Disusun oleh:
Naila Zahratul Hikmah (15030184045)
Eva Yunita (15030184048)
Pratiwi Hidayatul Fitri (15030184097)
Diah Rahmawati (15030184101)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah dalam bidang apapun sangat penting untuk dipelajari. Sebab melalui
sejarah, kita dapat mempelajari berbagai pengetahuan dan ilmu. Dari sejarah, kita dapat
mempelajari keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai, cara pencapaian, cara
mengatasi hambatan, dan hal-hal lainnya. Dari keberhasilan itu tidak jarang tercipta
keberhasilan baru, sebagai pelengkap atau penyempurnanya. Sejarah fisika sangat
penting sekali untuk dipelajari, terutama dalam hubungannya dengan kegiatan
pembelajaran fisika di sekolah. Karena dengan pengetahuan sejarah yang banyak yang
tentunya berkaitan dengan fisika, itu akan sangat memudahkan seorang guru dalam
mengajar muridnya. Jadi, murid-murid tidak akan cepat bosan dan itu akan membuat
mereka merasa tertarik, karena itu akan menambah pengetahuan mereka dan mereka
bisa belajar dengan santai, tanpa harus menguras otak untuk berpikir. Sehingga mereka
tidak akan beranggapan kalau fisika itu adalah pelajaran yang sangat membosankan dan
hanya mengandalkan rumus saja, tanpa perlu mengetahui konsep-konsep apa saja yang
terkandung dalam rumus-rumus tersebut. Semua murid itu perlu untuk mempelajari atau
mengetahui semua sejarah yang berkaitan dengan fisika, karena dengan mengetahui
banyak sejarah, pengetahuan mereka akan bertambah luas, dan bahkan mungkin dari
sejarah-sejarah tersebut mereka bisa menemukan penemuan-penemuan baru yang
mungkin bisa memperbaiki penemuan-penemuan sebelumnya.
Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun sekitar
2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk
memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus
berkembang sampai sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di
dalam bidang dunia benda, matematika dan filosofi, namun juga melalui teknologi,
membawa perubahan ke dunia sosial masyarakat. Revolusi ilmu yang berlangsung
terjadi pada sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi batas antara pemikiran purba
dan lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut ke tahun 1900 yang menandakan
mulai berlangsungnya era baru (era fisika modern). Untuk memahami karakteristik
periode fisika modern maka disusunlah makalah ini.
2. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik diantaranya
adalah teori kinetik belum memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika, karena model
atom seperti bola kecil dianggap masih belum cukup untuk menentang anggapan
mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya beberapa ilmuwan
menolak untuk mengakuinya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak
mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian seperti ini tidak dapat
diubah lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini.
Fisika modern ini ditandai dengan pemikiran-pemikiran baru oleh para ilmuwan
fisika, dimana pemikiran baru ini lebih luas dari pemikiran di zaman fisika klasik.
Dengan kelamahan-kelemahan fisika klasik, fisika modern mampu mengembangkan
dan menjawab berbagai permasalahan yang tidak terjawab oleh pemikiran fisika klasik.
1. Relativitas Khusus
Hasil percobaan Michelson Morley tidak dapat dijelaskan melalui Fisika Klasik. Maka
Einstein mengemukakan dua postulat relativitas khusus:
Hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam
semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap
lainnya.
Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak
bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
2. Efek Compton
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi
yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih
mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan
sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang
dikenal sebagai efek Compton. Jika seberkas sinar-X ditembakkan ke sebuah elektron
bebas yang diam, sinar-X akan mengalami perubahan panjang gelombang dimana
panjang gelombang sinar-X menjadi lebih besar.
Gejala ini dikenal sebagai efek Compton, sesuai dengan nama penemunya, yaitu
Arthur Holly Compton.Sinar-X digambarkan sebagai foton yang bertumbukan dengan
elektron (seperti halnya dua bola bilyar yang bertumbukan). Elektron bebas yang diam
menyerap sebagian energi foton sehingga bergerak ke arah membentuk sudut terhadap
arah foton mula-mula. Foton yang menumbuk elektron pun terhambur dengan
sudut θ terhadap arah semula dan panjang gelombangnya menjadi lebih besar.
Perubahan panjang gelombang foton setelah terhambur. Dimana m adalah massa diam
elektron, c adalah kecepatan cahaya, dan h adalah konstanta Planck.
Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika,
karena model atom seperti bola kecil itu dianggap masih belum cukup kelihatannya
menentang anggapan mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya
memang demikian, beberapa ilmuwan menolak untuk mengakui adanya, sebab atom
berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari
partikel lain. Pendirian begini tidak dapat dirubah lagi dan telah cukup memuaskan pada
periode ini. Mekanika, bunyi, panas, dan mekanika statistika, elektromagnetik, dan
optik semuanya telah mendapat perumusan yang baik dan akibat-akibatnya telah
dikuatkan dengan bermacam-macam cara. Beberapa ahli memperlihatkan bahwa fisika
telah selesai sama sekali, hanya tinggal cara memberi pengukuran yang lebih teliti
dengan bermacam-macam konstanta fisika.
Akan tetapi kepuasan ini belum waktunya, karena praktis tiap-tiap cabang ilmu
fisika itu diperlihatkan dalam abad ke-20 yang memerlukan peninjauan fundamental
kembali. Pembatasan-pembatasan yang diberikan ternyata telah membukakan jalan
kepada seseorang untuk memperoleh fenomena-fenomena dalam skala atom yang
memberikan indikasi bahwa atom itu lebih kompleks daripada yang dipikirkan selama
abad ke-19, misalnya spektrum atom menunjukkan kebingungan yang kompleks. Garis-
garis dalam spektrum itu telah dapat diukur dengan teliti. Seperti pada atom hidrogen
dan logam-logam alkali, Balmer dan Rydberg telah dapat menentukan frekuensi-
frekuensi dengan hukum empirisnya yang lebih teliti. Tidak seorangpun dalam tahun
1900-an mempunyai ide, mengapa atom-atom itu mempunyai spektrum semacam itu,
meskipun beberapa ahli fisika mencoba tanpa berhasil untuk menerangkannya dengan
model klasik. Beberapa observasi selama abad ke-19 menyatakan bahwa atom itu
mempunyai struktur dalam yang bersifat listrik.
Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-drop (1909) saat itu
dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron. Rober Millikan melakukan
percobaan tersebut dengan menyimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya
listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada di antara dua buah pelat elektroda.
Dengan mengetahui besarnya medan listrik, muatan pada tetes minyak yang dijatuhkan
(droplet) dapat ditentukan. Dengan mengulangi eksperimen ini sampai beberapa kali, ia
menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu kelipatan dari suatu bilangan yang
sama. Ia lalu menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah muatan dari 1 elektron =
1.602 × 10−19 coulomb (satuan SI untuk muatan listrik).
Tahun 1923, Millikan mendapat sebagian hadiah Nobel bidang fisika akibat
percobaannya ini. Eksperimen ini sejak saat itu sering kali dicoba dari generasi ke
generasi dari siswa-siswa bidang fisika, walaupun demikian agak sulit dan mahal untuk
melakukan eksperimen ini dengan tepat. Istilah fisika modern diperkenalkan karena
banyaknya fenomena-fenomena mikroskopis dan hukum-hukum baru yang ditemukan
sejak tahun 1890. Fenomena mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat
dilihat secara langsung, seperti elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli
fisika telah mencoba memecahkan persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi
dengan fisika klasik. Namun, tidak berhasil menerangkan fenomena-fenomena tersebut.
Karena itu para ahli fisika mencari ilmu dan model-model lain yang baru. Dengan
didapatnya teori-teori baru yang daat menerangkan fenomena-fenomena mikroskopis
itu, maka fisika telah memperluas ilmu ke arah yang lebih jauh lagi.
Meskipun mekanika klasik hampir cocok dengan teori klasik lainnya seperti
elektrodinamika dan termodinamika klasik, ada beberapa ketidaksamaan ditemukan di
akhir abad 19 yang hanya bisa diselesaikan dengan fisika modern. Khususnya,
elektrodinamika klasik tanpa relativitas memperkirakan bahwa kecepatan cahaya adalah
relatif konstan dengan Luminiferous aether, perkiraan yang sulit diselesaikan dengan
mekanik klasik dan yang menuju kepada pengembangan relativitas khusus. Ketika
digabungkan dengan termodinamika klasik, mekanika klasik menuju ke paradoks Gibbs
yang menjelaskan entropi bukan kuantitas yang jelas dan ke penghancuran ultraviolet
yang memperkirakan benda hitam mengeluarkan energi yang sangat besar.
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-
bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk
menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Pada tahun
1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa
energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton. Pada tahun 1913, Niels
Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom hidrogen, lagi dengan menggunakan
kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan teorinya tentang gelombang
benda.
Interpretasi banyak dunia diformulasikan oleh Hugh Everett pada tahun 1956.
Teori Kromodinamika kuantum diformulasikan pada awal 1960-an. Teori yang kita
kenal sekarang ini diformulasikan oleh Polizter, Gross and Wilzcek pada tahun 1975.
Pengembangan awal oleh Schwinger, Peter Higgs, Goldstone dan lain-lain. Sheldon Lee
Glashow, Steven Weinberg dan Abdus Salam menunjukan secara independen bagaimana
gaya nuklir lemah dan elektrodinamika kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya
lemah elektro.
Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan apa yang terjadi di level
mikroskopik, misalnya elektron di dalam atom. Atom biasanya digambarkan sebagai
sebuah sistem di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar nukleus
(yang bermuatan listrik positif). Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah elektron
berpindah dari energi level yang lebih tinggi (misalnya n=2) ke energi level yang lebih
rendah (misalnya n=1), energi berupa sebuah cahaya partikel, foton, dilepaskan:
E = hv
di mana
E adalah energi (J),
h adalah tetapan Planck, h = 6,63 x 10-34 (Js)
v adalah frekuensi dari cahaya (Hz).
Beberapa tokoh yang kami ungkapkan disini adalah tokoh yang banyak pengaruhnya
terhadap fisika modern, diantaranya:
Kemudian, dalam tahun 1905, gagasannya yang sudah ada dalam pikirannya
bertahun-tahun ketika ia harus memusatkan perhatiannya untuk pekerjaan lain berbuah
menjadi tiga makalah pendek. Gagasan ini telah mengubah pikiran bukan hanya dalam
bidang fisika melainkan juga dalam peradaban modern ini.
Suatu pemikiran yang belum tepecahkan sampai sekarang yang diwariskan oleh
Albert Einstein sampai ajalnya datang menjemput, yaitu menemukan teori medan
terpadu yang menyatukan medan gravitasi dan elektromagnetisme dalam suatu rumus
atau hukum.
Max Planck dilahirkan di Kiel dan belajar di Munich dan Berlin. Seperti banyak
ahli fisika, ia seorang pemain musik yang baik, selain itu ia juga senang mendaki
gunung. dalam tahun 1900, setelah 6 tahun ia bekerja di Universitas Berlin, Planck
mendapatkan bahwa kunci pemahaman radiasi benda hitam ialah anggapan bahwa
pemancaran dan penyerapan radiasi terjadi dalam kuantum energi hv. Penemuan yang
menghasilkan hadiah Nobel dalam tahun 1918 ini, sekarang dianggap sebagai tonggak
dari fisika modern. Selama bertahun-tahun Max Planck sendiri menyangsikan kenyataan
fisis dari kuantum energi ini. Walaupun selama Hitler berkuasa Max Planck tetap ada di
Jerman, ia memperotes perlakuan Nazi pada ilmuwan Yahudi dan sebagai akibatnya ia
harus melepaskan kedudukannya sebagai Presiden Institute Kaiser Wilhelm. Setelah
perang dunia kedua, Institute itu diberi nama Planck dan ia kembali menjabat
kedudukan presiden sampai akhir hayatnya.
3. Arthur Holly Compton (1892 – 1962)
Sewaktu pecah Perang Dunia II, banyak ilmuwan Jerman yang ramai-ramai
pergi dari Jerman karena ingin menghindari Nazi dan Hitler. Heisenberg membuat
keputusan yang sangat mengejutkan rekan-rekan fisikawan saat itu. Ia bertekad untuk
menetap di Jerman. Keterikatannya dengan alam Jerman telah membuatnya begitu
mencintai tanah airnya itu. Ternyata keputusannya ini membuatnya terpaksa bekerja
untuk pemerintah Jerman dalam usaha membuat bom atom. Entah kenapa, fisikawan
jenius ini tidak pernah berhasil membuat bom atom tersebut dan malah dikalahkan oleh
para fisikawan di Amerika. Padahal timnya dibantu juga oleh salah satu penemu reaksi
fisi nuklir, Otto Hahn. Ada gosip yang mengatakan bahwa Heisenberg sengaja
bergabung dengan tim peneliti Jerman itu supaya bisa melakukan sabotase agar Nazi
tidak bisa memenangkan perang. Heisenberg bahkan sempat diciduk ke kamp
konsentrasi Nazi karena dikira berkhianat.Setelah lepas dari kamp konsentrasi
Heisenberg kembali menekuni fisika teori dan menghasilkan karya kontroversial yang
membuatnya sangat terkenal: Prinsip Ketidakpastian Heisenberg atau Heisenberg’s
Uncertainty. Pendekatan tidak biasa yang dilakukannya membuat teorinya ini tidak
begitu saja diterima oleh dunia fisika saat itu. Begitu banyak yang menentang teori ini,
sampai-sampai Heisenberg sempat menangis karenanya. Keteguhannya berhasil
membuat teorinya ini diterima, bahkan menjadi sangat populer. Ia juga banyak
menerima penghargaan bergengsi selain Nobel. Pada tanggal 1 Februari 1976 Werner
Heisenberg yang sakit kanker meninggal dunia di rumahnya di Munich.
Pengaruh dari penemuan tersebut telah dan sedang mengubah pandangan dunia
(World view) kita. Eksperimen mekanika kuantum selalu menghasilkan penemuan yang
tidak dapat diprediksi atau dijelaskan oleh fisika Newton. Tetapi meski fisika Newton
tidak mampu menjelaskan fenomena realitas mikroskopis, ia tetap dapat menjelaskan
fenomena makroskopis dengan baik (walalupun sesungguhnya realitas makroskopis
tersusun oleh realitas mikroskopis).Perbedaan fundamental antara fisika klasik dan
kontemporer. Fisika klasik berasumsi ada eksternal world yang terpisah dari diri kita.
Fisika klasik kemudian juga beranggapan bahwa kita dapat mengamati, mengkalkulasi,
dan mengira-ngira dunia luar tersebut tanpa merubahnya. Menurut fisika klasik, dunia
luar tersebut tidak berbeda dengan diri dan kebutuhan-kebutuhan kita.Kita juga dapat
menunjukkan bahwa cahaya mirip partikel sekaligus mirip gelombang dengan
Hamburan Compton. Mirip sebelumnya untuk mengetahui sifat partikel dari cahaya
digunakan efek fotolistrik, dan menunjukkan cahaya mirip gelombang dengan
eksperimen celah ganda-ganda. Teori relativitas memperkirakan bahwa kecepatan
cahaya adalah relatif konstan dan setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan
khusus yang bukan merupakan kerangka acuan universal.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Sejarah dalam bidang apapun sangat penting untuk dipelajari. Misalnya belajar
tentang sejarah fisika, ini sangat penting sekali terutama dalam hubungannya dengan
pembelajaran di sekolah. Sebab melalui sejarah fisika, kita dapat mempelajari berbagai
pengetahuan dan ilmu. Dari sejarah fisika, kita dapat mempelajari keberhasilan-
keberhasilan yang telah dicapai para ilmuan-ilmuan sebelumnya, bagaimana cara
mereka mencapai penemuan-penemuannya, cara mereka mengatasi hambatan, dan hal-
hal lainnya. Dari keberhasilan itu tidak jarang tercipta keberhasilan baru, sebagai
pelengkap atau penyempurnanya. Jadi, selain kita mempelajari materi-materi tentang
fisika, kita juga perlu mengetahui konsep-konsep yang terkandung dalam materi
tersebut dengan cara mempelajari sejarah fisika. Dan semakin banyak kita mempelajari
tentang sejarah, baik itu sejarah fisika atau sejarah-sejarah lainnya, itu akan membuat
pengetahuan kita betambah luas dan memungkinkan kita untuk menimbulkan ide-ide
baru.
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/download/link/makalah-sejarah-fisika-abad-19
https://rikadiantoro.wordpress.com/2013/04/03/tugas-sejarah-perkembangan-fisika/
http://zulva.web.unej.ac.id/latar-belakang-munculnya-fisika-modern/