PHYLUM MOLLUSCA
141511133121
141511133122
Suci Rachmawati
141511133123
141511133124
Renaldy Jordyantoko
141511133126
141511133129
141511133130
141511133131
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
PHYLUM MOLLUSCA
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Hidup di air
tawar laut dan darat, bentuk tubuhnya simetri bilateral dan tak beruas-ruas, tertutup mantel.
Larva disebut trocophore.
Classis Monoplacopora
Bentuk tubuhnya seperti siput berukuran 3mm3 cm. tubuh bagian dorsaltertutup sebuah
cangkang, bagian ventral terdapat sebuah kaki yang datar dan bundar, di
bagian lateral dan posterior kaki di kelilingin mantel yang luas. Semua jenis kelas monoplaco
phora adalah deposit feeder
Anatomi
Sistem pencernaan melingkar, memiliki 2 pasang kelenjar kelamin (gonad),
dan beberapa pasang organ ekskresi (diantaranya 4 yang berfungsi sebagai gonoducts).
Sebuah ventrikel bilobed terletak di kedua sisi rectum dan terhubung melalui aorta yang
panjang saluran kompleks dari beberapa pasangan atrium yang pada gilirannya terhubung ke
organ ekskresi. Sistem saraf seperti tangga dan telah lemah dikembangkan oleh ganglia
anterior. Mulut monoplacophora dilengkapi dengan radula, yaitu, setiap baris memiliki gigi
pusat, tiga pasang gigi lateral, dan dua pasang gigi marjinal. Anus terdapat dibagian
posterior.
Classis Amphineura
Morfologi
Reproduksi
1. Semua Chiton bersifat dioecious, tidak ada kopulasi , pembuahan terjadi dalam
rongga mantel.
2. Sperma keluar melalui saluran air keluar, lalu sperma masuk melalui saluran air
masuk pada Chiton betina
3. Telur yang dibuahi keluar satu persatu
4. Telur menetas menjadi larva trocophore yang berenang bebas dan memiliki sepasang
mata.
5. Lalu tumbuh menjadi bentuk dewasa (tanpa stadium velliger)
Classis Gastropoda
(gaster = perut, podos = kaki)
Morfologi
Cangkang seperti kerucut dari tabung yang melingkar
Torsi (torsion) : cangkang beserta seluruh bagian tubuh dibelakang, yaitu visceral,
mantel, dan rongga mantel memutar 1800
Fisiologi
A. Makanan
Enzim-enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar saliva (air liur) dan kantung
esophagus.
B.Ekskresi
Sistem ekskresi adalah berupa Nefridia yang berperan mirip dengan ginjal. Nefridia
mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk cairan dari rongga pericardial yang
mengelilingi jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel.
Reproduksi
- Siput berkembang biak dengan kawin dan bersifat hemaprodit
- Tidak mampu melakukan autofertilisasi
- Alat reproduksinya disebut ovotestis
Peranan
Menguntungkan :
- sebagai makanan yang mempunyai nilai ekonomis
- sebagai komponen penting dalam ekosistem, misal sebagai inang perantara dari kehidupan
Fasciola hepatica
- sebagai bahan kolektor yang indah, misal cangkang
Merugikan :
- beberapa Gastropoda merusak pada tanaman pertanian, missal bekicot (Achatina fulica)
Classis Bivalvia
Morfologi
Nacreous layer
Perismatic layer
periostracum
Fisiologi
A. Makanan
Pemakan material dasar (deposit feeder), permukaan yg terlarut dalam air (suspension
feeder), filter feeder (terutama fitoplankton) dan butir2 kecil lainnya.
Pencernaan dilakukan scr intraseluler : dalam sel2 dari bagian divertikula lain
B. Pergerakan
C. Ekskresi
Sistem ekskresinya menggunakan sepasang nefridium yang berfungsi seperti ginjal
D. Reproduksi
Kerang berkembang biak secara kawin. Umumnya berumah dua dan pembuahannya
internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang manjadi larva glosidium yang
terlintang oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis yang dari katupnya keluar larva panjang
dan hidup sebagai parasit pada hewan lain, misalnya pada ikan. Setelah beberapa lama larva
akan keluar dan hidup sebagaimana nenek moyangnya.
Kebanyakan jenis kerang memiliki organ reproduksi terpisah dan dapat dibedakan secara
jelas. Tetapi beberapa jenis ada yang hermaphrodit seperti Crassostera spp. atau memiliki
gonad yang berfungsi sebagai ovarium dan testis pada saat yang bersamaan (Tridacna sp.).
Pemijahan biasanya dilakukan secara eksternal, dimana telur dan sperma dikeluarkan
langsung ke dalam air. Telur yang telah dibuahi kemudian menjadi trocophore, kemudian
berkembang menjadi veliger yang bersifat planktonik dan beberapa minggu kemudian
bentuknya sudah menyerupai induknya, kemudian menetap pada substrat tertentu.
Pada fase planktonik terjadi tingkat kematian yang tinggi, hal ini diakibatkan adanya
pemangsaan oleh predator. Kerang dewasa hidup menetap atau membenamkan diri pada s
ubstrat berpasir atau berlumpur, beberapa ada yang hidup menempel pada benda keras dan
sebagian lainnya mempunyai kemampuan untuk berenang bebas di perairan (Abbot, 1954;
King, 1998).
Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium.
Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma
yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva
glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang
tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit,
lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca
muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
Peranan dalam Kehidupan Manusia
Banyak spesies Bivalvia yangdapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya tiram (Ostrea),
kerang bulu, dan remis (Corbicula) digunakan sebagai bahan makanan. Cangkang Bivalvia
dapat digunakan sebagai hiasan dinding, perhiasan ataupun kancing. Bahkan karena adanya
lapisan nacre pada cangkangnya, beberapa jenis Bivalvia dapat menghasilkan mutiara,
contohnya kerang mutiara Pinctada margaritifera dan P. maxima. Mutiara merupakan bahan
perhiasan wanita yang sangat mahal harganya.
Ada juga jenis-jenis Bivalvia yang merugikan, seperti cacing kapal (Teredo navalis) yang
menimbulkan kerusakan besar pada dermaga dan kapal kayu. Organisme tersebut bukanlah
cacing, melainkan suatu jenis Bivalvia yang menggunakan cangkangnya untuk membuar
terowongan pada kayu yang terendam di laut. Selain itu, kerang jenis tertentu (Anadara)
merepakan pembawa bakteri Salmonella typhi pembawa tifus.
Classis Cephalopoda
Cephalopoda berasal dari bahasa Yunani yitu chephalo yang berarti kepala dan podos yang
artinya kaki. Jadi Cephalopoda adalah mollusca berkaki di kepala atau kepalanya dilingkari
oleh kaki-kaki yang termodifikasi menjadi tentakel-tentakel. Umumnya mereka juga
memiliki kantung tinta, kecuali nautilus, yang menghasilkan cairan tinta hitam yang akan
disemburkan dalam keadaan bahaya untuk menghindar dari musuhnya. Chalopoda bernapas
dengan iasang dan memiliki organ indra serta system saraf yang berkembang baik.
Di dalam mulutnya terdapat radula. Ukuran tubuhnya berpariasi, dari beberapa centimeter
hingga puluhan meter. Kecuali Nautilus, semua anggota tubuh Cephalopoda tidak terlindungi
oleh cangkang.
Untuk melindungi dirinya dari serangan musuh, dapat dengan cara mengubah warna tubuh
sesuai warna lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena pada kulit terdapat pembawa warna
atau kromatofora. Beberapa jenis membela diri dengan mengeluarkan zat tinta.
Contoh hewan kelas ini, antara lain :
a. Loligo indica atau cumi-cumi mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat
dari kitin. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
b. Sepia s p. atau sotong mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari
kapur. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
c. Nautilus pampilus tidak memiliki kantung tinta, cangkang terdapat di luar terbuat dari
kapur.
d. Octopus vulgaris atau gurita mempunyai kantong tinta, tidak memiliki cangkang.
Mempunyai 8 tangan.
Klasifikasi
Kelas cephalopoda dibagi menjadi 2 ordo, yaitu tetrabranchiata dan dibranchiata.
1. Ordo Tetrabranchiata
Tetrabranchiata meliputi jumlah spesies yang sangat banyak, diantaranya telah
menjadi fosil (kelompok nautiloid dan ammonoids) yang hidup pada zaman
Mesozoik(60 juta tahun yang lalu). Contoh yang mewakili dari nautiloids adalah
genus nautilus yang dapat dijumpai di lautan pasifik dan lautan Indonesia.
Tetrabranchiata memiliki cangkang luar dari kapur yang membelit dan memiliki
beberapa lengan. Hewan ini mempunyai dua pasang insangserta dua pasang nefridia
dan tidak mempunyai kromatofora dan kantung tinta. Salah satu famili dari ordo
tetrabranchiata adalah famili nautilidae; cantohnya nautilus pompilus.
2. Ordo Dibranchiata
Dibranchiata memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali dengan lengn lebih
sedikit dibandingkan tetrabranchiata. Hewan ini mempunyai kantung tinta, sepasang
insang,
sepasang
nefrida,
serta
memiliki
kromatofora.
Ordo dibranchiata dibagi menjadi 2 sub-ordo yaitu:
a) Subordo decapoda, contoh: loligo pealeii dan sepia officinalis.
b) Subordo octapoda; sebagian besar tak memiliki cangkang kecuali genus argonauta.
Contoh octapoda antara lain argonauta argo, octopus vulgaris dan octopus bairdi.
Sistem Ekskresi
Berupa nephridia yang berbentuk segitiga, berwarna putih terletak disebelah jantung
branchialis.
Sistem Saraf
Terdiri atas 7 buah ganglion yang terletak di dalam kepala. Pada prinsipnya ganglion tersebut
sama halnya dengan Gastropoda, yaitu terdiri atas ganglion cerebral, pedal dan visceral, tepi
disamping terdapat ganglion supra buccalis, optis.
Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darahnya adalah ganda dengan saluran tertutup. Darah arterial (darah yang
mengandung O2) dipompa oleh jantung sistemik lewat 3 aorta, yaitu aorta anterior, aorta
posterior, dan aorta genital.
Sistem Reproduksi
Cephalopoda adalah diocious. Gonad terdapat dibagian posterior. Sperma disimpan dalam
bentuk spermatophora. Kopulasi selalu ada, pembuahan di dalam atau luar rongga mantel.
Salah satu tentakel jantan mengalami modifikasi sebagai alat untuk memindahkan
spermatophora dari Needhams sac ke dinding rongga mantel betina di dekat oviduct yang
disebut hectocotylus. Dengan tentakel, telur yang sudah dibuahi diletakkan pada substrat.
Peranan dalam kehidupan manusia
Mempunyai nilai niaga, merupakan komoditas ekspor sertor perikanan setelah ikan dan
udang, daging sotong dan cumi-cumi mengandung semua jenis asam amino essensial yang
penting bagi manusia dan mengandung asam lemak tidak jenuh.