Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DASAR KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA

“Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)”


Occupational Health & Safety Management System

OLEH:
KELOMPOK 2 KELAS A1

OVARIA SUWANDI 1711216003


FAUZIAH 1711216016
SILVINA DASRUL 1711216020
SUSIE ADRIYANI 1711216024
MAHFUZHATUL KHAIRIYAH 1711216026
DESI FITRIA HANDAYANI 1711216029
SUCIYATI 1711216044
KURNIA MALASARI 1711216047
FITRI TIFANI AGUSMAN 1711216057

Dosen Pengampu:
Dr. Nopriadi, SKM, M.Kes
Luthfil Hadi Anshari, SKM, M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun
makalah yang berjudul “Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (SMK3)”
Penyusunan makalah ini diajukan ke Fakultas Kesehatan Masyarakat
sebagai pemenuhan syarat untuk melaksanakan tugas makalah Mata
Kuliah Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Dasar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang telah memberikan materi dalam
pembelajaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritikan dan
saran agar penyusun dapat mengoreksi kekurangan tersebut. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi tim
penyusun.

Padang, April 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 3
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kecelakaan Kerja .......... 4
2.2 Tujuan Sistem Manajemen K3 ............................................... 5
2.3 Manfaat Sistem Manajemen K3 ............................................. 6
2.4 Elemen Sistem Manajemen K3 ............................................... 6
2.5 Penetapan Kebijakan K3 ........................................................ 7
2.6 Perencanaan K3 .................................................................... 9
2.7 Pelaksanaan Rencana K3 ...................................................... 9
2.8 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 .................................... 10
2.9 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 ................................12
BAB 3 : PENUTUP ..................................................................................14
3.1 Kesimpulan ...........................................................................14
3.2 Saran ....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada kenyataannya dalam dunia industri, perlindungan terhadap
tenaga kerja masih jauh dari yang diharapkan karena masih banyak terjadi
kecelakaan kerja serta potensi bahaya kerja yang dapat membahayakan
tenaga kerja. Terkait masalah perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan
kerja, perusahaan menerapkan sistem manajeman yang dapat melindungi
tenaga kerja dari kecelakaan kerja dan menghindari kerugian yang besar
terhadap perusahaannya. Salah satu sistem manajeman yang harus
diterapkan adalah sistem manajeman keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) (Ramli, 2013).
Pertimbangan diterapkannya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 5 Ayat 2 yang menyatakan bahwa
“Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang
atau lebih dan atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi wajib
menerapkan SMK3 di perusahaannya”. Hal tersebut untuk mewujudkan
Zero Accident, sehingga kelangsungan dari usaha dapat berjalan lebih
produktif, aman dan ramah lingkungan (Susihono, 2013).
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1
pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160
pekerja mengalami sakit akibat kerja. Hasil survei ILO menyebutkan bahwa
Indonesia berada pada peringkat dua terendah di dunia dalam penerapan
K3, yaitu menempati urutan ke 152 dari 153 negara. Dipaparkan bahwa
dari 15.043 perusahaan berskala besar, hanya sekitar 317 perusahaan
(2,1%) yang menerapkan SMK3 dan standar keselamatan kerja.
Menurut data dari PT. Jamsostek dan BPJS Ketenagakerjaan tahun
2010, jumlah kasus kecelakaan kerja mencapai 98.711 kasus, jumlah
tersebut mengalami kenaikan di tahun 2011 menjadi 99.491 kasus,
103.074 kasus di tahun 2012 dan menjadi 103.285 kasus di tahun 2013.
Pada tahun 2014 terjadi penururan dengan 88.207 kasus, tercatat cacat
tetap 37 orang, 1978 orang meninggal dan nilai kompensasi yang

1
dibayarkan mencapai 565 M. Tingginya angka kecelakaan kerja tersebut
disebabkan oleh perusahaan belum sepenuhnya menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (Zulmiyar, 2016).
Sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012 salah satu cara pencegahan
kecelakaan kerja yaitu dilakukan melalui penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dalam menerapkan SMK3 setiap
perusahaan wajib melaksanakan lima hal yaitu penetapan kebijakan K3,
perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi
kinerja K3, dan peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3. Perencanaan
adalah bagian dari konsep Plan-Do-Check-Action yang menjadi landasan dari
suatu Sistem Manajemen yang diaplikasikan dalam SMK3. Proses SMK3
dimulai dengan proses perencanaan yang baik untuk menjamin agar
penerapan SMK3 sesuai dengan kebijakan dan sasaran yang diinginkan (e-
Journal, 2014).
Program K3 harus melibatkan semua unsur dalam perusahaan dan
mencakup seluruh tahap perusahaan sejak rancang bangun sampai
operasinya. Perencanaan K3 harus dilaksanakan secara terpadu dengan
melibatkan semua fungsi yang ada dalam perusahaan dan tercermin dalam
rencana kerja tiap-tiap fungsi. Rencana kerja disusun dengan
memerhatikan empat masukan, yaitu hasil tinjauan awal yang telah
dilakukan sebelumnya, hasil analisis risiko yang dilakukan terkait dengan
bisnis perusahaan, aspek perundangan terkait aspek K3, serta ketersediaan
sumber daya atau kemampuan perusahaan untuk menjalankannya.
Perencanaan K3 harus meliputi hasil analisis risiko dan juga evaluasi
program tahun sebelumnya (Ramli, 2013).
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem
K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah
dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui segala hal yang berkaitan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (SMK3).
1.2.2 Tujuan Khusus
- Mengetahui pengertian Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
- Mengetahui tujuan dari Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
- Mengetahui manfaat Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
- Mengetahui elemen Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
- Mengetahui penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).

3
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (SMK3)


Menurut PP No. 50 Tahun 2012 sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tenpat kerja yang aman, efisien, dan
produktif (Ramli, 2013).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif (Anonimous, 2013).UU Nomor 13 Tahun 2003 telah menjelaskan
tentang pelaksanaan SMK3 yang berupa paksaan diatur dalam pasal 87
ayat (1) yang berbunyi “setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan”.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien
dan produktif. (Permen PU, 2008).
Implementasi SMK3 dalam organisasi bertujuan untuk meningkatkan
kinerja K3 dengan melaksanakan upaya K3 secara efisien dan efektif
sehingga risiko kecelakaan dan penyakit kerja dapat dicegah atau dikurangi
(Ramli, 2010).

4
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/ MEN/ 1996 pasal 1
menyebutkan bahwa SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif (Rudi, 2005).
Lingkup penerapan Sistem Manajemen K3 berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya yang ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain :
1 ukuran organisasi/ perusahaan
2 lokasi kegiatan
3 kondisi budaya organisasi dan atau perusahaan
4 jenis aktifitas organisasi/ perusahaan
5 kewajiban hukum yang berlaku bagi perusahaan
6 lingkup dan bentuk Sistem Manajemen K3 yang telah dijalankan
7 kebijakan K3 perusahaan
8 bentuk dan resiko atau bahaya yang dihadapi (Ramli, 2010)

2.2 Tujuan Sistem Manajemen K3


Tujuan SMK3 menurut PP No. 50 Tahun 2012, yaitu:
1 Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi
2 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan
atau serikat pekerja/serikat buruh; menciptakan tempat kerja yang
aman nyaman, efisien untuk mendorong produktivitas (Rijanto,
2010).

5
2.3 Manfaat Sistem Manajemen K3
Adapun manfaat dari penerapan Sistem Manajemen K3 adalah :
1 Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur
sistem opersional sebelum timbul gagguan operasional, kecelakaan,
insiden dan kerugian-kerugian lainnya
2 Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja
K3 diperusahaan
3 Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangsn
bidang K3
4 Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
tentang K3, khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam
pelaksanaan audit
5 Dapat meningkatkan produktifitas kerja (Tarwaka, 2008).

2.4 Elemen-Elemen Sistem Manajamen K3


Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1 Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap
penerapan SMK3.
2 Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
3 Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan da mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.
4 Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
5 Meninjau secara teratur dan meingkatkan pelaksanaan SMK3
secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3
(Ramli, 2013).

6
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No.
50 Tahun 2012 tentang pedoman SMK3 maka yang elemen – elemen yang
harus dilaksanakan adalah:

2.5 Penetapan Kebijakan K3


Pondasi dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) adalah komitmen kepemimpinan dan kebijakan manajemen. Sejalan
dengan kentuan peraturan perundangan, keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen perusahaan. Oleh karena
itu, tanpa komitmen dari manajemen maka pelaksanaan K3 dalam
perusahaan tidak akan memberikan hasil yang baik. Untuk itu, manajemen
harus menempatkan aspek K3 sebagai bagian integral dalam perusahaan.
Aspek K3 sama pentingnya dengan aspek lainnya seperti keuangan,
personalia, produksi dan pemasaran (Ramli, 2013).
2.5.1 Komitmen
Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan
komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja sehingga SMK3
berhasil diterapkan dan dikembangkan. Komitmen merupakan jiwa dari
keberhasilan penerapan K3 dalam perusahaan. Menurut F. Bird, komitmen
adalah niat atau tekad untuk melaksanakan sesuatu. Berdasarkan tekad
dan keinginan tersebut, komitmen akan tercermin pada sikap dan tindakan
terhadap K3. Sebagai bagian dari komitme manajemen, pengusaha harus
menetapkan kebijakan K3 yang disusun berdasarkan beberapakaidah dan
berdasarkan berbagai input seperti visi dan misi perusahaan, hasil tinjauan
awal K3 dan ketersediaan sumber daya dalam perusahaan (Ramli, 2013).
2.5.2 Kebijakan K3
Berdasarkan PP No 50 tahun 2012, penetapan kebijakan K3 harus
dilaksanakan oleh pengusaha, dalam menyusun kebijakan pengusaha
paling sedikit harus melakukan:
a) Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:
1 Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
2 Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor
lain yang lebih baik;

7
3 Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan.
4 Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya
yang berkaitan dengan keselamatan dan
5 Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang
disediakan.
b) Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus
menerus dan memperhatikan masukan dari pekerja/buruh
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani
oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat seluruh visi dan tujuan
perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, serta kerangka dan
program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh
yang bersipat umum atau operasional. Kebijakan K3 paling sedikit memuat:
a. Visi
b. Tujuan perusahaan
c. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan Kerangka program
kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh
yang bersipat umum dan operasional
Penetapan kebijakan K3 harus :
a. Disahkan oleh pucuk pimpinan perusahaan
b. Tertulis, tertanggal dan ditandatangani
c. Secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3
d. Dijelaskan dan disebarluaskan kepada seluruh pekerja/buruh,
tamu, kontraktor, pemasok dan pelanggan
e. Terdokumentasi dan terpelihara dengan baik
f. Bersipat dinamik
g. Ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan
tersebut masih sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam
perusahaan dan peraturan perundangan (Rijanto, 2010).
Untuk melaksanakan kebijakan K3 pengusaha/pengurus harus:
a. Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan
keputusan perusahaan
b. Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-

8
sarana lain yang diperlukan dibidang K3
c. Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab, wewenang
dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3
d. Membuat perencanaan K3 yang terkoordinasi
e. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3
(Dhinar, 2012).

2.6 Perencanaan K3
Perencanaan adalah landasan dari suatu sistem manajemen yang
diaplikasikan dalam SMK3. Proses SMK3 dimulai dengan proses
perencanaan yang baik untuk menjamin agar penerapan SMK3 sesuai
dengan kebijakandan sasaran yang diinginkan (Syahrizal, 2014).
Menurut PP No 50 Tahun 2012, yang harus dipertimbangkan dalam
menyusun rencana K3:
1. Hasil penelaahan awal;
2. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
3. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
4. Sumber daya yang dimiliki
Proses pengembangan rencana SMK3 adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis resiko
2. Melakukan tinjauan perundangan/persyaratan terkait
3. Menetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai
4. Menentukan indikator kinerja untuk menilai keberhasilan
5. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan
rencana
6. Menyusun rencana kerja (program kerja) (Paulus, 2013)

2.7 Pelaksanaan Rencana K3


Proses berikutnya setelah menyusun rencana kerja K3 adalah proses
penerapan yang merupakan tahap krusial dalam upaya pencegahan
kecelakaan. Dalam tahap ini, program-program K3 yang telah disusun akan
dilaksanakan secara lansung dilapangan. Sesuai persyaratan SMK3, elemen
utama dalam penerapan SMK3 adalah sebagai berikut:

9
2.7.1 Sumber Daya Manusia
a. Prosedur pengadaan SDM
b. Kosultasi, motivasi dan kesadaran
c. Tanggung jawab dan tanggung gugat
d. Pelatihan dan kompensasi
2.7.2 Prasarana
a. Organisasi
b. Anggaran
c. Prosedur operasi (prosedur, informasi, pelaporan)
d. Pendokumentasian
e. Prosedur keja
2.7.3 Kegiatan
a. Tindakan pengendalian
b. Perancangan dan rekayasa
c. Prosedur dan instruksi kerja
d. Penyerahan sebagian pekerjaan
e. Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f. Prosedur ahir
g. Keadaan darurat
h. Rencana pemulihan
i. Prosedur manajemen (Rijanto, 2010).

2.8 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3


SMK3 mensyaratkan pengusaha atau manajemen melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja secara berkala untuk memastikan apakah
pelaksanaan SMK3 telah berjalan sesuai ketentuan dan rencana kerja yang
telah ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi kinerja tersebut dilakukan
melalui 4 langkah yaitu:
1. Pemeriksaan
2. Pengujian
3. Pengukuran
4. Audit internal (Rijanto, 2010).

10
Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran harus ditetapkan dan
dipelihara prosedurnya sesuai dengan tujuan dan sasaran K3 serta
frekuensinya disesuaikan dengan objek mengacu pada peraturan dan
standar yang berlaku. Prosedur pemeriksaan, pengujian dan pengukuran
secara umum meliputi:
a. Personil yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian
yang cukup.
b. Catatan pemeriksaan pengujian dan pengukuran yang sedang
berlansung harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga
kerja dan kontraktor kerja yang terkait.
c. Peralatan dan metode pengujian yang menandai harus digunakan
untuk menjamin telah dipenuhinya standar K3 (Suardi, 2005).
Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk
mengetahui keefektifan penerapan SMK3. Audit SMK3 dilaksanakan secara
sistematik dan independen oleh personil yang memiliki kompetensi kerja
dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan. Hasil temuan dari
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit SMK3 harus
didokumentasikan dan digunakan untuk tindakan perbaikan dan
pencegahan. Pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit SMK3 dijamin
pelaksanaanya secara sistematik dan efektif oleh pihak manajemen (Ramli,
2013).

11
2.9 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3
Proses terahir dari siklus sitem manajemen K3 adalah tinjauan ulang
dan peningkatan oleh manajemen. Elemen ini merupakan peran kunci bagi
manajemen dalam menunjukkan komitmennya terhadap K3 dalam
perusahaannya. Siklus terahir ini sering diabaikan dandan dianggap
sebagai sesuatu formalitas belaka. Padahal, tahapan ini merupakan langkah
penting untuk menuju kinerja terbaik yang ingin dicapai perusahaan. Tanpa
adanya tinjauan manajemen, proses peningkatan berkelanjutan tidak
berjalan dengan baik dan efektif (Ika, 2013).
Untuk menjamin kesesuaian dan efektivan yang berkesinambungan
guna pencapaian tujuan SMK3, pengusaha dan pengurus perusahaan atau
tempat kerja harus:
1. Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara
berkala
2. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap
seluruh kegiatan serta produk barang dan jasa, termasuk
dampaknya terhadap kinerja perusahaan (Rijanto, 2010)
Tinjauan ulang penerapan SMK3 paling sedikit meliputi:
1. Evaluasi terhadap kebijakan K3
2. Tujuan, sasaran dan kinerja K3
3. Hasil temuan audit SMK3
4. Evaluasi efektivitas penerapan SMK3 dan kebutuhan untuk
pengembangan SMK3 (Suardi, 2005).
SMK3 mensyaratkan untuk melakukan tinjau ulang oleh manajemen
secara berkala. Tinjauan manajemen ini merupakan bagian penting dalam
mata rantai SMK3 untuk memastikan bahwa penerapan SMK3 telah
berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Dengan demikian, jika
terjadi penyimpangan maka dapat segera dilakukan penyempurnaan.
Aspek yang dibahas dalam tinjauan manajemen antara lain:
1. Kesesuaian kebijakan K3 yang sedang berjalan
2. Penyempurnaan objektif K3 untuk peningkatan berkelanjutan
3. Kecukupan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan proses
pengendalian bahaya

12
4. Tingkat resiko saat ini dan efektifitas dari sistem pengendalian
5. Kecukupan sumber daya yang disediakan
6. Evaluasi kecelakaan dala kurun waktu tertentu
7. Evaluasi penerapan proses K3
Hasil dari audit K3, baik internal maupun eksternal Hasil tinjauan
ulang ini dapat merumuskan langkah-langkah perbaikan dan peningkatan
kinerja K3 priode berikutnya. Langkah perbaikan ini konsisten dengan hasil
kinerja K3, potensi risiko, kebijakan K3, ketersediaan sumber daya manusia
dan prioritas yang diinginkan. Selanjutnya, SMK3 juga mensyaratkan agar
tinjauan ulang ini dikomunikasikan dan dikonsultasikan dengan semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan SMK3. Diharapkan tinjauan
manajemen ini akan menjadi refleksi kebelakang untuk melakukan
perbaikan dimasa mendatang (Ramli, 2013).

13
BAB 3 : TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Kesimpulan
1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa
disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman.
2. Perencanaan Sistem Manajemen K3 yang baik, dimulai dengan
melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan
pengendaliannya. Dalam melakukan hal tersebut, harus
diperimbangkan berbagai persyaratan perundangan K3 yang
berlaku bagi organisasi serta persyartan lainnya seperti standar,
kode, atau pedoman industri yang terkait atau berlaku bagi
organisasi.
3. Pelaksanaan dan Penilaian (Audit )Sistem Manajemen K3 di
Indonesia sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatana dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3.2 Saran
Tim penyusun makalah berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila terdapat suatu kesalahan kami berharap kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Aditama. 2007. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta :


Azwar A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Depnaker RI, 2000. Tatacara Pengajuan, Penilaian dan Pemberian
Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award). Penerbit:
Depnaker.
Kirana P. 2015. Kurikulum dan modul pelatihan metodologi penelitian
bagi tenaga pendidik kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes
RI. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Rudi S. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehan Kerja:
Penerbit: PPM, Jakarta Syahrini W. 2007.
Soehatman R. 2013. Smart safety : Penerbit: Dian Rakyat: Jakarta.
Zulmiar Y. 2016. Regulasi K3. Pelatihan dan Seminar K3. Jakarta : HSP
Academi

Anda mungkin juga menyukai