KELOMPOK IV
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
DAFTAR ISI
Daftar isi
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkatrahmat
hidayahnya lah kami dapat menyusun makalah ini dalam menyelesaikan laporan ini
kami banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun berkat bimbingan dosen
komunikasi kesehatan kami yaitu Dr. Nurdin Rahman, M. Si, M. Kes makalah ini.
Kami menyadari sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah, makalah ini juga masih banyak
memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya saran yang positif agar laporan ini menjadi lebih baik dan
berguna di masa yang akan datang.
Harapan kami semoga laporan yang sederhana ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi para pembaca ke depannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya
ada di dalam otot, seperlima ada di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh
di dalam kulit, dan selebihnya ada di jaringan lain dan cairan tubuh. Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Masalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah Indonesia, terutama
di wilayah pemukiman kumuh daerah perkotaan, wilayah yang sering dilanda
musim kering (NTB dan NTT). Dimana kondisi masyarakat tersebut banyak
yang kekurangan gizi, banyak balita yang terkena gizi buruk. Gizi buruk / gizi
kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang, terutama dalam hal
protein.
Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak, dan
meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein juga akan
menimbulkan penyakit, seperti obesitas. Sehingga dapat menimbulkan penyakit
seperti kwasiorkor, marasmus,dan obesitas,. Oleh karena itu, selain untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah “dasar-dasar ilmu gizi” ini, penulis
mengangkat judul tentang Protein, karena protein merupakan zat paling penting
yang harus ada dalam tubuh manusia. Tapi masuh banyak juga kasus kekurangan
energi protein.
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pentingnya protein untuk tubuh.
b. Mahasiswa dapat Menjelaskan bahaya serta dampaknaya bagi
kekurangan dan kelebihan protein
1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu menambah pengetahuan tentang Protein. Menjelaskan
bahaya serta dampaknaya bagi kekurangan dan kelebihan protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fungsi Protein
Protein adalah makromolekul yang terdiri dari satu atau lebih rantai
panjang asam amino. Protein sangat bermanfaat bagi makhluk hidup bahkan
sekitar 50 % dari berat kering organisme adalah protein. Fungsi Protein yaitu:
1. Sumber Protein
Protein adalah sumber energy terbaik selain karbohidrat dan lemak.
Namun energy dalam protein berjumlah lebih sedikit dibandingkan
karbohidrat dan lemak.
2. Mengganti Sel yang rusak
Protein juga dapat mengganti sel-sel yang rusakdan membentuk sel
baru. Sehingga protein juga berfungsi sebagai zat pembangun terutama sel
otot.
3. Sebagai pembawaMateri Genetika
Protein juga berfungsi sebagai pembawa materi genetika dengan
tahapan yang disebut sintesis protein. Dan proses inilah ditentukam sifatdan
keunikan dari setiap individu.
4. Untuk mengatasi busung lapar
Busung lapar dapat dicegah dan diatasi dengan memberikan asupan
protein yang cukup. Penyakit kwashiorkor san marasmus juga dapat dicegah
dengan asupan protein.
5. Memfasilitasi Reaksi Kimia
Protein berperan dalam beberapa reaksi biokimiapenting seperti
mengikat hemoglobin dan membantu mengikat dan mengangkut oksigen
melalui darah.
I. Mudah lelah
Protein membantu dalam pembentukan energi, dengan cara
mengubah karbohidrat. Defisiensi protein menyebabkan energi untuk
beraktivitas akan sulit didapatkan, sehingga tubuh mengalami kelelahan.
J. Gagal Hati
Kerusakan fungsi hati terjadi akibat regenerasi sel hati tidak
dapat dilakukan. Faktor ynag sering menyebabkan masalah serius ini
adalah kekurangan protein.
4.1.2 Kelebihan Protein.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan
yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan
obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan
berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain,
terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati
yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare,
kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat
pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi,
sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan
untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi (AKG)
untuk protein.
Jenis Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Kelebihan Protein.
A. Gagal ginjal
Kelebihan protein dalam jumlah tertentu menyebabkan
seseorang beresiko terkena penyakit gagal ginjal. Sebab protein yang
berlebih akan membuat ginjal dipaksa bekerja lebih keras untuk
membuang semua kelebihan nitrogen pada tubuh, dan hal ini akan
membuat seseorang mengalami gagal ginjal.
B. Osteoporosis
Protein yang berlebihan akan membuat kalsium menjadi
berkurang. Akibatnya dapat terserang gejala osteoporosis
5.1 JENIS PANGAN SUMBER PROTEIN
Menurut sumbernya, protein dibagi menjadi2 yaitu protein nabati dan
protein hewani. Protein nabati berasal dari tumbuhan sedangkan protein
hewani berasal dari hewan, protein hewani mengandung profil asam amino
yang komplit termasuk asam amino esensial yang mutlak diperlukan untuk
perkembangan badan. Daging dan juga atelur adalah makanan sumber protein
yang paling popular. Akan tetapi, tidak cuman telur serta daging terdapat
banya makanan yang memiliki kandungan sumber protein antara lain:
A. Dada ayam (White Meat)
Potongan daging rendah lemak merupakan pilihan makan siang
rendah kolesterol yang sehat. Makanan ini bisa menjadi pilihan jika Anda
hendak makan daging yang rendah lemak jenuh.
B. Sirloin (Daging Sapi)
Daging sirloin adalah daging yang berasal dari bagian belakang
sapi. Daging ini bekerja lebih berat daripada pada bagian lain, umumnya
dipakai untuk membuat steak sehingga agak lebih keras dibandingkan yang
lain. Sirloin memiliki kelebihan dalam ukuran, yaitu bisa dipotong lebih
besar daripada bagian sapi lainnya yang lebih lembut. Selain itu Sirloin ini
hampir tidak mengandung lemak. Harga Sirloin umumnya lebih murah
dibandingkan daging steak lainnya.
C. Ikan Segar
Tentunya kita semua sudah tahu kalau ikan merupakan makanan
tinggi protein. Namun, berbeda dengan daging, kita tidak perlu kuatir akan
kandungan lemak pada ikan. Beberapa jenis ikan, seperti gindara memiliki
kadar lemak yang sangat rendah. Ikan lainnya seperti salmon dan tuna
memiliki kandungan lemak yang cukup banyak, namun jangan kuatir
karena lemak yang terkandung di dalamnya merupakan lemak baik Omega
D. Udang
Udang kaya akan kalsium dan protein, dan termasuk dalam kategori
sumber protein hewani. Nilai protein pada udang dikategorikan complete
protein karena kadar asam amino yang tinggi, berprofil lengkap dan sekitar
85-95 persennya mudah dicerna tubuh. 100 gr udang mentah mengandung
20,3gr protein atau cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian
sebanyak 41 %.
E. Susu Murni
Susu berfungsi sebagai salah satu sumber protein yang paling baik
dan kaya protein berkualitas.Jumlah protein susu murni memang tak terlalu
besar, namun kualitas protein yang disediakan bagi tubuh sangat
menakjubkan. Protein dalam susu mengandung semua asam amino esensial
yang diperlukan tubuh.
F. Kacang Kedelai
Selain kaya protein, kacang kedelai juga rendah lemak dan
mengandung phytochemical seperti isoflavon, asam phytc dan saponin.
Kandungan ini baik untuk mengurangi potensi terkena penyakit jantung,
osteoporosis dan kanker. Kedelai mengandung 29 gram protein per
cangkirnya.
G. Tahu
Tahu yang kaya nutrisi, terutama protein bisa diolah menjadi
berbagai kreasi masakan. Bisa dikonsumsi bersama salad, dikukus,
digoreng ataupun panggang. Selain bergizi, tahu juga mudah menyatu
dengan bumbu dan makanan lain sehingga Anda tidak akan bosan
memakannya.
H. Yoghurt
Yoghurt mengandung kalsium tinggi dan protein. Biasakan untuk
mengonsumsi yoghurt setiap hari. Bisa dikonsumsi langsung, dicampur
buah, smoothies, atau bisa jadi tambahan untuk sup dan kari.
I. Kacang Almond
Kacang gurih ini rendah karbohidrat, tinggi kalsium dan protein.
Selain itu, almond juga mengandung serat alami, dapat dikonsumsi mentah
atau bahan penambah rasa pada makanan lain.
J. Kacang Polong
Jenis kacang-kacangan seperti kacang polong, buncis atau kacang
panjang mengandung serat dan protein tinggi. Satu cangkir kacang-
kacangan mengandung 12-15 gram protein.
K. Brokoli
Brokoli mengandung 5 gram protein dalam satu cangkir, juga serat,
karbohidrat, vitamin dan mineral sehingga digolongkan sebagai sayur
dengan nutrisi lengkap. Anda bisa menjadikannya salah satu pilihan bahan
masakan sehari-hari.
L. Tempe
Bahan makanan dari fermentasi kedelai ini cukup enak dan lezat.
Kaya akan protein nabati, dan bisa diolah menjadi makanan apa saja.
M. Keju
Semua jenis keju adalah sumber protein yang baik. Cobalah keju
cheddar atau mozzarella yang dicampur ke dalam salad, pasta, sandwich
atau sup. Satu hal yang harus diperhatikan, terutama bagi Anda yang
sedang diet, keju mengandung lemak. Sehingga batasi konsumsi
N. Bayam
Dalam satu cangkir bayam terkandung 3 gram protein. Anda bisa
mengonsumsinya dengan cara dikukus, rebus atau cah. Pastikan Anda tidak
terlalu lama memasaknya, agar rasa tidak berubah dan nutrisinya tetap
terjamin. Sedikit ide untuk mengolah bayam; kukus sebentar lalu bumbui
dengan merica hitam dan sedikit minyak zaitun.
O. Gandum
Biji-bijian atau grains, seperti misalnya gandum, memang lebih
banyak dikenal sebagai sumber karbohidrat. Namun, tahukah Anda kalau
biji-bijian juga mengandung protein? Pada gandum, kandungan protein
bisa mencapai sekitar 9%. Surprising fact, yes? Namun demikian,
konsumsi grains sebaiknya dibatasi, terutama bagi Anda yang sedang
menjalani diet rendah karbo.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Almatsier. 2006. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS). Konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia
dan provinsi 2009. Badan Pusat statistic. Jakarta.
Moehdi, S. 2002. “Ilmu Gizi” Papasinar Sinanti. Jakarta,
Kartasapoetra 2003. ”Ilmu Gizi”. Rineka Cipta. Jakarta.
Sediaoetama. 2006. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.