https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau
kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang
saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah
disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan
efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai
pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan
tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan
dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja
tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci
kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan
dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim
harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam
tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar
belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai
anggota tim di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu
sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota
tim saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan
memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi
sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan
dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam
menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif
suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang
beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai
tambah yang membuat teamwork lebih menguntungkan jika dibandingkan
seorang individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu
tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling
tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang
yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu
merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola
secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar
anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim :
BAHRUR ROSYIDI | TEAMWORK 2
1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang
menjadi perhatian team.
2. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana
mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja
dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain
JENIS TEAMWORK
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai
bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang
manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando
organisasi formal.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa
karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari
area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar
organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan
kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua
puluh orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani
rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara
lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas
karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana
mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas,
efisiensi, dan lingkungan kerja.
Situasi saat ini jelas berbeda dengan 10 tahun lalu, atau bahkan 5 tahun
lalu ketika iklim politik masih kental dengan centralization. Sampai pada
tahun 2005 istilah pilkada (pilihan kepala daerah) menjadi tren perkataan
yang sering didengar di berbagai media, tv, radio apalagi surat kabar dengan
berbagai informasi-informasi yang tidak henti-hentinya diberitakan. Tren
tahun itu adalah titik puncak (mungkin..kita belum melihat beberapa tahun
ke depan) desentralisasi.
Benarkah kondisi saat ini mempengaruhi organisasi-organisasi lain,
baik bisnis maupun non-profit? Sedikit banyak akan berpengaruh. Beberapa
organisasi dengan sistem kepemimpinan hirarki memang banyak ditemui,
tapi melihat trend gejala sosial dan politis, angin perubahan mulai tampak
menuju sistem yang lebih terbuka dan transparan. Bawahan mulai mudah
untuk mengkritisi atasan, apalagi rekan satu ordinat akan lebih mudah lagi
atau terbuka dalam menyampaikan segala sesuatu kritikan, opini ataupun
saran. Dari gejala seperti ini tampak pola kerjasama sedang mengalami
perubahan dari sistem yang terpusat menjadi sistem desentralisasi. Pola trend
modern ini diterjemahkan oleh beberapa ahli menjadi suatu pola kerjasama
networking.
Seorang pemimpin, dengan situasi saat ini sudah saatnya harus
mampu melibatkan diri secara langsung dengan bawahan, dan tiap anggota
kelompok memiliki peran yang lebih banyak daripada hanya menjadi
komponen pasif dari sebuah dinamika kerjasama. Peran pemimpin terhadap
bawahan untuk kondisi saat ini sudah saatnya mengarah pada keterlibatan
secara aktif pada tiap-tiap angota kelompok atau unit kerja dalam
memecahkan masalah sehari-hari. Sebagai peran pemimpin juga harus bisa
menciptakan iklim kerjasama sebagai kondisi yang tangguh.
Organisasi bisnis dituntut untuk melakukan suatu kerjasama yang
sinergis menghadapi suatu iklim kompetisi. Ingat, kompetisi di dunia bisnis
jauh dari fairness, apabila iklim tersebut tidak dibantu oleh situasi politik
yang stabil sehingga kesinergisan internal organisasi benar-benar suatu syarat
mutlak agar organisasi mampu menghasilkan strategi bisnis yang handal dan
mampu menjaga iklim kompetisi dengan dunia luar.
Tuntutan kondisi yang semakin terbuka, dinamis dan pengaruh suatu
organisasi dengan iklim luar semakin mudah diakses, maka peran pemimpin
dituntut dapat mengembangkan gaya manajerial yang partisipatif dengan
secara intensif melibatkan diri pada pemecahan masalah bersama dengan
anggota unit kerjanya. Ia harus mampu membangun semangat kerjasama
dengan anggota unit kerja dengan unit kerja yang lain. Disini peran
networking semakin besar dimana tuntutan kinerja antar bidang semakin
terbuka dan didasari oleh tuntutan produktifitas organisasi yang semakin
tinggi dikarenakan iklim competitiveness tersebut.
BAHRUR ROSYIDI | TEAMWORK 4
DEFINISI KERJASAMA
EFEKTIVITAS KELOMPOK
Individu mau untuk terlibat dalam sebuah tim didasari dari beragam
motivasi, baik berupa dorongan kebutuhan, nilai atau eksistensi sosial yang
dapat mencerminkan keragaman motivasi seseorang untuk mau bergabung
dalam organisasi. Disini diperlukan suatu keselarasan peran yang disebabkan
adanya beragam motivasi tersebut. Adapun beberapa strategi yang dapat
dilakukan adalah:
1. Task enrichment: yaitu menyediakan suatu pekerjaan yang
mencerminkan tantangan, usaha ekstra yang berarti memberikan
target prestasi dan memberikan kebebasan yang lebih dalam cara
mengerjakan tugas.
2. Involment, memberikan suasana keterlibatan agar anggota kelompok
merasa aman, nyaman dan seterusnya akan mampu memberikan
kepuasan dalam mengerjakan tugas. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuka dan menerima ide-ide, meminta saran dan usulan dari
anggota kelompok atau usulannya dalam memecahkan masalah.
3. Achievement, dorongan prestasi adalah motif yang banyak dimiliki oleh
tiap individu dan dengan memberikan tantangan kerja yang semakin
BAHRUR ROSYIDI | TEAMWORK 6
meningkat akan membuat anggota kelompok terlibat aktif dalam
mencapai kinerja team yang semakin efektif.
4. Reward, penghargaan adalah kebutuhan yang banyak diminati oleh
individu. Dengan memberikan penghargaan yang sesuai terhadap
hasil maka kinerja akan terus meningkat.
DRAW
Cari informasi yang relevan
Periksa sumberdaya yang tersedia
Pertimbangkan apakah perlu sumberdaya tambahan
Periksa kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan anggota
Cari pengetahuan dan pakar terkait bila diperlukan
PERAN KELOMPOK
Excellence
Excellence bisa diartikan sebagai prima, unggul atau keunggulan yang
dapat diartikan sebagai hasil atau output dari proses yang sistematik dan sah
atau legal untuk mendapatkan dan menganalisa informasi mengenai pesaing
bisnis yang telah ada dan potensial. Outputnya mungkin terdiri atas rencana
atau pemikiran yang saat ini dilakukan pesaing, fokus mereka, kegiatan atau
program yang sedang dijalankan. Keunggulan juga mungkin terdiri atas
penilaian akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing serta
identifikasi peluang serta hambatan secara keseluruhan yang dibutuhkan
perusahaan untuk membuat keputusan yang baik.
Achieving
Achieving bisa di artikan capai atau mencapai target, yang bisa diartikan
keinginan atau tekad untuk bekerja dengan lebih baik atau melampaui
standart prestasi atau target, standart tersebut bisa berupa prestasi diri
sendiri dimasa lampau, ukuran yang obyektif yang melebihi orang lain,
sasaran yang menantang atau sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh
orang lain. Hal ini bisa menjadi dorongan untuk bertindak lebih baik dan
efisien.
Moving Forward
Moving Forward dapat diartikan sebagai kedinamisan atau bergerak
terus-menerus melangkah lebih maju kedepan, bisa juga dijabarkan sebagai
suatu usaha yang dilakukan secara terus-menerus pada suatu pekerjaan atau
usaha tertentu yang bertujuan untuk melangkah lebih maju dan lebih baik
dari saat ini.
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai
pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a. Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka
tidak bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja.
Contohnya antara lain dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi
antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. Gagasan yang
2. Experimenting
Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai
meninjau ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap
Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji
coba. Mereka berani menghadapi berbagai kemungkinan dengan
memasuki daerah yang belum dikenal.
Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi
dan dibahas secara lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang lebih luas sebelum membuat suatu keputusan.
Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi dibicarakan secara terbuka,
perasaan individu dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas.
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan
mempunyai potensi untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk
disebut sebagai tim yang efektif yang menghasilkan keuntungan.
3. Consolidating
Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim
mulai memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk
mencoba cara kerjanya. Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih
sistematik atau bermetode. Aturan dan cara kerja yang kaku diubah
dengan aturan baru yang disepakati bersama, dimana setiap anggota
memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan antar pribadi
telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan
dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu
keputusan, yaitu adanya kejelasan tujuan dari aktivitas atau tugas,
adanya penetapan sasaran, pengumpulan informasi yang dibutuhkan,
adanya kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada tim, adanya
perencanaan rinci mengenai apa yang harus dilakukan, kemauan
meninjau kembali hasil kerja dan menggunakannya sebagai dasar untuk
BAHRUR ROSYIDI | TEAMWORK 13
memperbaiki cara kerja di masa yang akan datang. Hubungan antar
pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini tetap dipertahankan, tetetapi
mereka membangun aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh
tim.
4. Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar
bagi terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan
peningkatan hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang
sistematik dari tahap 3 merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim
yang benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan
memiliki prosedur kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir
untuk mempertahankan posisi mereka. Tim mengenali tipe
kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan
pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi
maupun review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim.
Tim akan selalu bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami
kesulitan maupun yang belum sampai ke tahap mereka. Tetetapi lebih
dari itu, tim ini adalah tempat yang menyenangkan dan membawa hasil.
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu
tugas yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah
unit sosial. Tugas yang harus diemban tim yaitu menjalankan seluruh
program pelayanan yang sesuai dengan aturan organisasi yang baik, di mana
dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan, strategi, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi. Semua akan efektif jika dikerjakan dalam sebuah tim kerja.
Tetetapi tim kerja merupakan satu unit sosial yang mempengaruhi kerja tim.
Dengan perkataan lain, di dalam tim terdapat interaksi sosial yang unik dan
kompak.
Tim terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi,
sosial, dan berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara
keseluruhan dapat membantu atau bahkan membuat frustrasi. Hal ini
disebabkan tim bukan saja berkumpul dan menjalankan tugas organisasi,
tetetapi ada yang penting dan perlu mendapatkan perhatian, yakni relasi
sosial dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim kerja. Relasi
antarpribadi yang akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu hati, satu
pikiran dan satu kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan efektif.
Empat dimensi tim yang efektif :
BAHRUR ROSYIDI | TEAMWORK 14
1. Dimensi Personal
a. Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c. Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan
bersama.
2. Dimensi Relational
a. Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b. Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi
demi mencapai tujuan bersama.
c. Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk
terus maju bersama.
b. Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a. Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b. Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap
anggota tim.
Efektivitas tim kerja didasarkan pada dua hasil – hasil produktif dan
kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk
memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian
mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka.
Hasil produktif berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja
seperti yang didefinisikan oleh tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang
mempengaruhi efektivitas tim yaitu konteks organisasional, struktur, strategi,
lingkungan budaya, dan system penghargaan. Karakter tim yang penting
adalah jenis, struktur, dan komposisi tim.
Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim,
yang kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus
memahami dan mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan,
norma – norma, dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif.
Berikut adalah ciri-ciri tim yang efektif :
Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat
merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam
mendisiplinkan anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan , merundingkan dan
bernegoisasi.
1. Share values
Dimaksudkan agar bukan hanya ada doktrin dalam suatu kelompok
namun juga ada tempat berbagi, memiliki rasa satu sama lain , meyakini
bahwa “ we can do it” dan menyadari apa yang dilakukannya “bernilai”
bagi dirinya dan kelompoknya.
2. Team competency
Kompetensi atau kemampuan suatu tim dapat dilatih untuk
meningkatkan kualitas dari tiap anggota agar tujuan bersama dapat
tercapai
3. Synergy
Merupakan bentuk kerjasama win-win yang dihasilkan melalui
kolaborasi masing-masing pihak tanpa adanya perasaan kalah.
Konsepnya yaitu berorientasi pada hasil dan positif, perspektif beragam
mengganti atau melengkapi paradigma, saling bekerjasama dan
bertujuan sama, tiap bagian berfungsi optimal serta ingat bahwa yang
diinginkan adalah “SUPERTEAM” bukan sekadar “SUPERMAN”.
4. Conflict management and communication
Konflik yang tidak terseleaikan bisa menghancurkan tim. Tim yang
efektif belajar untuk memberikan feedback yang konstruktif, asertif,
BAHRUR ROSYIDI | TEAMWORK 20
tanpa adanya keinginan untuk balas menyerang sehingga perubahan
positif bisa terjadi. Syarat komunikasi efektif yaitu clear, action dan
respect.
5. Leadership
Dalam suatu kelompok dibutuhkan jiwa pemimpin yang dapat
menunjukkan arah keteladanan atau integritas, menggerakkan
kemampuan orang-orang dan membangkitkan kemampuan.tugas
pemimpin dalam tim adalah membangun tim yang bisa CARE,
COOPERATED, COMMITED.
Hal berharga yang didapat dari teamwork yaitu Great Greeting (GG).
Dengan great greeting terdapat 4 poin penting yaitu :
1. Eye contact yang dapat menimbulkan energi untuk bekerja sama
seperti memiliki kedekatan antar anggota sehingga akan bekerja
lebih nyaman.
2. Smile yang dapat mencairkan suasana sehingga dapat membuat
antar anggota mempunyai mood yang baik
3. Hand shaking dapat menunjukkan sikap rendah hati sehingga tidak
ada rasa “atasan dan bawahan”
4. Semangat pagi untuk menjaga semangat tiap anggota agar tetap
dapat bekerja dan mengeluarkan kemampuannya secara maksimal
SUMBER (REFERENSI) :