LP Ca Anus
LP Ca Anus
BAB II
LANDASAN TEORI
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
c. Esofagus (kerongkongan)
Esophagus merupakan sebuah tabung berotot yang panjangnya
sampai 20-25 cm, diatas dimulai dari faring, sampai pintu masuk
dikardiak. Terletak dibelakang trachea dan di depan tulang punggung.
Menelan melakukan setelah mengunyah dan dapat dilukiskan pada 3
tahap: gerakan membentuk makanan menjadi sebuah bolus dengan
bantuan lidah dan pipi, dan melalui bagian belakang mulut masuk kedalam
faring.
d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluranyang dapat mengembang paling banyak
terutama di daerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian atas fundus utri
berhubungan dengan esophagus melalui orifisiun pilorik, terletak dibawah
diafragma di depan pangkreas dan limfa menempel disebelah kiri fundus
utreri.
Fungsi gaster antara lain:
1) Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan, dan menghaluskan
makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung
2) Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua
makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida
3) Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
4) Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
Lapisan lambung:
1) Lapisan selaput lendir (mukosa). Bila lambung dikosongkan lapisan ini
berlipat-lipat yang disebut rugae
2) Lapisan otot melingkar (muskular aurikularis). Lapisan ini merupakan
jaringan otot yang kuat
3) Lapisan otot miring (muskulus oblingue), mempunyai otot bergaris
miring
4) Lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal). Lapisan ini
merupkan susunan lapisan otot lambung yang panjang
5) Jaringan ikat (peritoneum/serosa). Jaringan ini melapisi lambung
bagian luar.
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
2) Rektum analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos
(muskulus sfingter ani internus dan muskulus sfingter ani eksternus).
Kedua otot ini berfungsi pada waktu defekasi. Tunika mukosa rektum
banyak mengandung pembuluh darah, jaringan mukosa, dan jaringan
otot yang membentuk lipatan disebut kolumna rektalis. Bagian bawah
terdapat vena rektalis yang sering mangalami pelebaran atau varises
yang disebut wasir (ambeyen).
h. Anal
1. Anatomi anal
Anal merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anal terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan
anal diatur oleh otot sphincter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar - bab), yang merupakan fungsi utama anal.
Anal atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan
lingkungan luar tubuh. Di anal terdapat otot sphinkter yang berfungsi
untuk membuka dan menutup anal. Fungsi utama anal adalah sebagai alat
pembuangan feses melalui proses defekasi (buang air besar).
2. Struktur anal
- Kanalis anal.
Adalah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang dikelilingi
oleh sfingter anal. Bagian atasnya dilapisi oleh mukosa
glandular rektal. Fungsi kanalis anal adalah sebagai penghubung
antara rektum dan bagian luar tubuh sehingga feses bisa
dikeluarkan.
- Rektum.
Adalah sebuah ruangan dengan panjang sekitar 12 sampai 15 cm
yang berada di antara ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid/turun) dan berakhir di anal. Fungsi rektum adalah
menyimpan feses untuk sementara waktu, memberitahu otak
untuk segera buang air besar, dan membantu mendorong feses
sewaktu buang air besar. Ketika rektum penuh dengan feses,
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
2. Pengertian
Ca anal adalah tumor ganas yang berasal dari sel dalam anal, paling
sering terjadi pada saluran anal atau kulit pada tepi anal. Diantaranya terjadi
pada bagian bawah dentate line menjadi kanker sekitar anal, sedangkan sel
kanker skuamosa banyak terjadi pada saluran anal dan organ sekitar anal.
Saluran anal dan sekitar jaringan epitel skuamosa ini sering disebabkan oleh
iritasi kronis dari anal fistulas,wasir, luka operasi, dan kerusakan kista
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
jangka panjang. Ca anal merupakan kanker yang terjadi pada akhir saluran
pencernaan tepatnya pada bagian dubur (Sujono, 2013).
3. Etiologi
Pada dasarnya penyebab timbulnya carsinoma anal sampai sekarang
belum diketahui, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko
terkena kanker anal : (Price & Wilson 2006)
1. HPV (Human Papilloma Virus)
Beberapa jenis HPV memiliki kaitan erat dengan kanker dubur.
Sekitar 80% dari pasien yang memiliki kasus kanker dubur terinfeksi di
daerah bagian dubur karena HPV. Human papillomavirus (HPV) adalah
virus deoxyribonucleic acid (DNA) untaian ganda yang menular secara
seksual dan menginfeksi permukaan kulit dan mukosa epitel (Kahn, 2009).
Infeksi HPV pada genitalia merupakan infeksi yang sering terjadi dan
bersifat asimtomatik (Rusmil, 2008). Terdapat 100 tipe HPV yang telah
diketahui. Beberapa diantaranya berperan dalam terbentuknya lesi
prakanker, kanker leher rahim, dan kutil kelamin (WHO, 2007).
2. Melakukan seks anal
Baik laki-laki dan perempuan yang melakukan seks anal, atau menerima
seks pada bagian anal atau dubur memiliki risiko lebih tinggi sebagai
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
4. Patofisiologi
Proses keganasan mulai dari dalam sel-sel yang melapisi dinding anal.
Kanker biasanya tumbuh tidak terdeteksi hingga gejala-gejala secara
perlahan-lahan dan sifatnya berbahaya terjadi. Secara lokal kanker anal
biasanya menyebar lebih kedalam lapisan-lapisan dinding rectum, yang
dimulai dari orang-orang lain yang berdekatan. Kanker ini membesar atau
menyebar melalui sistim sirkulasi yang masuk dari pembuluh-pembuluh
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
6. Klasifikasi
Menurut posisi terjadinya patogenesis, kanker anal diklasifikasikan
menjadi ( American Joint Committee on Cancer, 2009) :
1. Carcinoma in situ
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
5. Stadium 3b
Yang membedakan stadium iiib dengan stadium sebelumnya adalah
ukuran tumor yang lebih besar serta penyebarannya yang lebih meluas,
seperti:
- Ke kelenjar getah bening dekat dubur atau ke organ terdekat atau organ
terdekat sekitar area tersebut; atau
- Ke kelenjar getah bening di salah satu sisi panggul/kunci paha atau
organ terdekat sekitar area tersebut; atau
- Ke kelenjar getah bening di dekat dubur dan di kunci paha dan atau
kelenjar getah bening pada kedua sisi panggul/kunci paha, atau organ
terdekat sekitar area tersebut;
6. Stadium 4
Pada stadium ini, ukuran kanker biasanya lebih besar dari stadium
sebelumnya. Area penyebarannya yaitu ke kelenjar getah bening atau
organ terdekat, bahkan telah menyebar ke organ tubuh lain yang lebih
jauh, seperti paru-paru, hati, otak, tulang atau organ lainnya.
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
a. Abdominoperineal resection
Yaitu prosedur dimana ada bagian dari usus sigmoid yang
dibuang. Metode ini adalah kolostomi. Kolostomi adalah pembuatan
lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding
perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987). Lubang yang dibuat
melalui dinding abdomen kedalam kolon iliaka untuk mengeluarkan
feses (Evelyn, 1991). Selain itu, pembedahan ini juga akan
menangani kelenjar getah bening yang terinfeksi kanker.
b. Resection lokal
Yaitu sebuah prosedur pembedahan dimana tumor akan diangkat dari
anal. Pengangkatan ini akan membawa serta beberapa jaringan sehat
yang ada di sekitar tumor. Metode pembedahan yang satu ini
biasanya digunakan jika ukuran kanker masih kecil serta belum
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Resection lokal ampuh untuk
menangani tumor yang menginfeksi anal bagian bawah.
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Bila sudah terjadi metastasis jauh, tumor primer akan di reseksi juga dengan
maksud mencegah obstruksi, perdarahan, anemia, inkontinensia, fistel, dan
nyeri (Sjamsuhidajat & de Jong, 2011).
2. Radiasi
Dengan melihat berdasarkan kondisi keseluruhan tubuh pasien dan
kondisi lokal dari tumor atau kanker dapat diaplikasikan metode radiasi.
Teknik radiasi dapat digabungkan dengan tindakan operasi, sebelum
dilakukan operasi terlebih dahulu dilakukan penyinaran dapat
meningkatkan operasi reseksi, melakukan radiasi setelah operasi bisa
meminimalisir kekambuhan kanker anal (Sjamsuhidajat, 2004).
3. Kemoterapi
Metode pengobatan dengan memberikan obat oral kepada pasien
terkadang juga harus dengan injeksi ke pembuluh darah ataupun otot.
Biasanya digunakan bersamaan dengan operasi dan radioterapi dapat
mengurangi kambuhnya kanker anal (Sjamsuhidajat, 2004).
9. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan rutin : pemeriksaan visual anal dan dre atau pemeriksaan
tubuh rutin seperti : pemeriksaan faeces, pemeriksaan anal, colonoscopy
dan pemeriksaan lainnya (Sjamsuhidajat, 2004).
2. Pemeriksaan endoskopi anal:
Untuk mengetahui adanya tumor/kanker di kolon/rectum
Untuk menentukan sumber pendapatan
Untuk mengetahui letak obstruksi
Sebelum melakukan pemeriksaan endoskopi anal lakukan
terlebih dahulu pemeriksaan visul dan dre, dokter melumuri pelumas
pada anoscopy kemudian dengan lembut dimasukkan ke dalam anal dan
rektum, dengan begitu dapat memeriksa bagian dalam anal apakah ada
benjolan (Sjamsuhidajat, 2004).
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
3. Pemeriksaan pet/ct
Dengan melakukan pemeriksaan pet/ct dapat diketahui stadium dari
kanker anal tersebut dan juga dapat diketahui apakah ada fenomena
metastase kelenjar getah bening sampai ke organ lainnya (Sjamsuhidajat,
2004).
4. Biopsi
Dokter menggunakan jarum, pisau kecil atau pinset untuk mengambil
satu piece tumor kemudian dengan menggunakan mikroskop ahli
patologi memeriksa apakah terdapat indikasi kanker. Biopsi terdiri dari :
biopsi aspirasi jarum halus dan biopsi sentinel kelanjar getah bening
(Sjamsuhidajat, 2004).
5. Laboratorium
b. Hb : menurun pada perdarahan
c. Tumor marker (lea) > 5 mg/ml
d. Pemeriksaan tinja secara bakteriologis ; terdapat sigela dan amoeba
10. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat adanya kanken rektum adalah :
a. Terjadinya osbtruksi pada daerah pelepasan
b. Terjadinya perforasi pada usus
c. Pembentukan pistula pada kandung kemih atau vagina.
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
d. POLA NUTRISI-METABOLIK
a) Sebelum sakit
- Frekuensi makan
- Jenis makanan/diet
- Porsi yang dihabisakan
- Nafsu makan
- Banyak minum
- Jenis minuman
- Perubahan BB 6 bulan terakhir (berkurang/bertambah)
b) Selama sakit
- Jenis makanan
- Frekuensi makan
- Porsi makan yang dihabiskan
- Banyaknya minum dalam sehari
- Jenis minuman
- Keluhan
e. POLA ELIMINASI
a) Sebelum sakit
BAB
- Frekuensi
- Waktu
- Warna
- Konsistensi
- Posisi waktu BAB duduk/jongkok
- Penghantar untuk BAB, misal: membaca, merokok, dll
- Pemakaian obat, misal: obat pencahar, dll
- Keluhan lain
BAK
- Frekuensi (dalam sehari)
- Jumlah (cc/24 jam)
- Warna
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
- Bau
- Keluhan
b) Selama sakit
BAB
- Frekuensi
- Waktu
- Warna
- Konsistensi
- Keluhan
BAK
- Frekuensi (dalam sehari)
- Jumlah (cc/24 jam)
- Warna
- Bau
- Keluhan
- Alat bantu buang air kecil, kateter,kondom / plastik, digunakan
sejak dirawat di RS.
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
h. POLA KOPING
- Pengambilan keputusan : sendiri, dibantu orang lain siapa
- Hal-hal yang dilakukan jika mempunyai masalah
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
2) Mata
- Kebersihan, gangguan pada mata: kemerahan, air mata, dll
- Pemeriksaan celah mata, konjungtiva, dan
- Pemeriksaan pupil
- Pemeriksaan visus dengan kartu snellen
- Pemeriksaan tekanan bolamata (TIO)
- Refleks terhadap cahaya
3) Telinga
- Fungsi pendengaran
- Bentuknya
- Periksa lubang telinga dan membrana tympani
- Mastoid (nyeri, dll)
- Apakah keluar cairan
- Kebersihan
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
4) Hidung
- Posisi septum
- Sekret hidung
- Nyeri sinus, polip
- Fungsi pembauan
- Penggunaan aksesoris (tindik)
6) Leher
- Bentuk, gerakan
- Pembesaran thiroid
- Kelenjar getah bening
- Kelainan lainnya
7) Dada
a) Inspeksi
- Perhatikan simetris atau tidak
- Kelainan bentuk dada
- Retraksi dada
- Ketinggalan gerak
- Karakter pernafasan
- Ukuran (konfigurasi) dada anterio-posterior
- Ictus cordis
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
-
b) Palpasi
- Simetris atau tidak pada waktu bernafas
- Adanya massa
- Pernafasan (kecepatan, kedalaman, jenis pernafasan) :
- Ictus cordis
c) Perkusi
- Suara pekak pada seluruh lapang paru
- Bunyi dullness berkurang pada jantung
d) Auskultasi
- Suara napas
- Bunyi tambahan
8) Punggung
Lihat bagaimana kondisi punggung apakah terdapat lesi atau tidak .
9) Abdomen
a) Inspeksi
- Warna kulit
- Bentuk/kontur
- Simetris atau tidak
b) Auskultasi
Suara bising usus
c) Perkusi
Bagaimana suara timpani dan apakah ada ascites
d) Palpasi
Lihat bagaimana hepar dan lien apakah ada pembengkakan atau
tidak, apakah terdapat distensi abdomen
10) Ekstremitas
Bagaimana kondisi ekstremitas atas dan bawah klien
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
11) Integumen
Lihat kondisi integument klien apakah terdapat ulkus dekubitus
dan lihat bagaimana turgor kulitnya.
12) Genetalia
Lihat apakah klien terpasang kateter urine apa tidak. Jika iya apa
indikasi dari tindakan tersebut.
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
4. Diagnosa Keperawatan
NO Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri akut b.d agen a. Tingkat kenyamanan a. Manajemen nyeri
cidera biologis Klien diharapkan melaporkan : Aktivitas :
Nyeri berkurang 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
Kecemasan berkurang lokasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor
Stres berkurang presipitasi
Menjelaskan faktor – faktor penyebab 8. Tanyakan pada pasien apa saja hal yang memberatkan
rasanya nyeri
nyeri
9. Tanyakan pada pasien teknik apa saja yang dapat
Mengunakan langkah-langkah
mngurangi rasa nyeri yang di rasakan.
pencegahan
10. Ajarkan pasien teknik relaksasi.
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Menggunakan analgesik 16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Menjelaskan faktor – faktor penyebab 18. Tanyakan pada pasien apa saja hal yang memberatkan
nyeri rasanya nyeri
Mengunakan langkah-langkah 19. Tanyakan pada pasien teknik apa saja yang dapat
pencegahan mngurangi rasa nyeri yang di rasakan.
Menggunakan bantuan non analgesik 20. Ajarkan pasien teknik relaksasi.
seperti yang di rekomendasikan
Melaporkan perubahan dalam d. Analgesik administrasi
perubahan gejala nyeri Aktivitas :
e. Menentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas dan tingkat
keparahan sebelum mengobati pasien
f. Memeriksa perintah medis untuk obat, dosis dan frekuensi
yang ditentukan analgesik
g. Memeriksa alergi obat
h. Mengevaluasi kemampuan pasien untuk participitate dalam
pemilihan analgesik, rute, dan dosis, dan melibatkan pasien,
i. Memilih analgesik sesuai atau kombinasi dari analgesik
ketika lebih dari satu yang diresepkan
j. Menentukan pilihan analgesik, berdasarkan jenis dan
severiry rasa sakit
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
3. Tekanan darah diastolic dalam 6. Bersihkan dari area yang bersih ke area yang kurang
batas normal bersih
4. Tekanan nadi dalam batas normal 7. Monitor sayatan untuk tanda dan gejala infeksi
5. Suhu tubuh dalam batas normal 8. Ganti pakaian degnan interval yang tepat
6. Integritas jaringan dalam batas 9. Gunakan pakaian yang sesuai untuk melindungi sayatan
normal 10. Fasilitasi pasien untuk melihat luka insisi
7. Cairan merembes dari drain luka 11. Arahkan pasien cara merawat luka insisi selama mandi
normal 12. Arahkan pasien bagaimana me minimalkan tekanan
pada daerah insisi
13. Arahkan pasien dan/ atau keluarga cara merawat luka
insisi temasuk tanda dan gejala infeksi
4 Ketidakseimbangan a. Status nutrisi a. Terapi nutrisi
nutrisi kurang dari Indikator : Aktifitas :
kebutuhan tubuh. -diharapkan normal: Atur makanan dan cairan serta hitung berapa jumlah kalori
Definisi : Nutrisi Intake nutrisi cukup yang seharusnya masuk
yang masuk kedalam Intake makanan cukup Tentukan makanan yang seharusnya dimakan untuk
tubuh tidak Intake cairan cukup mencukupi kebutuhan tubuh klien
mencukupi Hematokrit Tentukan apakah klien butuh alat bantu makan atau tidak
kebutuhan
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
Kelompok O’17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan - Unand - 2017
5. Implementasi
Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah di buat
di dalam intervensi keperawatan pasien.
6. Evaluasi
Evaluasi sumatif disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
disusun di dalam intervensi untuk mengetahui masalah pasien telah teratasi
ataupun tidak, sehingga dapat ditentukan rencana selanjutnya.
Kelompok O’17