Switch Pengaman : MCB yang dilengkapi (out going) dengan
pengaman sentuhan badan, arus lebih dan
arus hubung singkat dioperasikan langsung
dengan tombol pengungkit Ampere rating
disesuaikan gambar, Breaking capacity 15 KA.
6) Panel Pembagi Utama
- Lokasi Pemasangan : Ruang Panel Utama sesuai dengan gambar.
- Buatan/Rakitan : Dalam negeri.
- Konstruksi : Wall Flush mounted, dilengkapi dengan pintu
yang dapat dikunci.
- Model : Lemari tanam (built in).
- Komponen Merek : AEG, Siemen, BBC, atau yang setaraf.
- Switch/Pengaman : Saklar pemutus dua arah yang utama (in
coming) disesuaikan gambar (Load Break
Switch).
- Switch/Pengaman : Sekring lebur cabang (NH (out going) fuse
yang ukuran nya disesuaikan gambar.
- Peralatan Indikator : Pada semua jalur, baik jalur masuk (in-
coming) maupun jalur keluar (out going)
harus dipasang lampu indikator yang dapat
menyala apabila switch yang bersangkutan
dalam keadaan on.
- Peralatan Ukur : ada jalur masuk harus dipasangkan :
a. Volt meter model persegi yang dilengkapi selector switch yang
dapat dipakai untuk tujuan pengukur tegangan antara fasa ke
netral.
b. 1 buah Amper meter lengkap dengan trafo arus sesuai dengan
beban maksimum.
c. 1 buah Kwh meter.
d. 1 buah Kawat meter.
e. 1 buah frekuensi meter.
f. 1 buah Cos Q meter.
g. 3 buah lampu sinyal lengkap dengan sekering mininya.

11. Grounding System (Pentanahan)

Grounding System Equipment terdiri dari Grounding Rod, Cable. Peralatan


pelengkap lainnya yang diperlukan untuk memperoleh system pentanahan
yang memuaskan. Pentanahan dipasang pada setiap panel (pentanahan
setempat).
a. Receptacles (stop kontak)
Pada Ground terminal semua Receptacles harus digunakan kawat
minimum 2,5 mm, cabang, dan induk yang ke panel 6 mm. Receptacles
dengan Special Cast Bodies dan Ground Path yang direncanakan pabrik
dan telah disetujui oleh Konsultan, tidak lagi membutuhkan Ground
Jumper yang terpisah.
b. Pentanahan
Suatu kawat pentanahan ukuran 2,5 mm dari tembaga atau ukuran
sesuai dengan yang berlaku seperti yang disyaratkan pada gambar, harus
dipasang di tempat-tempat peralatan yang memerlukan pentanahan
yang efektif.
c. Kawat Pentanahan harus tanpa sambungan kecuali sambungan khusus dan
telah disetujui. Penyambungan pada peralatan harus mempergunakan
soket-soket khusus.
d. Semua panel diketanahkan secara efektif, permukaan harus bersih
sebelum klem-klem pentanahan dipasang.

e. Pentanahan utama terdiri dari electroda pentanahan yang terdiri dari


batang pipa galvanished diameter 1,5 inch dan memakai BC dengan ukuran
sama dengan kabel masuk, minimum 6 mm dan maksimum 50 mm .
f. Electroda pentanahan harus ditanam di dalam tanah secara
vertical, dilengkapi Bak Kontrol dengan tutup yang dapat dibuka,
dilengkapi klem-klem dari tembaga untuk keperluan pengetesan tahanan
tanah, tahanan pertanahan tidak boleh lebih besar dari 5 Ohm.
12. Daftar Bahan

Dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari setelah Kontraktor
menerima pemberitahuan sebagai pelaksana pekerjaan, kecuali apabila
ditunjuk lain oleh Proyek, Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dan
contoh dari material yang akan digunakan. Di dalam Daftar ini tercantum
nama Manufacture, Katalog dan Keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Proyek. Persetujuan oleh Proyek akan diberikan atas dasar data-data di
atas.

a. Pengerjaan Bahan
Bahan yang digunakan sesuai dengan yang dimaksudkan dan harus dalam
keadaan baru tanpa cacat. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-
tenaga ahli dan bila dibutuhkan pengerjaan oleh Tenaga yang
ahli/latihan khusus Kontraaktor harus memperlihatkan surat
pernyataan/sertifikat untuk hal tersebut di atas.

b. Peralatan yang disebut dengan merk pabrik dan penggantian


Kontraktor wajib menyediakan bahan perlengkapan, peralatan Fixture,
Accesories dan lain-lain sesuai dengan spesifikasi yang diminta dalam
RKS ini. Jika tidak sesuai dengan yang diminta, maka Kontraktor
harus mengajukan contoh lain untuk diminta persetujuan proyek.

c. Semua peralatan pengaman harus buatan satu pabrik


Peralatan dimaksud harus dapat saling dipindahkan dan dipertukarkan
tempatnya pada Frame Panel.

PEKERJAAN PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan dan Hal-hal Umum


a. Pekerjaan yang dimaksud di sini adalah penyediaan bahan-bahan,
tenaga, peralatan-peralatan yang perlu agar seluruh instalasi penyediaan
dan pembuangan air dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan
dengan kualitas bahan dan kualitas pengerjaan/pemasangan yang
terbaik, sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam perencanaan ini.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
- Sistem pipa air bersih untuk didistribusikan di dalam bangunan
sampai ke "ficture -ficture".
- Semua ficture yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-kran
dan alat-alat lain yang diperlukan.
c. Instalasi yang dinyatakkan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan dan undang-undang R.I. yang berlaku, serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan
Kerja.
d. Kontraktor harus meminta izin-izin yang mungkin dinyatakan dalam
spesifikasi ini, atas tanggungannya sendiri.
e. Kontraktor ini harus mempelajari dan memahami gambar-gambar dan
spesifikasi-spesifikasi perencanaan dan pelajaran Arsitektur,
Struktur, Electrical, agar dapat mengetahui hal-hal yang akan
mengganggu atau mempengaruhi pelajaran Plumbing ini. Apabila timbul
peersoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran paling lambat 1
(satu) minggu sebelum bagian pekerjaan itu seharusnya dilaksanakan.
f. f. Gambar-gambar dan spesifikasi rencana ini merupakan suatu kesatuan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu atau bagian
pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini
dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah
satunya gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja,
Kontraktor harus tetap melaksanakannya, tanpa ada biaya tambahan.
g. Apabila ada peralatan-peralatan yang disediakan atau pekerjaan-
pekerjaan yang diselesaikan oleh pihak lain, yang termasuk dalam
penyelesaian instalasi Plumbing ini, maka Kontraktor bertanggung jawab
atas peralatan-peralatan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
h. Kontraktor ini harus menyediakan peralatan-peralatan, alat-alat pengatur
dan alat-alat pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-
ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
i. Kontraktor ini bertanggung jawab atas pengawas yang ketat terhadap
schedule atau urutan pekerjaannya, sehingga tidak mengganggu
penyelesaian proyek ini, secara keseluruhan pada waktu yang ditetapkan.
j. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan
semua pipa, fitting, katup-katup dan fixtures secara terperinci. Semua
bagian-bagian tersebut di atas, walaupun tidak digambarkan/disebutkan
secara spesifikasi harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor
apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan
baik
sesuai dengan pelaksanaan yang wajar, berlaku untuk pekerjaan plumbing
pada umumnya dan memenuhi keputusan Direksi.
k. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang
diperlukan karena timbulnya perubahan-perubahan yang perlu sebagai
akibat dari adanya bahan/peralatan desain atau pengganti yang
disetujui tetapi berbeda dengan yang dinyatakan dalam gambar
spesifikasi perencanaan.
l. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan unsur
instalasi ini dari pencurian/kerusakan-kerusakan. Bahan/peralatan yang
hilang/rusak harus diganti oleh Konraktor tanpa tambahan biaya.
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidang ini
(skilled labor), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan
rapi. Sebelum suatu pipa ditutup (oleh dinding, langit-langit) harus
diuji dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
n. Sesuatu bahan, peralatan atau fixtures-fixtures yang akan digunakan
dan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila
disetujui secara tertulis oleh Direksi dan biaya pengujian
bahan/peralatan/fixture tersebut (bila diminta oleh Direksi) ditanggung
Kontraktor.
o. Apabila diperlukan pengujian atas bahan/peralatan/fixture, harus
dilakukan oleh badan-badan atau lembaga-lembaga yang ditentukan oleh
Direksi dan dengan cara-cara standard, bila syarat-syarat standard yang
dimaksud tidak ada. Direksi berhak menentukan prosedur pengujiannya.
p. Kontraktor bertanggung jawab atas komponen-komponen yang perlu
(misalnya : fixture, fitting, dll) untuk instalasi
2. Referensi
Syarat-syarat penerimaan untuk bahan/bahan peralatan, cara-cara
pemasangan, kualitas pekerjaan, harus sesuai dengan standard yang wajar
berlaku dan disesuaikan dengan Peraturan Plumbing Indonesia.

3. Bahan Semua Plumbing fixture yang akan dipasang harus sesuai dengan
yang tertera dalam rencana.
a. Spesifikasi lavotory : lihat Gambar.
b. Spesifikasi urinal : lihat Gambar.
c. Spesifikasi closet : lihat Gambar.
d. Untuk kamar mandi tertentu terdapat accesories khusus, lihat RKS
arsitektur.
e. Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa-pipa cabang untuk distribusi air
sampai ke fixture, baik yang ditanam di tanah, ditempatkan dalam
shaft maupun yang ditempatkan di atas langit-langit, dibuat dari Pipa
PVC Medium Klass (ASTM) dengan lapisan sebelah luar.
f. Pipa-pipa pembuangan air hujan sesuai dengan gambar yang diberikan,
dari pipa PVC dan buis beton, diameter sesuai gambar, klas AW, merk
Rucika, JIS K.6741-6742.
g. Semua pipa sanitair di luar bangunan yang ditanam dalam tanah dibuat
dari PVC dengan type yang sama.
h. Pipa-pipa dan fittings untuk fan dibuat dari PVC type class AW, JIS K.
6741-6742.
i. Semua "Floor Drain" (FD) terbuat dari plat berlubang-lubang dan dilapisi
chrome, kuningan, yang dilengkapi dengan "Water Trap" lihat RKS
arsitektur, Pemasangan dari masing-masing bahan, sesuai uraian dan
gambar untuk itu.
j. Zink untuk bangunan ruang makan/dapur terbuat dari bahan-bahan
stainless steel, mempunyai "Bowl" tunggal atau single bowl terletak
ditengah dengan lubang pembuangan di sebelah kiri, mempunyai panjang
1,83 cm, lihat RKS arsitektur.
k. Kran-kran yang dipasang di samping water closet dan bak air, dari
vernecel ex. LN lihat RKS arsitektur. Pemasangan sesuai uraian gambar.
l. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan-
peralatan yang akan dipasang pada instalasi ini, harus mempunyai
tanda-tanda merk yang jelas dari pabrik pembuatnya. Pipa fitting, dan
fixture-fixture yang tidak mempunyai tanda-tanda tersebut harus
diganti atas tanggung jawab Kontraktor.

4. Perencanaan
a. Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran, dll.
b. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair)
harus dibuat dengan cabang Y, dengan sambungan menggunakan solvent
cement dan rubber ring.
c. Pipa-pipa pembuangan dari bangunan disambungkan ke saluran utama, di
luar bangunan dengan bak kontrol beton atau pasangan batu bata.
d. Semua floor drain yang dipasang pada lantai dengan lapisan "Water
Proofing" harus dibuat dengan konstruksi sedemikian sehingga dapat
mencegah perembesan air ke dalam konstruksi lantai maupun
perembesan air sepanjang pipa sendiri.
e. Semua sambungan harus dibuat kedap udara dan kedap air.
f. "Roughing In" untuk pipa dan untuk fixture harus dibuat bersama-
sama dengan pelaksanaan konstruksi bangunannya. Kontraktor harus
memberikan informasi tentang lubang-lubang pipa pada dinding dan
lantai kepada Kontraktor Utama apabila diperlukan. Semua pipa dan
fittings yang harus ditanam dalam beton harus dibersihkan benar dan
bebas dari karat dan cacat.
g. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang
berbeda harus menggunakan "Reducing Fitting". Sedapat mungkin
harus dipergunakan belokan dengan "long radius". Belokan-belokan dari
jenis "Short Radius" hanya boleh digunakan namun sebelumnya
Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi, untuk mendapat
persetujuan tertulis. Fitting-fitting atau alat-alat lain yang
menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
h. Pipa-pipa tak boleh menembus kolom, kaki kolom atau balok, tanpa
mendapat izin tertulis dari Direksi/Pengawas.
i. Sleeves untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
j. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran kira-kira 5 mm. di luar pipa maupun isolasinya.
k. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tua atau pipa baja.
l. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis "Flashing Sleeves".
Flens dari sleeves tersebut harus
m. menjadi satu atau diberi klem (clam) yang akan mengikat "Flashing
Sleeves".
n. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan cara
mengisinya dengan gakeet atau "Clauk".
o. Semua pipa harus diikat atau ditetapkan dengan kuat dengan
penggantung atau angker yang cukup kokoh (Rigid). Pipa-pipa tersebut
ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, agar
inklimasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus
sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan ekspansi
pipa oleh perubahan temperatur.

Anda mungkin juga menyukai