Anda di halaman 1dari 17

FILLUM MOLLUSCA

Pengertian Molussca.
Mollusca berasal dari bahasa latin, yaitu molluscus yang berarti lunak. Jadi,
Mollusca merupakan hewan yang bertubuh lunak dan dilindungi oleh cangkang,
meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik
selomata. Ukuran dan bentuk Mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang
panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang
dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi
raksasa. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan
ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.
Keberadaan mollusca sebagai produser sekunder dan konsumer primer
mempunyai ciri anatomi, morfologi dan fisiologi yang sangat spesifik.
Spesifikasi yang menonjol dari Mollusca adalah sebagian dari anggotanya
merupakan biota-biota laut yang ketika fase larvanya masuk kedalam klasifikasi
plankton atau meroplankton. Meskipun demikian terdapat juga zooplankton
Mollusca yang selama fase hidupnya tetap sebagai plankton atau holoplankton.
Mollusca menjalani setidaknya dua tahap plankton sebelum mereka menjalani
metamorfosis akhir sebagai bentik. Tahap pertama perkembangan Mollusca dikenal
sebagai trochophore larva. Ukurannya sangat kecil, mempunyai mulut menghadap
ke bawah berbentuk cincin equatorial, yang dilengkapi dengan cilia, berlanjut
ke lambung dan berakhir di anus. Pada tahap berikutnya, kelenjar cangkang tunggal
atau ganda beserta cangkang akan berkembang pada satu sisi. Pada daerah sekitar
mulut akan berkembang dua cuping ciliata yang akan membentuk organ pergerakan
bernama velum. Selanjutnya di antara mulut dan anus, akan tumbuh semacam
kaki, yang akan memodifikasi trocophore menjadi berbentuk keong-keongan dan
disebut tahap larva velliger. Pada tahap berikutnya, stadia velliger akan berubah
menjadi biota dewasa, namun masih dalam bentuk plankton, dan secara bertahap
akan tenggelam dan berada pada lapisan dasar hingga menjadi dewasa. Khusus
untuk keong-keong laut dan bivalvia, stadia juvenil tersebut dapat dengan mudah
dikenali baik species maupun genusnya ketika dijumpai dalam stadia plankton,
akan tetapi sangat sulit untuk mengenalinya pada stadia larva.
Ciri – ciri Mollusca.

1. Tubuh tidak beruas-ruas, kecuali polyplacophora yang simetri bilateral atau


asimetri karena torsi.
2. Tubuh biasanya pendek dan sebagian atau seluruhnya tertutup mantel. Di antara
mantel dan tubuh yang lunak terdapat rongga mantel, atau lenyap secara
sekunder.
3. Biasanya terdapat cangkang yang dihasilkan oleh mantel. Cangkang terdiri atas
1, 2 atau 8 keping. Kepala berdekatan dengan otot kaki di bagian ventral. Kaki
berfungsi untuk merayap, meliang, berenang atau menangkap makanan.
4. Sistem pencernaan lengkap, kompleks dan dilengkapi saluran bercilia untuk
menyortir partikel makanan. Mulut mempunyai radula, kecuali bivalvia
kelenjar pencernaan (hati) besar anus bermuara di rongga mantel.
5. Alat ekskresi berupa 1, 2 atau 6 pasang nephridia atau sebuah, biasanya
berhubungan dengan rongga pericardium, dan membuang sisa ekskresi ke
rongga mantel. Coelom (rongga tubuh) mengecil menjadi rongga pericardium,
rongga sekitar pericardium dan gonad.
6. Reproduksi generatif, biasanya dioecious, beberapa monoecious, protandri
gonad 1 atau 2 pasang atau sebuah pembuahan eksternal atau internal larva
trochophore dan veliger pada pulmonata dan cephalopoda perkembangan
embrio langsung.
7. Sistem peredaran darah terbuka, kecuali cephalopoda jantung biasanya dalam
rongga pericardium dan terdiri atas 1 atau 2 auricle (atrium, serambi) dan
sebuah bilik (ventricle) sebuah aorta anterior dengan beberapa arteri dan sebuah
hemocoel (sinus darah) dalam jaringan atau organ.
8. Bernafas dengan satu sampai beberapa pasang insang (ctenidia) yang terletak
dalam rongga mantel dengan mantel atau rongga mantel.
9. Sistem syaraf terdiri atas syaraf melingkar sekitar esofagus dengan beberapa
ganglia dan 2 pasang benang syaraf (sepasang di kaki dan sepasang dalam
massa visceral) beberapa syaraf peraba, pencium, rasa, bintik mata, mata
kompleks, statocyst.
Sedangkan menurut Wimpeny (1966), Mollusca memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Mollusca terdiri dari beberapa kelompok dengan jumlah lebih dari
100.000 species
2. Mollusca mempunyai badan yang relatif lunak dan tertutup oleh cangkang
yang keras, meskipun beberapa species tidak memiliki cangkang
3. Mollusca sebagian besar adalah bentik, kecuali pada Heteropoda dan
Pteropoda.

Klasifikasi.
A. Klasifikasi
Filum Mollusca terbagi menjadi 5 kelas, yaitu : Gastropoda, Bivalvia,
Polyplacophora, Scaphopoda, dan Chepalopoda. Beberapa genera dari filum
Mollusca bersifat plankton, di antaranya adalah Pterophoda, Atlanta, Carinaria,
dan Heteropoda (Sachlan 1982).
1. Kelas Gastropoda.

Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar. Ada sekitar


50.000 spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah
menjadi fosil. Oleh karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini
mudah ditemukan.
Berdasarkan organ respirasi dan letak organ respirasi tersebut, Gastropoda
dibagi menjadi 3 subkelas yaitu :
a) Subkelas Prossobranchia.
Prosobranchia secara umum adalah stadia larva dari biota Mollusca.
Newell dan Newell (1977) menyatakan bahwa pada daerah bermusim
sedang zooplankton larva Mollusca dapat dijumpai pada perioda
musim semi, musim panas dan musim gugur, namun sebagian besar
spesies muncul di musim panas. Sebagian besar (60%) biota
zooplankton larva Mollusca melalui fase larva yang panjang di daerah
pelagis, dimana berkaitan dengan keberadaan induknya yang bersifat
epifaunistik. Sebagian besar biota Prosobranchia melapisi telurnya
dengan massa gelatinous atau berbentuk terompet untuk alat
menempel pada substrat. Hal ini yang menyebabkan tidak banyak
telur Prosobranchia yang dijumpai sebagai plankton.
Berdasarkan studi filogenetik, Prossobrachia diklasifikasikan ke
dalam 3 ordo yaitu:
1) Ordo Archaeogastropoda
Telur Archaegastropoda biasanya dikeluarkan langsung ke
air, seperti Acmaea virginea dan Gibbula cineraria, dan larvanya
akan menetas dalam bentuk trochopore. Tetapi sebagian besar
biota ini akan meletakkan telurnya pada massa gelatinous dimana
akan menempel pada substrat dan menetas dalam bentuk veliger,
sedangkan tahapan trocophore terabaikan. Biasanya, veliger
tersebut akan dilengkapi di sekeliling tubuhnya dengan velum
ciliata.
2) Ordo Mesogastropoda
Kelompok ini adalah kelompok Prosobranchia yang
mayoritas tinggal di daerah intertidal. Telurnya berbentuk non-
viviparous dan dilapisi dengan bahan gelatinous serta melekat
pada substrat. Telur biota ini jarang dijumpai sebagai
plankton kecuali pada Littorina littorea dan Littorina
neritoides.
3) Ordo Neogastropoda
Ordo tersebut beranggotakan jenis Gastropoda yang telah
dianggap maju. Anggota jenis dalam ordo tersebut semuanya
hidup di perairan. Fertilisasi bersifat internal, berkembang
langsung membentuk miniatur dewasa tanpa membentuk stadium
larva. Ordo tersebut beranggotakan sekitar 5000 jenis yang
terdistribusi ke dalam 21 famili.

b) Subkelas Ophistobranchia.
Kelompok Ophistobranchia dikenali melalui beberapa karakteristik
sebagai berikut :
 Adanya trend evolusi menuju hilangnya cangkang,
menjadikan banyak anggota jenis yang tidak bercangkang.
 Bila bercangkang, operculum tidak dijumpai.
 Rongga mantel dan ctenidia cenderung mereduksi.
 Sedikit torsi saat embriogenesis.
 Pada kebanyakan jenis mempunyai struktur insang luar pada
bagian posterior yang dikenal sebagai cerrata.
 Ophistobranchia kebanyakan hidup di perairan. Jumlah
anggota jenisnya berkisar antara 1100 jenis.

c) Subkelas Pulmonata.
Kelompok pulmonata dikenal sebagai gastropoda paru-paru (pulmo),
paru-paru tersebut merupakan bagian mantel dengan vaskularisasi
yang tinggi. Kelompok beranggotakan sekitar 20.000 jenis,
kebanyakan bersifat terestrial, bila bersifat akuatik lebih sering
dijumpai di perairan tawar.
B. Contoh Spesies dan Klasifikasinya.
 Tegula funebralis

Gambar larva tegula funebralis.


Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass : Vetigastropoda
Family : Tegulidae
Genus : Tegula
Species : Tegula funebralis

Tabel Perkembangan Tegula funebralis pada suhu 13-15 °C


Time Developmental stage
2 hour 2-cell stage
3 hour 4-cell stage
3 hour 8-cell stage
4 hour 16-cell stage
18 hour ciliated gastrulae
25 hour Trochophores
40 hour hatched pre-torsional veligers
48 hour first 90° of torsion
53 hour retraction into shell
4 day eyespots, propodium
5.7 day swimming/crawling veligers
6.7 day metamorphosis
 Tegula rustica.

Gambar perkembangan tegula rustica.


(a)oosit belum terfertilisasi, (b) gastrula, (c) trochopore, (d)
veliger awal, (e) veliger, (f) mulai bermetamorfosis, (g) larva
sebelum penyelesaian, (h) larva tanpa shell, v = velum, e =
eyes, et = eye tentacles, f = foot, op = operculum, pc =
protoconch, p = prototroch. Ukuran 100 µm.
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass : Vetigastropoda
Superfamily : Trochoidea
Family : Tegullidae
Genus : Tegula
Species : Tegula rustica
Tabel Perkembangan Tegula rustica
Time from the beginning Stage of development
of spawning (hour)
1-3 Fertilization, first stages of cleavage
8-10 Completion of cleavage, motile blastule
9-12 Gastrulae
16-17 Early trochophores
22-23 Late trochophores with primordial shells
30-32 Early veligers
40-44 Completely developed veligers
96 Beginning of metamorphosis
144-168 Settlement
 Margarites pullpilus.

Gambar larva veliger Margarites pupillus.


(a, b) penampilan khas dari larva pada sebagian besar orientasi, dengan
shell muncul secara merata, (c, d) Frames di mana otot retractor larva
diperlihatkan.
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass : Vetigastropoda
Superfamily : Trochoidea
Family : Margaritidae
Genus : Margarites
Species : Margarites pupillus

 Atlanta helicinoides.
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Superfamily : Pterotracheoidea
Family : Atlantidae
Genus : Atlanta
Species : Atlanta helicinoides

2. Kelas Bivalvia.

Gambar siklus hidup kerang.


Kelas Pelecypoda disebut juga dengan Bivalvia atau
Lamellibrankhiata. Disebut Lamellibrankhiata dikarenakan insangnya
berbentuk lembaran-lembaran. Bivalvia atau pelecypoda adalah mollusca
yang memiliki dua cangkang.
Kelas ini termasuk kerang, tiram, remis, dan sebangsanya. Mereka
biasanya simetri bilateral, mempunyai cangkang setangkup dan sebuah
mantel yang berupa dua daun telinga atau cuping. Tiram, kerang, dan
sebangsanya mempunyai dua cangkang di kedua sisi tubuh hewan. Karena
cangkang ini disebut tangkup (valve) dan dua buah jumlahnya maka kelas
ini dinamakan Bivalvia. Bentuk cangkangnya digunakan untuk
identifikasi. Sebagian besar hidup di laut, hanya sedikit yang hidup di
darat. Sebagian besar mempunyai kelamin terpisah dan menyebar telur dan
sperma ke air untuk pertumbuhan.

Gambar struktur tubuh Bivalvia.

Kerang tidak mempunyai radula seperti Gastropoda. Mereka mendapatkan


makanannya dengan cara menyaring dengan system sifon. Mereka tidak
mempunyai kepala atau tentakel yang nyata. Cangkangnya terdiri dari 3
lapisan, yakni :
1) Lapisan luar tipis, hampir berupa bahan seperti kulit, hanya lebih keras
dan disebut periostrakum (perostracumi), yang melindungi.
2) Lapisan kedua yang tebal, terbuat dari kalsium karbonat.
3) Lapisan dalam terdiri dari mother of pearl, dibentuk oleh selaput
mantel dalam bentuk lapisan tipis.
Bagian tertua dari cangkang terletak di gabungan engsel yang disebut
umbo. Pen shell dan rock scallop mempunyai otot besar di dekat bagian
tengah cangkang. Otot besar ini dimanfaatkan orang sebagai makanan
mahal.
Gambar. Bagian Dalam dan Luar Cangkang Bivalva (Carpenter and
Niem, 1998).

Sistematika Bivalvia
Kelas Bivalvia termasuk salah satu kelas dari phylum Molusca yang
memiliki empat ordo yaitu Protobranchia, Taxodonata, Dysodonta dan
Pseudolamellibranchia. Kebanyakan hidup di laut terutama di daerah littoral,
beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis laut hidup
sampai kedalaman 5000 m (Swit, 1993). Suwignyo (1998) membagi Bivalvia
dalam 3 sub kelas diantaranya :
1) Subkelas Protobranchia
Umumnya primitif, filamen insang pendek dan tidak melipat;
permukaan kaki datar dan menghadap ke ventral, otot aduktor 2 buah.
 Ordo Nuculacea
Tidak mempunyai sifon, sebagai deposit feeder mendapatkan
makanan menggunakan proboscides, Nucula dan Yoldia dan hidup
di semua laut terutama daerah temperate.
 Ordo Solenomyacea
Mempunyai sifon, menyaring makanan menggunakan
insang;cangkang mempunyai semacam tirai (awning), Solen
cangkangnya sangat rapuh.
2) Subkelas Lamellibranchia
Filamen insang memanjang dan melipat, seperti huruf W; antara
filamen dihubungkan oleh cilia (filabranchia) atau jaringan
(eulamellibranchia).
 Ordo Taxodonta
Gigi pada hinge banyak dan sama; kedua otot aduktor berukuran
kurang lebih sama; pertautan antara filamen insang tidak ada. Arca,
Anadara, dan Barbatia. Penyebarannya luas umumnya di pantai
laut.
 Ordo Anisomyaria
Otot aduktor anterior kecil atau tidak ada yang posterior ukurannya
besar, sifon tidak ada; terdapat pertautan antara filamen dengan cilia;
biasanya sessile; kaki kecil dan memiliki bisus. Beberapa
diantaranya : Mitylus, Ostrea, Atrina dan Pinctada.
 Ordo Heterodonta
Gigi pada hinge terdiri atas beberapa gigi kardinal dengan atau tanpa
gigi lateral; insang tipe eulamellibranchia; kedua otot aduktor sama
besar; tepi mantel menyatu pada beberapa tempat, biasanya
mempunyai sifon. Cardium, Corbicula, Marcenaria, Tagelus, Mya
dan Tridacna. Kebanyakan hidup di laut.
 Ordo Schizodonta
Gigi dan hinge memiliki ukuran dan bentuk yang berfariasi; tipe
insang eulamellibranchia. Kerang air tawar Pseudodon, Anodonta
dan Mutelidea.
 Ordo Adapedonta
Cangkang selalu terbuka, ligamen lemah atau tidak ada; gigi pada
hinge kecil atau tidak ada; tipe insang eulamellibranchia; tepi mantel
menutup, kecuali pada bukaan kaki; sifon besar, panjang dan
menjadi satu; hidup sebagai pengebor pada subtrat keras. Pengebor
tanah liat dan batu karang, Pholas, Mya, Panope, Teredo, dan
Bankia. Umum terdapat dilaut mana saja
 Ordo Anomalodesmata
Tidak ada gigi pada hinge; tipe insang eulamellibranchia, tetapi
lembaran insang terluar mengecil dan melengkung kearah dorsal;
bersifat hermaprodit. Lyonsia, cangkang kecil dan rapuh, terdapat di
laut dangkal Atlantik dan Pasifik.
3) Subkelas Septibranchia.
Insang termodifikasi menjadi sekat antara rongga inhalant rongga
suprabranchia, yang berfungsi seperti pompa. Umumnya hidup di laut
dalam seperti Cuspidularia dan Poromya.

Sistem Pencernaan.

Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan


akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan
saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini
adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa
diatom, dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan
dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

Sistem Reproduksi.

Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah
dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Dalam kerang air
tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian
masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh
sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi
berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang
memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari
induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah
beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda.
Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
Gambar. Diagram daur hidup kerang air tawar.

Habitat Bivalvia.

Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis Bivalvia


mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku
dan hidup dalam satu ekosistem. Bivalvia pada umumnya hidup
membenamkan dirinya dalam pasir atau pasir berlumpur dan beberapa jenis
diantaranya ada yang menempel pada benda-benda keras dengan semacam
serabut yang dinamakan byssal threads. Demikian pula Nontji (1987), bivalvia
hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau
lumpur bahkan pada karang-karang batu. Akan tetapi pada beberapa spesies
bivalvia seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu
menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken,
1992).

3. Kelas Polyplacophora (Amphineura).


Penamaan Polyplacophora adalah berdasarkan jumlah cangkang
(kepingan) yang menutupi bagian punggung jenis yang bersangkutan. Jenis
tersebut beranggotakan sekitar 800 jenis yang semuanya hidup di laut dan
dijumpai di daerah intertidal (pasang surut). Polyplacophora dicirikan oleh
keberadaan kepingan-kepingan cangkang yang tersusun seperti genteng.
Pada bagian tepi cangkang, mantel membentuk struktur khusus, mantel
tersebut dikenal sebagai girdle. Contoh spesies dari kelas polyplacophora
yaitu Chiton sp.

4. Kelas Scaphopoda.
Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari Mollusca. Hewan ini
hanya hidup di laut dan dipantai yang berlumpur. Cangkangnya tajam
berbentuk silinder, taring atau terompet yang kedua ujungnya terbuka,
karena disesuaikan dengan tempat hidupnya. Warna yang paling sering
adalah putih-coklat atau putih-hijau. Cangkang ini berfungsi untuk
melindungi cangkangnya yang sangat lunak. Panjang tubuhnya sekitar 2
mm – 15 cm. Scaphopoda tidak memiliki insang, juga tidak memiliki
jantung dan pembuluh darah.
Hewan ini mempunyai kelamin terpisah, baik yang jantan maupun
betina, melepaskan sperma dan sel telur nya langsung kedalam air. Jika sel
telur ini bertemu maka terjadilah fertilisasi dan lahirlah scaphopoda baru.
Scaphopoda ini memiliki lebih dari 350 spesies dan habitatnya mulai dari
laut dangkal sampai laut dalam, kira-kira 2000 meter dari permukaan laut.
Hewan ini mempunyai kebiasaan pula untuk membenamkan dirinya
dipantai. Contoh dari kelas Scapopoda yaitu Dentalium vulgare.

5. Kelas Chepalopoda.
Cephalopoda berasal dari bahasa yunani yaitu cephale yang berarti
kepala, dan podos artinya kaki, merupakan kelas dari Filum Molluca yang
memiliki alat gerak di bagian kepala. Kelas ini merupakan kelas dengan
tingkat evolusi tertinggi di antara Mollusca. Tubuh simetri bilateral dengan
kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap dan
system saraf yang berkembang baik berpusat di kepala. Kelompok ini
memiliki badan lunak dan tidak memiliki cangkang tebal seperti kelas
lainnya. Mantelnya menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk kerah yang
longgar di dekat leher (Romimohtarto, 2007).
Pada Cephalopoda, fase plankton mempunyai kecenderungan
pergerakan aktif sebagaimana nekton, dan berenang baik pada kedalaman
maupun permukaan. Hal ini dikarenakan pada cumi-cumi dilengkapi
dengan sepuluh tentakel di sekeliling mulutnya dan delapan tentakel
pada gurita. Pada klas ini tidak terdapat stadia larva, sehingga bentuk pada
waktu muda tidak berbeda jauh dengan bentuk dewasa. Meskipun
demikian, khusus untuk Toxeuma belone, ukurannya kecil dan
pergerakannya pasif mengikuti arus, meskipun sampai dewasa, sehingga
seringkali bersifat planktonik.

Reproduksi Mollusca.

Mollusca memiliki kerangka otot yang terdiri dari kulit terluar dan tubuh
lembut dengan kaki berotot, mantel dan massa viseral. Organ reproduksi mollusca
yang terletak di massa viseral. Kedua bentuk reproduksi generatif sederhana dan
sangat kompleks. Telur terjadi pembuahan eksternal (kecuali sebagian milik kelas
Cephalopoda), kadang-kadang dalam pemijahan (telur dan sperma dalam jumlah
besar dilepaskan ke air pada waktu yang sama). Mollusca adalah Protostomia,
mereka mengalami pembelahan spiral dan memerlukan jenis kelamin terpisah
untuk reproduksi. Beberapa dapat hermaprodit, misalnya siput karena gerakan
lambat, mereka memiliki kemampuan untuk mengubah jenis kelamin. Setelah sel
telur dibuahi, ia menjadi larva, yang motil (dapat bergerak aktif). Ini disebut larva
trokofor. Kemudian ini memanjang dalam tahap perkembangan berikutnya yang
disebut larva veliger.
Larva mollusca paling mendasar adalah trokofor, yang planktonik dan
memakan makanan partikel mengapung dengan menggunakan dua tali dari silia
sekitar “ekuator” untuk menyapu makanan ke dalam mulut, yang menggunakan
lebih silia untuk mengusir mereka ke dalam perut, dengan menggunakan silia
lebih lanjut untuk mengusir sisa-sisa yang tidak tercerna melalui anus. Jaringan
baru tumbuh tumbuh pada pita dari mesoderm di bagian dalam, sehingga seberkas
apikal dan anus didorong lebih lanjut saat binatang itu tumbuh. Akhirnya, larva
tenggelam ke dasar laut dan bermetamorfosis menjadi bentuk dewasa.

Anda mungkin juga menyukai