GEOLOGI REGIONAL
2. 2 FISIOGRAFI REGIONAL
Daerah
penelitian
Daerah Penelitian
Gambar 2.2 Tektonik Regional Pulau Kalimantan dan Sulawesi (Baillie dkk.,
2004)
Darman dan Sidi (2000) menyatakan Kalimantan dapat dibagi secara kasar
menjadi beberapa wilayah tektonik yang berarah Timur-Barat. Di utara pulau
Kalimantan didominasi kompleks akresi Crocker-Rajang-Embaluh yang berumur
Kapur dan Eosen-Miosen yang utamanya terdiri dari endapan turbiditik. Di batas
selatan terdapat cekungan Melawi-Ketungau dan Kutai. Cekungan Tarakan dan
Sandakan berkembang di timur laut pulau Kalimantan. Cekungan Barito terbentuk
sebagai back-arc atau continental rift. Batolit Schwaner merupakan singkapan dari
7
batuan granitik berumur Kapur. Daerah yang memiliki potongan Paleozoik dan
Mesozoik yang tersimpan baik berada di barat daya Kalimantan dan Serawak Barat.
Ofiolit Meratus memisahkan cekungan Barito dari cekungan Asem-asem di tenggara
Kalimantan. Tanjung Mangkalihat sendiri merupakan kompleks karbonat berumur
Tersier. Tanjung Mangkalihat memisahkan cekungan Kutei dan Tarakan.
Secara stratigrafi, daerah ini memiliki formasi yang berumur Eosen Awal
hingga Oligosen Akhir bahkan Miosen hingga Pliosen (Gambar 2.3).
Formasi Kuaro (Tek) : Terdiri dari litologi berupa serpih, batupasir, konglomerat,
breksi, napal dan batugamping bersisipan batubara. Umur formasi ini adalah Eosen,
diendapkan di lingkungan laut dangkal, ketebalan formasi mencapai 600 meter.
Formasi Kuaro menindih tak selaras diatas batu Pra – Tersier dan menjari dengan
Formasi Telakai.
Formasi Telakai (Tet) : Terdiri dari litologi batugamping pasiran, serpih dan
lempung. Umur formasi ini adalah Eosen, berdasarkan kandungan fosil Globorotalia
centralis dan Globigerina Gortanigortani yang diendapkan pada laut dangkal,
formasi ini memiliki ketebalan hingga 800 meter. Formasi ini menjari dengan
Formasi Kuaro.
8
Gambar 2.3 Kolom Stratigrafi Regional Peta Geologi Lembar Tanjung Mangkalihat
(Djamal, dkk., 1995)
9
Formasi Tendehantu (Tmt): Formasi Tendehantu terdiri atas, batugamping koral,
warna putih, kuning muda, berlapis. Formasi ini Berumur Miosen Tengah dan
Diendapkan pada lingkungan laut dangkal. Tebal sekitar 1875 meter.
Formasi Golok (Tmpg) : Formasi Golok terdiri atas, napal bersisipan batulempung,
batugamping napalan, moluska dan material batubara berwarna kelabu kekuningan
sampai coklat, foraminifera yang dijumpai adalah G. extremus BOLLI &
BERMUDEZ, Globorotalia Multicamerata CUSHMAN & JARVIS, G. Tumida
BRADY. G. Acostaensis, dll. Kumpulan Fosil ini menunjukan umur Miosen Akhir –
Pliosen, dengan lingkungan pengendapan Neritik – Batial. Ketebalan Mencapai 1250
meter.
Alluvium Qa: Alluvium berupa Endapan Aluvium sungai rawa dan pantai : Kerikil,
pasir, koral dan lumpur.
10