Anda di halaman 1dari 15

96 – Jurnal Pendidikan Vokasi

IMPLEMENTASI E-LEARNING PROGRAM KEAHLIAN TKJ DI


SMK DIY PASCA PEMBUBARAN RSBI
Veronika Asri Tandirerung
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan PPs UNY
asriydy@gmail.com
Samsul Hadi
Universitas Negeri Yogyakarta
samsul_hd@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi e-learning Program Keahlian TKJ SMK DIY
pasca pembubaran RSBI. Penelitian ini mencakup: (1) daya dukung e-learning,(2) kebermanfaatan
e-learning, (3) implementasi e-learning, (4)sumbangan daya dukung dan kebermanfaatan e-learning
secara bersama-sama terhadap implementasi e-learning. Penelitian ini merupakan penelitian ex-
post facto. Penelitian ini dilaksanakan pada lima SMK eks RSBI di DIY yang memiliki Program
Keahlian TKJ. Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Sampel penelitian untuk guru
dilakukan dengan menggunakan incidental technique, untuk siswa dilakukan dengan mengacu pada
Tabel Krejcie. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket dan wawancara. Uji validitas
dengan validitas isi yaitu expert judgement dan validitas konstruk dengan rumus korelasi Product
Moment. Uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan analisis
regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) daya dukung e-learning program keahlian
TKJ SMK DIY pasca pembubaran RSBI menurut guru dan siswa adalah meningkat; (2) dalam hal
kebermanfaatan e-learning sangat bermanfaat menurut guru dan bermanfaat menurut siswa; (3)
dalam hal implementasi, e-learning menurut guru adalah meningkat sedangkan menurut siswa
adalah tetap; (4) ada sumbangan daya dukung e-learning dan kebermanfaatan e-learning secara
bersama-sama terhadap implementasi e-learning.
Kata Kunci: e-learning,implementasi,pascapembubaran RSBI

IMPLEMENTATION OF E-LEARNING IN TKJ SMK YOGYAKARTA


AFTER THE DISSOLUTION OF RSBI
Abstract
This study aims to determine the implementation of learning by using the model of e-learning in TKJ
SMK DIY after the dissolution of RSBI. This study includes: (1) the carrying capacity of e-learning;
(2) the usefulness of e-learning (3) the implementation of e-learning; (4) the contributions of carrying
capacity and usefulness of e-learning simultaneously to the implementation of e-learning. This
research is ex-post facto. It was conducted at five ex SMK RSBI in DIY in Computer Technology and
Networking (TKJ). The population was teachers and students. The teacher sample was established
using the incidental sampling technique, whereas for the students sample using the Krejcie Table.
The data collection techniques used were questionnaires and interviews. The validity was measured
through expert judgment and construct validity with the product moment correlation. The reliability
was measured using Cronbach alpha. The data analysis techniques used were the multiple regression
analysis.The results show that: (1) the carrying capacity of e-learning is in the increasing category;
(2) in terms of usefulness, e-learning is very usefull according to the teachers and useful according
to the students; (3) in terms of its implementation, e-learning according to the teachers is in the
increasing and according to the students it is in the fixed category; (4) there is contribution to the
carrying capacity of e-learning and usefulness together towards the implementation of e-learning.
Keywords: e-learning, implementation, after-dissolution RSBI

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 97

PENDAHULUAN bagaimana TIK telah diimplementasikan oleh


Sistem pendidikan di Indonesia sangat be- guru dalam meningkatkan pembelajarannya.
ragam. Dalam Undang-Undang Satuan Pendi- Dengan demikian daya dukung yang diperlu-
dikan Nasional Republik Indonesia (UUSPN) kan dalam penerapan pembelajaran dengan
Nomor 20 Tahun 2003, pasal 15 dan 18 ayat memanfaatkan TIK mencakup SDM, infra-
3, salah satu bentuk dari sistem pendidikan di struktur TIK, dan penganggaran.
Indonesia adalah pendidikan kejuruan. Misi Pembelajaran menggunakan e-learning
pendidikan ini adalah membantu peserta di- merupakan pembelajaran yang memanfaatkan
dik dalam mengembangkan sikap profesion- dukungan teknologi informasi dan komuni-
alnya, mampu berkompetisi dan mampu me- kasi (TIK). Dalam e-learning, pengajar tidak
niti tahap perkembangan yang ada di bidang sekedar mengunggah (mengupload) materi
keahliannya. Tahap perkembangan yang ada pembelajaran yang bisa diakses secara on-
dalam pendidikan kejuruan diharapkan dapat line oleh peserta didik, tetapi pengajar dapat
meningkatkan mutu pendidikan dalam lingkup melakukan evaluasi/penilaian, menjalin ko-
pendidikan kejuruan dengan menghasilkan munikasi, berkolaborasi, dan mengelola as-
para pekerja yang professional di bidangnya pek-aspek pembelajaran lainnya. Islam (2012,
masing-masing. p.1) mengatakan bahwa an e-learning system’s
Pendidikan kejuruan dalam prosesnya di- effectiveness largely depends on collabora-
harapkan mampu meningkatkan kemandirian tion between individuals (both educators and
peserta didik dalam belajar serta memudah- students). Pernyataan tersebut dapat diartikan
kan peserta didik dalam meningkatkan potensi bahwa sebuah efektivitas atau manfaat sistem
yang dimiliki. Kemandirian ini dapat terwujud e-learning sangat tergantung pada kolaborasi
dengan memberikan pembelajaran yang bukan atau kerjasama antar kedua individu yaitu pen-
hanya berpusat pada guru, seperti pendidikan didik dan peserta didik. Dengan demikian per-
konvensional tetapi juga dengan memberikan sepsi tentang manfaat e-learning dapat diukur
pembelajaran berbasis teknologi, dengan me- sesuai dengan apa yang telah dirasakan oleh
manfaatkan teknologi yang ada. guru dan peserta didik dalam implementasi e-
Kompetensi yang dimiliki lulusan SMK di learning.
Indonesia masih dianggap kurang kompeten. Paradigma baru pembelajaran yakni me-
Permasalahan tersebut diperkuat oleh beberapa lalui e-learning menjadi tanda adanya perge-
penelitian. Menurut Samsudi dalam Mangesa seran paradigma pembelajaran tradisional. Du-
(2012, p.6) menyatakan bahwa idealnya secara kungan terhadap pembelajaran berbasis TIK
nasional lulusan SMK yang bisa langsung me- sesuai dengan Renstra Kemendikbud 2010-
masuki dunia kerja sekitar 80-85%, tetapi ke- 2014 (2013, p.141) menyatakan bahwa pada ta-
nyataannya yang terserap baru 61%. Hal ini di- hun 2014 Kemendikbud memiliki target 100%
pengaruhi oleh berbagai faktor. Baik dari fak- SMK memiliki sambungan internet dan 70%
tor peserta didik sendiri, guru, sarana prasarana SMK menerapkan e-learning. Namun, Data
dalam pembelajaran, pendekatan pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional menunjuk-
maupun pemanfaatan teknologi yang ada. kan bahwa sebanyak 95% SMK telah memiliki
Pemanfaatan dan pengembangan teknolo- komputer. Namun demikian, kurang dari 25%
gi informasi dan komunikasi di bidang pendi- SMU dan 10% SMK yang telah terhubung
dikan memerlukan ketersediaan sumber daya dengan internet.
manusia TIK yang berkualitas. Suib (2012, Pembelajaran berbasis web (e-learning)
p.676) menyatakan bahwa unsur SDM guru/ sudah dikembangkan dan diterapkan oleh be-
tenaga kependidikan merupakan pihak yang
berapa sekolah menengah kejuruan di Daerah
dipandang paling bertanggungjawab terhadap
Istimewa Yogyakarta. E-learning ini diharap-
keberhasilan implementasi TIK. Aspek sum-
kan diimplementasikan oleh semua jurusan
ber daya manusia (SDM), tata kelola, kelem-
yang ada di SMK, khususnya pada program
bagaan, dan penganggaran menjadi topik-topik
keahlian teknologi komputer dan jaringan.
inti sebagai suatu cerminan sejauh mana dan

Implementasi E-Learning Program Keahlian TKJ


98 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Program keahlian teknologi komputer dan Dari penelitian di atas, salah satu program
jaringan merupakan program keahlian yang yang tidak diimplementasikan dengan baik
dalam pembelajarannya sangat berhubungan adalah pada unsur kompetensi TIK. Pembela-
langsung dengan fasilitas internet dan peng- jaran berbasis TIK yakni dengan menerapkan
gunaan komputer. Sarana dan prasarana yang e-learning belum maksimal dijalankan oleh
dibutuhkan oleh jurusan ini juga dibutuhkan sekolah RSBI pada saat program RSBI masih
dalam implementasi e-learning serta kompe- dijalankan.
tensi guru dalam bidang ini sangat kompeten Sebelum keputusan Mahkamah Konstitusi
untuk melaksanakan pembelajaran dalam ben- yang menyatakan pelaksanaan RSBI/SBI me-
tuk e-learning. langgar kontitusi, e-learning merupakan ba-
Sekolah yang telah menjadi sekolah rinti- gian kewajiban bagi SMK RSBI/SBI, seperti
san sekolah bertaraf international (RSBI) me- yang diamanatkan melalui Permendiknas No.
milikikeunggulan-keunggulandibandingkan 78 tahun 2009. Dalam Permendiknas no.78
dengan sekolah yang belum menjadi RSBI. tahun 2009 disebutkan salah satu poin berisi
Sekolah eks RSBI, sebagai sekolah yang telah penerapan proses belajar yang dinamis dan
bekerjasama dengan pemerintah, tentunya berbasis TIK. Saat ini dengan diberhentikan-
memiliki kelengkapan sarana dan prasarana nya RSBI/SBI maka penetrasi e-learning di
yang dimiliki sekolah dalam rangka menin- SMK menjadi semakin berat (Muskhlikin &
gkatkan mutu pendidikan. Kualitas guru dan Eko, 2013, p.212).
siswa dapat meningkat seiring dengan perha- Muskhlisin dan Eko juga menyatakan
tian dari sekolah, yang didukung oleh sarana bahwa implementasi e-learning yang ada di
dan prasarana yang dimiliki khususnya sarana SMK secara umum sebatas pada mata pelaja-
dan prasarana yang dibutuhkan oleh guru dan ran yang terkait langsung dengan komputer
siswa dalam menerapkan sistem pembelajaran (misalnya KKPI) atau mata pelajaran yang
berbasis e-learning yaitu komputer dan jarin- diampu oleh guru dengan latar belakang TIK.
gan internet yang memadai. Dengan demikian, guru pada program keahlian
Beberapa penelitian menyatakan bahwa teknologi komputer dan jaringan, sebagai salah
banyak program RSBI yang tidak maksimal satu program keahlian yang dilaksanakan di
SMK tentunya memiliki kompetensi yang leb-
dijalankan. Hasil penelitian Mudjito dalam
ih baik dibanding jurusan yang lain. Selain itu,
Esti (2013, p.6) menyatakan bahwa pelaksa-
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
naan program RSBI untuk pendidikan dasar
pembelajaran program keahlian ini tidak jauh
dan menengah di Propinsi DKI belum mampu
dari sarana dan prasarana yang berhubungan
memberikan pengaruh yang berarti bagi pen-
dengan fasilitas internet dan komputer.
ingkatan mutu khusus jenjang pendidikan SD,
maupun bagi peningkatan mutu pendidikan Pembelajaran berbasis web (e-learning),
nasional pada umumnya. Hasil penelitian lain merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang
dari Kamid dalam Esti (2013, p.6) tentang memanfaatkan media situs (website) yang bisa
implementasi program RSBI sebagai upaya diakses melalui jaringan internet. ASTD (The
peningkatan kualitas pendidikan di SMK Neg- American Society for Training and Develop-
eri 1 Kebumen, hasilnya menunjukkan bahwa ment) dalam Rusman (2011, p.263), mengemu-
secara umum program dapat memenuhi Sem- kakan defenisi e-learning yaituE-learning is a
bilan kriteria penjaminan mutu RSBI, namun broad set of applications and processes which
demikian masih terdapat beberapa kekurangan include web-based learning, computer-based
terutama pada unsur kompetensi TIK dan ba- learning, virtual and digital classrooms. Much
hasa Inggris guru dan tenaga administrasi ma- of this is delivered via the internet, intranets,
audio and videotape, satellite broadcast, inter-
sih rendah, dukungan dana belum sesuai yang
active TV, and CD-ROM. The definition of e-
diharapkan, dan kualifikasi akademik guru dan
learning varies depending on the organization
tenaga administrasi belum sesuai dengan ke-
and how it is used but basically it is involves
tentuan.
electronic means communication, education,

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 99

and training. Defenisi tersebut dapat diartikan berbasis web. Pada dasarnya, semua mengacu
bahwa e-learning merupakan proses dan ke- pada proses pendidikan yang memanfaatkan
giatan penerapan pembelajaran berbasis web teknologi informasidan komunikasi untuk
(web based learning), pembelajaran berbasis menengahiasynchronous serta pembelajaran-
komputer (computer based learning), kelas sinchronous dalam kegiatan mengajar. Dengan
virtual (virtual classroom) dan atau kelas digi- demikian pembelajaran dengan model e-learn-
tal (digital classroom). Materi-materi dalam ing adalahmodel pembelajaran yang meman-
kegiatan pembelajaran elektronik tersebut ke- faatkan teknologi informasi dan komunikasi
banyakan dihantarkan melalui media internet, yang menuntut keterampilan employability
intranet, tape video atau audio, penyiaran me- skill sehingga tujuan pembelajaran serta man-
lalui satelit, televise interaktif serta CD-ROM. faat teknologi informasi dan komunikasi dapat
Defenisi ini juga menyatakan bahwa defenisi dirasakan baik oleh guru maupun siswa.
dari e-learning itu bisa bervariasi tergantung Untuk penerapan e-learning membutuh-
dari penyelenggara kegiatan e-learning terse- kan daya dukung pembelajaran yang membe-
but dan bagaimana cara penggunaannya, ter- dakannya dengan model pembelajaran yang
masuk juga apa tujuan penggunaannya. lainnya. Proses pembelajaran dengan e-learn-
Defenisi lain diungkapkan oleh Vargas ing dilakukan dengan menggunakan berbagai
and Tian (2013, p.1) yakni “E-learning or tech- fasilitas teknologi informasi, seperti komputer
nology enhanced learning describes the use of baik hardware maupun software, dan teknologi
technology to support and enhance learning jaringan.
practice”. Defenisi ini dapat diartikan bahwa E-learning membutuhkan fasilitas pendu-
e-learning adalah teknologi yang dapat men- kung agar dapat diterapkan dengan baik. Clark
dukung dan meningkatkan praktik pembelaja- (2011, p.8) mengungkapkan fasilitas tersebut
ran. yaitu; 1) Stores and/or transmits lessons on
Defenisi ini juga menyiratkan simpu- CD-ROM, local internal or external memory,
lan yang menyatakan bahwa e-learning pada or servers on the Internet or intranet; 2) In-
dasarnya adalah pengaplikasian kegiatan ko- cludes content relevant to the learning objec-
munikasi pendidikan dan pelatihan secara ele- tive; 3) Uses media elements such as words and
ktronik. pictures to deliver the content; 4) Uses instruc-
Defenisi e-learning juga diungkapkan tional methods such as examples, practice, and
oleh Naidu (2006, p.1) yaituE-learning is com- feedback to promote learning. Dari pengertian
monly referred to the intentional use of net- di atas, dapat diartikan bahwa e-learning mem-
worked information and communications tech- butuhkan fasilitas baik itu CD-ROM, jaringan
nology in teaching and learning. A number of internet lokal, memory eksternal, server inter-
other terms are also used to describe this mode net atau intranet, dengan konten yang objektif
of teaching and learning. They include online menggunakan media kata maupun gambar.
learning, virtual learning, distributed learn- Fasilitas e-learning menurut Horton (2003,
ing, network and webbased learning. Funda- p.16) adalahFacilitated e-learning combines
mentally, they all refer to educational process- the reliance on Web content found in learner
es that utilize information and communications led e-learning with the collaborative facilities
technology to mediate asynchronous as well as found in instructor-led e-learning. It works
synchronous learning and teaching activities. well for learners who cannot conform to the
Dari defenisi di atas dapat dimaknai bahwa E- rigid schedule of classroom training but who
learning sering disebut penggunaan sengaja want to augment learning through discussion
jaringan informasi dan teknologi komunikasi with other learners as well as with a facilita-
dalam proses mengajar dan belajar. Sejumlah tor. Assignments are typically made by posting
istilah lain juga digunakan untuk menggambar- them to a class discussion forum, where learn-
kan mode ini mengajar dan belajar, yaitu bela- ers can also “hand in” their completed home-
jar secara online, belajar virtual, pembelajaran work.Dari pendapat di atas dapat diartikan bah-
terdistribusi dengan jaringan dan pembelajaran wa fasilitas e-learning yaitu gabungan antara

Implementasi E-Learning Program Keahlian TKJ


100 – Jurnal Pendidikan Vokasi

konten web yangdibutuhkan oleh siswa den- Pengajar dalam hal ini guru atau instruk-
gan konten yang dibutuhkan guru. E-learning tur dapat memanfaatkan e-learning dengan
dapat digunakan bagi peserta didik yang tidak menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas
bisa mengikuti pembelajaran di kelas namun latihan yang harus dikerjakan oleh para peserta
ingin meningkatkan pembelajaran melalui dis- didik pada fitur-fitur web learning. Guru atau
kusi dengan peserta didik lainnya maupun den- instruktur juga dapat memberikan kesempatan
gan fasilitator. Pengambilan dan pengumpulan kepada peserta didik untuk mengakses bahan
tugas juga bisa dilakukan melalui e-learning. belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang
Ada 3 (tiga) hal penting sebagai per- hanya dapat diakses oleh peserta didik dalam
syaratan kegiatan belajar elektronik (e-learn- rentangan waktu tertentu sehingga kedisiplinan
ing) menurut Sukardi, dkk (2007, pp.7-8), yai- peserta didik dalam belajar dan mengumpul-
tu; 1) Kegiatan pembelajaran dilakukan me- kan tugas dapat ditingkatkan.
lalui pemanfaatan jaringan internet; 2) Terse- Dengan demikian diharapkan penerapan
dianya dukungan layanan belajar yang dapat e-learning dapat memberikan manfaat antara
dimanfaatkan oleh peserta belajar,misalnya lain; 1) Adanya peningkatan interaksi siswa
CD-ROM, atau bahan cetak; dan 3) Terse- dengan sesamanya dan dengan guru; 2) Terse-
dianya dukungan layanan tutor yang dapat dianya sumber-sumber pembelajaran yang ti-
membantu peserta belajar apabila mengalami dak terbatas; 3) E-learning yang dikembangkan
kesulitan. secara benar akan efektif dalam meningkatkan
Disamping ketiga persyaratan tersebut, kualitas lulusan dan kualitas sebuah sekolah;
Sukardi masih menambahkan persyaratan lain- 4) Terbentuknya komunitas pelajar yang saling
nya, yaitu; 1) Lembaga yang menyelenggara- berinteraksi, saling memberi dan menerima
kan/mengelola kegiatan e-learning; 2) Sikap serta tidak terbatas dalam satu lokasi; dan 5)
positif dari peserta didik dan tenaga kependi- Meningkatkan kualitas tenaga pengajar karena
dikan terhadap teknologi komputer dan inter- dimungkinkan menggali informasi secara lebih
net; 3) Rancangan sistem pembelajaran yang luas dan bahkan tidak terbatas
dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta Manfaat pembelajaran elektronik menu-
belajar; 4) Sistem evaluasi terhadap kemajuan rut Bates dan Wulf dalam Sukardi,dkk (2007,
atau perkembangan belajar peserta belajar; 5) p.10) menyatakan manfaat pembelajaran ele-
Mekanisme umpan balik yang dikembangkan ktronik yang terdiri atas 4 hal terdiri atas 4
oleh lembaga penyelenggara. hal, yaitu; 1) Meningkatkan kadar interaksi
Dari pernyataan-pernyataan diatas maka pembelajaran antara peserta didik dengan guru
dapat disimpulkan bahwa e-learning meru- atau instruktur (enhance interactivity); 2) Me-
pakan kegiatan pembelajaran yang membutuh- mungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran
kan fasilitas jaringan (Internet, LAN, WAN), dari mana dan kapan saja (time and place flex-
komputer sebagai alat penyampaian informasi ibility); 3) Menjangkau peserta didik dalam
dalam bentuk layanan belajar, berupa portal e- cakupan yang luas (potential to reach a global
learning yang berisi berbagai obyek pembela- audience); dan4) Mempermudah penyempur-
jaran yang diperkaya dengan multimedia serta naan dan penyimpanan materi pembelajaran
dipadukan dengan sistem informasi akademik, (easy updating of content as well as archivable
evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai ed- capabilities).
ucational tools lainnya. Model pembelajaran berbasis e-learning
E-learning mempermudah interaksi antara termasuk dalam model pembelajaran yang ma-
peserta didik dengan bahan/materi pelajaran, sih relatif baru. Penerapan e-learning memi-
interaksi antara peserta didik dengan dosen/ liki karakteristik-karakteristik tersendiri yang
guru/instruktur maupun antar sesama peserta membedakannya dengan model pembelajaran
didik. Peserta didik dapat saling berbagi in- lainnya.
formasi atau pendapat mengenai berbagai hal Karakteristik pembelajaran berbasis e-
yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan learning sangat bervariasi tergantung pada
pengembangan diri peserta didik. implementasinya dalam dunia pendidikan.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 101

E-learning tidaklah sama dengan pembela- implementasi sistem e-learning yang ada sek-
jaran konvensional.Menurut Rusman, dkk arang ini sangat bervariasi, namun semua di-
(2011, p.264), e-learning memiliki karak- dasarkan atas suatu prinsip atau konsep bahwa
teristik-karakteristik yaitu; 1) Interactivity e-learning dimaksudkan sebagai upaya pendis-
(Interaktivitas),yaitu tersedianya jalur komuni- tribusian materi pembelajaran melalui media
kasi yang lebih banyak, baik secara langsung elektronik atau internet sehingga peserta didik
(synchrounus), seperti chatting atau messenger dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana
atau tidak langsung (asynchrounus), seperti fo- saja.
rum, mailing list atau buku tamu; 2) Indepen- Ciri pembelajaran berbasis e-learning
dency (Kemandirian), yaitu fleksibilitas dalam adalah terciptanya lingkungan belajar yang
aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan flexible dan distributed. Peserta didik menjadi
bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran sangat flexible dalam memilih waktu dan tem-
menjadi lebih terpusat kepada siswa (student- pat belajar karena mereka tidak harus datang
centered learning); 3) Acccessibility (Ak- disuatu tempat pada waktu tertentu. Pihak pen-
sesibilitas), sumber-sumber belajar menjadi gajar dapat memperbaharui materi pembelaja-
lebih mudah diakses melalui pendistribusian di ran kapan saja dan dimana saja. Berdasarkan
jaringan internet dengan akses yang lebih luas segi isi, materi pembelajaran pun dapat dibuat
daripada pendistribusian sumber belajar pada sangat flexible mulai dari bahan sekolah yang
pembelajaran konvensional; 4) Enrichment berbasis teks sampai materi pembelajaran yang
(Pengayaan), kegiatan pembelajaran, presen- sarat dengan komponen multimedia. Distribut-
tasi materi kuliah dan materi pelatihan seb- ted learning menunjuk pada pembelajaran di-
agai pengayaan, memungkinkan penggunaan mana pengajar, siswa dan materi pembelajaran
perangkat teknologi informasi seperti video terletak di lokasi yang berbeda, sehingga siswa
streaming, simulasi dan animasi. dapat belajar kapan saja dan dari mana saja.
Perbedaan e-learning dengan pembelaja- Sistem e-learning dapat diimplementasi-
ran bersifat konvensional terletak pada keem- kan dalam bentuk asynchronous, synchronous
pat karakteristik di atas, karena pembelajaran atau campuran dari keduanya. Contoh e-learn-
bersifat konvensional, siswa tergantung pada ing asynchrounous banyak dijumpai di internet
instruktur/guru, sedangkan pada e-learning, baik sederhana maupun terpadu melalui portal
siswa belajar mandiri dari bahan-bahan atau e-learning, sedangkan dalam e-learning syn-
materi yang telah disiapkan oleh guru melalui chrounous, pengajar dan siswa harus berada di
interface atau web. depan komputer secara bersama-sama karena
Menurut Herman D.S (2010, p.3) imple- proses pembelajaran dilaksanakan secara live,
mentasi dari pembelajaran berbasis e-learn- baik melalui video maupun audio converence.
ing setidaknya ada 2, yaitu ;1) Pembelajaran Pemakaian asynchronous,synchronous secara
berbasis e-learning diselenggarakan secara bersamaan, biasa disebut Blended learning,
sederhana, sekedar kumpulan bahan pembela- yakni pembelajaran yang menggabungkan
jaran yang ditaruh dalam web server dengan semua bentuk pembelajaran misalnya on-line,
tambahan forum komunikasi lewat e-mail atau live, maupun tatap muka (Surjono, Herman
milist; 2) Terpadu melalui portal e-learning Dwi 2010, p.3).
yang berisi berbagai obyek pembelajaran Implementasi e-learning membutuhkan
yang diperkaya dengan multimedia serta di- tools dan teknologi. E-learning memanfaatkan
padukan dengan sistem informasi akademik, komputer sebagai media pembelajaran. Proses
evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai pembelajaran dalam kelas maupun luar kelas
education tools lainnya. melibatkan teknologi elektronik, komputer
Implementasi pembelajaran berbasis e- sebagai salah satu hasil karya dari kemajuan
learning bisa masuk kedalam kategori terse- teknologi dapat digunakan menggantikan me-
but, yakni bisa terletak diantara keduanya, atau dia yang masih bersifat konvensional.
bahkan bisa merupakan gabungan beberapa Implementasi e-learning menggunakan
komponen dari dua sisi tersebut. Meskipun teknologi jaringan komputer agar guru dan

Implementasi E-Learning Program Keahlian TKJ


102 – Jurnal Pendidikan Vokasi

siswa dapat berinteraksi, diharapkan dapat dan Jaringan SMK eks RSBI Daerah Istimewa
terjadi proses belajar mengajar seperti proses Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dalam
belajar mengajar di dalam kelas. Proses inter- penelitian ini adalah dengan menggunakan an-
aksi dalam sebuah komputer yang telah dide- gket.
sain jaringannya, juga masih berlaku walaupun
proses belajar terjadi dalam kelas, mengingat
HASIL PENELITIAN DAN
kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas
pasti membutuhkan komunikasi dua arah an- PEMBAHASAN
tara guru dan siswa.
Data Guru
Implementasi e-learning menggunakan
Pengkategorian variabel daya dukung e-
bahan ajar bersifat mandiri (self learning ma-
learning data guru dikategorikan sangat menu-
terials) disimpan di komputer sehingga dapat
run jika skor x ≤ 15, kategori menurun jika
diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan
skor 15< x ≤21, kategori tetap jika skor 21< x
dimana saja bila yang bersangkutan memerlu-
≤27, kategori meningkat jika skor 27< x ≤ 33,
kannya.
dan kategori sangat meningkat jika skor 33 < x.
Implementasi e-learningmembutuhkan
Analisis statistik deskriptif untuk data
pembimbing. E-learning tetap membutuhkan
variabel daya dukung e-learningmenunjukkan
guru, bukan menghilangkan guru ataupun
bahwa variabel daya dukung e-learning me-
menggantikan peran guru dalam proses belajar
miliki harga mean (M) sebesar 29,57; median
mengajar. Kehadiran e-learning hanya sebagai
(Me) sebesar 30,00; modus (Mo) sebesar 31;
media belajar, tidak kurang dan tidak lebih.
dan standar deviasi (Sd) sebesar 4,272. Distri-
Penambahan materi ajar guru bertambah dalam
busi frekuensi tentang daya dukung e-learning
proses mengajar menggunakan e-learning, dari
dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
dulunya hanya mendidik dan mengajar tentang
materi pelajaran, sekarang bertambah mem- Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel
bimbing siswa dalam pengoperasian e-learn- Daya Dukung E-learning (Data Guru)
ing.
Kategori Frekuensi Persentase

METODE PENELITIAN Sangat Menurun 0 0


Menurun 0 0
Penelitian ini termasuk penelitian ex-post
facto. Penelitian ini bermaksud menjelaskan Tetap 9 40
kedudukan variabel-variabel yang diteliti dan Meningkat 17 46,87
kemudian melakukan analisis untuk men- Sangat Meningkat 4 13,13
getahui penyebab variabel independent atau Total 30 100
penyebab, baik satu variabel atau lebih dan
kemudian mencari pengaruh atau sumbangan Tabel di atas menunjukkan bahwa jum-
dengan variabel yang lain. Dalam penelitian lah guru yang mengkategorikan daya dukung
ini variabel independent (bebas) berupa daya e-learning pasca pembubaran RSBI sangat
dukung, kebermanfaatan bagi guru dan bagi menurun dan menurun adalah 0%, kategori
siswa dan variabel dependent (terikat)berupa tetap adalah 40% dengan frekuensi 9, kategori
implementasi e-learning. Penelitian ini di- meningkat adalah 46,87% dengan frekuensi 17,
lakukan di SMK eks RSBI di Daerah Istimewa dan kategori sangat meningkat adalah 13,13%
Yogyakarta yang menyelenggarakan program dengan frekuensi 4. Hal ini menunjukkan
keahlian Teknologi Komputer dan Jaringan pendapat guru tentang daya dukung e-learning
yaitu SMK Negeri 1 Bantul, SMK Negeri 2 pasca pembubaran RSBI adalah meningkat.
Pengasih, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Pengkategorian variabel kebermanfaatan
SMK Negeri 2 Wonosari, dan SMK Negeri 2 e-learning menurut data guru didasarkan pada
Yogyakarta.Populasi dari penelitian ini adalah mean ideal dan standar deviasi ideal sesuai
seluruh guru produktif dan siswa kelas XII pada Tabel 16. Kebermanfaatan e-learning
pada program keahlian Teknologi Komputer dikategorikan sangat menurun jika skor x ≤

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 103

16,005, kategori menurun jika skor 16,005 < harga mean (M) sebesar 36,57; median (Me)
x ≤ 21,335, kategori tetap jika skor 21,335 < x sebesar 37,00; modus (Mo) sebesar 31,00;
≤ 26,65, kategori meningkat jika skor 26,665 < dan standar deviasi (Sd) sebesar 9,092. Distri-
x ≤ 31,995, dan kategori sangat meningkat jika busi frekuensi implementasi e-learning pasca
skor 31,995 < x. pembubaran RSBI dapat dilihat pada Tabel 3
Analisis statistik data guru untuk variabel di bawah ini:
kebermanfaatan e-learning menunjukkan bah-
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Imple-
wa kebermanfaatan elearning memiliki harga
mentasi E-learning Pasca Pembubaran RSBI
mean (M) sebesar 31,37; median (Me) sebesar
(Data Guru)
32,00; modus (Mo) sebesar 32,00; dan standar
deviasi (Sd) sebesar 5,957. Distribusi frekuensi Kategori Frekuensi Persentase
kebermanfaatan implementasi e-learning pas-
Sangat Menurun 3 10
ca pembubaran RSBI dapat dilihat pada Tabel
2 di bawah ini: Menurun 1 3,33
Tetap 10 33,33
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Keber- Meningkat 11 36,67
manfaatan e-learning Sangat Meningkat 5 16,67
Kategori Frekuensi Persentase Total 30 100
Sangat Tidak 2 6,6 Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
Bermanfaat guru yang mengkategorikan implementasi e-
Tidak Bermanfaat 0 0 learning sangat menurun adalah 10% dengan
Tetap 1 3,3 frekuensi 3, menurun 3,3% dengan frekuensi
Bermanfaat 8 26,9 1, kategori tetap 33,33% dengan frekuensi 10,
Sangat Bermanfaat 19 63,2 kategori meningkat 16,67% dengan frekuensi
Total 30 100 5 dan yang paling tinggi adalah kategori sangat
meningkat 36,67% dengan frekuensi 11.
Tabel di atas menunjukkan bahwa keber-
manfaatan e-learning menurut pendapat guru Data Siswa
yaitu sangat tidak bermanfaat dengan persen- Pengkategorian variabel daya dukung e-
tase 6,6% frekuensi 2, tidak bermanfaat 0%, learning menurut siswa berdasarkan mean
tetap 3,3% frekuensi 1, bermanfaat 26,9 % ideal dan standar deviasi ideal sesuai pada Ta-
frekuensi 8, dan yang paling tinggi adalah san- bel 15. Daya dukung e-learning dikategorikan
gat bermanfaat yaitu 63,2% dengan frekuensi sangat menurun jika skor x ≤ 10,05, kategori
19. Hal ini menunjukkan kebermanfaatan e- menurun jika skor 10,05 < x ≤ 13,35, kategori
learning pasca pembubaran RSBI menurut tetap jika skor 13,35 < x ≤ 16,65, kategori me-
guru adalah sangat bermanfaat.
ningkat jika skor 16,65 < x ≤ 19,95, dan kat-
Pengkategorian variabel implementasi egori sangat meningkat jika skor 19,95 < x.
e-learning data guru berdasarkan mean ideal
Hasil analisis statistik deksriptif data un-
dan standar deviasi ideal sesuai pada Tabel 18.
tuk daya dukung e-learning pasca pembuba-
Implementasi e-learning dikategorikan sangat
ran RSBI menunjukkan bahwa daya dukung
menurun jika skor x ≤ 22,005, kategori menu-
run jika skor 22,005 < x ≤ 29,35, kategori tetap memiliki harga mean (M) sebesar 16,78; me-
jika skor 29,35 < x ≤ 36,65, kategori meningkat dian (Me) sebesar 17; modus (Mo) sebesar 16;
jika skor 36,65 < x ≤ 43,995, dan kategori san- dan standar deviasi (Sd) sebesar 3,500. Dis-
gat meningkat jika skor 43,995 < x. tribusi frekuensi variabel daya dukung dalam
mengimplementasikan e-learning pasca pem-
Analisis statistik deskriptif data guru un-
bubaran RSBI dapat dilihat pada Tabel 4 di
tuk variabel implementasi e-learning menun-
bawah ini:
jukkan bahwa variabel implementasi memiliki

Implementasi E-Learning Program Keahlian TKJ


104 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Daya Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
Dukung E-learning Pasca Pembubaran RSBI siswa yang mengkategorikan variabel keber-
(Data Siswa) manfaatan e-learning adalah sangat tidak ber-
manfaat 10,67% frekuensi 16, tidak bermanfaat
Kategori Frekuensi Persentase
8,67% frekuensi 13, tetap 30,67% frekuensi
Sangat Menurun 8 5,33 46, bermanfaat 35,33% frekuensi 53, dan san-
Menurun 15 10 gat bermanfaat yaitu 14,67% dengan frekuensi
Tetap 40 26,67 22. Dengan demikian kebermanfaatan e-learn-
Meningkat 57 38 ing menurut siswa adalah bermanfaat.
Sangat Meningkat 30 20 Pengkategorian variabel implementasi
menurut siswa berdasarkan mean ideal dan
Total 150 100
standar deviasi ideal sesuai pada Tabel 19.
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah Implementasi e-learning menurut siswa dikat-
siswa yang mengkategorikan daya dukung e- egorikan sangat menurun jika skor x ≤ 16,005,
learning pada kategori sangat menurun adalah kategori menurun jika skor 16,05 < x ≤ 21,35,
5,33% dengan frekuensi 8, kategori menu- kategori tetap jika skor 21,35 < x ≤ 26,65, kate-
run 10% dengan frekuensi 15, kategori tetap gori meningkat jika skor 26,65 < x ≤ 31,95, dan
26,67% dengan frekuensi 40, kategori menin- kategori sangat meningkat jika skor 31,95 < x.
gkat 20% dengan frekuensi 57 dan kategori Berdasarkan hasil analisis variabel imple-
sangat meningkat dengan presentase 20% mentasi e-learning memiliki harga mean (M)
frekuensi 30 siswa.Pengkategorian variabel sebesar 23,07; median (Me) sebesar 24,00;
kebermanfaatan e-learning menurut siswadi- modus (Mo) sebesar 24,00; dan standar de-
dasarkan pada mean ideal dan standar deviasi viasi (Sd) sebesar 5,854. Distribusi frekuensi
ideal sesuai pada Tabel 17. Kebermanfaatan variabel persepsi siswa tentang implementasi
e-learning dikategorikan sangat menurun jika e-learning pasca pembubaran RSBI dapat dili-
skor x≤12, kategori menurun jika skor 12<x≤ hat pada Tabel 6 di bawah ini:
16, kategori tetap jika skor 16<x≤ 20, kategori
meningkat jika skor 20<x≤ 24, dan kategori Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Imple-
sangat meningkat jika skor 24< x. mentasi e-learning pasca pembubaran RSBI
Hasil analisis data siswa untuk variabel Kategori Frekuensi Persentase
kebermanfaatan e-learning diperoleh harga
mean (M) sebesar 19,83; median (Me) sebesar SangatMenurun 20 13,33
20,50; modus (Mo) sebesar 18; dan standar de- Menurun 34 22,67
viasi (Sd) sebesar 4,972. Distribusi frekuensi Tetap 55 36,67
kebermanfaatan implementasi e-learning pas- Meningkat 34 22,67
ca pembubaran RSBI dapat dilihat pada Tabel SangatMeningkat 7 4,67
5 di bawah ini:
Total 150 100
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Keber- Tabel di atas menunjukkan bahawa jum-
manfaatan E-learning Pasca Pembubaran RSBI lah yang siswa yang mengkategorikan varia-
Kategori Frekuensi Persentase bel implementasi e-learning sangat menurun
adalah 13,33% dengan frekuensi 20, menurun
Sangat Tidak 16 10,67 22,67% dengan frekuensi 34, tetap 36,67%
bermanfaat dengan frekuensi 55, meningkat 22,67% den-
Tidak Bermanfaat 13 8,67 gan frekuensi 34, dan sangat meningkat yaitu
Tetap 46 30,67 4,67% dengan frekuensi 7. Dengan demikian
Bermanfaat 53 35,33 implementasi e-learning pasca pembubaran
Sangat Tidak 22 14,67 RSBI menurut siswa adalah tetap.
bermanfaat Hasil analisis regresi ganda dengan data
Total 150 100 guru ditunjukkan pada Tabel 7 di bawah ini:

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 105

Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Daya Dukung E-learning dan Kebermanfaatan E-learning terhadap
Implementasi E-learning Menurut Guru
Model Sum of squares df Mean squares F Sig
Regresion 1409,919 2 704,959 19,276 0,000a
Residual 987,448 27 36,572
Total 2397,367 29
a. Predictors: (Constant), Kebermanfaatan, DayaDukung
b. Dependent Variable: Implementasi

Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung terhadap implementasi e-learning di SMK eks
=19,276 dan p < 0,05. Hal ini menunjukkan RSBI program keahlian TKJ DIY pasca pem-
bahwa Hoditolak dan Ha diterima. Dengan bubaran RSBI menurut guru.
demikian dapat disimpulkan bahwa ada sum- Persamaan regresi ganda data guru yang
bangan daya dukung e-learning dan keber- diperoleh dalam penelitian ini ditunjukkan
manfaatan e-learning secara bersama-sama dalam Tabel 8 di bawah ini:

Tabel 8. Koefisien Persamaan Regresi Ganda Daya Dukung dan Kebermanfaatan terhadap Imple-
mentasi E-learning Pasca Pembubaran RSBI (Menurut Guru)
Variabel B Beta T Sig.
Constant -11,041 -1,309 0,202
Daya Dukung (X1) 0,651 0,306 2,274 0,031
Kebermanfaatan (X2) 0,904 0,205 0,592 0,000
Implementasi (Y)

Berdasarkan Tabel 8 maka dapat dibuat persa- Hasil analisis regresi ganda data guru juga
maan regresi sebagai berikut: menunjukkan bahwa koefisien determinan (R2)
Implementasi = -11,041 + 0,651 DayaDukung daya dukung e-learning dan kebermanfaatan
+ 0,904 Kebermanfaatan e-learning terhadap implementasi e-learning
adalah 55,8%. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel
9 di bawah ini:

Tabel 9. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Menurut Guru) Model Summaryb


Model R R Square Adjusted R Square Std Error of the Estimate
1 0,767 a
0,588 0,558 6,047
a. Predictors: (Constant), Kebermanfaatan, Daya Dukung
b. Dependent Variable: Implementasi

Koefisien determinan tersebut menunjuk- Berdasarkan Beta yang ada, maka besarnya
kan bahwa ada variabel lain yang tidak dis- sumbangan daya dukung e-learning (X1) =
ertakan dalam penelitian ini yang menyum- x 100% = 59,88% dari koefisien determinasi.
bang implementasi e-learning sebesar 100% Besarnya sumbangan kebermanfaatan e-learn-
- 55,8% = 45,2%.Sumbangan masing-masing ing (X2) = x 100% = 40,11% dari koefisien de-
variabel dapat dihitung menggunakan Beta se- terminasi.
bagai konstanta pembandingnya. Beta adalah Hasil analisis regresi ganda untuk data
koefisien regresi untuk masing-masing varia- siswa ditunjukkan pada Tabel 10 di bawah ini:
bel bebas yang dihitung berdasarkan skor baku.

Implementasi E-Learning Program Keahlian TKJ


106 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Ganda Daya Dukung (X1) dan Kebermanfaatan terhadap variabel
Implementasi (Y) (Menurut Siswa) ANOVAb
Model Sum of squares df Mean Squares F Sig
Regresion 501,742 2 250,871 8,011 0,000a
Residual 4603,591 147 31,317
Total 5105,333 149
a. Predictors: (Constant), Daya Dukung, Kebermanfaatan
b. Dependent Variable: Implementasi

Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung plementasi e-learning di SMK eks RSBI pro-
=8,011 dan p < 0,05. Hal ini menunjukkan bah- gram keahlian TKJ DIY pasca pembubaran
wa Hoditolak dan Ha diterima. Dengan demiki- RSBI menurut siswa.Persamaan regresi ganda
an dapat disimpulkan bahwa ada sumbangan data siswa yang diperoleh dalam penelitian ini
daya dukung e-learning dan kebermanfaatan ditunjukkan dalam Tabel 11 di bawah ini:
e-learning secara bersama-sama terhadap im-

Tabel 11. Koefisien Persamaan Regresi Daya Dukung E-learning dan Kebermanfaatan E-learning
terhadap Implementasi E-learning Pasca Pembubaran RSBI (Menurut Siswa)
Variabel B Beta T Sig.
Constant 18,880 7,592 0,000
Daya Dukung (X1) 0,399 0,339 4,002 0,000
Kebermanfaatan (X2) -0,222 0,133 -1,569 0,119
Implementasi (Y)

Berdasarkan Tabel 11 maka dapat dibuat Hasil analisis regresi ganda data siswa
persamaan regresi sebagai berikut: menunjukkan bahwa koefisien determinan (R2)
daya dukung e-learning dan kebermanfaatan
Implementasi = 18,880 + 0,399 Daya Du-
e-learning terhadap implementasi e-learning
kung - 0,222 Kebermanfaatan
adalah 9,8%. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel
12 di bawah ini:

Tabel 12. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Menurut Siswa) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,313 a
0,098 0,086 5,596
a. Predictors: (Constant), Daya Dukung, Kebermanfaatan
b. Dependent Variable: Implementasi

Koefisien determinan tersebut menunjuk- untuk masing-masing variabel bebas yang di-
kan bahwa ada variabel lain yang tidak diser- hitung berdasarkan skor baku.
takan dalam penelitian ini yang menyumbang Berdasarkan Beta yang ada, maka be-
implementasi e-learning sebesar 100% - 9,8% sarnya sumbangan daya dukung e-learning
= 91,2%. (X1) = x 100% = 71,82% dari koefisien de-
Sumbangan masing-masing variabel dapat terminasi. Besarnya sumbangan keberman-
dihitung menggunakan Beta sebagai konstanta faatan e-learning (X2) = x 100% = 2,86% dari
pembandingnya. Beta adalah koefisien regresi koefisien determinasi.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 107

Hasil penelitian untuk melihat bagaimana gori paling tinggi ke terendah secara berurutan
pendapat guru dan siswa tentang daya dukung adalah kategori meningkat 38% frekuensi 57,
e-learning sesuai pada Tabel 20 dan Tabel 23. kategori tetap 26,67% frekuensi 40, kategori
Tabel 20 memperlihatkan hasil bagaimana sangat meningkat 20% frekuensi 30, kategori
daya dukung e-learning di SMK program ke- menurun 10% frekuensi 15 dan kategori sangat
ahlian TKJ pasca pembubaran RSBI menurut menurun 5,33% frekuensi 8. Dengan demikian
guru. Hasil menunjukkan bahwa daya dukung menurut guru dan siswa, daya dukung e-learn-
e-learning berada pada kategori meningkat ing di SMK program keahlian TKJ DIY pasca
dengan persentase 46,87%, frekuensi 17 ke- pembubaran RSBI berada pada kategori me-
mudian kategori tetap sebesar 40%, frekuensi 9 ningkat.
dan kategori sangat meningkat 13,13% frekue- Histogram hasil data guru dan siswa ten-
nsi 4. Selanjutnya Tabel 23 menunjukkan daya tang daya dukung e-learning ditunjukkan pada
dukung e-learning menurut siswa. Hasil kate- Gambar 1 berikut ini:

60 57 Frekuensi Persepsi Guru


Frekuensi Persepsi Siswa
50 46,87 Persentase Persepsi Guru
Persentase Persepsi Siswa
40 40
40 38

30
30 26,67

20
20 17
15
13,13
10 9
8
10
5,33 4

0
Sangat Menurun Tetap Meningkat Sangat
Menurun Meningkat

Gambar 1. Kategori Data Guru dan Siswa tentang Daya Dukung E-learning di SMK Program
Keahlian TKJ Pasca Pembubaran RSBI

70 Kebermanfaatan e-learning menurut 10,67% frekuensi 16 dan kategori tidak ber-


63,2 Frekuensi Guru
guru adalah sangat bermanfaat dengan persen- manfaat 8,67% frekuensi 13. Dengan demiki-
tase 63,2%
60 frekuensi 19, kemudian kategori 53 an menurut guru kebermanfaatanFrekuensie-learning
Siswa
bermanfaat
50
dengan presentase 26,9% frekue-
46 adalah sangat bermanfaat dengan persentase
Persentase Guru
nsi 8, kategori sangat tidak bermanfaat 6,6% 63,2% dan menurut siswa adalah bermanfaat
Persentase Siswa
frekuensi
40 2 dan kategori tetap 3,3% frekuensi 35,33persentase 35,33%.
dengan
30,67
1. Selanjutnya tabel 24 menunjukkan hasil 26,9
30
data siswa yaitu kategori bermanfaat 35,55% 19Diagram
22 kategori data untuk keber-
frekuensi
20 53, kategori tetap manfaatan e-learning
14,67 menurut guru dan siswa
13 30,67% frekue-
16
10,67
nsi 46, kategori sangat bermanfaat
8,67 14,67% 8 dapat dilihat pada Gambar 2.
10
frekuensi 22, kategori sangat tidak bermanfaat
6,6 3,3
0
Sangat Tidak Tidak Tetap Bermanfaat Sangat
Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat

Implementasi E-Learning Program Keahlian TKJ


Sangat Menurun Tetap Meningkat Sangat
Menurun Meningkat

108 – Jurnal Pendidikan Vokasi

70 63,2 Frekuensi Guru


60 53 Frekuensi Siswa

50 46 Persentase Guru
Persentase Siswa
40 35,33
30,67
26,9
30
19 22
16 14,67
20 13
10,67
8,67 8
10
6,6 3,3
0
Sangat Tidak Tidak Tetap Bermanfaat Sangat
Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat

Gambar 2. Kategori Data Guru & Siswa tentang Kebermanfaatan E-learning

Implementasi e-learning menurut guru kat 22,67% frekuensi 34, kategori menurun
dari kategori data tertinggi ke terendah adalah 22,67% frekuensi 34, sangat menurun 13,33%
kategori meningkat dengan persentase 36,67% frekuensi 20 dan kategori sangat meningkat
frekuensi 11, kategori tetap 33,33% frekuensi 4,67% frekuensi 7. Dengan demikian menurut
10, kategori sangat meningkat 16,67% frekue- guru implementasi e-learning adalah menin-
nsi 5, kategori sangat menurun 10% frekue- gkat dengan persentase 36,67% dan menurut
nsi 3 dan kategori menurun 3,33% frekue- siswa adalah tetap dengan persentase 36,67%.
nsi 1. Untuk hasil menurut siswa pada Tabel Diagram pengkategorian data guru dan
26 menunjukkan hasil kategori tertinggi ke siswa tentang implementasi e-learning pasca
terendah yaitu kategori tetap dengan persen- pembubaran RSBI dapat dilihat pada Gambar
tase 36,67% frekuensi 55, kategori mening- 3 di bawah ini:

60 55 Frekuensi Guru
Frekuensi Siswa
50
Persentase Guru
40 34 36,67 36,67 Persentase Siswa
34

30 33,33
22,67 22,67
20
20 16,67
13,33 11
10
10 10 7
3 5 4,67
3,33
0
Sangat Menurun Tetap Meningkat Sangat
Menurun Meningkat

Gambar 3. Kategori Data Guru dan Siswa tentang Implementasi E-learning di SMK RSBI Program
Keahlian TKJ Pasca Pembubaran RSBI

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 109

SIMPULAN DAN SARAN learning yang dapat digunakan secara umum


oleh semua SMK yang ada, sehingga setiap
Simpulan guru dan siswa manapun dapat mengaksesnya.
Berdasarkan permasalahan, tujuan peneli- Hal ini dapat dilakukan bekerjasama dengan
tian, hasil analisis dan pembahasan yang telah pemerintah untuk merancang web learning
dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa: khusus SMK yang dapat diakses semua SMK.
1) Daya dukung e-learning yang dimiliki
SMK Program Keahlian Teknologi Komputer
DAFTAR PUSTAKA
dan Jaringan di Daerah Istimewa Yogyakarta
pasca pembubaran RSBI menurut guru dan Aliyu, M.B. (2012). Integrating e-Learning in
siswa berada pada kategori meningkat dengan Technical and Vocational Education: A
persentase menurut guru 46,87% dan menu- Technical Review. International Journal
rut siswa adalah meningkat dengan persen- of Academic Research in Business and
tase 38%. Hal ini dapat dilihat juga dari hasil Social Sciences, Vol. 2, No. 5
wawancara kepada pengelola e-learning mas-
ing-masing sekolah yang mengatakan bahwa Clark., et.al. 2011. E-learning and The Science
daya dukung untuk mengimplementasikan e- of Instruction (3rd-ed). U.S.A: Pfeiffer
learning adalahmeningkat; 2) Kebermanfaatan
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah RI
e-learning SMK Program Keahlian Teknologi
Nomor 19, Tahun 2005, tentang Standar
Komputer dan Jaringan di Daerah Istimewa
Pendidikan Nasional.
Yogyakarta pasca pembubaran RSBIadalah
menurut guru e-learning sangat bermanfaat Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI No.20,
dengan persentase 63,2% dan menurut siswa Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
adalah bermanfaat dengan persentase 35,33%; Nasional.
3) Implementasi e-learning di SMK Program
Keahlian Teknologi Komputer dan Jaringan Depdiknas. (2009). Permendiknas Nomor 28
di Daerah Istimewa Yogyakarta pasca pem- Tahun 2009, tentang Standar Kompe-
bubaran RSBI menurut guru adalah meningkat tensi Kejuruan Sekolah Menengah Keju-
dengan persentase 36,67% sedangkan menurut ruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan
siswa adalah tetap dengan persentase 36,67%; (MAK).
dan 4) Menurut guru, besarnya sumbangan Depdiknas. (2009). Permendiknas Nomor 78
daya dukung e-learning dan kebermanfaatan e- Tahun 2009, tentang Penyelenggaraan-
learning secara bersama-samaterhadap imple- SekolahBertarafInternatioanalpadaJen-
mentasi e-learning adalah 55,88% sedangkan jangPendidikanDasardanMenengah.
menurut siswa adalah 9,8%.
Hendrastomo, Grendi. 2008. Dilema dan Tan-
Saran tangan dalam Pembelajaran E-learning.
Berdasarkan hasil penelitian yang diper- Majalah Ilmiah Pembelajaran, Volume
oleh, peneliti perlu memberikan saran-saran 4 Nomor 1, Mei 2008 ISSN:0216-7999.
kepada sekolah dan pihak-pihak lain yang ter- [Versi Elektronik]
kait yaitu: 1) Pemerintah sebaiknya semakin
Horton, William, & Katherina Horton. (2003).
meningkatkan fasilitas yang dimiliki sekolah
E-learning Tools and Technologies.
sehingga bukan hanya pada program keahlian
U.S.A: Wiley Publishing, Inc.
teknologi komputer dan jaringan yang memi-
liki fasilitas yang memadai; 2) Pihak sekolah Mangesa, Riana T. (2012). Pengembangan
perlu melakukan upaya seperti menghimbau Model Pembelajaran Berbasis Kom-
atau bahkan mewajibkan segenap guru di petensi Bidang Kelistrikan di Sekolah
semua jurusan agar dapat mengimplementa- Menengah Kejuruan. Ringkasan Diser-
sikan e-learning; dan 3) Para pengembang tasi. Tidak diterbitkan. Universitas Neg-
e-learning agar dapat mengembangkan e- eri Yogyakarta.

Implementasi E-Learning Program Keahlian TKJ


110 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Musklikhin, Eko Marpanaji. (2013). Pengem- Suib, M. 2012. Kemampuan TIK Guru dan
bangan DSS untuk Menentukan Metode Tenaga Kependidikan (SDM) Berperan
Pelatihan E-learning Berbasis Moodle dalam Peningkatan E-learning dan E-
bagi guru SMK. Jurnal Pendidikan Vo- Governance. Jurnal Visi Ilmu Pendidi-
kasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013: 210- kan Vol 7 No 1 2012 (675-683)
221.
Sukardi.,Restu Widiyatmono., Herman Dwi
Naidu, Som. (. E-learning a Guidebook of Surjono.(2007). Pengembangan elearning
Principles, Procedures and Practice UNY. Yogyakarta:LembagaPenelitian UNY
(2rd-ed). New Delhi:Commonwealth
Educational Media Center for Asia Surjono, Herman D.S. (2010). Membangun
Course e-learning Berbasis Moodle.
Rusman, & Deni Kurniawan., Cepi Ri- Yogyakarta:UNY Press
yana. 2011. Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi Vargas, Nelson., Xuamei Tian. 2013. E-Learn-
Mengembangkan Profesionalitas Guru. ing: Much More than a Matter of Tech-
Bandung:Rajawali Pers nology. International Journal of e-Edu-
cation, e-Business, e-Management and
e-Learning, Vol. 3, No. 3, June 2013

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai