Anda di halaman 1dari 17

10.

1 MENTAATI SENDI-SENDI DASAR KOPERASI


Menurut sejarah koperasi, sendi-sendi dasar koperasi mulanya
dirumuskan oleh kaum buruh di inggris yang mendirikan koperasi
Rochdale. Yang kemudian dikenal dengan “ Sendi-Sendi Dasar Rochdale”.
Sendi-sendi dasar koperasi di Indonesia juga dilandaskan pada kondisi nyata yang bersifat umum
terjadi di Indonesia, yaitu: azas kekeluargaan dan gotong royong.  Dimana sendi-sendi dasar
Koperasi Indonesia antara lain:
1. Sifat keanggotaannya suka rela dan terbuka untuk setiap warga
Negara Indonesia.
a. Suka rela dalam koperasi berarti atas kemauan sendiri tampa paksaan.
b. Terbuka berarti tidak dihalang­halangi untuk masuk atau keluar sebagai anggota

koperasi.
2. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan
demokrasi dalam koperasi.
3. Pembagian nsisaa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing.
4. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
5. Adanya pembatasanbunga atas bunga dan modal.
6. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka.
7. Swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan dari pada
prinsip dasar : percaya pada diri sendiri.
Sendi-sendi dasar ini merupakan inti sari dari dasar-dasar kerja
koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Dasar-
dasar kerja ini merupakan eiri khas dari koperasi dan justru oleh
karena itu membedakan koperasi dengan badan ekonomi lainnya.
Koperasi sebagai kupulan orang yang bergerak di lapangan ekonomi
harus terbuka untuk anggota-anggotanya, karena merekalah yang
memiliki dan membinanya. Tanpa modal pereaya/yakin akan
kemampuan dan kekuatan sendiri tidak mung kin timbul kegiatan
koperasi yang sungguh dari, oleh dan untuk anggota. Maka kegiatan
koperasi berdasarkan atas prinsip; Swadaya (kekuatan atas usaha
sendiri), Swakert (hasil buatan sendiri), dan swa se'mbada
(kemampuan sendiri).
Prinsip – prinsip pengawasan demokratis dalam koperasi dilakukan dengan cara

mentaati sendi – sendi dasar koperasi antara lain:
1. Pembagian SHU diatur sesuai dengan jasa anggota masing – masing
2. Adanya pembatasan bunga atsa modal
3. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya,
merupakan aspek social dari koperasi yang harus dilaksanakan.
Dalam menghitung sisa hasil usaha masing masing anggota
dipakai rumus sebagai berikut:

Di mana: B = (JP/TP) × SHU

B = Bunga yang dibagikan kepada anggota A


JP = Jumlah pembelian anggota A
TP = Total pembelian seluruh anggota koperasi atau total
penjualan koperasi
SHU = Sisa Hasil Usaha
Misalnya seluruh total penjualan kotor koperasi adalah Rp 50.000.000,­. Sisa hasil

usahanya adalah Rp 1.500.000,­. Total pembelian anggota A adalah Rp 1.000.000, maka

anggota A akan mendapatkan bunga:

B = (1.000.000/50.000.000) × 1.500.000 = 30.000

Jadi bunga yang didapatkan oleh anggota A sebesar Rp 30.000,­ .

Anggota   B   yang   jumlah   pembeliannya     Rp   2.000.000,­.   Akan   mendapatkan

bunga:

B = (2.000.000/50.000.000) × 1.500.000 = 60.000

Jadi bunga yang didapatkan oleh anggota A sebesar Rp 60.000,­ .
Kedua anggota tersebut menerima bunga yang terbatas yaitu berdasarkan
jumlah modal yang mereka investasikan, tetapi menurut partisipasinya dalam usaha

koperasi. Faktor – faktor yang mempengaruhi Sisa hasil Usaha:
1. Adanya manajemen yang baik.
2. Adanya loyalitas anggota.
3. Adanya penawaran yang cukup.
4. Tidak ada kompetisi.
5. Harga sama dengan harga yang berlaku di tingkat pengecer.
Di dalam pelaksanaan konsep demokrasi dalam koperasi,
masyarakat harus mendapat penerangan bila ingin gerakan koperasi
berhasil. Demokrasi ekonomi dalam segala bentuknya, merupakan
realisasi gabungan kekuatan rakyat. Kekuatan ini merupakan
solidaritas anggota koperasi yang disebabkan oleh adanya pengertian
dan pemahaman yang mendalama atau sifat, prinsip, dan doktrin
koperas

10.2 TIPE-TIPE PENGAWASAN KOPERASI

Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua kegiatan


perusahaan sesuai dengan rencana. Proses pengawasan dapat dilakukan dengan

melalui beberapa tahap, yaitu menetapkan standar, membandingkan kegiatan

yang dilaksanakan dengan standar yang sudah ditetapkan, mengukur


penyimpangan-penyimpangan yang terjadi,

kemudian mengambil
tindakan koreksi apabila
diperlukan. Setiap perusahaan
mengadakan pengawasan dengan tujuan
agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan.
Ada beberapa alasan yang dapat diberikan mengapa hampir setiap
perusahaan menghendaki adanya proses pengawasan yang baik. Alasan-
alasan tersebut antara lain:
1. manajer dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan,

2. perusahaan yang besar akan lebih mudah dikendalikan,


3. kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi dapat
dikurangi.

Berdasarkan waktu melakukan


pengawasan, dikenal ada tiga tipe
pengawasan yaitu,

A. Pengawasan Pendahulu
(feedforward control, steering
controls)

Dirancang untuk mengantisipasi


penyimpangan standar dan
memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan
terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat
menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang
perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
B. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur
harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan
dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
C. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action
controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan,
guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak
sesuai dengan standar.
D
ari ketiga pengawsan tersebut terletak pada kapan
dilakukan karena untuk memilih
pengawasan
tipe pengawasan mana yang akan
digunakan, seorang manajer harus memilih sesuai dengan
kegiatan yang ada.

Adapun tahap – tahap dalam proses pengawasan dapat dibagi


menjadi lima tahap, yakni :
Penetapan standar
Penetapan pengukuran pelaksaan kegiatan
Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Pembandingan pelaksanaan dengan standa dan analisa
penyimpangan
Melakukan tindakan – tindakan koreksi.

Alasan – alasan suatu perusahaan menghendaki adanya proses


pengawasan yang baik antara lain :

Manajer dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan


Perusahaan yang besar akan lebih mudah dikendalikan

Kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi dapat


dikurangi.
10.3

METODE PENGAWASAN
KOPERASI

Metode pengawasan dapat


dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Metode Pengawasan Kualitatif,yaitu
metode pengawasan yang digunakan
manajer dalam pelaksanaan fungsi –
fungsi manajemen,di mana untuk mengawasi performance organisasi
secara keseluruhan dan untuk mengawasi sikap performance para
karyawan.
Teknik pengawasan kualitatif yang sering digunakan adalah:

Pengamatan
Inspeksi secara teratur

Laporan baik lisan maupun


tertulis
Evaluasi pelaksanaan kegiatan, yang dilihat dari
pelaporan
Diskusi antar manajer maupun bawahannya tentang pelaksanaan
kegiatan
2. Metode Pengawasan Kuantitatif,dalam mengadakan pengawasan ini
yang bersifat kuantitatif,sebagian besar digunakan data – data maupun
metode kuantitatif untuk mengukur dan memeriksa kuantitas maupun
kualitas output.
Metode pengawasn kuantitatif meliputi beberapa cara,antara lain:

Anggaran Audit (rencana dan biaya) Analisis biaya

Analisis rasio/bagan

Teknik yang berhubungan dengan waktu dan pelaksanaan


kegiatan
Pengawasan dilakukan dengan bermaksud untuk menjaga
kestabilan dan keseimbangan dalam organisasi.Untuk menjaga
kestabilan dan keseimbangan perusahaan seorang manajer harus
selalu mengadakan perbaikkan mengenai apa yang
dilakukan,mengubah standar yang sudah digunakan untuk mengukur
pelaksanaan kegiatankalau perlu mengadakan perubahan dan
perbaikan dengan teknik serta metode pengawasan.

10.4 MANAJEMEN KOPERASI Manajemen


merupakan
kebutuhan mutlak
bagi setiap organisasi. Sebagaimana diketahui, hakikat
manajemen adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain.
Pencapaian tujuan melalui tangan orang lain dilakukan oleh
manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,
yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Dengan demikian,
keberhasilan manajemen sebuah organisasi akan sangat
tergantung pada pelaksanaan masing-masing fungsi tersebut.

 Walaupun tingkat kerumitan


pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
beragam antarsatu organisasi dengan
organisasi lainnya, namun tidak ada
organisasi yang ingin mencapai tujuannya
secara efektif , yang dapt mengelak dari
keharusan melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut.
 Hanya dengan melaksanakan fungsi
manajemen tersebut sebuah koperasi
akan dapat mencapai tujuan-tujuan
mulianya secara efektif.
Koperasi merupakan pengelolaan yang
lembaga yang harus efektif dan efisien yang
dikelola sebagaimana dikenal dengan
layaknya lembaga manajemen. Demikian
bisnis. Di dalam sebuah juga dalam badan usaha
lembaga bisnis koperasi, manajemen
diperlukan sebuah merupakan satu hak
yang harus ada demi kepentingan yang saling
terwujudnya tujuan bertentangan. Untuk
yang diharapkan. Sebab menjaga keseimbangan
tanpa manajemen yang antara para anggota
baik, tujuan organisasi yang mempunyai
tidak akan tercapai berbagai kepentingan
secara efisien. Selain itu tersebut sangat
dalam pencapaian dibutuhkan manajemen
tujuan organisasi sering yang baik, sehingga
ada berbagai hal yang pertentangan
bertentangan dengan antaranggota dapat
kepentingan pribadi dikendalikan dan
beberapa anggota, atau selanjutnya pencapaian
bahkan ada berbagai tujuan organisasi tidak
pihak yang mempunyai terganggu.

Seperti ilmu sosial yang lain,


manajemen mempunyai banyak
pengertian, ada yang mengartikan
manajemen sebagai suatu proses,
adapula yang mengartikan manajemen
sebagai suatu seni untuk mencapai
suatu tujuan melalui pengaturan
terhadap orang lain.

Definisi yang lebih sering digunakan adalah


definisi yang dikemukakan oleh Stoner yang
mengatakan: ‘Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.’
Prof. Ewell Paul Roy mengatakan bahwa manajemen
koperasi melibatkan 4 (empat) unsur yaitu: anggota,
pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer
harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong
para karyawan agar mempertahankan produktivitas
yang tinggi.

Karyawan merupakan penghubung antara


manajemen dan anggota pelanggan . Menurut
Suharsono Sagir, sistem manajemen di
lembaga koperasi harus mengarah kepada
manajemen partisipatif yang di dalamnya
terdapat kebersamaan, keterbukaan, sehingga
setiap anggota koperasi baik yang turut dalam
pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun
yang di luar kepengurusan (angota biasa),
memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam
organisasi koperasi.
A.H. Gophar mengatakan bahwa
manajemen koperasi pada dasarnya
dapat ditelaah dan tiga sudut pandang,
yaitu organisasi, proses, dan gaya (.
Dari sudut pandang organisasi,
manajemen koperasi pada prinsipnya
terbentuk dan tiga unsur: anggota,
pengurus, dan karyawan. Dapat
dibedakan struktur atau alat
perlengkapan onganisasi yang sepintas
adalah sama yaitu: Rapat Anggota,
Pengurus, dan Pengawas. Untuk itu,
hendaknya dibedakan antara fungsi
organisasi dengan fungsi manajemen.
Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat
perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya
adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota,
untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan
fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda
organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi
tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi
tersebut dalam mengembangkan organisasi dan
usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepada anggota. Dan sudut pandang
proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan
demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu
orang satu suara (one man one vote) sudah mendarah
daging dalam organisasi koperasi.

Karena itu, manajemen management), di mana


koperasi ini sering posisi anggota
dipandang kurang ditempatkan sebagai
efisien, kurang efektif, subjek dan manajemen
dan sangat mahal. yang aktif dalam
Terakhir, ditinjau dan mengendalikan
sudut pandang gaya manajemen
manajemen perusahaannya.
(management style),
manajemen koperasi
menganut gaya
partisipatif
(participation
Sitio dan Tamba
menyatakan badan
usaha koperasi di
Indonesia memiliki
manajemen koperasi
yang dirunut
berdasarkan perangkat
organisasi koperasi,
yaitu: Rapat anggota,
pengurus, pengawas,
dan pengelola.
Telah diuraikan
sebelumnya bahwa,
watak manajemen
koperasi ialah gaya
manajemen partisipatif.
Pola umum manajemen koperasi yang partisipatif tersebut
menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi.
Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur.
Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan
(decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang
dilakukan secara bersama (shared decision areas) adapun lingkup keputusan
masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut):

1. Rapat Anggota
merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan
umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.
Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan
pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota
diselenggarakan sekali setahun.
2. Pengurus
dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan
demikian, Pengurus dapat dikatakart sebagai
pemegang kuasa Rapat Anggota dalam
mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis
yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang
mewujudkan arah kebijakan strategis yang
menyangkut organisasi maupun usaha.
3. Pengawas
mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas
dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. OIeh sebab itu, dalam
struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah
sama.
4. Pengelola
adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan
oleh Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di
bidang usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing
director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja
atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak
kerja.

Pengertian, Manfaat dan Tujuan Perencanaan

Perencanaan merupakan proses dasar manajemen. Dalam perencanaan


manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan,
bagaimana melakukan dan siapa yang harus melakukan. Setiap organisasi
memerlukan perencanaan. Baik organisasi yang bersifat kecil maupun besar sama
saja membutuhkan perencanaan. Hanya dalam pelaksanaannya diperlukan
penyesuaian-penyesuaian mengingat bentuk, tujuan dan luas organisasi yang
bersangkutan. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang fleksibel, sebab
perencanaan akan berbeda dalam situasi dan kondisi yang berubah-ubah di waktu
yang akan datang. Apabila perlu dalam pelaksanaannya diadakan perencanaan
kembali sehingga semakin cepat cita-cita/tujuan organisasi untuk dicapai.

Tipe dan Proses Perencanaan


Ada empat-tahap dasar perencanaan, yaitu :
(1) menetapkan tujuan dan serangkaian tujuan,

(2) merumuskan keadaan saat ini,

(3) mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan dan

(4) mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian


tujuan.
Perencanaan dalam Koperasi

Organisasi koperasi sama dengan organisasi yang lain, perlu


dikelola dengan baik agar dapat mencapai tujuan akhir seefektif
mungkin.

Fungsi perencanaan merupakan fungsi manajemen yang sangat


penting karena merupakan dasar bagi fungsi manajemen yang
lain.

Agar tujuan akhir koperasi dapat dicapai maka


koperasi harus membuat rencana yang baik,
dengan melalui beberapa langkah dasar
pembuatan rencana yaitu menentukan tujuan
organisasi mengajukan beberapa alternatif cara
mencapai tujuan tersebut dan kemudian alternatif-
alternatif tersebut harus dikaji satu per satu baik
buruknya sebelum diputuskan alternatif mana
yang dipilih.

Tipe rencana yang dapat diambil dalam koperasi


dapat bermacam-macam tergantung pada jangka
waktu dan jenjang atau tingkatan manajemen.
Pengorganisasian dan Struktur Organisasi

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk


merancang struktur formal, mengelompokkan dan
mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di
antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi
dapat dicapai secara efisien. Pelaksanaan proses
pengorganisasian akan mencerminkan struktur organisasi
yang mencakup beberapa aspek penting seperti:
1. pembagian kerja,
2. departementasi,
3. bagan organisasi,
4. rantai perintah dan kesatuan perintah,
5. tingkat hierarki manajemen, dan
6. saluran komunikasi dan sebagainya.

Struktur Organisasi dalam Koperasi

Sebagai pengelola koperasi, pengurus


menghadapi berbagai macam masalah yang harus
diselesaikan. Masalah yang paling sulit adalah
masalah yang timbul dari dalam dirinya sendiri,
yaitu berupa keterbatasan. Keterbatasan dalam
hal pengetahuan paling sering terjadi, sebab
seorang pengurus harus diangkat oleh, dan dari
anggota, sehingga belum tentu dia merupakan
orang yang profesional di bidang perusahaan.

Dengan kemampuannya yang terbatas, serta tingkat


pendidikan yang terbatas pula, pengurus perlu mengangkat
karyawan yang bertugas membantunya dalam mengelola
koperasi agar pekerjaan koperasi dapat diselesaikan dengan
baik.Dengan masuknya berbagai pihak yang ikut membantu
pengurus mengelola usaha koperasi, semakin kompleks pula
struktur organisasi koperasi tersebut. Pemilihan bentuk struktur
organisasi koperasi harus disesuaikan dengan macam usaha,
volume usaha, maupun luas pasar dari produk yang dihasilkan.
Pada prinsipnya semua bentuk organisasi baik, walaupun masing-
masing mempunyai kelemahan.

DAFTAR PUSTAKA

Hendar&Kusnadi. 2009.EkonomiKoperasi: UntukPerguruanTinggi (Edisi 2)


Thobymutis, 1992,PengembanganKoperasi.KumpulanKarangan.Jakarta
GramediaWidiaSarana Indonesia
http://skripsirian.blogspot.co.id/2015/07/konsep-singkat-
mengenai-manajemen.html?m=1
https://dokumen.tips/documents/koperasi-materi-
10.html&rct=j&sa=U&ved=2ahUKEwj7utOTwMDaAhVCNo8KHSafC
RAQFjADegQIBBAB&q=mentaati+sendi+sendi+dasar+koperasi&u
sg=AOvVaw2H9WkLQqMiygSt6qFdlbkY
Hendar & Kusnadi ,2009, Ekonomi Koperasi: Untuk Perguruan Tinggi (Edisi 2)

Thoby mutis , 1992, Pengembangan Koperasi.Kumpulan Karangan.jakarta Gramedia widia Sarana Indonesia

http://skripsirian.blogspot.co.id/2015/07/konsep-
singkat-mengenai-manajemen.html?m=1

https://dokumen.tips/documents/koperasi-materi-
10.html&rct=j&sa=U&ved=2ahUKEwj7utOTwMDaAhVCNo8KHSafCRA
QFjADegQIBBAB&q=mentaati+sendi+sendi+dasar+koperasi&usg=A
OvVaw2H9WkLQqMiygSt6qFdlbkY

Anda mungkin juga menyukai