CTS
CTS
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1
BAB II Pembahasan..........................................................................................................2
II.3 Epidemiologi......................................................................................................5
II.4 Etiologi...............................................................................................................6
II.6 Patogenesis.........................................................................................................7
II.7 Diagnosa............................................................................................................10
II.8 Terapi/Penatalaksanaan......................................................................................11
II.9 Pencegahan.........................................................................................................15
Daftar Pustaka.....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
terdiri dari tulang-tulang carpal di median, dorsal, dan sisi lateral dan terselubungi secara
ventral oleh flexor retinaculum. Carpal tunnel syndrome (CTS) atau disebut juga entrapment
neuropathy adalah keadaan dimana nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan
sehingga menimbulkan rasa nyeri, parastesia, dan kelemahan pada pergelangan tangan. Hal
ini berkaitan dengan penggunaan tangan yang eksesif tak terbatas dan trauma repetitif akibat
1,2
paparan okupasi berkelanjutan . Beberapa penyebabnya telah diketahui seperti trauma,
infeksi, gangguan endokrin dan lain-lain, tetapi sebagian tetap tidak diketahui penyebabnya.
CTS lebih umum dijumpai pada wanita, dengan puncak usia 42 tahun (40-60 tahun)3,4.
Resiko untuk menderita CTS sekitar 10% pada usia dewasa. Sindrom ini biasanya timbul
pada orang-orang yang sering bekerja menggunakan tangan (memanipulasi tangan), seperti
memeras baju, orang yang sering bertepuk (guru TK), pengendara motor, mengetik, olahraga
taichi, sering bermain game. Ras kaukasia memiliki resiko tertinggi terkena CTS jika
dibandingkan dengan ras yang lain. Perempuan beresiko lebih tinggi dibandingkan laki – laki
dengan tingkat perbandingan sebesar 3:1 pada usia antara 45 – 60 tahun. Hanya sebesar 10%
kasus CTS yang dilaporkan ditemukan pada usia yang lebih muda di usia 30-an tahun. Kaum
perempuan diduga memiliki ukurang canalis carpi yang lebih kecil dibandingkan kaum laki –
laki.3,5
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Anatomi
Secara anatomis, canalis carpi (carpal tunnel) berada di dalam dasar pergelangan
tangan. Sembilan ruas tendon fleksor dan N. Medianus berjalan di dalam canalis carpi yang
dikelilingi dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang – tulang carpal. Nervus dan tendon
memberikan fungsi, sensibilitas dan pergerakan pada jari – jari tangan. Jari tangan dan otot –
otot fleksor pada pergelangan tangan beserta tendon – tendonnya berorigo pada epicondilus
medial pada regio cubiti dan berinsersi pada tulang – tulang metaphalangeal, interphalangeal
proksimal dan interphalangeal distal yang membentuk jari tangan dan jempol. Canalis carpi
berukuran hampir sebesar ruas jari jempol dan terletak di bagian distal lekukan dalam
pergelangan tangan dan berlanjut ke bagian lengan bawah di regio cubiti sekitar 3 cm.1,5
dan ulnar. Komponen radial dari N. Medianus akan menjadi cabang sensorik pada
permukaan palmar jari-jari pertama dan kedua dan cabang motorik m. abductor pollicis
brevis, m. opponens pollicis, dan bagian atas dari m. flexor pollicis brevis. Pada 33 % dari
individu, seluruh fleksor polisis brevis menerima persarafan dari N. Medianus. Sebanyak 2 %
ulnaris dari N. Medianus memberikan cabang sensorik ke permukaan jari kedua, ketiga, dan
sisi radial jari keempat. Selain itu, saraf median dapat mempersarafi permukaan dorsal jari
carpi, membesarnya ukuran alat yang masuk di dalamnya (pembengkakan jaringan lubrikasi
pada tendon – tendon fleksor) atau keduanya. Gerakan fleksi dengan sudut 90 derajat dapat
mengecilkan ukuran canalis. Penekanan terhadap N. Medianus yang menyebabkannya
semakin masuk di dalam ligamentum carpi transversum dapat menyebabkan atrofi eminensia
thenar, kelemahan pada otot fleksor pollicis brevis, otot opponens pollicis dan otot abductor
pollicis brevis yang diikuti dengan hilangnya kemampuan sensorik ligametum carpi
transversum yang dipersarafi oleh bagian distal N. Medianus. Cabang sensorik superfisial
transversum yang berlanjut mempersarafi bagian telapak tangan dan jari jempol2,4.
N. Medianus terdiri dari serat sensorik 94% dan hanya 6% serat motorik pada
terowongan karpal. Namun, cabang motorik menyajikan banyak variasi anatomi, yang
menciptakan variabilitas yang besar patologi dalam kasus Capal Tunnel Syndrome.
2. 2 Definisi CTS
Sindroma Carpal Tunnel merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan karena
tekanan pada nervus medianus dan nervus ulnaris di Carpal Tunnel. Adapun definisi lain
yaitu neuropati tekanan atau jeratan terhadap nervus medianus di dalam terowongan karpal
pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah fleksor retinakulum. Dulu, sindroma ini juga
disebut dengan nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau partial thenar atrophy.
Terowongan karpal terdapat di bagian sentral dari pergelangan tangan di mana tulang
dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan
nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang
keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal
ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang
karpalia tersebut. Setiap perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan
tekanan pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus.5
2. 3 Epidemiologi
Menurut penelitian CTS lebih sering terjadi pada wanita. CTS adalah entrapment
neuropathy yang paling sering dijumpai 1.5-11. Nervus medianus mengalami tekanan pada
saat berjalan melalui terowongan karpal di pergelangan tangan menuju ke tangan. Penyakit
ini biasanya timbul pada usia pertengahan. Umumnya pada keadaan awal bersifat unila~ral
tetapi kemudian bisa juga bilateral. Biasanya lebih berat pada tangan yang dominan. Pada
Prevalensi CTS bervariasi. Di Mayo Clinic, pada tahun 1976-1980 insidensnya 173
per 100.000 pasien wanita/tahun dan 68 per 100.000 pasien pria/tahun. Di Maastricht,
Belanda, 16% wanita dan 8 % pria dilaporkan terbangun dari tidurnya akibat parestesi jari-
jari. 45% wanita dan 8% pria yang mengalami gejala ini terbukti menderita CTS setelah
ditemukan rata-rata 99 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Sedangkan Hudson dkk
Sebagian besar kasus CTS (>50%) bersifat idiopatik, tetapi berbagai kondisi dapat
a. Kondisi kesehatan lain seperti artritis reumatoid, kelainan hormonal tertentu seperti
b. Karakteristik fisik. Carpal tunnel seseorang dapat lebih sempit daripada populasi
umum
d. Tekanan langsung atau lesi desak ruang di dalam carpal tunnel dapat meningkatkan
f. Sindrom double crush, kompresi atau iritasi nervus medianus di atas pergelangan
tangan
pergelangan tangan atau jari, dan pekerjaan yang menggunakan alat yang
menimbulkan getaran
h. Faktor keturunan
Carpal tunnel syndrom menimbulkan beragam gejala khas dari gejala sakit sedang
hingga gejala sakit yang berat. Gejala – gejala ini akan semakin bertambah berat dan
penderita yang telah didiagnosis dengan carpal tunnel syndrome akan mengeluhkan sensasi
mati rasa (numbness), kesemutan, dan sensasi terbakar pada jari jempol, jari telunjuk dan jari
tengah dimana ketiga jari tersebut diinervasi oleh N. Medianus.2,3 Pada beberapa penderita
juga sering mengeluhkan rasa sakit pada tangan atau pergelangan tangan dan hilangnya
kekuatan menggenggam. Rasa nyeri juga timbul pada lengan dan pundak serta benjolan pada
tangan; rasa nyeri ini akan terasa teramat sakit terutama di malam hari saat tidur2.5.
Mati rasa (numbness) dan kesemutan (paresthesia) pada area yang dipersarafi oleh N.
Medianus merupakan gejala neuropathy akibat sindrom jebakan canalis carpi (carpal tunnel
entrapment). Kelemahan dan atrofi otot – otot thenar akan timbul selanjutnya jika kondisi ini
2.6 Patogenesis
pita. 6
faktor8:
hipotiroidisme.
c. Tumor dan keadaan lain yang menambah isi dari CT, misalnya: Ganglion,
Chondrocalsinosis.
e. Trauma akan merubah ”countour” normal CT atau pembentukan tulang baru yang
Terjadinya Neurophaty saat injuri disebabkan karena fragmen tulang patah atau
Atau bisa dikatakan umumnya CTS terjadi secara kronis di mana terjadi penebalan
fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang
berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Akibatnya
aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi
intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini
akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini
menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam/pagi
hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerak-gerakkan atau diurut (mungkin
akibat terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah). Apabila kondisi ini terus berlanjut
akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan safar menjadi
atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus
Pada CTS akut biasanya terjadi penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler
sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf. Keadaan iskemik ini
gangguan aliran darah. Selanjutnya terjadi vasodilatasi yang menyebabkan edema sehingga
Tekanan langsung pada safar perifer dapat pula menimbulkan invaginasi Nodus
Akhirnya setelah adanya disproporsi dan kompresi terhadap nervus medianus akan
menimbulkan suatu gejala / simptom. Yaitu nyeri, rasa terbakar dan rasa seperti di tusuk –
Stadium I:
Stadium II
Adanya kompresi pada pembuluh kapiler akan menyebabkan anoksia dan kerusakan
Protein tidak dapat keluar melalui perineurium oleh karena akumulasi dalam
endoneurium yang mana telah menyatu dengan metabolisme serta nutrisi aksonal.
Pada keadaan tersebbut juga diiikuti adanya proliferasi dari fibroblast serta iskemik
pada jaringan ikat yang mengalami konstriksi. Pada tahap akhir dari kompresi saraf,
Dasar patofisiologi dari penekanan dari saraf ini di awali dengan berkurang nya aliran
darah yang timbul dengan tekanan 20 – 30 mmHg. Pada penderita CTS tekanan pada
terowongan sedikitnya mencapai 33 mmHg dan bahkan sering mencapai 110 mmHG saat
pergelangan tangan pada dalam posisi ekstensi posisi dorsofleksi ini nampaknya merupakan
posisi yang meningkatkan tekanan intra karpal yang paling tinggi. Tekanan sebesar 50
mmHG selama 2jam akan menyebabkan oedema epineurium bila tekanan tersebut
berlangsung selama 8 jam maka akan mengakibatkan tekanan cairan endoneurium meningkat
sebesar 4 kali dan menghambat transport aksonal jika trauma ini terus terjadi pada endotel
kapiler maka akan semakin banyak protein yang bocor masuk kedalam jaringan sehingga
Dampak yang terjadi lebih nyata pada endoneurium, karena lebih banyak eksudat dan
oedema yang menumpuk disana akibat tidak dapat menembus perineurium. Perineurium
1. Pemeriksaan fisik
pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes
menyokong diagnosa CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai
b. Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-
otot thenar.
abduksi maksimal palmar lalu ujung jari dipertemukan dengan ujung jari
dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS, maka tes
e. Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam
waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.
Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan
diagnosa CTS.
tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila
dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.
g. Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa hila timbul parestesia atau nyeri pada
h. Luthy's sign (bottle's sign). Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari
telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat
diagnosa.
Pemeriksaan sensibilitas. Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-
point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes
positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada
beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa
b. Kecepatan Hantar Saraf (KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada
yang lainnya KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency)
membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos
leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT
scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi.
4. Pemeriksaan laboratorium. Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita
usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa
Terdapat beberapa terapi terhadap carpal tunnel syndrome yang masih dipergunakan
Nonoperasi
Splint atau bidai pada pergelangan tangan membantu mengurangi mati rasa
dengan mengurangi fleksi pergelangan tangan. Bidai digunakan pada malam hari
untuk mereposisi tangan, mencegah fleksi atau ekstensi tangan saat tidur yang bisa
2. Peregangan (Stretching)
Beragam gerakan peregangan dapat membantu pencegahan terhadap CTS,
namun banyak orang yang tidak tahu akan kegunaan peregangan otot – otot
pergelangan tangan dan tangan. Untuk mengurangi insiden terserang CTS, berikut ini
Kepalkan tangan dengan kencang selama 3 – 5 detik, lalu lepaskan dan ratakan
seluruh jari – jari tangan. Ditahan selama 3 – 5 detik juga. Ulangi gerakan ini sebanyak 5 kali
di tiap tangan.
Gerakan 2 : Peregangan
Gerakan perengan ini dapat mengurangi rasa sakit dan tekanan yang disebabkan oleh
pergerakan tangan repetitif dalam periode tertentu. Dengan menggunakan salah satu tangan,
jari – jari di tangan lain di lebarkan sebisa mungkin tanpa menimbulkan rasa nyeri. Hasil dari
peregangan dapat dirasakan pada telapak tangan dan pergelangan tangan. Tahan posisi
peregangan ini selama 3 – 5 detik lalu lepaskan. Lakukan gerakan ini sebanyak 5x di tiap
nervus medianus. Pengobatan ini tidak bersifat untuk dilakukan dalam jangka waktu
sampai sedang. Obat pilihan untuk terapi awal biasanya adalah ibuprofen. Untuk
Prosedur fisioterapi ini harus dilakukan secaraspesifik terhadap pola nyeri/gejala dan
semakin parah. Terapi okupasi memfasilitasi fungsi tangan melalui terapi adaptif tradisional.
Olahraga dengan gerakan merelaksasi dan meregangkan otot – otot lengan dan tangan dapat
Pemijatan merupakan salah satu metode terapi yang sering digunakan untuk
mengobati gejala CTS. Perengangan dan pelepasan myofascial dapat menghilangkan rasa
nyeri, mati rasa, kesemutan dan nyeri terbakar dalam beberapa menit.
Operasi
Pada umumnya, terapi nonoperasi digunakan untuk kasus yang ringan. Jika gejala
menetap maka direkomendasikan untuk operasi. Tujuan dari operasi CTS adalah membelah
lapisan transkutaneus (Transcutaneus Layer/TCL). Pada saat TCL dipotong, maka tekanan
Ini adalah salah satu contoh hasil pembedahan carpal tunnel syndrome. Dapat dilihat
adanya atrofi otot thenar eminensia di tangan kiri yang merupakan tanda kronik CTS.
Salah satu gambar metode pembedahan pada carpal tunnel syndrome. Dapat dilihat
teknik pembukaan ligamentum carpi transversum yang juga dikenal dengan sebutan
pasien yang telah mengalami secara konstan dan static mati rasa, kelemahan otot tangan, atau
atrofi, dan penggunaan splint di malam hari sudah tidak bisa lagi mengontrol gejala – gejala
intermiten CTS.
2.9 Pencegahan
Perbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. Gunakanlah seluruh tangan
dan jari-jari untuk menggenggam sebuah benda, jangan hanya menggunakan ibu jari
dan telunjuk.
2.10 Diagnosis Banding
2. lnoracic outlet syndrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot
thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan dan lengan bawah.
3. Pronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan
daripada STK karena cabang nervus medianus ke kulit telapak tangan tidak melalui
terowongan karpal.
dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan yang repetitif. Gejalanya
adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari. KHS
normal. Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu
2.11 Prognosis
Pada CTS, prognosis biasanya baik. Terdapat bebrapa faktor yang dapat
menyebabkan prognosis menjadi buruk, seperti status mental dan penggunaan alkohol. Gejala
bilateral dan manuver Phalen yang positif merupakan indikator prognosis yang buruk.
Penelitian menunjukkan bahwa 34% pasien CTS idiopatik mengalami resolusi sempurna
dalam 6 bulan. Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan maka
3. Terjadi STK yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat edema,
Komplikasi yang dapat dijumpai adalah kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang
persisten di daerah distribusi nervus medianus. Komplikasi yang paling berat adalah reflek
sympathetic dystrophy yang ditandai dengan nyeri hebat, hiperalgesia, disestesia dan
gangguan trofik.6
BAB III
KESIMPULAN
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) terjadi akibat penekanan nervus medianus di dalam
terowongan karpal. Sindrom ini sering terjadi pada gerakan mencuci pakaian, mengepel
lantai, kehamilan (bilateral), dll. Gejala yang ditimbulkan adalah rasa baal dan kesemutan,
nyeri yang menjalar atau meluas dari pergelangan tangan ke bahu atau turun ke telapak
tangan. Beberapa kondisi yang dapat memicu timbulnya carpal tunnel syndrome, antara lain:
Secara klinis CTS didiagnosis dengan kriteria yaitu rasa nyeri yang berupa
kesemutan, rasa terbakar dan baal pada jari I, II, III dan setengah bagian lateral jari IV
dengan onset terjadi di waktu malam hari atau dini hari. Pada keadaan yang berat, rasa nyeri
dapat menjalar hingga ke lengan atas dan terdapat atrofi pada otot thenar. Penegakan
diagnosis baru dilakukan jika telah dilakukan tes provokasi berupa Tes Phalen dan tes Tinel.
Untuk mencegah terjadinya carpal tunnel syndrome akibat aktivitas repetitif yang
menimbulkan rasa baal dan nyeri, perlu dilakukan gerakan meregang pergelangan tangan,
tangan dan jari tangan. Selain itu, pengobatan yang efektif bagi penderita carpal tunnel
syndrome dengan menggunakan splint (balut tangan), injeksi kortikosteroid dan pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. M Brust, John C. Current Diagnosis and Treatment Neurology. Edisi kedua. Lange.
2012;h.296-297
at : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3459/1/penysaraf-aldi2.pdf.
4. George, Dewanto. Riyanto, Budi. Turana, Yuda, et al. Panduan Praktis Diagnosis dan