TINJAUAN PUSTAKA
A. Kontrasepsi
1. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha
usaha itu dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanent. (wiknjosastro
hanifa : 2008)
Menurut BKKBN Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat
didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya konsepsi atau pembuahan. Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat
berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan
sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina
dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk
membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun
ke rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus
dalam keadaan siap untuk menerima nidasi.
2. Syarat-syarat kontrasepsi yang ideal
Tidak satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien,
karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi
setiap klien. Namun, secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal dalah
sebagai berikut :
a. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila di gunakan.
b. Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat
mencegah terjadinya kehamilan.
c. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan
budaya di masyarakat.
d. Terjangkau harganya oleh masyarakat.
e. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali
kesuburannya kecuali untuk kontrasepsi mantap. (wiknjosastro hanifa, 2008)
3. Pemilihan Metode Kontrasepsi
Sebelum menetepkan suatu metode kontrasepsi, individu atau pasangan
suami istri, mula-mula harus memutuskan apakah mereka ingin menerapkan
program Keluarga Berencana. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi keputusan ini,
antara lain :
a. Faktor sosial-budaya : tren saat ini tentang jumlah keluarga; dampak jumlah
keluarga tempat individu tumbuh dan berkembang terhadap individu tersebut;
pentingnya memiliki anak laki-laki di mata masyarakat karena akan meneruskan
nama keluarga.
b. Faktor pekerjaan dan ekonomi : kebutuhan untuk mengalokasi sumber-sumber
ekonomi untuk pendidikan atau sedang memulai suatu pekerjaan; kemampuan
ekonomi untuk menyediakan calon anak-anaknya dengan makanan,pakaian,
tempat berlindung
c. Faktor keagamaan : pembenaran terhadap prisip-prinsip pembatasan keluarga
dan konsep dasar tentang keluarga berencana oleh semua agama.
d. Faktor hukum : peniadaan semua hambatan hukum untuk pelaksanaan keluarga
berencana sejak diberlakukannya undand-undang negara connectitut tentang
pembatasan penggunaan semua alat kontrasepsi yang bertujuan mencegah
konsepsi dinyatakan tidak sesuai konstitusi oleh majelis tertinggi pada tahun
1965.
e. Faktor fisik : kondisi yang tidak bisa membuat wanita hamil karena alasan
kesehatan.
f. Faktor hubungan : stabilitas hubungan, masa krisis dan penyesuaian yang
panjang dengan hadirnya anak
g. Faktor psikologis : kebutuhan untuk memiliki anak untuk dicintai dan mencintai
orang tuanya, pemikiran bahwa kehamilan dianggap bukti bahwa kita dicintai.
h. Status kesehatan saat ini dan riwayat genetik : adanya keadaan atau kemungkinan
munculnya kondisi atau penyakit yang dapat ditularkan kepada bayi (misalnya
HIV/AIDS).
4. Metode kontrasepsi
Menurut hartanto hanafi metode kontrasepsi terdiri dari :
a. Metode sederhana
1) Kontrasepsi tanpa alat
a) Kb alamiah yang terdiri dari : pantang berkala, metode kalender, metode suhu
basal, metode lendir serviks, metode simpto termal.
b) Coitus interrupter.
2) Kontrasepsi dengan alat
a) Mekanis (barrier)
(1) Kondom pria
(2) Inal Barrier intra vaginal yang terdiri dari diafragma, kap serviks,
spons, kondom wanita.
b) Kimiawi
Spermisid yang terdiri dari : vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly,
vaginal suppositoria, vaginal tablet, vaginal soluble film.
b. Metode modern
1) Kontrasepsi hormonal
a) Peroral
(1) Pil oral kombinasi
(2) Mini pil
(3) Morning after pil
b) Suntikan
DMPA, NET-ET, Microspheres, Microcapsule
c) Implant
2) Intra uterine devices (IUD/AKDR)
3) Kontrasepsi mantap
a) Pada wanita
(1) Penyinaran
(a) Radiasi sinar X, cobalt
(b) Sinar laser
(2) Operatif (MOW)
(3) Penyumbatan tuba fallopi secara mekanis
(a) Penjepitan tuba fallopi
(b) Solid plugs
(4) Penyumbatan tuba fallopi secara kimiawai
b) Pada pria
(1) Operatif ( MOP) vasektomi
(2) Penyumbatan vans defferens secara mekanis
(3) Penyumbatan vans defferens secara mekanis
B. Kontrasepsi Implant
1. Pengertian
Implant atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi
yang terdiri dari 6 kapsul kecil yang berisi 36 mg progestational levonorgestrel
denag diameter ± 2,4 mm. (manuaba I Gde: 1998)
Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel
yang dibungkus dalam kapsul silistic-silicone dan disusukkan di bawah kulit.
Jumlah kapsul yang disusukkan sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul
panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestel. Setiap hari sebanyak 30 mcg
levonorgestrel dilepasklan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul.
Levonorgestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB dan pada
AKDR yang bioaktif.
3. Mekanisme kerja
a. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.
b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok
untuk implantasi zygote.
c. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4. Keuntungan metode KB Implant :
a. Dipasang selama 5 tahun
b. Kontrole medis ringan
c. Dapat dilayani di daerah pedesaan
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Tidak mengganggu kegiatan senggama
f. Tidak mengganggu ASI
g. Penyulit medis tidak terlalu tinggi
h. Biaya ringan
i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
8. efek samping
efek samping norplant antara lain :
a. Gangguan pola haid seperti terjadinya spotting, perdarahan haid memanjang
atau lebih sering berdarah(metrorrhagia), amenore.
b. Mual-mual
c. Anoreksia,
d. Pening
e. Sakit kepala
f. Perubahan pada libido dan berat badan
2. Paritas
Paritas adalah jumlah kelahiran bayi yang aterm yaitu umur kehamilan >
37 mg (bayi tunggal atau kembar) yang dianggap telah mampu bertahan hidup
(viable) di luar kandungan yang pernah dialami. Dengan kata lain paritas adalah
banyaknya bayi yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik dalam keadaan hidup
atau lahir mati. (Wiknjosastro Hanifa : 2002).
Indeks kehamilan resiko tinggi untuk paritas adalah sebagai berikut
(Mochtar Rustam : 1998) :
a. Primi para adalah seorang wanita hamil yang pernah melahirkan bayi hidup
untuk pertama kalinya.
b. Multi para adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali
c. Grande multi para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan 6 kali atau
lebih, bayi hidup atau mati.
Pada umumnya paritas yang tinggi (> 3 kali ) merupakan salah satu faktor
resiko bagi seorang wanita/ibu untuk hamil dan melahirkan. Hal tersebut di jelaskan
bahwa setiap kehamilan akan menyebabkan kelainan-kelainan pada uterus.
Kehamilan berulang-ulang (> 3 kali) dapat menyebabkan perubahan pembuluh
darah pada tempat inplantasi sehingga mengganggu aliran darah ke endomentrium,
serta kelainan yang lain yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
Idealnya seorang wanita atau ibu untuk hamil dan melahirkan adalah 2 kali
selama hidupnya khususnya pada usia reproduksi sehat karena pada masa tersebut
seorang wanita/ibu secara biologis dan psikologis dalam keadaan sehat dan optimal
untuk menjalani proses kehamilan dan persalinan. Hal ini seiring dengan program
pemerintah dalam mensukseskan tujuan KB nasional untuk mewujudkan keluarga
kecil bahagia dan sejahtera yang berorientasi pada catur warga (ayah,ibu dan 2
orang anak).
3. Pendidikan
Pendidikan adalah peroses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses,
perbuatan dan cara mendidik. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses
belajar yang di tempuh oleh seseorang dengan tujuan untuk meningkatkan
kemajuan intelektual secara formal. Usaha pendidikan dilakukan secara sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang
berlangsung seumur hidup. Semakin banyak pengetahuan mengenai cara hidup
sehat yang diperoleh akan canderung diterapkan dalam kehidupan.
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi dengan demikian akan meningkatkan motivasi untuk menunda atau
membatasi kelahiran. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wanita semakin
mudah mencerna dan mengerti informasi yang di peroleh khususnya tentang
pengertian dan manfaat kontrasepsi sehingga dapat merencanakan kehamilan dan
persalinan dengan baik.