Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk menentukan bentuk negara apa yang akan dipakaipun tidak semudah
membalikan telapak tangan, perlu proses yang panjang dan rumit sampai benar-
benar tersepakati suatu bentuk negara yang ideal. Hal itu juga terjadi di Indonesia,
bangsa ini mengalami beberapa kali pergantian bentuk negara hingga akhirnya
memutuskan untuk menggunakan bentuk Negara Kesatuan. Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara kepulauan besar yang terdiri dari
ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, serta didiami oleh
ratusan juta penduduk. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri nusantara, dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang
Dalam suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia tentunya memiliki warga
negara yang memiliki hak dan juga kewajibannya di Republik Indonesia ini.
Warga negara adalah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu
negara. Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang
berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban
dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu (Purwadarminta). Warga
negara yaitu orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur
negara, yang mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan tanah airnya,
dengan UUD negaranya, sekalipun yang bersangkutan berada di luar negeri,
selama yang bersangkutan tidak memutuskan hubungannya atau terikat oleh
ketentuan hukum internasional.
Mengingat keberadaan dan demi menjaga penyelenggaran tertib pemerintah
yang baik dan efisien, maka kekuasaan negara tentu tidak dapat dipusatkan dalam
satu tangan kekuasaan saja. Oleh sebab itu penyebaran kekuasaan haruslah
dijalankan secara efektif untuk mencapai cita-cita dan tujuan akhir negara
sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 45. Negara persatuan akan
mempersatukan seluruh bangsa Indonesia dalam wadah NKRI. Warga Negara

1
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga harus memiliki rasa kesatuan dalam
hidup bermasyarakat, saling bersatu sebagai sesama masyarakat dalam satu
negara, saling membantu karena manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri
dalam suatu wilayah negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan warga negara?
2. Apa yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)?
3. Apa saja hak dan kewajiban warga NKRI?
4. Mengapa kita harus menjaga keutuhan warga NKRI?
5. Bagaimana cara menjadi warga NKRI?
6. Mengapa seseorang dapat kehilangan kewarganegaraannya?
7. Bagaimana kedudukan warga NKRI di berbagai bidang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari warga negara
2. Untuk mengetahui pengertian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban warga NKRI
4. Untuk mengetahui pentingnya menjaga keutuhan warga NKRI
5. Untuk mengetahui cara menjadi warga NKRI
6. Untuk mengetahui penyebab hilangnya kewarganegaraannya
7. Untuk mengetahui kedudukan warga NKRI di berbagai bidang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia


1. Warga Negara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian warga negara adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang
warga negara dari negara itu. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal 1 angka (1) pengertian warga
negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang
mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam
bahasa Inggris dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga
negara setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu negara.
Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang
berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban
dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu (Purwadarminta). Warga
negara adalah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara.
Warga negara yaitu orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara, yang mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan
tanah airnya, dengan UUD negaranya, sekalipun yang bersangkutan berada di luar
negeri, selama yang bersangkutan tidak memutuskan hubungannya atau terikat
oleh ketentuan hukum internasional.
Gagasan untuk membentuk negara kesatuan, secara yuridis formal
tertuang dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan secara tegas bahwa “Negara Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Pasal ini menunjukkan bahwa
prinsip negara kesatuan Republik Indonesia adalah pemegang kekuasaan tertinggi
atas segenap urusan negara ialah pemerintah pusat.

3
UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan warga negara Indonesia adalah:
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia;
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga
negara Indonesia;
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
Indonesia dan Ibu warga negara asing;
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu warga negara Indonesia;
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut;
f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara
Indonesia;
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia;
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belum kawin;
i. Anak yang alhir di wilayah negara Republik Indonesa yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
k. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya;

4
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari Negara
tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak
yang bersangkutan;
m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

2. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara persatuan
yang mengatasi paham perseorangan ataupun golongan yang menjamin segala
warga negara bersamaan kedudukan di hadapan hukum dan pemerintahan dengan
tanpa terkecuali. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, kepentingan
individu diakui secara seimbang dengan kepentingan bersama. Negara persatuan
mempersatukan seluruh bangsa Indonesia dalam wadah NKRI.
Pasca Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, prinsip negara kesatuan sebagaimana tertuang dalam Pasal
1 Ayat (1) diperkuat oleh Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi dibagi atas
kabupaten dan
kota. Tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintahan daerah
yang diatur dengan undang-undang.
Demikian pula dalam Pasal 18 B Ayat (2) yang berisi rumusan, bahwa
negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.
Rumusan kata-kata Negara Kesatuan Republik Indonesia tertulis dalam Pasal 25
A Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan
rumusan “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri nusantara, dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang”.

5
Pasal 37 Ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, sebagai ketentuan penutup menyatakan secara tegas bahwa “Khusus
mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan”. Hal ini menunjukan bahwa NKRI merupakan harga mati dan tidak
dapat diganggu gugat. Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tersebut merupakan penguatan dan pengokohan prinsip
negara kesatuan Republik Indonesia agar semakin kokoh dan terjaga dalam
konstitusi negara.

3. Hak dan Kewajiban Warga NKRI


Hak dan Kewajiban Warga Negara Hak adalah kepentingan yang dilindungi
oleh hukum yang memberikan keleluasaan kepada orang untuk melaksanakannya.
Hak warga negara Indonesia sebagaimana dalam UUD Negara RI Tahun 1945,
antara lain sebagai berikut:
a. Pasal 27 Ayat (2) UUD Negara RI Tahun 1945 ”Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal
ini menunjukkan adanya hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak dan
asas keadilan sosial dan kerakyatan.
b. Pasal 27 Ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 ”Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaa negara” Pasal ini menunjukkan
adanya hak membela negara.
c. Pasal 28 UUD Negara RI Tahun 1945 ”Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang”. Pasal ini menunjukkan hak berpendapat.
d. Pasal 29 Ayat (1) dan (2) UUD Negara RI Tahun 1945 Ayat (1) : ”Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa” Ini berarti bahwa bangsa
Indonesia percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ayat (2) : ”Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.” Pasal ini menunjukkan hak kemerdekaan memeluk agama.

6
e. Pasal 30 Ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945 ”Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Pasal ini menunjukkan hak membela negara seperti halnya Pasal 27 Ayat (3).
f. Pasal 31 Ayat (1) dan (2) UUD Negara RI Tahun 1945 Ayat (1) : ”Tiap-tiap
warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. Ayat (2): ”Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang
diatur dengan undang-undang”. Pasal ini menunjukkan hak mendapatkan
pengajaran atau pendidikan.
g. Pasal 32 Ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945 ”Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya”. Pasal ini menunjukkan hak untuk mengembangkan kebudayaan.
h. Pasal 33 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD Negara RI Tahun 1945:
Ayat (1) : ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
kekeluargaan”.
Ayat (2) : ”Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
Ayat (3) : ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat”.
Ayat (4) : ”Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.
Ayat (5) : ”Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dalam undang-undang”. Pasal ini menunjukkan hak ekonomi atau hak untuk
mendapatkan kesejahteraan sosial.
i. Pasal 34 UUD Negara RI Tahun 1945 Ayat (1) ”Fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara”. Pasal ini menunjukkan hak mendapatkan
jaminan keadilan sosial.
Kewajiban adalah pembatasan atau beban yang timbul karena hubungan
dengan sesama orang atau dengan negara. Kewajiban warga negara terhadap

7
negara berarti beban yang harus dilakukan oleh warga negara dalam hubungannya
dengan negara. Kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara, antara lain
sebagai berikut:
a. Kewajiban menaaati hukum dan pemerintahan.
b. Kewajiban membela negara .
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara.
Di samping adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, ada
pula hak dan kewajiban negara terhadap warga negaranya. Kewajiban negara
terhadap warga negara antara lain: sebagai berikut:
a. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
b. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara.
c. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.
d. Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk
rakyat.
e. Kewajiban negara untuk memajukan kebudayaan nasional.
f. Kewajiban negara untuk mensejahterakan ekonomi rakyat.
g. Kewajiban negara memberi jaminan dan perlindungan sosial.
Hak negara terhadap warganya, antara lain:
a. hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahannya;
b. hak negara untuk dibela;
c. hak negara untuk menguasai bumi air dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat.

Selain hal di atas, diatur pula hak dan kewajiban warga negara dalam
kedudukannya sebagai manusia secara kodrati, yaitu hak asasi manusia. UUD
Negara RI Tahun 1945 mencantumkan adanya hak asasi manusia. Hak asasi
manusia perlu dibedakan dengan hak warga negara. Hak warga negara merupakan
hak yang ditentukan dalam suatu konstitusi negara. Hak asasi manusia merupakan
hak-hak yang sifatnya mendasar yang melekat dengan keberadaannya sebagai
manusia. Hak asasi manusia tidak diberikan oleh negara tetapi justru harus
dijamin keberadaannya oleh negara. Hak asasi manusia dan kewajiban dasar
manusia di Indonesia tertuang dalam pasal 28A-J UUD Negara RI Tahun 1945.

8
B. Menjaga Keutuhan Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia
Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap
upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa. Salah satu caranya adalah kita sebagai warga
negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa
Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan
yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia.

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan


sikap-sikap:
1. Cinta tanah air
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap
tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara
lain:
a. Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.
b. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
c. Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
d. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.
2. Membina Persatuan dan Kesatuan
Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita
berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:
a. Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.
b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
c. Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
d. Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.
e. Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

9
f. Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.
g. Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun
bahasa dan kebudayaan

3. Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan
dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun
akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih
sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan
dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara membiasakan
merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang lain atau
kepentingan bersama. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan
dengan hal-hal seperti partisipasi tenaga dan partisipasi pikiran.

C. Cara Menjadi Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia


1. Cara Menjadi Warga NKRI
Berkaitan dengan asas kewarganegaraan tersebut maka dalam suatu negara
terdapat dua stelsel kewarganegaraan, yaitu stelsel aktif dan pasif. Stelsel aktif
adalah orang harus aktif melakukan tindakantindakan hukum tertentu untuk dapat
menjadi warga negara. Stelsel aktif dikenal dengan by registration. Sedangkan
stelsel pasif adalah orang dengan sendiri dianggap sebagai warga negara
walaupun tanpa melakukan tindakan tertentu untuk menjadi warga negara. Stelsel
pasif dikenal dengan by operation of law.

Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia diatur menurut Undang-


Undang No. 12 Tahun 2006 sebagai berikut:

a. Permohonan
Permohonan, yaitu tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia. Permohonan pewarganegaraan dapat
diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;

10
2) pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut;
3) sehat jasmani dan rohani;
4) dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5) tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6) jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
8) membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

b. Pernyataan
Pernyataan, yaitu warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan
menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat berwenang.
Pernyataan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di
wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut
atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan
perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.

c. Pemberian
Pemberian kewarganegaraan dapat diberikan kepada orang asing yang telah
berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara
dapat diberi kewarganegaraan Republik Indonesia oleh presiden setelah
memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang
bersangkutan berkewarganegaraan ganda. Contoh, atlet-atlet bulu tangkis yang
merupakan etnis keturunan karena telah berjasa mengharumkan nama Indonesia
maka diberikan kewarganegaraan Indonesia oleh pemerintah, seperti Rudi
Hartono, Liem Swie King, dan Ivana Lie.

11
d. Pernyataan untuk Memilih Kewarganegaraan
Ketentuan ini berlaku bagi anak yang memenuhi kriteria di bawah ini dan
anak tersebut sudah berumur 18 tahun atau telah kawin.

1) Anak warga negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya
yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.

2) Anak warga negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat
secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan
pengadilan tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.

3) Anak tersebut memiliki kewarganegaraan ganda. Namun, setelah berumur 18


tahun atau telah kawin, ia harus menyatakan memilih kewarganegaraan. Apakah
ia memilih berkewarganegaraan asing ataukah berkewarganegaraan Indonesia.

2. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan


Setiap warga negara dapat dengan sendirinya mengalami kehilangan status
kewarganegaraannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 2 tahun 2007 tentang Tata cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan
Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia, penyebab hilangnya
kewarganegaraan seseorang dikarenakan:
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
b. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin Presiden;
d. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
e. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
f. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;

12
g. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya, atau;
h. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima)
tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah
dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir,
dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan
pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang
bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;
i. Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh
Presiden atas permohonannya sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia
18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri,
dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan.

D. Kedudukan Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam


Berbagai Bidang
Berdasar ketentuan mengenai hak dan kewajiban warga negara dalam UUD
Negara RI Tahun 1945 tersebut kita dapat mengetahui persamaan kedudukan
warga negara dalam berbagai bidang, terutama dalam hal hak dan kewajiban
warga negara. Hak dan kewajiban warga negara dalam UUD Negara RI Tahun
1945 dapat kita klasifikasikan dalam berbagai bidang sebagai berikut:

1. Bidang Hukum dan Pemerintahan


Persamaan di depan hukum (equality before law) mengharuskan setiap warga
negara diperlakukan adil dan sama, tanpa pandang bulu oleh negara. Prinsip
persamaan di depan hukum merupakan jaminan atas martabat dan harkat sebagai

13
manusia. Persamaan warga negara di bidang pemerintahan adalah setiap warga
negara memperoleh perlakukan yang sama dari pemerintah. Pemerintah harus
memberikan pelayanan kepada warganya secara adil dan tidak diskriminatif.
Setiap warga negara pun berhak menduduki jabatan dalam pemerintahan dengan
peluang dan kesempatan yang sama antarwarga negara.
Penerapan prinsip persamaan dalam bidang pemerintahan adalah pendaftaran
PNS dibuka untuk umum, pemberian pelayanan kesehatan yang sama, dan subsidi
pendidikan kepada semua anak SD dan SMP.
2. Bidang Politik
Kedudukan warga negara dalam bidang politik tertuang dalam Pasal 28 UUD
Negara RI Tahun 1945. Berdasarkan pasal tersebut dinyatakan bahwa setiap
warga negara memiliki kedudukan yang sama untuk menunaikan haknya di
bidang politik seperti berserikat dan berpendapat. Prinsip persamaan warga negara
di bidang politik tertuang juga dalam peraturan sepeti UU No. 31 Tahun 2002
tentang Partai Politik, UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota
DPR, DPRD, dan DPD; UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden.
3. Bidang Ekonomi
Kedudukan warga negara dalam bidang ekonomi tertuang dalam Pasal 23, 27,
33, dan 34 UUD Negara RI Tahun 1945. Contoh penerapan persamaan warga
negara di bidang ekonomi adalah berhak mencari dan mendapatkan pekerjaan;
adanya jatah raskin yang sama bagi yang tidak mampu, adanya kesempatan
berusaha yang sama bagi semua orang
4. Bidang Sosial Budaya
Kedudukan warga negara dalam bidang sosial budaya tertuang dalam Pasal
31, 32, dan 34 UUD Negara RI Tahun 1945. Contoh penerapan persamaan warga
negara di bidang ekonomi adalah mendirikan sekolah sampai ke pelosok wilayah,
mendirikan puskesmas, berhak mengembangkan budayanya, dan pembangunan
jaringan komunikasi yang menjangkau daerah terpencil.
5. Bidang Pertahanan Keamanan
Hak dan kewajiban di bidang pertahanan keamanan tertuang dalam peraturan
perundang-undangan, yaitu UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian, UU No. 3

14
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dan UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Contoh hak dan kewajiban di bidang pertahanan keamanan adalah menjadi
anggota TNI/ Polri, menjadi sukarelawan di daerah konflik atau bencana, ikut
pendidikan dasar bela negara, wajib mengikuti wajib militer. Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara. Pertahanan negara
diwujudkan dengan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara.
Menurut UU No. 3 Tahun 2002 dinyatakan bahwa bela negara dapat berbentuk
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, pengabdian sebagai
TNI/ Polri, dan pengabdian sesuai profesi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara persatuan


yang mengatasi paham perseorangan ataupun golongan yang menjamin segala
warga negara bersamaan kedudukan di hadapan hukum dan pemerintahan dengan
tanpa terkecuali. Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia diatur menurut
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 ialah melalui permohonan, pernyataan,
pemberian dan pernyataan untuk memilih kewarganegaraan. Hak dan kewajiban
warga negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 dapat kita klasifikasikan dalam
berbagai bidang, yaitu bidang Hukum dan Pemerintahan, Bidang Politik, Bidang
Ekonomi, Bidang Sosial Budaya dan Bidang Pertahanan Keamanan.

B. Saran
Sebagai penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai negara
kita. Ada pun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan hal
tersebut misalnya meningkatkan kebangaan dan rasa memiliki bangsa Indonesia
dalam diri setiap warga negara, membangun saling pengertian dan pengahargaan
antarsesama warga yang memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda dan
etnik yang berbeda, para pemimpin negara sebaiknya menjalankan roda
pemerintahan secara efektif dan efisien, dan memperkuat unsur-unsur yang
menjadi alat pertahanan negara.

16
DAFTAR PUSTAKA

Edukasi PPKN. 2015. Pengertian Warga Negara, Kewarganegaraan dan


Pewarganegaraan.
(Online),http://www.edukasippkn.com/2015/09/pengertian-warga-negara-
kewarganegaraan.html, diakses pada tanggal 25 Februari 2018.

Martasuta, Umar Djani. 1983. Warga Negara. Bandung: Universitas Pendidikan


Indonesia.
(Online),http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19
5202151983011M._UMAR_DJANI_MARTASUTA/A%20Dikwar/1%20
Pendidikan%20Kewarganegaraan/PENGANTAR/WARGA%20NEGARA
.pdf, diakses pada tanggal 25 Februari 2018.

Utomo, Eddy. 2014. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tangerang. (Online),


http://pkn-ips.blogspot.co.id/2014/10/negara-kesatuan-republik-indonesia-
nkri.html, diakses pada tanggal 25 Februari 2018.

Ramly. 2012. Upaya Dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik


Indonesia (NKRI). Makassar: Universitas Negeri Makassar. (Online),
http://ramliberbagiilmu.blogspot.co.id/2012/04/upaya-dalam-menjaga-
keutuhan-nkri.html, diakses pada tanggal 25 Februari 2018.

Kedutaan Besar Republik Indonesia. 2016. Penyebab Kehilangan


Kewarganegaraan. (Online),
https://indonesianembassy.org.uk/consular/pelayanan-kekonsuleran-bagi-
wni/penyebab-kehilangan-warga-negara, diakses pada tanggal 25 Februari
2018.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2007 tentang Tata cara
Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan,dan Memperoleh Kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Penyebab hilangnya
kewarganegaraan Indonesia.

Cahyati, Dwi dan Warsito Adnan. 2010. Pelajaran Kewarganegaraan 1. Jakarta:


Kementrian Pendidikan Nasional.

UUD 1945 Amandemen. Jakarta: Sinar Grafika

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Kewarganegaraan


Republik Indonesia. (Online), https://www.expat.or.id/info/UU-12-2006-
KewarganegaraanRepublkIndonesia.pdf, diakses pada tanggal 25 Februari
2018.

17

Anda mungkin juga menyukai