Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR KOMUNITAS (STRUKTUR TROFIK: RANTAI DAN JARING MAKANAN,

SPESIES KUNCI)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi. (Wolf, 1990). Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,
2007).
Dalam ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antar organisme dan juga
lingkungannya. Hubungan yang terjadi di antara organisme atau individu tersebut cukup
kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dan di dalam pola interaksi
hubungan tersebut ikut melibatkan terjadinya rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari satu organisme ke
organisme lain dalam tingkatan tertentu disebut rantai makanan (food chain). Rantai
makanan secara konseptual terstruktur dalam tingkatan tropik. Sebuah tingkatan tropik
mencakup semua organisme atau spesies dengan posisi yang sama dalam rantai makanan.
Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan saja, dan juga
dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa. Oleh karena itu terjadi beberapa rantai
makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan
ini disebut dengan jaring-jaring makanan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari rantai makanan?
2. Apakah pengertian dari jaring-jaring makanan?
3. Apakah pengertian spesies kunci?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian rantai makanan.
2. Menjelaskan pengertian jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan pengertian spesies kunci.
BAB II
PEMBAHASAN

Struktur trofik komunitas

Keanekaragaman dan susunan hierarki pupolasi atau relung dalam komunitas hanya merupakan
satu aspek saja dari struktur komunitas. Fenomena interaksi rantai makanan dan hubungan antara
ukuran organisme dengan metabolisme menghasilkan suatu struktur trofik yang khas untuk setiap
ekosistem. Semakin kecil ukuran suatu organisme maka semakin besar metabolismenya per gram
biomasanya, dan sebaliknya semakin besar ukuran tubuh suatu organisme semakin kecil
metabolismenya per gram berat tubuhnya.

Struktur trofik dapat diukur dan dinyatakan dalam jumlah energi yang disimpan/ditambat per
satuan luas per satuan waktu pada aras trofik (biomasa per satuan luas). Struktur trofik dapat
digambarkan dalam bentuk diagram yang kemudian dikenal sebagai piramida ekologi. Aras trofik
I (produsen) diletakkan sebagai dasar piramida, kemudian diatasnya adalah aras-aras trofik yang
berikutnya (herbivora, karnivora) sebagai konsumen primer, sekunder, tersier.dan seterusnya
sampai ke tingkat yang tertinggi
Piramida ekologi, ada tiga macam yaitu :
1. Piramida jumlah: yang menggambarkan jumlah individu pada masing-masing aras trofik
2. Piramida biomasa: yang menggambarkan besarnya biomasa pada masing-masing aras trofik.
Biomasa dapat dinyatakan dalam satuan berat kering atau berat abu.
3. Piramida energi: yang menggambarkan laju aliran energi atau produktivitas pada setiap aras
trofik, energi dapat dinyatakan dalam satuan kalori.

Piramida ekologi memberikan gambaran kasar hubungan antara rantai makanan dengan
komponen-komponen biotik dalam suatu ekosistem. Apabila dibandingkan dengan piramida
ekologi yang lain, maka piramida jumlah kurang memberikan gambaran hubungan fungsional
antara komponen-komponen biotik ekosistem dengan peranan mereka. Hal ini dapat terjadi karena
jumlah individu tidak berbanding lurus dengan peranan mereka secara fungsional dalam
ekosistem.
Piramida biomasa lebih memberikan gambaran yang signifikan terhadap suatu struktur trofik,
karena mampu memberikan gambaran secara kasar tentang pengaruh menyeluruh dari rantai
makanan dan pengaruh peranan masing-masing aras trofik.

Piramida energi adalah suatu piramida yang dianggap paling baik dalam meggambarkan peranan
masing-masing komponen ekosistem dibandingkan dengan piramida ekologi, piramida jumlah dan
piramida biomasa. Dengan menggunakan piramida energi maka peranan komunitas atau masing-
masing aras trofik dalam suatu ekosistem dapat diketahui secara jelas. Hal ini disebabkan oleh
karena piramida energi dapat menggambarkan besarnya aliran energi pada tiap-tiap aras trofik.

Aras trofik yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai efisiensi ekologi juga lebih tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa organisme yang menempati aras trofik lebih tinggi, juga lebih efisien
dalam menangkap energi. Padahal telah ketahui bahwa organisme yang menempati aras trofik
lebih tinggi memiliki jumlah ketersediaan energi makanan yang lebih kecil dibanding organisme
yang menempati aras trofik rendah. Berarti hewan karnivora misalnya singa. Singa lebih efisien
menangkap energi dibandingkan dengan hewan herbivore, seperti kambing.

Herbivora mempunyai efisiensi penangkapan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan
karnivora. Hal ini dapat ditunjukkan pada perilaku makan, yaitu mereka mempunyai perilaku
makan yang berbeda. Sebagai contohnya adalah kambing. Kambing selalu akan berusaha
memakan rumput hijau bila mereka bertemu dengan rumput. Hal tersebut akan berbeda dengan
harimau. Harimau tidak akan mencari mangsa bilamana tidak lapar, dan bila tidak lapar mereka
tidak akan menyerang meskipun bertemu mangsa. Bahkan mereka dapat bertahan berhari-hari
atau beberapa minggu bilamana telah memakan mangsanya dengan puas. Contoh lain adalah ular
Piton. Ular ini akan tidur selama 1-2 bulan setelah menelan seekor kambing. Contoh lain adalah
ikan Koki pada akuarium kaca. Ikan ini akan selalu menyantap makanan yang diberikan oleh
manusia. Berbeda dengan ikan Oskar, yang mana ikan Oskar belum tentu menyantap mangsa yang
diberikan manusia.

Gambaran di atas memperlihatkan dengan jelas bahwa organisme yang efisien dalam menangkap
energi juga efisien dalam menggunakan energi. Karnivora (Harimau misalnya) tidak akan
membuang-buang tenaga atau energi untuk mencari, menyerang dan menangkap mangsanya
bilamana mereka belum lapar benar atau belum perlu masukan energi. Sedangkan organisme yang
tidak efisien dalam menangkap energi selalu berusaha untuk memakan makanan yang ditemuinya
(contohnya adalah kambing yang selalu tidak diam memakan rumput dan deaunan), bilamana
mereka tidak demikian maka kambing tidak dapat mencukupi keperluan energi untuk hidup
mereka. Hal ini membuktikan bahwa kambing memakan rumput hanya menerima masukan energi
yang relatif sedikit pada setiap kali makan rumput. Hal tersebut juga membuktikan bahwa kambing
memiliki efisiensi yang rendah dalam menangkap energi dari rumput.

Interaksi di dalam Ekosistem

1. RANTAI MAKANAN
Rantai makanan (food chain) adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya
tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan sering juga
disebut sebagai proses makan dan dimakan oleh suatu seri makhluk hidup. Rantai makanan
merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara
linear dari produsen ke konsumen teratas. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90%
energi potensial kimia berubah sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai
makanan umumnya terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek
rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia. Panjang rantai makanan
ditentukan dari seberapa banyak titik yang menghubungkan antar tingkatan trofik. Tingkat
trofik adalah tingkat dalam rantai makanan di mana suatu organisme memperoleh energi.
Meskipun desain rantai makanan dapat bervariasi dalam ekosistem, semua rantai makanan
terdiri dari tingkat trofik dasar yang sama.
Tingkat trofik pertama berisi organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yang sebagin besar merupakan tumbuhan atau organisme autotrof. Organisme
dalam lapisan ini disebut produsen primer karena mereka mendapatkan energi mereka dari
sumber abiotik. Produsen yang paling utama mendapatkan energi secara langsung dari
matahari. Produsen primer penting bagi keseluruhan rantai makanan karena mereka adalah
sumber asli dari energi yang kemudian di manfaatkan oleh organisme lainnya
Tingkat trofik berikutnya mengandung organisme yang dikenal sebagai konsumen.
Konsumen adalah organisme yang mendapatkan energi dari organisme lain atau dengan
kata lain konsumen tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri. Tingkatan trofik ini
yang mendapatkan energi dari produsen primer disebut konsumen primer atau konsumen
tingkat I. Konsumen primer biasanya diduduki oleh herbivora, yang merupakan organisme
dengan pola makan yang sepenuhnya rerumputan, seperti rusa, kelinci, dan domba.
Tingkat trofik ketiga berisi organisme yang disebut konsumen sekunder. Seperti hal nya
konsumen primer, konsumen sekunder seringkali disebut sebagai karnivora karena mereka
memakan daging, dan dalam hal ini mereka memakan daging dari konsumen primer dalam
tingkat di bawah mereka. Konsumen sekunder termasuk organisme seperti ular, burung
pemakan serangga, dan katak.
Tingkat trofik keempat mengandung organisme yang disebut konsumen tersier. Spesies
yang merupakan konsumen tersier sering disebut sebagai predator puncak karena mereka
mengonsumsi organisme dalam tingkat konsumen di bawah mereka. Selain itu, organisme
ini disebut predator karena mereka biasanya tidak memiliki predator lain yang
memakannya. Konsumen tersier meliputi spesies seperti serigala, singa gunung, dan
harimau.
Tingkat Trofik terakhir adalah detritivor atau detritus, yang merupakan organisme yang
memakan produk limbah dari hewan lain atau bahan organik mati. Organisme di tingkat
ini sering dilupakan karena mereka kecil dan jarang terlihat. Meskipun diabaikan, detritivor
sangat penting karena mereka memecah bahan yang mereka konsumsi dan mendaur ulang
nutrisi kembali ke lingkungan di mana organisme lain dapat menggunakannya. Tanpa
detritivor, lapisan vegetasi mati dan bangkai hewan akan menumpuk dan memakan waktu
yang sangat lama untuk terurai. Detritivor umum termasuk cacing tanah, lipan, siput.

Dalam rantai makanan terdapat dua tipe dasar rantai makanan berdasarkan jenis mata rantai
pertamanya, yaitu :

1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain), yaitu rantai makanan yang diawali dari
tumbuhan pada trofik awalnya.
Misalnya: tumbuhan – herbivora – karnivora – omnivora – detrivor.
Gambar 2.1 Rantai Makanan Rerumputan

Gambar 2.1 merupakan rantai makanan rerumputan karena mata rantainya diawali oleh
tumbuhan. Rumput yang bersifat autotrof berperan sebagai produsen primer dimakan oleh
belalang yang merupakan konsumen primer atau konsumen tingkat I. Selanjutnya belalang
dimakan oleh kadal yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat II
lalu kadal dimakan oleh ular yang berperan sebagai konsumen tersier atau konsumen
tingkat III dan pada akhirnya ular dimakan oleh burung elang yang berperan sebagai
konsumen puncak atau konsumen tingkat IV atau sebagai predator. Jika burung elang mati
maka bangkainya akan di makan oleh detrivor atau organisme pemakan sisa.

2. Rantai makanan sisa/detritus (detritus food chain), yaitu rantai makanan yang tidak dimulai
dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor atau organisme pemakan sisa. Rantai makanan
detritus dimulai dari proses penghancuran luruhan dan ranting tumnuhan oleh bakteri dan
fungi (detritivor) menghasilkan detritus. Hancuran bahan organik (detritus) ini kemudian
menjadi bahan makanan penting (nutrien) bagi cacing,lipan, crustacean dll.
Misalnya : detrivor– herbivora – karnivora – omnivora

Gambar 2.2 Rantai makanan detritus.


Pada rantai makanan detritus karena mata rantainya diawali oleh detritus atau pengurai
(Gambar 2.2). Detritus tersebut berupa organisme lain seperti bakteri dan jamur. Pada gambar
diatas, bahan organik mati diuraikan oleh detritus kemudian dimakan oleh ulat yang kemudian
dimakan oleh burung.

Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai
parasit, dan rantai saprofit.

1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai
pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan
hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen II dan berakhir pada hewan
pemangsa karnivora maupun sebagai konsumen III.
2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit.
Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri.

RANTAI RANTAI

RANTAI
SAPROFI

Gambar 2.3 Berbagai mata rantai makanan


2. JARING-JARING MAKANAN

Dalam ekosistem, rantai makanan–rantai makanan tersebut saling berkaitan. Kebanyakan


sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan
makanan untuk berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring
makanan (food web). Jaring- jaring makanan merupakan rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-
jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan atau dimakan oleh
satu jenis makhluk hidup lainnya.

Berdasarkan beberapa penjelasan dan pengertian di atas dapat diperoleh bahwa jaring-
jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling berhubungan secara
lebih kompleks dalam suatu ekosistem.

Untuk menjelaskan tentang mekanisme jaring-jaring makanan sederhana dapat dilihat


pada gambar dibawah ini :

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa produsen primer adalah padi. Padi kemudian
dimakan oleh tikus dan burung sebagai konsumen primer atau konsumen tingkat I. Tikus dan
burung kemudian dimakan oleh musang dan burung elang. Peran musang dan burung elang dalam
jaring-jaring makanan ini adalah sebagai konsumen tingkat II atau konsumen puncak. Kemudian
burung elang mati dan diuraikan oleh pengurai yang biasanya bakteri dan jamur. Tipe dasar jaring-
jaring makanan juga sama dengan rantai makanan, yaitu terdiri dari jaring makanan perumput dan
detritus.
Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan, diantaranya
adalah sebagai berikut :

a) Padi tikus  burung elang  pengurai


b) Padi tikus  musang burung elang pengurai
c) Padi burung musang burung elang pengurai
d) Padi burung burung elang pengurai

Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh pengurai. Hal
ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem sangatlah penting yang berfungsi
menguraikan dan menghancurkan zat penyusun tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini
kembali ke tanah. Dengan demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan
produsen. Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan
tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.

Apabila tumbuhan hidup subur, berarti tumbuhan tersebut menjamin ketersediaan


makanan bagi herbivora. Meningkatnya herbivora menjamin ketersediaan makanan bagi
karnivora. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa antara komponen dalam ekosistem yang
satu dengan lainnya senantiasa berinteraksi dan terjadi kesalingtergantungan.

Bentuk jaring-jaring makanan yang lebih kompleks dapat dilihat pada ekosistem-
ekosistem berikut :

Ekosistem Darat
Pada gambar diatas, tampak bahwa produsen utama atau produsen primer dalam jaring-
jaring makan tersebut adalah tumbuhan. Kemudian tumbuhan dimakan oleh kelinci, tikus, burung
pemakan biji dan serangga herbivora dimana peran dari hewan-hewan tersebut adalah konsumen
tingkat I. selanjutnya, kelinci dimakan oleh rubah dan burung elang; tikus dimakan oleh rubah,
burung elang dan ular; burung pemakan biji dimakan oleh rubah dan burung elang, sedangkan
serangga herbivora dimakan oleh burung pemakan serangga, laba-laba besar, serangga predator
dan katak. Kemudian, burung pemakan serangga dimakan oleh rubah, burung elang dan ular; laba-
laba besar dimakan katak; katak dimakan ular dan ular dimakan oleh burung elang. Peran dari ular,
burung pemakan serangga dan laba-laba besar adalah sebagai konsumen sekunder atau konsumen
tingkat II. Sedangkan rubah dan burung elang merupakan konsumen tingkat III atau konsumen
puncak.

Ekosistem Air Tawar


Produsen dalam ekosistem air tawar diatas adalah tumbuhan air seperti bambu air, eceng
gondok, apu-apu, seledri air dan alga. Kemudian tanaman air dan alga tersebut dimakan oleh
serangga, ikan, cacing dan siput. Serangga, ikan, cacing dan siput tersebut berperan sebagai
konsumen primer atau konsumen tingkat I. Selanjutnya, serangga di makan oleh tikus dan katak;
ikan kecil di makan oleh katak dan ikan besar; dan siput dimakan oleh ikan besar dan burung
gereja. Tikus, katak dan ikan besar berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat
II. Kemudian, tikus dimakan oleh ular dan burung elang; katak dimakan oleh ular, burung bangau;
ikan besar di makan oleh burung bangau dan bebek. Ular, burung bangau, bebek dan burung gereja
berperan sebagai konsumen tersier atau konsumen tingkat III. Ular, burung bangau, bebek dan
burung gereja di makan oleh burung elang. Burung elang berperan sebagai konsumen puncak atau
predator.
Dafus

Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta : UGM press

Campbell, Reece & Simon. 2007. Essential Biology. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai