Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

Dalam fisika masih dibutuhkan sebuah besaran, pengukuran dan


angka penting guna mempermudah pengenalan dan pembacaan pada
khalayak umum. Hal inilah yang menjadi dasar pembelajaran bab
ini.

1
A. Besaran
Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan
dengan angka dan nilai yang memiliki satuan. Besaran berdasarkan
cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam
yaitu:
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran.
Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat
ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan
besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan
neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari
penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi
alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika
adalah Jumlah.
Dalam fisika besaran ada dua yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran
lain. Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain
diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan
(tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.

Gambar 1.1 Besaran Pokok

2
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan
dari besaran pokok. Jika suatu besaran turunan merupakan
perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga
merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga berlaku
didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian
besaran pokok. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara
lain: diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung,
mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran
pokok.

Gambar 1.2 Besaran Turunan

B. Satuan, Standar dan Sistem SI


Pengukuran semua besaran sebenarnya relatif terhadap
suatu standar atau satuan tertentu, dan satuan ini harus
dispesifikasikan di samping nilai numeriknya. Sebagai contoh, kita
dapat mengukur panjang dalam satuan inci, feet (kaki), mil, atau
pada sistem metrik dalam centimeter, meter, atau kilometer.
Menyatakan bahwa panjang suatu benda adalah 18,6 tidak ada
artinya,. Satuan harus diberikan; karena jelas, 18,6 meter sangat
berbeda dari 18,6 inci atau 18,6 milimeter.
Standar internasional yang pertama adalah meter (disingkat
m), dinyatakan sebagai standar panjang oleh French Academy of
Sciences pada tahun 1790-an.

3
Gambar 1.3 Konversi Satuan SI

C. Pengukuran
Dalam pengukuran sendiri akan mempermudah dalam menentukan
besar kecilnya objek yang diukur. Berikut adalah pengukuran dari
beberapa besaran pokok :
1. Massa
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat
dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun
benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram
(kg). Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa
jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca
langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca
elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang
berbeda-beda.
Jenis neraca yang umum ada di sekolah Anda adalah neraca
tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan
paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan
tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang

4
memuat angka ratusan. Cara menimbang dengan menggunakan
neraca tiga lengan adalah sebagai berikut.

a. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser


penunjuk pada lengan depan dan belakang ke sisi kiri dan
lingkaran skala diarahkan pada angka nol!

b. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang!

c. Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia


pada neraca!

d. Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat


pada ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan
setimbang!

e. Bacalah massa benda dengan menjumlah nilai yang


ditunjukkan oleh penunjuk ratusan, puluhan, satuan, dan
sepersepuluhan!

2. Waktu
Standar satuan waktu adalah sekon atau detik (dalam buku
ini akan digunakan sekon). Alat yang digunakan untuk
mengukur waktu biasanya adalah jam atau arloji. Untuk
megukur selang waktu yang pendek di gunakan stopwatch.
Stopwatch memiliki tingkat ketelitian sampai 0,01 detik.
Alat ukur yang paling tepat adalah jam atom. Jam ini hanya
digunakan oleh para ilmuwan di laboratorium. Arloji ada dua
jenis, yaitu arloji mekanis dan arloji digital. Jarum arloji
mekanis digerakkan oleh gerigi mekanis yang selalu berputar,
sedangkan arloji digital berdasarkan banyaknya getaran yang
dilakukan oleh sebuah kristal kuarsa yang sangat kecil. Arloji
akan bekerja sepanjang sumber energinya masih ada. Ketelitian
arloji adalah 1 sekon. Kelemahan arloji mekanis maupun
digital adalah selalu bergerak sehingga sulit dibaca secara teliti.

5
Waktu yang terbaca pada arloji mekanis ditunjukkan oleh
kerja ketiga jarum, yaitu jarum jam, jarum menit, dan jarum
detik. Jarum jam bergerak satu skala tiap satu jam, jarum menit
bergerak satu skala tiap satu menit, jarum detik bergerak satu
skala tiap satu detik. Cara membaca untuk arloji digital sangat
mudah sebab angka yang ditampilkan pada arloji sudah
menunjukkan waktunya.
3. Suhu
Pengertian suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan
ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Sebagai
gambaran tentang suhu adalah saat mandi menggunakan air
hangat. Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita
mencampur air dingin dengan air panas. Ketika tangan kita
menyentuh air yang dingin, maka kita mengatakan suhu air
tersebut dingin. Ketika tangan kita menyentuh air yang panas
maka kita katakan suhu air tersebut panas. Ukuran derajat
panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan
besaran suhu.

Gambar 1. 4 Termometer

Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur


besarnya suhu suatu benda adalah termometer. Termometer
yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan
pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol.
Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler
termometer adalah sebagai berikut:

6
a. raksa tidak membasahi dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas
yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan
titik didihnya 357ºC.
e. Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya
menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki titik
beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun demikian,
termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur
suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
f. Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik
tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer
tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua
titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap
bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik
tetap atas adalah suhu saat air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi
angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi
100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi
angka 80. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi
menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi
angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan
sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi 180 skala.

7
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol.
Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki
benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin
menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan suhu air
mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan
titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.
e. Perbandingan Skala Termometer
f. Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer
Reaumur, dan termometer Fahrenheit adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F= 5 : 4 : 9

Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF,


maka hubungan skala C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:
5
R C = 4 TR = TC
5
F C= (TF-32) = TC
9

K C = TK-273 = TC
4. Arus
Arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik.
Berdasarkan perjanjian arah arus listrik diambil sesuai arah
gerakan muatan positif. Arus listrik mengalir dari potensial
tinggi ke potensial yang lebih rendah, sedangkan elektron
mengalir dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi.
Syarat terjadinya arus listrik:
1. Terdapat beda potensial antara kedua ujung konduktor
2. Terjadi dalam rangkaian tertutup (seluruh elemen terhubung)
A. Kuat Arus Listrik

8
Kuat arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan
yang mengalir melalui suatu penampang konduktor tiap detik.
Jika ada muatan sebesar melewati suatu penampang konduktor
dalam interval waktu, maka besar kuat arus listrik yang
mengalir dalam konduktor itu adalah:
𝑄
I rata-rata =
𝑡

dalam SI (Sistem Internasional) satuan arus adalah ampere (A).


1 A = 1 coloumb/sekon
Satu ampere didefinisikan sebagai muatan satu coulomb yang
melewati suatu permukaan dalam waktu 1 detik.
Muatan listrik satu electron adalah 1,6 x 10-19C. Jika besarnya
muatan listrik yang melalui pengantar dalam waktu tertentu
adalah Q Coulomb, maka jumlah electron yang melalui
penghantar adalah
𝑄
5. n =
𝑒

6. Jumlah Zat

Jumlah Zat satuannya dalam SI adalah molekul (mol).


Mol adalah istilah yang digunakan sejak 1902 dan
merupakan kependekan dari”gram-molecule”.

Satu mol didefinisikan sebagai zat suatu sistem yang


mengandung “entitas
elementer”(atom,molekul,ion,elektron) sebanyak atom-atom
yang berada dalam 12 gram karbon-12. Bilangan ini disebut
bilangan Avogadro yaitu 6,0221415×1023.

Jumlah zat tidak dapat diukur secara langsung, tetapi


dengan cara mengukur terlebih dahulu massa zat.

9
7. Angka Penting
Hasil pengukuran berupa angka-angka atau disebut sebagai
hasil numerik selalu merupakan nilai pendekatan. Menurut
kelaziman hasil pengukuran sebuah benda mengandung arti bahwa
bilangan yang menyatakan hasil pengukuran tersebut. Jika sebuah
tongkat panjangnya ditulis 15,7 centimeter. Secara umum panjang
batang tersebut telah diukur sampai dengan perpuluhan centimeter
dan nilai eksaknya terletak di antara 15,65 cm hingga 15,75 cm.
Berikut aturan angka penting yang umum :
1. Angka yang bukan nol adalah angka penting, misal :
14569 = 5 angka penting, 2546 = 4 angka penting.
2. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit
bukan angka nol bukan angka penting, misal : 25,00 = 2
angka penting 25,000 = 2 angka penting , 2500 = 4 angka
penting
( mengapa ? sebab tidak ada tanda desimalnya) dan 2500,00
= 4 angka penting.
3. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol
atau setelah tanda desimal bukan angka penting.
Misal : 0,00556 = 3 angka penting

0,035005 = 5 angka penting (karena angka nol diapit oleh


angka bukan nol)

0,00006500 = 4 angka penting


4. Angka nol yang berada di antara angka bukan nol termasuk
angka penting. Misal : 0,005006 = 4 angka penting.
5. Dalam penjumlahan dan pengurangan angka penting, hasil
dinyatakan memiliki 1 angka perkiraan dan 1 angka yang
meragukan.
Contoh : 1,425 + 2,56 = 3,985 dan hasilnya ditulis sebagai
3,99.
(I) 25,340 + 5,465 + 0,322 = 31,127 ditulis sebagai
31,127 (5 angka penting)

10
(II) 58,0 + 0,0038 + 0,00001 = 58,00281 ditulis menjadi
58,0
(III) 4,20 + 1,6523 + 0,015 = 5,8673 ditulis menjadi 5,87
415,5 + 3,64 + 0,238 = 419,378 ditulis menjadi
419,4
Pada contoh (I) ditulis tetap karena kesemua unsur
memiliki angka yang berada di belakang tanda desimal
jumlahnya sama.
Pada contoh (II) ditulis menjadi 58,0 karena mengikuti
angka penting terakhir aalah angka yang diragukan
kepastiannya.
Pada contoh (III) ditulis menjadi 5,87 karena mengikuti
aturan angka penting terakhir ialah angka yang diragukan
kepastiannya. Hal yang sama juga ditulis sebagaimana
contoh (IV).
6. Dalam perkalian dan pembagian, hasil operasi dinyatakan
dalam jumlah angka penting yang paling sedikit
sebagaimana banyaknya angka penting dari bilangan-
bilangan yang dioperasikan. Hasilnya harus dibulatkan
hingga jumlah angka penting sama dengan jumlah angka
penting berdasarkan faktor yang paling kecil jumlah angka
pentingnya.
Contoh : 3,25 x 4,005 = …
3,25 = mengandung 3 angka penting
4,005 = mengandung 4 angka penting
Ternyata ada perkecualian sebagaimana contoh
berikut yaitu 9,84 : 9,3 = 1,06 ditulis dalam aturan angka
penting sebanyak 3 angka penting seharusnya menurut
angka penting dalam perkalian/pembagian harus ditulis
sebagai 1,1 (dalam 2 angka penting) tetapi perbedaan 1 di
belakang tanda desimal pada angka terakhir 9,3 yakni 9,3 +
0,1 menggambarkan kesalahan sekitar 1% terhadap hasil

11
pembagian (kesalahan 1% diperoleh dari 0,1:9,3 kemudian
dikali seratus persen). Perbedaan dari penulisan angka
penting 1,1 dari 1,1 + 0,1 menghasilkan kesalahan 10%
(didapat dari 0,1 dibagi 1,1 kemudian dikali 100 persen).
Berdasarkan analisis tersebut, maka ketepatan penulisan
jawaban hasil bagi menjadi 1,1 jauh lebih rendah
dibandingkan dengan menuliskan jawabannya menjadi
1,06. Jawaban yang benar dituliskan sebagai 1,06 karena
perbedaan 1 pada angka terakhir bilangan faktor yang turut
dalam unsur pembagian (9,3) memberi kesalahan relatif
sebesar (kira-kira 1%) atau dapat ditulis sebagai 1,06 +
0,01. Alasan yang serupa juga diberikan pada soalan 0,92 x
1,13 hasilnya ditulis sebagai 1,04 dibandingkan menjadi
1,0396 (yang sudah sangat jelas lebih dari faktor angka
penting paling sedikit yang diproses dalam pembagian
tampak jika ditulis 1,039 memiliki 4 angka penting, jika
ditulis 1,0396 memiliki 5 angka penting). Jika dikalikan,
hasilnya diperoleh menjadi 13,01625 maka hasilnya ditulis
menjadi 1,30 x 101.
7. Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda
yang diberikan pada urutan angka dimaksud. Misal : 1256=
4 angka penting. 1256 = 3 angka penting (garis bawah di
bawah angka 5) atau dituliskan seperti 1256 = 3 angka
penting (angka 5 dipertebal)

12

Anda mungkin juga menyukai