OLEH:
KELOMPOK 2 KELAS A1
Dosen Pengampu:
Dr. Nopriadi, SKM, M.Kes
Luthfil Hadi Anshari, SKM, M.Kes
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1
dibayarkan mencapai 565 M. Tingginya angka kecelakaan kerja tersebut
disebabkan oleh perusahaan belum sepenuhnya menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (Zulmiyar, 2016).
Sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012 salah satu cara pencegahan
kecelakaan kerja yaitu dilakukan melalui penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dalam menerapkan SMK3 setiap
perusahaan wajib melaksanakan lima hal yaitu penetapan kebijakan K3,
perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi
kinerja K3, dan peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3. Perencanaan
adalah bagian dari konsep Plan-Do-Check-Action yang menjadi landasan dari
suatu Sistem Manajemen yang diaplikasikan dalam SMK3. Proses SMK3
dimulai dengan proses perencanaan yang baik untuk menjamin agar
penerapan SMK3 sesuai dengan kebijakan dan sasaran yang diinginkan (e-
Journal, 2014).
Program K3 harus melibatkan semua unsur dalam perusahaan dan
mencakup seluruh tahap perusahaan sejak rancang bangun sampai
operasinya. Perencanaan K3 harus dilaksanakan secara terpadu dengan
melibatkan semua fungsi yang ada dalam perusahaan dan tercermin dalam
rencana kerja tiap-tiap fungsi. Rencana kerja disusun dengan
memerhatikan empat masukan, yaitu hasil tinjauan awal yang telah
dilakukan sebelumnya, hasil analisis risiko yang dilakukan terkait dengan
bisnis perusahaan, aspek perundangan terkait aspek K3, serta ketersediaan
sumber daya atau kemampuan perusahaan untuk menjalankannya.
Perencanaan K3 harus meliputi hasil analisis risiko dan juga evaluasi
program tahun sebelumnya (Ramli, 2013).
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem
K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah
dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui segala hal yang berkaitan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (SMK3).
1.2.2 Tujuan Khusus
- Mengetahui pengertian Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
- Mengetahui tujuan dari Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
- Mengetahui manfaat Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
- Mengetahui elemen Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
- Mengetahui penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
3
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
4
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/ MEN/ 1996 pasal 1
menyebutkan bahwa SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif (Rudi, 2005).
Lingkup penerapan Sistem Manajemen K3 berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya yang ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain :
1 ukuran organisasi/ perusahaan
2 lokasi kegiatan
3 kondisi budaya organisasi dan atau perusahaan
4 jenis aktifitas organisasi/ perusahaan
5 kewajiban hukum yang berlaku bagi perusahaan
6 lingkup dan bentuk Sistem Manajemen K3 yang telah dijalankan
7 kebijakan K3 perusahaan
8 bentuk dan resiko atau bahaya yang dihadapi (Ramli, 2010)
5
2.3 Manfaat Sistem Manajemen K3
Adapun manfaat dari penerapan Sistem Manajemen K3 adalah :
1 Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur
sistem opersional sebelum timbul gagguan operasional, kecelakaan,
insiden dan kerugian-kerugian lainnya
2 Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja
K3 diperusahaan
3 Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangsn
bidang K3
4 Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
tentang K3, khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam
pelaksanaan audit
5 Dapat meningkatkan produktifitas kerja (Tarwaka, 2008).
6
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No.
50 Tahun 2012 tentang pedoman SMK3 maka yang elemen – elemen yang
harus dilaksanakan adalah:
7
3 Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan.
4 Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya
yang berkaitan dengan keselamatan dan
5 Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang
disediakan.
b) Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus
menerus dan memperhatikan masukan dari pekerja/buruh
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani
oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat seluruh visi dan tujuan
perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, serta kerangka dan
program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh
yang bersipat umum atau operasional. Kebijakan K3 paling sedikit memuat:
a. Visi
b. Tujuan perusahaan
c. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan Kerangka program
kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh
yang bersipat umum dan operasional
Penetapan kebijakan K3 harus :
a. Disahkan oleh pucuk pimpinan perusahaan
b. Tertulis, tertanggal dan ditandatangani
c. Secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3
d. Dijelaskan dan disebarluaskan kepada seluruh pekerja/buruh,
tamu, kontraktor, pemasok dan pelanggan
e. Terdokumentasi dan terpelihara dengan baik
f. Bersipat dinamik
g. Ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan
tersebut masih sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam
perusahaan dan peraturan perundangan (Rijanto, 2010).
Untuk melaksanakan kebijakan K3 pengusaha/pengurus harus:
a. Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan
keputusan perusahaan
b. Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-
8
sarana lain yang diperlukan dibidang K3
c. Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab, wewenang
dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3
d. Membuat perencanaan K3 yang terkoordinasi
e. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3
(Dhinar, 2012).
2.6 Perencanaan K3
Perencanaan adalah landasan dari suatu sistem manajemen yang
diaplikasikan dalam SMK3. Proses SMK3 dimulai dengan proses
perencanaan yang baik untuk menjamin agar penerapan SMK3 sesuai
dengan kebijakandan sasaran yang diinginkan (Syahrizal, 2014).
Menurut PP No 50 Tahun 2012, yang harus dipertimbangkan dalam
menyusun rencana K3:
1. Hasil penelaahan awal;
2. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
3. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
4. Sumber daya yang dimiliki
Proses pengembangan rencana SMK3 adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis resiko
2. Melakukan tinjauan perundangan/persyaratan terkait
3. Menetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai
4. Menentukan indikator kinerja untuk menilai keberhasilan
5. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan
rencana
6. Menyusun rencana kerja (program kerja) (Paulus, 2013)
9
2.7.1 Sumber Daya Manusia
a. Prosedur pengadaan SDM
b. Kosultasi, motivasi dan kesadaran
c. Tanggung jawab dan tanggung gugat
d. Pelatihan dan kompensasi
2.7.2 Prasarana
a. Organisasi
b. Anggaran
c. Prosedur operasi (prosedur, informasi, pelaporan)
d. Pendokumentasian
e. Prosedur keja
2.7.3 Kegiatan
a. Tindakan pengendalian
b. Perancangan dan rekayasa
c. Prosedur dan instruksi kerja
d. Penyerahan sebagian pekerjaan
e. Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f. Prosedur ahir
g. Keadaan darurat
h. Rencana pemulihan
i. Prosedur manajemen (Rijanto, 2010).
10
Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran harus ditetapkan dan
dipelihara prosedurnya sesuai dengan tujuan dan sasaran K3 serta
frekuensinya disesuaikan dengan objek mengacu pada peraturan dan
standar yang berlaku. Prosedur pemeriksaan, pengujian dan pengukuran
secara umum meliputi:
a. Personil yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian
yang cukup.
b. Catatan pemeriksaan pengujian dan pengukuran yang sedang
berlansung harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga
kerja dan kontraktor kerja yang terkait.
c. Peralatan dan metode pengujian yang menandai harus digunakan
untuk menjamin telah dipenuhinya standar K3 (Suardi, 2005).
Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk
mengetahui keefektifan penerapan SMK3. Audit SMK3 dilaksanakan secara
sistematik dan independen oleh personil yang memiliki kompetensi kerja
dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan. Hasil temuan dari
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit SMK3 harus
didokumentasikan dan digunakan untuk tindakan perbaikan dan
pencegahan. Pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit SMK3 dijamin
pelaksanaanya secara sistematik dan efektif oleh pihak manajemen (Ramli,
2013).
11
2.9 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3
Proses terahir dari siklus sitem manajemen K3 adalah tinjauan ulang
dan peningkatan oleh manajemen. Elemen ini merupakan peran kunci bagi
manajemen dalam menunjukkan komitmennya terhadap K3 dalam
perusahaannya. Siklus terahir ini sering diabaikan dandan dianggap
sebagai sesuatu formalitas belaka. Padahal, tahapan ini merupakan langkah
penting untuk menuju kinerja terbaik yang ingin dicapai perusahaan. Tanpa
adanya tinjauan manajemen, proses peningkatan berkelanjutan tidak
berjalan dengan baik dan efektif (Ika, 2013).
Untuk menjamin kesesuaian dan efektivan yang berkesinambungan
guna pencapaian tujuan SMK3, pengusaha dan pengurus perusahaan atau
tempat kerja harus:
1. Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara
berkala
2. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap
seluruh kegiatan serta produk barang dan jasa, termasuk
dampaknya terhadap kinerja perusahaan (Rijanto, 2010)
Tinjauan ulang penerapan SMK3 paling sedikit meliputi:
1. Evaluasi terhadap kebijakan K3
2. Tujuan, sasaran dan kinerja K3
3. Hasil temuan audit SMK3
4. Evaluasi efektivitas penerapan SMK3 dan kebutuhan untuk
pengembangan SMK3 (Suardi, 2005).
SMK3 mensyaratkan untuk melakukan tinjau ulang oleh manajemen
secara berkala. Tinjauan manajemen ini merupakan bagian penting dalam
mata rantai SMK3 untuk memastikan bahwa penerapan SMK3 telah
berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Dengan demikian, jika
terjadi penyimpangan maka dapat segera dilakukan penyempurnaan.
Aspek yang dibahas dalam tinjauan manajemen antara lain:
1. Kesesuaian kebijakan K3 yang sedang berjalan
2. Penyempurnaan objektif K3 untuk peningkatan berkelanjutan
3. Kecukupan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan proses
pengendalian bahaya
12
4. Tingkat resiko saat ini dan efektifitas dari sistem pengendalian
5. Kecukupan sumber daya yang disediakan
6. Evaluasi kecelakaan dala kurun waktu tertentu
7. Evaluasi penerapan proses K3
Hasil dari audit K3, baik internal maupun eksternal Hasil tinjauan
ulang ini dapat merumuskan langkah-langkah perbaikan dan peningkatan
kinerja K3 priode berikutnya. Langkah perbaikan ini konsisten dengan hasil
kinerja K3, potensi risiko, kebijakan K3, ketersediaan sumber daya manusia
dan prioritas yang diinginkan. Selanjutnya, SMK3 juga mensyaratkan agar
tinjauan ulang ini dikomunikasikan dan dikonsultasikan dengan semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan SMK3. Diharapkan tinjauan
manajemen ini akan menjadi refleksi kebelakang untuk melakukan
perbaikan dimasa mendatang (Ramli, 2013).
13
BAB 3 : TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Kesimpulan
1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa
disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman.
2. Perencanaan Sistem Manajemen K3 yang baik, dimulai dengan
melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan
pengendaliannya. Dalam melakukan hal tersebut, harus
diperimbangkan berbagai persyaratan perundangan K3 yang
berlaku bagi organisasi serta persyartan lainnya seperti standar,
kode, atau pedoman industri yang terkait atau berlaku bagi
organisasi.
3. Pelaksanaan dan Penilaian (Audit )Sistem Manajemen K3 di
Indonesia sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatana dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3.2 Saran
Tim penyusun makalah berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila terdapat suatu kesalahan kami berharap kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA