Anda di halaman 1dari 4

Subfilum Urochordata

Urochordata, lebih sering disebut tunicata, yang mana ada sekitar 1600 spesies.
Mereka ditemukan di semua lautan dari garis pantai dekat sampai kedalaman yang luar biasa.
Sebagian besar sesil saat dewasa, meskipun ada yang hidup bebas. Nama “tunicata” karena
ada tunik yang mengelilingi hewan dan mengandung selulosa (Gambar 23.4). Saat fase
dewasa, tunicata adalah chordata yang sangat spesial, karena dalam sebagian besar spesies
hanya dalam bentuk larva, yang menyerupai kecebong mikroskopik. Selama metamorfosis
dewasa, notochord dan ekor menghilang, sedangkan saraf dorsal tereduksi menjadi ganglion
tunggal.

Sumber Gambar: Cleveland P. Hickman, Jr. 2008. Integrated Principles of Zoology 14th
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Urochordata dibagi menjadi tiga kelas: Ascidiacea, Appendicularia, dan Thaliacea.
Anggota Ascidiacea adalah yang paling umum, beragam, dan yang paling dikenal. Mereka
sering disebut “semprotan laut"karena beberapa spesies dengan paksa mengeluarkan air
sekali semprot saat terganggu. Semua kecuali beberapa spesies ascidian adalah hewan sesil,
melekat pada batu atau substrat keras lainnya seperti tiang atau bawah kapal.
Ascidia mungkin hidup soliter maupun kolonial. Di beberapa ascidian setiap anggota
memiliki incurrent siphon sendiri, tapi excurrent siphon umum pada sebuah grub (Gambar
23.5).
Sumber Gambar: Cleveland P. Hickman, Jr. 2008. Integrated Principles of Zoology 14th
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Ascidia soliter (Gambar 23.4) biasanya bulat atau bentuk silinder. Yang melapisi
dalam tunic adalah mantle. Di bagian luar ada dua proyeksi yaitu incurrent siphon atau oral
siphon yang mana ada di bagian anterior dan excurrent siphon atau atrial siphon yang ada di
bagian dorsal. Saat hewan mengembang, air memasuki incurrent siphon dan melewati faring
yang bersilia yang ada celahnya. Air melewati celah ke dalam atrial cavity atau rongga
atrium dan keluar melalui excurrent siphon.
Cara makan bergantung pada terbentuknya jaring mukosa yang disekresikan oleh
kelenjar alur, endostyle, yang terletak di sepanjang sisi midventral dari faring. Cilia pada
faring menarik mukus menjadi lapisan yang tersebar secara dorsal di seluruh bagian dalam
faring. Partikel makanan yang terbawa masuk melewati incurrent siphon terjebak di jaring
mukosa, yang kemudian dibawa kea rah posterior oleh silia ke esophagus atau kerongkongan
dan stomach atau perut. Nutrisi diserap dalam midgut dan yang tidak dapat dicerna
dikeluarkan dari anus, terletak di dekat excurrent siphon.
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung ventral dan dua pembuluh besar, satu di
kedua sisi jantung; pembuluh ini terhubung ke sistem difusi dari pembuluh kecil yang berada
di pharyngeal basket (tempat pertukaran pernapasan terjadi), organ pencernaan, gonad, dan
struktur lainnya. Sebuah fitur aneh yang tidak ditemukan di chordata lain adalah jantung
pertama kali menggerakkan darah dalam satu arah untuk beberapa denyutan, lalu berhenti
sejenak, membalikkan arahnya, dan mendorong darah ke arah yang berlawanan untuk
beberapa denyutan. Fitur lain yang luar biasa adalah adanya unsur-unsur langka yang ada di
dalam darah, seperti vanadium dan niobium di Ciona bisa mencapai 2 juta kali
konsentrasinya di air laut. Fungsi logam langka ini dalam darah adalah masih misteri.
Sistem saraf terbatas pada ganglion saraf dan pleksus saraf yang terletak di sisi dorsal
faring. Di bawah ganglion saraf terletak kelenjar subneural, dihubungkan dengan saluran ke
faring.
Sea squirts atau Ciona sp bersifat hermaprodit, biasanya dengan ovarium tunggal dan
satu testis pada hewan yang sama. Sel-sel germa dibawa oleh saluran ke rongga atrium, dan
kemudian ke air di sekitarnya dimana pembuahan terjadi.
Dari lima karakteristik utama chordata, Sea squirts dewasa hanya memiliki dua: celah
faring dan endostyle. Kecebong larva (Gambar 23.6) adalah bentuk yang memanjang dan
transparan dengan lima karakteristik chordata: notochord, nerve cord dorsal yang berongga,
ekor post-anal, dan faring besar dengan endostyle dan celah faring. Larva tidak makan tapi
berenang untuk beberapa jam atau hari sebelum melekatkan diri secara vertikal oleh papilla
perekat ke benda padat. Kemudian mengalami metamorfosis yang dramatis (Gambar 23.6)
untuk menjadi fase dewasa sesil yang dimodifikasi menjadi hampir tidak dikenali sebagai
chordata.

Sumber Gambar: Cleveland P. Hickman, Jr. 2008. Integrated Principles of Zoology 14th
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Tunicata kelas Thaliacea, yang dikenal sebagai thaliaceans atau salps, yang berbentuk
barrel bentuk pelagis transparan, tubuh agar-agar atau lunak, yang meski ukurannya cukup
besar sehingga beberapa spesies bisa dijangkau, hampir tak terlihat di permukaan air yang
diterangi matahari. Mereka dapat hidup secara tunggal atau dalam rantai kolonial yang bisa
mencapai beberapa meter (Gambar 23.7). Tubuh thaliacean yang silinder biasanya dikelilingi
oleh pita otot melingkar, dengan incurrent dan excurrent siphons di ujung yang berlawanan.
Air dipompa melalui tubuh oleh kontraksi otot (bukan oleh silia seperti pada ascidia) untuk
respirasi, dan sebagai sumber partikulat makanan yang disaring pada permukaan mukosa.
Banyak yang dilengkapi dengan organ-organ luminous atau bercahaya, yang memberi cahaya
cemerlang di malam hari. Sebagian besar tubuhnya berlubang, dengan jeroannya membentuk
massa kompak di sisi ventral.

Sumber Gambar: Cleveland P. Hickman, Jr. 2008. Integrated Principles of Zoology 14th
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sejarah kehidupan thaliaceans seringkali rumit yang disesuaikan dengan respon
kenaikan pasokan makanan mereka secara tiba-tiba. Munculnya fitoplankton bloom, misalnya
disertai dengan kenaikan populasi yang eksplosif yang menyebabkan kepadatan thaliaceans
tinggi. Bentuk umum termasuk Doliolum dan Salpa, yang keduanya berkembang biak dengan
pergantian seksual dan generasi aseksual.
Kelas tunicata ketiga, Appendicularia atau Larvacea adalah makhluk yang seperti
larva pelagis berbentuk seperti kecebong yang bengkok. Nama Larvacea mengacu pada
kemiripan mereka untuk tahap larva dari tunicata lainnya. Mereka makan dengan metode
yang unik di dunia binatang. Masing-masing membangun sebuah rumah yang halus, sebuah
bola transparan berongga dari lendir dengan filter dan bagian-bagian masuknya air (Gambar
23.8). Fitoplankton kecil dan Bakteri yang terjebak pada filter makanan di dalam rumah
ditarik ke dalam mulut binatang ini melalui tabung yang seperti sedotan. Saat saringan
tersumbat dengan sampah, yang terjadi setiap 4 jam sekali, appendicularian meninggalkan
rumah dan membangun rumah baru, sebuah proses yang memakan waktu hanya beberapa
menit. Seperti thaliaceans, appendicularians dapat membangun populasi padat saat makanan
banyak. Appendicularians yang paedomorphic; mereka adalah hewan dewasa yang telah
mempertahankan bentuk tubuh larva nenek moyang evolusioner mereka.

Sumber Gambar: Cleveland P. Hickman, Jr. 2008. Integrated Principles of Zoology 14th
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Daftar Rujukan
Cleveland P. Hickman, Jr. 2008. Integrated Principles of Zoology 14th Edition. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.

Anda mungkin juga menyukai