NIM : 17.E3.0001
Kedua tokoh pada film ini banyak sekali menggunakan coping-stress untuk menghadapi
permasalahan dari lingkungan keluarganya masing-masing. Lala sangatlah jenuh dan bosan
dengan ayahnya yang selalu memaksa agar dia menjadi atlet loncat indah seperti almarhumah
ibunya, sedangkan Yudhis tertekan dengan sikap ibunya yang selalu mengatur, kasar dan sangat
posesif atas Yudhis tetapi selalu berdalih bahwa dia orang yang sangat sayang dan paling
mengerti Yudhis. Keluarga kedua tokoh ini sangat tidak ideal untuk kesehatan mental anak,
terutama ibu Yudhis yang tidak bisa diajak berkomunikasi. Oleh karena itu adaptasi yang
dilakukan Lala dan Yudhis berbeda, Lala tumbuh menjadi remaja yang lebih sehat secara
Psikologis ketimbang Yudhis.
Cerita pada film ini menggambarkan, anak yang memiliki prilaku berbeda (delinquency)
merupakan salah satu dampak dari pendidikan dan pengasuhan dari orang tua. Kerena
pendidikan dan pengasuhan orang tua memegang peranan besar bagi tumbuh kembang anak.
Dari film ini juga memperlihatkan hubungan romantisme yang tidak sehat seperti Lala dan
Yudhis sangat rawan dengan kekerasan baik verbal maupun kekerasan fisik yang berdampak
buruk pada kehidupannya. Pesan yang disampaikan jika terjebak pada hubungan seperti ini
maka lebih baik tinggalkan dan lepaskan untuk menyelamatkan kesehatan psikologis dan fisik.