Program keahlian teknologi komputer dan Dari penelitian di atas, salah satu program
jaringan merupakan program keahlian yang yang tidak diimplementasikan dengan baik
dalam pembelajarannya sangat berhubungan adalah pada unsur kompetensi TIK. Pembela-
langsung dengan fasilitas internet dan peng- jaran berbasis TIK yakni dengan menerapkan
gunaan komputer. Sarana dan prasarana yang e-learning belum maksimal dijalankan oleh
dibutuhkan oleh jurusan ini juga dibutuhkan sekolah RSBI pada saat program RSBI masih
dalam implementasi e-learning serta kompe- dijalankan.
tensi guru dalam bidang ini sangat kompeten Sebelum keputusan Mahkamah Konstitusi
untuk melaksanakan pembelajaran dalam ben- yang menyatakan pelaksanaan RSBI/SBI me-
tuk e-learning. langgar kontitusi, e-learning merupakan ba-
Sekolah yang telah menjadi sekolah rinti- gian kewajiban bagi SMK RSBI/SBI, seperti
san sekolah bertaraf international (RSBI) me- yang diamanatkan melalui Permendiknas No.
milikikeunggulan-keunggulandibandingkan 78 tahun 2009. Dalam Permendiknas no.78
dengan sekolah yang belum menjadi RSBI. tahun 2009 disebutkan salah satu poin berisi
Sekolah eks RSBI, sebagai sekolah yang telah penerapan proses belajar yang dinamis dan
bekerjasama dengan pemerintah, tentunya berbasis TIK. Saat ini dengan diberhentikan-
memiliki kelengkapan sarana dan prasarana nya RSBI/SBI maka penetrasi e-learning di
yang dimiliki sekolah dalam rangka menin- SMK menjadi semakin berat (Muskhlikin &
gkatkan mutu pendidikan. Kualitas guru dan Eko, 2013, p.212).
siswa dapat meningkat seiring dengan perha- Muskhlisin dan Eko juga menyatakan
tian dari sekolah, yang didukung oleh sarana bahwa implementasi e-learning yang ada di
dan prasarana yang dimiliki khususnya sarana SMK secara umum sebatas pada mata pelaja-
dan prasarana yang dibutuhkan oleh guru dan ran yang terkait langsung dengan komputer
siswa dalam menerapkan sistem pembelajaran (misalnya KKPI) atau mata pelajaran yang
berbasis e-learning yaitu komputer dan jarin- diampu oleh guru dengan latar belakang TIK.
gan internet yang memadai. Dengan demikian, guru pada program keahlian
Beberapa penelitian menyatakan bahwa teknologi komputer dan jaringan, sebagai salah
banyak program RSBI yang tidak maksimal satu program keahlian yang dilaksanakan di
SMK tentunya memiliki kompetensi yang leb-
dijalankan. Hasil penelitian Mudjito dalam
ih baik dibanding jurusan yang lain. Selain itu,
Esti (2013, p.6) menyatakan bahwa pelaksa-
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
naan program RSBI untuk pendidikan dasar
pembelajaran program keahlian ini tidak jauh
dan menengah di Propinsi DKI belum mampu
dari sarana dan prasarana yang berhubungan
memberikan pengaruh yang berarti bagi pen-
dengan fasilitas internet dan komputer.
ingkatan mutu khusus jenjang pendidikan SD,
maupun bagi peningkatan mutu pendidikan Pembelajaran berbasis web (e-learning),
nasional pada umumnya. Hasil penelitian lain merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang
dari Kamid dalam Esti (2013, p.6) tentang memanfaatkan media situs (website) yang bisa
implementasi program RSBI sebagai upaya diakses melalui jaringan internet. ASTD (The
peningkatan kualitas pendidikan di SMK Neg- American Society for Training and Develop-
eri 1 Kebumen, hasilnya menunjukkan bahwa ment) dalam Rusman (2011, p.263), mengemu-
secara umum program dapat memenuhi Sem- kakan defenisi e-learning yaituE-learning is a
bilan kriteria penjaminan mutu RSBI, namun broad set of applications and processes which
demikian masih terdapat beberapa kekurangan include web-based learning, computer-based
terutama pada unsur kompetensi TIK dan ba- learning, virtual and digital classrooms. Much
hasa Inggris guru dan tenaga administrasi ma- of this is delivered via the internet, intranets,
audio and videotape, satellite broadcast, inter-
sih rendah, dukungan dana belum sesuai yang
active TV, and CD-ROM. The definition of e-
diharapkan, dan kualifikasi akademik guru dan
learning varies depending on the organization
tenaga administrasi belum sesuai dengan ke-
and how it is used but basically it is involves
tentuan.
electronic means communication, education,
and training. Defenisi tersebut dapat diartikan berbasis web. Pada dasarnya, semua mengacu
bahwa e-learning merupakan proses dan ke- pada proses pendidikan yang memanfaatkan
giatan penerapan pembelajaran berbasis web teknologi informasidan komunikasi untuk
(web based learning), pembelajaran berbasis menengahiasynchronous serta pembelajaran-
komputer (computer based learning), kelas sinchronous dalam kegiatan mengajar. Dengan
virtual (virtual classroom) dan atau kelas digi- demikian pembelajaran dengan model e-learn-
tal (digital classroom). Materi-materi dalam ing adalahmodel pembelajaran yang meman-
kegiatan pembelajaran elektronik tersebut ke- faatkan teknologi informasi dan komunikasi
banyakan dihantarkan melalui media internet, yang menuntut keterampilan employability
intranet, tape video atau audio, penyiaran me- skill sehingga tujuan pembelajaran serta man-
lalui satelit, televise interaktif serta CD-ROM. faat teknologi informasi dan komunikasi dapat
Defenisi ini juga menyatakan bahwa defenisi dirasakan baik oleh guru maupun siswa.
dari e-learning itu bisa bervariasi tergantung Untuk penerapan e-learning membutuh-
dari penyelenggara kegiatan e-learning terse- kan daya dukung pembelajaran yang membe-
but dan bagaimana cara penggunaannya, ter- dakannya dengan model pembelajaran yang
masuk juga apa tujuan penggunaannya. lainnya. Proses pembelajaran dengan e-learn-
Defenisi lain diungkapkan oleh Vargas ing dilakukan dengan menggunakan berbagai
and Tian (2013, p.1) yakni “E-learning or tech- fasilitas teknologi informasi, seperti komputer
nology enhanced learning describes the use of baik hardware maupun software, dan teknologi
technology to support and enhance learning jaringan.
practice”. Defenisi ini dapat diartikan bahwa E-learning membutuhkan fasilitas pendu-
e-learning adalah teknologi yang dapat men- kung agar dapat diterapkan dengan baik. Clark
dukung dan meningkatkan praktik pembelaja- (2011, p.8) mengungkapkan fasilitas tersebut
ran. yaitu; 1) Stores and/or transmits lessons on
Defenisi ini juga menyiratkan simpu- CD-ROM, local internal or external memory,
lan yang menyatakan bahwa e-learning pada or servers on the Internet or intranet; 2) In-
dasarnya adalah pengaplikasian kegiatan ko- cludes content relevant to the learning objec-
munikasi pendidikan dan pelatihan secara ele- tive; 3) Uses media elements such as words and
ktronik. pictures to deliver the content; 4) Uses instruc-
Defenisi e-learning juga diungkapkan tional methods such as examples, practice, and
oleh Naidu (2006, p.1) yaituE-learning is com- feedback to promote learning. Dari pengertian
monly referred to the intentional use of net- di atas, dapat diartikan bahwa e-learning mem-
worked information and communications tech- butuhkan fasilitas baik itu CD-ROM, jaringan
nology in teaching and learning. A number of internet lokal, memory eksternal, server inter-
other terms are also used to describe this mode net atau intranet, dengan konten yang objektif
of teaching and learning. They include online menggunakan media kata maupun gambar.
learning, virtual learning, distributed learn- Fasilitas e-learning menurut Horton (2003,
ing, network and webbased learning. Funda- p.16) adalahFacilitated e-learning combines
mentally, they all refer to educational process- the reliance on Web content found in learner
es that utilize information and communications led e-learning with the collaborative facilities
technology to mediate asynchronous as well as found in instructor-led e-learning. It works
synchronous learning and teaching activities. well for learners who cannot conform to the
Dari defenisi di atas dapat dimaknai bahwa E- rigid schedule of classroom training but who
learning sering disebut penggunaan sengaja want to augment learning through discussion
jaringan informasi dan teknologi komunikasi with other learners as well as with a facilita-
dalam proses mengajar dan belajar. Sejumlah tor. Assignments are typically made by posting
istilah lain juga digunakan untuk menggambar- them to a class discussion forum, where learn-
kan mode ini mengajar dan belajar, yaitu bela- ers can also “hand in” their completed home-
jar secara online, belajar virtual, pembelajaran work.Dari pendapat di atas dapat diartikan bah-
terdistribusi dengan jaringan dan pembelajaran wa fasilitas e-learning yaitu gabungan antara
konten web yangdibutuhkan oleh siswa den- Pengajar dalam hal ini guru atau instruk-
gan konten yang dibutuhkan guru. E-learning tur dapat memanfaatkan e-learning dengan
dapat digunakan bagi peserta didik yang tidak menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas
bisa mengikuti pembelajaran di kelas namun latihan yang harus dikerjakan oleh para peserta
ingin meningkatkan pembelajaran melalui dis- didik pada fitur-fitur web learning. Guru atau
kusi dengan peserta didik lainnya maupun den- instruktur juga dapat memberikan kesempatan
gan fasilitator. Pengambilan dan pengumpulan kepada peserta didik untuk mengakses bahan
tugas juga bisa dilakukan melalui e-learning. belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang
Ada 3 (tiga) hal penting sebagai per- hanya dapat diakses oleh peserta didik dalam
syaratan kegiatan belajar elektronik (e-learn- rentangan waktu tertentu sehingga kedisiplinan
ing) menurut Sukardi, dkk (2007, pp.7-8), yai- peserta didik dalam belajar dan mengumpul-
tu; 1) Kegiatan pembelajaran dilakukan me- kan tugas dapat ditingkatkan.
lalui pemanfaatan jaringan internet; 2) Terse- Dengan demikian diharapkan penerapan
dianya dukungan layanan belajar yang dapat e-learning dapat memberikan manfaat antara
dimanfaatkan oleh peserta belajar,misalnya lain; 1) Adanya peningkatan interaksi siswa
CD-ROM, atau bahan cetak; dan 3) Terse- dengan sesamanya dan dengan guru; 2) Terse-
dianya dukungan layanan tutor yang dapat dianya sumber-sumber pembelajaran yang ti-
membantu peserta belajar apabila mengalami dak terbatas; 3) E-learning yang dikembangkan
kesulitan. secara benar akan efektif dalam meningkatkan
Disamping ketiga persyaratan tersebut, kualitas lulusan dan kualitas sebuah sekolah;
Sukardi masih menambahkan persyaratan lain- 4) Terbentuknya komunitas pelajar yang saling
nya, yaitu; 1) Lembaga yang menyelenggara- berinteraksi, saling memberi dan menerima
kan/mengelola kegiatan e-learning; 2) Sikap serta tidak terbatas dalam satu lokasi; dan 5)
positif dari peserta didik dan tenaga kependi- Meningkatkan kualitas tenaga pengajar karena
dikan terhadap teknologi komputer dan inter- dimungkinkan menggali informasi secara lebih
net; 3) Rancangan sistem pembelajaran yang luas dan bahkan tidak terbatas
dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta Manfaat pembelajaran elektronik menu-
belajar; 4) Sistem evaluasi terhadap kemajuan rut Bates dan Wulf dalam Sukardi,dkk (2007,
atau perkembangan belajar peserta belajar; 5) p.10) menyatakan manfaat pembelajaran ele-
Mekanisme umpan balik yang dikembangkan ktronik yang terdiri atas 4 hal terdiri atas 4
oleh lembaga penyelenggara. hal, yaitu; 1) Meningkatkan kadar interaksi
Dari pernyataan-pernyataan diatas maka pembelajaran antara peserta didik dengan guru
dapat disimpulkan bahwa e-learning meru- atau instruktur (enhance interactivity); 2) Me-
pakan kegiatan pembelajaran yang membutuh- mungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran
kan fasilitas jaringan (Internet, LAN, WAN), dari mana dan kapan saja (time and place flex-
komputer sebagai alat penyampaian informasi ibility); 3) Menjangkau peserta didik dalam
dalam bentuk layanan belajar, berupa portal e- cakupan yang luas (potential to reach a global
learning yang berisi berbagai obyek pembela- audience); dan4) Mempermudah penyempur-
jaran yang diperkaya dengan multimedia serta naan dan penyimpanan materi pembelajaran
dipadukan dengan sistem informasi akademik, (easy updating of content as well as archivable
evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai ed- capabilities).
ucational tools lainnya. Model pembelajaran berbasis e-learning
E-learning mempermudah interaksi antara termasuk dalam model pembelajaran yang ma-
peserta didik dengan bahan/materi pelajaran, sih relatif baru. Penerapan e-learning memi-
interaksi antara peserta didik dengan dosen/ liki karakteristik-karakteristik tersendiri yang
guru/instruktur maupun antar sesama peserta membedakannya dengan model pembelajaran
didik. Peserta didik dapat saling berbagi in- lainnya.
formasi atau pendapat mengenai berbagai hal Karakteristik pembelajaran berbasis e-
yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan learning sangat bervariasi tergantung pada
pengembangan diri peserta didik. implementasinya dalam dunia pendidikan.
E-learning tidaklah sama dengan pembela- implementasi sistem e-learning yang ada sek-
jaran konvensional.Menurut Rusman, dkk arang ini sangat bervariasi, namun semua di-
(2011, p.264), e-learning memiliki karak- dasarkan atas suatu prinsip atau konsep bahwa
teristik-karakteristik yaitu; 1) Interactivity e-learning dimaksudkan sebagai upaya pendis-
(Interaktivitas),yaitu tersedianya jalur komuni- tribusian materi pembelajaran melalui media
kasi yang lebih banyak, baik secara langsung elektronik atau internet sehingga peserta didik
(synchrounus), seperti chatting atau messenger dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana
atau tidak langsung (asynchrounus), seperti fo- saja.
rum, mailing list atau buku tamu; 2) Indepen- Ciri pembelajaran berbasis e-learning
dency (Kemandirian), yaitu fleksibilitas dalam adalah terciptanya lingkungan belajar yang
aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan flexible dan distributed. Peserta didik menjadi
bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran sangat flexible dalam memilih waktu dan tem-
menjadi lebih terpusat kepada siswa (student- pat belajar karena mereka tidak harus datang
centered learning); 3) Acccessibility (Ak- disuatu tempat pada waktu tertentu. Pihak pen-
sesibilitas), sumber-sumber belajar menjadi gajar dapat memperbaharui materi pembelaja-
lebih mudah diakses melalui pendistribusian di ran kapan saja dan dimana saja. Berdasarkan
jaringan internet dengan akses yang lebih luas segi isi, materi pembelajaran pun dapat dibuat
daripada pendistribusian sumber belajar pada sangat flexible mulai dari bahan sekolah yang
pembelajaran konvensional; 4) Enrichment berbasis teks sampai materi pembelajaran yang
(Pengayaan), kegiatan pembelajaran, presen- sarat dengan komponen multimedia. Distribut-
tasi materi kuliah dan materi pelatihan seb- ted learning menunjuk pada pembelajaran di-
agai pengayaan, memungkinkan penggunaan mana pengajar, siswa dan materi pembelajaran
perangkat teknologi informasi seperti video terletak di lokasi yang berbeda, sehingga siswa
streaming, simulasi dan animasi. dapat belajar kapan saja dan dari mana saja.
Perbedaan e-learning dengan pembelaja- Sistem e-learning dapat diimplementasi-
ran bersifat konvensional terletak pada keem- kan dalam bentuk asynchronous, synchronous
pat karakteristik di atas, karena pembelajaran atau campuran dari keduanya. Contoh e-learn-
bersifat konvensional, siswa tergantung pada ing asynchrounous banyak dijumpai di internet
instruktur/guru, sedangkan pada e-learning, baik sederhana maupun terpadu melalui portal
siswa belajar mandiri dari bahan-bahan atau e-learning, sedangkan dalam e-learning syn-
materi yang telah disiapkan oleh guru melalui chrounous, pengajar dan siswa harus berada di
interface atau web. depan komputer secara bersama-sama karena
Menurut Herman D.S (2010, p.3) imple- proses pembelajaran dilaksanakan secara live,
mentasi dari pembelajaran berbasis e-learn- baik melalui video maupun audio converence.
ing setidaknya ada 2, yaitu ;1) Pembelajaran Pemakaian asynchronous,synchronous secara
berbasis e-learning diselenggarakan secara bersamaan, biasa disebut Blended learning,
sederhana, sekedar kumpulan bahan pembela- yakni pembelajaran yang menggabungkan
jaran yang ditaruh dalam web server dengan semua bentuk pembelajaran misalnya on-line,
tambahan forum komunikasi lewat e-mail atau live, maupun tatap muka (Surjono, Herman
milist; 2) Terpadu melalui portal e-learning Dwi 2010, p.3).
yang berisi berbagai obyek pembelajaran Implementasi e-learning membutuhkan
yang diperkaya dengan multimedia serta di- tools dan teknologi. E-learning memanfaatkan
padukan dengan sistem informasi akademik, komputer sebagai media pembelajaran. Proses
evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai pembelajaran dalam kelas maupun luar kelas
education tools lainnya. melibatkan teknologi elektronik, komputer
Implementasi pembelajaran berbasis e- sebagai salah satu hasil karya dari kemajuan
learning bisa masuk kedalam kategori terse- teknologi dapat digunakan menggantikan me-
but, yakni bisa terletak diantara keduanya, atau dia yang masih bersifat konvensional.
bahkan bisa merupakan gabungan beberapa Implementasi e-learning menggunakan
komponen dari dua sisi tersebut. Meskipun teknologi jaringan komputer agar guru dan
siswa dapat berinteraksi, diharapkan dapat dan Jaringan SMK eks RSBI Daerah Istimewa
terjadi proses belajar mengajar seperti proses Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dalam
belajar mengajar di dalam kelas. Proses inter- penelitian ini adalah dengan menggunakan an-
aksi dalam sebuah komputer yang telah dide- gket.
sain jaringannya, juga masih berlaku walaupun
proses belajar terjadi dalam kelas, mengingat
HASIL PENELITIAN DAN
kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas
pasti membutuhkan komunikasi dua arah an- PEMBAHASAN
tara guru dan siswa.
Data Guru
Implementasi e-learning menggunakan
Pengkategorian variabel daya dukung e-
bahan ajar bersifat mandiri (self learning ma-
learning data guru dikategorikan sangat menu-
terials) disimpan di komputer sehingga dapat
run jika skor x ≤ 15, kategori menurun jika
diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan
skor 15< x ≤21, kategori tetap jika skor 21< x
dimana saja bila yang bersangkutan memerlu-
≤27, kategori meningkat jika skor 27< x ≤ 33,
kannya.
dan kategori sangat meningkat jika skor 33 < x.
Implementasi e-learningmembutuhkan
Analisis statistik deskriptif untuk data
pembimbing. E-learning tetap membutuhkan
variabel daya dukung e-learningmenunjukkan
guru, bukan menghilangkan guru ataupun
bahwa variabel daya dukung e-learning me-
menggantikan peran guru dalam proses belajar
miliki harga mean (M) sebesar 29,57; median
mengajar. Kehadiran e-learning hanya sebagai
(Me) sebesar 30,00; modus (Mo) sebesar 31;
media belajar, tidak kurang dan tidak lebih.
dan standar deviasi (Sd) sebesar 4,272. Distri-
Penambahan materi ajar guru bertambah dalam
busi frekuensi tentang daya dukung e-learning
proses mengajar menggunakan e-learning, dari
dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
dulunya hanya mendidik dan mengajar tentang
materi pelajaran, sekarang bertambah mem- Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel
bimbing siswa dalam pengoperasian e-learn- Daya Dukung E-learning (Data Guru)
ing.
Kategori Frekuensi Persentase
16,005, kategori menurun jika skor 16,005 < harga mean (M) sebesar 36,57; median (Me)
x ≤ 21,335, kategori tetap jika skor 21,335 < x sebesar 37,00; modus (Mo) sebesar 31,00;
≤ 26,65, kategori meningkat jika skor 26,665 < dan standar deviasi (Sd) sebesar 9,092. Distri-
x ≤ 31,995, dan kategori sangat meningkat jika busi frekuensi implementasi e-learning pasca
skor 31,995 < x. pembubaran RSBI dapat dilihat pada Tabel 3
Analisis statistik data guru untuk variabel di bawah ini:
kebermanfaatan e-learning menunjukkan bah-
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Imple-
wa kebermanfaatan elearning memiliki harga
mentasi E-learning Pasca Pembubaran RSBI
mean (M) sebesar 31,37; median (Me) sebesar
(Data Guru)
32,00; modus (Mo) sebesar 32,00; dan standar
deviasi (Sd) sebesar 5,957. Distribusi frekuensi Kategori Frekuensi Persentase
kebermanfaatan implementasi e-learning pas-
Sangat Menurun 3 10
ca pembubaran RSBI dapat dilihat pada Tabel
2 di bawah ini: Menurun 1 3,33
Tetap 10 33,33
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Keber- Meningkat 11 36,67
manfaatan e-learning Sangat Meningkat 5 16,67
Kategori Frekuensi Persentase Total 30 100
Sangat Tidak 2 6,6 Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
Bermanfaat guru yang mengkategorikan implementasi e-
Tidak Bermanfaat 0 0 learning sangat menurun adalah 10% dengan
Tetap 1 3,3 frekuensi 3, menurun 3,3% dengan frekuensi
Bermanfaat 8 26,9 1, kategori tetap 33,33% dengan frekuensi 10,
Sangat Bermanfaat 19 63,2 kategori meningkat 16,67% dengan frekuensi
Total 30 100 5 dan yang paling tinggi adalah kategori sangat
meningkat 36,67% dengan frekuensi 11.
Tabel di atas menunjukkan bahwa keber-
manfaatan e-learning menurut pendapat guru Data Siswa
yaitu sangat tidak bermanfaat dengan persen- Pengkategorian variabel daya dukung e-
tase 6,6% frekuensi 2, tidak bermanfaat 0%, learning menurut siswa berdasarkan mean
tetap 3,3% frekuensi 1, bermanfaat 26,9 % ideal dan standar deviasi ideal sesuai pada Ta-
frekuensi 8, dan yang paling tinggi adalah san- bel 15. Daya dukung e-learning dikategorikan
gat bermanfaat yaitu 63,2% dengan frekuensi sangat menurun jika skor x ≤ 10,05, kategori
19. Hal ini menunjukkan kebermanfaatan e- menurun jika skor 10,05 < x ≤ 13,35, kategori
learning pasca pembubaran RSBI menurut tetap jika skor 13,35 < x ≤ 16,65, kategori me-
guru adalah sangat bermanfaat.
ningkat jika skor 16,65 < x ≤ 19,95, dan kat-
Pengkategorian variabel implementasi egori sangat meningkat jika skor 19,95 < x.
e-learning data guru berdasarkan mean ideal
Hasil analisis statistik deksriptif data un-
dan standar deviasi ideal sesuai pada Tabel 18.
tuk daya dukung e-learning pasca pembuba-
Implementasi e-learning dikategorikan sangat
ran RSBI menunjukkan bahwa daya dukung
menurun jika skor x ≤ 22,005, kategori menu-
run jika skor 22,005 < x ≤ 29,35, kategori tetap memiliki harga mean (M) sebesar 16,78; me-
jika skor 29,35 < x ≤ 36,65, kategori meningkat dian (Me) sebesar 17; modus (Mo) sebesar 16;
jika skor 36,65 < x ≤ 43,995, dan kategori san- dan standar deviasi (Sd) sebesar 3,500. Dis-
gat meningkat jika skor 43,995 < x. tribusi frekuensi variabel daya dukung dalam
mengimplementasikan e-learning pasca pem-
Analisis statistik deskriptif data guru un-
bubaran RSBI dapat dilihat pada Tabel 4 di
tuk variabel implementasi e-learning menun-
bawah ini:
jukkan bahwa variabel implementasi memiliki
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Daya Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
Dukung E-learning Pasca Pembubaran RSBI siswa yang mengkategorikan variabel keber-
(Data Siswa) manfaatan e-learning adalah sangat tidak ber-
manfaat 10,67% frekuensi 16, tidak bermanfaat
Kategori Frekuensi Persentase
8,67% frekuensi 13, tetap 30,67% frekuensi
Sangat Menurun 8 5,33 46, bermanfaat 35,33% frekuensi 53, dan san-
Menurun 15 10 gat bermanfaat yaitu 14,67% dengan frekuensi
Tetap 40 26,67 22. Dengan demikian kebermanfaatan e-learn-
Meningkat 57 38 ing menurut siswa adalah bermanfaat.
Sangat Meningkat 30 20 Pengkategorian variabel implementasi
menurut siswa berdasarkan mean ideal dan
Total 150 100
standar deviasi ideal sesuai pada Tabel 19.
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah Implementasi e-learning menurut siswa dikat-
siswa yang mengkategorikan daya dukung e- egorikan sangat menurun jika skor x ≤ 16,005,
learning pada kategori sangat menurun adalah kategori menurun jika skor 16,05 < x ≤ 21,35,
5,33% dengan frekuensi 8, kategori menu- kategori tetap jika skor 21,35 < x ≤ 26,65, kate-
run 10% dengan frekuensi 15, kategori tetap gori meningkat jika skor 26,65 < x ≤ 31,95, dan
26,67% dengan frekuensi 40, kategori menin- kategori sangat meningkat jika skor 31,95 < x.
gkat 20% dengan frekuensi 57 dan kategori Berdasarkan hasil analisis variabel imple-
sangat meningkat dengan presentase 20% mentasi e-learning memiliki harga mean (M)
frekuensi 30 siswa.Pengkategorian variabel sebesar 23,07; median (Me) sebesar 24,00;
kebermanfaatan e-learning menurut siswadi- modus (Mo) sebesar 24,00; dan standar de-
dasarkan pada mean ideal dan standar deviasi viasi (Sd) sebesar 5,854. Distribusi frekuensi
ideal sesuai pada Tabel 17. Kebermanfaatan variabel persepsi siswa tentang implementasi
e-learning dikategorikan sangat menurun jika e-learning pasca pembubaran RSBI dapat dili-
skor x≤12, kategori menurun jika skor 12<x≤ hat pada Tabel 6 di bawah ini:
16, kategori tetap jika skor 16<x≤ 20, kategori
meningkat jika skor 20<x≤ 24, dan kategori Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Imple-
sangat meningkat jika skor 24< x. mentasi e-learning pasca pembubaran RSBI
Hasil analisis data siswa untuk variabel Kategori Frekuensi Persentase
kebermanfaatan e-learning diperoleh harga
mean (M) sebesar 19,83; median (Me) sebesar SangatMenurun 20 13,33
20,50; modus (Mo) sebesar 18; dan standar de- Menurun 34 22,67
viasi (Sd) sebesar 4,972. Distribusi frekuensi Tetap 55 36,67
kebermanfaatan implementasi e-learning pas- Meningkat 34 22,67
ca pembubaran RSBI dapat dilihat pada Tabel SangatMeningkat 7 4,67
5 di bawah ini:
Total 150 100
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Keber- Tabel di atas menunjukkan bahawa jum-
manfaatan E-learning Pasca Pembubaran RSBI lah yang siswa yang mengkategorikan varia-
Kategori Frekuensi Persentase bel implementasi e-learning sangat menurun
adalah 13,33% dengan frekuensi 20, menurun
Sangat Tidak 16 10,67 22,67% dengan frekuensi 34, tetap 36,67%
bermanfaat dengan frekuensi 55, meningkat 22,67% den-
Tidak Bermanfaat 13 8,67 gan frekuensi 34, dan sangat meningkat yaitu
Tetap 46 30,67 4,67% dengan frekuensi 7. Dengan demikian
Bermanfaat 53 35,33 implementasi e-learning pasca pembubaran
Sangat Tidak 22 14,67 RSBI menurut siswa adalah tetap.
bermanfaat Hasil analisis regresi ganda dengan data
Total 150 100 guru ditunjukkan pada Tabel 7 di bawah ini:
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Daya Dukung E-learning dan Kebermanfaatan E-learning terhadap
Implementasi E-learning Menurut Guru
Model Sum of squares df Mean squares F Sig
Regresion 1409,919 2 704,959 19,276 0,000a
Residual 987,448 27 36,572
Total 2397,367 29
a. Predictors: (Constant), Kebermanfaatan, DayaDukung
b. Dependent Variable: Implementasi
Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung terhadap implementasi e-learning di SMK eks
=19,276 dan p < 0,05. Hal ini menunjukkan RSBI program keahlian TKJ DIY pasca pem-
bahwa Hoditolak dan Ha diterima. Dengan bubaran RSBI menurut guru.
demikian dapat disimpulkan bahwa ada sum- Persamaan regresi ganda data guru yang
bangan daya dukung e-learning dan keber- diperoleh dalam penelitian ini ditunjukkan
manfaatan e-learning secara bersama-sama dalam Tabel 8 di bawah ini:
Tabel 8. Koefisien Persamaan Regresi Ganda Daya Dukung dan Kebermanfaatan terhadap Imple-
mentasi E-learning Pasca Pembubaran RSBI (Menurut Guru)
Variabel B Beta T Sig.
Constant -11,041 -1,309 0,202
Daya Dukung (X1) 0,651 0,306 2,274 0,031
Kebermanfaatan (X2) 0,904 0,205 0,592 0,000
Implementasi (Y)
Berdasarkan Tabel 8 maka dapat dibuat persa- Hasil analisis regresi ganda data guru juga
maan regresi sebagai berikut: menunjukkan bahwa koefisien determinan (R2)
Implementasi = -11,041 + 0,651 DayaDukung daya dukung e-learning dan kebermanfaatan
+ 0,904 Kebermanfaatan e-learning terhadap implementasi e-learning
adalah 55,8%. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel
9 di bawah ini:
Koefisien determinan tersebut menunjuk- Berdasarkan Beta yang ada, maka besarnya
kan bahwa ada variabel lain yang tidak dis- sumbangan daya dukung e-learning (X1) =
ertakan dalam penelitian ini yang menyum- x 100% = 59,88% dari koefisien determinasi.
bang implementasi e-learning sebesar 100% Besarnya sumbangan kebermanfaatan e-learn-
- 55,8% = 45,2%.Sumbangan masing-masing ing (X2) = x 100% = 40,11% dari koefisien de-
variabel dapat dihitung menggunakan Beta se- terminasi.
bagai konstanta pembandingnya. Beta adalah Hasil analisis regresi ganda untuk data
koefisien regresi untuk masing-masing varia- siswa ditunjukkan pada Tabel 10 di bawah ini:
bel bebas yang dihitung berdasarkan skor baku.
Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Ganda Daya Dukung (X1) dan Kebermanfaatan terhadap variabel
Implementasi (Y) (Menurut Siswa) ANOVAb
Model Sum of squares df Mean Squares F Sig
Regresion 501,742 2 250,871 8,011 0,000a
Residual 4603,591 147 31,317
Total 5105,333 149
a. Predictors: (Constant), Daya Dukung, Kebermanfaatan
b. Dependent Variable: Implementasi
Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung plementasi e-learning di SMK eks RSBI pro-
=8,011 dan p < 0,05. Hal ini menunjukkan bah- gram keahlian TKJ DIY pasca pembubaran
wa Hoditolak dan Ha diterima. Dengan demiki- RSBI menurut siswa.Persamaan regresi ganda
an dapat disimpulkan bahwa ada sumbangan data siswa yang diperoleh dalam penelitian ini
daya dukung e-learning dan kebermanfaatan ditunjukkan dalam Tabel 11 di bawah ini:
e-learning secara bersama-sama terhadap im-
Tabel 11. Koefisien Persamaan Regresi Daya Dukung E-learning dan Kebermanfaatan E-learning
terhadap Implementasi E-learning Pasca Pembubaran RSBI (Menurut Siswa)
Variabel B Beta T Sig.
Constant 18,880 7,592 0,000
Daya Dukung (X1) 0,399 0,339 4,002 0,000
Kebermanfaatan (X2) -0,222 0,133 -1,569 0,119
Implementasi (Y)
Berdasarkan Tabel 11 maka dapat dibuat Hasil analisis regresi ganda data siswa
persamaan regresi sebagai berikut: menunjukkan bahwa koefisien determinan (R2)
daya dukung e-learning dan kebermanfaatan
Implementasi = 18,880 + 0,399 Daya Du-
e-learning terhadap implementasi e-learning
kung - 0,222 Kebermanfaatan
adalah 9,8%. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel
12 di bawah ini:
Tabel 12. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Menurut Siswa) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,313 a
0,098 0,086 5,596
a. Predictors: (Constant), Daya Dukung, Kebermanfaatan
b. Dependent Variable: Implementasi
Koefisien determinan tersebut menunjuk- untuk masing-masing variabel bebas yang di-
kan bahwa ada variabel lain yang tidak diser- hitung berdasarkan skor baku.
takan dalam penelitian ini yang menyumbang Berdasarkan Beta yang ada, maka be-
implementasi e-learning sebesar 100% - 9,8% sarnya sumbangan daya dukung e-learning
= 91,2%. (X1) = x 100% = 71,82% dari koefisien de-
Sumbangan masing-masing variabel dapat terminasi. Besarnya sumbangan keberman-
dihitung menggunakan Beta sebagai konstanta faatan e-learning (X2) = x 100% = 2,86% dari
pembandingnya. Beta adalah koefisien regresi koefisien determinasi.
Hasil penelitian untuk melihat bagaimana gori paling tinggi ke terendah secara berurutan
pendapat guru dan siswa tentang daya dukung adalah kategori meningkat 38% frekuensi 57,
e-learning sesuai pada Tabel 20 dan Tabel 23. kategori tetap 26,67% frekuensi 40, kategori
Tabel 20 memperlihatkan hasil bagaimana sangat meningkat 20% frekuensi 30, kategori
daya dukung e-learning di SMK program ke- menurun 10% frekuensi 15 dan kategori sangat
ahlian TKJ pasca pembubaran RSBI menurut menurun 5,33% frekuensi 8. Dengan demikian
guru. Hasil menunjukkan bahwa daya dukung menurut guru dan siswa, daya dukung e-learn-
e-learning berada pada kategori meningkat ing di SMK program keahlian TKJ DIY pasca
dengan persentase 46,87%, frekuensi 17 ke- pembubaran RSBI berada pada kategori me-
mudian kategori tetap sebesar 40%, frekuensi 9 ningkat.
dan kategori sangat meningkat 13,13% frekue- Histogram hasil data guru dan siswa ten-
nsi 4. Selanjutnya Tabel 23 menunjukkan daya tang daya dukung e-learning ditunjukkan pada
dukung e-learning menurut siswa. Hasil kate- Gambar 1 berikut ini:
30
30 26,67
20
20 17
15
13,13
10 9
8
10
5,33 4
0
Sangat Menurun Tetap Meningkat Sangat
Menurun Meningkat
Gambar 1. Kategori Data Guru dan Siswa tentang Daya Dukung E-learning di SMK Program
Keahlian TKJ Pasca Pembubaran RSBI
50 46 Persentase Guru
Persentase Siswa
40 35,33
30,67
26,9
30
19 22
16 14,67
20 13
10,67
8,67 8
10
6,6 3,3
0
Sangat Tidak Tidak Tetap Bermanfaat Sangat
Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat
Implementasi e-learning menurut guru kat 22,67% frekuensi 34, kategori menurun
dari kategori data tertinggi ke terendah adalah 22,67% frekuensi 34, sangat menurun 13,33%
kategori meningkat dengan persentase 36,67% frekuensi 20 dan kategori sangat meningkat
frekuensi 11, kategori tetap 33,33% frekuensi 4,67% frekuensi 7. Dengan demikian menurut
10, kategori sangat meningkat 16,67% frekue- guru implementasi e-learning adalah menin-
nsi 5, kategori sangat menurun 10% frekue- gkat dengan persentase 36,67% dan menurut
nsi 3 dan kategori menurun 3,33% frekue- siswa adalah tetap dengan persentase 36,67%.
nsi 1. Untuk hasil menurut siswa pada Tabel Diagram pengkategorian data guru dan
26 menunjukkan hasil kategori tertinggi ke siswa tentang implementasi e-learning pasca
terendah yaitu kategori tetap dengan persen- pembubaran RSBI dapat dilihat pada Gambar
tase 36,67% frekuensi 55, kategori mening- 3 di bawah ini:
60 55 Frekuensi Guru
Frekuensi Siswa
50
Persentase Guru
40 34 36,67 36,67 Persentase Siswa
34
30 33,33
22,67 22,67
20
20 16,67
13,33 11
10
10 10 7
3 5 4,67
3,33
0
Sangat Menurun Tetap Meningkat Sangat
Menurun Meningkat
Gambar 3. Kategori Data Guru dan Siswa tentang Implementasi E-learning di SMK RSBI Program
Keahlian TKJ Pasca Pembubaran RSBI
Musklikhin, Eko Marpanaji. (2013). Pengem- Suib, M. 2012. Kemampuan TIK Guru dan
bangan DSS untuk Menentukan Metode Tenaga Kependidikan (SDM) Berperan
Pelatihan E-learning Berbasis Moodle dalam Peningkatan E-learning dan E-
bagi guru SMK. Jurnal Pendidikan Vo- Governance. Jurnal Visi Ilmu Pendidi-
kasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013: 210- kan Vol 7 No 1 2012 (675-683)
221.
Sukardi.,Restu Widiyatmono., Herman Dwi
Naidu, Som. (. E-learning a Guidebook of Surjono.(2007). Pengembangan elearning
Principles, Procedures and Practice UNY. Yogyakarta:LembagaPenelitian UNY
(2rd-ed). New Delhi:Commonwealth
Educational Media Center for Asia Surjono, Herman D.S. (2010). Membangun
Course e-learning Berbasis Moodle.
Rusman, & Deni Kurniawan., Cepi Ri- Yogyakarta:UNY Press
yana. 2011. Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi Vargas, Nelson., Xuamei Tian. 2013. E-Learn-
Mengembangkan Profesionalitas Guru. ing: Much More than a Matter of Tech-
Bandung:Rajawali Pers nology. International Journal of e-Edu-
cation, e-Business, e-Management and
e-Learning, Vol. 3, No. 3, June 2013