Referat Postterm
Referat Postterm
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
berlangsung lebih dari 42 minggu (294 hari) sejak hari pertama siklus haid
definisi yang dianut dan kriteria yang dipergunakan dalam menentukan usia
kehamilan.
Penentuan usia kehamilan menjadi salah satu pokok penting dalam penegakan
marupakan hal yang penting karena semakin lama janin berada di dalam uterus
maka semakin besar pula resiko bagi janin ataupun neonatus untuk mengalami
haid terakhir (HPHT) hanya memiliki tingkat akurasi ±30 persen, kini dengan
adanya pelayanan USG maka usia kehamilan dapat ditentukan lebih tepat,
janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu atau lebih berat badannya
meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada yang lahir dengan berat badan
1
obstetri modern karena terjadi peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi.
Sementara itu, risiko bagi ibu dengan kehamilan postterm dapat berupa
Sampai saat ini, masih belum ada ketentuan dan kesepakatan yang pasti
pada pengelolaan kehamilan postterm adalah perkiraan usia kehamilan yang tidak
selalu dapat ditentukan dengan tepat sehingga janin bisa saja belum matur
menyulitkan kita untuk menentukan apakah janin akan terus hidup atau sebaliknya
yang berlarut-larut akan sangat merugikan bayi postmatur. Oleh sebab itu, masih
menjadi kontroversi sampai saat ini apakah pada kehamilan postterm langsung
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama siklus haid terakhir
dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama siklus haid terakhir
(HPHT).
karena ibu tidak ingat kapan tanggal HPHT yang pasti, selain itu penentuan saat
ovulasi yang pasti juga tidak mudah, terdapat pula faktor-faktor yang
ibu dan sebagainya. Dengan adanya pemeriksaan USG terutama pada trisemester
I, usia kehamilan dapat ditentukan lebih tepat , dengan penyimpanagn hanya lebih
3
2.2 EPIDEMIOLOGI
dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama siklus haid terakhir
dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama siklus haid terakhir
(HPHT).
karena ibu tidak ingat kapan tanggal HPHT yang pasti, selain itu penentuan saat
ovulasi yang pasti juga tidak mudah, terdapat pula faktor-faktor yang
ibu dan sebagainya. Dengan adanya pemeriksaan USG terutama pada trisemester
I, usia kehamilan dapat ditentukan lebih tepat dengan penyimpangan hanya lebih
2.3 ETIOLOGI
Penyebab pasti dan poses terjadinya kehamilan postterm sampai saat ini
masih belum diketahui dengan pasti. Teori-teori yang pernah diajukan untuk
4
1. Teori progesteron. Berdasarkan teori ini, diduga bahwa terjadinya
hamil pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu fakor penyebab
anensefalus atau hipoplasia adrenal, tidak adanya kelenjar hipofisis janin akan
terjadi pada keadaan tidak terdapatnya tekanan pada ganglion servikalis dari
keadaan kelainan letak, tali pusat pendek, dan masih tingginya bagian terbawah
janin.
dalam hasil penelitiannya bahwa seorang ibu yang pernah mengami kehamilan
postterm akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan postterm
5
menyatakan bahwa bilamana seorang ibu mengalami kehamilan postterm saat
2.4 PATOFISIOLOGI
peningkatan kejadian gawat janin dengan risiko 2-4 kali lebih tinggi. Penurunan
fungsi plasenta dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasenta
spiralis dan infark villi. Selapot vaskulosinsial menjadi tambah tebal dan
glukosa, asam amino, lemak dan gamma globulin mengalami gangguan sehingga
6
2. Oligohidramnion
amnion. Jumlah cairan amnion mencapai puncak pada usia kehamilan 38 minggu,
yaitu sekitar 1000 ml dan menurun menjadi sekitar 800 ml pada usia kehamilan
480 ml, 250 ml, hingga 160 ml pada usia kehamilan 42, 43, dan 44 minggu.
hambatan aliran darah (resistance index/RI) arteri renalis janin sehingga dapat
oligohidramnion. Oleh sebab itu, evaluasi volume cairan amnion pada kasus
kompresi tali pusat. Pada persalinan postterm, keadaan ini dapat menyebabkan
sehingga menjadi lebih kental dan keruh. Hal ini terjadi karena lepasnya vernik
kaseosa dan komposisi fosfolipid. Pelepasan sejumlah badan lamellar dari paru-
menjadi 4:1 atau lebih besar. Selain itu, adanya pengeluaran mekonium akan
mengakibatkan cairan amnion menjadi hijau atau kuning dan meningkatkan risiko
7
Estimasi jumlah cairan amnion dapat diukur dengan pemeriksan USG. Salah
satu metode yang cukup populer adalah pengukuran diameter vertikal dari
kantung amnion terbesar pada setiap kuadran dari 4 kuadran uterus. Hasil
anmion (Amnionic Fluid Index/AFI). Bila nilai AFI telah turun hingga 5 cm atau
Berat janin. Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta, maka
terjadi penurunan berat janin. Namun, seringkali pula plasenta masih dapat
berfungsi dengan baik sehingga berat janin bertmbah terus sesuai bertambahnya
umur kehamilan. Risiko persalinan bayi dengan berat lebih dari 4000 gram pada
Selain risiko pertambahan berat badan yang berlebihan, janin pada kehamilan
postterm juga mengalami berbagai perubahan fisik khas disertai dengan gangguan
kulit menjadi keriput, dan hilangnya vernik kaseosa dan lanugo. Keadaan ini
lainnya yaitu; rambut panjang, kuku panjang, serta warna kulit kehijauan atau
8
a. Stadium 1 : Kulit kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa
2.5 DIAGNOSIS
karena kekeliruan dalam menentukan usia kehamilan. Oleh sebab itu, pada
lamanya kehamilan menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan karena semakin
lama janin berada di dalam uterus maka semakin besar pula risiko bagi janin dan
1. Riwayat haid
berdasarkan HPHT dapat ditegakkan sesuai dengan definisi yang dirumuskan oleh
berlangsung lebih dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama
Permasalahan sering timbul apabila ternyata HPHT ibu tidak akurat atau tidak
bisa dipercaya. Menurut Mochtar et al, jika berdasarkan riwayat haid, diagnosis
kehamilan postterm memiliki tingkat keakuratan hanya ±30 persen. Riwayat haid
9
dapat dipercaya jika telah memenuhi beberapa kriteria, yaitu: (a) ibu harus yakin
betul dengan HPHT-nya; (b) siklus 28 hari dan teratur, (c) tidak minum pil anti
asumsi bahwa kehamilan akan berlangsung selama 280 hari (40 minggu) dari hari
kesalahan karena sangat bergantung kepada keakuratan tanggal HPHT dan asumsi
bahwa ovulasi terjadi pada hari ke-14 siklus menstruasi. Padahal, ovulasi tidak
selalu terjadi pada hari ke-14 siklus karena adanya variasi durasi fase folikular,
yang bisa berlangsung selama 7-21 hari. Oleh sebab itu, pada ibu yang memiliki
siklus 28 hari, masih ada kemungkinan ovulasi terjadi setelah hari ke-14 siklus.
minggu.
Gerak janin. Gerak janin pada umumnya dirasakan ibu pada umur kehamilan
10
sedangkan pada multigravida pada 16 minggu. Keadaan klinis yang ditemukan
ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20
menit, atau secara obyektif dengan CTG kurang dari 10 kali/20 menit.
Denyut Jantung Janin (DJJ). Dengan stetoskop Laennec DJJ dapat didengar
mulai umur kehamilan 18-20 minggu, sedangakn dengan Doppler dapat terdengar
kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan
sebagai berikut:
stetoskop Laennec.
setiap bulan. Lebih dari 20 minggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan umur
11
kehamilan melalui pemeriksaan USG memiliki tingkat keakuratan yang lebih
length) adalah ± 4 hari dari taksiran persalinan. Pada usia kehamilan antara 16-26
dibanding metode HPHT maupun USG trimester I dan II. Pemeriksaan sesaat
setelah trisemester III dapat dipakai untuk menentukan berat janin, keadaan air
pada trimester III memiliki tingkat variabilitas yang tinggi sehingga tingkat
kesalahan estimasi usia kehamilan pada trimester ini juga menjadi tinggi. Tingkat
USG trimester III bahkan bisa mencapai ± 3,6 minggu. Keakuratan penghitungan
usia kehamilan pada trimester III saat ini sebenarnya dapat ditingkatkan dengan
7
melakukan pemeriksaan MRI terhadap profil air ketuban.
12
5. Pemeriksaan laboratorium
a. Sitologi cairan amnion. Pengecatan nile blue sulphate dapat melihat sel
lemak dalam cairan amnion. Apabila jumlah sel yang mengandung lemak
apabila jumlahnya mencapai 50% atau lebih, maka usia kehamilan 39 minggu
atau lebih.
kehamilan 41-42 minggu, ACTA berkisar antara 45-65 detik sedangkan pada usia
kehamilan >42 minggu, didapatkan ACTA <45 detik. Bila didapatkan ACTA
pada usia kehamilan sekitar 22-28 minggu adalah sama (1:1). Pada usia kehamilan
±32 minggu, perbandingannya menjadi 1,2:1 dan pada kehamilan genap bulan
menjadi 2:1. Pemeriksaan ini tidak dapat dipakai untuk menentukan kehamilan
mempunyai sensitivitas 755. Perlu diingat bahwa kematangan serviks tidak dapat
13
2.6 PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini pengelolaanya masih belum memuaskan dan masih banyak
postterm antara lain karena pada beberapa penderita, usia kehamilan tidak selalu
dapat ditentukan dengan tepat sehingga janin bisa saja belum matur sebagaimana
yang diperkirakan. Selain itu, saat usia kehamilan mencapai 42 minggu, pada
Bishop rendah sehingga tingkat keberhasilan induksi menjadi rendah. Oleh karena
memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan pemakaian salah satu variabel
saja. Secara umum, tes ini membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Variabel
yang digunakan dalam penilaian profil biofisik adalah; (a) tes tanpa beban (non-
stress test/NST), (b) gerak nafas janin, (c) gerakan janin, (d) tonus janin, dan (e)
volume cairan amnion. Setiap variabel diberikan skor 2 bila normal dan skor 0
14
bila abnormal. Oleh sebab itu, seorang janin sehat akan memiliki skor 10 pada
dari batang otak. Menurut hipotesis, denyut jantung janin yang tidak berada dalam
keadaan asidosis akibat hipoksia ataupun depresi saraf akan mengalami akselerasi
akselerasi denyut jantung akibat gerakan janin akan meningkat seiring dengan
Penggunaan NST memiliki tujuan yang berbeda dengan tes beban kontraksi
tes untuk mengetahui kondisi janin sedangkan OST digunakan untuk menilai
fungsi uteroplasenta. Sampai saat ini, NST adalah tes utama yang paling sering
Salah satu fenomena menarik dari gerakan pernafasan janin adalah gerakan
dinding dada yang paradoks (paradoxical chest wall movement). Pada janin,
dinding perut mengembung. Hal ini berkebalikan dengan proses inspirasi yang
terjadi pada neonatus dan orang dewasa. Gerakan ini dihubungkan dengan
15
Beberapa peneliti telah mencoba melakukan penelitian mengenai adanya
keterkaitan antara gerakan nafas janin melalui pemeriksaan USG dengan proses
evaluasi kesejahteraan janin. Oleh karena gerakan nafas janin terjadi secara
episodik, maka interpretasi hasil tes pada saat tidak ditemukan gerakan nafas
menjadi tidak dapat dipercaya. Patrick dkk melakukan penelitian observasi selama
menunjukkan bahwa pada janin normal pun bisa saja tidak ditemukan gerakan
nafas bahkan sampai 122 menit lamanya. Penelitian ini mengindikasikan bahwa
observasi yang panjang. Oleh sebab itu, untuk menilai kesejahteraan janin,
Aktivitas pasif janin tanpa rangsangan sebenarnya sudah mulai ada sejak
minggu ke-7 dan akan menjadi lebih kompleks serta terkoordinasi pada akhir
kehamilan. Bahkan setelah minggu ke-8 usia kehamilan, gerakan janin tidak
pernah berhenti dengan waktu lebih dari 13 menit. Namun demikian, ibu hamil
baru bisa merasakan pergerakan janin pertama kali sekitar usia kehamilan 18-20
dibedakan dengan sensasi abdomen lainnya seperti gerakan usus. Antara minggu
ke-20 sampai ke-30, gerakan tubuh umum menjadi lebih teratur dan janin mulai
16
gerakan janin terus berlanjut sampai sekitar 36 minggu, saat sikap tubuh normal
kehamilan 20 minggu, pergerakan janin rata-rata adalah sekitar 200 gerakan per
kehamilan, yaitu ± 500 gerakan per 12 jam. Setelah itu, pergerakan menjadi
kurang dirasakan setelah minggu ke-36 karena janin tumbuh dan volume cairan
pada kehamilan aterm mungkin juga disebabkan oleh pertambahan waktu tidur
janin seiring dengan makin maturnya janin. Keadaan ini merupakan hal yang
ekstremitas atau tubuh janin, yang dilanjutkan dengan gerakan kembali ke posisi
fleksi. Tonus janin dapat juga dinilai dengan melihat gerakan jari-jari tangan yang
janin juga dianggap normal apabila jari-jari tangan terlihat mengepal terus selama
30 menit pemeriksaan.
antepartum pada kehamilan yang memiliki risiko kematian janin. Pelaksanaan tes
17
menurunkan aliran darah ginjal janin, menurunkan produksi urin janin, dan pada
dengan cara menilai indeks cairan amnion (amniotic fluid index/AFI). Penilaian
dengan indeks ini dilakukan dengan cara menambahkan ukuran kedalaman dari
setiap kantung vertikal terbesar pada tiap kuadran uterus. Bila nilai AFI telah
oligohidramnion.
Metode lain adalah dengan cara mengukur salah satu kantung cairan amnion
vertikal yang terbesar (single deepest pocket). Menurut pemeriksaan ini, volume
didapatkanlah skor profil biofisik dari janin yang dinilai kesejahteraanya. Skor
profil biofisik yang didapatkan berkisar antara nilai minimal 0 dan maksimal 10.
18
Tabel 2.1 Penilaian Skor Profil Biofisik
19
Pengeloloaan secara ekpetatif dipertahankan selama 1 minggu dengan
pemantauan secara berkala. Apabila timbul suatu masalah seperti kegawatan janin
2. Induksi persalinan
Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum
kontraksi uterus. Pematangan serviks adalah tindakan farmakologik atau cara lain
adalah untuk keselamatan ibu dan anak, tetapi walaupun dilakukan dengan
terencana dan hati-hati, kemungkinan untuk menimbulkan risiko terhadap ibu dan
menggunakan skor Bishop. Skor ini dinilai berdasarkan lima faktor yang
keberhasilan induksi persalainan. Lima faktor yang diperiksa adalah (1) dilatasi
20
Tabel 2.3 Pelviks skor menurut Bishop
Bishop) karena akan mempengaruhi tindakan induksi. Apabila skor bishop > 5
maka di induksi dengan infus oksitosin,tetapi bila skor bishop ≤ 5 maka diberikan
sudah >5 maka dilanjutkan infus oksitosin, namun apabila setelah 6 jam masih
sama atau ≤ 5 maka dilanjutkan misoprostol dengan cara pemberian yang sama.
Bila dalam 6 jam kemudian belum inpartu maka dilanjutkan infus oksitosin.
Oksitosin adalah zat yang paling sering digunakan untuk induksi persalinan
dalam bidang obstetri. Oksitosin mempunyai efek yang poten terhadap otot polos
uterus dan kelenjar mammae. Kepekaan terhadap oksitosin meningkat pada saat
secara titrasi ternyata efektif dan banyak dipakai. Titrasi ini biasanya dilakukan
21
dilarutkan dalam 1000 cc larutan Ringer laktat. Rejimen ini akan menghasilkan
(Cunningham, et al., 2010)
kadar oksitosin 10-20 mU/mL. Terdapat berbagai macam
tidak didapatkan his yang adakuat, maka indusi tak perlu lagi dilanjutkan.
Pemberian dengan dosis yang lebih besar akan menyebabkan ikatan oksitosin
atau hipertonik. Selain itu, dapat juga muncul efek antidiuretik sehingga
didapatkan kontraksi uterus yang adekuat, yaitu his sekitar 3 kali dalam 10 menit
pada situasi klinik pasien yang bersangkutan. Pada tahap awal, harus dilakukan
22
postterm yang diperberat dengan komplikasi oligohidramnion harus dilakukan
penelitian memiliki hasil yang berbeda-beda. Chauhan dkk yang dikutip dari
(Cunningham, et al., 2010), melakukan penelitian terhadap lebih dari 10.500 ibu
hamil yang memiliki nilai AFI intrapartum <5 cm dibandingkan dengan kontrol
yang memiliki nilai AFI >5 cm. Menurut hasil penelitian didapatkan bahwa risiko
seksio sesarea atas indikasi gawat janin pada kelompok oligohidramnion lebih
tinggi 2 kali lipat. Selain itu, risiko janin dengan skor APGAR 5 menit dibawah 7
pada kelompok ini lebih tinggi 5 kali lipat. Hasil penelitian Divon dkk yang
dikutip dari Cunningham et al, (2010) juga menyatakan bahwa hanya ibu paturien
Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi janin
mencakup:
kegawatan janin
23
d. Cegah terjadinya aspirasi mekonium dengan segera mengusap wajah
mekonium.
24
2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu seperti korioamnionitis, laserasi
perineum, perdarahan post partum, endomiometritis dan penyakit tromboemboli.
Komplikasi terjadi pada bayi seperti hipoksia, hipovolemia, asidosis, sindrom
gawat nafas, hipoglikemia, hipofungsi adrenal.
25
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
terhitung sejak hari pertama siklus haid terakhir (HPHT) menurut rumus
kehamilan postterm
26
DAFTAR PUSTAKA
187-189
America:321-322
27