Anda di halaman 1dari 8

PENURUNAN KADAR AMONIA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

MENGGUNAKAN ARANG AKTIF


DARI AMPAS KOPI

Dini Hikmawati
Mahasiswa Pendidikan kimia, FMIPA- Universitas Negeri Semarang
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang
No.HP.082242259384 , E-mail : dinihikmawati8@gmail.com

ABSTRAK
Industri tahu di Jawa Tengah saat ini telah berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya industri
ini telah banyak pula efek negatif yang timbul salah satunya yaitu limbah cair. Industri tahu rata-rata
masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan air dan bahan
baku masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi. Limbah cair yang dihasilkan oleh
industri tahu adalah berupa limbah organic, salah satunya yaitu amonia .Salah satu metode alternatif
yang digunakan untuk mengatasi pencemaran air limbah industri tahu adalah metode adsorpsi
menggunakan karbon aktif dari limbah kopi.
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui penurunan persentase amonia, nitrit dan nitrat dari air
limbah industri tahu dengan menggunakan karbon aktif dari limbah kopi pernah dilakukan oleh
Irmayanto (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif dari limbah kopi memenuhi
kriteria SNI nomor 06-3730-1995. karbon aktif dari limbah kopi dapat digunakan untuk mengurangi
amonia, nitrit, dan isi nitrat dalam air limbah industri tahu dengan waktu maksimal 30 menit dan pH 7.
Penurunan persentase amonia, nitrit dan nitrat dari air limbah industri tahu 64,69%, 52,35% dan 86,40%
masing-masing.

Kata Kunci : amonia, air limbah industri tahu, ampas kopi

ABSTRACT
The tofu industry in Central Java today has grown rapidly. Along with the development of this
industry has many negative effects that arise. The tofu Industrial the average is still
performed with simple technology, so that the level of water use efficiency
and raw materials is low and the rate of waste production is also relatively high. Wastewater produced
by industrial waste in the form organic, one of which is ammonia. One of alternative method that is
used to treat industrial waste water pollution knows is the adsorption method using activated carbon
from waste coffee.
Research in order to determine the percentage decrease in ammonia, nitrites and nitrates from
industrial wastewater out by using activated carbon from waste coffee ever conducted by Irmayanto
(2009). The results showed that the activated carbon from coffee waste meets the criteria SNI 06-3730-
1995 numbers. activated carbon from coffee waste can be used to reduce ammonia, nitrite, and nitrate
contents in industrial wastewater know the maximum time of 30 minutes and a pH of 7. The decline in
the percentage of ammonia, nitrites and nitrates from industrial wastewater know 64.69%, 52.35 %
and 86.40% respectively.

Keywords : ammonia, tofu industry wastewater, waste coffe

1
Pendahuluan 9 PH 4-6
10 BOD 6000-8000
Salah satu limbah industri yang mg/L
berpotensi mencemari lingkungan yaitu 11 COD 7500-14000
limbah cair industri tahu. Limbah cair mg/L
industri tahu mengandung sejumlah besar 12 Abu 0,19 %
karbohidrat, lemak dan protein. Molekul 13 Protein 0,08 %
organik yang terdapat dalam limbah cair 14 Karbohidrat 0,51 %
industri tahu secara garis besar mengalami 15 Pati 0,46 %
perombakan terutama karbohidrat, lemak Sumber : Nurhasan dan Pramudyanto
dan protein yang terkandung didalamnya (1997)
yang dilakukan oleh mikroorganisme
Amoniak adalah gas tak
pengurai. Bahan organik kompleks berupa
berwarna,baunya menusuk,terdiri atas
karbohidrat, lemak dan protein mula-mula
unsur nitrogen dan hidrogen (NH3),mudah
diubah menjadi bentuk persenyawaan yang sekali larut dalam air,bahaya bagi
lebih sederhana glukosa, gliserol, asam kesehatan karena bisa berakibat kematian.
lemak dan asam amino. Asam amino yang Kandungan nitrogen serta unsur hara lain
merupakan hasil dari perombakan protein pada konsentrasi tinggi di dalam air akan
akan dioksidasi menjadi nitrogen amonia mempercepat pertumbuhan tumbuhan air.
(NH3) dan senyawa karboksil. Senyawa Kondisi demikian lambat laun akan
(NH3) akan dioksidasi lagi menjadi nitrit menyebabkan kematian biota dalam air
(NO2-). Apabila oksigen tersedia akan (Bahri, 2006). Konsentrasi amonia yang
dioksidasi lagi menjadi nitrat (NO3-) tinggi pada permukaan air akan
(Pelczar dan Chan, 1996). Bahan organik menyebabkan kematian ikan, udang, dan
yang terdapat pada limbah cair industri tahu binatang air lainnya yang terdapat pada
apabila berada dalam konsentrasi tinggi dan perairan tersebut. Kadar ammonia yang
langsung dibuang tanpa pengolahan akan tinggi pada air sungai menunjukkan adanya
menimbulkan pencemaran pada lingkungan pencemaran, akibatnya rasa air sungai
perairan (Nurhasan dan Pramudyanto, kurang enak dan berbau.Pada air minum
1997). kadar amonia harus nol dan pada air sungai
TABEL 1. KARAKTERISTIK di bawah 0,5 mg/L.Amoniak cair dapat
LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU menyebabkan kulit melepuh seperti luka
bakar dan juga dapat menyebabkan iritasi
No. Karakteristik Nilai pada kulit, mata dan saluran pernafasan.
Fisik dan Kimia Bahkan bisa menyebabkan mual, muntah,
Limbah Tahu dan pingsan.Penggunaan amoniak dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan
1 Padatan Terendap 170-190 mg/L penyakit kanker karena amoniak bersifat
2 Padatan 638-660 mg/L
karsinogenik atau bahan yang dapat
Tersuspensi
menimbulkan kanker. Metode penanganan
3 Padatan Total 668-703 mg/L
limbah berkembang sangat pesat. Salah
4 Warna 2225-250 pt
Co satunya adalah dengan mengurangi kadar
5 Kekeruhan 524-585 FTU zat-zat yang berbahaya seperti amonia,
6 Amoniak- 23,3-23,5 nitrit dan nitrat yang terdapat dalam limbah
Nitrogen mg/L cair industri tahu. Pengolahan limbah cair
7 Nitrit-Nitrogen 0,1-0,5 mg/L industri tahu yang sederhana dengan biaya
8 Nitrat-Nitrogen 3,5-4,0 mg/L yang murah dan efisien sangat dibutuhkan

2
oleh pengrajin tahu. Salah satu cara yang buangan dari suatu usaha/kegiatan.
dapat digunakan untuk mengatasi masalah Jadi limbah industri adalah hasil
tersebut adalah dengan menggunakan buangan yang kehadirannya pada suatu saat
metode arang aktif. Ampas kopi adalah dan tempat tertentu tidak dikehendaki
bahan yang murah dan mudah didapatkan lingkungan karena tidak memiliki nilai
serta dapat digunakan untuk mengurangi ekonomi. Limbah yang dihasilkan oleh
industri tahu ada beberapa jenis, yaitu
kadar amonia, nitrit dan nitrat dalam limbah
berupa limbah padat kering, limbah padat
cair industri tahu. Ampas kopi termasuk basah, dan limbah cair. Limbah padat
bahan organik yang dapat dibuat menjadi kering dan padat basah tidak menjadi
arang aktif untuk digunakan sebagai masalah karena bisa dimanfaaatkan.
adsorben atau bahan penyerap (Sugiharto, Limbah padat keringnya dapat
1987). Bahan baku yang berasal dari bahan dimanfaatkan untuk pakan ternak
organik dapat dibuat menjadi arang aktif sedangkan limbah padat basahnya dapat
karena bahan baku tersebut mengandung dimanfaatkan untuk bahan pembuatan
karbon. Arang aktif merupakan suatu tepung kedelai, bahan pengembang roti,
padatan berpori yang dihasilkan dari bahan bahan pembuatan tempe gembus, kecap,
yang mengandung karbon dengan dan pigmen merah (Jenie, 1995).
pemanasan pada suhu tinggi. Semakin luas Limbah cair tahu berasal dari proses
pembuatan, proses penyaringan, proses
permukaan arang aktif maka daya
penekanan, pencucian kedelai, pencucian
adsorpsinya semakin tinggi (Sembiring dan
peralatan, pencucian lantai, dan air bekas
Sinaga, 2003). Penelitian terdahulu rendaman kedelai. Limbah cair tahu
menyebutkan bahwa arang aktif dari ampas mengandung zat padat tersuspensi misalnya
kopi mampu menyerap ion besi sampai potongan tahu yang hancur pada saat
99,43% dan mampu menyerap logam pemrosesan karena kurang sempurna pada
merkuri mencapai 99% (Lubis dan saat penggumpalan. Limbah cair tahu pada
Nasution, 2002). Ampas kopi dapat umumnya mengandung kadar protein yang
digunakan sebagai bahan pembuatan arang tinggi. Limbah cair industri tahu berupa
aktif. Selanjutnya arang aktif tersebut cairan kental yang terpisah dari gumpalan
digunakan untuk menurunkan kadar tahu yang disebut air dadih (Suprapti, 2005;
amonia dalam limbah cair industri tahu. Damayanti, 2004).
Gas-gas yang biasa ditemukan
PEMBAHASAN dalam limbah tahu adalah gas nitrogen (N2),
Oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S),
LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU amonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan
Tahu merupakan salah satu jenis metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari
makanan yang dibuat dari kedelai. Cara dekomposisi bahan-bahan organik yang
membuat tahu dengan jalan memekatkan terdapat di dalam air buangan
protein kedelai dan mencetaknya melalui (Herlambang, 2002).
proses pengendapan protein dengan atau Herlambang (2002) menuliskan dampak
tanpa penambahan unsur-unsur lain yang yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan
diijinkan. Ditinjau dari segi kesehatan, tahu organik limbah industri tahu adalah
merupakan makanan yang sangat gangguan terhadap kehidupan biotik.
menyehatkan dan memiliki kandungan zat Turunnya kualitas air perairan akibat
yang sangat diperlukan untuk memperbaiki meningkatnya kandungan bahan organik.
gizi masyarakat (Suprapti, 2005; Bahri, Jika konsentrasi beban organik terlalu
2006). tinggi, maka akan tercipta kondisi
Dalam Kristanto (2004) dikatakan bahwa, anaerobik yang menghasilkan produk
limbah atau polutan adalah sisa atau bahan dekomposisi berupa amonia,

3
karbondioksida, asam asetat, hirogen dalam larutan pengaktif HCl 0,1 M selama
sulfida, dan metana. Senyawa-senyawa 48 jam dan ditiriskan, kemudian dicuci
tersebut sangat toksik bagi sebagian besar dengan aquades sampai netral. Ampas kopi
hewan air, dan akan menimbulkan yang telah diaktivasi dioven untuk
gangguan terhadap keindahan (gangguan mengurangi kadar airnya terlebih dahulu,
estetika) yang berupa rasa tidak nyaman selanjutnya bahan tersebut dimasukkan
dan menimbulkan bau. kedalam muffle furnace pada suhu 350oC
Konsentrasi amonia yang tinggi selama 3,5 jam. Setelah proses pengarangan
pada permukaan air akan menyebabkan selesai ampas kopi dibiarkan dingin dan
kematian ikan, udang, dan binatang air disimpan dalam desikator.
lainnya yang terdapat pada perairan
tersebut Kadar ammonia yang tinggi pada KARAKTERISASI ARANG AKTIF
air sungai menunjukkan adanya Arang aktif ampas kopi dikarakterisasi
pencemaran, akibatnya rasa air sungai untuk mengetahui kualitasnya meliputi
kurang enak dan berbau.Pada air minum rendemen, kadar air, kadar abu dan daya
kadar amonia harus nol dan pada air sungai serap terhadap iodium. Arang aktif dari
di bawah 0,5 mg/L.Amoniak cair dapat ampas kopi bisa dikatakan dapat memenuhi
menyebabkan kulit melepuh seperti luka standar mutu arang aktif jika sesuai dengan
bakar dan juga dapat menyebabkan iritasi SNI No. 06-3730 (1995). Penetapan
pada kulit, mata dan saluran pernafasan. rendemen arang aktif bertujuan untuk
Bahkan bisa menyebabkan mual, muntah, mengetahui jumlah arang aktif yang
dan pingsan.Penggunaan amoniak dalam dihasilkan setelah melalui proses
waktu yang lama dapat menyebabkan karbonisasi (Pujiarti dan Gentur, 2005).
penyakit kanker karena amoniak bersifat Penetapan kadar air bertujuan untuk
karsinogenik atau bahan yang dapat mengetahui sifat higroskopis arang aktif.
menimbulkan kanker. Apabila kadar air yang diperoleh relatif
kecil, maka hal tersebut menunjukkan
ARANG AKTIF DARI AMPAS KOPI bahwa kandungan air terikat bahan baku
Kopi termasuk bahan organik yang dapat yang dikarbonisasi lebih dahulu keluar
dibuat menjadi arang aktif/adsorben atau sebelum diaktivasi (Pujiarti dan Gentur,
bahan penyerap (Sugiharto,1987). Ampas 2005). Kadar air yang tinggi dapat
kopi adalah bahan yang murah dan mudah menurunkan mutu arang aktif karena dapat
didapatkan serta dapat digunakan untuk mengurangi daya serap terhadap gas atau
mengurangi kadar amonia, nitrit dan nitrat cairan. Halangan molekul-molekul lain
dalam limbah cair industri tahu. Arang aktif untuk masuk semakin besar dengan
merupakan suatu padatan berpori yang semakin besarnya molekul air di dalam
dihasilkan dari bahan yang mengandung karbon aktif (Sutawati dalam Sari, 2007).
karbon dengan pemanasan pada suhu Penetapan kadar abu arang aktif
tinggi. Semakin luas permukaan bertujuan untuk mengetahui kandungan
arang aktif maka daya adsorpsinya semakin oksida logam dalam arang aktif. Kadar abu
tinggi (Sembiring dan Sinaga, 2003). yang tinggi dapat menurunkan mutu arang
Ampas kopi dapat digunakan sebagai bahan aktif karena semakin tinggi kadar abu maka
untuk membuat arang aktif. Selanjutnya semakin banyak pula kandungan bahan
arang aktif tersebut digunakan untuk anorganik yang terdapat dalam bahan tinggi
menurunkan kadar amonium. (Pujiarti dan Gentur, 2005).
Uji iod merupakan parameter untuk
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI mengetahui kemampuan arang aktif dalam
AMPAS KOPI menyerap molekul-molekul dengan berat
Ampas kopi dikeringkan dengan dijemur di molekul kecil dan zat dalam fasa cair.
bawah sinar matahari kemudian direndam Semakin tinggi angka iod maka semakin

4
baik arang aktif dalam menyerap molekul Gambar 1. Kurva Penentuan Waktu Kontak
yang kecil atau zat dalam fasa cair Optimum Arang Aktif dari Ampas Kopi
(Cheremissinoff, 1987). terhadap Penurunan Kadar Amonia, Nitrit
dan Nitrat Limbah Cair Industri Tahu
Standar mutu arang aktif menurut SNI Gambar 1 menunjukkan bahwa penyerapan
No. 06-3730 (1995) oleh arang aktif dengan ukuran partikel 100
Parameter Syarat mutu arang aktif mesh mencapai optimum pada waktu
SNI No. 06-3730-1995 kontak 30 menit. Pada waktu kontak 1-30
Rendemen - menit terjadi penurunan kadar amonia,
Kadar Air Maksimal 15% nitrit dan nitrat yang signifikan. Arang yang
Kadar Abu Maksimal 2,5% sudah diaktifkan permukaannya menjadi
Daya Serap Minimal 750mg/g lebih luas karena telah bebas dari deposit
Terhadap hidrokarbon dan pori-porinya telah terbuka
Iodium sehingga mampu mengadsorpsi amonia,
PENENTUAN WAKTU KONTAK nitrit dan nitrat (Lubis dan Nasution, 2002).
OPTIMUM ARANG AKTIF DARI Pada waktu kontak 60 menit terjadi
AMPAS KOPI TERHADAP penurunan nilai adsorpsi. Hal ini
PENURUNAN KADAR AMONIA, disebabkan pori-pori arang aktif telah jenuh
NITRIT, DAN NITRAT LIMBAH atau telah tertutup oleh adsorbat sehingga
INDUSTRI CAIR TAHU arang aktif tidak mampu lagi menyerap
Waktu kontak optimum merupakan adsorbat.
waktu pengocokan campuran arang aktif Penurunan nilai adsorpsi terjadi secara terus
dengan limbah cair tahu, dimana terjadi menerus pada waktu kontak 90 menit dan
penurunan kadar amonia pada limbah cair 120 menit. Penurunan nilai adsorpsi yang
industri tahu paling besar. Pengocokan terjadi secara terus menerus setelah
dimaksudkan untuk memberi kesempatan mencapai waktu kontak optimum
pada partikel arang aktif untuk menunjukkan bahwa arang aktif ampas
bersinggungan dengan senyawa serapan kopi mengalami desorpsi yaitu melepaskan
(Sembiring dan Sinaga, 2003). kembali sampel limbah yang telah
Berdasarkan penelitian Irmanto (2009) diadsorpsi karena arang aktif ampas kopi
adsorpsi amonia, nitrit dan nitrat limbah telah jenuh oleh sampel limbah cair tahu.
cair industri tahu oleh arang aktif dari Apabila waktu pengocokan diperpanjang,
ampas kopi pada variasi waktu kontak 1, maka arang aktif yang telah menyerap
10, 30, 45, 60, 90, 120 menit mencapai amonia, nitrit, dan nitrat secara optimum
optimum pada waktu kontak 30 menit akan dilepas kembali ke dalam larutan
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. (limbah cair tahu). Hal ini disebabkan arang
aktif mempunyai kapasitas serap
maksimum dalam menyerap amonia, nitrit
dan nitrat. Adsorpsi yang terjadi pada arang
aktif dengan limbah cair tahu merupakan
adsorpsi fisik. Peristiwa adsorpsi pada
arang aktif terjadi karena adanya gaya Van
der Walls yaitu gaya tarik-menarik
intermolekuler antara molekul padatan
dengan solut yang diadsorpsi lebih besar
daripada gaya tarik-menarik sesama solut
itu sendiri di dalam larutan, maka solut
akan terkonsentrasi pada permukaan
padatan. Adsorpsi jenis ini tidak bersifat
site spesific, dimana molekul yang

5
teradsorpsi bebas untuk menutupi seluruh Pada proses penurunan kadar amonia selain
permukaan padatan (Adamsons, 1976). terdapat proses adsorpsi, persentase total
penurunan kadar amonia dengan
PENENTUAN pH OPTIMUM ARANG menggunakan adsorben arang aktif dari
AKTIF DARI AMPAS KOPI ampas kopi yang diperoleh juga dibantu
TERHADAP PENURUNAN KADAR oleh proses dekomposisi bahan organik
AMONIA LIMBAH CAIR INDUSTRI oleh mikroorganisme. pH netral
TAHU memungkinkan kehidupan biologis limbah
Kondisi pH yang baik adalah berjalan dengan baik, dibandingkan pada
kondisi pH dimana masih memungkinkan pH asam maupun basa sehingga
kehidupan biologis di dalam air berjalan memungkinkan proses dekomposisi bahan
baik (Sugiharto, 1987). Nilai pH ini penting organik limbah berjalan dengan baik. Hal
untuk dipertimbangkan karena dapat tersebut menyebabkan bahan organik yang
mempengaruhi proses dan kecepatan reaksi terlarut dalam limbah menjadi berkurang.
kimia di dalam air (Karim, 2007). Air Mikroorganisme juga memanfaatkan bahan
limbah dengan pH yang tidak netral akan organik untuk pertumbuhannya.
menyulitkan proses biologis. Penentuan pH Mikroorganisme membutuhkan nutrisi
optimum dilakukan pada berbagai variasi khususnya protein dan karbohidrat untuk
pH limbah cair industri tahu yaitu pH 4, 5, tumbuh. Bahan organik merupakan sumber
6, 7, 8, 9 dan 10 dengan menggunakan energi dan bahan makanan bagi
waktu kontak optimum 30 menit. mikroorganisme yang terdapat dalam
Pengaturan pH asam dilakukan dengan cara limbah karena bahan organik menyediakan
penambahan larutan NaOH 0,1 N dan karbon sebagai sumber energi untuk
pengaturan pH basa dilakukan dengan cara tumbuh sehingga pada pH netral diperoleh
penambahan larutan HCl 0,1 N. persentase penurunan kadar amonia yang
Analisis amonia dalam limbah cair tahu optimum.
ditentukan menggunakan metode Nessler. Bahan organik berupa protein yang
Metode Nessler terdiri dari suatu analisa terdapat dalam limbah cair industri tahu
kimiawi dengan menggunakan alat terdekomposisi menjadi amonia dengan
spektrofotometer. Reagen Nessler K2HgI4 bantuan mikroorganisme pengurai yang
bereaksi dengan NH3 dalam larutan yang terdapat dalam limbah cair industri tahu.
bersifat basa, sesuai dengan reaksi berikut. Pada kondisi aerobik amonia teroksidasi
menjadi nitrit, kemudian nitrit dioksidasi
2 K2HgI4 + NH3 + 3 KOH ↔ IHgNHHgOH + 7KI lagi menjadi nitrat sehingga senyawa kimia
+ 2 H 2O yang paling banyak ditemukan adalah
Reaksi menghasilkan larutan berwarna nitrat. Pada proses adsorpsi, nitrat paling
kuning-coklat yang mengikuti hukum banyak teradsorpsi pada pori-pori arang
Lambert-Beer. Intensitas warna yang aktif ampas kopi dibandingkan dengan
terjadi berbanding lurus dengan konsentrasi amonia dan nitrit sehingga persentase
NH3 yang ada dalam sampel, yang penurunan kadar nitrat yang diperoleh
kemudian ditentukan secara cukup tinggi.
spektrofotometris. Penambahkan larutan Salah satu langkah yang dapat dilakukan
basa dan ZnSO4 pada analisa Nessler agar dapat diperoleh persentase penurunan
berfungsi untuk mencegah gangguan ion kadar amonia yang tinggi diantaranya
Ca, Mg, Fe dan Sn yang dapat dilakukan aerasi terhadap limbah cair
menimbulkan kekeruhan. Analisis kadar industri tahu agar bakteri nitrifikasi dapat
nitrit dan nitrat ditentukan secara tumbuh dengan baik. Mikroba nitrifikasi
spektrofotometri (Alaerts dan Santika, adalah mikroba aerobik, oleh karena itu
1974). ketersediaan oksigen terlarut sangat
dibutuhkan untuk menunjang kehidupan

6
bakteri nitrifikasi (Jenie dan Rahayu, 1993). Carbon Adsorption Handbook. An
Semakin banyak bakteri yang terdapat Arbor Science Publisher Inc.
dalam limbah semakin banyak pula Michigan.
material organik dalam limbah cair industri
tahu yang terdekomposisi sehingga dapat
diperoleh persentase penurunan kadar Herlambang, Arie.2006. Pencemaran Air
amonia, nitrit dan nitrat yang tinggi. dan Strategi Penanggulangannya. JAI
Vol.2 No. 1.
SIMPULAN
Akibat dari limbah cair Industri Irmanto,Suyata.2009. Penurunan Kadar
sangat dirasakan dampaknya oleh Amonia, Nitrit, dan Nitrat Limbah Cair
masyarakat sekitar. Hal tersebut Industri Tahu Menggunakan Arang
dikarenakan limbah cair industri tahu Aktif dari Ampas Kopi, Vol. 4. No. 2.
menghasilkan limbah organik seperti November, 2009 : 105 – 114
amonia yang sangat berbahaya bagi biota
air. Dilihat dari segi kesehatan, akibat dari Jenie, B. S. L. dan W. P. Rahayu. 1990.
menggunakan air yang mengandung Penanganan Limbah Industri Pangan.
amonia adalah dapat memicu mual-mual, Kanisius. Yogyakarta.
dan jika dikonsumsi dalam waktu yang
lama akan mengakibatkan tumbuhnya Lubis, S. dan R. Nasution. 2002.
penyakit kanker karena amonia bersifat Pemanfaatan Limbah Bubuk Kopi
karsinogenik. sebagai Adsorben pada Penurunan
Kopi termasuk bahan organik yang Kadar Besi (Fe anorganik) dalam Air
dapat dibuat menjadi arang aktif/adsorben Minum. Jurnal Natural, Volume 2,
atau bahan penyerap (Sugiharto,1987). No. 2, September 2002:12-16.
Ampas kopi adalah bahan yang murah dan
mudah didapatkan serta dapat digunakan Nurhasan, A. dan B. B. Pramudyanto.
untuk mengurangi kadar amonia, nitrit dan 1997. Pengolahan Air Buangan Tahu.
nitrat dalam limbah cair industri tahu. Yayasan Bina Karta Lestari dan
Berdasarkan hal tersebut, maka Wahana Lingkungan Hidup Indonesia,
ampas kopi dapat dijadikan sebagai solusi Semarang dan Wahana Lingkungan
bagi permasalahan amonia yang merupakan Hidup Indonesia, Semarang.
limbah cair industri tahu.
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1996.
KEPUSTAKAAN Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press.
Adamsons, W.A. 1976. Physical Jakarta.
Chemistry of Surface. Interscience.
New York. Pujiarti. R dan J. P. Gentur Sutapa. 2005.
Mutu Arang Aktif dari Limbah Kayu
Alaerts, G dan S. S. Santika. 1984. Metode Mahoni (Switenia macrophylla King).
Penelitian Air. Usaha Nasional. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu tropis
Surabaya. Vol 3. No. 2. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta. (on-line).114
Bahri, S. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan
Air (Azolla) untuk Pengolahan Limbah Sari, D M. 2007. Pemanfaatan Ampas Tebu
Cair Industri Tahu di Desa Bandarjaya sebagai Bahan Arang Aktif untuk
Kecamatan Terbanggi Besar Lampung Menurunkan Kadar BOD, COD, TSS
Tengah.Semarang: Unila. Limbah Cair Industri Tekstil. Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Cheremisinoff dan A. C. Moressi. 1978. Jenderal Soedirman Purwokerto

7
Sembiring, M. T. dan T. S. Sinaga. 2003.
Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya).

Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06


3730. 1995. Syarat Mutu Arang Aktif
Indonesia. Departemen Perindustrian.
Jakarta.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan


Air Limbah. UI Press. Jakarta.

Suprapti, L., 2005, “ Pembuatan Tahu”,


Teknologi Pengolahan Pangan, Kanisius,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai