Anda di halaman 1dari 26

dr. Hafni Andayani, M.

Kes
PROMOTIF PREVENTIF

KURATIF REHABILITASI
• Di sini berperan promosi kesehatan melalui self-
improvement.
Keadaan Sehat

• Pada keadaan ini kita perlu melakukan identifikasi


dari faktor-faktor resiko yang mungkin ada pada
orang tersebut
Keadaan Bebas • Tindakan ini disebut pencegahan tingkat primer.
Penyakit
• Early detection atau penemuan kasus dini melalui
skrining sangat bermanfaat untuk dilakukan.
• Dari hasil suatu skrining dapat dilakukan intervensi
Penyakit + farmakologis maupun non-farmakologis pada tahap awal
Gejala – • Kegiatan ini disebut pencegahan tingkat sekunder.
(Asimtomatik)

• Pada tahap ini yang dilakukan adalah pencegahan


terhadap timbulnya komplikasi dengan melakukan
antisipasi terhadap masalah-masalah yang dijumpai dan
juga melakukan rehabillitasi untuk meningkatkan
Penyakit + kualitas hidup dari penderita
Gejala + • Tindakan ini disebut pencegahan tingkat tertier.
Clinical ill
 Bagi dokter keluarga, pencegahan penyakit
yang efektif adalah perpaduan antara
pengetahuan akan rekomendasi-
rekomendasi terkini dan pengenalan kita
akan pasien secara individu, sehingga kita
dapat mengaplikasikan pengetahuan secara
efisien dan individual.

 Olehkarena itu perlu mengetahui tentang


Risk Assessment dan Risk Intervention
R • identifikasi faktor resiko
(risk factor)

I • imunisasi

S • skrining atau penapisan

E • edukasi
 Risk
• Identifikasi Faktor risiko baik yang dapat diubah
maupun yang tidak dapat diubah
• Dapat diketahui dengan bertanya pada pasien
atau melalui data pada family genogram

 Imunisasi
• Ditanyakan kapan terakhir imunisasi
• Misalnya apakah sudah melakukan imunisasi
hepatitis
 Skrining
• Dilakukan penapisan melalui pemeriksaan fisik
dan laboratorium
• Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan
indikasi dan hasil penilaian fx. Risiko

 Edukasi
• Bagian terpenting
• Fokus pada fx. Risiko yang dimiliki dan
intervensi apa yang dapat dilakukan untuk
meminimalisasi risiko tersebut
 Adalah penilaian faktor risiko yang
dimiliki seseorang sehubungan dengan
karakteristik yang dimilikinya
 Merupakan langkah pertama sebelum
seseorang melakukan manajemen risiko
kesehatan
 Faktor risiko :
• Tidak dapat diubah
• Dapat diubah
 Skrining (penapisan) faktor risiko
• Sebaiknya dimulai sejak usia 20 tahun
• Riwayat ada tidaknya penyakit degeneratif dan
metabolik pada keluarga perlu diupdate
• Status merokok, diet, alkohol, kebiasaan
berolahraga perlu dinilai
• TD, BMI, Lingkar Perut diperiksa setiap
kunjungan
• Pemeriksaan laboratorium (Kolesterol dan Kadar
Gula Darah)
 Global Risk Estimation
• Faktor risiko yang digunakan termasuk jenis
kelamin, umur, status perokok, TD, Total
Kolesterol dan HDL dan beberapa faktor risiko
lainnya
• Dihitung sesuai masing-masing chart, misalnya
Framingham Heart Study Chart untuk Penyakit
Jantung Koroner
 Intervensikesehatan yang diberikan
berdasarkan informasi yang diperoleh
dari Risk Assessment sebagai upaya
mengantisipasi faktor risiko yang ada
sehingga pasien dapat terhindar/sembuh
dari penyakit.

 Dilakukanpada faktor risiko yang dapat


diubah (gaya hidup, pola makan, dll)
 Merokok
• Target : berhenti merokok dan menghindari
lingkungan yang banyak asap rokok
• Tanyakan kebiasaan merokok
• Nilai kemauan untuk berhenti merokok, bantu
dengan konseling
• Hindari lingkungan yang banyak asap rokok
(terutama bagi non perokok)
 Kontrol Tekanan Darah
• Target : TD < 140 mmHg (pada pasien dengan
ggk, diabetes dan gagal jantung < 130 mmHg)
• Modifikasi kebiasaan hidup sehat ( konsumsi
garam, berat badan,  konsumsi sayuran dan
 aktifitas fisik)
• Terapi awal jika TD ≥140/90mmHg bila 6-12
minggu modifikasi gaya hidup tidak efektif.
 Asupan makanan
• Target : Pola Makan Sehat
• Sesuaikan asupan energi dan kebutuhan energi,
modifikasi pilihan makanan untuk mengurangi asupan
lemak jenuh dan batasi asupan garam (6gr/hr)

 Aktifitas Fisik
• Target : paling sedikit 30 menit/hari, 3-5 hari per minggu
• Pada pasien dengan penyakit kardiovaskular,
respiratorik, metabolik, orthopedik dan neurologi
dikonsultasikan dulu dan hanya latihan aktifitas fisik
ringan
 Penatalaksanaan Berat Badan
• Target : mencapai dan mempertahankan BMI 18,5 –
24,9 kg/m2, LP laki-laki ≤ 40 inchi, wanita ≤ 35 inchi
• Penurunan BB dianjurkan 10% pada tahun pertama
terapi

 Penatalaksanaan Lemak Darah


• Modifikasi diet untuk menurunkan kadar LDL
• Bila setelah 12 minggu kadar LDL masih diatas
normal baru dipertimbangkan pemberian obat
 Penatalaksanaan Diabetes
• Target : KGD Puasa < 110 mg/dl dan mendekati
kadar normal GbA1c (<7%)
• KGD diatur dengan diet dan olah raga
• Apabila tidak berhasil gunakan obat penurun
gula darah oral (OAD)
• Terapi insulin
 Tn. A, 55 tahun, datang ke puskesmas tempat anda bertugas.
Beliau hendak melakukan check up saja. Beliau merasa khawatir
karena ayahnya meninggal karena Penyakit Jantung Koroner saat
berusia 65 tahun. Dari anamnesa diketahui beliau seorang
perokok 1 - 2 bungkus perhari dan gemar mengkonsumsi
makanan cepat saji (junk food). Dari pemeriksanan fisik
didapatkan berat badan 95 kg dan tinggi 160 cm dan TD 150/90
mmHg, pasien tidak pernah tahu riwayat TD sebelumnya. Awalnya
Tn. A menolak untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Setelah mendapatkan penjelasan rinci manfaat pemeriksaan
tersebut beliau bersedia untuk melakukan pemeriksaan Hasil
laboratorium menunjukkan KGD 120 mg/dl, kadar kolesterol nya
300 mg/dl, dengan kadar LDL 200 mg/dl dan HDL 40 mg/dl
 Diskusikan rencana pelayanan pencegahan apa yang perlu
dilakukan terhadap Tn. A.
R → identifikasi fx. resiko penyakit PJK, yaitu :
• Faktor resiko yang tidak dapat diubah
 Riwayat penyakit jantung pada keluarga
 Umur, laki-laki > 45 th dan waita >55 th mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk menderita penyakit
jantung
 Jenis kelamin

• Faktor resiko yang dapat diubah, yaitu:


 Mengatur kadar kolesterol
 Mengontrol tekanan darah
 Mengurangi berat badan
 Berhenti merokok
 dengan mengurangi faktor resiko yang dapat kita ubah, kita dapat
meminimalkan atau menghindari terjadinya penyakit jantung.
 Imunisasi
• data imunisasi harus selalu diperbaharui
• kapan terakhir pasien mendapat imunisasi?
• Apakah pasien termasuk orang yang
mempunyai resiko hepatitis?
• Apakah pasien sudah mendapat vaksinasi
Hepatitis?
 Skrining
• dilakukan skrining atau penapisan dengan
pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.

 Edukasi
• Riwayat PJK pada keluarganya adalah indikasi
dan menjadi motivator bagi pasien untuk belajar
mengenai diet yang baik, olah raga, dan
mengontrol berat badan
 Adalah cara untuk menilai fx. Risiko yang
multiple dengan menggunakan skor
(dibuat berdasarkan penelitian panjang
di Inggris tahun 1948)
 Digunakan sebelum melakukan risk
intervention
 Total point Tn. A ?
 Total poin Fx. Risiko Tn. A terkena PJK 10
tahun yang akan datang ?
 Berdasarkan hasil penilaian tersebut
digabungkan dengan pengetahuan
seorang dokter akan menyusun program
perencanaan pencegahan penyakit
terhadap pasien

Anda mungkin juga menyukai