2.1 Tujuan
Mengetahui tata cara penenpaan logam
Mengetahui cacat cacat yang terjadi setelah penenpaan
2.2 Teori Dasar
Forging atau penempaan adalah proses deformasi di mana benda kerja ditekan
di antara dua die (cetakan). Penekanan dapat dilakukan dengan tekanan kejut atau
tekanan berangsur-angsur (perlahan). Proses penekanan tersebut akan
menghasilkan bentuk benda kerja yang sesuai dengan apa yang diinginkan.
Proses penempaan merupakan salah satu dari beberapa jenis pengerjaan logam
yang paling tua. Proses penempaan sudah dikenal dan dilakukan sekitar 4000
tahun sebelum masehi. Ketika itu penempaan dilakukan untuk membuat koin dan
perhiasan.
Hot forging
Hot forging atau penempaan panas merupakan proses penempaan yang
dilakukan pada logam bersuhu tinggi (panas). Proses hot forging dilakukan bila
logam yang ingin ditempa perlu dikurangi kekuatannya dan ditingkatkan sifat
mampu bentuknya. Karena logam yang akan ditempa kekuatannya berkurang dan
mampu bentuknya meningkat, hot forging relatif memerlukan gaya yang lebih
kecil dibanding cold forging. Tingginya sifat mampu bentuk membuat produk
hasil hot forging memiliki akurasi ukuran dan kualitas permukaan yang lebih
buruk dibandingkan dengan cold forging.
Cold forging
Cold forging atau penempaan dingin merupakan proses penempaan yang
dilakukan pada logam bersuhu ruang. Proses penempaan ini memerlukan gaya
yang lebih besar dibandingkan dengan hot forging. Hal tersebut dikarenakan
4
BAB II PENENPAAN LOGAM
logam yang dingin memiliki kekuatan yang lebih besar daripada logam yang
panas. Syarat dari logam atau material yang dapat dikerjakan dengan cold forging
yakni harus memiliki sifat mampu bentuk yang tinggi pada suhu ruang. Syarat
tersebut harus dipenuhi supaya perubahan bentuk dapat terjadi tanpa timbulnya
retak atau patah. Dibandingkan dengan hot forging, cold forging memiliki akurasi
ukuran dan kualitas permukaan yang lebih baik.
Jenis-jenis Penempaan
Berdasarkan derajat pembatasan arah aliran benda kerja oleh cetakan, penempaan
dibagi menjadi tiga jenis. Ketiga jenis penempaan tersebut antara lain:
Selain tiga jenis penempaan di atas, ada jenis penempaan lain yang mampu
menghasilkan produk yang lebih presisi. Jenis penempaan ini dikenal dengan
sebutan precision forging.
5
BAB II PENENPAAN LOGAM
Proses ini merupakan forging yang paling sederhana. Pada umumnya landasan
(ANVIL) dan HAMMER yang dipakai berbentuk datar. Sehingga proses ini
diprioritaskan untuk membuat benda kerja yang sederhana dan skala produksi
kecil. Prosesnya lama dan hasilnya tergantung dari skill operator.
.
Penempaan dengan DROP FORGING
Memaksa logam panas yang plastis memenuhi dan mengisi bentuk die dengan
cara penempaan. Proses ini yang diperlengkapi dengan die. Die umumnya dibagi
dua bagian dimana satu bagian diletakkan pada hammer, yang lainnya pada anvil.
6
BAB II PENENPAAN LOGAM
Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban
impact,keausan, dan temperatur umumnya terbuat dari campuran baja dengan
krom, molibdenum dan nickel. Faktor yang penting dan harus diperhatikan adalah
tenaga pneumatis dan tenaga hidrolis sehingga mesin-mesin tipe steam hammer
maupun air hammer mampu bekerja sangat cepat, mudah dikontrol dan otomatis.
Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan pada saat
penempaan sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan permukaan luar
benda kerja sedangkan bagian dalam benda kerja belum terdeformasi. Karena itu
untuk benda kerja dengan penampang tebal dan besar digunakan press forging.
Aplikasi Penempaan
Penempaan biasanya digunakan untuk membuat komponen-komponen
berkekuatan tinggi. Komponen tersebut meliputi: poros engkol (crankshaft),
connecting rod, gear, die, hand tool, baut, rivet, struktur pesawat terbang, kereta,
mesin, dan masih banyak lagi. Material yang dapat ditempa biasanya adalah
logam.
7
BAB II PENENPAAN LOGAM
Lakukan penenpaan
lakukan quenching
8
BAB II PENENPAAN LOGAM
9
BAB II PENENPAAN LOGAM
10
BAB II PENENPAAN LOGAM
11
BAB II PENENPAAN LOGAM
2.7.1. saran
1. anvil terlalu pendek
2. gagang palu sulit dipegang
12