Anda di halaman 1dari 1

1. Pertama, memetakan keinginan klien.

Pada tahap ini kami mengurai brief yang kami terima


dari klien. Hasilnya kami re-confirm ke klien. Sehingga baik kami maupun mereka punya
sudut pandang yang sama mengenai resor ini dan pengembangannya. Ini menyangkut tema
arsitektur dan desain, jumlah bangunan yang hendak dibuat, sarana penunjang serta kondisi
alam dan lingkungan sekitar. Sambil mengurai brief tersebut, kami pun memberi berbagai
masukan kepada klien.

2. Kedua, merumuskan tujuan/visi bersama. Pada prakteknya, tahapan ini melekat erat dengan
langkah pertama tadi. Begitu klien memercayakan pembuatan Master Plan kepada kami,
maka sebuah proyek menjadi mimpi bersama. Tujuan/visi ini punya fungsi memandu kami
dan klien mewujudkan mimpi bersama.

3. Ketiga, pengumpulan data. Pada tahapan ini kami mengumpulkan dan mengolah berbagai
data serta informasi menyangkut kondisi lahan, letak geografis, situasi alam dan lingkungan
sosial serta sarana dan infrastruktur penunjang yang telah ada. Kami juga berusaha
memrediksi berbagai kemungkinan perubahan di masa datang.

4. Keempat, menyiapkan rencana. Berbagai informasi yang terumuskan dari hasil pengolahan
data menjadi background atau dasar berpikir penyusunan Master Plan.
Isi sebuah Master Plan sebagian besarnya memang berupa gambar tampak atas dari
wilayah tertentu. Angka-angka dan keterangan di belakangnya disebut Legenda. Mirip peta
juga jadinya. Tapi lebih detail tentunya.

Yang juga penting untuk dipahami, Master Plan bukanlah sebuah dokumen statis. Ia bisa
diubah sewaktu-waktu sesuai dengan perubahan berbagai faktor yang memengaruhi kondisi
kawasan, perubahan kebijakan atau pun karena keinginan yang empunya kawasan. Tapi
setiap perubahan musti dilakukan dengan cermat. Mengingat sebuah Master Plan yang baik
dihasilkan lewat sebuah proses panjang serta penuh dengan kalkulasi matang.
Dan sebenarnya kalkulasi yang matang mengandung pula berbagai bahan untuk antisipasi
adanya perubahan rencana. Tapi bahan/data itu tentunya musti diolah lebih lanjut, bila
memang akan dibuat perubahan atas Master Plan yang ada.
Telah dikatakan bahwa Master Plan atau Rencana Induk berfungsi sebagai pemandu
langkah mewujudkan pembangunan suatu wilayah. Melekat dalam fungsi itu ialah kegunaan
Master Plan sebagai acuan untuk memonitor dan mengevaluasi tahapan-tahapan
pembangunan yang telah ditempuh.
Dengan adanya Master Plan, kita dapat menempuh tahapan selanjutnya dalam proses atau
pengembangan sebuah wilayah. Yakni pembuatan Site Plan, Gambar Arsitektur, Gambar
Desain Interior hingga pembangunan fisik. Untuk Anda yang mempunyai lahan sedang,
1000m s.d. 1 ha, dan hendak membuat cluster/twon house, gambar yang diperlukan
cukuplah site plan. Sedangkan master plannya mengacu pada rencana induk tata ruang
kota, wilayah setempat. Biasanya Pemda sudah membuatnya.
Dalam tip selanjutnya, akan coba kami perlihatkan bagaimana sebuah master plan
diturunkan menjadi desain arsitektur dan interior.
Sebagai icip-icip kami perlihatkan disain tampak dari villa di resort tersebut

Anda mungkin juga menyukai